Perancangan Desain Interior Pusat Pemulihan Penderita Gangguan Jiwa Dengan Tema Kekeluargaan Dan Konsep Circle Care For Cure.

(1)

i

ABSTRAK

Laporan ini berisi perencanaan dalam merancang sebuah Pusat Pemulihan Penderita Gangguan Jiwa. Banyak penderita gangguan jiwa di Indonesia tidak menerima perawatan

yang layak sehingga banyak dari mereka yang dikucilkan bahkan “dibuang” oleh keluarga

mereka sendiri. Pusat pemulihan yang akan dirancang dengan tema kekeluargaan, tema ini mengacu pada terapi yang sangat penting dalam proses penyembuhan pasien yang terkena gangguan jiwa, yaitu peran serta keluarga. Konsep dari perancangan pusat pemulihan penderita gangguan jiwa ini sendiri adalah “circle care for cure”, yang memiliki makna kasih

sayang dan perhatian dari sebuah ikatan kekeluargaan yang dapat membawa kesembuhan bagi pasien. Lokasi pusat pemulihan ini adalah pada komplek Allegro Altura Dago di Kota Bandung, bangunannya sendiri terdiri dari dua lantai yang memiliki total luas 5.592 m2 . Penerapan konsep dapat dilihat pada pemilihan site lokasi, bentuk furniture, bentuk ruang, sirkulasi ruang, warna yang digunakan, material, keamanan, dan pencahayaan. Untuk melengkapi laporan ini penulis melakukan studi banding pada bangunan sejenis yaitu Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat dan Institute of Mental Health yang berlokasi di Singapura.


(2)

ii

ABSTRACT

This report contains a plan for designing a Recovery Center for People with Mental Disorders. Many people with mental illness in Indonesia do not receive appropriate care, so many of them are ostracized and even "dumped" by their own families. Recovery center to be designed with the family theme, this theme refers to a very important therapy in the healing process of patients affected by mental disorders, namely the role of the family. The concept of design with a mental disorder recovery center itself is a "circle of care for cure," which has a meaning of love and attention of a familial bond that can bring healing to the patient. The central location of this recovery is on the complex Allegro Altura Dago in Bandung, the building itself consists of two floors with a total area of 5592 m2. Application of the concept can be seen in the selection of site locations, forms of furniture, the shape of space, circulation space, the colors used, materials, security, and lighting. To complete this report the authors do a comparative study on building a type of Mental Hospital of West Java Province and Institute of Mental Health, located in Singapore.


(3)

iii

DAFTAR ISI

Abstrak... i

Abstract...ii

Daftar Isi... iii

Daftar Gambar...v

BAB I : PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Gagasan / Ide... 3

1.3Identifikasi Masalah... 5

1.4Tujuan... 6

1.5Sistematika Penulisan... 6

BAB II : GANGGUAN JIWA dan PUSAT TERAPI GANGGUAN JIWA 2.1 Kesehatan Jiwa... 7

2.2 Gangguan Jiwa... 8

2.3Sakit Jiwa... 9

2.4Gambaran Umum Berbagai Gangguan Jiwa... 14

2.5Proses Penyembuhan... 14

2.6Pusat Pemulihan... 17

2.7Kebutuhan Ruang Pemulihan Bagi Penderita Gangguan Jiwa... 17

2.8Standarisasi Ruang Pusat Pemulihan... 19

2.8.1 Ruangan Pasien... 19

2.8.2 Pintu... 19

2.8.3 Koridor ... 20

2.8.4 Tangga... 20

2.8.5 Ambulans ... 20

2.8.6 Pencahayaan ... 21

2.8.7 Psikologi Warna ... 21


(4)

iv

2.9 Studi Banding Proyek Sejenis... 23

2.9.1 Sejarah Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat ... 24

2.9.2 Visi dan Misi ... 29

2.9.3 Struktur Organisasi Kepengurusan ... 29

2.9.4 Denah dan Foto Lokasi Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat... 31

2.10 Studi Banding Proyek Sejenis di Singapura...38

BAB III : KEKELUARGAAN dan CIRCLE CARE FOR CURE 3.1 Fisik Bangunan... 44

3.2 Konsep dan Tema... 49

3.3 Konsep Warna... 49

3.4 Konsep Pencahayaan...50

3.5 Konsep Keamanan... 50

3.6 Konsep Bentuk... 51

3.7 Konsep Material... 51

3.8 Konsep Furniture... 51

3.9 Zoning dan Blocking... 52

3.10 Bubble Diagram... 54

3.11 Tabel Kebutuhan Ruang...55

BAB IV : PERANCANGAN DESAIN 4.1 Penerapan Konsep...58

4.2 Lay-out Ruang...59


(5)

v DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Ruang pemeriksaan dan konsultasi... 3

Gambar 1.2 Ruang pemeriksaan dan konsultasi... 4

Gambar 1.3 Ruang pemeriksaan khusus dan kantor staf perawat... 4

Gambar 2.1 Denah lokasi R.S. Jiwa Cimahi / Prov. Jawa Barat... 32

Gambar 2.2 Pintu masuk lobby pendaftaran dan rawat jalan...32

Gambar 2.3 UGD R.S. Jiwa Prov. Jawa Barat... 33

Gambar 2.4 Rumah ibadah (mesjid)...33

Gambar 2.5 Perpustakaan ...34

Gambar 2.6 Apotek... 34

Gambar 2.7 Instalansi Laboratorium... 35

Gambar 2.8 Instalansi penunjang medik dan instalansi radiologi... 35

Gambar 2.9 Salah satu instalansi rawat inap... 36

Gambar 3.1 Site Plan... 38

Gambar 3.2 Denah Lantai 1... 38

Gamabr 3.3 Denah Lantai 2 ... 39

Gambar 3.4 Potongan A ... 39

Gambar 3.5 Potongan B ...40

Gambar 3.6 Potongan C ...40

Gambar 3.7 Potongan D ...40


(6)

vi

Gambar 3.9 Tampak depan bangunan ...41

Gambar 3.10 Jalur masuk bangunan ...41

Gambar 3.11 Zoning lantai 1 ...50

Gambar 3.12 Zoning lantai 2 ...51

Gambar 4.1 Lay-out Furniture Lantai 1...54

Gambar 4.2 Layout Furniture lantai 2...55

Gambar 4.3 Potongan General A – A...56

Gambar 4.4 Potongan General B – B...56

Gambar 4.4 Denah khusus rawat inap pasien tenang...57

Gambar 4.5 Lobby khusus pengunjung atau tamu...58

Gambar 4. 6 Pola lantai denah khusus area pasien...58

Gambar 4.7 Lobby khusus pengunjung / tamu...59

Gambar 4.8 Potongan Lobby A – A...60

Gambar 4.9 Potongan Lobby B –B...61

Gambar 4.10 Potongan ruang rawat pasien...61

Gambar 4. 11 Potongan ruang rawat pasien tenang...62

Gambar 4. 12 Pola langit-langit ruang pasien tenang...62

Gambar 4. 13 Pola langit – langit pada lobby area khusus pengunjung...63

Gambar 4.14 Perspektif lobby khusus pengunjung atau tamu...64

Gambar 4.15 Perspektif area kamar pasien tenang...64


(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia setiap harinya tidak luput dari masalah, baik masalah-masalah kecil yang mudah terselesaikan hingga masalah-masalah-masalah-masalah berat yang terkadang kita tidak siap menghadapinya dan tidak tahu cara penyelesaiannya. Tidak sedikit orang yang menjadi sakit jiwa atau terganggu jiwanya dikarenakan tidak siap menghadapi masalah dan membiarkan masalah tersebut dibiarkan hingga berlarut-larut ataupun tidak adanya kepedulian dari orang-orang disekitarnya.


(8)

2

Makin hari jumlah penderita gangguan jiwa pun semakin bertambah, hal ini berdasarkan data yang dimiliki Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2010. Sebagian besar para penderita gangguan jiwa kurang mendapatkan perhatian khusus dari keluarganya, padahal sebenarnya perhatian keluargalah yang sangat mendukung proses penyembuhan pasien. Bahkan yang lebih parah banyak keluarga yang memasung anggota keluarganya yang menderita gangguan jiwa.

Di Indonesia hampir semua provinsinya memiliki rumah sakit jiwa, di Kota Bandung sendiri terdapat dua rumah sakit jiwa, Rumah Sakit Jiwa Riau dan Rumah Sakit Jiwa Cisarua (Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat). Rumah Sakit Jiwa Riau hanya melayani rawat jalan, sedangkan Rumah Sakit Jiwa Cisarua melayani rawat jalan dan rawat inap bagi penderita gangguan jiwa dan penderita kecanduan narkotika.

Sayangnya peningkatan jumlah penderita gangguan jiwa tidak diikuti dengan peningkatan fasilitas pada Rumah Sakit Jiwa Cisarua, yang juga merupakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Pada Rumah Sakit Jiwa Cisarua tidak terdapat fasilitas yang menunjang proses penyembuhan pasien, seperti contohnya tidak ada tempat atau fasilitas khusus untuk keluarga pasien menginap dan memperhatikan anggota keluarganya yang sedang sakit secara lebih dekat. Rumah Sakit Jiwa Cisarua juga kurang memperhatikan penggunaan material-material yang berbahaya bagi pasien penderita gangguan jiwa, seperti contohnya jendela menggunakan kaca yang mudah dipecahkan oleh pasien dan dinding kamar pasien tidak dilapisi apapun sehingga pasien dapat dengan mudah melukai dirinya sendiri. Selain itu jarak antar gedung rumah sakit jiwa terpisah-pisah sehingga menyulitkan pengawasan terhadap pasien.

Kekurangan-kekurangan tersebut perlu diperbaiki mengingat fungsi dari sebuah rumah sakit jiwa adalah untuk menyembuhkan para pasien gangguan jiwa. Selain itu, Rumah Sakit Jiwa Cisarua tidak hanya menerima pasien gangguan jiwa, tetapi juga menerima pasien ketergantungan narkotika dan pelayanan dokter umum, sehingga tidak fokus hanya pada pasien penderita gangguan jiwa saja. Karena adanya kekurangan-kekurangan tersebut, penulis ingin membuat sebuah tempat pemulihan bagi penderita gangguan jiwa. Dengan


(9)

3

adanya pusat pemulihan ini pasien dapat lebih mendapatkan perhatian, pengawasan, dan fasilitas pemulihan yang memang dikhususkan untuk para penderita gangguan jiwa, sehingga mereka pun dapat lebih cepat sembuh dan kembali kepada masyarakat.

1.2 Gagasan atau Ide

Penulis akan mendesain sebuah pusat pemulihan bagi penderita gangguan jiwa yang nyaman bagi orang yang sehat maupun bagi penderita serta dapat membantu proses penyembuhan pasien.

Pada tempat pemulihan yang akan penulis desain, penulis akan menyediakan fasilitas lobby, loket administrasi, ruang konsultasi psikiater, ruang pengawasan perawat, kantor dokter, psikiater dan perawat, ruang rawat inap akut, ruang rawat inap intermediate, ruang rawat inap tenang, ruang inap bagi keluarga pasien, laboratorium, apotek atau farmasi, kantin, aula bersama, ruang terapi, mushola, dapur, toilet, gudang,dan janitor.

Berikut adalah beberapa studi image yang berhubungan dengan pusat pemulihan yang akan penulis rancang:


(10)

4

Gambar 1.1 Ruang pemeriksaan dan konsultasi Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 1.2 Ruang pemeriksaan dan konsultasi Sumber : Dokumentasi pribadi


(11)

5

Gambar 1.3 Ruang pemeriksaan khusus dan kantor staf perawat Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 1.4 Terapi olahraga Sumber : www.google.com

Tempat pemulihan bagi penderita gangguan jiwa ini menggunakan tema kekeluargaan. Tema ini diambil karena penulis terinspirasi dari metode terapi dalam proses penyembuhan pasien gangguan kejiwaan. Dukungan dan pendekatan keluarga sangat penting dalam proses penyembuhan pasien.

Konsep yang penulis terapkan untuk mendukung tema kekeluargaan adalah

circle care for cure. Circle care for cure memiliki makna kepedulian dan


(12)

6 1.3 Identifikasi Masalah

1. Bagaimanakah memdesain sebuah pusat pemulihan bagi penderita gangguan jiwa yang dapat membantu pemulihan para pasiennya?

2. Bagaimanakah penerapan tema kekeluargaan dengan konsep circle care for

cure pada organisasi ruang dalam pusat pemulihan bagi penderita gangguan

jiwa?

3. Bagaimanakah desain pusat pemulihan bagi penderita gangguan jiwa yang memiliki fasilitas penunjang yang baik sehingga meminimalisir kemungkinan pasien melukai dirinya sendiri maupun orang lain?

1.4 Tujuan

1. Menciptakan sebuah desain tempat pemulihan bagi penderita gangguan jiwa yang dapat membantu pemulihan pasiennya melalui desain ruang pada ruang perawatan pasien.

2. Menerapkan tema kekeluargaan dengan konsep circle care for cure pada organisasi ruang dalam tempat pemulihan sehingga dapat menampilkan kesan kekeluargaan.

3. Memberikan sebuah solusi desain agar ruang yang ditempati pasien tidak akan membahayakan jiwa pasien maupun orang lain.

1.5 Sistematika Penulisan

Pada bab I, penulis akan membahas mengenai latar belakang, gagasan, identifikasi masalah, tujuan, dan sistematika penulisan.

Pada bab II, penulis akan membahas memaparkan teori mengenai penyakit gangguan jiwa, standarisasi sebuah rumah sakit dan pusat pemulihan bagi penderita


(13)

7

gangguan jiwa, dan standarisasi fasilitas terapi untuk para penderita gangguan jiwa. Penulis juga akan membahas hasil studi banding proyek sejenis.

Pada bab III, penulis akan menjelaskan dan memaparkan mengenai objek proyek, terutama mengenai fisik bangunan yang mencakup lokasi, bangunan, dan lingkungan sekitar proyek; serta program proyek yang mencakup kegiatan, fasilitas ruang, dan flow sirkulasi. Selain itu juga, penulis akan memaparkan ide implementasi konsep. Pada bab IV, penulis akan memaparkan konsep proyek yang meliputi konsep umum, tema perancangan, dan implementasi tema pada desain ruang.

Pada bab V, berisi tentang simpulan dan saran yang merupakan hasil dari analisis penulis.


(14)

82

BAB V

SIMPULAN dan SARAN

5.1 Simpulan

Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis, yaitu bahwa setiap tahunnya jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia terus meningkat, hal ini disebabkan oleh kurangnya kepedulian lingkungan terutama keluarga dalam menangani penderita gangguan jiwa, padahal kepedulian keluarga sangatlah penting dalam proses penyembuhan pasien.


(15)

83

Rumah sakit jiwa yang telah ada sekarang tidak menyediakan fasilitas bagi keluarga untuk berperan serta aktif dalam proses penyembuhan pasien, maka dengan dirancangnya sebuah tempat pemulihan gangguan jiwa dapat mempercepat proses penyembuhan pasien.

Pada tempat pemulihan penderita gangguan jiwa yang penulis desain diberi ruang khusus untuk pasien dapat berkumpul dengan keluarganya, selain itu pusat terapi ini juga lebih mementingkan kebersamaan dan kepedulian antar sesama pasien maupun antara pasien dengan orang lain yang diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien dan menekankan peningkatan jumalah penderita gangguan jiwa setiap tahunnya di Indonesia.

5.2 Saran

5.2.1 Untuk Masyarakat Umum

Saran untuk masyarakat umum adalah jangan menganggap bahwa penderita gangguan jiwa itu berbahaya dan harus dijauhi atau bahkan dikucilkan, tetapi justru mereka (penderita gangguan jiwa) sangat membutuhkan kepedulian dan dukungan lingkungan sekitarnya terutama keluarga.

5.2.2 Untuk Civitas Akademi Maranatha

Saran untuk civitas akademi Maranatha adalah agar lebih mendukung mahasiswa peserta Tugas Akhir, baik dalam pengumpulan data, penyediaan failitas maupun dalam penelitian. Juga meningkatkan sarana dan prasarana yang telah ada.

5.2.3 Untuk Peneliti Selanjutnya

Saran dan masukan untuk penelitian selanjutnya agar dapat memperdalam materi dan menambahkan data-data yang akurat dari narasumber yang terpercaya, juga memperdalam media-media yang akan dibuat.


(16)

i

DAFTAR PUSTAKA

- Darmaprawira W.A., Sulasmi. 2002. Warna : teori dan kreativitas penggunannya ed. ke-2. Bandung : Penerbit ITB.

- Rumah Sakit Jiwa Cisarua-Cimahi. 2002. Draft Final Report, Bandung.

- J.Sadock, MD, Benjamin. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta ; Widya Medika - Kilmer, Rosemary. Kilmer, W. Otie. Designing Interiors.

- Neufert, Ernst. Data Arsitek Jilid 2. Jakarta ; Erlangga

- Panero, Julius. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta ; Erlangga - Philips Lighting. 1993. Lighting Manual.

- Brosur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat - Hand Out Mata Kuliah Fakultas Psikologi - http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit_jiwa - www.refleksiteraphy.com

- www.rsj_provjaba


(1)

Gambar 1.3 Ruang pemeriksaan khusus dan kantor staf perawat Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 1.4 Terapi olahraga Sumber : www.google.com

Tempat pemulihan bagi penderita gangguan jiwa ini menggunakan tema kekeluargaan. Tema ini diambil karena penulis terinspirasi dari metode terapi dalam proses penyembuhan pasien gangguan kejiwaan. Dukungan dan pendekatan keluarga sangat penting dalam proses penyembuhan pasien.

Konsep yang penulis terapkan untuk mendukung tema kekeluargaan adalah

circle care for cure. Circle care for cure memiliki makna kepedulian dan


(2)

1.3 Identifikasi Masalah

1. Bagaimanakah memdesain sebuah pusat pemulihan bagi penderita gangguan jiwa yang dapat membantu pemulihan para pasiennya?

2. Bagaimanakah penerapan tema kekeluargaan dengan konsep circle care for

cure pada organisasi ruang dalam pusat pemulihan bagi penderita gangguan

jiwa?

3. Bagaimanakah desain pusat pemulihan bagi penderita gangguan jiwa yang memiliki fasilitas penunjang yang baik sehingga meminimalisir kemungkinan pasien melukai dirinya sendiri maupun orang lain?

1.4 Tujuan

1. Menciptakan sebuah desain tempat pemulihan bagi penderita gangguan jiwa yang dapat membantu pemulihan pasiennya melalui desain ruang pada ruang perawatan pasien.

2. Menerapkan tema kekeluargaan dengan konsep circle care for cure pada organisasi ruang dalam tempat pemulihan sehingga dapat menampilkan kesan kekeluargaan.

3. Memberikan sebuah solusi desain agar ruang yang ditempati pasien tidak akan membahayakan jiwa pasien maupun orang lain.

1.5 Sistematika Penulisan

Pada bab I, penulis akan membahas mengenai latar belakang, gagasan, identifikasi masalah, tujuan, dan sistematika penulisan.

Pada bab II, penulis akan membahas memaparkan teori mengenai penyakit gangguan jiwa, standarisasi sebuah rumah sakit dan pusat pemulihan bagi penderita


(3)

gangguan jiwa, dan standarisasi fasilitas terapi untuk para penderita gangguan jiwa. Penulis juga akan membahas hasil studi banding proyek sejenis.

Pada bab III, penulis akan menjelaskan dan memaparkan mengenai objek proyek, terutama mengenai fisik bangunan yang mencakup lokasi, bangunan, dan lingkungan sekitar proyek; serta program proyek yang mencakup kegiatan, fasilitas ruang, dan flow sirkulasi. Selain itu juga, penulis akan memaparkan ide implementasi konsep. Pada bab IV, penulis akan memaparkan konsep proyek yang meliputi konsep umum, tema perancangan, dan implementasi tema pada desain ruang.

Pada bab V, berisi tentang simpulan dan saran yang merupakan hasil dari analisis penulis.


(4)

BAB V

SIMPULAN dan SARAN

5.1 Simpulan

Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis, yaitu bahwa setiap tahunnya jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia terus meningkat, hal ini disebabkan oleh kurangnya kepedulian lingkungan terutama keluarga dalam menangani penderita gangguan jiwa, padahal kepedulian keluarga sangatlah penting dalam proses penyembuhan pasien.


(5)

Rumah sakit jiwa yang telah ada sekarang tidak menyediakan fasilitas bagi keluarga untuk berperan serta aktif dalam proses penyembuhan pasien, maka dengan dirancangnya sebuah tempat pemulihan gangguan jiwa dapat mempercepat proses penyembuhan pasien.

Pada tempat pemulihan penderita gangguan jiwa yang penulis desain diberi ruang khusus untuk pasien dapat berkumpul dengan keluarganya, selain itu pusat terapi ini juga lebih mementingkan kebersamaan dan kepedulian antar sesama pasien maupun antara pasien dengan orang lain yang diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien dan menekankan peningkatan jumalah penderita gangguan jiwa setiap tahunnya di Indonesia.

5.2 Saran

5.2.1 Untuk Masyarakat Umum

Saran untuk masyarakat umum adalah jangan menganggap bahwa penderita gangguan jiwa itu berbahaya dan harus dijauhi atau bahkan dikucilkan, tetapi justru mereka (penderita gangguan jiwa) sangat membutuhkan kepedulian dan dukungan lingkungan sekitarnya terutama keluarga.

5.2.2 Untuk Civitas Akademi Maranatha

Saran untuk civitas akademi Maranatha adalah agar lebih mendukung mahasiswa peserta Tugas Akhir, baik dalam pengumpulan data, penyediaan failitas maupun dalam penelitian. Juga meningkatkan sarana dan prasarana yang telah ada.

5.2.3 Untuk Peneliti Selanjutnya

Saran dan masukan untuk penelitian selanjutnya agar dapat memperdalam materi dan menambahkan data-data yang akurat dari narasumber yang terpercaya, juga memperdalam media-media yang akan dibuat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

- Darmaprawira W.A., Sulasmi. 2002. Warna : teori dan kreativitas penggunannya ed. ke-2. Bandung : Penerbit ITB.

- Rumah Sakit Jiwa Cisarua-Cimahi. 2002. Draft Final Report, Bandung.

- J.Sadock, MD, Benjamin. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta ; Widya Medika - Kilmer, Rosemary. Kilmer, W. Otie. Designing Interiors.

- Neufert, Ernst. Data Arsitek Jilid 2. Jakarta ; Erlangga

- Panero, Julius. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta ; Erlangga - Philips Lighting. 1993. Lighting Manual.

- Brosur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat - Hand Out Mata Kuliah Fakultas Psikologi - http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit_jiwa

- www.refleksiteraphy.com

- www.rsj_provjaba