UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP N 3 TANJUNG BERINGIN T.A 2014/2015.

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE
NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI
KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP N 3
TANJUNG BERINGIN T.A 2014/2015

Oleh:

Yeni Yolanda
NIM 4112111020
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Matematika

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN

2015

RIWAYAT HIDUP

Yeni Yolanda dilahirkan di Sei Rampah, pada tanggal 23 januari 1993.
Ayah bernama Marlan dan Ibu bernama Umi Kalsum, dan merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara. Pada Tahun 1999, penulis masuk SD Negeri 102019
Firdaus dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan sekolah
ke SMP Negeri 1 Sei Rampah dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008
penulis melanjutkan sekolah ke SMK Teladan Sei Rampah dan lulus pada tahun
2011. Pada tahun 2011 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
melalui jalur Undangan

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan
berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian ini dapat
selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan
Kemandirian Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model
Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Materi Kubus Dan

Balok Di Kelas VIII SMP N 3 Tanjung Beringin T.A 2014/2015”. Adapun
skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam Universitas Negeri Medan.
Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi
penulis, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan tulus dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini dengan rendah hati dan tulus penulis mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Togi, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dalam membimbing serta
memberikan masukan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya
penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak
Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, Drs. H. Banjarnahor, M.Pd, dan Budi Halomoan
Siregar, S.Si, M.Sc sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan
berupa kritik dan saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana penelitian
sampai selesainya penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr.
Mukhtar, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Akademik. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku rektor
Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs.
Motlan, M.Sc., Ph.D. selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di fakultas,

Bapak Dr. Edy Surya, M.Si. selaku ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul
Amry, M.Si, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak
Drs. Yasifati Hia, M.Si. sebagai Sekretaris Jurusan Matematika beserta seluruh
Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Bapak Aspul A. Lubis, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri
3 Tanjung Beringin, Bapak Tamson Sihaloho, S.Pd. selaku guru Matematika SMP
Negeri 3 Tanjung Beringin, serta guru-guru yang telah banyak membantu dalam
penelitian ini.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda tersayang
Marlan, Ibunda tercinta Umi Kalsum, yang selalu memberikan limpahan kasih
sayang, doa, semangat, dan pengorbanan yang tak ternilai harganya. Semoga
Allah memberikan kebaikan dunia dan akhirat kepada Ayah dan Ibunda. Amin.
Penulis juga terima kasih untuk teman-teman senasib sepenanggungan
seperjuangan dikelas A Pendidikan Matematika angkatan 2011. Kalian semua
adalah teman-teman yang baik, yang tak tiada henti memberikan motivasi dan doa
yang tulus ..” I will miss you all”. Penulis juga mengucapkan terimakasih untuk
teman kos 151 seperjuangan Dian Novita, Paridah Hanum, dan Upik Kariyana
yang selalu memotivasi saya saat lelah dan kepada teman-teman seperjuangan
PPLT SMA Negeri 1 Sei Rampah (khususnya best Fiqa, best Yati, best Resty dan

best Fitri).
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari
segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini sehingga
dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi kita semua, Amiiin….
Medan, Juni 2015
Penulis

Yeni Yolanda
NIM. 4112111020

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE
NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI
KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII
SMP N 3 TANJUNG BERINGIN
Yeni Yolanda (4112111020)
ABSTRAK


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model
Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan
kemandirian belajar dan hasil belajar siswa pada materi Kubus dan Balok di kelas
VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin T.A 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 3
Tanjung Beringin yang berjumlah 30 orang dan objek penelitian ini adalah
pembelajaran model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT)
untuk meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa pada materi
Kubus dan Balok SMP Negeri 3 Tanjung Beringin Tahun Ajaran 2014/2015.
Instrumen penelitian ini adalah angket, lembar observasi dan tes. Angket
digunakan untuk melihat peningkatan kemandirian belajar siswa. Sedangkan tes
digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa.
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan di akhir setiap siklus diberikan
angket kemandirian belajar siswa dan tes hasil belajar. Berdasarkan hasil angket,
kemandirian belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata aspek
kemandirian siswa mengalami peningkatan sebesar 15,94% dari 61,97% menjadi
77,91%. Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II pada masing–masing
aspek kemandirian adalah sebagai berikut: (1) Aspek Inisiatif belajar mengalami

peningkatan sebesar 17,78 % dari 61,94% menjadi 79,72% (2) Aspek
Mendiagnosa kebutuhan belajar mengalami peningkatan sebesar 10% dari 70,83%
menjadi 80,83% (3) Aspek Menetapkan target dan tujuan belajar mengalami
peningkatan sebesar 12,08% dari 73,33% menjadi 85,41% (4) Aspek Memonitor,
mengatur dan mengontrol mengalami peningkatan sebesar 15,83% dari 64,44%
menjadi 80,27% (5) Aspek Memandang kesulitan menjadi tantangan mengalami
peningkatan sebesar 16,67% dari 56,38% menjadi 73,05% (6) Aspek
Memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan mengalami peningkatan sebesar
19,16% dari 58,61% menjadi 77,77% (7) Aspek memilih dan menetapkan strategi
belajar mengalami peningkatan sebesar 21,11% dari 55,83% menjadi 76,94% (8)
Aspek Mengevaluasi proses dan hasil belajar mengalami peningkatan sebesar
10,84% dari 64,16% menjadi 75% (9) Aspek Self efficacy (konsep diri)
mengalami peningkatan sebesar 20% dari 52,22% menjadi 72,22%. Sedangkan
rata-rata hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 65,43 menjadi80,23.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT)
dapat meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa.

DAFTAR ISI


Halaman

Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi


vi

Daftar Gambar

x

Daftar Tabel

xi

Daftar Lampiran

xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

1

1.2. Identifikasi Masalah


6

1.3. Batasan Masalah

7

1.4. Rumusan Masalah

7

1.5. Tujuan Penelitian

7

1.6. Manfaat Penelitian

8

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1. Kerangka Teoritis

9

2.1.1. Pendidikan Karakter

9

2.1.2. Kemandirian Belajar

11

2.1.2.1 Pengertian Kemandirian Belajar

11

2.1.2.2 Kemandirian Belajar Dalam Pembelajaran Matematika 15
2.1.3. Hasil Belajar

16


2.1.4 Model Pembelajaran

18

2.1.5 Model Pembelajaran Cooperative Learning

19

2.1.6 Cooperative Learning Bermuatan Pendidikan Karakter

22

2.1.6.1 Prosedur Penggunaan Strategi Cooperative Learning
Bermuatan Karakter ke dalam Pembelajaran
2.1.7 Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

23
24

2.1.7.1 Numbered Heads Together (NHT) Bermuatan
Karakter Kemandirian

28

2.1.7.2 Prosedur Penggunaan NHT Bermuatan Karakter
Kemandirian
2.1.8 Materi Kubus dan Balok
2.1.8.1. Kubus

30
31
31

a. Pengertian Kubus

31

b. Model Rangka Kubus

33

c. Jaring-jaring Kubus

34

d. Menggambar Kubus

35

e. Luas Permukaan Kubus

36

f. Volume Kubus

37

2.1.8.2. Balok

38

a. Pengertian Balok

38

b. Model Rangka Balok

40

c. Jaring-jaring Balok

41

d. Luas Permukaan Balok

42

e. Volume Balok

43

2.2. Penelitian Yang Relevan

44

2.3. Kerangka Konseptual

44

2.4. Hipotesis Tindakan

46

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

47

3.2. Subjek dan Objek Penelitian

47

3.2.1. Subjek Penelitian

47

3.2.2. Objek Penelitian

47

3.3. Jenis Penelitian

47

3.4. Prosedur Penelitian

47

3.5. Alat Pengumpulan Data

55

3.6. Teknik Analisis Data

57

3.6.1 Reduksi Data

57

3.6.2 Paparan Data

62

3.6.3 Penyimpulan Data

62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Siklus I

64

4.1.1 Permasalahan I

64

4.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I (Alternatif Pemecahan I)

65

4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I

65

4.1.3.1 Pertemuan Pertama Siklus I

66

4.1.3.2 Pertemuan Kedua Siklus I

67

4.1.3.3 Pertemuan Ketiga Siklus I

69

4.1.4 Observasi I

69

4.1.5 Analisis Data Hasil Penelitian Siklus I

70

4.1.5.1 Analisis Angket Kemandirian Siklius I

70

4.1.5.2 Observasi I

73

4.1.5.3 Tes I

76

4.1.5.4 Wawancara I

77

4.1.6 Refleksi I
4.2 Hasil Siklus II

78
80

4.2.1 Permasalahan II

80

4.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II (Alternatif Pemecahan II)

81

4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II

81

4.2.3.1 Pertemuan Pertama Siklus II

82

4.2.3.2 Pertemuan Kedua Siklus II

83

4.2.3.3 Pertemuan Ketiga Siklus II

84

4.2.4 Observasi II

84

4.2.5 Analisis Data Hasil Penelitian Siklus II

85

4.1.5.1 Analisis Angket Kemandirian Siklius II

85

4.1.5.2 Observasi II

87

4.1.5.3 Tes II

90

4.1.5.4 Wawancara II

95

4.2.6 Refleksi II
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

96
97

4.3.1 Hubungan Antara kemandirian Dalam Belajar Matematika
Dan Hasil Belajar Siswa
4.4 Keterbatasan Penelitian

100
101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

102

5.2 Saran

102

\DAFTAR PUSTAKA

104

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1.

Tahapan-Tahapan Pembelajaran Kooperatif
Tipe Numbered Head Together

Tabel 2.2.

Indikator Karakter Kemandirian dalam Pembelajaran
Matematika

Tabel 2.3.

30

Tahapan-tahapan Pembelajaran Kooperatif tipe NHT
Bermuatan Karakter Kemandirian

Tabel 3.1.

26

31

Kisi – Kisi Angket Kemandirian Belajar
Matematika Siswa

57

Tabel 3.2.

Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi

58

Tabel 3.3

Kategori Penguasaan Siswa

59

Tabel 3.4

Kategori Penilaian Angket

61

Tabel 4.1

Tingkat Ketuntasan Siswa pada Tes Diagnostik

64

Tabel 4.2

Hasil Analisis Lembar Angket Kemandirian Belajar
Siswa Menggunakan Model Cooperative Learning tipe
Numbered Head Together (NHT) Pada Siklus I

Tabel 4.3

Deskripsi Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa
Pada Siklus I

Tabel 4.4

71
72

Hasil Lembar Observasi Kemandirian Tiap Siswa
Pada siklus I

73

Tabel 4.5

Hasil Lembar Observasi Kemandirian Siswa Pada Siklus I 73

Tabel 4.6

Deskripsi Hasil Observasi kegiatan pembelajaran
Model NHT Siklus I

75

Tabel 4.7

Tingkat Kemampuan Penguasaan Siswa Pada Siklus I

76

Tabel 4.8

Tingkat Ketuntasan Tes Siklus I

76

Tabel 4.9

Hasil Analisis Lembar Angket Kemandirian Belajar
Siswa Menggunakan Model Cooperative Learning tipe
Numbered Head Together (NHT)

Tabel 4.10

Deskripsi Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa

86

Pada Siklus II
Tabel 4.11

Hasil Lembar Observasi Kemandirian Tiap Siswa
Pada Siklus II

Tabel 4.12

87

Hasil Lembar Observasi Kemandirian Siswa
Pada Siklus II

Tabel 4.13

87

88

Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
Model NHT Siklus II

89

Tabel 4.14

Tingkat Kemampuan Penguasaan Siswa Pada Siklus II

91

Tabel 4.15

Tingkat Ketuntasan Tes Siklus II

91

Tabel 4.16

Persentase Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa
Berdasarkan Aspek-Aspek Kemandirian Belajar Siswa
Siklus I Dan Siklus II

93

Tabel 4.17

Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Siklus I Dan Siklus II 94

Tabel 4.18

Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Tes Hasil
Belajar Siklus I Dan II

94

DAFTAR GAMBAR

Halaman
13

Gambar 2.1

Siklus Kemandirian Belajar

Gambar 2.2

Sebuah Kubus

31

Gambar 2.3

Diagonal Bidang Kubus

32

Gambar 2.4

Diagonal Ruang Kubus

33

Gambar 2.5

Bidang Diagonal Kubus

33

Gambar 2.6

Jaring-Jaring Kubus

34

Gambar 2.7

Kubus Satuan

37

Gambar 2.8

Sebuah Balok

38

Gambar 2.9

Jaring-Jaring Balok

42

Gambar 2.10 Balok Satuan

43

Gambar 3.1.

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

54

Gambar 4.1

S29 Mengerjakan Soal Yang Diberikan Peneliti

67

Gambar 4.2

S13 Saat Bertanya Pada Peneliti

68

Gambar 4.3

S15 Gelisah Saat Mengerjakan Tes Dan
Melihat Jawaban Teman

Gambar 4.4

69

Diagram Hasil Analisis Lembar Angket
Kemandirian Belajar Siswa

72

Gambar 4.5

S23 Saat Mengerjakan Soal Nomor 1

83

Gambar 4.6

Siswa Tampak Lebih Tertib Saat Mengerjakan Tes II

84

Gambar 4.7

Diagram Persentase Analisis Hasil Lembar Angket
Kemandirian Belajar Siswa Siklus II

Gambar 4.8

Gambar 4.9

86

Persentase Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa
Berdasarkan Aspek-Aspek Kemandirian Belajar Siswa

94

Nilai Rata-Rata Tes Hasil Belajar Siklus I Dan Siklus II

95

Gambar 4.10 Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Tes Hasil
Belajar Siklus I Dan II

95

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Siklus I

Halaman
106

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Siklus I

113

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Siklus II

120

Lampiran 4

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Siklus II

126

Lampiran 5

Lembar Aktivitas Siswa I

131

Lampiran 6

Lembar Aktivitas Siswa II

134

Lampiran 7

Lembar Aktivitas Siswa III

137

Lampiran 8

Lembar Aktivitas Siswa IV

142

Lampiran 9

Alternatif Penyelesaian LAS I Siklus I

146

Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian LAS II Siklus I

149

Lampiran 11 Alternatif Penyelesaian LAS III Siklus II

152

Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian LAS IV Siklus II

1 55

Lampiran 13 Tes Diagnostik

158

Lampiran 14 Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik

160

Lampiran 15 Pedoman Penskoran Tes Diagnostik

163

Lampiran 16 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

166

Lampiran 17 Hasil Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus I

174

Lampiran 18 Hasil Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus II
Lampiran 19 Lembar Observasi Kemandirian Siswa

176
178

Lampiran 20 Deskripsi Hasil Observasi Kemandirian Siswa
Siklus I dan Siklus II

186

Lampiran 21 Kisi – Kisi Angket Kemandirian Belajar
Matematika Siswa

187

Lampiran 22 Lembar Angket Kemandirian Belajar
Matematika Siswa
Lampiran 23 Lembar Validasi Angket kemandirian Belajar Siswa

188
191

Lampiran 24 Deskripsi Hasil Angket Kemandirian Siklus I dan II

194

Lampiran 25 Hasil Angket Kemandirian Belajar Setiap Siklus I

195

Lampiran 26 Hasil Angket Kemandirian Belajar Setiap Siklus I

197

Lampiran 27 Analisis Perhitungan Persentase Lembar Angket
Tiap Indikator Kemandirian Siswa Siklus I

199

Lampiran 28 Analisis Perhitungan Persentase Lembar Angket
Tiap Indikator Kemandirian Siswa Siklus II

203

Lampiran 29 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar SiklusI

207

Lampiran 30 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siklus II

208

Lampiran 31 Tes Hasil Belajar Siklus I

209

Lampiran 32 Tes Hasil Belajar Siklus II

211

Lampiran 33 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I

212

Lampiran 34 Lembar Validasi tes Hasil Belajar II

215

Lampiran 35 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar Siklus I

218

Lampiran 36 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar Siklus II

222

Lampiran 37 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar Siklus I

225

Lampiran 38 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar Siklus II

229

Lampiran 39 Analisis Tes Hasil Belajar Setiap Siswa Pada Siklus I

232

Lampiran 40 Analisis Tes Hasil Belajar Setiap Siswa Pada Siklus II

234

Lampiran 41 Daftar Nama Siswa Kelas Viii-1 Smp Negeri 3
Tanjung Beringin T.A 2014/2015

236

Lampiran 42 Pembagian Kelompok Belajar Siswa Kelas VIII-1
SMP Negeri 3 Tanjung Beringin T.A 2014/2015

237

Lampiran 43 Kutipan Hasil Wawancara

238

Lampiran 44 Dokumentasi Penelitian

246

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka
memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan
berperilaku. Dengan kata lain, pendidikan merupakan salah satu proses
pembentukan karakter manusia. Pendidikan bisa juga dikatakan sebagai proses
pemanusiaan manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 263)
disebutkan bahwa “Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan.” Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2005: 10)
“Pendidikan tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga dapat menambah
pemahaman dan mengubah cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan tiap
individu.” Melalui pendidikan, manusia dituntut untuk dapat menumbuhkembangkan segala potensi yang ada dalam diri guna mencapai kesejahteraan
hidup sebagaimana yang didambakannya.
Pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003,
disebutkan bahwa pendidikan adalah upaya terencana dalam proses pembinaan
dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang
mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter)
mulia (dalam Suyadi, 2013:20). Pendidikan diharapkan dapat mencetak manusia
menjadi lebih baik dan bermartabat antara lain melalui program pendidikan yang
bermutu yang dicerminkan melalui proses pembelajaran di sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal yang dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: siswa,
kurikulum, tenaga kependidikan, biaya, sarana dan prasarana serta faktor
lingkungan.
Pendidikan karakter haruslah mendapat dukungan dari setiap elemen yang ada
di sekolah seperti kepala sekolah, guru, dan siswa itu sendiri terutama pada saat
proses belajar mengajar berlangsung. Dalam kegiatan belajar perubahan akan terjadi

pada siswa berupa pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku. Meyer (dalam
Pribadi, 2009) mengemukakan pengertian belajar sebagai
Perubahan relatif permanen dalam pengetahuan dan perilaku seseorang yang
diakibatkan oleh pengalaman. Pengalaman yang sengaja didesain untuk
meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang akan
menyebabkan berlangsungnya proses belajar. Pada proses belajarlah karakter
seseorang akan terbentuk

Adapun karakter yang dapat dibentuk pada proses belajar di sekolah
adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,peduli
sosial, dan tanggung jawab. (Sulistyowati, 2012:72).
Sekolah mempunyai peranan penting untuk dapat mencapai tujuan
pendidikan nasional yang telah ditetapkan dalam UUD 1945 dan juga UU
SISDIKNAS. Sekolah bertanggungjawab penuh untuk dapat mencetak lulusan
yang memiliki kualitas yang handal yang diwujudkan dengan pencapaian hasil
belajar yang tinggi. Pencapaian hasil belajar yang tinggi dipengaruhi oleh banyak
faktor. Sebagaimana diungkapkan oleh (Slameto (2013:54), faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor
intern (dalam diri individu) dan faktor ekstern (lingkungan).
Faktor dari dalam individu siswa meliputi faktor psikologis antara lain
kemandirian belajar, minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kedisiplinan belajar, dan
lain-lain. Sedangkan faktor dari luar individu siswa misalnya meliputi lingkungan
alam dan lingkungan sosial serta instrument yang berupa kurikulum, program,
sarana, fasilitas, dan juga guru.(Slameto, 2013: 54). Salah satu faktor intern yang
mempengaruhi hasil belajar adalah kemandirian.
Menurut Good (dalam Slameto, 2003) kemandirian belajar adalah belajar
yang dilakukan dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan dari pihak luar.
Sedangkan menurut Shirley Gould yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto
(1995:108) “independence is freedom from dependence and as exemption from
realiance on, or control by, others”. Mandiri diartikan sebagai suatu keadaan
yang bebas dari ketergantungan kepada orang lain atau dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri. Kemandirian berarti kondisi dimana seseorang dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri dan bebas dari ketergantungan dari orang lain.
Sehingga belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri, melainkan suatu prinsip
belajar yang bertumpu pada kegiatan dan tanggung jawab siswa sendiri bukan
suruhan atau anjuran orang lain.
Menurut Dhesiana (2009) konsep belajar mandiri sebenarnya berakar dari
konsep pendidikan dewasa. Belajar mandiri juga cocok untuk semua tingkatan
usia. Dengan kata lain, belajar mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik
untuk sekolah menengah maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan
prestasi siswa.
Menurut Utari Sumarmo (2006: 5) dengan kemandirian, siswa cenderung
belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya
secara efektif, menghemat waktu secara efisien, akan mampu mengarahkan dan
mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak, serta tidak merasa
bergantung pada orang lain secara emosional. Sedangkan siswa yang tidak
memiliki kemandirian dalam belajar akan mengalami kesulitan dalam belajar,
tidak mempunyai dorongan untuk berprestasi sebaik mungkin sehingga tujuan
dari pembelajaran tidak dapat tercapai dengan baik.
Kesadaran tentang pentingnya memperhatikan kemampuan siswa dalam
kemandirian dalam pembelajaran matematika di sekolah perlu ditumbuhkan.
Rendahnya kemandirian belajar siswa ini berdampak pada hasil belajar siswa.
Terdapat hubungan positip antara kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa.
Semakin tinggi kemandirian belajar peserta ajar, maka akan memungkinkannya
untuk mencapai hasil belajar yang tinggi (Tahar,2006).
Berdasarkan hasil observasi pada hari kamis, 12 Maret 2015 di kelas
VIII-1 SMP Negeri 3 Tanjung Beringin, peneliti mendapati bahwa pembelajaran
matematika di kelas VIII-1 cenderung berupa pembelajaran konvensional yang
berpusat pada guru (teacher centered). Pembelajaran yang bersifat searah ini
membuat siswa selalu bergantung pada pekerjaan guru. Sehingga selama proses
belajar mengajar siswa cenderung pasif saat mengikuti pelajaran matematika.
Siswa hanya mendengarkan, mencatat materi yang terkait, dan dituntut untuk

menghafalkannya lalu siswa disuruh untuk mengerjakan latihan-latihan soal
dengan rumus yang diberikan guru tanpa tahu akan tujuan dan manfaat yang akan
mereka peroleh.
Selain itu peneliti juga memberikan tes diagnostik kepada siswa kelas
VIII-1 di SMP Negeri 3 Tanjung Beringin yang berjumlah 30 orang siswa,
diperoleh hasil yang tidak memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes
diagnostik yang diperoleh, dari 30 orang siswa, hanya 5 orang siswa atau 16,67%
yang memperolah nilai diatas KKM yang telah ditetapkan yaitu 70 dan selebihnya
tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa di kelas VIII-1 SMP
Negeri 3 Tanjung Beringin terkait materi kubus dan balok tergolong sangat
rendah.
Hal ini didukung oleh wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bapak
Tamson Sihaloho selaku guru matematika Kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung
Beringin, menyatakan bahwa :
“Pada saat pembelajaran berlangsung sebagian siswa tidak memperhatikan
penjelasan guru, siswa tidak memiliki inisiatif maju ke depan kelas
mengerjakan soal tanpa ditunjuk terlebih dahulu oleh guru. Selain itu,
siswa SMP Negeri 3 Tanjung Beringin juga belum dapat memanfaatkan
sarana pembelajaran dan sumber belajar seperti buku pelajaran dan lembar
kerja siswa secara maksimal. Siswa tidak berusaha mempelajari materi
dari sumber lain selain penjelasan guru. Jika guru tidak meminta siswa
untuk membuka dan membaca sumber belajar seperti buku dan LKS,
siswa tidak memiliki inisiatif untuk membaca dan mempelajarinya.
Terlebih lagi ketika guru memberikan PR atau tugas, sebagian siswa/i
SMP Negeri 3 Tanjung Beringin tidak mengerjakan tugasnya sendiri
terlebih dahulu di rumah, tetapi hanya meniru pekerjaan teman
sesampainya di sekolah”.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa karakter siswa SMP Negeri 3 Tanjung
Beringin kurang mandiri dimana tanggung jawab siswa serta rasa percaya diri
dalam mengerjakan tugas mata pelajaran matematika kurang optimal, padahal
kemandirian dalam belajar adalah suatu aktivitas belajar yang berlangsungnya

lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri
dari pembelajaran.
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi diatas maka guru
memerlukan inovasi baru dalam memperbaiki kemandirian siswa yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran yang baru, dimana pada model yang baru ini
materi perlu dikemas dengan baik dan lebih menarik sehingga siswa lebih mudah
mengerti pelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu diperlukan usaha
yang lebih dari guru untuk mampu menciptakan pembelajaran yang menarik agar
siswa lebih aktif dalam belajar dan meningkatkan kemandirian, yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif.
Menurut Ansari (2009:57) pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan saling
ketergantungan antar siswa, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru
dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.
Salah satu alternatif pembelajaran Cooperative Learning yang dapat
meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa adalah pembelajaran
Cooperative tipe NHT (Numbered Head Together) yang dikembangkan oleh
Spencer Kagan. Hal ini didukung dari penelitian sejenis yang dilakukan oleh
Liawati (2009) dan Anniy Susilowatiy (2011) yang menyimpulkan peningkatan
kemandirian belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
Pembelajaran kooperatif pendekatan struktural NHT dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan penguasaan akademik setiap peserta didik. Peserta didik
ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 3-5 orang yang merupakan
campuran menurut tingkat akademis, jenis kelamin, suku, agama, dan sebagainya
(Ibrahim, 2000). Kemudian, masing-masing peserta didik dalam setiap tim diberi
nomor urut sebagai identitas di dalam timnya. Sehingga nantinya guru dapat
memanggil salah satu nomor dan siswa yang memiliki nomor tersebut secara
mandiri dan bertanggung jawab untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu model pembelajaran yang
lebih memungkinkan siswa untuk lebih aktif dan bertanggung jawab penuh dalam
memahami materi pelajaran baik secara berkelompok maupun individual. Dalam
pembelajaran kooperatif tipe NHT, semua siswa dianggap sama. Guru tidak lagi
mendominasi proses pembelajaran dan hanya bertindak sebagai fasilitator. Selama
pembelajaran siswa dilibatkan secara langsung sehingga masing- masing siswa
memperoleh

pengetahuan

dan

pengalaman

belajarnya.

Dalam

proses

pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa aktif bekerja dalam kelompok dan
bertanggungjawab penuh terhadap soal yang diberikan.
Model pembelajaran NHT diharapkan dapat meningkatkan kemandirian
belajar siswa, karena dengan teknik ini siswa dapat belajar melaksanakan
tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan-rekan
kelompoknya mengingat kemandirian tidak berarti harus terlepas sama sekali
dengan pihak lain.
Selain itu, NHT memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa seperti hasil penelitiannya yang dikemukakan
Haydon, Maheady, dan Hunter (dalam Pratiwi,2012). Selain itu hasil penelitian
Asih Munifah (2011) yang mendapat hasil penelitian keefektifan model NHT
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 4 Semarang.
Berdasarkan dari latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemandirian Dan Hasil
Belajar Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together
(NHT) Pada Materi Kubus Dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung
Beringin T.A 2014/2015”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah
pada penelitian ini adalah
1. Kurangnya inisiatif, kemandirian, dan tanggung jawab belajar siswa.
2. Siswa belum memanfaatkan sarana pembelajaran dan sumber belajar
secara optimal.

3. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin.
4. Kegiatan pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin
masih berpusat pada guru (teacher centered).
5. Siswa cenderung bersikap pasif selama pembelajaran berlangsung.
1.3 Batasan Masalah

Melihat

luasnya

cakupan

masalah-masalah

yang

teridentifikasi

dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti
membatasi masalah pada “Peningkatan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar
Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT) pada materi Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung
Beringin Tahun Ajaran 2014/2015”.
1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi fokus
permasalahan penelitian ini, yaitu :
1. Apakah penerapan model Kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT) dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa pada materi Kubus
dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin?
2. Apakah penerapan model Kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kubus dan
Balok di Kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab semua
permasalahan pokok penelitian, yaitu :
1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan kemandirian belajar
siswa pada materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung
Beringin.

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung
Beringin
1.6 Manfaat Penelitian
Dengan diterapkannya tujuan penelitian ini, dapat diharapkan manfaatnya
sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Membantu siswa dalam meningkatkan keaktifan belajar.
b. Membantu dan melatih siswa agar membiasakan diri untuk belajar
mandiri.
2. Bagi Guru
a. Membantu guru dalam mengoptimalkan model pembelajaran untuk
meningkatkan kemandirian belajar.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika.
3. Bagi peneliti
a. Sebagai sarana untuk mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh
di bangku kuliah
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam kegiatan
pembelajaran matematika
4. Bagi penelitian selanjutnya
a. Sebagai bahan perbandingan apabila ingin melakukan penelitian yang
sejenis.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil
kesimpulan yaitu:
1. Pembelajaran model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together
(NHT) dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa pada materi Kubus
dan Balok di kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin T.A 2014/2015.
Hal ini didasarkan hasil angket kemandirian belajar siswa yang disebarkan
pada akhir setiap siklus, kemandirian belajar siswa secara klasikal
mengalami peningkatan yaitu 61,97% dari siklus I menjadi 77,91% pada
siklus II dan dalam kategori baik.
2. Pembelajaran model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together
(NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kubus dan
Balok di kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin T.A 2014/2015. Hal
ini terlihat dari meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus
I yaitu 60,43 menjadi 80,23 pada siklus ke II. Selain itu persentase
ketuntasan klasikal siswa meningkat yaitu 20 (66,67%) siswa yang tuntas
belajar pada siklus I menjadi 27 siswa (90%) yang tuntas pada siklus II.
3. Proses pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning
tipe Numbered Head Together (NHT) semakin baik dari siklus I hingga
siklus II. Dilihat dari hasil observasi proses pembelajaran yang mengalami
peningkatan dari nilai persentse rata-rata 69,85% kategori cukup di siklus
I menjadi 80,88% kategori baik di siklus II.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, adapun saran yang
perlu dipertimbangkan, yaitu:
1. Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang
berpusat pada siswa, salah satunya penggunaan model Cooperative

Learning tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai salah satu
alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.
2. Guru diharapkan lebih kreatif dalam penggunaan model pembelajaran
Cooperative Learning tipe NHT dengan melibatkan siswa secara aktif dan
membuat media pembelajaran untuk mengefektifkan waktu dalam proses
belajar mengajar.
3. Guru harus lebih memperhatikan kegiatan siswa pada saat berdiskusi supaya
pembelajaran dapat berjalan kondusif dan siswa dapat fokus terhadap
pembelajaran dan tugas yang diberikan guru. Selain itu, pembentukan
kelompok harus benar-benar diperhatikan dan sebaiknya bersifat heterogen
agar diskusi berjalan maksimal dan pertukaran ide juga lebih terarah.

4. Kepada siswa SMP Negeri 3 Tanjung Beringin khususnya siswa yang
memiliki kemandirian belajar rendah agar lebih banyak berlatih, membaca
dan tidak sungkan untuk bertanya kepada guru jika ada materi yang tidak
dipahami dan tidak malu mengemukakan ide-ide matematikanya baik secara
lisan maupun tulisan dalam pembelajaran matematika.

5. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat agar dapat melakukan penelitian
yang sama di sekolah-sekolah lain pada materi yang berbeda agar dapat
dijadikan sebagai studi perbandingan guna untuk meningkatkan kualitas
pendidikan khususnya pada mata pelajaran matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, Bansu I., (2009), Komunikasi Matematika Konsep dan Aplikasi, Pena,
Banda Aceh
Arikunto, S., (2012), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Darr, C and Fisher, J., (2004), Self Regulated Learning in Mathematics Class.
http://www.nzcer.org.nz/system/files/13903.pdf (diakses 06 Maret 2015).
Dhesiana,
(2009),
Kemandirian
Dalam
Belajar.
http://dhesiana.wordpress.com/2009/01/16/kemandirian-dalam-belajar/
(diakses 6 Maret 2015).
Fadlillah, M, (2003), Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, Ar-Razz Media:
Jogyakarta
Ibrahim, M.H dkk., (2000), Pembelajaran Kooperatif, Universitas Negeri
Surabaya, University Press: Surabaya
Kurniawati, Dewi., (2010), Upaya meningkatkan Kemandirian Belajar Dalam
Pembelajaran Matematika Melalui Model Cooperative Learning Tipe
Kepala Bernomor Terstruktur Pada Siswa SMP N 2 Sewon Bentul, FMIPA
UNY,Yogyakarta.
Liawati, Imas Siti., (2009), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
(Numbered Heads Together) Sebagai upaya Meningkatkan Kemandirian
Belajar Matematika Siswa Pada Siswa Kelas VIII-D Semester Ganjil SMP
Negeri 8 Bandar Lampung T.P 2009/2010), FMIPA UNL, Lampung.
Mudjiman, Haris., (2011), Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Mu’tadin, Zainun., (2002), Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologi Pada
Remaja. http://www.e-psikologi.com (diakses 06 Maret 2015).
Pribadi, Benny A., (2009), Model Desain Sistem Pembelajaran, Dian Rakyat,
Jakarta.
Pidarta, Made., (2009), Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan
Bercorak Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta.
Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran:Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Rajawali Pers, Jakarta.
Shadiq, Fadjar, (2009), Model-Model Pembelajaran Matematika SMP, P4TK,
Yogyakarta.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi, Rineka
Cipta, Jakarta.
Slavin, Robert E., (2005), Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik,
Penerbit Nusa Media, Jakarta
Sudjana, Nana, (2005), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT REMAJA
ROSDAKARYA, Jakarta.
Sukino, (2006), Matematika SMP Jilid 2 Kelas VIII, PT Erlangga, Jakarta.
Suprijono, Agus., (2010), Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Sulistyowati, Endah., (2012), Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter, PT
CITRA AJI PARAMA, Yogyakarta.
Sumarmo, U., (2010), Kemandirian Belajar : Apa, Mengapa, Bagaimana
Dikembangkan Pada Peserta Didik. Makalah Disajikan Pada Seminar
Pend.Matematika Di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas
Yogyakarta tanggal 11 Februari 2010:tidak diterbitkan.
Suyadi., (2012), Strategi
Rosdakarya, Bandung.

Pembelajaran

Pendidikan

Karakter,

Remaja

Tim Pelatih Proyek PGSM., (1999), Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research), Depdikbud, Jakarta.
Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Kencana, Jakarta.
Yamin, Martinis., (2012), Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan
Pendidikan, GP Press, Jakarta
Yuslinawati., (2012), Perbedaan Peningkatan Kemampuan Komunikasi Dan
Kemandirian Belajar Matematika Siswa SMP Melalui Pembelajaran
Koperatif tipe Jigsaw Menggunakan Software Autograph Dengan
Pembelajaran Konvensional Menggunakan Software Autograph. Tesis,
Program Pasca Sarjana UNIMED, Medan.
,Model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT,(2012), Tersedia online :
http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.com, diakses 2 Maret 2015.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 8 5

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI 3 CANDIMAS T.P 2011/2012

0 12 49

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 7 55

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

1 17 95

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 8 56

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEADS TOGHETHER SISWA KELAS VIII SMP N 1 ALIAN

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SISWA KELAS VIII D SMP N 1 PLERET

0 0 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEBIASAAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 12 YOGYAKARTA

0 0 10

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

0 0 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI JARING-JARING KUBUS DAN BALOK MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IV SD N 5 PUYOH

0 0 24