PENGARUH MUSEUM JAMIN GINTING SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER BELAJAR SEJARAH DI KABUPATEN KARO.

(1)

DAN SUMBER BELAJAR SEJARAH

DI KABUPATEN KARO

Oleh:

Indra Gita Saragih

NIM 3113121032

Program Studi Pendidikan Sejarah

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

INDRA GITA SARAGIH, NIM: 3113121032, PENGARUH KEBERADAAN MUSEUM JAMIN GINTING TERHADAP MEDIA DAN SUMBER BELAJAR SEJARAH DI KABUPATEN KARO. SKRIPSI S-1 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2015.

Penelitian ini dilaksanakan di Museum Jamin Ginting desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research). Pengumpulan data yang digunakan adalah dengan penelitian berupa observasi dan wawancara kepada informan. Semua data yang diperoleh yang berkaitan dengan dengan judul skripsi peneliti yaitu Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting Terhadap Media Dan Sumber Belajar Sejarah Di Kabupaten Karo.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui latar belakang berdirinya museum jamin ginting, untuk mengetahui pengaruh keberadaan museum jamin ginting terhadap pendidikan sejarah di kabupaten karo, dan untuk mengetahui fungsi museum jamin ginting sebagai media dan sumber pembelajaran terhadap pengetahuan sejarah lokal di kabupaten karo.Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa Museum Jamin Ginting dibagun atau didirikan pada awal bulan januari tahun 2012. Dan kemudian pada tanggal 07 September 2013 Museum Jamin Ginting ini diresmikan oleh Menteri Pertahanan Bapak Purnomo Yusgiantoro. Museum ini dikelola oleh Yayasan Mahaputera Utama Jamin Ginting. Di dalam museum ini terdapat koleksi berupa benda-benda peninggalan Bapak Letjen. Jamin Ginting dan beberapa benda-benda hasil kebudayaan Karo. Meskipun demikian, berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada informan, Museum Jamin Ginting ini dapat dijadikan sebagai media da sumber belajar sejarah di Kabupaten Karo.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting Terhadap Media Dan Sumber Belajar Sejarah Di Kabupaten Karo.”

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program studi pendidikan sejarah Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari tidak terlepas dari berbagai kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan bantuan semua pihak serta dengan usaha yang maksimal sesuai kemampuan penulis, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Atas bantuan tersebut, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan 2. Bapak Dr. Restu M.S selaku Dekan FIS Universitas Negeri Medan

3. Ibu Dra. Flores Tanjung, MA selaku ketua jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan

4. Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik 5. Bapak Tappil Rambe, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan banyak bimbingan, pengarahan serta saran-saran dalam menyelesaikan penelitian ini.


(7)

6. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial yang telah membantu penulis selama perkuliahan sampai skripsi ini selesai.

7. Bapak Darwin Ginting dan seluruh staf pegawai Museum Jamin Ginting yang telah banyak memberikan informasi dan batuan selama proses penelitian ini berlangsung.

8. Keluarga besar SMA Negeri 1 Kabanjahe yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melakukan wawancara di sekolah ini dan telah banyak memberikan informasi dan batuan selama proses penelitian ini berlangsung.

9. Keluarga Besar SMA Negeri 2 Kabanjahe yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melakukan wawancara di sekolah ini dan telah banyak memberikan informasi dan batuan selama proses penelitian ini berlangsung.

10. Keluarga Besar SMA Negeri 1 Tigapanah yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melakukan wawancara di sekolah ini dan telah banyak memberikan informasi dan batuan selama proses penelitian ini berlangsung.

11. Keluarga Besar SMA Swasta Methodist Berastagi yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melakukan wawancara di sekolah ini dan telah banyak memberikan informasi dan batuan selama proses penelitian ini berlangsung.


(8)

12. Keluarga Besar SMA Swasta Masehi Berastagi yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melakukan wawancara di sekolah ini dan telah banyak memberikan informasi dan batuan selama proses penelitian ini berlangsung.

13. Seluruh masyarakat desa Suka yang telah banyak membantu peneliti selama melakukan penelitian.

14. Teristemewa untuk kedua orang yang terkasih: Bapak Walem Saragih & Mamak Berlianta Br Sembiring atas doa, bimbingan, semangat, dan dukungan berupa materil mapun kasih sayang yang tak terhingga yang diberikan sejak peneliti lahir hingga menyelesaikan studi ini.

15. Terkhusus kepada Kakak Rehulina Br Saragih, S.Pd dan kedua adik Iman Ganda Saragih dan Iman Gegeh Saragih, dan nenek ku tersayang Salam Br Ginting, terimakasih buat segalanya, buat doa, dukungan dan semangat yang telah diberikan.

16. Sahabat-sahabat ku Amos Ginting, Rini Ria Br Ginting, Ima Yunina, Thomson Ivo Tarigan, Andri F Perangin-angin, Lydia Claranta Putri, dan Yunita WS Sipayung terimakasih untuk dukungan dan semagat yang telah diberikan.

17. Teman-teman Jurusan Pendidikan Sejarah Kelas Reguler A 2011 terimakasih untuk dukungan dan semagat yang telah diberikan.

18. Teman-teman PPL di SMP Negeri 3 Berastagi terimakasih untuk dukungan dan semagat yang telah diberikan.


(9)

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Untuk itu peneliti memgharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi keempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk institusi kependidikan. Saya ucapkan terimaksih.

Medan Februari 2015

Peneliti

Indra Gita Saragih 3113121032


(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………i

ABSTRAK...iv

KATA PENGANTAR...v

BAB I. PENDAHULUAN………...1

1. Latar Belakang Masalah………..1

2. Identifikasi Masalah……….5

3. Pembatasan Masalah………5

4. Perumusan Masalah……….6

5. Tujuan Penelitian……….6

6. Manfaat Penelitian………...7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA………8

1. Kerangka Konsep...………8

1.1.Pengaruh Museum Jamin Ginting...………....8

1.2.Media dan Sumber Belajar Sejarah...………11

1.3.Kerangka Berpikir...………...12

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………15

1. Metode Penelitian………..15


(11)

3. Populasi Dan Sampel...16

3.1 Populasi...16

3.2 Sampel...16

4. Sumber Data………...16

5. Teknik PengumpulanData……….17

6. Teknik Analisis Data………..18

BAB IV PEMBAHASAN...20

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...20

1. Lokasi Dan Keadaan Geografis Kabupaten Karo...20

2. Sosial Budaya...21

3. Pemerintahan...21

4. Letak Museum Jamin Ginting...21

5. Permasalahan Museum Jamin Ginting Dan Kondisi Masyarakat...24

6. Pemecahan Permasalahan Museum Jamin Ginting Dan Kondisi Masyarakat...28

B. Latar Belakang Berdirinya Museum Jamin Ginting...29

C. Koleksi Museum Jamin Ginting...31

D. Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting Terhadap Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Karo...35

E. Latar Belakang Museum Jamin Ginting Dijadikan Sebagai Media Dan Sumber Belajar Sejarah...37


(12)

F. Fungsi Museum Jamin Ginting Sebagai Media Dan Sumber Belajar Sejarah

Di Kabupaten Karo...40

G. Manfaat Kunjungan Ke Museum Bagi Guru Dan Peserta Didik...48

H. Usaha Yang Dilakukan Museum Untuk Menarik Minat Para Siswa Dan Masyarakat...52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...57

A. Kesimpulan...57

B. Saran...60

DAFTAR PUSTAKA


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Karo adalah salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara dengan Ibu kota Kabanjahe. Penduduk Karo sangat beragam, berbagai jenis etnis tinggal disini. Mulai dari etnis Batak Karo yang merupakan etnis asli Kabupaten Karo. Ada juga etnis pendatang seperti, etnis Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Pakpak, etnis Jawa, etnis Tionghoa, dan juga etnis Nias. Berbagai etnis ini kemudian hidup saling berdampingan dan saling menghargai diantara satu sama lain.

Kabupaten Karo memiliki potensi kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menopang perekonomian masyarakat. Karo memiliki dua Gunung berapi yang sampai saat ini masih aktif yaitu, Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak yang membuat tanah di Karo menjadi sangat Subur, yang kemudian hal tersebut menjadi berkah kepada masyarakat Karo.

Secara umum mata pencaharian masyarakat Karo adalah sebagai sebagai petani, hal ini didorong oleh kesuburan tanah yang dimiliki oleh Karo. Berbagai macam tumbuhan akan tumbuh subur disana, diantaranya jeruk yang sudah sangat dikenal sampai ke luar pulau Sumatera, sayur-mayur, cabe, wortel, dan juga tomat. Oleh sebab itulah Karo sering disebut sebagai daerah pemasok sayur-sayur ke seluruh Sumatera Utara, bahkan Nasional.


(14)

Selain tanah yang subur, Karo juga memiliki potensi wisata potensial yang apabila dikembangkan atau dikelola dengan baik akan dapat dijadikan sebagai tempat wisata atau tempat rekreasi bagi masyrakat sekitar dan masyarakat pendatang, objek wisata yang dimaksud antara lain ; Tongging, Lau Kawar, Air terjun Sipiso-piso, pemandian air panas, Bukit Gundaling, pendakian Gunung Sibayak, pendakian Gunung Sinabung, penatapan Doulu dan rumah persinggahan Bung Karno terdapat di Berastagi yang dapat dijadikan sebagai wisata sejarah, dan museum sebagai salah satu objek wisata yang memberikan edukasi dan kreasi bagi pengunjungnya.

Museum belum menjadi tempat tujuan utama sekolah-sekolah di Kabupaten Karo untuk mendapatkan pendidikan khususnya pendidikan sejarah lokal. Padahal museum merupakan salah satu tempat yang tepat untuk memberikan sarana pendidikan khususnya pendidikan sejarah.

Di Kabupaten Karo terdapat 3 museum yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah, yaitu: Museum Lingga (pakaian adat karo, alat musik tradisional karo, alat-alat pertanian tradisional karo, dan rumah adat karo yang masih dijaga keasliannya) yang terdapat di desa Lingga, Museum Karo (pakaian adat karo, alat musik tradisional karo, alat-alat pertanian tradisional karo) yang terdapat di kota Berastagi, dan Museum Djamin Ginting(pakaian adat karo, alat musik tradisional karo, alat-alat pertanian tradisional karo, alat dapur tradisional karo, koleksi pribadi Djamin Ginting, dan juga jejak perjalanan Djamin Ginting selama bertugas membela Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang terdapat di desa Suka. Meskipun di Kabupaten Karo terdapat 3 museum seperti yang tersebut


(15)

di atas, museum belum menjadi tujuan utama sekolah-sekolah untuk dijadikan sebagai media dan sumber pembelajaran sejarah untuk meningkatkan pengetahuan sejarah lokal.

Dari ketiga museum tersebut di atas, Museum Djamin Ginting merupakan salah satu museum yang tergolong baru di Kabupaten Karo, meskipun demikian museum Djamin Ginting ini sudah sangat dikenal di Provinsi Sumatera Utara khususnya Kabupaten karo. Museum Djamin Ginting memiliki koleksi benda-benda kebudayaan karo masa lalu, sesuai dengan namanya Museum Djamin Ginting, di museum ini terdapat jejak perjalanan atau jejak perjuangan Djamin Ginting dalam merebut ataupun mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Seperti yang sudah diketahui bahwa Djamin Ginting adalah salah satu tokoh pejuang karo yang ikut berjuang dalam merebut dan memperthankan kemerdekaan Indonesia. Selain itu dimuseum ini juga terdapat benda-benda atau alat-alat yang pernah dipakai atau digunakan oleh Djamin Ginting selama melakukan perjuangan dan benda-benda yang dipakai selama hidupnya.

Museum Djamin Ginting memiliki peran besar sebagai tempat konservasi benda-benda kebudayaan masa lalu karo atau benda-benda sejarah, seharusnya kunjungan ke museum ini guna menambah pengetahuan dapat dijadikan sebagai media dan sumber pembelajaran sejarah menjadi salah satu program yang harus dijalankan oleh sekolah-sekolah ataupun pemerintahan. Keberadaan museum Jamin Ginting sebagai media dan sumber pembelajaran pendidikan sejarah


(16)

memerlukan apresiasi dari seluruh kalangan masyrakat baik itu masyarakat umum, siswa-siswi, sekolah-sekolah, dan juga pemerintah untuk lebih memanfaatkan atau menjadikan museum sebagai tempat untuk menggali pengetahuan sejarah.

Salah satu yang menarik dari suatu tempat yang berbasis pendidikan adalah pendidikan apa yang diperoleh dari suatu tempat sehingga harus mengunjungi tempat tersebut. Masyarakat khususnya siswa-siswi ataupun sekolah-sekolah dalam hal ini guru bidang studi terkait banyak yang belum mengetahui akan manfaat museum ini. Sebenarnya museum Djamin Ginting bukan hanya tempat menyimpan dan mengoleksi benda-benda kebudayaan masa lalu karo tetapi museum ini juga dapat dijadikan sebagai media dan sumber pembelajaran sejarah.

Dari uraian diatas sebagai dasar pemikiran dan menjadi latar belakang, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai“PENGARUH MUSEUM JAMIN GINTING SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER BELAJAR SEJARAH DI KABUPATEN KARO”.


(17)

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian sebagai berikut:

1. Latar Belakang Berdirinya Museum Jamin Ginting.

2. Peran Pengelola Guna Mensosialisasikan Museum Jamin Ginting. 3. Dampak Keberadaan Museum Jamin Ginting terhadap Sosial Ekonomi

Masyrakat di Desa Suka Kecamatan Tiga Panah.

4. Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting terhadap Pendidikan Sejarah di Kabupaten Karo.

5. Fungsi museum Jamin Ginting sebagai media dan sumber belajar terhadap pengetahuan sejarah lokal di kabupaten Karo.

3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan juga identifikasi masalah, maka penulis perlu membatasi diri agar penelitian ini dapat dilakukan dengan waktu, jangkauan pengetahuan, dan pengalaman penulis. Dengan batasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Latar Belakang Berdirinya Museum Jamin Ginting

2. Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting terhadap Pendidikan Sejarah di Kabupaten Karo.

3. Fungsi museum Jamin Ginting sebagai media dan sumber belajar terhadap pengetahuan sejarah lokal di kabupaten Karo.


(18)

4. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Latar Belakang Berdirinya Museum Jamin Ginting?

2. Bagaimanakah Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting Terhadap Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Karo?

3. Bagaimana fungsi museum Jamin Ginting sebagai media dan sumber belajar terhadap pengetahuan sejarah lokal di kabupaten Karo?

5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, yang disesuaikan dengan permasalahan di atas adalah:

1. Untuk Mengetahui Latar Belakang Berdirinya Museum Jamin Ginting. 2. Untuk Mengetahui Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting

Terhadap Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Karo.

3. Untuk fungsi museum Jamin Ginting sebagai media dan sumber belajar terhadap pengetahuan sejarah lokal di kabupaten Karo.


(19)

6. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan juga masyarkat untuk mengetahui bahwa museum dapat meningkatkan mutu pendidikan sejarah lokal.

2. Sebagai pengembangan ilmu bagi peneliti sendiri dalam rangka pengembangan selanjutnya.

3. Sebagai pelengkap referensi hasil penelitian dalam ruang lingkup sejarah lokal Indonesia.

4. Sebagai bahan acuan perbandingan bagi peneliti-peneliti lainnya. 5. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi Mahasiswa Universitas

Negeri Medan, khususnya Mahasiswa Pendidikan Sejarah agar dapat mengetahui bagaimana museum dapat meningkatkan pendidikan sejarah lokal.


(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Museum Jamin Ginting dibangun oleh Yayasan Mahaputera Utama Jamin Ginting. Gagasan mediririkan Museum Jamin Gining adalah untuk melestarikan nilai perjuangan Jamin Ginting dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Kecintaannya terhadap budaya karo dan tanah kelahirannya merupakan nilai-nilai yag tidak terpisahkan dari peletarian ini. Bangunan Museum Jamin Ginting berdiri di atas lahan seluas 4000m2.

2. Tujuan dibangunnya Museum Jamin Ginting adalah untuk menjadi tempat penyimpanan barang-barang peninggalan Letjen Jamin Ginting, guna melestarikan dan mewariskan nilai-nilai, jiwa dan semagat juang ’45 dalam merebut kemerdekaan, melestarikan sejarah, adat, seni, dan budaya karo, bermanfaat bagi masyarakat banyak khususnya masyarakat karo, mendokumentasikan perjuangan kemerdekaan dan menjadi salah satu ikon kebanggaan tanah karo.

3. Hubungan Museum Jamin Ginting terhadap pendidikan sejarah lokal cukup erat. Museum Jamin Ginting memberikan pengaruh yang positif terhadap pendidikan sejarah di Kabupaten Karo khususnya dalam


(21)

sejrah lokal. Pengaruh Museum Jamin Ginting terhadap pendidikan dapat dilihat dari dijadikannya Museum Jamin Ginting sebagai media dan sumber belajar sejarah

4. Museum Jamin Ginting memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai sarana pendidikan umum, sebagai sarana pendidikan yang berperan sebagai media dan sumber belajar yang mampu atau dapat mempercepat pencapaian tujuan belajar. Sebagai media dan sumber belajar sejarah dimana Museum Jamin Ginting dapat dijadikan alat bantu yang digunakan guru ataupun siswa dalam menyampaikan dan memahami materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan aktif dengan adanya medi dan sumber belajar yang baru yaitu Museum Jamin Ginting. Sebagai warisan sejarah budaya karo, melestarikan warisan budaya sebagai bukti peninggalan masa lalu melelui perlindungan,pengembangan dan pemanfaatan, baik untuk kepentingan sejarah, budaya, dan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan sejarah. Menumbuhkan kesadaran budaya masyrakat untuk membangkitkan kebanggaan terhadap budaya sendiri dan cinta tanah air, memperkokoh jati diri bangsa serta memperkuat persatuan dan kesatuan. Sebagai pusat penelitian dan informasi mengenai sejarah bangsa dan juga dapat meningkatkan peran serta masyarakat dan organisasi profesi dalam pelestarian warisan budaya.

5. Dalam meningkatkan fungsinya pengelola Museum Jamin Ginting telah melalkukan beberapa uasha seperti mempromosikan museum


(22)

melaluli media cetak maupun elektronik dan juga melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah di Kabupaten Karo.

6. Koleksi yang ada di Museum Jamin Ginting ini merupakan peninggalan-peninggalan dari atau yang berhubungan dengan Bapak Letjen Jamin Ginting dan koleksi di museum ini juga dilengkapi dengan benda-benda hasil kebudayaan karo.

7. Kondisi dari Museum Jamin Ginting cukup terawat namun luas dari museum ini kurang mendukung karena hanya beridiri di atas tanah seluas 4000m2.


(23)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat disarankan:

1. Diharapakan agar gedung yang akan digunakan sebagai lokasi museum berdiri dapat diperluas lagi sehingga jika ada penambahan koleksi museum dapat ditata dengan baik.

2. Untuk pengelola Museum Jamin Ginting diharapkan tetap menjaga dan merawat Museum ini sehingga selalu terlihat baik dan juga meningkatkan pelayanan sehingga Museum menjadi salah satu media dan sumber belajar pilihan khusus bagi pendidikan sejarah, dan juga agar menambah jumlah pengunjung dan menjadi museum yang dibanggakan masyarakat Karo.

3. Untuk pemerintahan yang terkait di Kabupaten Karo agar mulai memberi perhatian terhadap Museum Jamin Ginting dan Museum di Tanah Karo secara keseluruhan karena museum sangat berperan penting atau memiliki fungsi penting dalam pendidikan di Tanah Karo terutama pendidikan sejarah


(24)

Kusumo, Pratameng. 1989. Menimba Ilmu Dari Museum. Jakarta. Balai Pustaka

Sutaarga, Amir. 1984. Persoalan Museum di Indonesia. Jakarta. Direktorat Permuseuman Dit.Jen. Kebudayaan Dep. P & K

Hamzuri. 1996. Museum Di Indonesia. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Mulyadi, Syafril, dkk. 1992. Beberapa Jenis Wadah Koleksi Museum Negeri Provinsi Sumatera Barat“Adhityawarman”. Padang. Permuseuman Sumatera Barat

Mutia, Riza, dkk. 1995. Mengenal 65 Benda Koleksi Museum Negeri Propinsi Sumatera Barat “Adhityawarman”. Padang. Permuseuman Sumatera Barat

Joeseof, Daoet. (2009). Serba Serbi Permuseuman. Museografia. Vol. III. 5-9

Jauhari. (2011). Implementasi Paikem. Jakarta. Prestasi Pustakaraya

Kochrar. (2008). Teaching Of History. Jakarta. Grasindo

Susatyo, Djulianto. (2009). Museum Dalam Persepsi Jurnalistik. Muesugrafia.Vol. IV. 121-133

Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pemebelajaran. Jakarta. Prananda Media Group

Soemadio, Bambang, dkk. 1987. Sejarah Direktorat Permuseuman. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan


(25)

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Rosdakarya

Suryabrata, Sumadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta. Rajagrafindo Persada

Pedoman Penulisan Skripsi Dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Seajarah


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Museum Jamin Ginting dibangun oleh Yayasan Mahaputera Utama Jamin Ginting. Gagasan mediririkan Museum Jamin Gining adalah untuk melestarikan nilai perjuangan Jamin Ginting dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Kecintaannya terhadap budaya karo dan tanah kelahirannya merupakan nilai-nilai yag tidak terpisahkan dari peletarian ini. Bangunan Museum Jamin Ginting berdiri di atas lahan seluas 4000m2.

2. Tujuan dibangunnya Museum Jamin Ginting adalah untuk menjadi tempat penyimpanan barang-barang peninggalan Letjen Jamin Ginting, guna melestarikan dan mewariskan nilai-nilai, jiwa dan semagat juang ’45 dalam merebut kemerdekaan, melestarikan sejarah, adat, seni, dan budaya karo, bermanfaat bagi masyarakat banyak khususnya masyarakat karo, mendokumentasikan perjuangan kemerdekaan dan menjadi salah satu ikon kebanggaan tanah karo.

3. Hubungan Museum Jamin Ginting terhadap pendidikan sejarah lokal cukup erat. Museum Jamin Ginting memberikan pengaruh yang positif terhadap pendidikan sejarah di Kabupaten Karo khususnya dalam


(2)

58

sejrah lokal. Pengaruh Museum Jamin Ginting terhadap pendidikan dapat dilihat dari dijadikannya Museum Jamin Ginting sebagai media dan sumber belajar sejarah

4. Museum Jamin Ginting memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai sarana pendidikan umum, sebagai sarana pendidikan yang berperan sebagai media dan sumber belajar yang mampu atau dapat mempercepat pencapaian tujuan belajar. Sebagai media dan sumber belajar sejarah dimana Museum Jamin Ginting dapat dijadikan alat bantu yang digunakan guru ataupun siswa dalam menyampaikan dan memahami materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan aktif dengan adanya medi dan sumber belajar yang baru yaitu Museum Jamin Ginting. Sebagai warisan sejarah budaya karo, melestarikan warisan budaya sebagai bukti peninggalan masa lalu melelui perlindungan,pengembangan dan pemanfaatan, baik untuk kepentingan sejarah, budaya, dan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan sejarah. Menumbuhkan kesadaran budaya masyrakat untuk membangkitkan kebanggaan terhadap budaya sendiri dan cinta tanah air, memperkokoh jati diri bangsa serta memperkuat persatuan dan kesatuan. Sebagai pusat penelitian dan informasi mengenai sejarah bangsa dan juga dapat meningkatkan peran serta masyarakat dan organisasi profesi dalam pelestarian warisan budaya.

5. Dalam meningkatkan fungsinya pengelola Museum Jamin Ginting telah melalkukan beberapa uasha seperti mempromosikan museum


(3)

melaluli media cetak maupun elektronik dan juga melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah di Kabupaten Karo.

6. Koleksi yang ada di Museum Jamin Ginting ini merupakan peninggalan-peninggalan dari atau yang berhubungan dengan Bapak Letjen Jamin Ginting dan koleksi di museum ini juga dilengkapi dengan benda-benda hasil kebudayaan karo.

7. Kondisi dari Museum Jamin Ginting cukup terawat namun luas dari museum ini kurang mendukung karena hanya beridiri di atas tanah seluas 4000m2.


(4)

60

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat disarankan:

1. Diharapakan agar gedung yang akan digunakan sebagai lokasi museum berdiri dapat diperluas lagi sehingga jika ada penambahan koleksi museum dapat ditata dengan baik.

2. Untuk pengelola Museum Jamin Ginting diharapkan tetap menjaga dan merawat Museum ini sehingga selalu terlihat baik dan juga meningkatkan pelayanan sehingga Museum menjadi salah satu media dan sumber belajar pilihan khusus bagi pendidikan sejarah, dan juga agar menambah jumlah pengunjung dan menjadi museum yang dibanggakan masyarakat Karo.

3. Untuk pemerintahan yang terkait di Kabupaten Karo agar mulai memberi perhatian terhadap Museum Jamin Ginting dan Museum di Tanah Karo secara keseluruhan karena museum sangat berperan penting atau memiliki fungsi penting dalam pendidikan di Tanah Karo terutama pendidikan sejarah


(5)

Sutaarga, Amir. 1984. Persoalan Museum di Indonesia. Jakarta. Direktorat Permuseuman Dit.Jen. Kebudayaan Dep. P & K

Hamzuri. 1996. Museum Di Indonesia. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Mulyadi, Syafril, dkk. 1992. Beberapa Jenis Wadah Koleksi Museum Negeri Provinsi Sumatera Barat“Adhityawarman”. Padang. Permuseuman Sumatera Barat

Mutia, Riza, dkk. 1995. Mengenal 65 Benda Koleksi Museum Negeri Propinsi Sumatera Barat “Adhityawarman”. Padang. Permuseuman Sumatera Barat

Joeseof, Daoet. (2009). Serba Serbi Permuseuman. Museografia. Vol. III. 5-9

Jauhari. (2011). Implementasi Paikem. Jakarta. Prestasi Pustakaraya

Kochrar. (2008). Teaching Of History. Jakarta. Grasindo

Susatyo, Djulianto. (2009). Museum Dalam Persepsi Jurnalistik. Muesugrafia.Vol. IV. 121-133

Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pemebelajaran. Jakarta. Prananda Media Group

Soemadio, Bambang, dkk. 1987. Sejarah Direktorat Permuseuman. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan


(6)

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta. Kencana

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Rosdakarya

Suryabrata, Sumadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta. Rajagrafindo Persada

Pedoman Penulisan Skripsi Dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Seajarah