HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KONTROL PLAK DENGAN NILAI INDEKS KALKULUS PADA MAHASISWA TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ANDALAS ANGKATAN 2011.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KONTROL PLAK
DENGAN NILAI INDEKS KALKULUS PADA MAHASISWA
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ANDALAS
ANGKATAN 2011
SKRIPSI
Oleh :
RAHMI KHAIRANI AULIA
NBP : 0810342004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KONTROL PLAK
DENGAN NILAI INDEKS KALKULUS PADA MAHASISWA
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ANDALAS
ANGKATAN 2011
Diajukan ke Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas sebagai Pemenuhan Syarat untuk Menjadi
Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh :
RAHMI KHAIRANI AULIA
NBP : 0810342004
Nama Pembimbing :
Pembimbing 1 : dr. Edison, MPH
Pembimbing 2 : drg. Haryadi Mangkuto, Sp.BM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
Rahmi Khairani Aulia
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KONTROL PLAK
DENGAN NILAI INDEKS KALKULUS PADA MAHASISWA
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ANDALAS
ANGKATAN 2011
ABSTRAK
Kalkulus adalah salah satu etiologi dari penyakit periodontal. Menurut banyak
penelitian dinyatakan bahwa kalkulus ditemui hampir di seluruh rongga mulut individu
dewasa dan ditemukan lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan. Salah satu
faktor penyebab tingginya akumulasi kalkulus adalah rendahnya tingkat pengetahuan
tentang kontrol plak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan tentang kontrol plak dengan nilai indeks kalkulus pada mahasiswa Teknik
Sipil Unand angkatan 2011.
Penelitian ini berupa penelitian survei analitik dengan desain cross-sectional.
Jumlah populasi sebanyak 114 orang dan pada penelitian ini menggunakan sampel 96
orang diambil dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Analisis data
menggunakan Chi-Square dengan 0,05 sebagai derajat kepercayaan.
Hasil penelitian menunjukkan responden dengan tingkat pengetahuan tentang
kontrol plak tinggi yaitu 57,3% dan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 42,7%. Untuk nilai indeks kalkulus responden didapatkan 10,4% baik, 45,8%
sedang dan 43,8% buruk. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
kontrol plak dengan nilai indeks kalkulus (p > 0,05) dan tidak terdapat hubungan antara
jenis kelamin dengan nilai indeks kalkulus (p > 0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan tentang kontrol plak dengan nilai indeks kalkulus pada mahasiswa Teknik
Sipil Unand angkatan 2011. Saran agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktorfaktor lain yang menyebabkan akumulasi kalkulus seperti sikap dan tindakan tentang
kontrol plak dan faktor-faktor predisposisi lainnya.
Kata kunci : kalkulus, kontrol plak, mahasiswa, pengetahuan
Data acuan : 26 (1998-2011)
ix
DENTISTRY PROGRAM
MEDICAL FACULTY
ANDALAS UNIVERSITY
Rahmi Khairani Aulia
RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE OF PLAQUE CONTROL
WITH CALCULUS INDEX ON COLLEGE STUDENT
IN CIVIL ENGINEERING YEAR 2011
ABSTRACT
Calculus is one of the etiologies of periodontal disease. According to past
researches, calculus is found in almost every oral cavity of adult person and it is found
much more in men than women. One factor that cause accumulation of calculus is lack
of knowledge of plaque control. Research purpose is to know the relationship between
knowledge of plaque control with calculus index on college student in civil engineering
year 2011.
This research is a survey of analytical studies with cross-sectional design. Amount
of the population is 114 persons and in this research took 96 samples by using Simple
Random Sampling technique. Analysis of data was using Chi-Square based on 0,05 as
significant.
This research shows that respondents with high level of knowledge of plaque
control is 57,3% and ones with low level of knowledge of plaque control is 42,7%. And
for calculus index of respondents, 10,4% are good, 45,8% are fair and 43,8% are poor.
There is no relationship between knowledge of plaque control with calculus index (p >
0,05) and there is no relationship between gender and calculus index (p > 0,05).
The conclusion is there is no relationship between knowledge of plaque control
with calculus index on college student in civil engineering year 2011. For the advice,
doing further research of other factor that cause accumulation of calculus and
predisposising factors.
Keywords : calculus, plaque control, college student, knowledge
References : 26 (1998-2011)
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan rongga mulut penting bagi kesehatan tubuh secara umum dan sangat
mempengaruhi kualitas kehidupan, termasuk fungsi berbicara, mastikasi dan juga rasa
percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan
cara menjaga kebersihan rongga mulut itu sendiri. Cara untuk mengetahui kebersihan
rongga mulut seseorang adalah dengan melihat jumlah plak dan kalkulus di dalam
rongga mulutnya.
Menurut Carranza, plak gigi adalah deposit lunak yang membentuk biofilm,
menempel pada permukaan gigi atau permukaan keras lainnya pada rongga mulut seperti
gigi tiruan atau restorasi. Bila plak tidak dibersihkan, lama kelamaan plak akan
terkalsifikasi dan menjadi kalkulus. Menurut Putri M.H, kalkulus jarang ditemukan pada
gigi susu dan tidak sering ditemukan pada gigi pemanen anak usia muda. Tetapi
kalkulus ditemukan hampir pada seluruh rongga mulut individu dewasa.
Berdasarkan data dari Oral Health Status of US angka kejadian kalkulus pada
usia 18-64 tahun mencapai 84% . Dan menurut data The Oral Cleanliness and
Periodontal Health of UK Adults tahun 1998 menyatakan bahwa 73% individu dewasa
memiliki kalkulus di rongga mulutnya dan untuk rentang umur 16-24 tahun individu
yang memiliki kalkulus mencapai 61%. Dan menurut data tersebut, bila dilihat dari jenis
kelaminnya, akumulasi kalkulus lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
1
Dari data-data di atas, ternyata individu dewasa usia 16-24 tahun memiliki
persentase akumulasi kalkulus yang cukup tinggi. Dan rentang usia tersebut salah
satunya adalah usia dari mahasiswa. Menurut penelitian Li-Yang dkk yang berjudul
“Investigation of Oral Health Status in 3.516 Undergraduate University Students” yang
salah satunya meneliti kalkulus pada 3.516 mahasiswa S1 menyatakan bahwa 79.78%
dari subjek penelitian mempunyai kalkulus di dalam rongga mulutnya dan didapatkan
juga bahwa yang paling buruk adalah pada laki-laki.
Dari penelusuran literatur diatas, dapat diketahui bahwa kalkulus cukup banyak
dialami oleh individu dewasa khususnya mahasiswa. Dan kalkulus tersebut tidak dapat
dianggap remeh karena kalkulus ini adalah salah satu kausa dari penyakit periodontal.
Salah satu faktor penyebab tingginya akumulasi kalkulus adalah rendahnya tingkat
pengetahuan akan bagaimana cara menjaga kebersihan rongga mulut. Karena faktor
perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut, dimana perilaku
dirumuskan sebagai totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil
bersama atau resultante antara berbagai faktor, yang salah satu di antara faktor tersebut
adalah pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Cara menjaga kebersihan rongga mulut adalah dengan kontrol plak. Kontrol plak
yaitu pembersihan plak gigi secara regular serta pencegahan akumulasinya di permukaan
gigi dan gingival. Dan dengan penghambatan penumpukan plak, secara otomatis juga
menghambat pembentukan kalkulus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam
kontrol plak antara lain menggosok gigi dengan sikat gigi, pembersihan interdental gigi,
2
kontrol plak secara kimiawi dengan obat kumur dan kunjungan rutin ke dokter gigi
(Carranza, 2006).
Banyak individu dewasa yang masih belum mengetahui bagaimana cara
melakukan kontrol plak dengan benar. Misalnya dalam hal menggosok gigi dengan sikat
gigi, banyak yang tidak mengetahui berapa frekuensi menggosok gigi yang dianjurkan
dalam sehari, bagaimana teknik menyikat gigi dengan benar dan bagaimana cara
memilih sikat gigi dengan benar dan berapa lama jangka waktu pemakaiannya. Menurut
Carranza, rutin menggosok gigi kurang dari 2 menit hanya mengurangi 40% plak saja.
Oleh karena itu dengan meningkatkan frekuensi menggosok gigi menjadi 2 kali sehari
dapat meningkatkan kesehatan jaringan periodontal. Menurut data Riskesdas 2007, di
Indonesia persentase penduduk yang berperilaku benar menggosok gigi masih sangat
rendah, yaitu 7,3%, sedangkan di Sumatera Barat sendiri hanya 2,7%. Dan menurut
kategori umur 15 – 24 untuk berprilaku menyikat gigi dengan benar hanya 8,8% dan
yang tidak benar mencapai 91,2%.
Pembersihan interdental gigi pun masih terdengar asing bagi sebagian individu
dewasa. Mereka tidak mengetahui betapa pentingnya membersihkan interdental gigi
karena plak di daerah tersebut sulit dijangkau dengan menggunakan sikat gigi. Dan juga
tidak mengetahui apa alat yang dapat digunakan untuk membersihkan daerah interdental
tersebut dan juga teknik menggunakannya. Faktanya, kebiasaan membersihkan
interdental di dunia masih rendah. Dilaporkan bahwa hanya sekitar 8% penduduk Great
Britain yang melakukanny dengan dental floss secara rutin (Carranza, 2006).
3
Sama halnya dengan menggosok gigi dengan sikat gigi dan pembersihan
interdental, individu dewasa masih belum mengetahui bahwa obat kumur dapat
mereduksi jumlah plak dalam rongga mulut. Menurut Carranza, rutin menggunakan
Chlorhexidine sebagai obat kumur selama beberapa bulan dapat mereduksi plak 45%
hingga 61%.
Kontrol plak selanjutnya adalah kunjungan rutin ke dokter gigi. Kebiasaan dari
masyarakat adalah mengunjungi dokter gigi ketika sakit. Seharusnya seorang individu
setidaknya mengunjungi dokter gigi sekali 6 bulan walaupun tidak ada keluhan. Banyak
yang tidak mengetahui tujuannya adalah untuk membuang plak dan kalkulus yang telah
menumpuk sebelum menyebabkan hal yang lebih parah seperti gingivitis dan
periodontitis. Menurut data Riskesdas 2007, kunjungan masyarakat ke dokter gigi untuk
konseling perawatan / kebersihan gigi hanya 13,3% dan di Sumatera Barat sendiri hanya
7,8%.
Dari tingkat pengetahuan mengenai kontrol plak di atas akan berpengaruh
terhadap banyaknya kalkulus didalam rongga mulut seseorang. Menurut penelitian oleh
Sutji Asri tahun 2001 diketahui bahwa dengan meningkatnya pengetahuan tentang
kontrol plak terjadi penurunan C.I sebanyak 66,7 % yang diukur sebelum dan sesudah
pelaksanaan kontrol plak. Cara menghitung jumlah kalkulus di rongga mulut yaitu
dengan indeks kalkulus. Indeks kalkulus yang digunakan adalah Calculus Index (C.I.)
Greene and Vermillion (Putri,M.H , 2008). Selain Calculus Index (C.I.) Greene and
Vermillion terdapat indeks kalkulus lain yaitu Calculus Index (C.I.) Ramfjord . Tetapi
peneliti memilih Calculus Index (C.I.) Greene and Vermillion karena dari penelitian4
penelitian sebelumnya yang serupa memakai indeks kalkulus ini dan pada indeks
kalkulus ini memeriksa gigi I dan M maksila dan mandibula yang merupakan tempa
penumpukan kalkulus paling banyak pada rongga mulut (Dawes, 2007).
Terkadang seorang individu dewasa acuh terhadap kalkulus yang dimilikinya
didalam rongga mulut, karena kalkulus tersebut tidak menyebabkan rasa sakit yang
membuat perasaan tidak nyaman. Namun sesungguhnya mikroorganisme dalam
plak/kalkulus dapat memulai inflamasi pada gingival sehingga terjadi gingivitis. Dan
lama kelamaan akan terbentuk saku yang mengakibatkan terjadi kehilangan perlekatan
dan terjadi periodontitis.
Jadi, kalkulus tidak bisa dianggap remeh. Hal ini harus jadi perhatian setiap
individu terutama individu dewasa agar mengetahui cara menjaga kebersihan mulut agar
dapat terhindar dari penumpukan plak dan kalkulus yang secara otomatis menjauh pula
dari resiko terkena gingivitis dan periodontitis.
Sesuai dengan data-data yang telah disebut sebelumnya, kalkulus banyak
ditemukan pada individu dewasa salah satunya mahasiswa. Penelitian tentang hubungan
tingkat pengetahuan mengenai kontrol plak dengan nilai indeks kalkulus ini akan
dilaksanakan pada mahasiswa Teknik Sipil Universitas Andalas. Penelitian dilakukan
pada mahasiswa Teknik Sipil Unand karena alasan yang pertama adalah mahasiswa
disana mayoritas laki-laki yang menurut banyak penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya bahwa akumulasi kalkulus pada laki-laki rata-rata lebih tinggi daripada
perempuan. Alasan selanjutnya karena diantara jurusan teknik lain di fakultas teknik
Unand, mahasiswa Teknik Sipil yang paling kooperatif untuk dilakukan penelitian. Dan
5
alasan terakhir adalah karena aktifitas kuliah yang sibuk dan padat sehingga mereka
tidak ada waktu dan kesempatan untuk melakukan kontrol plak secara rutin. Dibuktikan
dengan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan pada mahasiswa Teknik Sipil
Unand angkatan 2011 yaitu dengan memeriksa indeks kalkulus pada 20 orang sampel
didapatkan bahwa hanya 25% dari mahasiswa yang diperiksa memiliki kebersihan mulut
yang baik (akumulasi kalkulus rendah). Dan ini merupakan masalah karena tingginya
akumulasi kalkulus pada rongga mulut mahasiswa Teknik Sipil Unand angkatan 2011.
Oleh karena itu, diharapkan dari penelitian ini dapat diketahui apakah terdapat
hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai kontrol plak dengan nilai indeks
kalkulus pada mahasiswa Teknik Sipil Unand angkatan 2011.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan tentang kontrol plak dengan nilai indeks
kalkulus pada mahasiswa Teknik Sipil Unand?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang kontrol plak dengan nilai indeks
kalkulus pada mahasiswa Teknik Sipil Unand.
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap kontrol plak
2. Mengetahui nilai indeks kalkulus pada mahasiswa Teknik Sipil
3. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap kontrol plak dengan nilai
indeks kalkulus pada mahasiswa Teknik Sipil
6
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa Teknik Sipil Unand
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberi informasi pentingnya
menjaga kebersihan rongga mulut dan memberi informasi bagaimana cara
melakukan kontrol plak
2. Bagi institusi Teknik Sipil Unand
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagaimana kondisi
kebersihan rongga mulut mahasiswa demi kepentingan diadakannya
penyuluhan bekerjasama dengan institusi PSPDG Unand
3. Bagi dokter gigi dan peneliti
Dapat menjadi acuan untuk menyusun rencana penyuluhan untuk
memberikan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan mulut dan
cara melaksanakan kontrol plak
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan pada mahasiswa Teknik Sipil Universitas Andalas angkatan
2011 dengan meneliti tingkat pengetahuan mengenai kontrol plak serta nilai indeks
kalkulus menggunakan Calculus Index (C.I.) Greene and Vermillion.
7
DENGAN NILAI INDEKS KALKULUS PADA MAHASISWA
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ANDALAS
ANGKATAN 2011
SKRIPSI
Oleh :
RAHMI KHAIRANI AULIA
NBP : 0810342004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KONTROL PLAK
DENGAN NILAI INDEKS KALKULUS PADA MAHASISWA
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ANDALAS
ANGKATAN 2011
Diajukan ke Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas sebagai Pemenuhan Syarat untuk Menjadi
Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh :
RAHMI KHAIRANI AULIA
NBP : 0810342004
Nama Pembimbing :
Pembimbing 1 : dr. Edison, MPH
Pembimbing 2 : drg. Haryadi Mangkuto, Sp.BM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
Rahmi Khairani Aulia
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KONTROL PLAK
DENGAN NILAI INDEKS KALKULUS PADA MAHASISWA
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ANDALAS
ANGKATAN 2011
ABSTRAK
Kalkulus adalah salah satu etiologi dari penyakit periodontal. Menurut banyak
penelitian dinyatakan bahwa kalkulus ditemui hampir di seluruh rongga mulut individu
dewasa dan ditemukan lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan. Salah satu
faktor penyebab tingginya akumulasi kalkulus adalah rendahnya tingkat pengetahuan
tentang kontrol plak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan tentang kontrol plak dengan nilai indeks kalkulus pada mahasiswa Teknik
Sipil Unand angkatan 2011.
Penelitian ini berupa penelitian survei analitik dengan desain cross-sectional.
Jumlah populasi sebanyak 114 orang dan pada penelitian ini menggunakan sampel 96
orang diambil dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Analisis data
menggunakan Chi-Square dengan 0,05 sebagai derajat kepercayaan.
Hasil penelitian menunjukkan responden dengan tingkat pengetahuan tentang
kontrol plak tinggi yaitu 57,3% dan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 42,7%. Untuk nilai indeks kalkulus responden didapatkan 10,4% baik, 45,8%
sedang dan 43,8% buruk. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
kontrol plak dengan nilai indeks kalkulus (p > 0,05) dan tidak terdapat hubungan antara
jenis kelamin dengan nilai indeks kalkulus (p > 0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan tentang kontrol plak dengan nilai indeks kalkulus pada mahasiswa Teknik
Sipil Unand angkatan 2011. Saran agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktorfaktor lain yang menyebabkan akumulasi kalkulus seperti sikap dan tindakan tentang
kontrol plak dan faktor-faktor predisposisi lainnya.
Kata kunci : kalkulus, kontrol plak, mahasiswa, pengetahuan
Data acuan : 26 (1998-2011)
ix
DENTISTRY PROGRAM
MEDICAL FACULTY
ANDALAS UNIVERSITY
Rahmi Khairani Aulia
RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE OF PLAQUE CONTROL
WITH CALCULUS INDEX ON COLLEGE STUDENT
IN CIVIL ENGINEERING YEAR 2011
ABSTRACT
Calculus is one of the etiologies of periodontal disease. According to past
researches, calculus is found in almost every oral cavity of adult person and it is found
much more in men than women. One factor that cause accumulation of calculus is lack
of knowledge of plaque control. Research purpose is to know the relationship between
knowledge of plaque control with calculus index on college student in civil engineering
year 2011.
This research is a survey of analytical studies with cross-sectional design. Amount
of the population is 114 persons and in this research took 96 samples by using Simple
Random Sampling technique. Analysis of data was using Chi-Square based on 0,05 as
significant.
This research shows that respondents with high level of knowledge of plaque
control is 57,3% and ones with low level of knowledge of plaque control is 42,7%. And
for calculus index of respondents, 10,4% are good, 45,8% are fair and 43,8% are poor.
There is no relationship between knowledge of plaque control with calculus index (p >
0,05) and there is no relationship between gender and calculus index (p > 0,05).
The conclusion is there is no relationship between knowledge of plaque control
with calculus index on college student in civil engineering year 2011. For the advice,
doing further research of other factor that cause accumulation of calculus and
predisposising factors.
Keywords : calculus, plaque control, college student, knowledge
References : 26 (1998-2011)
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan rongga mulut penting bagi kesehatan tubuh secara umum dan sangat
mempengaruhi kualitas kehidupan, termasuk fungsi berbicara, mastikasi dan juga rasa
percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan
cara menjaga kebersihan rongga mulut itu sendiri. Cara untuk mengetahui kebersihan
rongga mulut seseorang adalah dengan melihat jumlah plak dan kalkulus di dalam
rongga mulutnya.
Menurut Carranza, plak gigi adalah deposit lunak yang membentuk biofilm,
menempel pada permukaan gigi atau permukaan keras lainnya pada rongga mulut seperti
gigi tiruan atau restorasi. Bila plak tidak dibersihkan, lama kelamaan plak akan
terkalsifikasi dan menjadi kalkulus. Menurut Putri M.H, kalkulus jarang ditemukan pada
gigi susu dan tidak sering ditemukan pada gigi pemanen anak usia muda. Tetapi
kalkulus ditemukan hampir pada seluruh rongga mulut individu dewasa.
Berdasarkan data dari Oral Health Status of US angka kejadian kalkulus pada
usia 18-64 tahun mencapai 84% . Dan menurut data The Oral Cleanliness and
Periodontal Health of UK Adults tahun 1998 menyatakan bahwa 73% individu dewasa
memiliki kalkulus di rongga mulutnya dan untuk rentang umur 16-24 tahun individu
yang memiliki kalkulus mencapai 61%. Dan menurut data tersebut, bila dilihat dari jenis
kelaminnya, akumulasi kalkulus lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
1
Dari data-data di atas, ternyata individu dewasa usia 16-24 tahun memiliki
persentase akumulasi kalkulus yang cukup tinggi. Dan rentang usia tersebut salah
satunya adalah usia dari mahasiswa. Menurut penelitian Li-Yang dkk yang berjudul
“Investigation of Oral Health Status in 3.516 Undergraduate University Students” yang
salah satunya meneliti kalkulus pada 3.516 mahasiswa S1 menyatakan bahwa 79.78%
dari subjek penelitian mempunyai kalkulus di dalam rongga mulutnya dan didapatkan
juga bahwa yang paling buruk adalah pada laki-laki.
Dari penelusuran literatur diatas, dapat diketahui bahwa kalkulus cukup banyak
dialami oleh individu dewasa khususnya mahasiswa. Dan kalkulus tersebut tidak dapat
dianggap remeh karena kalkulus ini adalah salah satu kausa dari penyakit periodontal.
Salah satu faktor penyebab tingginya akumulasi kalkulus adalah rendahnya tingkat
pengetahuan akan bagaimana cara menjaga kebersihan rongga mulut. Karena faktor
perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut, dimana perilaku
dirumuskan sebagai totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil
bersama atau resultante antara berbagai faktor, yang salah satu di antara faktor tersebut
adalah pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Cara menjaga kebersihan rongga mulut adalah dengan kontrol plak. Kontrol plak
yaitu pembersihan plak gigi secara regular serta pencegahan akumulasinya di permukaan
gigi dan gingival. Dan dengan penghambatan penumpukan plak, secara otomatis juga
menghambat pembentukan kalkulus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam
kontrol plak antara lain menggosok gigi dengan sikat gigi, pembersihan interdental gigi,
2
kontrol plak secara kimiawi dengan obat kumur dan kunjungan rutin ke dokter gigi
(Carranza, 2006).
Banyak individu dewasa yang masih belum mengetahui bagaimana cara
melakukan kontrol plak dengan benar. Misalnya dalam hal menggosok gigi dengan sikat
gigi, banyak yang tidak mengetahui berapa frekuensi menggosok gigi yang dianjurkan
dalam sehari, bagaimana teknik menyikat gigi dengan benar dan bagaimana cara
memilih sikat gigi dengan benar dan berapa lama jangka waktu pemakaiannya. Menurut
Carranza, rutin menggosok gigi kurang dari 2 menit hanya mengurangi 40% plak saja.
Oleh karena itu dengan meningkatkan frekuensi menggosok gigi menjadi 2 kali sehari
dapat meningkatkan kesehatan jaringan periodontal. Menurut data Riskesdas 2007, di
Indonesia persentase penduduk yang berperilaku benar menggosok gigi masih sangat
rendah, yaitu 7,3%, sedangkan di Sumatera Barat sendiri hanya 2,7%. Dan menurut
kategori umur 15 – 24 untuk berprilaku menyikat gigi dengan benar hanya 8,8% dan
yang tidak benar mencapai 91,2%.
Pembersihan interdental gigi pun masih terdengar asing bagi sebagian individu
dewasa. Mereka tidak mengetahui betapa pentingnya membersihkan interdental gigi
karena plak di daerah tersebut sulit dijangkau dengan menggunakan sikat gigi. Dan juga
tidak mengetahui apa alat yang dapat digunakan untuk membersihkan daerah interdental
tersebut dan juga teknik menggunakannya. Faktanya, kebiasaan membersihkan
interdental di dunia masih rendah. Dilaporkan bahwa hanya sekitar 8% penduduk Great
Britain yang melakukanny dengan dental floss secara rutin (Carranza, 2006).
3
Sama halnya dengan menggosok gigi dengan sikat gigi dan pembersihan
interdental, individu dewasa masih belum mengetahui bahwa obat kumur dapat
mereduksi jumlah plak dalam rongga mulut. Menurut Carranza, rutin menggunakan
Chlorhexidine sebagai obat kumur selama beberapa bulan dapat mereduksi plak 45%
hingga 61%.
Kontrol plak selanjutnya adalah kunjungan rutin ke dokter gigi. Kebiasaan dari
masyarakat adalah mengunjungi dokter gigi ketika sakit. Seharusnya seorang individu
setidaknya mengunjungi dokter gigi sekali 6 bulan walaupun tidak ada keluhan. Banyak
yang tidak mengetahui tujuannya adalah untuk membuang plak dan kalkulus yang telah
menumpuk sebelum menyebabkan hal yang lebih parah seperti gingivitis dan
periodontitis. Menurut data Riskesdas 2007, kunjungan masyarakat ke dokter gigi untuk
konseling perawatan / kebersihan gigi hanya 13,3% dan di Sumatera Barat sendiri hanya
7,8%.
Dari tingkat pengetahuan mengenai kontrol plak di atas akan berpengaruh
terhadap banyaknya kalkulus didalam rongga mulut seseorang. Menurut penelitian oleh
Sutji Asri tahun 2001 diketahui bahwa dengan meningkatnya pengetahuan tentang
kontrol plak terjadi penurunan C.I sebanyak 66,7 % yang diukur sebelum dan sesudah
pelaksanaan kontrol plak. Cara menghitung jumlah kalkulus di rongga mulut yaitu
dengan indeks kalkulus. Indeks kalkulus yang digunakan adalah Calculus Index (C.I.)
Greene and Vermillion (Putri,M.H , 2008). Selain Calculus Index (C.I.) Greene and
Vermillion terdapat indeks kalkulus lain yaitu Calculus Index (C.I.) Ramfjord . Tetapi
peneliti memilih Calculus Index (C.I.) Greene and Vermillion karena dari penelitian4
penelitian sebelumnya yang serupa memakai indeks kalkulus ini dan pada indeks
kalkulus ini memeriksa gigi I dan M maksila dan mandibula yang merupakan tempa
penumpukan kalkulus paling banyak pada rongga mulut (Dawes, 2007).
Terkadang seorang individu dewasa acuh terhadap kalkulus yang dimilikinya
didalam rongga mulut, karena kalkulus tersebut tidak menyebabkan rasa sakit yang
membuat perasaan tidak nyaman. Namun sesungguhnya mikroorganisme dalam
plak/kalkulus dapat memulai inflamasi pada gingival sehingga terjadi gingivitis. Dan
lama kelamaan akan terbentuk saku yang mengakibatkan terjadi kehilangan perlekatan
dan terjadi periodontitis.
Jadi, kalkulus tidak bisa dianggap remeh. Hal ini harus jadi perhatian setiap
individu terutama individu dewasa agar mengetahui cara menjaga kebersihan mulut agar
dapat terhindar dari penumpukan plak dan kalkulus yang secara otomatis menjauh pula
dari resiko terkena gingivitis dan periodontitis.
Sesuai dengan data-data yang telah disebut sebelumnya, kalkulus banyak
ditemukan pada individu dewasa salah satunya mahasiswa. Penelitian tentang hubungan
tingkat pengetahuan mengenai kontrol plak dengan nilai indeks kalkulus ini akan
dilaksanakan pada mahasiswa Teknik Sipil Universitas Andalas. Penelitian dilakukan
pada mahasiswa Teknik Sipil Unand karena alasan yang pertama adalah mahasiswa
disana mayoritas laki-laki yang menurut banyak penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya bahwa akumulasi kalkulus pada laki-laki rata-rata lebih tinggi daripada
perempuan. Alasan selanjutnya karena diantara jurusan teknik lain di fakultas teknik
Unand, mahasiswa Teknik Sipil yang paling kooperatif untuk dilakukan penelitian. Dan
5
alasan terakhir adalah karena aktifitas kuliah yang sibuk dan padat sehingga mereka
tidak ada waktu dan kesempatan untuk melakukan kontrol plak secara rutin. Dibuktikan
dengan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan pada mahasiswa Teknik Sipil
Unand angkatan 2011 yaitu dengan memeriksa indeks kalkulus pada 20 orang sampel
didapatkan bahwa hanya 25% dari mahasiswa yang diperiksa memiliki kebersihan mulut
yang baik (akumulasi kalkulus rendah). Dan ini merupakan masalah karena tingginya
akumulasi kalkulus pada rongga mulut mahasiswa Teknik Sipil Unand angkatan 2011.
Oleh karena itu, diharapkan dari penelitian ini dapat diketahui apakah terdapat
hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai kontrol plak dengan nilai indeks
kalkulus pada mahasiswa Teknik Sipil Unand angkatan 2011.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan tentang kontrol plak dengan nilai indeks
kalkulus pada mahasiswa Teknik Sipil Unand?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang kontrol plak dengan nilai indeks
kalkulus pada mahasiswa Teknik Sipil Unand.
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap kontrol plak
2. Mengetahui nilai indeks kalkulus pada mahasiswa Teknik Sipil
3. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap kontrol plak dengan nilai
indeks kalkulus pada mahasiswa Teknik Sipil
6
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa Teknik Sipil Unand
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberi informasi pentingnya
menjaga kebersihan rongga mulut dan memberi informasi bagaimana cara
melakukan kontrol plak
2. Bagi institusi Teknik Sipil Unand
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagaimana kondisi
kebersihan rongga mulut mahasiswa demi kepentingan diadakannya
penyuluhan bekerjasama dengan institusi PSPDG Unand
3. Bagi dokter gigi dan peneliti
Dapat menjadi acuan untuk menyusun rencana penyuluhan untuk
memberikan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan mulut dan
cara melaksanakan kontrol plak
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan pada mahasiswa Teknik Sipil Universitas Andalas angkatan
2011 dengan meneliti tingkat pengetahuan mengenai kontrol plak serta nilai indeks
kalkulus menggunakan Calculus Index (C.I.) Greene and Vermillion.
7