ARTI PENTING artikel dalam SEJARAH

ARTI PENTING SEJARAH
Posted on 21 Oktober 2010by Habiby

Setiap bangsa pasti memiliki sejarahnya sendiri. Tetapi hanya
sebagian kecil dari seluruh bangsa di dunia ini yang mengerti dan
memahami sejarahnya. Oleh karena itu, kesadaran sejarah pada
suatu masyarakat hendaknya mendapat perhatian, sehingga
masing – masing individu dalam suatu masyarakat sadar dan
memahami
akan
perjalanan
sejarah
bangsanya
sendiri.
Kesadaran sejarah merupakan suatu dimensi historis, dimensi itu
memuat konsepsi waktu yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh
manusia yang berbudaya, karena hanya manusia yang bebudayalah
yang dapat mengenal waktu, baik waktu yang obyektif maupun
subyektif. Waktu yang obyektif adalah waktu yang dapat didasari
bersama dan dapat diakui oleh orang lain. Sedangkan waktu
subyektif adalah waktu yang bersifat internal dan di pengaruhi oleh

emosi.
Kesadaran sejarah dapat dalami perorangan yang tercermin di
dalam memori. Namun, yang lebih penting adalah kesadaran
sejarah bersifat kolektif (kelompok), yaitu suatu bentuk pengalaman
bersama suatu masyarakat sebagai ungkapan reaksi mereka kepada
situasi, baik suatu kebudayaan, politik maupun ekonomi pada masa
satu ke masa lain. Misalnya pertumbuhan bangsa indonesia, produk
dari pengalaman masyarakat indonesia pada masa lampau yang
kemudian menciptakan situasi kebersamaan dalam meraih tujuan
bangsa, yaitu Indonesia merdeka.
Peristiwa – peristiwa atau kejadian yang dialami oleh suatu
masyarakat atau suatu bangsa di masa lampau merupakan
pengalaman sejarah yang sangat penting dan berharga bagi bangsa
tersebut. Bahkan tokoh – tokoh masyarakat menganjurkan kepada
kita untuk belajar dari masa lampau, agar dapat menyongsong
keberhasilan di masa kemudian hari. Presiden pertama Republik
Indonesia, Ir. Soekarno dalam salah satu pidatonya berpesan pada
seluruh rakyat Indonesia agar “Jangan sekali – sekali melupakan
sejarah”, dan selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan “Jas
Merah”.


PENGERTIAN MASA PRA-AKSARA (PRASEJARAH)
Zaman pra-aksara/prasejarah adalah suatu zaman atau
masa kehidupan manusiasebelum mengenal tulisan atau masa
sebelum ada tulisan.
Zaman prasejarah disebut juga ''zaman nirlekha'' (nir = tidak ada,
lekha = tulisan/aksara).
Untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah di
Indonesia, diperlukan bantuan beberapa cabang ilmu pengetahuan,
antara lain:


Paleontologi, ilmu yg mempelajari tentang fosil.


Paleontropologo, ilmu yg mempelajari asal usul dan evolusi
manusia dengan mempergunakan fosil manusia sebagai bahan
penemuan.

Geologi, ilmu yg mempelajari ciri2 lapisan bumi serta

perubahan perubahannya.

Antropologi, yg mempelajari tentang peradaban manusia dari
bentuk yg paling sederhana sampai ketingkat yg lebih maju.

Arkeologi, ilmu yg mempelajari peninggalan2 sejarah dan
purba kala untuk menyusun kembali kehidupan manusia dan
masyarakat masa lampau.

Geografi, ilmu yg mempelajari keberadaan bumi sebagai
tempat berpijaknya manusia di dalam menjalani kehidupannya, dan
lain lain.
Zaman prasejarah tidak meninggalkan bukti tertulis, tetapi
hanya meninggalkan benda benda hasil kebudayaan. Umur
peninggalan budaya itu dapat diketahui melalui cara:

Tipologi, merupakan cara penentuan usia benda peninggalan
budaya berdasarkan bentuk tipe dari peninggalan itu. Semakin
sederhana bentuk peninggalan budaya manusia itu. Maka usianya
semakin tua.


Stratigrafi, merupakan cara penentuan usia benda
peninggalan budaya berdasarkan lapisan tanah tempat benda itu di
temukan, semakin kebawah lapisan tanah tempat penemuan benda
peninggalan budaya manusia, maka semakin tua usianya.

Kimiawi, merupakan cara menentukan usia benda
peninggalan budaya manusia berdasarkan unsur2 kimia yg di
kandung oleh benda tersebut

SUMBER2 YG DI GUNAKAN UNTUK MENGETAHUI KEHIDUPAN
ZAMAN PRASEJARAH
Sumber/peninggalan yang di gunakan untuk mengetahui
kehidupan zaman prasejarah, yang utama fosil dan arterak.

Fosil
Fosil adalah tulang belulan manusia, hewan, dan tumbuhan yg
telah membatu. Fosil yg dapat yg dapat memberi petunjuk
kehidupan manusia purba disebutfosil pandu.



Arterak

Arterak adalah alat alat atau perkakas yg dipakai oleh manusia
purba untuk menunjang kehidupannya. Contoh: kapak persegi,
kapak lonjong, kapak corong, dan lain lain

PENGERTIAN PRASEJARAH
Zaman Prasejarah (praaksara) sering disebut juga Zaman Nirleka,
artinya yaitu zaman dimana manusia belum mengenal tulisan, (nir)
artinya tidak dan (leka) artinya tulisan/aksara. Permulaan zaman ini
tuh belum diketahui secara pasti. Namun berdasarkan teori yang
dikemukakan oleh R.Soekmono dapat diketahui bahwa batasan
zaman prasejarah diawali dengan kehadiran makhluk sejenis
manusia disuatu daerah dan berakhir saat sudah ditemukannya
sumber tertulis.
Manusia muncul di bumi tuh sekitar 3 jta tahun yang lalu loh.
Tepatnya pada masa plestosin. Pada masa ini keadaan bumi masih
ber ubah-ubah. Perubahan ini terjadi karena naik turunnya suhu
udara dan panas dingin.

PEMBAGIAN ZAMAN PRASEJARAH
1.
Zaman Arkhaikum Arkhaikum adalah zaman tertua atau
zaman permulaan dalam perkembangan bumi. Ada yang
mengatakan bahwa berusia 2.500 juta tahun yang lalu ada juga
yang mengatakan 1 milyar tahun yang lalu. Pada masa ini keadaan
bumi belum setabil dan belum ada tanda-tanda kehidupan.
2.
Zaman Palaezoicum , yaitu zaman hidup tertua yang
berlangsung kira-kira 340 juta tahun. Zaman ini sudah ada
kehidupan, yakni dimulai adanya binatang kecil yang tidak
bertulang belakang, jenis ikan, ampibi, dan reptil.
3.
Zaman mesozoikum, yaitu zaman hidup pertengahan yang
berlangsung kira-kira 140 juta tahun. Zaman ini ditandai dengan

munculnya jenis reptil raksasa, seperti dinosaurus (panjangnya 12
meter) dan atlantasaurus (panjangnya 30 meter). Selain itu, jenis
burung dan binatang menyusui pun telah berkembang.
4.

Zaman neozoikum atau kainozoikum, yaitu zaman hidup
baru yang berlangsung kira-kira 60 juta tahun yang lalu zampai
sekarang. Zaman ini terbagi ke dalam:
a. zaman tertair, yaitu zaman semakin berkembangnya binatang
menyusui, sedangkan reptil besar mulai punah. Jenis kera dan keramanusia sudah ada pada akhir zaman ini
b. zaman quartair, yaitu zaman adanya manusia di atas
permukaan bumi. Zaman ini dibagi ke dalam pleistosen yang
berlangsung kira-kira 600.000 tahun dan zaman holosen
berlangsung kira-kira 20.000 tahun yang lalu hingga sekarang ini.
Jenis manusia purba telah muncul pada zaman neozoikum. Manusia
merupakan makhluk hidup yang muncul paling terakhir di dunia.
Sebelumnya, dunia ini telah dihuni oleh makhluk-makhluk seperti
hewan menyusui dan jenis kera atau kera-manusia. Selain itu,
sebelumnya pun telah muncul jenis reptil purba seperti dinosaurus
dan atlantasaurus. Hewan raksasa ini ada yang menjadi pemakan
tumbuhan dan ada juga yang menjadi pemakan daging. Jenis hewan
seperti ini pada jutaan tahun yang lalu telah punah.

BERDASARKAN HASIL BUDAYANYA
1. KEBUDAYAAN BATU TUA (PALAEOLITHIKUM)

Pada masa ini kehidupan masih berpindah-pindah. Ciri- cirinya yaitu:
Jenis alat yang digunakan kapak genggam, kapak primbas, dan alatalat serpih.
a. Kapak Perimbas
Kapak ini terbuat dari batu, tidak memiliki tangkai, digunakan
dengan cara menggengam. Dipakai untuk menguliti binatang,
memotong kayu, dan memecahkan tulang binatang buruan. Kapak
perimbas banyak ditemukan di daerah-daerah di Indonesia,
termasuk dalam Kebudayaan Pacitan. Kapak perimbas dan kapak
genggam dibuat dan digunakan oleh jenis manusia purba
Pithecantropus.

Kapak Perimbas (Sumber: Encarta
Encyclopedia)
b. Kapak Genggam
Kapak genggam memiliki bentuk hampir sama dengan jenis kapak
penetak dan perimbas, namun bentuknya jauh lebih kecil. Fungsinya
untuk membelah kayu, menggali umbi-umbian, memotong daging
hewan buruan, dan keperluan lainnya. Pada tahun 1935,
peneliti Ralph von Koenigswald berhasil menemukan sejumlah
kapak genggam di Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Karena

ditemukan di Pacitan maka disebut Kebudayaan Pacitan.

Kapak Genggam
(Sumber: Encarta
Encyclopedia)

c. Alat-alat Serpih (Flakes)
Alat-alat serpih terbuat dari pecahan-pecahan batu kecil, digunakan
sebagai alat penusuk, pemotong daging, dan pisau. Alatalat serpih
banyak ditemukan di daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, masih
termasuk Kebudayaan Ngandong.

Alat-alat serpih (Sumber: Encarta
Encyclopedia)
d. Perkakas dari Tulang dan Tanduk
Perkakas tulang dan tanduk hewan banyak ditemukan di daerah
Ngandong, dekat Ngawi, Jawa Timur. Alat-alat itu berfungsi sebagai
alat penusuk, pengorek, dan mata tombak. Oleh peneliti arkeologis
perkakas dari tulang disebut sebagai Kebudayaan Ngandong. Alatalat serpih dan alat-alat dari tulang dan tanduk ini dibuat dan
digunakan oleh jenis manusia purba Homo Soloensis dan Homo

Wajakensis.

Alat-alat dari Tulang dan
Tanduk Hewan. (Sumber:
Sejarah
Nasional Indonesia)

2. KEBUDAYAAN BATU MADYA (MESOLITHIKUM)
Kebudayaan batu madya ditandai oleh adanya usaha untuk lebih
menghaluskan perkakas yang dibuat. Dari penelitian arkeologis
kebudayaan batu madya di Indonesia memiliki persamaan
kebudayaan dengan yang ada di daerah Tonkin, Indochina
(Vietnam). Diperkirakan bahwa kebudayaan batu madya di
Indonesia berasal dari kebudayaan di dua daerah yaitu Bascon dan
Hoabind. Oleh karena itu pula kebudayaan dinamakan Kebudayaan

Bascon Hoabind. Hasil-hasil kebudayaan Bascon Hoabind, antara
lain berikut ini.
a. Kapak Sumatra (Pebble)
Bentuk kapak ini bulat, terbuat dari batu kali yang dibelah dua.

Kapak genggam jenis ini banyak ditemukan di Sepanjang Pantai
Timur Pulau Sumatera, antara Langsa (Aceh) dan Medan.

Kapak Sumatera
(Sumber: Indonesian
Heritage)
b. Kapak Pendek (Hache courte)
Kapak Pendek sejenis kapak genggam bentuknya setengah
lingkaran. Kapak ini ditemukan di sepanjang Pantai Timur Pulau
Sumatera.
c. Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark, Kjokken berarti
dapur dan modding artinya sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah
sampah dapur berupa kulit-kulit siput dan kerang yang telah
bertumpuk selama beribu-ribu tahun sehingga membentuk sebuah
bukit kecil yang beberapa meter tingginya. Fosil dapur sampah ini
banyak ditemukan di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera.
d. Abris sous roche
Abris sous roche adalah gua-gua batu karang atau ceruk yang
digunakan sebagai tempat tinggal manusia purba. Berfungsi
sebagai tempat tinggal.

Abris sous roche.
e. Lukisan di Dinding Gua

Lukisan di dinding gua terdapat di dalam abris sous roche. Lukisan
menggambarkan hewan buruan dan cap tangan berwarna merah.
Lukisan di dinding gua ditemukan di Leang leang, Sulawesi Selatan,
di Gua Raha, Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, di Danau Sentani,
Papua.

Lukisan di Dinding Gua
(Sumber: Album Peninggalan Sejarah dan
Purbakala)

3. KEBUDAYAAN BATU MUDA (NEOLITHIKUM)
Hasil kebudayaan zaman batu muda menunjukkan bahwa manusia
purba sudah mengalami banyak kemajuan dalam menghasilkan
alat-alat. Ada sentuhan tangan manusia, bahan masih tetap dari
batu. Namun sudah lebih halus, diasah, ada sentuhan rasa seni.
Fungsi alat yang dibuat jelas untuk pengggunaannya. Hasil budaya
zaman neolithikum, antara lain.

a. Kapak Persegi
Kapak persegi dibuat dari batu persegi. Kapak ini dipergunakan
untuk mengerjakan kayu, menggarap tanah, dan melaksanakan
upacara. Di Indonesia, kapak persegi atau juga disebut beliung
persegi banyak ditemukan di Jawa, Kalimantan Selatan, Sulawesi,
dan Nusatenggara.

Kapak persegi
(Sumber: Sejarah Nasional Indonesia
dan Umum)
b. Kapak Lonjong

Kapak ini disebut kapak lonjong karena penampangnya berbentuk
lonjong. Ukurannya ada yang besar ada yang kecil. Alat digunakan
sebagai cangkul untuk menggarap tanah dan memotong kayu atau
pohon. Jenis kapak lonjong ditemukan di Maluku, Papua, dan
Sulawesi Utara.

Kapak Lonjong
(Sumber: Sejarah Nasional Indonesia
dan Umum)
c. Mata Panah
Mata panah terbuat dari batu yang diasah secara halus. Gunanya
untuk berburu. Penemuan mata panah terbanyak di Jawa Timur dan
Sulawesi Selatan.

Mata Panah

d. Gerabah
Gerabah dibuat dari tanah liat. Fungsinya untuk berbagai keperluan.

Gerabah
(Sumber: IPS
Sejarah)
e. Perhiasan

Masyarakat pra-aksara telah mengenal perhiasan, diantaranya
berupa gelang, kalung, dan anting-anting. Perhiasan banyak
ditemukan di Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
f. Alat Pemukul Kulit Kayu
Alat pemukul kulit kayu digunakan untuk memukul kulit kayu yang
akan digunakan sebagai bahan pakaian. Adanya alat ini,
membuktikan bahwa pada zaman neolithikum manusia pra-aksara
sudah mengenal pakaian.

4. KEBUDAYAAN BATU BESAR (MEGALITHIKUM)
Istilah megalithikum berasal dari bahasa Yunani, mega berarti besar
dan lithos artinya batu. Jadi, megalithikum artinya batubatu besar.
Manusia pra-aksara menggunakan batu berukuran besar untuk
membuat bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai tempat
pemujaan kepada roh-roh nenek moyang. Bangunan didirikan untuk
kepentingan penghormatan dan pemujaan, dengan demikian
bangunan megalithikum berkaitan erat dengan kepercayaan yang
dianut masyarakat pra-aksara pada saat itu. Bangunan
megalithikum tersebar di seluruh Indonesia. Berikut beberapa
bangunan megalithikum.
a. Menhir
Menhir adalah sebuah tugu dari batu tunggal yang didirikan untuk
upacara penghormatan roh nenek moyang. Menhir ditemukan di
Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan.

Menhir
b. Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti mayat yang terbuat dari dua batu yang
ditangkupkan. Peninggalan ini banyak ditemukan di Bali.

Sarkofagus

c. Dolmen
Dolmen adalah meja batu tempat menaruh sesaji, tempat
penghormatan kepada roh nenek moyang, dan tempat meletakan
jenazah. Daerah penemuannya adalah Bondowoso, Jawa Timur.

Dolmen

d. Peti Kubur Batu
Peti Kubur Batu adalah lempengan batu besar yang disusun
membentuk peti jenazah. Peti kubur batu ditemukan di daerah
Kuningan, Jawa Barat.
e. Waruga
Waruga adalah peti kubur batu berukuruan kecil berbentuk kubus
atau bulat yang dibuat dari batu utuh. Waruga banyak ditemukan di
daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.
f. Arca
Arca adalah patung terbuat dari batu utuh, ada yang menyerupai
manusia, kepala manusia, dan hewan. Arca banyak ditemukan di
Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
g. Punden Berundak
Punden berundak-undak merupakan tempat pemujaan. Bangunan
ini dibuat dengan menyusun batu secara bertingkat, menyerupai
candi. Punden berundak ditemukan di daerah Lebak Sibeduk,
Banten Selatan.

Punden berundak (Sumber:
Kompasiana)
5. KEBUDAYAAN ZAMAN LOGAM

Kebudayaan perunggu di Indonesia diperkirakan berasal dari daerah
bernama Dongson di Tonkin, Vietnam. Kebudayaan Dongson datang
ke Indonesia kira-kira abad ke 300 SM di bawa oleh manusia sub
ras Deutro Melayu (Melayu Muda) yang mengembara ke wilayah
Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan zaman logam, antara lain.

a. Nekara
Nekara adalah tambur besar yang berbentuk seperti dandang yang
terbalik. Benda ini banyak ditemukan di Bali, Nusatenggara, Maluku,
Selayar, dan Irian.
b. Moko
Nekara yang berukuran lebih kecil, ditemukan di Pulau Alor,
Nusatenggara Timur. Nekara dan Moko dianggap sebagai benda
keramat dan suci.
c. Kapak Perunggu
Kapak perunggu terdiri beberapa macam, ada yang berbentuk
pahat, jantung, dan tembilang. Kapak perunggu juga disebut
sebagai kapak sepatu atau kapak corong. Daerah penemuannya
Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, dan Irian. Kapak
perunggu dipergunakan untuk keperluan sehar-hari.
d. Candrasa
Sejenis kapak namun bentuknya indah dan satu sisinya panjang,
ditemukan
di
Yogyakarta.
Candrasa
dipergunakan
untuk
kepentingan upacara keagamaan dan sebagai tanda kebesaran.

a) Nekara;
c) Kapak Perunggu;
b) Moko;
d) Candrasa.
(Sumber: Sejarah Nasional Indonesia
dan Umum)
e. Perhiasan Perunggu
Benda-benda perhiasan perunggu seperti gelang tangan, gelang
kaki, cincin, kalung, bandul kalung pada masa perundagian, banyak
ditemukan di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan Sumatera.

Perhiasan Perunggu
(Sumber: Sejarah untuk
SMA)

f. Manik-manik
Manik-manik adalah benda perhiasan terdiri berbagai ukuran dan
bentuk. Manik-manik dipergunakan sebagai perhiasan dan bekal
hidup setelah seseorang meninggal dunia. Bentuknya ada silider,
segi enam, bulat, dan oval. Daerah penemuannya di Sangiran,
Pasemah, Gilimanuk, Bogor, Besuki, dan Buni.

Manik-manik
(Sumber: Sejarah untuk
SMA)
g. Bejana Perunggu
Bejana perunggu adalah benda yang terbuat dari perunggu
berfungsi sebagai wadah atau tempat menyimpan makanan.
Bentuknya bulat panjang dan menyerupai gitar tanpa tangkai.
Benda ini ditemukan di Sumatera dan Madura.

h . Arca Perunggu
Benda bentuk patung yang terbuat dari perunggu menggambar
orang yang sedang menari, berdiri, naik kuda, dan memegang

panah. Tempat-tempat penemuan di Bangkinang (Riau), Lumajang,
Bogor, dan Palembang.
pada zaman logam, manusia sudah dapat membuat peralatan dari
logam yang ternyata lebih kuat dan lebih muda dikerjakan daripada
batu. Bahan logam harus dilebur dulu sebelum dipakai sebagai
bahan pembuatan peralatan manusia. Oleh karena itu pada zaman
logam, kebudayaan manusia sudah lebih tinggi daripada pada
zaman batu. zaman ini terbagi menjadi 2 zaman yaitu:
ZAMAN LOGAM
Zaman Perunggu
Hasil kebudayaan perunggu yang ditemukan di Indonesia adalah
Kapak Corong (Kapak Perunggu), banyak ditemukan di Sumatera
Selatan, Jawa, Balio, Sulawesi dan Kepulauan Selayar dan Irian.
Kegunaannya sebagi alat perkakas. Nekara perunggu(Moko),
bebrbentuk seperti dandang. Banyak ditemukan di daerah :
Sumatera, Jawa Bali, Sumbawa, Roti, Leti, Selayar dan Kep. Kei.
Kegunaan untuk acara keagamaan dan maskawin. Bejana Perunggu,
bentuknya mirip gitar Spanyol tetapi tanpa tangkai. Hanya
ditemukan di Madura dan Sumatera; Arca-arca Perunggu, banyak
ditemukan di Bangkinang(Riau), Lumajang (Jatim)
dan Bogor (Jabar). Perhiasan : gelang, anting-anting, kalung dan
cincin. Kebudayaan Perunggu sering disebut juga sebagi
kebudayaan Dongson-Tonkin Cina karena disanalah Pusat
Kebudayaan Perunggu.
Zaman Besi
Pada masa ini manusia telah dapat melebur besi untuk dituang
menjadi alat-alat yang dibutuhkan, pada masa ini di Indonesia tidak
banyak ditemukan alat-alat yang terbuat dari besi.
Alat-alat yang ditemukan adalah Mata kapak, yang dikaitkan pada
tangkai dari kayu, berfungsi untuk membelah kayu. Mata Sabit,
digunakan untuk menyabit tumbuh-tumbuhan; Mata pisau; Mata
pedang; Cangkul, dll.
Jenis-jenis benda tersebut banyak ditemukan di Gunung Kidul
(Yogyakarta), Bogor, Besuki dan Punung (Jawa Timur).
KEHIDUPAN AWAL MANUSIA PURBA DI INDONESIA
1.

Meganthropus Paleojavanicus
Fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Von
Koenigswald di Sangiran, Lembah Bengawan Solo pada tahun
1936-1941. Meganthropus memiliki badan yang tegap dan rahang
yang besar dan kuat. Merka hidup dengan cara mengumpulkan
makanan.

2.

Pithecanthropus
Fosil Pithecanthropus merupakan fosil yang paling banyak
ditemukan di Indonesia. Mereka hidup dengan cara berburu dan
mengumpulkan makanan. Pithecanthropus terdiri dari berbagai
jenis, yaitu sebagai berikut.

a.

Pithecanthropus Mojokertensis
Fosilnya ditemukan oleh Von Koenigswald di Desa
Perning, Lembah Bengawan Solo Mojokerto, Jawa Timur.
Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5 – 2,25 juta tahun yang
lalu.

b.

Pithecanthropus Robustus
Fosilnya di Temukan oleh Weidenreich dan Von
Koenigswald Pada tahun 1939 diTrinil, Lembah Bengawan Solo.

c.

Pithecanthropus Erectus
Fosilnya ditemukan oleh Eugene Dubois di desa Trinil, Ngawi,
Jawa Timur, pada tahun 1890. Makhluk ini hidup sekitar 1 juta-1,5
juta tahun yang lalu. Makhluk ini berjalan tegak dengan badan
badan yang tegap dan alat pengunyah yang kuat.

3.
a.

Homo
Homo Soloensis
Ditemukan di Ngandong, Blora, Sangiran, dan Sambung
Macan, Sragen, oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von
Koenigswald pada tahun 1931-1933. Diperkirakan hidup sekitar
900.000 tahun – 300.000 tahun yang lalu. Volume otaknya
mencapai 1300 cc.

b.

Homo Wajakensis
Ditemukan oleh Van Riestchoten pada tahun 1889 di Desa
Wajak, Tulungagung.Makhluk ini mempunyai tinggi badan sekitar
130-210 cm, dengan berat badan antara 30-150 kg. Volume otaknya
mencapai 1300 cc, dan hidup antara 40.000-25.000 tahun yang lalu.
Makanannya sudah dimasak meskipun masih sangat sederhana.