Anomali Kemerdekaan RI.

o Senin
2

3
19

4

.

o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o

Selasa

2\J

o .Deb o Mar

6

5

21

OApr

7
22

8
23

OMei

10

9
24

OJun

11

25

OJul

12
26

- --OAgs

13

Minggu

14

27

28

( ) Sep


OOkt

15
29

30

ONov

AmomaliKem~dekaanR1
-:-::=-

Oleh

ASEP

Teu honcewang

---


=

SALAHUDIN

sumoreang

Tekadna pahlawan bangsa
Cadu mundur pan tang mulang
Mun maksud tacan laksana
._

Berjuang keur lemah cai
Lali raN tur tegang pati
Taya basa menta pamulang tarima
Iklas rido keur korban merdeka (Mang Koko)

udah 64 tahun usia kemerdekaan bangsa. Di Gang Pegangsaan Timur, 64 tahun lalu, Soekarno- Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan tekad
yang dipancangkan, yaitu hendak membangun negara baru
dengan nilai-nilai ideal sebagaimana termaktub dalam Pembukaan DUD 1945.Akan dibangun negara modem yangterbebas dari cengkeraman kolonial sekaligus terlepas dari fanatisme genealogi kesukuan.


S

Dalam perjalanan waktu, apa
hendak di kata, bagai pungguk
merindukan bulan, nilai-nilai itu
semakin menjauh dari realitas. Jauh tanah ka langit. Sejarah pengalaman keseharianjustru menampilkan raut berseberangan, mungkin mirip dengan novel Mochtar
Lubis berjudul JaJan Tak Ada
Ujung.
Mengisi kemerdekaan dalam
faktanyatidak semudah yangdibayangkan. Atau boleh jadi semua
hanya menyisakan impian. Indonesia yang diharapkan hanya ada
dalam imajinasi.
Setelah tumbang orde otoritarian negara, Orde Baru, reformasi
seharusnya menjadi pintu masuk
menyambut fajar peradaban yang
lebih menjanjikan. Ternyata, setelah 11 tahun dengan empat kali
pergantian kepemimpinan nasional, lagi-Iagikita menjadi bangsa
yangdihinggapipenyakit lupa.
Kita lupa bahwa yang menyebabkan terpelantingnya kekuasaan Soeharto dan Soekarno adalah

tindakan korup. Namun, anehnya
justru tindakan ini diulangkembaIi, bahkan mengalami desentralisasi dengan menumpang, risalah
otonomi daerah yangdipahami se-

-'---

cara salah kaprah. Masuk akal seandainya Milan Kundera mencatat bahwa perjuangan itu sejatinya
adalah gelora ketika kita merayakan diri untuk terus berperang
melawan lupa.
Kemiskinan
Kemerdekaan yang dahulu diperjuangkan dengan mempertaruhkan nyawa, seperti tampak dalam "Pahlawan (Karatagan Pahlawan)" karya Mang Koko di atas,
yang dulu dijadikan lagu wajib
anak-anak SD di Tatar Pasundan,
tidak pernah kita syukuri dengan
sikap diri yangkokoh untuk bersama-sama membentuk masyarakat
berkeadaban. Syukuran kemerdekaan itu kerap berhenti sebatas artifisial-formalistik yang ujungujull'gnyahanya berupa kemeriahan fisik dan menampilkan gemuruh kenduri material, sementara
substansinya nyaris absen.
Substansi itu minimal diaksentuasikan dalam enam pilar utama,
yaitu penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan jujur, birokrasi yang melayani masyarakat,
penegakan hukum, peresapan rasa

keadilan yang merata kepada semua pihak, pemuliaan hak asasi

---.
Kliping

---

Humos

--

Unpod
-

--

2009--

-


--

-

----------------

fIiI!J!/W

-------_ 81_
_ _ _ ___

',""''if,
_ .-