STRATEGI PENERIMAAN SISWA BARU DI SMA SWASTA: Studi Kasus Penerimaan Siswa Baru Tahun Ajaran 1991/1992 Di SMA Madya Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung, Dan SMA Bina Taruna Bandung.

STRATEGI PENERIMAAN SISWA BARU Dl SMA SWASTA
STUDI KASUS PENERIMAAN SISWA BARU TAHUN AJARAN 1991/1992
Dl SMA MADYA BANDUNG, SMA BHAKTI KALSUM BANDUNG,
DAN SMA BINA TARUNA BANDUNG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan

OLEH

ASEP HIDAYAT

Nomor Pokok : 8932096

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
1 992


DISETUJUI UNTUK UJIAN TAHAP II

PEMBIMBING I

PROF. DR. ACHMAD SANUSI

PEMBIMBING II

, MEd

XI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

,
ni


UCAPAN TERIMA KASIH.
v

DAFTAR ISI
vii

DAFTAR TABEL
x

DAFTAR GAMBAR
xii

DAFTAR FORMULA
xiv

BAB

I PENDAHULUAN.

1


A. Latar Belakang Masalah

1

1. Keadaan Sekolah Menengah'umum'Tinqkat
Atas

(SMA)

Pelita V

di

Jawa

Barat

Selama


i
^

2. Sumber Pembiayaan SMA Swasta .*."."."."." ."."
3. Landasan Hukum Penyelenggaraan""Seko
lah Swasta.

B. Identifikasi Masalah..".".
1. Rumusan Masalah
2. Variabel Penelitian..

3. Pertanyaan Penelitian
C Pentingnya Masalah.

D. Objek Penelitian..
E- Tujuan Penelitian

F. Kegunaan Penelitian

9

lt

..."

J"*

ix
22

......'

1. Kegunaan Ilmiah

Kegunaan Praktis
...
F. Sistematika Pembahasan. .'. "**"
BAB

.£,• SMA Bhakti


Dfllh^
Bina T*™naBandung
Dilihat h
dari 9/dan
Jurusan Sl

SMA Negeri

berpotensi

menjadi

Siswa Baru SMA Bhakti Kalsum Bandung

1111

205

237


DAFTAR FORMULA

Nomor

Judul
Halaman

1-

Perhitungan Potensi Calon Siswa Baru

2.

Perhitungan Potensi Calon Siswa Baru yang

3.

Perhitungan Rata-rata Potensi Calon
Baru dari SMP Sasaran


4.

Perhitungan Rata-rata Potensi Calon Siswa
Baru dari SMP Sasaran yang Mendaftar

SMP Sasaran

dari

Mendaftar dari SMP Sasaran

xiv

Siswa

23^

233

233 |

234

BAB

I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

1. Keadaan
Sekolah Menengah Umum Tingkat Ata* kolah ^

yang dibebankan kepad, siswa, lokasi
kegiatan

promosi.

Berikuf
eerikut


ditawarkanj ^^
sekclah,

dan

r,^*.
pertanyaan-pertanyaan

penelitian yang dipergunakan dalam penelitian.

1- Situasi apa, baik situasi in±ern msupun ekstern

y*ng dianalisis untuk kepentingan pengembangan strategi
penerimaan siswa baru tahun ajaran 1991/1992 di SMA Madya
Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung, dan SMA Bina Taruna
Bandung?

2. Apa yang menjadi tujuan penerimaan siswa baru


tanun ajaran 1991/1992 di SMA Madya Bandung, SMA Bnakti
Kalsum Bandung, dan SMA Bina Taruna Bandung?
3. Bagaimana cara SMA Madya Bandung, SMA Bhakti

Kalsum Bandung, dan SMA Bina Taruna Bandung menetapkan
calon siswa bsru ysng aAfa„ diJadi^n safiaran penerifl>aan
siswa baru tahun ajaran 1991/1992?

4. Komponen layanan sekolah apa saja ysng
dijadikan pemicu keberhasilan strategi penerimaan siswa

baru tahun ajaran 1991/1992 di SMA Madya Bandung, SMA
Bhakti Kalsum Bandung, dan SMA Bina Taruna Bandung?
5. Biaya apa dan berapa besarnya yang dibebankan

**P*d* siswa oleh SMA Madya Bandung, SMA Bhakti Kalsum

11

Bandung, dan SMA Bina

Taruna Bandung pada penerimaan

siswa baru tahun ajaran 1991/1992?

6. Pertimbangan apa yang digunakan oleh SMA Madya
Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung, dan SMA Bina Taruna
Bandung dalam menetapkan lokasi sekolah?

7.

Kegiatan promosi apa dilakukan SMA

Madya

Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung, dan SMA Bina

Taruna

Bandung dalam strategi penerimaan siswa baru tahun ajaran
1991 /1992"?

C. Pentingnya Masalah

Pentingnya

penelitian

mengenai

permasalahan

strategi penerimaan siswa baru di SMA swasta, erat
kaitannya dengan hakikat manusia sebagai subyek dalam
menghadapi realitas kehidupan, dan pendidikan sebagai
salah satu upaya mempersiapkan

manusia

untuk

memiliki

daya dan kemampuan untuk itu.

Menurut Drijarkara (1990: 10),

^,^r,SiaSubyek,
ment9alami
diri da" barang-barang: sebagai
artinya; berdiri sendiri,
ambil
tempat (posisi) dan sikap, Jadi: menghadapi. Yang
dihadapi: din sendiri dan realitas. Dia menghadapi
subyek

Jadi punya daya, punya kemampuan yang menyebabkan dia

DISS

ltlii

Sementara

itu

menurut

Sastrapratedja

Hartoko, 1990: 15) dalam menghadapi

realitas,

(Dick

"manusia

selalu memiliki model kogmtif tentang kenyataan, yang
menyebabkan apa bentuk kemanusiaan yang dipilihnya, untuk
apa hidup ini dan apa yang menjadikan
hidup ini

berharga". Dengan demikian, ditemukan berbagai macam
Utopia: masa depan macam apakah yang dikehendaki? Disini
kita mendapatkan arti dari segala macam mitos: "memberi
makna dan orientasi pada hidup." (Sastrapratedja dalam
Dick Hartoko, 1990: 15)

Berdasarkan hal tersebut di atas,

makhluk badani, dan sebagai makhluk
menjalankan hidupnya di

dunia

ini.

manusia adalah

badani dia harus
Menurut Drijarkara

(1990: 19), manusia harus bersikap, bertindak dan bekerja
untuk mengolah dunianya, "semua ini hanya mungkin berkat
badannya (= bentuk konkrit dari kebadanian)". Drijarkara
(1990: 19) menambahkan, bahwa

badan manusia itu semula tak berdaya, sehingqa
seluruh manusia tak berdaya karenanaya. Daya-daya dan
kemampuan-kemampuan insani hanya tumbuh lambat laun:
dengan dan dalam pertumbuhan badan. Anak kecil

belum

£™ ber*lkir> ka™a otaknya belum berkembang. Dan
manuka U'
^'^ bel"m biSa berti™^ sebagai
Berdasarkan uraian tersebut
mengembangkan

daya-daya

dan

di

atas,

untuk

kemampuan-kemapuan

insani

diperlukan pendidikan. Drijarkara (1990: 19) berpendapat
bahwa

"mendidik

selalu

berarti

mendidik

badan'

(sebetulnya bukan hanya badan, tetapi badan sebagai
bentuk konkrit dari kemanusiaan)".

Mengenai

pendidikan,

Ki

Hadjar

Dewantoro

(Hardjono, 1951: 41) mengungkapkan, bahwa "pendidikan,
Jang hidup di segala machluk terdapat sebagai laku-kodrat

(instinct), dalam hidup manusia Jang beradab bersifat
usaha kebudajaan". Ki Hadjar Dewantoro menunjukkan bahwa
pendidikan yang berlaku "instinct" itu,
berupa
pemeliharaan terhadap kanak-kanak, serta latihan-latihan

tingkah laku agar anak-anak itu kelak sanggup dan mampu
melaksanakan segala apa yang perlu untuk hidup dan
penghidupannja.

sedangkan

pendidikan

sebagai

usaha

kebudayaan bermaksud memberi tuntutan di dalam hidup
bertumbuhnja tubuh dan jiwa kanak-kanak, agar kelak dalam

garis-garis kodrat -pribadinya dan pengaruh segala
keadaan yang mengelilingi dirinya- kanak-kanak dapat
kemajuan dalam hidupnya lahir dan batin, menuju kearah
adab—kemanusiaan.

Dengan demikian, menurut Ki Hadjar Dewantoro
(Hardjono, 1951: 11), pendidikan merupakan
salah satu usaha untuk membaikkan segala
mlai-nilai kebatinan, yang ada pada hidupnya rakyat
yang berkebudayaan, kepada tiap-tiap turunan blru
cultuur
overdracht),
tidak
hanya
berupa
memadjukan"

serta

"memperkembangkan"

menudju ke arah keluhuran hidup manusia.

Menurut

Mardiatmaja

(Dick Hartoko,

kebudayaan,

1990:

33),

"pendidikan itu bersendikan pendidikan nilai; sedangkan
pendidikan nilai bertumpu pada pandangan dasar seseorang
terhadap alam, sesama manusia,
dan
Tuhannya".
Selanjutnya Mardiatmaja (Die Hartoko, 1990: 35)
menyatakan bahwa.

14

ada tiga segi yang
perlu
diusahakan
dalam
pendidikan, yaitu segi
konyitif,
afektif,
dan
konativ, masing-masing agar budi peserta didik lebih
berkembang, agar sikap
hatinya
semakin
tumbuh

seimbang dan agar kehendak

menjadi

kian

pendidikan

baik.

bukanlah

berikut

Bila

begitu,

mengembangkan

lebih banyak dan

mungkin.

Sementara

agar

Drijarkara

terus

(Dick

tujuan

pengalihan

peserta

didik

arti

seluas

potensi-potensinya

belajar

lakunya

maka

pertama-tama

pengetahuan, melainkan membantu
mampu

tingkah

dalam

untuk

Hartoko,

1990:

mengartikan pendidikan sebagai pemanusiaan manusia

tahu

36)
muda.

Dengan demikian, pendidikan harus membantu agar seorang
secara tahu dan mau bertindak sebagai manusia

dan

bukan

hanya secara instinktif saja.

Pemanusiaan manusia muda melalui pendidikan formal
melibatkan

aspek-aspek

manusia,

sumber

belajar

atau

kurikulum, dan fasilitas. Keberhasilan proses pemanusiaan

manusia muda

bergantung

pada cara-cara yang

dalam penataan aspek-aspek tersebut di atas.
cara

untuk

administrasi

berfungsi
menggerakkan,

mencapai

hal

tersebut

pendidikan.

untuk
dan

Salah

dilakukan

Administrasi

merencanakan,
mengendalikan

ditempuh
satu

melalui

pendidikan

mengorganisasikan,
sumberdaya

manusia,

sumber belajar dan fasilitas pendidikan guna melayani dan

memberi

kemudahan

bagi

peserta

didik

dalam

mencapai

tujuan pendidikannya.

Keterkaitannya
penerimaan siswa baru,

dengan
yaitu

permasalahan
terletak

pada

strategi
penyediaan

15

layanan pendidikan, baik fisik maupun akademik oleh
sekolah swasta. Dengan terdaoatnya strategi penerimaan
siswa baru, maka calon peserta didik atau calon siswa
baru yang menjadi sasaran strategi memiliki sejumlah
alternatif layanan pendidikan yang ditawarkan oleh
sekolah-sekolah swasta. Dengan demikian, peserta didik

atau calon peserta didik dapat memilih alternatif yang
menurutnya terbaik atau berkualitas untuk melaksanakan
proses
pendidikannya
guna
menghadapi
realitas
kehidupannya kelak.

Berdasarkan uraian di atas, pentingnya penelitian
menganai strategi penerimaan siswa baru terletak pada
munculnya "kompetisi sosial" di antara sekolah-sekolah
swasta. Sumber daya yang bersaing harus dibentuk untuk

mengadakan layanan pendidikan yang berkualitas. Dengan
demikian, setiap sekolah swasta bersaing satu sama lain

untuk memberikan layanan pendidikan terbaik.

Sebab,

peserta didik harus disediakan berbagai pilihan.
D. Objek Penelitian

SMA swasta yang menjadi objek penelitian

terdiri

atas SMA Madya Bandung di Jl. Sekelimus Utara Bandung,
SMA Bhakti Kalsum Bandung di Jl.

Komplek Baturaden

Ciwastra Bandung, dan SMA Bina Taruna Bandung yang
beralamat di Jl. Ciganitri Buahbatu Kabupaten Bandung.
Lokasi ketiga SMA swasta tersebut tampak di bawah ini.

•re-

ILSUM

BANDUNG.

SMA MADYA

SMA BHAKTI

SMAN

SMPN

1

KALSUM

BUAHBATU

BUAHBATU

SMA BINA TARUNA

Sumi 1991,

PT

17

Survey pendahuluan di SMA Madya Bandung dan SMA

Bhakti Kalsum Bandung menunjukkan bahwa sember pembiayaan
dari siswa sebesar 707., dan di SMA Bina Taruna Bandung
sebesar 757. dari seluruh jumlah penerimaan. Biaya rutin
dan operasional seperti gaji untuk tenaga edukatif dan
administratif di tiga SMA tersebut mengandalkan sumber
dari siswa. Berikut sebagian kutipan dari RAPBS (Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) tahun ajaran
1990/1991 di tiga sekolah tersebut di atas.
TABEL 3

PERBANDINGAN

SEBAGIAN

RAPBS

1990/1991

DI

*MA

maova

BANDUNG, SMA BHAKTI KALSUM BANDUNG^DAN sSa BINA TArSnT
BANDUNG

(dalam ribuan rupiah)
Sekolah
I tern

SMA Madya SMA Bhak
ti

SMA Bina
Kalsum Taruna

Penerimaan dari Siswa:
1.

SPP

2. Uang Pendaftaran

3. Uang Dana Pembangunan
4.

Uang Tes Sumatif

Jumlah Penerimaan

26.244

35.496

315

415

25

2.205

125

3.645

6.225
4.872

560

32.409

47.008

5.404

16.362

17.965

4.816

4.694

Pengeluaran Rutin untuk
Biaya Gaji Guru dan Tena
ga Administratif

Prosentase Pengeluaran

Rutin untuk Gaji terhadap
1. Seluruh Penerimaan
2. Penerimaan dari SPP
.

_:

50.497.

37.967.

89.117.

62.007.

50.337.

102.607.

Sumber: Diolah dari RAPBS Tahun Ajaran 1990/1991 di SMA
Madya Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung, dan SMA
Bina Taruna Bandung

18

Keadaan

di

atas,

menempatkan

jumlah

siswa

terdaftar pada posisi kunci dari sumber pembiayaan. Oleh
karena itu, pemikiran mengenai penerimaan siswa baru
menjadi salah satu prioritas dalam
pengelolaan
pendidikan.

Berdasarkan hal

tersebut di atas,

ketiga SMA

tersebut melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk dapat
menarik

siswa

kapasitas daya

baru secara maksimal

tampungnya.

untuk

Tindakan-tindakan

memenuhi

tersebut

dilakukan pada pengembangan kegiatan kurikuler, ekstra
kurikuler, dan promosi pada saat penerimaan siswa baru.

Tindakan yang menyangkut pengembangan kegiatan
kurikuler dan ekstrakurikuler di ketiga SMA tersebut ada
beberapa perbedaan. Pengembangan kegiatan kurikuler di
SMA Madya Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung, dan SMA
Bina Taruna Bandung dilakukan melalui

menjelang
tertentu.

EBTA/EBTANAS
Di samping

pendalaman materi

untuk mata-mata
itu
SMA
Madya

menyelenggarkan pelajaran Agama Islam di

luar

pelajaran
Bandung
kurikulum

pelajaran Agama Islam yang berlaku, dan SMA Bina Taruna
Bandung memberikan mata pelajaran
pada

mata

pelajaran

Keterampilan

keterampilan
pada

Akuntasi

jurusan

A2

(biologi). Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler di SMA

Madya Bandung berkaitan dengan pendidikan agama Islam,
dan olah raga; SMA Bhakti Kalsum Bandung mengembangkan

19

Paket Keterampilan Komputer; dan SMA Bina Taruna Bandung
mengembangkan kegiatan olah raga. Tindakan yang dapat
dikategorikan ke dalam kegiatan promosi di ketiga SMA
tersebut menggunakan bentuk yang hampir sama seperti
menggunakan spanduk, menyebarkan brosur ke SMP-SMP di

sekitarnya, dan menawarkan keringanan biaya yang
dibebankan pada saat pendaftaran kepada calon siswa yang
berasal dari SMP di bawah yayasan masing-masing.
Ketiga sekolah tersebut berdiri pada tahun yang

hampir bersamaan, dengan lokasi yang relatif

berdekatan,

dan SMP sasaran saling bersinggungan. Perkembangan jumlah
siswa sejak masing-masing SMA berdiri tampak di bawah
ini.

TABEL 4

PSMAKEBHAKTrKAr?«^LISWA
DI SMATARUNA
MADYABANDUNG
BANDUNG,
SMA BHAKTI KALSUM BANDUNG,TERDAF™R
DAN SMA BINA
Sekolah

Tahun Ajaran

SMA
1983/1984
1984/1985
1985/1986
1986/1987
1987/1988
1988/1989
1989/1990
1990/1991

Madya SMA Bhakti SMA Bina
Kalsum

Taruna
42

73
95

31

50

70

33

75

121

90

12

100

136

28

80

129

18

63

83

13

Sumber: Didah dari Papan Kohort SMA Madya Bandung, SMA
Bhakti

Bandung

Kalsum

Bandung,

Dilihat dari perkembangan

dan

SMA

siswa,

Bina

Taruna

tampak

sekolah

20

yang berdiri belakangan memperoleh siswa lebih banyak
dari pada sekolah yang berdiri lebih dahulu.

Ketika SMA

Bhakti Kalsum Bandung berdiri, dia memperoleh siswa lebih

banyak dari pada SMA Bina Taruna Bandung yang memperoleh
siswa lebih sedikit dibandingkan tahun ajaran sebelumnya.
Demikian pula halnya dengan

kondisi jumlah siswa SMA

Bhakti Kalsum Bandung ketika SMA Madya Bandung Berdiri.
Akhirnya, SMA Bina Taruna Bandung sampai pada jumlah

siswa baru yang cukup riskan dalam suatu penyelenggaraan
sekolah, karena

akan

dihadapkan

pada

ketidakefisienan

penyelenggaraan pendidikannya. Dua SMA swasta lainnya,
mengalami pula penurunan jumlah siswa baru yang cukup
berarti. Secara keseluruhan,

tiga sekolah

tersebut di

atas mengalami penurunan jumlah siswa mulai tahun

ajaran

1989/1990.

Berdasarkan

penurunan

faktor.

survey

jumlah siswa

diperkirakan

tersebut disebabkan

Faktor-faktor tersebut terdiri atas:

penambahan kapasitas daya

Bandung

pendahuluan,

sebanyak dua

tampung

kelas

SMA

pada

terakhir, lokasi SMA swasta yang

Negeri

tahun-tahun

berdekatan,

berbagai

adanya
Buahbatu

ajaran

kegiatan

promosi yang ditempuh, dan pengembangan wilayah kotamadya
Bandung yang mengakibatkan berubahnya rayonisasi sekolah.

Faktor-faktor tersebut di atas,
berorientasi pada kualitas layanan

pada
akhirnya
pendidikan yang

21

diberikan oleh tiga sekolah tersebut di atas.

Penambahan kapasitas daya tampung SMA Negeri
Buahbatu Bandung mengakibatkan calon siswa baru lebih
banyak terserap ke sekolah ini, karena cenderung ada
amggapan dari calon siswa baru atau orang

sekolah negeri

tuanya

bahwa

lebih berkualitas dibandingkan dengan

sekolah swasta.

Masalah

biaya

tidak

terlalu menjadi

alasan, sebab besarnya biaya yang harus dibayar selama

mengikuti pendidikan di SMA Negeri Buahbatu Bandung
relatif tidak jauh berbeda dibandingkan dengan tiga
sekolah tersebut di atas. Sejumlah kasus ditunjukan

oleh

sekolah-sekolah swasta "favorit", di mana daya tampung
sekolah telah terpenuhi sebelum pengumuman

penerimaan

siswa baru di SMA negeri diumumkan.

Lokasi

tiga

sekolah

tersebut

yang

saling

berdekatan, mengakibatkan jumlah calon siswa baru terbagi
diantara ketiganya. Hal tersebut, diperkirakan disebabkan

oleh meratanya kualitas sekolah tersebut,

yang apabila

dibandingkan dengan sekolah swasta favorit

atau

sekolah

tiga

sekolah

tahun

ajaran

negeri dapat dikategorikan biasa-biasa saja.

Kegiatan promosi yang ditempuh oleh

tersebut pada tahun ajaran

1989/1990 dan

1990/1991 dilakukan terbatas, sehingga menyebabkan
informasi mengenai keberadaan sekolah kurang tersebar.

Sebenarnya, meskipun informasi mengenai sekolah kurang

22

kalau sekolah tersebut sudah punya

"nama" dalam arti

berkualitas, informasi akan beredar dengan sendirinya.
Pengembangan

wilayah

kotamadya

Bandung

dan

perubahan rayonisasi sekolah, mengakibatkan SMA Madya
Bandung dan SMA Bhakti Kalsum Bandung harus "bersaing"
dengan sekolah-sekolah di kotamadya Bandung, dan SMA Bina

Taruna Bandung "kehilangan" sumber calon siswa_baru yang
dulunya berada di wilayah kabupaten Bandung. Di samping
hal tersebt di atas, ada kecenderungan dari

calon

siswa

baru, yang beranggapan bahwa sekolah di kotamadya Bandung
lebih berkualitas daripada di kabupaten Bandung.
E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh

suatu

deskripsi

tentang

penerapan

strategi

pemasaran

dalam penerimaan siswa baru di SMA swasta, yang

kemudian

dianalisis guna memperoleh suatu kesimpulan,

sehingga

ditemukan maknanya dalam konteks administrasi pendidikan.
Penelitian ini

diharapkan

pula

dapat

menemukan

suatu strategi penerimaan siswa baru yang efektif, sesuai
dengan
swasta.

potensi

yang

Efektivitas

dimiliki
suatu

masing-masing

strategi

kemampuan sekolah swasta dalam

menghimpun

terdaftar. Jumlah siswa yang dimiliki
penyelenggaraan sekolah,

karena

akan

sekolah
menentukan

jumlah

merupakan

siswa

merupakan

siswa

jaminan
salah

satu sumber pembiayaan yang paling utama. Di samping itu,
dari penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan
mengenai pentingnya anilisis startegi pada saat pendirian

suatu sekolah seperti analisis potensi input siswa, yaitu
lulusan sekolah pada jenjang yang

lebih rendah dan

wilayah layanan sekolah. Tanpa ini semua, penyelenggaraan
sekolah menjadi tidak efisien karena fasilitas yang ada
tidak termanfaatkan

terdaftar di
dimilikinya.
ditanamkan

sebagai

bawah

akibat

kapasitas

Di samping

itu,

dari

daya

jumlah siswa

tampung

yang

yang

telah

sulit,

atau

investasi

penyelenggara sekolah

akan

setidaknya relatif lama, untuk dapat kembali.
F. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Ilmiah

Hasil

penelitian

mengembangkan wawasan

ini

akan

bermanfaat

tentang administrasi

pendidikan,

khususnya dalam penyelenggaraan sekolah swasta.
pada

umumnya,

penyelenggaraan

berhubungan dengan jumlah siswa
siswa yang terdaftar akan

untuk

Di

mana

sekolah-sekolah

swasta

yang

Jumlah

berkaitan

terdaftar.
dengan

salah

satu

sumber pembiayaan.

Di samping itu, pemahaman dan
penerimaan

siswa

baru

dalam

pemaknaan

konteks

strategi

administrasi

pendidikan, setidaknya akan dapat menjadi landasan

suatu

24

konsep dalam pengembangan dan peningkatan kualitas
penyelenggaraan pendidikan. Pengembangan dan pelaksanaan
strategi penerimaan siswa baru pada akhirnya akan
menuntut peningkatan kualitas sekolah yang bersangkutan.
2. Kegunaan Praktis

Melalui penelitian ini dikaji tentang strategi
penerimaan siswa baru di SMA yang diselenggarakaTT oleh
swasta, sehingga hasilnya dapat bermanfaat dalam
menyempurnakan sistem perencanaan pendidikan tingkat
mikro yaitu untuk membantu penyelenggara pendidikan

swasta dalam menentukan program pendidikan, besarnya
biaya yang dibebankan kepada siswa, lokasi sekolah, dan
kegiatan promosi sesuai dengan potensi kuantitatif calon

siswa baru yang diberikan oleh SMP-SMP di wilayahnya.
Secara keseluruhan, penelitian ini berguna bagi
pejabat yang berwenang dalam menetapkan perlu tidaknya
suatu sekolah swasta,

khususnya SMA swasta diizinkan

berdiri di suatu tempat. Hal
mempertimbangkan kejenuhan suatu

tersebut
dengan
daerah
terhadap

kebutuhan suatu jenis sekolah.
G. Sistematika Pembahasan

Pembahasan tesis ini

dibagi

ke

dalam

lima

bab

berikut ini.

Bab 1 Pendahuluan. Bab ini berisi

mengenai

latar

belakang masalah, identifikasi masalah, objek penelitian.

25

pertanyaan penelitian,

tujuan

penelitian,

kegunaan

penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab 2 Tinjauan Pustaka. Bab ini berisi mengenai

teori dan konsep yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan.

Bab

3 Prosedur

Penelitian.

Bab

ini

membahas

mengenai prosedur yang ditempuh daTam penelitian yang
meliputi metode penelitian yang

digunakan,

sumber data

penelitian, tahap-tahap penelitian, alat pengumpul data,
dan teknik analisis data.

Bab 4 Hasil Penelitian

dan

Pembahasan.

Bab

ini

berisi mengenai deskripsi, analisis dan evaluasi terhadap
hasil

penelitian.

Bab 5 Kesimpulan, Implikasi, dan Rekomendasi.

ini

berisi mengenai

kesimpulan dan

implikasi

penelitian, dan rekomendasi yang berkenaan
penelitian.

dengan

Bab

hasil
hasil

BAB

III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian yang Digunakan
Penelitian tentang strategi penerimaan siswa

di SMA swasta ini menggunakan metode kualitatif.

dari metode ini adalah "mengamati orang dalam
hidupnya, berinteraksi dengan mereka,

bahasa dan tafsiran mereka
(Nasution,

1988:

5).

baru

Hakekat

lingkungan

berusaha

memahami

tentang dunia sekitarnya."

Dengan

metode ini,

penelitian

dilakukan dalam situasi wajar atau dalam natural

setting

dan bersifat induktif.

Metode penelitian kualitatif ini

digunakan

memperoleh gambaran yang lebih mendalam tentang
penerimaan siswa baru di SMA Madya

Kalsum Bandung, dan

SMA

Bina

Bandung,

Taruna

dan mencoba
memahami

memperoleh
maknanya.

dianalisis

dan

konsep-konsep
pemasaran

pemahaman

Selanjutnya,

dievaluasi

administrasi

kemudian

dalam

yang

disimpulkan,

Bhakti

di

holistik

untuk

penelitian

dengan

menggunakan

dan

strategi

sehingga

spekulatif diperoleh suatu pola strategi

mana

konteksnya

hasil

pendidikan

strategi

SMA

Bandung

peristiwa dipandang secara keseluruhan

untuk

yang

secara

digunakan

dan dianggap efektif oleh tiga SMA tersebut.

Penelitian

dengan

metode

74

kualitatif

ini

akan

75

menghasilkan suatu generalisasi dalam arti
dengan generalisasi pada
Generalisasi

dalam

hasil

penelitian

penelitian

dalam

penelitian

penelitian yang

kasus,

kualitatif
diperoleh

berlaku

dalam

kuantitatif.

sedangkan

berarti,

di

universal

generalisasi

"apakah

berdasarkan

situasi

berarti

secara

studi

mengenai sampel yang sangat terbatas dapat

atau

berbeda

kuantitatif

menemukan prinsip-prinsip yang berlaku

dan dapat mencakup semua

yang

hasil
mendalam

diaplikasikan

luar

kasus

yang

diselidiki." (Nasution, 1988:15).
B. Responden

Berdasarkan permasalahan, yang dijadikan responden
dalam penelitian strategi penerimaan siswa

baru

Madya Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung,

dan

Taruna Bandung terdiri atas calon siswa baru
tuanya yang mendaftar pada saat
siswa baru, siswa kelas dua
guru,

dan

panitia

penerimaan

dan

penerimaan

tiga,
siswa

di

SMA

orang

siswa

baru,

baru.

sekolah,
Responden

penelitian tersebut dipilih secara purposif atau

responden bertambah sesuai

dengan

kepentingan triangulasi, baik

yang

keperluan

ditetapkan

Bina

atau

kepala

menurut tujuan pemecahan masalah. Jumlah

SMA

oleh

dipilih

dijadikan
dan

untuk

peneliti

maupun berdasarkan hasil penunjukan responden sebelumnya.

76

C

Tahap-tahap Penelitian

Penelitian tentang strategi penerimaan siswa

baru

di SMA Madya Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung, dan

SMA

Bina Taruna Bandung menggunakan tahap-tahap yang diadopsi
dari tahap-tahap penelitian kualitatif menurut Bogdan dan
Biklen. Menurut Bogdan dan Biklen
34), tahap-tahap

penelitian

(Nasution,

kualitatif

1988;

dibedakan

tiga fase, yang tidak mempunyai batas yang

tegas,

33atas

yaitu

tahap orientasi, tahap eksplorasi, dan tahap member chek.

Tahap orientasi.

Tahap

orientasi

Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung dan

Bandung dilakukan untuk mengetahui
harus dicari, karena belum

nyata

di

SMA

apa

SMA Madya
Bina

Taruna

sebenarnya

benar

apa

yang

yang

akan

dipilih sebagai fokus penelitian, meskipun gambaran

umum

mengenai apa yang akan diteliti sudah

dipunyai.

pedoman,

sebagai

digunakan

Aspek-aspek

apa

rurausan

yang

masalah

dianggap

Sebagai
berikut:

strategis

dalam

pengembangan strategi penerimaan siswa baru, dan strategi
apa yang digunakan dalam penerimaan siswa

sekolah tersebut?

Alat

pengumpul

terdiri atas dokumen RAPBS (Rencana

data

baru

yang

Anggaran

dan Belanja Sekolah) tahun 1990/1991
wawancara dengan kepala sekolah, guru,

dan
dan

dua dan tiga; dan observasi terhadap lokasi

di

tiga

digunakan
Pendapatan

Papan
siswa

dan

Kohort;
kelas

situasi

umum di SMA Madya Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung, dan

77

SMA

Bina

Taruna

Bandung.

Data

dokumen, wawancara, dan hasil

ditemukan hal-hal

yang

siswa

baru,

komponen

sasaran

sebagai

strategi

sekolah,

kegiatan

dari

dianalisis

dijadikan

layanan

dibebankan kepada siswa,

diperoleh

observasi

dapat

penelitian yaitu penetapan

yang

fokus

penerimaan
biaya

promosi,

dan

yang

dan

lokasi

sekolah.

Tahap

Tahap

eksplorasi.

eksplorasi

merupakan

kegiatan pengumpulan data dari responden berkenaan dengan
hal-hal yang ada

hubungannya

dengan

Informasi digali secara lebih

mengenai

aspek-aspek

diperoleh berdasarkan

yang

terstruktur

menonjol

informasi

Permasalahan yang digunakan

fokus

sebagai

dan

dan

pada

penelitian.
mendalam

penting

tahap

orientasi.

pedoman

menyangkut

pengembangan sasaran strategi, komponen layanan
biaya yang dibebankan kepada siswa,

dalam

strategi

penerimaan

siswa

dan

baru

lokasi

di

Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung, dan SMA

sekolah,
sekolah

SMA

Madya

Bina

Taruna

Bandung. Alat pengumpul data yang digunakan terdiri
dokumen RAPBS
Sekolah)

(Rencana

tahun

Anggaran

1991/1992,

Buku

yang

Pendapat
Penerimaan

dan

atas

Belanja

Siswa

Baru

tahun 1991/1992, dan Data Kepegawaian; observasi terhadap
lokasi sekolah, pelaksanaan penerimaan siswa baru, tempat
pemasangan

media

advertensi

spanduk

penyebaran brosur dan kegiatan yang

dan

dimaksudkan

poster,
sebagai

78

publisitas; wawancara mengenai strategi-strategi yang
digunakan dalam penerimaan siswa baru dengan kepala
sekolah dan panitia penerimaan siswa baru, dan

wawancara

mengenai alasan memasuki sekolah yang bersangkutan dengan

calon siswa baru atau orang tuanya yang

mendaftar

saat penerimaan siswa baru;

yang

diedarkan

kepada siswa baru dengan maksud untuk mengecek

kebenaran

dan

data, dan memperoleh data yang

angket
bersifat

spesifik.

pada

Data

yang diperoleh dianalisis melalui langkah-langkah reduksi
data, display data, dan verifikasi.

Tahap

Tahap member chek.

untuk

mengkonfirmasikan

data, yang disusun ke

member

kesesuaian

dalam

hasil

laporan

masing-masing responden yang menjadi

baru

ditambahkan

tersebut dan bila perlu dapat

dilakukan

pengumpulan

sementara,
sumber.

yang terjadi dikoreksi, dan apabila

penjelasan

chek

ada

kepada

Kekeliruan

informasi

pada

hasil

dicari

data

atau

penelitian

baru.

Tahap

member check ini dilakukan selama penelitian berlangsung,
sehingga data yang diperoleh sesuai dengan informasi yang
diberikan

responden.

Data

yang

diperoleh

kemudian

dianalisis melalui tahap reduksi data, display data,
verifikasi.

Tahap

terakhir

yaitu

dan

merumuskan

kesimpulan-kesimpulan dan penyusunan laporan penelitian.
Tahap
siswa baru

penelitian
di

SMA

mengenai

Madya

Bandung,

strategi
SMA

penerimaan

Bhakti

Kalsum

79

Bandung, dan SMA Bina Taruna Bandung di atas digambarkan
di

bawah ini.
GAMBAR 4

TAHAP-TAHAP PENELITIAN
Tahap Orientasi

Perumusan

Dokumen

Masalah

Wawancara

Observasi

Pemilihan Fokus

dan

Penyusunan Disain

Tahap Eksplorasi
Perumusan

Dokumen

Masalah

Angket

Observasi

Terbuka

Wawancara

Pemilihan Fokus dan
Perumusan Masalah

Reduksi data, display data,
dan

Teori

verifikasi

Tahap Member Check
Laporan Sementara

Revisi-revisi

«—•

Kesimpulan

Laporan Penelitian

<

>

Teori

Responden

80

Tahap yang ditempuh dalam penelitian

tersebut

di

atas, sebenarnya tidak dapat secara tegas dipisahkan,
karena "disain penelitian kualitatif

bersifat

sirkuler"

(Nasution, 1988: 27), sehingga apabila digambarkan

dalam

bentuk proses penelitian kualitatif tampak pada gambar di
bawah ini.
GAMBAR

5

PROSES PENELITIAN KUALITATIF
Mengumpulkan Data

Analisis Data

Verifikasi Data

Permasalahan

T

Laporan Berdasarkan

Catatan dan Ingatan

D. Alat Pengumpul Data
Menurut Nasution (1988: 34):

Instrumen penelitian yang utama ialah peneliti
sendiri. Namun setelah penelitian berlangsung selama

waktu tertentu, diperoleh fokus yang lebih jelas, maka
ada kemungkinan untuk mengadakan angket dan wawancara

yang lebih berstruktur untuk memperoleh data yang
lebih spesifik. Angket yang lebih berstruktur dapat
pula digunakan untuk

saja sudah grounded.

mengecek

kebenaran

Berdasarkan hal tersebut di atas,
data

yang

digunakan

(participant
samping

itu,

terdiri

observation),
untuk

bahan

atas

data,

asal

alat

pengumpul

peneliti

sendiri

wawancara,
triangulasi

dan

angket.

digunakan

Di
pula

81

dokumen sebagai alat pengumpul data lainnya.
Peneliti sebagai

alat

pengumpul

data

ditujukan

untuk mempelajari organisasi sosial, mulai dari
kecil sampai kelompok besar

(Krudder,

kelompok

1981).

Alat

ini

ditujukan untuk memperoleh gambaran prilaku manusia dalam

kehidupan

Krudder

yang

sebenarnya

(1981),

observasi

melalui

observasi.

Menurut

melalui

langkah

dilakukan

pemilihan perilaku yang akan diobservasi, memilih setting
yang tepat berdasarkan pertimbangan teoritis dan praktis,
dan memilih

alat

perilaku yang

pencatat

akan

observasi yang

hasil

diobservasi

atau

tidak

praktis

melalui observasi,

maka

wawancara.

terbuka

secara

disusun

Angket

tertulis yang

digunakan
birisi

dijawab

yang

mana

tidak

mengumpulkan

data

di

angket

terbuka

pertanyaan

secara

sedangkan wawancara pada prinsipnya

pedoman

data

situasi

untuk

Pemilihan

dalam

berkembang sesuai dengan

terkumpul. Apabila muncul suatu

mungkin

observasi.

dan

terbuka

tertulis

pula,

dengan

angket

sama

terbuka,. hanya ada satu kelebihan yaitu adanya kesempatan
untuk berkomunikasi

secara

situasi yang terjadi pada

langsung,

untuk

memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai

pokok

Menurut

dan

Nasution

bahan

itu.

triangulasi

(1988:

87)

Selain

meliput

itu

penelitian

saat

sehingga

digunakan

"banyak

dokumen.

yang

dapat

ditafsirkan dari dokumen itu, tidak tersurat akan

tetapi

s:

tersirat." Sementara itu menurut Krudder (1981), studi
dokumen disebut pula concent analysis yang membuat

kesimpulan secara sistematis dan

objektif

terhadap

informasi yang ada.

Alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian strategi penerimaan siswa baru di SMA

Madya Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung, dan SMA Bina
Taruna Bandung terdiri atas dokumen-dokumen yang meliputi
RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah)
tahun 1990/1991 dan 1991/1992, Buku Induk Siswa, Buku
Penerimaan Siswa Baru tahun 1991/1992, Papan Kohort, dan
Data Kepegawaian; pedoman wawancara untuk kepala sekolah,
guru, calon siswa baru atau orang tuanya yang mendaftar

pada penerimaan siswa baru, dan panitia penerimaan siswa
baru; pedoman observasi untuk kegiatan penerimaan siswa
baru dan penggunaan media advertensi; dan angket terbuka
untuk siswa yang dimaksudkan untuk memperoleh data
spesifik tentang
y efektivitas
""vitas

^i-r-^i-^,,;
strategi

penerimaan

siswa

baru yang dikembangkan.

Keterkaitan antara variabel penelitian, data yang
dibutuhkan, sumber data, dan alat pengumpul data tampak
pada kisi-kisi berikut ini.

83
TABEL 5

KISI-KISI ALAT PENGUMPUL DATA
Variabel
Penelitian

Penetapan

Data yang

Akan
Sumber

Dikumpulkan

baru yang di

strategi

Alat

Pengumpul
Data

1. Calon siswa

sasaran

Data

Kepala SMA

Pedoman Wawan

swasta

cara

Nomor Item
Pd Instrumen

01. 02, 03

jadikan sasa-

saran strategi
2. Realisasi sa
Kepala SMP
saran strategi sasaran

Kohor t

penerimaan

siswa baru

Komponen
layanan

1. Penetapan kom
ponen layanan

sekolah

Kepala SMA
swasta

Dokumen Buku
Induk Siswa

Siswa baru
SMA swasta

Angket Terbuka

Kepala SMA

yanan

sekolah

02

05

Pedoman Wawan-

swasta

cara

04,

Siswa baru
SMA swasta

Angket Terbuka

03, 04, 05

sekolah

2. Komponen la

01,

yang menjadi
pemicu

keber-

hasilan stra

tegi

Biaya pen

1.