MENINGKATKAN KESEGARAN JASMANI MELALUI PEMBELAJARAN GOBAK SODOR PADA SISWA KELAS III SDN SITANGGAL 06 KECAMATAN LARANGAN KABUPATEN BREBES.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

E D I H A R Y A N T O 0 9 0 3 1 3 2

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PROGRAM STUDI PENJAS S1 KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011


(2)

Kesegaran Jasmani Melalui Pembelajaran Gobak Sodor Pada Siswa Kelas III SDN Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada yang mengklaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2011 Yang membuat pernyataan

EDI HARYANTO NIM 0903132


(3)

PEMBELAJARAN GOBAK SODOR PADA SISWA KELAS III SDN SITANGGAL 06 KECAMATAN

LARANGAN KABUPATEN BREBES

EDI HARYANTO 0903132

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Dosen Pembimbing I

Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd NIP. 196002061986031001

Dosen Pembimbing II

Dr. H. Nurlan Kusmaedi, M.Pd NIP. 195301111980031002

Mengetahui

Ketua Jurusan Program PGSD

Dr. Ayi Suherman, M.Pd NIP. 196002151984111001


(4)

i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pemecahan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Penegasan Istilah ……… 9

BAB II KAJIAN TEORI ... 13

A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar ... 13

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 13

2. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di SD ... 13

3. Tujuan Pendidikan Jasmani di SD ... 15

B. Karakter Siswa Sekolah Dasar ... 17

C. Kesegaran Jasmani ... 17

1. Pengertian Kesegaran Jasmani ... 17

2. komponen Kesegaran Jasmani ... 19

3. Tes Kesegaran Jasmani ... 23

D. Pembelajaran Gobak Sodor ... 25

1. Pengertian Pembelajaran ... 25

2. Gobak sodor ... 26

3. Analisis Pengaruh Pembelajaran Gobak Sodor Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani ... 28

E. Temuan yang Relevan ... 30

F. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32


(5)

ii

2. Desain Penelitian ... 37

D. Prosedur Penelitian ... 41

1. Tahap Perencanaan Tindakan ... 41

2. Tahap Pelaksanaan/Tindakan ... 42

3. Tahap Observasi ... 43

4. Tahap Refleksi ... 43

E. Instrumen Penelitian ... 43

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 46

1. Teknik Pengumpulan Data ... 46

2. Analisis Data ... 47

G. Validasi Data ... 47

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Paparan Data Awal ... 49

B. Paparan Data Tindakan ... 53

1. Paparan Data Tindakan Siklus 1 ... 53

a. Paparan Data Perencanaan siklus 1 ... 54

b. Paparan Data Pelaksanaan siklus 1 ... 55

c. Paparan Data Observasi siklus 1 ... 60

d. analisis dan Refleksi siklus 1 ... 73

2. Paparan Data Tindakan Siklus 2 ... 77

a. Paparan Data Perencanaan siklus 2 ... 77

b. Paparan Data Pelaksanaan siklus 2 ... 78

c. Paparan Data Observasi siklus 2 ... 84

d. analisis dan Refleksi siklus 2 ... 96

3. Paparan Data Tindakan Siklus 3 ... 99

a. Paparan Data Perencanaan siklus 3 ... 100

b. Paparan Data Pelaksanaan siklus 3 ... 101

c. Paparan Data Observasi siklus 3 ... 107

d. analisis dan Refleksi siklus 3 ... 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 121

A. Kesimpulan ... 121

B. Kritik dan Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 124

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 125


(6)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Nilai TKJI Putra Usia 6-9 Tahun ... 24

2.2 Nilai TKJI Putri Usia 6-9 Tahun ... ... 25

2.3 Norma TKJI Usia 6-9 Tahun... ... 25

3.1 Data Kepala Sekolah, Guru dan Penjaga Sekolah ... ... 33

4.1 Data Awal Tes Kesegaran Jasmani... 50

4.2 Nilai TKJI Putra Usia 6-9 Tahun ... ... 51

4.3 Nilai TKJI Putri Usia 6-9 Tahun ... ... 51

4.4 Norma TKJI Usia 6-9 Tahun ... ... 51

4.5 Data Observasi Perencanaan Siklus 1 ... ... 61

4.6 Data Observasi Pelaksanaan Siklus 1 ... ... 64

4.7 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 ... ... 67

4.8 Hasil Belajar Siklus 1 ... ... 70

4.9 Nilai TKJI Putra Usia 6-9 Tahun ... ... 71

4.10 Nilai TKJI Putri Usia 6-9 Tahun ... ... 71

4.11 Norma TKJI Usia 6-9 Tahun ... ... 71

4.12 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar ... ... 76

4.13 Data Observasi Perencanaan Siklus 2 ... ... 84

4.14 Data Observasi Pelaksanaan Siklus 2 ... ... 87

4.15 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 ... ... 90

4.16 Hasil Belajar Siklus 2 ... ... 93

4.17 Nilai TKJI Putra Usia 6-9 Tahun ... ... 94

4.18 Nilai TKJI Putri Usia 6-9 Tahun ... ... 94

4.19 Norma TKJI Usia 6-9 Tahun ... ... 94

4.20 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar ... ... 98

4.21 Data Observasi Perencanaan Siklus 3 ... ... 107

4.22 Data Observasi Pelaksanaan Siklus 3 ... ... 109

4.23 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus 3 ... ... 112

4.24 Hasil Belajar Siklus 3 ... ... 115

4.25 Nilai TKJI Putra Usia 6-9 Tahun ... ... 116

4.26 Nilai TKJI Putri Usia 6-9 Tahun ... ... 116

4.27 Norma TKJI Usia 6-9 Tahun ... ... 116


(7)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Lapangan Gobak Sodor ... 7

2.2 Bagan Tujuan Pendidikan Jasmani ... 16

2.3 Lapangan Gobak Sodor ... ... 28

3.1 PTK Model Ebbut ... ... 38

3.2 PTK Model Lewin ... ... 39

3.3 PTK Model Kemmis Tagart ... ... 40

4.1 Persentase Data Awal ... 52

4.2 Diagram Hasil Perencanaan Siklus 1 ... ... 63

4.3 Diagram Hasil Pelaksanaan Siklus 1 ... 66

4.4 Diagram Aktivitas Siswa Siklus 1... ... 69

4.5 Diagram Hasil Belajar Siklus 1 ... ... 72

4.6 Diagram Peningkatan Hasil Belajar ... 76

4.7 Diagram Hasil Perencanaan Siklus 2 ... ... 87

4.8 Diagram Hasil Pelaksanaan Siklus 2 ... 89

4.9 Diagram Aktivitas Siswa Siklus 2... ... 92

4.10 Diagram Hasil Belajar Siklus 2 ... ... 95

4.11 Diagram Peningkatan Hasil Belajar ... 99

4.12 Diagram perencanaan Siklus 3 ... ... 109

4.13 Diagram Hasil Pelaksanaan Siklus 3 ... 111

4.14 Diagram Aktivitas Siswa Siklus 3... ... 114

4.15 Diagram Hasil Belajar Siklus 3 ... ... 117


(8)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus 1 ... 125

2 Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus 2 ... 130

3 Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus 3 ... 135

4 Hasil Observasi Perencanaan Siklus 1... ... 140

5 Hasil Observasi Pelaksanaan Siklus 1... ... 142

6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1... ... 145

7 Hasil Observasi Hasil Belajar Siklus 1... ... 147

8 Hasil Observasi Perencanaan Siklus 2... ... 149

9 Hasil Observasi Pelaksanaan Siklus 2... ... 151

10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2... ... 154

11 Hasil Observasi Hasil Belajar Siklus 2... ... 156

12 Hasil Observasi Perencanaan Siklus 3... ... 158

13 Hasil Observasi Pelaksanaan Siklus 3... ... 160

14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 3... ... 163

15 Hasil Observasi Hasil Belajar Siklus 3... ... 165

16 Format wawancara Guru... ... 167

17 Format wawancara Siswa... ... 168

18 Catatan Lapangan ... ... 169

19 Format Angket Siswa... ... 170

20 Photo Kegiatan Pembelajaran... ... 171

21 Surat ijin Penelitian... ... 173

22 SK Bimbingan Skripsi... ... 174

23 Surat Keterangan Sekolah... ... 175


(9)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah suatu sistem yang terdiri dari sejumlah unsur atau komponen yang tersusun secara teratur dan saling berhubungan menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sejumlah unsur atau komponen yang dimaksud antara lain guru, murid, kurikulum, sumber, dan sarana prasarana.

Masing-masing unsur atau komponen pembelajaran tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada dasarnya adalah proses pengkoordinasian sejumlah komponen untuk menumbuhkan kegiatan pembelajaran yang optimal menuju tujuan yang diharapkan.

Keberhasilan pembelajaran dilihat dari segi hasil ada korelasi antara proses pembelajaran dengan hasil yang dicapai. Semakin besar usaha untuk menciptakan kondisi proses pembelajaran, semakin tinggi pula hasil atau produk dari pembelajaran tersebut. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan adanya suatu ketepatan pemilihan metode pembelajaran dan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru sesuai dengan bidang studi yang diampunya. Guru dalam hal ini merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar.

Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum (2004: 2) Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan yang memfokuskan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, ketrampilan berfikir


(10)

kritis, stabilitas emosional, ketrampilan sosial penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani.

Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum (2004: 2) Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (seperti: sportivitas, jujur, kerjasama, disiplin, bertanggungjawab) dan pembiasaan pola hidup sehat, yang dalam pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental intelektual, emosi dan sosial.

Sedangkan peranan pendidikan jasmani yaitu memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Yuwono, (2008: 8) Pendidikan jasmani mempunyai dua prinsip, yaitu: (1) mengutamakan partisipasi siswa (2) upaya pendidikan harus dapat membentuk kebiasaan hidup aktif sepanjang hayat. Prinsip yang kedua berkaitan dengan usaha untuk mencapai kualitas hidup sehat dan sejahtera secara paripurna. Bagian penting dari kualitas hidup sehat paripurna adalah kebugaran jasmani.

Kesegaran jasmani para siswa merupakan bagian penting dari kegiatan pengukuran dan evaluasi dalam pendidikan jasmani. Hasil pengukuran dapat digunakan untuk menafsirkan tingkat keberhasilan program pembelajaran dalam suatu periode, satu semester misalnya. Di samping itu juga sebagai tindakan penyempurnaan isi program dan atas metode pembelajarannya. Untuk itu tes yang dilakukan perlu dipilih dan dilaksanakan dengan mengikuti kaidah atau kriteria tertentu sehingga hasil pelaksanaannya dapat dijadikan informasi atau umpan balik bagi pihak yang membutuhkan. Artinya hasil tes kesegaran jasmani merupakan paparan deskriptif yang menjelaskan sejauhmana kemajuan belajar siswa bila ditinjau dari tingkat kesegaran jasmaninya.


(11)

Husdarta (2009: 14) secara umum, manfaat pendidikan jasmani di sekolah mencakup sebagai berikut: 1) Memenuhi kebutuhan anak akan gerak 2) Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensinya 3) Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna 4) Menyalurkan energi yang berlebihan 5) Merupakan pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional.

Pada kenyataannya beban belajar di sekolah begitu berat hingga menekan kebebasan anak untuk bergerak. Kebutuhan mereka akan gerak tidak bisa terpenuhi karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Kehidupan sekolah yang demikian berkombinasi pula dengan kehidupan di rumah dan lingkungan luar sekolah. Jika di sekolah anak kurang bergerak, demikian pula di rumah karena kemajuan tekhnologi saat ini justru mengungkung anak-anak dalam lingkungan kurang gerak. Usia anak yang seharusnya mengeksplorasi lingkungan dengan bermain dan bergerak, justru mereka terjebak untuk diam oleh hiburan yang di tawarkan oleh tehnologi dengan hanya menonton tv atau bermain video game.

Keadaan demikian apabila dibiarkan secara terus-menerus tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas hidup mereka. Tingkat kesegaran jasmani mereka akan menurun hingga tidak bisa mengerjakan tugas sehari-hari tanpa kelelahan yang berarti.

Hasil tes kesegaran jasmani siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes yang berjumlah 20 orang adalah sebagai berikut: siswa yang mencapai kriteria BS (Baik Sekali) = 0 %, B (Baik) = 0 %, S (Sedang) = 20 %, K (Kurang) = 60 %, dan KS (Kurang Sekali) = 20 %. Data tersebut mengindikasikan kurangnya keberhasilan pembelajaran penjas dalam menjawab tantangan keadaan, dimana para siswa khususnya kelas III


(12)

memiliki kecenderungan kurang gerak yang disebabkan begitu beratnya beban belajar serta perkembangan tehnologi yang menjanjikan hiburan bagi mereka.

Untuk mengetahui berbagai faktor yang menjadi penyebab kurangnya keberhasilan pembelajaran, penulis melakukan refleksi. Dari refleksi yang yang dilakukan diketahui berbagai kekurangan dalam proses pembelajaran yang disampaikan seperti berikut ini :

Guru dalam melaksanakan pembelajaran hanya menggunakan metode komando. Metode ini hanya menitikberatkan pada perintah guru yang disampaikan pada siswa untuk kemudian dilaksanakan tanpa memperhatikan kesempatan siswa untuk mengeksplorasi kemampuan dirinya.

Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, bahkan sering kali ada siswa yang ijin untuk tidak mengikuti pembelajaran penjas dengan alasan capek. Hal tersebut kemudian menjadikan siswa kurang aktivitas geraknya sehingga berpengaruh pada tingkat kesegaran jasmaninya.

Dengan alasan di atas maka penulis bermaksud ingin melakukan perbaikan pembelajaran serta berupaya meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas III. Untuk itu penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kesegaran Jasmani Melalui Pembelajaran Gobak Sodor Pada Siswa Kelas III SDN Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes”

B. Rumusan Masalah

Dari paparan di atas mengenai alasan pengambilan judul dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:


(13)

1. Bagaimana merencanakan pembelajaran permainan gobak sodor dalam meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas III SDN Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes.

2. Bagaimana melaksanakan pembelajaran permainan gobak sodor dalam meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas III SDN Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes.

3. Bagaimana mengevaluasi pembelajaran permainan gobak sodor dalam meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas III SDN Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes.

4. Bagaimana peningkatan kesegaran jasmani siswa dalam setiap siklus melalui pembelajaran permainan gobak sodor pada siswa kelas III SDN Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes.

C. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah dalam meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas III SDN Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes adalah melalui pembelajaran permainan gobak sodor.

Gobak sodor merupakan jenis permainan tradisional dari Indonesia. Permainan ini merupakan sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 5 orang atau lebih. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.


(14)

Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan.

Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran yang disesuaikan dengan jumlah pemain pada masing-masing tim. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Di bawah ini adalah gambar lapangan permainan gobak sodor.

START

Gambar 1.1 Lapangan Gobak Sodor

FINISH

Keterangan : Tim Penjaga Tim Lawan Arah Pemain


(15)

Dalam permainan ini terdapat 2 (dua) tim yang masing-masing terdiri dari 5 orang (bisa lebih, tergantung banyaknya peserta), Tim penjaga: dengan tugas masing-masing anggota dari satu tim menjaga garis agar tidak kebobolan dilewati tim lawan, sedangkan Tim Lawan berusaha untuk menembus garis batas untuk menuju garis terakhir (finish) dengan syarat tidak tersentuh tim penjaga. Setelah tim lawan bisa menembus garis batas hingga garis paling akhir (finish) maka tim lawan masih harus berusaha balik ke garis depan dengan menembus garis batas (benteng) untuk bisa sampai di garis start dengan selamat (tidak tersentuh tim penjaga). Dengan demikian suatu tim dikatakan menang bila sudah mencapai garis finish dan kembali ke garis start.

Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak dikenali sampai pada yang diketahui, dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai mampu melakukannya. Bermain bagi anak memiliki nilai dan ciri yang penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari. Di Indonesia banyak sekali ragam permainan yang biasa dimainkan oleh anak-anak jaman dulu, salah satunya adalah permainan tradisional gobak sodor. Permainan ini memiliki ciri-ciri : (1) Dimainkan secara kelompok (2) Memiliki unsur gerak yang tinggi (3) Memiliki aturan yang harus diindahkan pemain. Nilai-nilai yang didapat dari permainan ini antara lain: kerjasma, tanggungjawab, disiplin, keberanian, dan sportivitas. Berdasarkan uraian diatas permainan tradisional gobak sodor dapat diterapkan sebagai model pembelajaran pendidikan jasmani oleh guru penjas dalam upaya meningkatkan kesegaran jasmani para siswanya.


(16)

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka bukan hanya kesegaran jasmani siswa saja yang akan dijadikan sasaran dalam pembelajaran ini tetapi yang terpenting adalah bagaimana upaya guru dalam membuat suatu inovasi pembelajaran dalam usaha meningkatkan atau memperbaiki proses serta kualitas dari pembelajaran tersebut.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

1 Memperbaiki perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas III SDN Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes.

2 Memperbaiki pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas III SDN Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes.

3 Memperbaiki evaluasi pembelajaran dalam meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas III SDN Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes. 4 Mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa kelas III SDN Sitanggal 06

Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran permainan gobak sodor.

E. Manfaat Penelitian

Dengan diadakan penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan membuat manfaat sebagai berikut :


(17)

Meningkatkan kesegaran jasmaninya, serta dapat mengikuti proses pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan.

2. Manfaat Untuk Guru

Meningkatkan kualitas mengajar melalui inovasi model pembelajaran agar dapat tercapai tujuan pendidikan.

3. Manfaat Bagi Sekolah

Model pembelajaran melalui permainan gobak sodor dapat menjadi acuhan dalam mengupayakan kesegaran jasmani kelas yang lain.

4. Manfaat bagi Kampus

Sebagai bahan informasi untuk prodi PGSD Penjas S1 tentang pembelajaran permainan tradisional untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa.

F. Penegasan Istilah

Sehubungan dengan judul dalam Penelitian ini, untuk mendapatkan kesepahaman penafsiran tentang substansi yang ada dalam penelitian ini, Maka perlu adanya penegasan istilah sebagai berikut:

1. Meningkatkan

Meningkatkan adalah menaikkan (derajat, tarap dsb), mempertinggi, memperhebat (prosedur dsb) mengangkat diri, memegahkan diri (KBIU, 1976:1087)

2. Kesegaran Jasmani

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000: 1010) yang dimaksud dengan kesegaran adalah keadaan (hal, sifat dan sebagainya) segar, kenyamanan,


(18)

kesehatan sedangkan jasmani adalah tubuh, badan, benda sebagai lawan rohani (KBBI, 2001: 13)

Departemen Pendidikan Nasional, TKJI 2003: kesegaran jasmani adalah kondisi fisik yang bersangkutpaut dengan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efesien. Istilah kesegaran jasmani juga dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan kerja secara efisien, tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.

3. Pembelajaran

Pengertian pembelajaran menurut kamus bahasa Indonesia : Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

Knirk & Gustasfon (2005) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar.

Dimyati & Mudjiono (2005) menjabarkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Gagne dan Briggs (1979:3) mengungkapkan pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.


(19)

Dari berbagai pendapat di atas tentang pengertian pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

4. Permainan Tradisional

Kusmaedi ”Permainan Tradisional” (2009: 4) Permainan adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat aturan-aturan yang merupakan kesepakatan dari komunitas tertentu. Dalam permainan unsur-unsur kesenangan tetap ada.

5. Gobak Sodor

Kusmaedi ”Permainan Tradisional” (2009: 91) Hadang atau disebut juga gobak sodor adalah salah satu bentuk permainan atau olahraga tradisional yang dimainkan secara beregu dengan jumlah pemain tiap regu berjumlah 5 orang.

gobak sodor adalah sejenis permainan tradisional dari Indonesia yang dimainkan oleh dua tim, di mana masing-masing tim terdiri dari 5 orang atau lebih. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis batas awal (start) ke garis batas terakhir (finish) secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota tim harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan tanpa tersentuh tim penjaga.

6. Sekolah Dasar Negeri

Dalam penelitian ini yang disebut dengan Sekolah Dasar Negeri adalah semua sekolah dasar yang tergabung dalam satu wadah dibawah UPTD Pendidikan


(20)

7. Sitanggal

Sitanggal adalah sebuah desa di kecamatan Larangan kabupaten Brebes Jawa Tengah dimana berdiri SDN Sitanggal 06 tempat dilaksanakannya penelitian ini.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SD Negeri Sitanggal 06, yang berada di Desa Sitanggal kecamatan Larangan Kabupaten Brebes. Sekolah tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian dengan alasan bahwa :

a. Peneliti bertindak sebagai guru Penjasorkes di SD Negeri Sitanggal 06, sekaligus sebagai peneliti dalam penelitian ini.

b. Peneliti telah mengenal sifat, karakter dan kebiasaan siswa, sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi siswa yang bermasalah dan mempermudah proses memantau, merevisi dan mengolah data yang diperlukan.

Adapun keadaan SD Negeri Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes adalah sebagai berikut :

SD Negeri Sitanggal 06 memiliki lima ruangan kelas, satu ruangan kepala sekolah, satu ruangan kantor, satu WC guru, dan memiliki halaman yang digunakan sebagai lapangan upacara sekaligus untuk lapangan bulu tangkis, lapangan sepak takraw, serta lapangan bola voli mini.

Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SD Negeri Sitanggal 06 ini berjumlah 11 orang. Untuk nama, jabatan, serta tugasnya dapat dilihat pada tabel 3.1.


(22)

Tabel 3.1

DATA KEPALA SEKOLAH, GURU, DAN PENJAGA SD NEGERISITANGGAL 06 TAHUN 2010/2011

NO NAMA

NIP

JABATAN GURU

TUGAS

MENGAJAR KET

1. SLAMET, S.Pd

NIP. 195303201975121004 Kasek IV - VI PKn

2. ARIES MUNANDAR, A.Ma

NIP. 195510121981041002 Guru Mapel I - VI PAI

3. WASTORI, S.Pd.SD

NIP. 196306121982011001 Guru Kelas VI

4. RUBIKEM, A.Ma.Pd

NIP. 195406081975122001 Guru Kelas III

5. B. EDI HERNALI, A.Ma.Pd

NIP. 196704011988101001 Guru Kelas IV

6. ZADANABAHA, S.Pd.SD

NIP.197111051993032005 Guru Kelas V

7. DAILAH, A.Ma.Pd

NIP.196606071990032005 Guru Kelas I

8. IKA NOVIANA DEWI

NIP. - Guru Kelas II

9. EDI HARYANTO, A.Ma

NIP. - Guru Mapel I -VI Penjas

10. DEDE NURAZIZAH

NIP.- Guru Mapel IV - VI B. Ing

11

NOTO MULYANI

NIP.- Penjaga

Dalam penelitian ini, peneliti akan dibantu oleh beberapa rekan guru antara lain : 1 (satu) orang guru Penjasorkes MI Miftahul Huda Dukuh Rantam (Waryono, A.Ma) akan bertindak sebagai praktisi atau observer, 1 (satu) orang guru kelas VI (Wastori, S.Pd.SD) sebagai observer, 1 (satu) orang guru kelas III


(23)

(Rubikem,A.Ma.Pd) dan kepala sekolah (Slamet, S.Pd.SD)sebagai mitra peneliti lainnya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2011. Pada pelaksanaan tindakan yang diberikan akan dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu dan hari menurut jam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dimana penulis bekerja.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang penulis teliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Sitanggal 06 Kecamatam Larangan Kabupaten Brebes tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 10 siswa putra dan 10 siswa putri, dengan kondisi fisik normal sesuai pertumbuhan dan perkembangan yang wajar.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikan tingkat ilmu serta teknologi, Margono (2004) dalam Suherman (2010 : 33). Sedangkan menurut Furchn (2004) dalam Suherman (2010: 33) bahwa metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi.


(24)

Banyak klasifikasi metode penelitian yang diajukan oleh para ahli. Klasifikasi metode penelitian yang diberikan oleh satu ahli berbeda dengan yang dibuat oleh ahli lainnya. Namun ada juga yang memberikan klasifikasi metode penelitian yang relatif sama. Salah satu klasifikasi metode penelitian yang sering digunakan oleh para guru dalam meneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.

Berdasar pada paparan di atas mengenai metode penelitian maka penulis bermaksud untuk menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian ini. Alasan penulis menggunakan rancangan PTK antara lain:

1. Sebagai seorang guru, PTK merupakan kegiatan keseharian. 2. PTK langsung berkaitan dengan kegiatan PBM.

3. PTK langsung dilakukan di kelas.

Alasan lain penulis menggunakan metode PTK seperti yang dikemukakan Rukmana (2010: 1) bahwa:

Di antara puspa ragam penelitian, yang dianjurkan untuk meningkatkan kompetensi guru dan kualitas pembelajaran adalah melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini tidak hanya bermanfaat untuk siswa, tetapi juga untuk guru sebagai sarana perkembangan karir profesionalnya.


(25)

Atas dasar pemilihan metode penelitian di atas, maka penulis mencoba memperdalam pemahaman tentang pengertian, persyaratan, dan ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Pengertian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan serta memperbaharui kondasi dimana praktek-pratek pembelajaran dilakukan (Rahayu, 2004: 35).

Kasbolah (1999), yakni : “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis

yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.”

Rukmana (2010: 2) bahwa PTK adalah suatu kajian yang bersifat reflektif dan sistematik yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

Adapun persyaratan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Rukmana (2010: 3) sebagai berikut :

1. PTK harus tertuju atau mengenal hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran.

2. PTK menuntut dilakukannya pencermatan secara terus-menerus, obyektif, dan sistematis.

3. PTK harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan

4. PTK terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku.

5. PTK harus betul-betul disadari baik oleh pemberi tindakan maupun oleh sasaran tindakan.

6. PTK harus benar-benar menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan, yakni siswa yang sedang belajar.


(26)

Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Rukmana (2010: 3) antara lain :

a. Pengkajian masalah situasional dan konstektual pada prilaku seseorang atau kelompok orang

b. Ada tindakan

c. Penelaahan terhadap tindakan d. Pengkajian dampak tindakan e. Dilakukan secara kolaboratif f. Refleksi

2. Desain Penelitian

Dalam Penelitian tindakan kelas ada berbagai macam model penelitian yang dikembangkan oleh para pakar. Ebbut (1985) misalnya, dia berpendapat bahwa model-model PTK yang ada seperti yang diperkenalkan oleh John Elliot, Kemmis dan Mc Taggart, dan sebagainya dipandang sudah cukup bagus. Akan tetapi, tetapi dalam model-model tersebut masih ada beberapa hal atau bagian yang belum tepat sehingga masih perlu dibenahi. Pada dasarnya Ebbutt setuju dengan gagasan-gagasan yang diutarakan oleh Kemmis dan Elliot tetapi tidak setuju mengenai beberapa interprestasi Elliot mengenai karya Kemmis. Selanjutnya dikatakan pula olehnya tentang pandangan Ebbutt yang mengatakan bahwa bentuk spiral yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart bukan merupakan cara baik untuk menggambarkan proses aksi refleksi (actionreflection). Secara sekematis dapat dilihat pada gambar 3.1.


(27)

Gambar 3.1

PTK model Ebbut (1985) dalam K.Kasbolah (1998:118) Penjelasan Kegagalan

Untuk implementasi

Revisi Rencana Umum

Rencana diperbaiki

Langkah Tindakan. 3 Langkah Tindakan. 2 Langkah Tindakan. 1 IDE AWAL

Temuan dan analisa

Rencana Umum

Langkah Tindakan. 1

Langkah Tindakan. 2

Langkah Tindakan. 3

Implementasi Langkah Tindakan. 1

Monitor Implementasi Dan efeknya Implementasi Langkah berikutnya Monitor Implementasi Dan efeknya Jelaskan Setiap Kegagalan dan efek

Revisi IdeUmum

Rencana diperbaiki

Langkah Tindakan. 1

Langkah Tindakan. 2

Langkah Tindakan. 3 Implementasi

Langkah berikutnya Monitor Implementasi Dan efek DAUR 2 DAUR 3 DAUR 1


(28)

Selain model penelitian yang di tawarkan ebbut, model desain Kurt Lewin juga dapat dijadikan sumber sebagai desain dari penyusunan penelitian tindakan kelas seperti gambar di bawah ini :

Gambar 3.2

Desain PTK Model Lewin (Ditafsirkan Oleh Kemmis) Sumber: Rochiati Wiriaatmadja (2006:62)

Penafsiram Kemmis meliputi bahwa penyusunan gagasan atau rencana umum dapat dilakukan jauh sebelumnya. Reconnaissen, bukan hanya sekadar kegiatan menemukan fakta di lapangan, akan tetapi juga mencakup analisis, dan terus berlanjut pada siklus berikutnya dan bukan hanya pada siklus awal saja. Implementasi tindakan bukan pekerjaan mudah, karenanya jangan langsung


(29)

dievaluasi melainkan dimonitor dahulu sampai langkah implementasi dilakukan seoptimal mungkin (Rochiati Wiriaatmadja, 2006:63).

Model lain dalam penelitian tindakan kelas yaitu model Spiral Kemmis dan Mc Taggart, seperti yang dilakukan dalam Kasbolah (1999: 14) yang mengatakan bahwa :

Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Dalam bentuk gambar, model Spiral Kemmis dan Mc Taggart dapat dilihat di bawah ini:

Gambar 3.3

Model Spiral Kemmis & Taggart dalam (Wiriaatmaja, 2005: 66) OBSERVE

REFLECT

ACTION

PLAN

REVISED PLAN OBSERVE

REFLECT

ACTION

REVISED PLAN

ACTION OBSERVE


(30)

Secara garis besar pada gambar 3.3 menunjukkan bahwa pertama, sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu peneliti harus merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan , peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlu disempurnakannya lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

Dari ketiga model yang telah dipaparkan, penulis beranggapan bahwa model Spiral Kemmis dan Mc Taggart merupakan model yang simple dan mudah dipahami sehingga penulis menggunakan model tersebut dalam penelitian ini.

D. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) merupakan penelitian yang melibatkan guru sebagai pelaksana pembelajaran dan seorang peneliti sebagai observer, sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian bisa sesuai dengan harapan.

Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari empat komponen yang juga menjadi langkah-langkah penelitian pada setiap siklus, yaitu :

1. Tahap Perencanaan Tindakan

a. Membuat rencana pembelajaran (RPP)


(31)

a. Mendesain alat evaluasi yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dibuat.

b. Mendiskusikan prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan mitra peneliti. 2. Tahap Pelaksanaan/Tindakan

a. Kegiatan awal

1. Mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif dengan model pembelajaran permainan gobak sodor

2. Guru melakukan apresepsi sebelum kegiatan pembelajaran 3. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran

4. Melakukan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti 5. Guru menjelaskan tentang permainan gobak sodor :

a. Pembagian tim b. Aturan permainan c. Mendemonstrasikan b. Kegiatan Inti

1. Siswa dibagi menjadi dua tim masing-masing diberi tugas sebagai tim pemain dan tim penjaga

2. Kedua tim bermain gobak sodor dengan hanya menggunakan garis horisontal

3. Kedua tim bermain gobak sodor dengan menggunakan garis horizontal dan garis vertikal

c. Penutup


(32)

2. Peneliti atau guru bersama dengan siswa mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran

3. Berdo’a

4. Siswa dibubarkan 3. Tahap Observasi

Observasi merupakan suatu upaya pengumpulan data yang berkenaan dengan pelaksanaan tindakan melalui pengamatan dan dokumentasi (Rukmana, 2010: 5). Dalam kegiatan ini guru dan peneliti mangamati (mencatat) proses pembelajaran pendidikan jasmani melalui permainan gobak sodor pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Sitanggal 06. perkembangan tingkat kesegaran jasmani siswa sebelum (pada tahap persiapan), selama, dan sesudah malaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani melalui permainan gobak sodor, termasuk juga memperoleh gambaran minat dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Tahap Refleksi

Berdasar kepada observasi yang dilakukan, guru bersama dengan peneliti mendiskusikan tindakan yang telah dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh tindakan tersebut terhadap tujuan yang ingin dicapai, kendala apa saja yang mungkin dihadapi, rencana apa yang harus dibuat untuk tindakan berikutnya dan memperkirakan pengaruh dari tindakan yang direncanakan untuk siklus berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Arikunto dalam Prihatnolo (2010: 34) menjelaskan bahwa yang disebut dengan instrumen adalah perangkat untuk mengungkapkan data agar dapat


(33)

menjadi analisis data yang digunakan pada waktu penelitian dengan menggunakan suatu metode.

Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah :

1. Lembar Observasi a. Kinerja Guru

Mengukur perencanaan tindakan dalam hal ini merencanakan pembelajaran pendidikan jasmani melalui permainan gobak sodor dan mengukur kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

b. Aktifitas Siswa

Mengukur aktifitas atau kegiatan para siswa selama pembelajaran berlangsung.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap siswa dan guru sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan dan kesulitan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran.

KBBI, (1991). Definisi wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal. 3. Angket

Angket disusun dengan berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan mengenai pendapat siswa selama pelaksanan pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor kesulitan dan ketertarikan siswa tentang pembelajarn penjelajahan. Angket akan diberikan setiap selesai pembelajaran.


(34)

KBBI, (1991). Definisi angket adalah daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dengan ruang untuk jawaban bagi setiap pertanyaan.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna sebagai alat perantara, yaitu antara apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan. Proses pelaksanaannya dilakukan setiap selesai mengadakan pengamatan atau wawancara.

5. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar dilakukan untuk melihat perkembangan tingkat kesegaran jasmani siswa kelas III SDN Sitanggal 06 sebelum dan sesudah pemberian tindakan.

Departemen Pendidikan Nasional, TKJI (2003) telah menyusun tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak dan remaja yang dibagi menjadi berbagai kelompok umur, antara lain:

a. Kelompok usia 6-9 tahun, butir tesnya adalah lari 30 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, dan lari 600 meter.

b. Kelompok usia 10-12 tahun, butir tesnya adalah lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, dan lari 600 meter.

c. Kelompok usia 13-15 tahun, butir tesnya adalah lari 50 meter, gantung angkat tubuh 60 detik (putera) gantung siku tekuk (puteri), baring duduk 30 detik, loncat tegak, dan lari 1000 meter (putera), lari 800 meter (puteri).


(35)

d. Kelompok usia 16-19 tahun, butir tesnya adalah lari 60 meter, gantung angkat tubuh 60 detik (putera), gantung siku tekuk (puteri), baring duduk 60 detik, loncat tegak, dan lari 1200 meter (putera), lari 1000 meter (puteri).

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui derajat kesegaran jasmani siswa kelas III SDN Sitanggal 06 yang rata-rata berusia antara 6-9 tahun, maka alat ukur yang digunakan adalah Tes Kesegaran Jasmani (TKJI) untuk kelompok umur 6-9 tahun.

F. Tehnik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Tehnik Pengumpulan Data

a. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru serta seluruh anggota tim peneliti.

b. Jenis Data

Jenis data yang didapatkan antara lain : 1). Rencana pembelajaran

2). Hasil Belajar

3). Data hasil observasi Siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran c. Cara Pengambilan Data

1). Data hasil belajar diambil dengan menentukan tes kesegaran jasmani untuk usia 6-9 Tahun.

2). Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakan tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi.


(36)

4). Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan yang didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observer.

2. Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan tehnik pengumpulan data yang bermacam-macam (Triangulasi) dan dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh.

Analisis data dilakukan melalui 3 tahap yaitu :

a. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, femfokuskan dan pengabtraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna.

b. Paparan data adalah proses penampinan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi grafis dan sebagainya.

c. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari data yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan data atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas.

G. Validasi Data

Dalam penelitian ini cara yang dilakukan untuk mengecek keabsahan data, yaitu menggunakan :

1. Triangulasi

Digunakan untuk membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda untuk melihat huhungan antara berbagai hasil pembelajaran agar dapat mencegah kesalahan dalam analisis data.


(37)

2. Member cek

Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data temuan penelitian dengan mengkonfirmasi sumber data. Dalam proses ini data tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti diinformasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan pembelajaran.

3. Audit Trail

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengecek hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan menginformasikan adanya bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek keabsahannya terhadap sumber data dari hasil pertama. Hal inidiakukan peneliti dengan cara mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulan data kepada pembimbing.


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan hasil analisis dan pengolahan data dari proses pembelajaran gobak sodor untuk meningkatkan kesegaran jasmani dapat disimpulkan bahwa:

1. Dalam merencanakan pembelajaran gobak sodor untuk meningkatkan kesegaran jasmani, guru harus memperhatikan masalah-masalah yang muncul pada pembelajaran sebelumnya dan karakteristik siswa.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan pembelajaran.

3. Mengevaluasi pembelajaran harus menggunakan alat penilaian yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini karena tujuannya meningkatkan kesegaran jasmani maka alat penilaiannya yaitu tes kesegaran jasmani.

4. Ada peningkatan kesegaran jasmani siswa dalam setiap siklus melalui pembelajaran permainan gobak sodor, dimulai dari data awal hanya 20% siswa dengan kategori tingkat kesegaran jasmani baik dan baik sekali, pada siklus 1 meningkat menjadi 45%, pada siklus 2 meningkat menjadi 65%, dan pada siklus 3 meningkat hingga mencapai 80%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pembelajaran gobak sodor ada dampak perubahan motivasi sekaligus tingkat kesegaran jasmani siswa. Hal ini disebabkan karena siswa dapat belajar sambil bermain. Dengan kegiatan


(39)

pembelajaran menggunakan model permainan juga kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dapat berkembang.

B. Saran

Setelah penelitian dilaksanakan, dari hasil pengolahan data terdapat temuan-temuan baru di lapangan. Untuk itu penulis bermaksud memberikan saran-saran

yang berguna bagi guru, siswa, sekolah ataupun lembaga pendidikan, antara lain: 1. Bagi Siswa

a) Melalui pembelajaran gobak sodor siswa dapat meningkatkan aktivitas gerak untuk menjaga kesegaran jasmani.

b) Melalui pembelajaran gobak sodor juga siswa dapat mengeksplorasi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya dengan penuh kegembiraan.

c) Dalam kehidupan sehari-hari siswa dapat membiasakan diri beraktivitas jasmani melalui permainan yang mengandung unsur gerak yang tinggi. 2. Bagi Guru.

a) Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan wawasan guru untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas disekolah masing-masing sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.

b) Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas mengajar.

c) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru pendidikan jasmani untuk menerapkan model pembelajaran bermain (gobak sodor).


(40)

3. Bagi Sekolah Dasar

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran

4. Bagi Lembaga

a) Sebagai bahan rujukan untuk penelitian lain yang relevan.

b) Penggunaan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat dipakai sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran di sekolah.

c) Bagi Universitas Pendidikan Indonesia sebagai penyelengggara pendidikan tinggi diharapkan dapat menjadi jembatan yang lebih luas dan terbuka serta mampu memfasilitasi mahasiswanya dalam menuntut ilmu, meskipun berada di kampus daerah.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas, (2003). Tingkat Kesegaran Jasman Indonesia. Jakarta : Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

Depdiknas, (2004). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dikdasmen.

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dikdasmen.

Herry Rachman.2010.Gobak sodor.Http://www.imherry.com.

Husdarta, (2009) Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung : ALFABETA Kusmaedi, (2009) Permainan Tradisional. Sumedang : UPI

Mikdar, (2006).Hidup Sehat Nilai Inti Berolahraga. Jakarta :Depdiknas

Prihatnolo (2010). Survei Kesegaran Jasmani Siswa Kelas Lima SDN Tambakserang 01 dan SDN Tambakserang 03 Kecamatan bantarkawung Kabupaten Brebes. Tegal: UNNES

Rukmana Anin (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Sumedang: UPI Kampus Sumedang

Suherman Ayi (2010). Penelitian Pendidikan. Sumedang: Bintang WarliArtika Sulistiawati, (2010). Tes dan Pengukuran. Sumedang: UPI Kampus Sumedang Wiraatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT.


(1)

4). Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan yang didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observer.

2. Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan tehnik pengumpulan data yang bermacam-macam (Triangulasi) dan dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh.

Analisis data dilakukan melalui 3 tahap yaitu :

a. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, femfokuskan dan pengabtraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna.

b. Paparan data adalah proses penampinan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi grafis dan sebagainya.

c. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari data yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan data atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas.

G. Validasi Data

Dalam penelitian ini cara yang dilakukan untuk mengecek keabsahan data, yaitu menggunakan :

1. Triangulasi

Digunakan untuk membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda untuk melihat huhungan antara berbagai hasil pembelajaran agar dapat mencegah kesalahan dalam analisis data.


(2)

2. Member cek

Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data temuan penelitian dengan mengkonfirmasi sumber data. Dalam proses ini data tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti diinformasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan pembelajaran.

3. Audit Trail

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengecek hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan menginformasikan adanya bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek keabsahannya terhadap sumber data dari hasil pertama. Hal inidiakukan peneliti dengan cara mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulan data kepada pembimbing.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan hasil analisis dan pengolahan data dari proses pembelajaran gobak sodor untuk meningkatkan kesegaran jasmani dapat disimpulkan bahwa:

1. Dalam merencanakan pembelajaran gobak sodor untuk meningkatkan kesegaran jasmani, guru harus memperhatikan masalah-masalah yang muncul pada pembelajaran sebelumnya dan karakteristik siswa.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan pembelajaran.

3. Mengevaluasi pembelajaran harus menggunakan alat penilaian yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini karena tujuannya meningkatkan kesegaran jasmani maka alat penilaiannya yaitu tes kesegaran jasmani.

4. Ada peningkatan kesegaran jasmani siswa dalam setiap siklus melalui pembelajaran permainan gobak sodor, dimulai dari data awal hanya 20% siswa dengan kategori tingkat kesegaran jasmani baik dan baik sekali, pada siklus 1 meningkat menjadi 45%, pada siklus 2 meningkat menjadi 65%, dan pada siklus 3 meningkat hingga mencapai 80%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pembelajaran gobak sodor ada dampak perubahan motivasi sekaligus tingkat kesegaran jasmani siswa. Hal ini disebabkan karena siswa dapat belajar sambil bermain. Dengan kegiatan


(4)

pembelajaran menggunakan model permainan juga kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dapat berkembang.

B. Saran

Setelah penelitian dilaksanakan, dari hasil pengolahan data terdapat temuan-temuan baru di lapangan. Untuk itu penulis bermaksud memberikan saran-saran

yang berguna bagi guru, siswa, sekolah ataupun lembaga pendidikan, antara lain: 1. Bagi Siswa

a) Melalui pembelajaran gobak sodor siswa dapat meningkatkan aktivitas gerak untuk menjaga kesegaran jasmani.

b) Melalui pembelajaran gobak sodor juga siswa dapat mengeksplorasi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya dengan penuh kegembiraan.

c) Dalam kehidupan sehari-hari siswa dapat membiasakan diri beraktivitas jasmani melalui permainan yang mengandung unsur gerak yang tinggi. 2. Bagi Guru.

a) Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan wawasan guru untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas disekolah masing-masing sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.

b) Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas mengajar.

c) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru pendidikan jasmani untuk menerapkan model pembelajaran bermain (gobak sodor).


(5)

3. Bagi Sekolah Dasar

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran

4. Bagi Lembaga

a) Sebagai bahan rujukan untuk penelitian lain yang relevan.

b) Penggunaan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat dipakai sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran di sekolah.

c) Bagi Universitas Pendidikan Indonesia sebagai penyelengggara pendidikan tinggi diharapkan dapat menjadi jembatan yang lebih luas dan terbuka serta mampu memfasilitasi mahasiswanya dalam menuntut ilmu, meskipun berada di kampus daerah.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas, (2003). Tingkat Kesegaran Jasman Indonesia. Jakarta : Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

Depdiknas, (2004). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dikdasmen.

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dikdasmen.

Herry Rachman.2010.Gobak sodor.Http://www.imherry.com.

Husdarta, (2009) Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung : ALFABETA Kusmaedi, (2009) Permainan Tradisional. Sumedang : UPI

Mikdar, (2006).Hidup Sehat Nilai Inti Berolahraga. Jakarta :Depdiknas

Prihatnolo (2010). Survei Kesegaran Jasmani Siswa Kelas Lima SDN Tambakserang 01 dan SDN Tambakserang 03 Kecamatan bantarkawung Kabupaten Brebes. Tegal: UNNES

Rukmana Anin (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Sumedang: UPI Kampus Sumedang

Suherman Ayi (2010). Penelitian Pendidikan. Sumedang: Bintang WarliArtika Sulistiawati, (2010). Tes dan Pengukuran. Sumedang: UPI Kampus Sumedang Wiraatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN GOBAK SODOR UNTUK PEMBELAJARAN GERAK LARI PADA ANAK KELAS III SDN 2 KARANGRANDU KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2014

1 25 76

Keefektifan Pembelajaran Sumber Daya Alam melalui Model Science Technology Society Kelas IV SD Negeri Sitanggal 04 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes

0 3 149

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR MELALUI GOSIBOL BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SANETAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG TAHUN 2015

2 18 104

MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR DI LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGMANYAR KECAMATAN KALIMANAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2011

2 31 102

UPAYA MENINGKATKAN KELINCAHAN MELALUI PERMAINAN GOBAK SODOR PADA SENAM KETANGKASAN SEDERHANA TANPA ALAT PADA SISWA KELAS III SDN 2 KALITENGAH KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON.

6 22 48

MENINGKATKAN KESEGARAN JASMANI MELALUI PEMBELAJARAN PENJELAJAHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TIMBANGREJA 02 KECAMATAN LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL.

0 0 44

UPAYA MENINGKATKAN KELINCAHAN DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN GOBAK SODOR DI KELAS V SDN MEKARSARI II KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA.

0 2 46

Perbandingan Pengaruh Permainan Tradisional Gobak Sodor dan Bentengan Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa Putra Anggota Ekstrakurikuler Bola Voli Kelas IV SD Negeri Sekaran 1 Kecamatan Gunungpati Kabupaten Semarang tahun ajaran 2010/2011.

0 0 1

(ABSTRAK) Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa SD Kelas V di Dabin V Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes 2010/201.

0 6 1

View of Menanamkan Nilai Pendidikan Karakter Pada Siswa Melalui Pembelajaran Sastra Dengan Model Permainan Gobak Sodor

0 0 10