Depdiknas Susun Standardisasi Dosen.

~~SEPUTAR
INDONESIA
o Senin o S ?Iasa
123
17

18

o Jan

19

0

Peb

456
20

o Mar


0

21
OApr

o Kamis

~abu
7
22

8

9

23

OMei

0

10

24

JUf11at

11
25

.

..

Sabtu

12

()

13


14

26

OJunOJul . Agso

27
Sep

28

0

'DepdiknasSusun
Stahdardisasi
Dosen
- Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) sedang menyusun standardisasi bagi
dosen yang bekerja di perguruan
tinggi.Aturaniniakandilegalkandalam bentuk peraturan menteri pendidikannasional (permendiknas).

Ketua Badan Standardisasi Na-

sosial. Kompetensi ini meliputi kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomuni.
kasi dan bergaul denganmahasiswa
maupun elemen pendidikan lain
seperti sesama dosen, orang tua,
tenaga kependidikan,
maupun
masyarakat umum. "Penyusunan
aturan itu hampir final. Oktober
2009kamiakanrekomendasikanke
Mendiknas supaya segera menjadi
permendiknas,"papar Mungin.
Sesuai Peraturan Pemerintah

JAKARTA (SI)

sional Pendidikan (BSNP) Mungin
Eddy Wibowo mengatakan, ada

dua hal pokok yang diatur dalam
standardisasi dosen.Standar kuali.
fikasi dan kompetensi. "Aturan ini
meliputi syarat perekrutan dosen
di sebuah per guru an tinggi. Stan.
dardisasiitu jugaikutmenentukan
seorang dosen bisa ikut sertifikasi
atau tidak,"kataMungin diJakarta

(PP) No 19/2005tentang Standar.
disasi Nasional Pendidikan, perguruan tingginantinyadiberi waktu
tujuh tahunsetelahPP itu disahkan
untuk menyesuaikan diri dengan
standardisasi dosen tersebut. Arti.

kemarin.
Dia menjelaskan, standar baru
iniakanmengatursyaratkualifikasi
bagi dosen yang ditetapkan BSNP.
Misalnya, kualifikasi dosen yang

mengajar mahasiswa strata satu (S1) harus memiliki background
pendidikan S-2. Untuk mengajar
pascasarjana, seorang dosen harus
bergelar S-3, dan untuk mengajar
mahasiswa S-3, dosen memiliki
kualifikasiS-3 plus guru besar.
"Jika tak memenuhi standar
itu, maka seorang dosen tak bisa
mengajar," kata Mungin. Syarat
lain yang juga akan dia tur dalam
pedoman ini adalah kompetensi
dosen menyangkut empat hal. Pertama, kompetensi paedagogik,
yaitu kemampuan dosen mengelo-

la pembelajaran peserta didik.
Dosen harus bisa memberi pemahaman peserta diqik, membuat
perencanaan pembelajaran,mengevaluasi hasil belajar, dan mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki mahasiswa.
Kedua, kepribadian, yaitu menyangkut kemampuan kepribadianyangmantap,stabil,dewasa,berwibawa, dan menjadi teladan bagi
peserta didik. Ketiga, profesional.

Menyangkut kemampuan penguasa an materi pembelajaran secara
luas dan mendalam. "Yang me.
mungkinkanmembimbing peserta
didik sesuai standar kompetensi
yang ditetapkan," ujamya.
Terak.hir, keempat,~ompetensi

.

nya, pada 2012, perekrutan dosen
harus berpijak pada standardisasi
yang telah ditetapkan.
Menurut dia, standardisasi dosen itu nantinya juga dijadikan
syarat untuk mengikuti sertifikasi
dosen. "Selama ini yang ada hanya
standardisasi guru, untuk dosen
belum ada," ungkapnya. Untuk bi.
sa mengikuti sertifikasi, seorang
dosen wajib memenuhi syarat-sya.
rat dalam standardisasi ini. Di.

rektur Jenderal Pendidikan Tinggi
(Dikti) saat ini sedang gencar me.
nyekolahkan dosen yang belum
memperoleh gelar S.2.
Untuk diketahui, dari 155.000

dosen tetap, sekitar 49% atau
74.000 masih berpendidikan S-l.
Artinya, pemerintah harus memfasilitasi penyelenggaraan
pen.
didikan untuk meningkatkan kua.
lifikasi dosen. Salah satunya,me.
lalui pemberian beasiswa untUk belajar di dalam maupun luarnegeri.
Terkait hal itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdik.
nas Fasli Jalal mengatakan, tanggung jawab untuk meningkatkan
kualifikasi dosen bukan hanya
beban pemerintah pusat. Menurut
dia, pemerintah daerah juga harus
memberi kontribusi dalam persoalan ini. "Bisa sharing dengan
kami, karena peningkatan kualifi.

kasiini adalah tanggungjawab ber.
sarna," ujamya.
(rendrahanggara)

---

Kliping

Hum as

Unpod

'Z009

.

Minggu

~0


Ol(t

16"~

30
Nov

\)
.i I'.'c
.

15

0

31
Des

"~t.


.c.