persiapan kemerdekaan RI 2003

“Larilah tuk mencapai cita dg
akal dan hatimu…….”

Memperse
mbahkan

Materi Pelajaran
IPS

USAHA PERSIAPAN
KEMERDEKAAN INDONESIA

MATERI PELAJARAN
IPS Kelas VIII
Semester Genap

DAFTAR PERISTIWA







KEKALAHAN JEPANG DARI SEKUTU
PEMBENTUKAN BPUPKI
SIDANG SIDANG BPUPKI
PEMBENTUKAN PPKI
SIDANG SIDANG PPKI

Peristiwa Jelang Persiapan Kemerdekaan













Tgl 7 September 1944 PM Kuniaki Koiso mengumumkan Janji pemberian
kemerdekaan kepada Indonesia di kemudian hari.
Sebagai realisasinya , Atas usul Jendral Kumaici Harada maka Tgl 1 Maret
1945 BPUPKI / Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia ( Dokuritsu Junbi Coosakai) dibentuk.
Tgl 8 Mei 1945 di gedung Cuo Sangi In, 67 orang anggota BPUPKI di lantik. 67
org tsb terdiri dari 60 orang dari Indonesia, dan 7 orang dari Jepang , dgn :
– Ketua dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat
– Wakil ketua muda R.P. Suroso dan
– Wakil ketua muda dari Jepang Ichibangse
Tgl 29 Mei - 1 Juni 1945 BPUPKI sidang I : membahas rumusan dasar negara.
Tgl 10 - 16 Juli 1945, BPUPKI sidang ke II membahas batang tubuh UUD
negara.
Tgl 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan & sbg gantinya dibentuk Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI atau Dokuritsu Junbi Inkai) dg
diketuai oleh Ir. Soekarno.
Tgl 6 agustus ‘45 Hirosima di bom & Tgl 9 agustus Nagasaki di bom shg
menyebabkan Jepang tidak berdaya.
Tgl 14 Agustus ‘45 akhirnya Jepang menyerah pd Sekutu.


Arti Penting Sidang BPUPKI
1.

2.

Menyusun & merumuskan Dasar Negara (sidang I )

Pada sidang pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945, Terdpt 3
usulan rancangan dasar negara yaitu Mr. Mohammad Yamin, Prof. Dr. Mr.
Supomo, dan Ir. Soekarno.

1 juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan nama bagi dasar negara Indonesia
yaitu Pancasila, shg 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

Menurut Soekarno, ke 5 asas dari Pancasila bisa diperas menjadi Trisila
atau Tiga Sila yaitu : Sosionasionalisme, Sosiodemokrasi, Ketuhanan yang
berkebudayaan, jika diperas lagi mjd Ekasila yakni sila gotong royong.

Di masa Reses, BPUPKI membentuk Panitia 9 yg diketuai oleh Soekarno


Tgl 22 Juni 1945, Panitia 9 bersidang & menghasilkan Piagam Jakarta/
Jakarta Charter.
Membahas & Menyusun Rancangan UUD (Sidang II)

Sidang BPUPKI II tanggal 10 - 16 Juli 1945, dibahas tentang rancangan
undang-undang dasar (UUD).

BPUPKI membentuk Panitia kecil perancang UUD 1945 yg diketuai Soepomo,
yg akhirnya menyetujjui Piagam Jakarta sbg inti Pembukaan UUD 1945.

Tgl 14 Juli 1945 Panitia Kecil melaporkan hasilnya yakni UUD yg terdiri :
a. Pernyataan Indonesia Merdeka.
b. Pembukaan Undang-Undang Dasar (Preambul).
c. Undang-Undang Dasar (Batang Tubuh).

Usulan Dasar Negara

PIAGAM JAKARTA/JAKARTA CHARTER


• PPKI di bentuk pd tgl 7 Agustus 1945 dengan ketua Ir.Soekarno,
• Jumlah Anggota PPKI awalnya ada 21, kemudian tanpa
sepengatahuan Jepang, ditambah 6 orang, salah satunya Ki Hajar
Dewantoro.
• PPKI bersidang selama 3 kali.
• Tanggal 9 Agustus 1945. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr.
Radjiman Wediodiningrat dipanggil oleh Jenderal Terauchi ke
Dalath (Vietnam Selatan) utk disampakaikan bhw Jepang tlah
memutuskan mempercepat kemerdekaan Indonesia
• PPKI telah selesai melaksanakan tugasnya pada tanggal 22 Agustus
1945, namun baru dibubarkan pada tanggal 29 Agustus 1945
bersamaan dengan pelantikan anggota Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP).

Arti Penting Sidang PPKI

Perbedaan & Kesepakatan Dlm Sidang BPUPKI &
PPKI



Dalam sidang BPUPKI I terdapat dua golongan yang berbeda pendapat. Berikut ini
kedua golongan tersebut.
– Golongan Islam yang menginginkan Indonesia ditegakkan menurut syariat Islam.
– Golongan Nasionalis yang menginginkan Indonesia ditegakkan berdasarkan paham
kebangsaan.





Dalam sidang BPUPKI II muncul perbedaan pendapat mengenai bentuk negara.
Mereka memperdebatkan bentuk negara kerajaan (monarki), negara Islam, negara
federal, dan negara republik. Akhirnya dipilihlah bentuk negara republik.
Dalam sidang PPKI, perdebatan antara golongan nasionalis dan golongan sekuler
muncul kembali. Perbedaan tersebut terutama mengenai sila pertama dalam
rumusan dasar negara.
Golongan Islam menginginkan tetap seperti pada Piagam Jakarta yang berbunyi,
“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya”.
Setelah melalui perdebatan dan demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,
akhirnya semua golongan menerima sila pertama berbunyi “Ketuhanan yang Maha

Esa”

Sekian