KOMUNITAS BURUNG PADA TIGA TIPE HABITAT DI AREAL PERKEBUNAN PT. KENCANA SAWIT INDONESIA (KSI) SOLOK SELATAN, SUMATERA BARA.
ϭ
KOMUNITAS BURUNG PADA TIGA TIPE HABITAT
DI AREAL PERKEBUNAN PT. KENCANA SAWIT INDONESIA (KSI)
SOLOK SELATAN, SUMATERA BARAT
TESIS
Oleh :
SEPRIDO
NO.BP.1021208103
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013
Ϯ
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir, kelapa sawit (Elaeis guinensis) telah menjadi salah satu
tanaman perkebunan yang perkembangannya cukup pesat, pembukaan lahan
untuk perkebunan ini dilakukan oleh masyarakat, baik secara perorangan maupun
perusahaan. Adanya kegiatan ini akan berdampak terhadap keanekaragaman
hayati yang hidup di hutan tersebut. Pullin (2002) menerangkan bahwa
pembukaan hutan untuk kegiatan perkebunan dapat membuat perubahan pada
susunan ekosistem. Boulinier et al., (2001) juga menerangkan bahwa pembukaan
lahan baru merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan.
Kegiatan ini juga dapat menyebabkan terjadinya fragmentasi habitat alami
berbagai jenis satwa liar. Fragmentasi hutan dan habitat yang terjadi, dapat
menurunkan level kekayaan dan keanekaragaman jenis hewan. Selain itu
fragmentasi habitat juga bisa berimbas pada demografi dan genetik dari suatu
jenis (Zamri dan Mohamed, 2002). Aratrakorn, Thunhikorn dan Donald (2006)
juga menambahkan bahwa setelah konversi hutan menjadi perkebunan kelapa
sawit dan karet di hutan dataran rendah di Thailand Selatan juga mengakibatkan
terjadinya perubahan keanekaragaman dan variasi dalam distribusi makanan
burung.
Burung merupakan salah satu kelompok vertebrata yang memiliki
kepekaan terhadap perubahan struktur iklim mikro, dan komposisi hutan.
Seringkali kekayaan jenis burung menurun setelah terjadinya pembukaan lahan.
ϯ
Lambert dan Collar (2002) memasukkan jenis burung yang hidup di paparan
Sunda ke dalam daftar jenis yang dipengaruhi oleh proses kegiatan penebangan,
fragmentasi hutan, dan perburuan. Jenis pemakan serangga (insektivora) yang
hidup di atas tanah dan tumbuhan bawah merupakan jenis yang paling peka
terhadap kegiatan penebangan. Beberapa kelompok burung yang juga peka
terhadap penebangan adalah ; 1) beberapa jenis spesiealis ekstrim yang hidup di
dataran rendah seperti Kangkareng Hitam, Anthracoceros malayanus dan lain-lain;
2) jenis nomad atau ynag memerlukan daerah yang luas (rangkong dan raptor); 3)
jenis yang hidup di hutan primer dan intoleran terhadap gangguan (Argusianus
argus).
PT. Kencana Sawit Indonesia (KSI) merupakan salah satu perusahaan
perkebunan kelapa sawit yang terdapat di Kabupaten Solok Selatan Sumatera
Barat. Luas perkebunan kelapa sawit ini berkisar 10.216 ha. Sebagian besar lahan
di dalam areal PT KSI telah telah dijadikan sebagai areal perkebunan kelapa
sawit. Areal ini sebelumnya merupakan daerah hutan yang merupakan areal
konsesi HPH (IUPHHK-HA). Areal kemudian beralih fungsi untuk nonkehutanan pada akhir tahun 1980-an dan selanjutnya dibuka untuk pembangunan
perkebunan kelapa sawit.
Namun demikian, di areal PT. KSI masih dijumpai cukup banyak daerah
bertutupan vegetasi hutan sekunder, semak, belukar muda, dan belukar tua.
Tutupan vegetasi alami ini terutama dijumpai di areal berbukit, yaitu di Bukit
Harimau (Bukit Kerdil), Bukit Tangah Pulau, Bukit Salo, Bukit Lipai 1, dan Bukit
Lipai 2. Tutupan vegetasi alami juga dijumpai di sepanjang sempadan sungai-
ϰ
sungai besar yang melintasi areal HGU, yaitu Sungai Ganeh, Kulai, Jujuhan, dan
Suir. Semua sungai ini berhulu di Pegunungan Bukit Barisan dan bermuara di
Sungai Batanghari. Sempadan sungai yang masih didominasi tutupan vegetasi
alami membuat sempadan masih berfungsi sangat efektif mencegah erosi dan
sedimentasi. Oleh sebab itu, kawasan-kawasan tersebut dijadikan sebagai
kawasan hutan konservasi, total luas kawasan tersebut lebih kurang 981,08 ha.
Keberadaan hutan konservasi ini merupakan salah satu upaya untuk
mempertahankan fungsi-fungsi ekologis khusus ataupun ciri khas lainnya pada
daerah tersebut. Hal tersebut meliputi keanekaragaman hayati, perlindungan
sumber air, dan populasi satwa yang langka. Hasil survey tim HCVF PT. KSI
(unpublished) menemukan sekitar 31 jenis mamalia, 88 jenis burung, dan 37
jenis herpetofauna (reptilia dan amfibia) yang bertahan hidup di areal
perkebunan ini.
Beberapa penelitian burung yang pernah dilakukan di kawasan perkebunan
kelapa sawit ini adalah oleh Aratrakhorn, Thunhikorn dan Donald (2006) di
Thailan. Dalam penelitian ini, dia menemukan 128 jenis burung pada perkebunan
kelapa sawit dan perkebunan karet. Selanjutnya oleh Azman, Latip, Sah, Akil,
Shafie dan Khairuddin (2011) dalam penelitiannya keanekaragaman burung dan
jenis makanannnya di hutan sekunder, perkebunan kelapa sawit dan ladang padi di
kawasan riparian Lembangan Sungai Kerian, Perak, Malaysia menemukan 132
jenis burung. Sedangkan untuk kawasan Sumatera Barat, terutama diperkebunan
kelapa sawit PT. KSi Solok Selatan, penelitian tentang komunitas burung belum
pernah dijumpai.
ϱ
Berdasarkan uraian di atas, maka sangat perlu dilakukan penyelidikan
terhadap komunitas burung yang masih hidup di dalam kawasan perkebunan PT.
Kencana Sawit Indonesia guna memperoleh data yang dapat digunakan dalam
membantu upaya konservasi burung di habitat aslinya.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas, maka yang menjadi
permsalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah kekayaan, keanekaragaman, dan kelimpahan jenis
burung di areal perkebunan PT. Kencana Sawit Indonesia?
2. Bagaimanakah komposisi guild burung di areal PT. Kencana Sawit
Indonesia?
3. Bagaimanakah struktur dan komposisi vegetasi pohon di PT. Kencana
Sawit Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Kekayaan, keanekaragaman, dan kelimpahan jenis burung di areal
perkebunan PT. Kencana Sawit Indonesia.
2. Komposisi guild burung di areal perkebunan PT. Kencana Sawit Indonesia.
3. Struktur dan komposisi vegetasi pohon di areal perkebunan PT. Kencana
Sawit Indonesia.
ϲ
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai :
1. Rujukan dalam pengelolaan
kawasan konservasi
dalam kawasan
perkebunan kelapa sawit PT. Kencana Sawit Indonesia.
2. Sebagai data dasar dalam pengukuran tingkat survivorship burung-burung
di kawasan perkebunan kelapa sawit PT. Kencana Sawit Indonesia terkait
dengan pemasangan cincin burung.
KOMUNITAS BURUNG PADA TIGA TIPE HABITAT
DI AREAL PERKEBUNAN PT. KENCANA SAWIT INDONESIA (KSI)
SOLOK SELATAN, SUMATERA BARAT
TESIS
Oleh :
SEPRIDO
NO.BP.1021208103
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013
Ϯ
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir, kelapa sawit (Elaeis guinensis) telah menjadi salah satu
tanaman perkebunan yang perkembangannya cukup pesat, pembukaan lahan
untuk perkebunan ini dilakukan oleh masyarakat, baik secara perorangan maupun
perusahaan. Adanya kegiatan ini akan berdampak terhadap keanekaragaman
hayati yang hidup di hutan tersebut. Pullin (2002) menerangkan bahwa
pembukaan hutan untuk kegiatan perkebunan dapat membuat perubahan pada
susunan ekosistem. Boulinier et al., (2001) juga menerangkan bahwa pembukaan
lahan baru merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan.
Kegiatan ini juga dapat menyebabkan terjadinya fragmentasi habitat alami
berbagai jenis satwa liar. Fragmentasi hutan dan habitat yang terjadi, dapat
menurunkan level kekayaan dan keanekaragaman jenis hewan. Selain itu
fragmentasi habitat juga bisa berimbas pada demografi dan genetik dari suatu
jenis (Zamri dan Mohamed, 2002). Aratrakorn, Thunhikorn dan Donald (2006)
juga menambahkan bahwa setelah konversi hutan menjadi perkebunan kelapa
sawit dan karet di hutan dataran rendah di Thailand Selatan juga mengakibatkan
terjadinya perubahan keanekaragaman dan variasi dalam distribusi makanan
burung.
Burung merupakan salah satu kelompok vertebrata yang memiliki
kepekaan terhadap perubahan struktur iklim mikro, dan komposisi hutan.
Seringkali kekayaan jenis burung menurun setelah terjadinya pembukaan lahan.
ϯ
Lambert dan Collar (2002) memasukkan jenis burung yang hidup di paparan
Sunda ke dalam daftar jenis yang dipengaruhi oleh proses kegiatan penebangan,
fragmentasi hutan, dan perburuan. Jenis pemakan serangga (insektivora) yang
hidup di atas tanah dan tumbuhan bawah merupakan jenis yang paling peka
terhadap kegiatan penebangan. Beberapa kelompok burung yang juga peka
terhadap penebangan adalah ; 1) beberapa jenis spesiealis ekstrim yang hidup di
dataran rendah seperti Kangkareng Hitam, Anthracoceros malayanus dan lain-lain;
2) jenis nomad atau ynag memerlukan daerah yang luas (rangkong dan raptor); 3)
jenis yang hidup di hutan primer dan intoleran terhadap gangguan (Argusianus
argus).
PT. Kencana Sawit Indonesia (KSI) merupakan salah satu perusahaan
perkebunan kelapa sawit yang terdapat di Kabupaten Solok Selatan Sumatera
Barat. Luas perkebunan kelapa sawit ini berkisar 10.216 ha. Sebagian besar lahan
di dalam areal PT KSI telah telah dijadikan sebagai areal perkebunan kelapa
sawit. Areal ini sebelumnya merupakan daerah hutan yang merupakan areal
konsesi HPH (IUPHHK-HA). Areal kemudian beralih fungsi untuk nonkehutanan pada akhir tahun 1980-an dan selanjutnya dibuka untuk pembangunan
perkebunan kelapa sawit.
Namun demikian, di areal PT. KSI masih dijumpai cukup banyak daerah
bertutupan vegetasi hutan sekunder, semak, belukar muda, dan belukar tua.
Tutupan vegetasi alami ini terutama dijumpai di areal berbukit, yaitu di Bukit
Harimau (Bukit Kerdil), Bukit Tangah Pulau, Bukit Salo, Bukit Lipai 1, dan Bukit
Lipai 2. Tutupan vegetasi alami juga dijumpai di sepanjang sempadan sungai-
ϰ
sungai besar yang melintasi areal HGU, yaitu Sungai Ganeh, Kulai, Jujuhan, dan
Suir. Semua sungai ini berhulu di Pegunungan Bukit Barisan dan bermuara di
Sungai Batanghari. Sempadan sungai yang masih didominasi tutupan vegetasi
alami membuat sempadan masih berfungsi sangat efektif mencegah erosi dan
sedimentasi. Oleh sebab itu, kawasan-kawasan tersebut dijadikan sebagai
kawasan hutan konservasi, total luas kawasan tersebut lebih kurang 981,08 ha.
Keberadaan hutan konservasi ini merupakan salah satu upaya untuk
mempertahankan fungsi-fungsi ekologis khusus ataupun ciri khas lainnya pada
daerah tersebut. Hal tersebut meliputi keanekaragaman hayati, perlindungan
sumber air, dan populasi satwa yang langka. Hasil survey tim HCVF PT. KSI
(unpublished) menemukan sekitar 31 jenis mamalia, 88 jenis burung, dan 37
jenis herpetofauna (reptilia dan amfibia) yang bertahan hidup di areal
perkebunan ini.
Beberapa penelitian burung yang pernah dilakukan di kawasan perkebunan
kelapa sawit ini adalah oleh Aratrakhorn, Thunhikorn dan Donald (2006) di
Thailan. Dalam penelitian ini, dia menemukan 128 jenis burung pada perkebunan
kelapa sawit dan perkebunan karet. Selanjutnya oleh Azman, Latip, Sah, Akil,
Shafie dan Khairuddin (2011) dalam penelitiannya keanekaragaman burung dan
jenis makanannnya di hutan sekunder, perkebunan kelapa sawit dan ladang padi di
kawasan riparian Lembangan Sungai Kerian, Perak, Malaysia menemukan 132
jenis burung. Sedangkan untuk kawasan Sumatera Barat, terutama diperkebunan
kelapa sawit PT. KSi Solok Selatan, penelitian tentang komunitas burung belum
pernah dijumpai.
ϱ
Berdasarkan uraian di atas, maka sangat perlu dilakukan penyelidikan
terhadap komunitas burung yang masih hidup di dalam kawasan perkebunan PT.
Kencana Sawit Indonesia guna memperoleh data yang dapat digunakan dalam
membantu upaya konservasi burung di habitat aslinya.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas, maka yang menjadi
permsalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah kekayaan, keanekaragaman, dan kelimpahan jenis
burung di areal perkebunan PT. Kencana Sawit Indonesia?
2. Bagaimanakah komposisi guild burung di areal PT. Kencana Sawit
Indonesia?
3. Bagaimanakah struktur dan komposisi vegetasi pohon di PT. Kencana
Sawit Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Kekayaan, keanekaragaman, dan kelimpahan jenis burung di areal
perkebunan PT. Kencana Sawit Indonesia.
2. Komposisi guild burung di areal perkebunan PT. Kencana Sawit Indonesia.
3. Struktur dan komposisi vegetasi pohon di areal perkebunan PT. Kencana
Sawit Indonesia.
ϲ
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai :
1. Rujukan dalam pengelolaan
kawasan konservasi
dalam kawasan
perkebunan kelapa sawit PT. Kencana Sawit Indonesia.
2. Sebagai data dasar dalam pengukuran tingkat survivorship burung-burung
di kawasan perkebunan kelapa sawit PT. Kencana Sawit Indonesia terkait
dengan pemasangan cincin burung.