TIME PRESSURE SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT TERHADAP KINERJA AUDITOR.

(1)

TIME PRESSURE SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT TERHADAP KINERJA AUDITOR

(Studi pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali)

SKRIPSI

Oleh :

COKORDA ISTRI INDRASWARI PEMAYUN NIM : 1215351009

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016


(2)

i

TIME PRESSURE SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT TERHADAP KINERJA AUDITOR

(Studi pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali)

SKRIPSI

Oleh :

COKORDA ISTRI INDRASWARI P. NIM : 1215351009

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di

Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Denpasar 2016


(3)

ii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji pada tanggal: 17 Juni 2016

Tim Penguji : Tanda tangan

1. Ketua : Prof. Dr. I Wayan Suartana, SE., M.Si., Ak ...

2. Sekretaris : Dr. Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak ...

3. Anggota : Dr. Drs A.A.N.B. Dwirandra, SE., M.Si., Ak ...

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si Dr. Ketut Budiartha, SE, M.Si., Ak NIP. 19641225 199303 1 003 NIP. 19591202 198702 1 001


(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar,

Cokorda Istri Indraswari P. 1215351009


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, serta kerja sama dan bantuan berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Time Pressure sebagai Pemoderasi Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit Terhadap Kinerja Auditor”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Ibu Prof. Dr Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan Bapak Dr. I Gusti Ngurah Agung Suaryana, SE., M.Si., Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Bapak Drs. I Ketut Suardhika Natha, M.Si., selaku Ketua Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana.

5. Ibu Ni Gusti Putu Wirawati,SE.,M.Si., selaku Koordinator Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana.

6. Bapak Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si, Ak, selaku Pembimbing Akademis yang telah memberikan tuntunan dan nasihat selama masa perkuliahan pada Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana.

7. Bapak Dr. Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya dalam memberikan bimbingan, masukan serta arahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Bapak Prof. Dr. I Wayan Suartana. SE, MSi., Ak dan Bapak Dr. Drs. A.A.N.B. Dwirandra, SE., M.Si., Ak selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis.

9. Keluarga tercinta Cokorda Gede Wedha P, Ni Wayan Suliasih, Cokorda Agung Parama P dan Cokorda Prabu P yang telah mendukung penulis selama ini baik dari


(6)

v

fasilitas, motivasi maupun nasihat yang diberikan. Terima kasih juga atas doa yang selalu dipanjatkan.

10.Sahabat tercinta Indah Sadewi dan Harum Diandika yang tidak pernah lelah mengingatkan akan skripsi yang harus diselesaikan.

11.Rekan-rekan seperjuangan khususnya Made Yuliyani, Devi Setya, Julia Drupadi, Ayu Octa Triani, Yulia Hartanti, Krisna Wijayanti, Mila Rosa, Kusuma Dewi, Ika Wulan, Ayu Krisna, Ganitri Putri, Kadek Sugiantari, dan Rista Diantari atas persahabatan dan semangatnya selama ini sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

12.Rekan-Rekan Inti Kakom BPM LMFEB Unud periode 2015 : Budi Satria, Dame Prawira, Mahendra Pramana, Toni Artana, Sandra Dewi, Rizki Ardewi, Riko Tama, Bagus Asta, Agastya Mahardika, Angga Diana, Andika Pramana, dan Angga Pratama yang telah memberikan semangat, motivasi, dan masukan-masukan yang diberikan dalam penulian skripsi ini.

13.Rekan-Rekan BPM SMFEB Unud periode 2014 yang telah memberikan semangat, motivasi, dan masukan-maskan yang diberikan dalam penulian skripsi ini.

14.Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis angkatan 2012 serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, masukan, serta dukungan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar,


(7)

vi

Judul : Time Pressure sebagai Pemoderasi Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit terhadap Kinerja Auditor

Nama : Cokorda Istri Indraswari P Nim : 1215351009

Abstrak

Kinerja auditor dipengaruhi oleh situasi yang dialami oleh auditor saat melakukan proses audit. Dalam proses auditnya, auditor dihadapkan dengan waktu yang dianggarkan oleh KAP untuk menghemat biaya dan meningkatkan nilai kinerja auditor. Anggaran waktu yang diberikan harus mampu dipenuhi oleh auditor sehingga menyebabkan para auditor bekerja dibawah tekanan waktu (time pressure). Auditor yang memiliki persepsi baik terhadap kinerjanya akan melakukan berbagai cara demi memenuhi waktu yang diberikan oleh KAP salah satunya adalah dengan melakukan penghentian prematur prosedur audit.

Penelitian ini bertujuan menguji time pressure dalam memoderasi pengaruh penghentian prematur prosedur audit terhadap kinerja auditor. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode sampel jenuh atau sensus dengan melibatkan semua anggota populasi sebagai sampel. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui metode angket, yaitu dengan menyebar daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan diisi atau dijawab oleh responden auditor sebanyak 87 orang pada KAP di Provinsi Bali. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan moderated regression analysis (MRA)

Penelitian ini menyimpulkan bahwa penghentian prematur prosedur audit berpengaruh negatif terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi penghentian prematur prosedur audit maka kinerja auditor akan semakin menurun. Time pressure mampu mentgurangi pengaruh penghentian prematur prosedur audit terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya tekanan waktu yang dirasakan oleh auditor, maka perilaku penghentian prematur prosedur audit akan berkurang sehingga kinerja auditor menjadi semakin baik.


(8)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah Penelitian ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Kegunaan Penelitian ... 7

1.5Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA HIPOTESIS PENELITIAN 2.1Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Teori U Terbalik (Inverted U Theory) ... 10

2.1.2 Time Pressure ... 11

2.1.3 Penghentian Prematur Prosedur Audit ... 14

2.1.4 Kinerja Auditor... 17

2.2Hipotesis Penelitian ... 18

2.2.1 Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit Terhadap Kinerja Auditor ... 18

2.2.2 Time Pressure Mampu Memoderasi Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit terhadap Kinerja Auditor ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 22


(9)

viii

3.2Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 24

3.3Obyek Penelitian ... 25

3.4Variabel Penelitian ... 26

3.5Definisi Operasional Variabel ... 27

3.5.1 Penghentian Prematur Prosedur Audit (X1) ... 27

3.5.2 Time Pressure (X2) ... 27

3.5.3 Kinerja Auditor (Y) ... 27

3.6Jenis dan Sumber Data ... 28

3.6.1 Jenis Data ... 28

3.6.2 Sumber Data ... 28

3.7Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 29

3.7.1 Populasi ... 29

3.7.2 Sampel ... 29

3.7.3 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.8Teknik Analisis Data ... 31

3.8.1 Uji Alat Instrumen Penelitian ... 31

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 32

3.8.3 Uji Hipotesis ... 33

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN... 36

4.1Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik ... 36

4.1.1 Sejarah Kantor Akuntan Publik ... 36

4.1.2 Struktur Kantor Akuntan Publik... 37

4.2Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 39

4.2.1 Deskripsi Responden ... 39

4.2.2 Karakteristik Responden ... 41

4.3Uji Instrumen Penelitian ... 44

4.3.1 Hasil Statistik Deskriptif ... 44

4.3.2 Uji Validitas ... 46

4.3.3 Uji Reliabilitas ... 48

4.4Uji Asumsi Klasik ... 48

4.4.1 Uji Normalitas ... 48

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas ... 49


(10)

ix

4.5.1 Moderated Regression Analysis (MRA) ... 50

4.5.2 Koefisien Determinasi (Adj.R2) ... 51

4.5.3 Uji Kesesuaian Model (Uji F) ... 52

4.5.4 Uji Statistik t (Uji t) ... 52

4.6Pembahasan Hasil Penelitian... 55

4.6.1 Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit terhadap Kinerja Auditor... 55

4.6.2 Time Pressure Memoderasi Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit terhadap Kinerja Auditor ... 56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1Simpulan ... 57

5.2Saran ... 57

DAFTAR RUJUKAN ... 59


(11)

x

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

3.1 Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Denpasar, 2016 ... 25

3.2 Rincian Jumlah Auditor pada KAP di Denpasar, 2016 ... 29

4.1 Daftar Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ... 40

4.2 Perincian Pengembalian dan Penggunaan Kuesioner ... 41

4.3 Rincian Profil Responden ... 42

4.4 Hasil Statistik Deskriptif Data Uji ... 45

4.5 Hasil Uji Validitas ... 47

4.6 HasilUji Reliabilitas ... 48

4.7 Hasil Uji Normalitas ... 49

4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 49

4.9 HasilUji Analisis Regresi Moderasi ... 50


(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 64

2 Deskriptif Variabel Penelitian ... 69

3 Uji Validitas Instrumen ... 70

4 Uji Reliabilitas Instrumen ... 73

5 Uji Normalitas ... 76

6 Uji Heteroskedastisitas ... 77


(14)

(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Akuntan publik atau auditor independen dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam lingkungan perusahaan klien yakni ketika akuntan publik mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelola. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat selalu baik dimata pihak eksternal perusahaan terutama pemilik.

Kinerja auditor menjadi perhatian utama bagi klien ataupun publik dalam menilai hasil audit yang dilakukan. Kinerja auditor merupakan salah satu indikator untuk menentukan keberhasilan suatu perusahaan tersebut karena salah satu tugas dari auditor adalah menyediakan informasi yang berguna bagi publik untuk pengambilan keputusan ekonomi. Auditor harus professional di dalam menjalankan tugasnya untuk mendapatkan hasil yang berkualitas dan bermutu. Oleh sebab itu, auditor diharapkan mampu menjalankan tanggungjawab yang ada dalam profesinya. Trisnaningsih (2007) menyatakan bahwa kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Kinerja auditor mempunyai dua faktor yang dapat menyebabkan penurunan kualitas audit yang dihasilkan. Faktor tersebut antara lain faktor internal


(16)

yaitu karakter personal yang ada dalam diri auditor dan faktor eksternal yaitu hal-hal yang muncul situasional saat melakukan audit.

Kinerja auditor di Indonesia sampai saat ini dinilai masih belum baik dimana telah terjadi beberapa kasus antara lain tidak terdeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk pada laporan keuangan per 31 Desember 2001, pembukuan ganda PT. Bank Lippo pada tahun 2002, laporan keuangan tahun 2002 PT. Telkom yang ditolak oleh US-SEC (United State Securities

and Exchange Commision) dengan alasan bahwa laporan keuangan tersebut

non-audited (Siaran Pers Badan Pengawas Pasar Modal, 30 Desember 2004), terjadinya pelanggaran SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) terhadap pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan PT. Muzatek Jaya tahun buku berakhir 31 Desember 2004.

Masalah pada PT. Kimia Farma, Bank Lippo, PT. Telkom dan PT. Muzatek Jaya karena rendahnya kualitas laporan keuangan atau tidak relevan dan tidak dapat diandalkan. Kinerja auditor sangatlah penting dalam menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, untuk menjamin tercapainya kualitas laporan keuangan yang baik maka diperlukan kinerja auditor yang baik pula.

Perilaku auditor ketika melakukan penugasan audit dapat mempengaruhi kualitas audit yang dilakukan (Malone & Robert, 1996). Menurut Standar Pekerjaan Lapangan IAI Tahun 2001 butir ketiga menyatakan bahwa bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh auditor melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien. Penyimpangan terhadap standar audit dapat mengakibatkan acaman yang


(17)

serius terhadap opini yang diberikan auditor. Penelitian Donnelly, Quirin, dan O’Bryan (2003), Pujaningrum dan Sabeni (2012) menyebutkan seorang auditor yang melakukan penyimpangan saat melakukan tugas auditnya memiliki kinerja rendah . Auditor dengan kinerja rendah lebih mungkin terlibat dengan perilaku penyimpangan karena auditor tidak dapat memenuhi standar kinerja yang ditentukan oleh supervisor atau organisasi sehingga auditor merasa tidak mungkin mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk mempertahankan pekerjaan.

Otley & Pierce (1995) menemukan bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh auditor seperti misalnya penyimpangan terhadap standar audit yaitu penghentian prematur prosedur audit. Rhode (1978) dalam Donnelly, Quirin, dan O’Bryan (2003) menemukan bahwa lebih dari 50% anggota AICPA mengakui telah melakukan sign off terhadap langkah audit atau melakukan audit dengan kualitas dibawah standar. Silaban (2009) menemukaan bahwa premature sign-off juga dilakukan oleh para auditor di Indonesia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Srimindarti dan Puspitasari (2012), Wilopo (2006), Hapsari (2012) Harini, dkk (2010) dan Pardeae (2014) mengemukakan bahwa penghentian prematur prosedur audit mempengaruhi kinerja auditor.

Tindakan penghentian prematur ini berkaitan dengan penghentian terhadap prosedur audit yang diisyaratkan, tidak melakukan pekerjaan secara lengkap dan mengabaikan prosedur audit tetapi auditor berani mengungkapkan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Probabilitas auditor dalam membuat keputusan dan opini


(18)

yang salah akan semakin tinggi, jika salah satu/beberapa langkah dalam prosedur audit diabaikan (Weningtyas, Setiawan dan Triatmoko, 2006).

Perilaku pengurangan kualitas audit seperti penghentian prematur (premature

sign off) atas prosedur audit sering dikaitkan dengan anggaran waktu audit dan sistem

pengendalian secara keseluruhan (Monoarfa, 2006). Premature sign off menurut Otley dan Pierce, (1995) adalah tindakan yang dilakukan oleh auditor ketika melaksanakan program audit dengan cara menghentikan langkah audit tanpa menggantikannya dengan langkah yang lain. Menurut penelitian sebelumnya praktek penghentian prematur prosedur audit dilakukan dalam kondisi time pressure (Herningsih, 2001; Coram et al, 2004; Manoarva, 2006; Weningtyas, Setiawan dan Triatmoko, 2006).

Time pressure menurut Solomon dan Brown (2005) adalah suatu tekanan

terhadap anggaran waktu audit yang telah disusun. Yuliana et al. (2009) menyebutkan bahwa time pressure merupakan keadaaan dimana auditor dituntut untuk mempertimbangkan faktor ekonomi (waktu dan biaya) di dalam menentukan jumlah dan kompetensi bukti audit yang dikumpulkan.

Margheim et al. (2005) membagi time pressure yang dialami auditor menjadi dua dimensi yaitu time budget pressure dan time deadline pressure. Timbulnya time

budget pressure disebabkan ketika auditor berusaha menyelesaikan prosedur audit

sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam sebuah anggaran waktu

(time budget) sedangkan munculnya time deadline pressure disebabkan ketika auditor


(19)

untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut tepat waktu. Time budget pressure dan time

deadline pressure telah menjadi masalah yang serius bagi auditor berkaitan dengan

penugasan audit. Bahkan, beberapa auditor mengalami tekanan yang cukup besar ketika dihadapkan pada suatu penugasan audit dengan time budget dan time deadline yang sangat singkat dan tidak terukur.

Time Pressure yang diberikan oleh KAP kepada auditornya bertujuan untuk

mengurangi biaya audit. Semakin cepat waktu pengerjaan audit, maka biaya pelaksanaan audit akan semakin kecil. Keberadaan time pressure ini memaksa para auditor untuk menyelesaikan tugas secepatnya atau sesuai dengan anggaran waktu yang telah ditetapkan sehingga memunculkan stres pada diri auditor. Pelaksanaan prosedur audit tentu saja tidak akan sama hasilnya bila prosedur audit dilakukan dalam kondisi tanpa time pressure. Kesuksesan seorang auditor dalam melaksanakan penugasan audit sangat ditentukan oleh adanya dukungan organisasi dan situasi pada saat melaksanakan audit. Situasi di mana auditor di batasi pada anggaran tertentu dan cenderung kaku akan memotivasi auditor untuk melewati atau mengabaikan beberapa prosedur audit sehingga penugasannya dapat selesai pada waktunya tanpa memperhatikan kualitas audit.

Anggaran waktu audit sangat diperlukan auditor dalam melaksanakan tugasnya untuk dapat memenuhi permintaan klien secara tepat waktu dan menjadi salah satu kunci keberhasilan karir auditor di masa depan. Tekanan waktu menyebabkan stress individual yang muncul dari ketidakseimbangan antara tugas dan waktu yang tersedia serta mempengaruhi etika professional melalui sikap, niat perhatian dan perilaku


(20)

auditor. DeZoort dan Lord dalam (Adek,2012), menyebutkan ketika menghadapi batasan waktu atau time budget pressure, auditor akan memberikan respon dengan dua cara, yaitu; fungsional dan disfungsional.

Penelitian Christina Sososutikno (2003) mendapat hasil bahwa time pressure memiliki hubungan positif terhadap perilaku penghentian prematur prosedur audit. Penelitian Waggoner dan Cashell (1991) menunjukkan bahwa tekanan waktu yang berlebihan akan membuat auditor menghentikan prosedur audit. Budiman (2013) mendapat hasil bahwa tekanan waktu mempunyai pengaruh positif terhadap penghentian prematur prosedur audit. Sebaliknya, Molone dan Roberts (1996) mengungkapkan bahwa tekanan waktu tidak memberi dampak terhadap terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit. Penelitian Penenelitian Wahyudi (2011) menyatakan bahwa tekanan waktu tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur prosedur audit. DP dan Wiguna (2013) menyebutkan tekanan waktu tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur prosedur audit

Penelitian ini menggunakan time pressure sebagai variabel pemoderasi karena dianggap mampu memoderasi penghentian prematur prosedur audit pada kinerja auditor serta karena adanya perbedaan hasil penelitian sebelumnya. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini mengenai

Time Pressure sebagai Pemoderasi Penghentian Prematur Prosedur Audit terhadap


(21)

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1) Apakah penghentian prematur prosedur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor?

2) Apakah time pressure mampu memoderasi pengaruh penghentian prematur prosedur audit terhadap kinerja auditor?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk menguji pengaruh penghentian prematur prosedur audit terhadap kinerja auditor

2) Untuk menguji kemampuan time pressure dalam memoderasi pengaruh pengehentian prematur prosedur audit terhadap kinerja auditor

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut:


(22)

Penelitian ini mampu memberi bukti empiris tentang variabel -variabel yang mempengaruhi kinerja auditor khususnya kemampuan memoderasi time

pressure dan diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan, menambah referensi, sumbangan konseptual bagi penelitian sejenis maupun civitas akademika lainnya serta penyempurnaan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

2) Kegunaan praktis

Penelitian ini mampu memberikan bukti empiris mengenai pengaruh variabel penghentian prematur prosedur audit, time pressure dan kinerja auditor sehingga mampu menjadi bahan masukan bagi pimpinan perusahaan dalam rangka menjaga dan meningkatkan kredibilitas laporan keuangan agar bermanfaat bagi para penggunanya serta sebagai bahan evaluasi bagi para auditor sehingga dapat meningkatkan kinerja, kualitas dan kompetensi auditor dalam melakukan proses audit laporan keuangan.

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan yang lain dan disusun secara terperinci serta sistematis untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab skripsi ini, dapat dilihat dalam sistematika penyajian berikut:

BAB I, Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan, serta Sistematika Penulisan.


(23)

BAB II, Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian, berisi landasan teori yang merupakan acuan pemikiran dalam pembahasan masalah yang diteliti dan mendasari analisis yang diambil dari berbagai literatur dan hipotesis.

BAB III, Metode Penelitian, merupakan cara-cara meneliti yang menguraikan variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan.

BAB IV, Data dan Pembahasan Hasil Penelitian, pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum tentang sejarah singkat lokasi penelitian, deskripsi variabel penelitian dan pembahasan serta rumusan masalah yang diuraikan dalam bab sebelumnya serta hasil analisis penelitian.

BAB V, Simpulan dan Saran, kesimpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya merupakan isi dari bab ini, disamping itu disertakan pula beberapa saran yang diharapkan mampu memberikan wawasan kepada pembaca dan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan


(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori U Terbalik (Inverted U Theory)

Teori kurva U terbalik adalah model yang banyak digunakan untuk menjelaskan hubungan antara tekanan dan kinerja. Menurut Robbins (2006), logika yang mendasari teori U terbalik adalah bahwa stres pada tingkat rendah sampai sedang merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuan bereaksi. Tetapi sebaliknya, apabila tingkat stres dianggap berlebihan maka akan menempatkan tuntutan yang tidak dapat dicapai, yang mengakibatkan kinerja menurun.

Auditor yang berada dalam posisi mengalami tekanan yang berhubungan dengan waktu sering kali dalam tingkat tertentu justru akan memberikan dorongan motivasi, tetapi pada tingkat yang melebihi batas tekanan waktu justru akan menyebabkan tingginya tingkat stres sehingga dapat mengganggu kualitas audit yang dihasilkan. Menurut Otley dan Pierce dalam Marfuah (2011) , model teori U terbalik banyak mendapat kritik dari para peneliti karena tidak ditemukan bukti hubungan kurva U terbalik, sedangkan Pierce dan Sweeney (2004) menyebutkan bahwa dengan hasil penelitian yang dilakukan menemukan adanya hubungan yang linier antara anggaran tekanan waktu dan perilaku disfungsional.

Robbins (2006) juga menyebutkan bahwa model ini tidak mendapatkan banyak dukungan secara empiris. Tetapi, teori U terbalik dinyatakan sesuai dengan


(25)

kondisi ketika auditor berada dalam suatu tekanan anggaran waktu. Hal ini relevan dengan tekanan anggaran waktu sangat besar akan menyebabkan tingkat stres yang tinggi yang berpengaruh terhadap karakteristik personal auditor sehingga melakukan perilaku disfungsional audit. Sebaliknya jika tekanan anggaran waktu yang rendah berpengaruh terhadap penurunan kemungkinan terjadinya perilaku disfungsional audit.

2.1.2 Time Pressure

Auditor yang melakukan proses audit biasanya dihadapkan pada pengefisiensian waktu dan biaya. Proses audit yang dilakukan oleh auditor tentunya akan menimbulkan tekanan dalam waktu guna mewujudkan pengefiensian tersebut. Tekanan waktu (time pressure) memiliki dua dimensi, yaitu time budget pressure dan

time deadline pressure (Margheim et al, 2005)

Time budget pressure (tekanan anggaran waktu) adalah suatu keadaan yang

menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah ditetepkan atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang cenderung ketat dan kaku (DeZoort, 1997). Agar suatu audit dapat dikatakann efektif dan efisien, maka segala sesuatunya harus direncanakan dengan baik. Perencanaan yang baik disini salah satunya adalah perencanaan anggaran waktu (time budget) yang diatur supaya auditor dapat melakukan tugasnya secara terstruktur. Fungsi dari


(26)

menggunakan waktunya. Informasi dalam time budget meliputi (Marcella, 2004:184):

1) Jumlah waktu yang dialokasikan untuk kegiatan tertentu, dengan variasi waktu sehari, seminggu atau semusim.

2) Frekuensi dari aktivitas dan jenis aktivitas yang dilakukan. 3) Pola tipikal dari aktivitas yang dilakukan

Margheim et al. (2005), tekanan anggaran waktu hanya dapat terjadi ketika jumlah waktu yang dianggarkan kurang dari waktu yang seharusnya digunakan dalam pekerjaan dan auditor memiliki kemampuan untuk merespon tekanan dengan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu pribadi mereka dengan tidak dilaporkan jumlah waktu yang benar-benar dihabiskan untuk menyelesaikan tugas audit.

Anggaran waktu yang telah ditetapkan sering dirasa auditor tidak cukup untuk melakukan penugasan sehingga auditor bekerja dibawah tekanan waktu dan auditor tentu akan lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya. Auditor yang menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat memungkinkan adanya pengabaian terhadap beberapa proses audit dan hanya melaksanakan proses audit yang menurutnya penting saja sehingga menghasilkan kinerja yang buruk dan tentunya mempengaruhi hasil kerja auditor itu sendiri Kelly (1991). Time budget pressure dalam penelitian Otley dan Pierce (1996) memiliki dua dimensi yaitu:


(27)

1) Tingkat pengetatan anggaran waktu adalah suatu kondisi di mana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun dan terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang ketat.

2) Tingkat ketercapaian anggaran adalah suatu kondisi di mana auditor dituntut untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya.

Time deadline pressure kondisi dimana auditor dituntut untuk menyelesikan

tugas audit tepat pada waktunya (Herningsih, 2001). DeZoort (1997), menilai time

deadline bersifat tidak terduga dibandingkan dengan time budget sehingga membuat

auditor kesulitan dalam mengantisipasi dan menangani munculnya time deadline

pressure secara strategis. Time deadline pressure muncul ketika auditor diharuskan

untuk menyelesaikan seluruh tugas-tugas audit dalam waktu yang tersedia sebelum batas waktu yang telah ditentukan (Margheim et al., 2005).

Standar pekerjaan lapangan menyatakan bahwa semua pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baikya dan apabila digunakan asisten harus disupervisi sebagaimana mestinya. Supervisi itu sendiri mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan audit. Time deadline pressure muncul dari lingkungan KAP saat auditor senior menuntut kepada auditor junior segera menyelesaikan tugas audit agar tujuan audit tercapai pada waktu yang telah ditentukan.

UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal disebutkan bahwa emiten dan perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah


(28)

diaudit oleh akuntan independen selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan perusahaan. Peraturan tersebut juga dapat memunculkan time pressure yang melibatkan pihak ketiga seperti regulator perusahaan. Time deadline pressure juga dapat muncul dari KAP tempat auditor bekerja, klien atau bahkan pihak ketiga seperti regulator yang mengharuskan auditor menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan (DeZoort, 1997).

2.1.3 Penghentian Prematur Prosedur Audit

Proses audit yang baik adalah proses audit yang melaksanakan semua prosedur audit secara utuh dan dapat meningkatkan kualitas audit, namun dalam kenyataannya banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh auditor. Banyak skandal yang melibatkan auditor, dalam hal ini berfokus kepada akuntan publik. Skandal bias terjadi karena periaku auditor yang menyimpang dan berakibat pada berkurangnya kualitas audit (Weningtyas, 2006).

Salah satu bentuk perilaku pengurangan kualitas audit adalah penghentian prematur prosedur audit (Coram, Glovovic & Woodliff, 2008). Penghentian prematur prosedur audit berhubungan dengan penghentian sejak dini atau pengabaian terhadap prosedur-prosedur yang seharusnya dilaksanakan oleh auditor dalam program auditnya. Auditor tidak melakukan prosedur secara tuntas tetapi auditor memberi sebuah opini audit sebelum menyelesaikan tugas pengauditannya secara tuntas.


(29)

Penghentian prematur prosedur audit menyebabkan pengurangan kualitas mutu dalam pelaksaan audit yang dilakukan secara sengaja oleh auditor (Coram et al., 2008). Adanya praktik penghentian prematur atas prosedur audit, tentu saja sangat berpengaruh secara langsung terhadap kualitas laporan audit yang dihasilkan auditor, sebab apabila salah satu langkah dalam prosedur audit dihilangkan, maka kemungkinan auditor membuat opini yang salah akan semakin tinggi (Heriningsih, 2002). Pengurangan kualitas audit ini dapat dilakukan dengan melakukan review dangkal terhadap sistem pengendalian internal dan dokumen klien, mengurangi jumlah sampel yang telah direncanakan oleh auditor, tidak memperluas pengujian dan pemeriksaan kepada item yang dipertanyakan serta pemberian opini saat semua prosedur audit belum dijalankan secara utuh.

Alderman dan Deitrick (1982) dalam Wahyudi (2011), menyatakan ada beberapa alasan auditor melakukan penghentian prematur prosedur audit, seperti misalnya:

1) Terbatasnya jangka waktu pengauditan yang ditetapkan 2) Anggapan bahwa prosedur audit yang dilakukan tidak

penting

3) Prosedur audit tidak material 4) Prosedur audit kurang dimengerti 5) Faktor kebosanan auditor


(30)

Weningtyas dkk., (2007) menyimpulkan bahwa penghentian prematur prosedur audit disebabkan oleh faktor karakteristik personal auditor di mana faktor karakteristik tersebut merupakan faktor internal dan faktor situasional saat melakukan audit yang merupakan faktor eksternal.

Secara garis besar, faktor terjadinya tindakan premature sign-off of audit

procedure terbagi menjadi dua kategori, yaitu:

1. Faktor Internal, merupakan faktor terjadinya tindakan premature sign-off yang berasal dari dalam diri auditor antara lain: idealism, relativisme, lokus kendali, harga diri, need approval, need for achievement,

competitive type behavior, professional commitment, dan organizational

commitment.

2. Faktor Eksternal, merupakan faktor terjadinya tindakan premature sign-off yang berasal dari luar diri atau lingkungan auditor antara lain: time pressure, resiko audit, materialitas, prosedur review, tingkat jabatan, etika professional.

Penelitian sebelumnya menyatakan praktek penghentian prematur atas prosedur audit banyak dilakukan auditor dalam kondisi time pressure (Coram, et. al., 2004). Auditor pada umumnya berpandangan bahwa evaluasi kinerja dan promosi karir dalam audit firm sangat erat berhubungan dengan kemampuan untuk menuntaskan penugasan audit sesuai dengan waktu dan anggaran yang ada. Disaat


(31)

yang sama mereka juga dituntut untuk melengkapi semua penugasan dan prosedur audit sebagai dasar dalam memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan. Inilah yang menyebabkan dilema bagi auditor antara menuntaskan penugasan audit sesuai dengan anggaran waktu yang diberikan dengan kualitas audit sesuai standar profesional yang harus dipatuhi (Kaplan, 1995).


(32)

2.1.4 Kinerja Auditor

Kinerja dapat diartikan suatu hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang dicapai oleh individu dimana dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat waktu dan menggunakan waktu tersebut seefisien mungkin untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting dalam perwujudan kinerja yang baik. Mulyadi (2002) menyatakan bahwa kinerja auditor adalah tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah disesuaikan dalam kurun waktu tertentu. Asih (2006) menerangkan kinerja auditor adalah hasil yang diperoleh seorang akuntan publik yang menjalankan tugasnya. Hasil ini dicapai berdasarkan kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang diukur mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu.

Menurut Larkin dalam Trisnaningsih (2007), kinerja auditor dapat diukur dengan empat dimensi personalitas yaitu kemampuan, komitmen professional, motivasi dan kepuasan kinerja. Kualitas kinerja auditor dapat diketahui dari sejauh mana auditor melaksanakan prosedur-prosedur audit (Weningtyas dkk, 2006). Auditor pada hakekatnya mempunyai tugas yaitu melakukan pemeriksaan audit dan melaporkan hasilnya sesuai dengan norma pemeriksaan sesuai standar. Seorang auditor juga harus memastikan bahwa penyajian laporan yang di auditnya sudah benar, auditor bertindak sebagai penanggung jawab serta penjamin kebenaran dan keandalan dari laporan keuangan tersebut.


(33)

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit Terhadap Kinerja Auditor

Penelitian yang dilakukan oleh Malone dan Roberts (1996) serta Coram et al. (2004) mengemukakan bahwa salah satu bentuk perilaku auditor yang dapat mengurangi kualitas audit adalah penghentian prematur atas prosedur audit

(premature sign-off audit procedures). Rhode (1978) melakukan survei atas anggota

American Institute of Certified Public Aaccountants (AICPA) mengenai faktor

potensial yang berhubungan dengan terjadinya tindakan pengurangan kualitas audit, termasuk premature sign-off. Faktor utama yang mendorong perilaku ini adalah tekanan anggaran waktu.

Auditor diwajibkan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama dalam melakukan pekerjaannya. Menurut Malone dan Robert (1996), kualitas kerja auditor dapat ditunjukkan dari seberapa jauh seorang auditor untuk dapat melaksanakan prosedur-prosedur audit yang tercantum dalam audit program. Prosedur audit tersebut meliputi langkah-langkah yang harus dilakukan oleh auditor pada saat melakukan audit atas suatu laporan keuangan.

Perilaku penghentian prematur atas prosedur audit sangat berpengaruh secara langsung terhadap laporan audit yang akan dihasilkan oleh auditor. Jika salah satu langkah dalam prosedur audit dihilangkan, maka auditor berkemungkinan akan membuat keputusan audit yang salah. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Malone dan Robert (1996) yang mengemukakan bahwa


(34)

penghentian prematur atas prosedur audit adalah sebagai salah satu perilaku yang dapat mengurangi kualitas audit.

Kinerja auditor merupakan performa yang berhasil dicapai oleh auditor atas usahanya dalam melaksanakan penugasan sesuai dengan tanggung jawab dan menjadi salah satu standar penilaian untuk mengukur hasil kerja yang sudah dilakukannya (Zaenal, 2013). Menurut Donnelly, Quirin, dan O'Bryan (2003), tujuan melakukan tindakan penghentian prematur prosedur audit adalah untuk memanipulasi penilaian kinerja sehingga sulit untuk mengetahui indikator kinerja yang sebenarnya. Perilaku penghentian prematur prosedur audit muncul pada situasi dimana individu merasa dirinya tidak memiliki kemampuan untuk mencapai hasil yang diharapkan melalui usaha mereka sendiri (Gable dan Dangello, 1994).

Donnelly, Quirin, dan O’Bryan (2003) menemukan bahwa auditor yang melakukan premature sign-off adalah auditor yang memiliki kinerja rendah. Auditor dengan kinerja rendah lebih mungkin terlibat dengan premature sign-off karena auditor tidak dapat memenuhi standar kinerja yang ditentukan.

Penghentian prematur prosedur audit merupakan salah satu perilaku disfungsional auditor yang disebabkan oleh tekanan waktu. Seorang auditor yang bersikap professional tidak akan melakukan perilaku disfungsional dalam menjalankan tugasnya. Para auditor cenderung memilih berusaha keras untuk mencapai anggaran waktu yang ditetapkan daripada memilih profesionalisme kerja ketika dihadapkan pada anggaran waktu yang ketat dan sukar dicapai. Hal tersebut


(35)

karena pentingnya pencapaian anggaran waktu oleh auditor sebagai evaluasi kerja dalam melaksanakan tugasnya yang snagat berpengaruh terhadap karirnya (Manoarfa, 2006).

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H1: Penghentian prematur prosedur audit berpengaruh negatif terhadap kinerja auditor.

2.2.2 Time Pressure Mampu Memoderasi Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit terhadap Kinerja Auditor

Penghentian prematur prosedur audit (Premature sign-off) terjadi ketika auditor harus menyelesaikan prosedur audit, tetapi tidak melakukan atau menghilangkan prosedur tersebut dan tidak menggantinya dengan prosedur lain (Shapeero, Koh dan Killough, 2003). Premature sign-off merupakan salah satu tipe utama perilaku penurunan kualitas audit (Alderman dan Deitrick, 1982; Otley dan Pierce, 1996) karena dapat mempengaruhi kualitas audit secara langsung.

Penelitian Gable dan Dangello (1994) menyimpulkan bahwa perilaku disfungsional dapat terjadi apabila seseorang atau individu merasa tidak mampu untuk mengupayakan pencapaian hasil yang sesuai dengan ekspektasinya melalui usaha sendiri. Penelitian Donnelly, Quirin, dan O'Bryan (2003), menyatakan bahwa auditor yang memiliki persepsi baik terhadap kinerja pribadi akan memiliki tingkat penerimaan yang rendah terhadap perilaku disfungsional.


(36)

Hasil penelitian Susanti (2005) mengindikasikan jika auditor melakukan tindakan menyimpang pada penugasan audit adalah untuk meningkatkan penilaian performa kinerjanya. Penelitian Herningsih (2002) menyebutkan bahwa time

pressure memiliki pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur

audit. Suryanita, et al (2006) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa time pressure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, hubungan bersifat postif.

Time pressure mengakibatkan auditor cenderung melakukan penghentian

prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian dari Waggoner dan Chashell (1991) menunjukkan bahwa time pressure mengakibatkan dampak negatif pada kinerja auditor dan mengakui bahwa time pressure yang berlebihan akan membuat auditor menghentikan prosedur audit. Arnold, et al (1991) mengemukakan bahwa persentase kesalahan dalam melakukan audit akan lebih besar dalam kondisi time pressure. Alderman dan Deitrick (1982) menyatakan bahwa time pressure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Shapeero, et al (2003) menemukan bahwa penghentian prematur prosedur audit semakin meningkat jika auditor mendapat kondisi time pressure.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H2: Time pressure mampu memoderasi pengaruh penghentian prematur


(37)

(38)

(1)

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit Terhadap Kinerja Auditor

Penelitian yang dilakukan oleh Malone dan Roberts (1996) serta Coram et al. (2004) mengemukakan bahwa salah satu bentuk perilaku auditor yang dapat mengurangi kualitas audit adalah penghentian prematur atas prosedur audit (premature sign-off audit procedures). Rhode (1978) melakukan survei atas anggota American Institute of Certified Public Aaccountants (AICPA) mengenai faktor potensial yang berhubungan dengan terjadinya tindakan pengurangan kualitas audit, termasuk premature sign-off. Faktor utama yang mendorong perilaku ini adalah tekanan anggaran waktu.

Auditor diwajibkan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama dalam melakukan pekerjaannya. Menurut Malone dan Robert (1996), kualitas kerja auditor dapat ditunjukkan dari seberapa jauh seorang auditor untuk dapat melaksanakan prosedur-prosedur audit yang tercantum dalam audit program. Prosedur audit tersebut meliputi langkah-langkah yang harus dilakukan oleh auditor pada saat melakukan audit atas suatu laporan keuangan.

Perilaku penghentian prematur atas prosedur audit sangat berpengaruh secara langsung terhadap laporan audit yang akan dihasilkan oleh auditor. Jika salah satu langkah dalam prosedur audit dihilangkan, maka auditor berkemungkinan akan membuat keputusan audit yang salah. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Malone dan Robert (1996) yang mengemukakan bahwa


(2)

penghentian prematur atas prosedur audit adalah sebagai salah satu perilaku yang dapat mengurangi kualitas audit.

Kinerja auditor merupakan performa yang berhasil dicapai oleh auditor atas usahanya dalam melaksanakan penugasan sesuai dengan tanggung jawab dan menjadi salah satu standar penilaian untuk mengukur hasil kerja yang sudah dilakukannya (Zaenal, 2013). Menurut Donnelly, Quirin, dan O'Bryan (2003), tujuan melakukan tindakan penghentian prematur prosedur audit adalah untuk memanipulasi penilaian kinerja sehingga sulit untuk mengetahui indikator kinerja yang sebenarnya. Perilaku penghentian prematur prosedur audit muncul pada situasi dimana individu merasa dirinya tidak memiliki kemampuan untuk mencapai hasil yang diharapkan melalui usaha mereka sendiri (Gable dan Dangello, 1994).

Donnelly, Quirin, dan O’Bryan (2003) menemukan bahwa auditor yang melakukan premature sign-off adalah auditor yang memiliki kinerja rendah. Auditor dengan kinerja rendah lebih mungkin terlibat dengan premature sign-off karena auditor tidak dapat memenuhi standar kinerja yang ditentukan.

Penghentian prematur prosedur audit merupakan salah satu perilaku disfungsional auditor yang disebabkan oleh tekanan waktu. Seorang auditor yang bersikap professional tidak akan melakukan perilaku disfungsional dalam menjalankan tugasnya. Para auditor cenderung memilih berusaha keras untuk mencapai anggaran waktu yang ditetapkan daripada memilih profesionalisme kerja ketika dihadapkan pada anggaran waktu yang ketat dan sukar dicapai. Hal tersebut


(3)

karena pentingnya pencapaian anggaran waktu oleh auditor sebagai evaluasi kerja dalam melaksanakan tugasnya yang snagat berpengaruh terhadap karirnya (Manoarfa, 2006).

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H1: Penghentian prematur prosedur audit berpengaruh negatif terhadap kinerja

auditor.

2.2.2 Time Pressure Mampu Memoderasi Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit terhadap Kinerja Auditor

Penghentian prematur prosedur audit (Premature sign-off) terjadi ketika auditor harus menyelesaikan prosedur audit, tetapi tidak melakukan atau menghilangkan prosedur tersebut dan tidak menggantinya dengan prosedur lain (Shapeero, Koh dan Killough, 2003). Premature sign-off merupakan salah satu tipe utama perilaku penurunan kualitas audit (Alderman dan Deitrick, 1982; Otley dan Pierce, 1996) karena dapat mempengaruhi kualitas audit secara langsung.

Penelitian Gable dan Dangello (1994) menyimpulkan bahwa perilaku disfungsional dapat terjadi apabila seseorang atau individu merasa tidak mampu untuk mengupayakan pencapaian hasil yang sesuai dengan ekspektasinya melalui usaha sendiri. Penelitian Donnelly, Quirin, dan O'Bryan (2003), menyatakan bahwa auditor yang memiliki persepsi baik terhadap kinerja pribadi akan memiliki tingkat penerimaan yang rendah terhadap perilaku disfungsional.


(4)

Hasil penelitian Susanti (2005) mengindikasikan jika auditor melakukan tindakan menyimpang pada penugasan audit adalah untuk meningkatkan penilaian performa kinerjanya. Penelitian Herningsih (2002) menyebutkan bahwa time pressure memiliki pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Suryanita, et al (2006) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa time pressure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, hubungan bersifat postif.

Time pressure mengakibatkan auditor cenderung melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian dari Waggoner dan Chashell (1991) menunjukkan bahwa time pressure mengakibatkan dampak negatif pada kinerja auditor dan mengakui bahwa time pressure yang berlebihan akan membuat auditor menghentikan prosedur audit. Arnold, et al (1991) mengemukakan bahwa persentase kesalahan dalam melakukan audit akan lebih besar dalam kondisi time pressure. Alderman dan Deitrick (1982) menyatakan bahwa time pressure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Shapeero, et al (2003) menemukan bahwa penghentian prematur prosedur audit semakin meningkat jika auditor mendapat kondisi time pressure.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H2: Time pressure mampu memoderasi pengaruh penghentian prematur


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH TIME PRESSURE, RISIKO AUDIT, MATERIALITAS DAN KESADARAN ETIS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Semarang)

0 8 148

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (STUDI PADA Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Prosedur Penghentian Audit Prematur (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta Dan Yogyakarta).

0 0 18

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Prosedur Penghentian Audit Prematur (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta Dan Yogyakarta).

1 9 16

AUDI14. PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

0 0 33

Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur review dan kontrol kualitas, Komitmen profesional, Tindakan Supervisi dan Locus of control terhadap Penghentian prematur atas prosedur audit

0 0 13

Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review Dan Kontrol Kualitas, Locus of Control Eksternal, dan Kinerja Auditor Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) - Unika Repo

0 2 14

Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review Dan Kontrol Kualitas, Locus of Control Eksternal, dan Kinerja Auditor Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) - Unika Repo

0 0 42

Pengaruh Time Pressure, Resiko Audit, Materialitas, Prosedur Review dan Kontrol Kualitas, serta Locus of Control Eksternal terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit - Unika Repository

0 0 14

Quality Control, Komitmen Organisasi, Kinerja Auditor dan Turnover Intention Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit

0 0 17

Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review dan Quality Control, Komitmen Organisasi, Kinerja Auditor dan Turnover Intention Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Studi Empiris pada KAP di Semarang) - Unika Repository

0 0 53