PENGARUH AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK TAMAN KANAK-KANAK : Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelompok A TK Artha Kencana Serang Banten. Tahun Pelajaran 2012-2013.

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR DIAGRAM ... DAFTAR GRAFIK ... BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Sistematika Penelitian ...

i ii iii vi ix xi xiii 1 1 6 6 7 8

BAB II LANDASAN TEORI . ...

A. Konsep Perkembangan Motorik ... 1. Pengertian Perkembangan Motorik ... 2. Lingkup Perkembangan Motorik ... 3. Prinsip Perkembangan Motorik ... 4. Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Motorik... 5. Hal Penting dalam Mempelajari Keterampilan Motorik ...

B. Konsep Perkembangan Motorik Kasar ... 1. Pengertian Perkembangan Motorik Kasar ... 2. Tahap Perkembangan Motorik Kasar ...

10 10 10 11 11 15 16 18 18 20


(2)

4. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ...

C. Konsep Aktivitas Ritmik ... 1. Pengertian Aktivitas Ritmik ... 2. Unsur-unsur Aktivitas Ritmik ... 3. Macam-macam Aktivitas Ritmik ... 4. Manfaat Aktivitas Ritmik Bagi Anak ... 5. Hubungan Antara Aktivitas Ritmik dengan Motorik Kasar ... D. Penelitian yang Relevan ...

23 25 25 27 29 30 31 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...

A. Metode Penelitian ... B. Variable Penelitian ... C. Lokasi, Populasi, dan Sampel ... D. Definisi Operasional Variabel ... E. Instrumen Penelitian ... F. Uji Coba Instrumen ... G. Teknik Pengumpulan Data ... H. Teknik Analisis Data ...

33 33 34 35 37 37 41 47 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Hasil Penelitian ... 1. Profil Kondisi Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak TK Artha Kencana Kelompok Eksperimen Sebelum dan Sesudah Penerapan Aktivitas Ritmik ... 2. Profil Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak TK Artha Kencana Kelompok Kontrol ... 3. Pengaruh Aktivitas Ritmik Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak TK Artha Kencana ...

57 57

57

65


(3)

B. Pembahasan ... 1. Profil Kondisi Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak TK Artha Kencana Kelompok Eksperimen Sebelum dan Sesudah Penerapan Aktivitas Ritmik ... 2. Profil Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak TK Artha Kencana Kelompok Kontrol ... 3. Pengaruh Aktivitas Ritmik Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak TK Artha Kencana ...

81

81

84

86

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...

A. Kesimpulan ... B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

89 89 90 93


(4)

DAFTAR TABEL

TABEL

3.1 Desain Eksperimen Kuasi ... 3.2 Sampel TK Artha Kencana ... 3.3 Profil Guru TK Artha Kencana yang Terlibat dalam Penelitian ... 3.4 Kisi-kisi Instrumen ... 3.5 Pedoman Observasi Kemampuan Motorik Kasar ... 3.6 Hasil Validitas Item Kemampuan Motorik Kasar Anak ... 3.7 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 3.8 Skor Maksimal ... 3.9 Skor Minimal ... 3.10 Rentang Skor ... 3.11 Interval Skor ... 3.12 Kriteria Profil Tingkat Kemampuan Motorik Kasar Anak ... 4.1 Hasil Pretest Kemampuan Motorik Kasar pada Anak TK Artha

Kencana Kelompok Kontrol ... 4.2 Hasil Pretest Aspek Kemampuan Motorik Kasar pada Anak TK Artha Kencana Kelompok Kontrol ... 4.3 Hasil Posttest Kemampuan Motorik Kasar pada Anak TK Artha Kencana Kelompok Kontrol ... 4.4 Hasil Posttest Aspek Kemampuan Motorik Kasar pada Anak TK Artha Kencana Kelompok Kontrol ... 4.5 Hasil Pretest Kemampuan Motorik Kasar pada Anak TK Artha Kencana Sebelum Diterapkan Aktivitas Ritmik pada Kelompok Eksperimen ... 4.6 Hasil Pretest Aspek Kemampuan Motorik Kasar pada Anak TK Artha

Kencana Sebelum Diterapkan Aktivitas Ritmik pada Kelompok

Eksperimen ... 4.7 Hasil Posttest Kemampuan Motorik Kasar pada Anak TK Artha Kencana Sesudah Diterapkan Aktivitas Ritmik pada Kelompok Eksperimen ...

34 36 36 38 39 43 46 48 48 49 49 49 58 59 61 62 65 66 69


(5)

4.8 Hasil Posttest Aspek Kemampuan Motorik Kasar pada Anak TK Artha Kencana Sesudah Diterapkan Aktivitas Ritmik pada Kelompok Eksperimen ... 4.9 Peningkatan Kemampuan Motorik Pada Anak TK Artha Kencana Sebelum dan Sesudah Diterapkan Aktivitas Ritmik pada Kelompok Eksperimen ... 4.10 Peningkatan Aspek Kemampuan Motorik Pada Anak TK Artha Kencana Sebelum dan Sesudah Diterapkan Aktivitas Ritmik pada Kelompok Eksperimen ... 4.11 Uji Normalitas Data Pre-Post test Kelompok Eksperimen dan Kontrol .. 4.12 Uji Homogenitas Varians Data Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 4.13 Hasil Uji t Independen Data Pre test Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 4.14 Hasil Uji t Independen Data Pos test Kelompok Eksperimen dan

Kontrol ... 70

73

75 76 77

78


(6)

DAFTAR DIAGRAM

DIAGRAM

4.1 Hasil Pretest Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak TK Artha Kencana Pada Kelompok Kontrol ... 4.2 Hasil Pretest Kemampuan Motorik Dalam Aspek Lokomotor Pada Kelompok

Kontrol ... 4.3 Hasil Pretest Kemampuan Motorik Dalam Aspek Nonlokomotor Pada Kelompok Kontrol ... 4.4 Hasil Pretest Kemampuan Motorik Dalam Aspek Manipulatif Pada Kelompok

Kontrol ... 4.5 Hasil Posttest Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak TK Artha Kencana Pada

Kelompok Kontrol ... 4.6 Hasil Posttest Kemampuan Motorik Dalam Aspek Lokomotor Pada Kelompok

Kontrol ... 4.7 Hasil Posttest Kemampuan Motorik Dalam Aspek Nonlokomotor Pada

Kelompok Kontrol ... 4.8 Hasil Posttest Kemampuan Motorik Dalam Aspek Manipulatif Pada Kelompok

Kontrol ... 4.9 Hasil Pretest Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak TK Artha Kencana Pada

Kelompok Eksperimen ... 4.10 Hasil Pretest Kemampuan Motorik Dalam Aspek Lokomotor Pada Kelompok

Eksperimen ... 4.11 Hasil Pretest Kemampuan Motorik Dalam Aspek Nonlokomotor Pada

Kelompok Eksperimen ... 4.12 Hasil Pretest Kemampuan Motorik Dalam Aspek Manipulatif Pada Kelompok

Eksperimen ... 4.13 Hasil Posttest Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak TK Artha Kencana Pada

Kelompok Eksperimen ... 4.14 Hasil Posttest Kemampuan Motorik Dalam Aspek Lokomotor Pada Kelompok

Eksperimen ... 58 60 60 61 62 63 64 64 66 67 68 68 70 71


(7)

4.15 Hasil Posttest Kemampuan Motorik Dalam Aspek Nonlokomotor Pada

Kelompok Eksperimen ... 4.16 Hasil Posttest Kemampuan Motorik Dalam Aspek Manipulatif Pada Kelompok

Eksperimen ... 72


(8)

DAFTAR GRAFIK

GRAFIK

4.1 Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak TK Artha Kencana Sebelum dan Sesudah Diterapkan Aktivitas Ritmik ... 4.2 Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak TK Artha

Kencana Sebelum dan Sesudah di Terapkan Aktivitas Ritmik ... 4.3 Rata-rata Skor pretest Kemampuan Motorik Kasar Anak Antara

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 4.4 Rata-rata Skor Pretest Aspek Kemampuan Motorik Kasar Anak

Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 4.5 Rata-rata Skor Posttest Kemampuan Motorik Kasar Anak Antara

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 4.6 Rata-rata Skor Posttest Aspek Kemampuan Motorik Kasar Anak

Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 74

75

79

79

81


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia pada hakekatnya bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan yang layak, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat yang berbunyi:

Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia

yang melindungi segenap bangsa indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pendidikan berlangsung dalam tiga jalur yakni pendidikan formal, nonformal, dan informal (UU SISDIKNAS pasal 13,14, dan 15 ayat 1). Pendidikan wajib pun tidak hanya sembilan tahun, tetapi pemerintahpun menganjurkan untuk melangsungkan pendidikan mulai dari 0-6 tahun yang dikenal dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan pertama yang perlu diperhatikan dan menjadi dasar untuk jenjang pendidikan selanjutnya, melihat banyak sekali potensi yang perlu dikembangkan pada masa keemasan ini, maka perlu adanya pendidikan anak usia dini yang dapat memberikan fasilitas yang baik dan tepat, agar dapat membantu mengembangkan potensi anak secara optimal.


(10)

memberikan suasana yang menyenangkan, memuaskan, dan membekas. Dalam hal ini guru merencanakan pembelajaran dengan tujuan memberikan stimulasi dan membantu mengembangkan potensi seoptimal mungkin. Karena pada usia ini menurut para ahli menyebutkan masa keemasan (Golden Age ).

Menurut Peterson (1996) masa keemasan (Golden Age) adalah masa-masa dimana kemampuan otak anak untuk menyerap informasi sangat tinggi. Apapun informasi yang diberikan akan berdampak bagi si anak di kemuadian hari. Walaupun beberapa pakar menyebutkan sedikit perbedaan tentang rentang waktu masa (Golden Age), yaitu 0-2 th, 0-3 th, 0-5 th atau 0-8 th, namun semuanya sepakat bahwa awal-awal tahun pertama kehidupan anak adalah masa-masa emas mereka. Oleh karena itu masa (Golden Age) sering pula dikenal dengan masa-masa penting anak yang tidak bisa diulang. Di masa-masa inilah, peran orang tua dituntut untuk bisa mendidik dan mengoptimalkan kecerdasan anak baik secara intelektual, emosional dan spriritual.

Beragamnya potensi yang dimiliki oleh anak tersebut, maka stimulasi harus diberikan secara tepat, sehingga aspek atau potensi yang ada pada diri anak dapat berkembang secara optimal. Salah satu aspek yang perlu dikembangkan pada anak usia Taman Kanak-kanak yaitu aspek fisik motorik.

Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Menurut Sujiono (2005:12) menjelaskan bahwa perkembangan motorik kasar adalah gerakan fisik yang


(11)

melibatkan otot-otot besar, seperti lengan, kaki, leher. Sementara menurut pendapat Saputra (2000:146) bahwa, motorik kasar adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot besarnya. Pendapat ini diperkuat oleh (Sumantri 2005:98) menyatakan bahwa, motorik kasar adalah kemampuan anak usia dini beraktivitas dengan menggunakan otot-otot besar.

Perkembangan motorik kasar meliputi perkembangan postur tubuh (posisi tubuh) dan lokomotor (gerakan). Kemampuan menggunakan otot-otot besar ini bagi anak usia tergolong pada kemampuan gerak dasar, kemampuan ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidupnya kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif. (Sumantri, 2005:99).

Perkembangan kemampuan motorik kasar anak pada dasarnya perlu distimulasi secara optimal, namun beberapa kondisi di lembaga pendidikan anak usia dini saat ini, salah satunya di TK Artha Kencana, pembelajaran yang dilakukan untuk mengembangkan motorik kasar anak hanya sebatas melalui kegiatan olahraga yang konvensional dan penyediaan ruang bermain outdoor, belum terdapat aktivitas yang khusus untuk mengembangkan motorik kasar anak. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kemampuan motorik kasar anak kurang berkembang dengan optimal yang ditandai dengan kekakuan atau kurang sempurnanya gerakan dalam motorik kasar, misalnya anak belum mampu berjalan dengan badan tegak, berlari dengan sikap yang belum benar seperti tidak mencondongkan badan ketika berlari, belum


(12)

Perkembangan motorik yang terhambat akan berpengaruh terhadap perkembangan sosial dan emosi anak, hal itu dikarenakan keterhambatan dalam perkembangan motorik tersebut dapat menimbulkan akibat yang tidak menguntungkan bagi diri anak, misalnya pada waktu anak berusaha untuk mencapai kemandirian dan ternyata gagal dan pada saat itu anak harus bergantung pada bantuan orang lain, mereka menjadi putus asa. Pada waktu anak bertambah besar dan membandingkan prestasinya dengan prestasi teman sebayanya, anak merasa rendah diri karena mengetahui betapa rendah prestasinya. Rasa putus asa dan rendah diri selalu menimbulkan masalah prilaku dan emosi yang sangat berbahaya bagi penyesuaian yang baik, selain itu keterlambatan perkembangan motorik juga berbahaya karena tidak menyediakan landasan bagi keterampilan motorik. (Harlock 1980:165)

Berbagai cara dilakukan untuk mengembangkan motorik kasar agar nantinya anak dapat berkembang sosial dan emosionalnya. Cara-cara dilakukan diusahakan menarik agar menyenangkan bagi anak dalam melakukannya. Cara yang menyenangkan merupakan cara yang dapat membuat anak aktif berpartisipasi dalam berbagai aktivitas salah satu aktivitas yang dapat membuat anak senang dan tertarik adalah aktivitas ritmik.

Aktivitas ritmik adalah aktivitas yang memadukan unsur gerak dan musik. Gerak adalah perubahan posisi dari satu posisi ke posisi lain yang diiringi oleh irama ketukan, tepukan, musik dan nyanyian (Sujiono, 2005). Aktivitas ritmik atau gerak berirama sangat penting bagi pendidikan taman kanak-kanak karena


(13)

aktivitas-aktivitas dalam kelas, seperti pengembangan kognitif, bahasa, sosial, dan emosional, serta nilai-nilai agama dan moral dapat dipadukan dengan aktivitas gerak berirama atau aktivitas ritmik. Gerak akan memberi kesempatan yang mendasar pada pertumbuhan anak, dalam hal memajukan dan mengintensifikan berbagai kompetensi termasuk adanya daya cipta dalam gerak. Dengan membiarkan anak bergerak dinamis dan aktif, merasakan dan merespon, menciptakan serta mengekspresikan diri melalui aktivitas ritmik, akan menumbuhkan daya kreatif untuk meningkatkan motorik kasar anak.

Kecerdasan ritmik-musikal adalah kemampuan seseorang untuk menyimpan nada di dalam benaknya, untuk mengingat irama, dan secara emosional terpengaruh oleh musik. Musik dapat membantu seseorang mengingat suatu gerakan tertentu, perhatikan seseorang atau sekelompok orang yang sedang menari atau berolahraga senam ritmik mesti selalu disertai dengan alunan musik. Musik dapat memberi nilai positif bagi anak karena beberapa alas an antara lain; (a) meningkatkan daya kemampuan mengingat, (b) meningkatkan prestasi/kecerdasan. (c) meningkatkan kreativitas dan imajinasi.

Berdasarkan permasalahan yang berkembang diatas maka penelitian ini memfokuskan kajian pada Pengaruh Aktivitas Ritmik Terhadap Kemampuan

Motorik Kasar Anak Taman Kanak-kanak.


(14)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana profil kemampuan motorik kasar pada anak TK Artha Kencana kelompok kontrol?

2. Bagaimana profil kemampuan motorik kasar pada anak TK Artha Kencana kelompok eksperimen sebelum dan sesudah penerapan aktivitas ritmik?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas ritmik terhadap peningkatan kemampuan motorik kasar pada Anak TK Artha Kencana?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui profil kemampuan motorik kasar pada anak TK Artha Kencana kelompok kontrol.

2. Untuk mengetahui profil kondisi kemampuan motorik kasar pada anak TK Artha Kencana kelompok eksperimen sebelum dan sesudah penerapan aktivitas ritmik.

3. Untuk mengetahui adakah terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas ritmik terhadap peningkatan kemampuan motorik kasar anak TK Artha Kencana.

D. Manfaat Penilitian 1. Secara Teoritis


(15)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh suatu informasi tentang pengaruh aktivitas ritmik terhadap motorik kasar anak taman kanak-kanak.

2. Secara Praktis

a. Bagi Anak

Membantu anak dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar yang dimilikinya melalui kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan.

b. Bagi Guru

Menambah pengetahuan dan wawasan guru, khususnya tentang pengembangan kemampuan motorik kasar anak, melalui aktivitas ritmik. c. Bagi Lembaga Pendidikan

Penelitian ini dapat dijadikan alternatif pengembangan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak di Taman Kanak-kanak.

d. Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti sendiri yaitu, memberikan pengalaman dan terdapat sumber atau informasi mengenai pengaruh aktivitas ritmik terhadap motorik kasar anak taman kana-kanak.


(16)

Dapat dijadikan bahan kajian lanjut bagi peneliti selanjutnya mengenai hal yang sama dan lebih mendalam.

E. Sistematika Penelitian

Adapun sistemtika dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima BAB yang rangkuman pembahasannya sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan sitematika penulisan.

2. Bab II Kajian Teori

Bab ini membahas tentang kajian-kajian pustaka mengenai konsep motorik kasar yang terdiri dariPengertian Motorik Kasar, Perkembangan Motorik Kasar, Fase Perkembangan Motorik Kasar, Prinsip dan Tujuan Pengembangan Motorik Kasar Anak TK, Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar, sedangkan pada konsep mengenai Aktivitas Ritmik terdiri dari Pengertian Ritmik, Pentingnya Aktivitas Ritmik Bagi Pendidikan Anak Usia TK, Unsur-unsur Aktivitas Ritmik, Macam-macam Ritmik (Gerak Berirama), Pendekatan Gerak Berirama, Prosedur Pengajaran Umum.


(17)

Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melalukan penelitian, yakni metode penelitian kuasi eksperimen.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan penulis selama berada di tempat penelitian.

5. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi

Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang di lakukan penulis dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran sebagai bahan penelitian lebih lanjut.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh aktivitas ritmik terhadap kemampuan motorik kasar anak Taman Kanak-kanak. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Desain eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu control group pretest-posttest design (Arikunto, 2007:209).

Desain ini digunakan untuk menjaga kealamian dari populasi dan sampel dengan harapan dapat memunculkan sikap atau perilaku yang alami juga. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar kelompok yang akan dijadikan sampel tidak dapat diubah kembali, karena keterbatasan jumlah dalam populasi tersebut. Seperti yang dinyatakan oleh Ali (1993 : 40) bahwa:

Kuasi eksperimen hampir mirip dengan eksperimen sebenarnya (murni), perbedaannya pada penggunaan subjek yaitu kuasi eksperimen tidak dilakukan penugasan random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang telah ada (intact group).

Pada control group pretest-posttest design ini, sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok diberi tes awal atau pretest untuk mengukur kondisi awal (P1) selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (T) dan pada kelompok pembanding tidak diberi perlakuan. Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai posttest (P2) (Arikunto, 2007:210).


(19)

Tabel 3. 1

Desain Eksperimen Kuasi

Kelompok Pre-test Treatment Post-test

Eksperimen P1 T P2

Kontrol P1 - P2

(Arikunto, 2007:210)

Keterangan:

P1 : Pretest P2 : Posttest

T : Perlakuan khusus (penerapan aktivitas ritmik) - : Tidak diberi perlakuan khusus (penerapan klasikal)

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat pengaruh dari suatu treatment, maka dalam penelitian ini ditetapkan dua variabel, yaitu variabel bebas yaitu aktivitas ritmik dan variabel terikat yaitu kemampuan motorik kasar (Arikunto 2006: 118).

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel penyebab/variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi terhadap variabel terikat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah aktivitas ritmik. Dalam penelitian ini, aktivitas ritmik sebagai variabel bebas merupakan treatment yang akan diberikan kepada subjek penelitian (Arikunto, 2006).


(20)

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel dependen/variabel tergantung yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan motorik kasar (Arikunto, 2006).

C. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Lokasi, populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di TK Artha Kencana beralamat di Jalan Karya Bakti II, Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang, Kabupaten Serang, Propinsi Banten.

2. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi pusat perhatian penelitian dan tempat untuk mengeneralisasi temuan penelitian (Sandjaja,2006:180). Sejalan dengan pernyataan tersebut, Sujiono (2008: 297) menambahkan.

Populasi adalah wilayah geleralisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas A di TK Artha Kencana.


(21)

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:118). Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Pemilihan sampel dari populasinya menggunakan non probability sampling. Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel (Sugiyono, 2011:122). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuhhal tersebut dikarenakan semua anggota populasi digunakan sebagai sampel kerena jumlah populasi yang terbatas. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah kelompok A1 dan A2.

Berikut rincian sampel penelitian di TK Artha Kencana :

Tabel 3.2

Sampel TK Artha Kencana

TK Artha Kencana

Kelas Kontrol Eksperimen

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

A1 4 7

A2 6 5

Total 11 11

22

Penelitian ini dilakukan untuk mengujikan model pembelajaran yang dirancang oleh peneliti. Proses pembelajaran dilaksanakan oleh dua guru TK Artha kencana yang memiliki krakteristis mendekti kesamaan. Berikut rincian profil guru yang terlibat dalam penelitian:


(22)

Table 3.3

Profil Guru TK Artha Kencana yang Terlibat dalam Penelitian

Aspek Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Jenis Kelamin Perempuan Perempuan

Usia Kulsum S.Pd Hj. Ratna Fatimah S.Pd

Pendidikan S1 S1

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Kemampuan Motorik Kasar

Kemampuan Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. motorik kasar yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi kemampuan lokomotor (berjalan, berlari, melompat, merayap, merangkak), nonlokomotor (membungkuk, merentang, memutar, mengayun, menarik, mendorong, mengangkat), dan manipulatif seperti melempar, menangkap, melambung.

2. Aktivitas Ritmik

Aktivitas ritmik adalah aktivitas yang memadukan unsur gerak dan musik. Aktivitas ritmik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas ritmik yang menggunakan ketukan, tepukan, musik, dan nyanyian.


(23)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2007:101). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi berbentuk skala likert

dan dokumentasi.

1. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Motorik Kasar

Kisi-kisi adalah sebuah tabel menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti kisi-kisi ini dibuat untuk memberikan gambaran mengenai pengaruh aktivitas ritmik terhadap kemampuan motorik kasar anak taman kanak-kanak. (Arikunto 2002:138), adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen

Variabel Sub Variabel Indikator Butir

Item Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Kemampuan Motorik Kasar 1. Lokomotor (Gerak berpindah tempat)

a. Berjalan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8

Observasi, Studi

Dokumentasi

Anak

b. Berlari 9, 10, 11, 12 , 13

Observasi, Studi

Dokumentasi

Anak


(24)

Dokumentasi

d. Merayap 18 Observasi,

Studi

Dokumentasi

Anak

e. Merangkak 19 Observasi,

Studi Dokumentasi Anak 2. Non Lokomotor (gerak tanpa berpindah tempat)

a. Membungkuk 20 Observasi, Studi

Dokumentasi

Anak

b. Merentang 21 Observasi, Studi

Dokumentasi

Anak

c. Memutar 22, 23, 24

Observasi, Studi

Dokumentasi

Anak

d. Mengayun 25, 26, 27

Observasi, Studi

Dokumentasi

Anak

e. Menarik 28, 29 Observasi, Studi

Dokumentasi

Anak

f. Mendorong 30, 31, 32

Observasi, Studi

Dokumentasi

Anak

g. Mengangkat 33, 34 Observasi, Studi

Dokumentasi

Anak

3. Manipulatif a. Melempar 35, 36 Observasi, Studi

Dokumentasi

Anak

b. Menangkap 37, 38 Observasi, Studi

Dokumentasi

Anak

c. Melambungkan 39 Observasi, Studi

Dokumentasi


(25)

Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

Table 3.5

Pedoman Observasi Kemampuan Motorik Kasar

No Indikator/Item Skala

1 2 3 4 5

1. Anak dapat berjalan maju 2. Anak dapat berjalan mundur 3. Anak dapat berjinjit ke depan 4. Anak dapat berjinjit ke belakang 5. Anak dapat berjalan zigzag

6. Anak dapat berjalan ke samping kanan 7. Anak dapat berjalan ke samping kiri 8. Anak dapat berjalan di tempat 9. Anak dapat berlari di tempat 10. Anak dapat berlari ke depan

11. Anak dapat berlari ke samping kanan 12. Anak dapat berlari ke samping kiri 13. Anak dapat berlari zigzag

14. Anak dapat meloncat dengan satu kaki dan mendarat dengan dua kaki

15. Anak dapat meloncat dengan dua kaki dan mendarat dengan dua kaki

16. Anak dapat meloncat dengan dua kaki dan mendarat dengan satu kaki

17. Anak dapat meloncat dan mendarat dengan kaki yang sama secara berirama (hop)

18. Anak dapat merayap ke depan 19. Anak dapat merangkak ke depan 20. Anak dapat membungkukkan badan 90˚ 21. Anak dapat merentangkan kedua tangan 22. Anak dapat memutarkan badan

23. Anak dapat memutarkan tangan

24. Anak dapat memutarkan pergelangan kaki 25. Anak dapat mengayunkan kedua tangan 26. Anak dapat mengayunkan tangan kanan


(26)

28. Anak dapat menarik dengan ke dua tangan 29. Anak dapat menarik dengan satu tangan 30. Anak dapat mendorong ke depan

31. Anak dapat mendorong ke atas 32. Anak dapat mendorong ke bawah

33. Anak dapat mengangkat objek ringan dengan tangan kanan 34. Anak dapat mengangkat objek ringan dengan tangan kiri 35. Anak dapat melempar benda dengan satu tangan

36. Anak dapat melempar dengan ke dua tangan

37. Anak dapat menangkap objek ringan bola dengan kedua tangan

38. Anak dapat menangkap objek ringan bola dengan satu tangan 39. Anak dapat melambungkan benda ke atas

Sumber: Beaty. J (1994); Kostelnik (1991)

Keterangan:

1 Sangat Kurang 2 Kurang

3 Cukup 4 Baik

5 Sangat Baik

Keterangan untuk masing-masing kriteria skala kemampuan motorik kasar dalam pedoman observasi di atas terdapat di lampiran

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di laksanakan sebanyak enam kali, secara garis besar antara lain sebagai berikut:

1. RPP I Tema : Binatang Ternak/Bebek, aktivitas ritmik yang dipakai

“nyanyian binatang ternak yang bermain musik, dan nyanyian maju-maju”. 2. RPP II Tema : Binatang Ternak/Domba, aktivitas ritmik yang dipakai “musik


(27)

3. RPP III Tema : Binatang Ternak/Ayam, aktivitas ritmik yang dipakai

“tepukan dan nyanyian”.

4. RPP IV Tema : Binatang Ternak/Sapi, aktivitas ritmik yang digunakan

“musik senam ceria anak Indonesia”.

5. RPP V Tema : Binatang Ternak/Ikan, aktivitas ritmik yang dipakai “tepukan

dan nyanyian”.

6. RPP VI Tema : Binatang/Dunia Serangga, aktivitas ritmik yang dipakai “ nyanyian laba-laba”.

Rancangan pembelajaran melalui aktivitas ritmik secara rinci terdapat dalam lampiran.

F. Uji Coba Instrumen 1. Validitas

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto, 2007:167). Penilaian validitas dilakukan dengan membandingkan atau mengkorelasikan antara hal yang dinilai dengan kriterianya.

Pada pengujian alat ukur penggunaan penelitian dapat menunjukkan seberapa besar alat untuk penelitian mampu mengukur variabel yang terdapat dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, validitas merupakan suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkatan akurasi suatu alat ukur. Suatu alat akur yang salah memiliki


(28)

Terdapat dua cara dalam pengujian validitas (Sugiyono, 2008) yaitu: a. Validitas Isi (Content Validity)

Untuk menguji validitas isi, digunakan pendapat dari ahli (judgementexpert). Yaitu berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan pada teori tertentu. Instrumen yang telah dijudgement dan mendapatka penilain cukup baik oleh para ahli di bidangnya maka dapat digunakan dalam melakukan penelitian. Instrumen ini telah di judgment oleh Mubiar Agustin dan Dian Budiana.

b. Item (Item Validity)

Setelah dilakukan judgement oleh para ahli, maka instrument tersebut divalidasi item dengan cara diujicobakan. Dalam menguji validitas item, maka dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Pada setiap instrument baik tes maupun non tes terdapat butir-butir (item) pertanyaan atau pernyataan.

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kevalidan atau kebenaran ítem-item soal dalam suatu instrumen sehingga layak digunakan untuk mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Formula yang akan digunakan untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini adalah product moment coefficient dari Karl Pearson.

] ) ( ) ][( ) ( ) [( ) )( ( 2 2 2 2 y y x x y x xy n rxy            (Bluman, 2001:468)


(29)

Keterangan:

r = koefisien korelasi X = skor tiap item

Y = skor total seluruh item n = jumlah responden

Melalui bantuan program Microsoft Excel diperoleh hasil uji validitas instrumen penelitian sebagaimana ditampilkan tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.6

Hasil Validitas Item Kemampuan Motorik Kasar Anak

No

Item r Hitung r Tabel Keterangan 1 0.856 0.602 Valid 2 0.803 0.602 Valid 3 0.671 0.602 Valid 4 0.641 0.602 Valid 5 0.761 0.602 Valid 6 0.735 0.602 Valid 7 0.651 0.602 Valid 8 0.666 0.602 Valid 9 0.634 0.602 Valid 10 0.770 0.602 Valid 11 0.750 0.602 Valid 12 0.622 0.602 Valid 13 0.803 0.602 Valid 14 0.727 0.602 Valid 15 0.846 0.602 Valid 16 0.637 0.602 Valid 17 0.521 0.602 Invalid 18 0.695 0.602 Valid 19 0.762 0.602 Valid


(30)

No

Item r Hitung r Tabel Keterangan 21 0.737 0.602 Valid 22 0.691 0.602 Valid 23 0.687 0.602 Valid 24 0.688 0.602 Valid 25 0.678 0.602 Valid 26 0.803 0.602 Valid 27 0.803 0.602 Valid 28 0.638 0.602 Valid 29 0.687 0.602 Valid 30 0.651 0.602 Valid 31 0.802 0.602 Valid 32 0.802 0.602 Valid 33 0.800 0.602 Valid 34 0.617 0.602 Valid 35 0.692 0.602 Valid 36 0.707 0.602 Valid 37 0.651 0.602 Valid 38 0.671 0.602 Valid 39 0.761 0.602 Valid

Berdasar kan tabel 3.6 di atas di peroleh bahwa dari 39 pernyataan

kemampuan motorik kasar anak, item yang valid ada 38 dan yang tidak valid ada 1

item yaitu nomor 17. Adapun kalkulasi perhitungan validitas item dapat di lihat di

lampiran.

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen


(31)

tersebut sudah baik. Artinya kapanpun alat pengumpul data tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Instrumen dalam penelitian ini diuji

reliabilitasnya dengan menggunakan teknik koefisien α – Chronbach. (Arikunto, 2002:154)

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik, tidak bersifat tendesius, datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya hingga berapa kali pun diambil, hasilnya akan tetap sama. Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah rumus alpha dari Cronbach sebagai berikut:

r11 =

k

k−1 1− σb 2 σ t2 (Arikunto, 2010:171)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir instrumen

∑ b = varians total

Setelah diujji validitas item dari variabel konsentrasi belajar anak, maka langkah selanjutnya adalah menguji apakah item tersebut reliabel. Untuk mengetahuinya peneliti menggunakan bantuan perhitungan program Ms Excel 2007 dan diperoleh sebagai berikut:


(32)

Reliabilitas = 0,99 (Sangat Tinggi)

Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (1999 : 149) yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.7

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisen Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 - 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Merujuk pada tabel interpretasi nilai koefisien korelasi, maka reliabilitas instrument ini dinyatakan sangat tinggi, karena 0,99 berada diantara 0,80-1,00. dengan kata lain, instrumen ini dapat digunakan untuk penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam teknik ini peneliti mengadakan penlitian secara lansung terhadap anak untuk memperoleh data yang diperlukan dalam situasi sebenarnya atau situasi buatan (khusus diadakan).

Teknik pengumpulan data sangat penting dilaksanakan dalam penelitian karena data yang diperoleh dari lapangan melalui instrumen penelitian diolah dan


(33)

dianalisa untuk digunakan dalam menjawab pertanyaan dalam item penelitian. Instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dapat digunakan dalam mengumpulkan data keterampilan pemecahan masalah sains anak.

Data yang dikumpulkan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan Aktivitas Ritmik pretest dan post test. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil ujicoba, data pre test,treatment dan post test yang berisi penilaian dari indikator-indikator aktivitas ritmik.

H. Teknik Analisis Data

1) Profil Kemampuan Motorik Kasar Anak

Langkah-langkah dalam membuat profil kemampuan motorik kasar anak sebelum dan setelah penerapan aktivitas ritmik adalah sebagai berikut:

a) Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel: Skor maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi

Tabel 3.8 Skor Maksimal

Aspek Skor Maksimal Ideal

Keseluruhan = 38 x 5 = 190 Lokomotor = 18 x 5 = 90 Nonlokomotor = 15 x 5 = 75

Manipulatif = 5 x 5 = 25

b) Menentukan skor minimal ideal yang diperoleh sampel: Skor minimal ideal = jumlah skor x skor terendah


(34)

Tabel 3.9 Skor Minimal

Aspek Skor Minimal Ideal

Keseluruhan = 38 x 1 = 38 Lokomotor = 18 x 1 = 18 Nonlokomotor = 15 x 1 = 15

Manipulatif = 5 x 1 = 5

c) Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel: Rentang skor = skor maksimal ideal – skor minimal ideal

Tabel 3.10 Rentang Skor

Aspek Rentang Skor

Keseluruhan = 190 - 38 = 152 Lokomotor = 90 - 18 = 72 Nonlokomotor = 75 - 15 = 60

Manipulatif = 25 - 5 = 20

d) Mencari interval skor:

Interval skor = rentang skor / 5

Tabel 3.11 Interval Skor

Aspek Interval Skor

Keseluruhan = 152 / 5 = 30.4 Lokomotor = 72 / 5 = 14.4 Nonlokomotor = 60 / 5 = 12


(35)

Berdasarkan langkah-langkah di atas, kemudian didapat kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.12

Kriteria Profil Tingkat Kemampuan Motorik Kasar Anak

Dimensi Kriteria Interval

Keseluruhan

Sempurna 159.7 - 190.0

Baik 129.3 - 159.6

Cukup 98.9 - 129.2

Kurang 68.5 - 98.8 Sangat Kurang 38.0 - 68.4

Lokomotor

Sempurna 75.7 - 90.0

Baik 61.3 - 75.6

Cukup 46.9 - 61.2

Kurang 32.5 - 46.8 Sangat Kurang 18.0 - 32.4

Nonlokomotor

Sempurna 63.1 - 75.0

Baik 51.1 - 63.0

Cukup 39.1 - 51.0

Kurang 27.1 - 39.0 Sangat Kurang 15.0 - 27.0

Manipulatif

Sempurna 21.1 - 25.0

Baik 17.1 - 21.0

Cukup 13.1 - 17.0

Kurang 9.1 - 13.0 Sangat Kurang 5.0 - 9.0

2) Uji Statistik

Sehubungan dengan adanya beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum peneliti dapat menentukan teknik analisis statistik mana yang boleh


(36)

Uji normalitas digunakan agar peneliti dapat mengetahui apakah data yang diperoleh di lapangan tersebut berdistribusi normal atau tidak. Apabila hasil dari uji normalitas ini menunjukkan data berdistribusi normal, maka data diolah dengan menggunakan statistika parametrik dan bila hasil yang didapat menunjukkan data tidak berdistribusi normal maka data dioleh menggunakan statistika non parametrik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Arikunto, 2006:313):

“Apabila data yang dianalisis berbentuk sebaran normal maka peneliti boleh menggunakan teknik statistik parametrik, sedangkan apabila data yang diolah tidak merupakan sebaran normal, maka peneliti harus menggunakan statistik non

parametrik”.

Pengujian normalitas dan homogenitas varians data dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorov smirnov dan uji F (p > 0,05) yang diolah dengan

software SPSS Versi 18.0.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik, data yang dihasilkan dari instrumen berupa skala maka pengolahan terhadap data-data mentah hasil penelitian menggunakan statistik parametris. Penggunaan parametris ini tergantung dari jenis data yang akan dianalisis, adalah sebagai berikut:

a) Jika data berdistribusi normal

Jika data berdistribusi normal maka dapat digunakan Uji t independent. Berikut langkah-langkahnya:

(1) Langkah 1


(37)

(b) Mencari nilai kritis dengan menggunakan nilai � dengan tabel distribusi normal

(c) Mencari t-hitung dengan rumus

t

=

� 1−� 2 − �1−�2

12 �1+

22 �2

(Bluman, 2001: 424)

Keterangan: t = nilai t-test X

= rata-rata lelompok

= 0

S = standar deviasi n = jumlah sampel

(d) Membandingkan nilai kritis dan t-hitung

(2) Langkah 2

Apabila skor pre-test tidak memiliki perbedaan yang signifikan, maka dilanjutkan dengan memberikan treatment. Setelah treatment diberikan maka dilanjutkan dengan menguji perbedaan skor post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan Uji t independen sampel sebagai berikut:


(38)

t

=

� 1−� 2 − �1−�2

12 �1+

22 �2

(Bluman, 2001: 424)

Keterangan: t = nilai t-test X

= rata-rata lelompok

= 0

S = standar deviasi n = jumlah sampel

Namun apabila skor pre-test berbeda secara signifikan, maka analisis perbedaan skor pre-test dan post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t dua independent sampel. Kondisi ini memungkinkan peneliti menggunakan ANCOVA (Analysis of Covarience) dengan bantuan SPSS versi 18. Mengutip dari Anggraeni (20011: 55) dalam Ary et al (2006) mengatakan bahwa ANCOVA merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk mengatur pengaruh variabel yang berada diluar variabel penelitian yang mungkin mempengaruhi perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

(3) Jika data tidak berdistribusi normal

Jika data yang dianalisis tidak berdistribusi normal, maka digunakan rumus

Uji U Mann-Withney, berikut langkah-langkahnya: 1) Langkah 1


(39)

a) Membuat hipotesis

b) Mencari nilai kritis pada tabel k

c) Mencari nilai t, yaitu dengan langkah-langkah: (1) Membuat tabel

Post-test Pre-test D = D Rank Rank

(2) Mencari perbedaan nilai post-test dan pre-test, kemudian simpan pada kolom ke-3 (D= � −� )

(3) Mencari nilai absolut dari setiap perbedaan, kemudian simpan pada kolom ke-4 (D)

(4) Mengurutkan nilai absolute dari yang terendah hingga tertinggi, kemudian simpan pada kolom ke-5 ( Rank)

(5) Memberikan tanda (+) atau (−) berdasarkan perbedaan (6) Mencari jumlah nilai (+) atau (−) secara terpisah

(7) Untuk nilai terkecil dari nilai absolute dan gunakan sebagai nilai tes dengan lambang Wf

(8) Membuat keputusan dengan menolak Ho jika nilai tes-nya ≤ dari nilai kritis (nk)

(9) Menjumlahkan hasil Catatan:


(40)

z=

��−

�−(�+1) 4 � �+1 2+ 1

24

(Bluman, 2001:602) Keterangan:

n = jumlah pasangan dimana selisihnya bukan

= jumlah lebih kecil pada nilai mutlak dari tingkat yang ditandai

2) Langkah 2

Apabila perbedaan skor pre-test tidak berbeda secara signifikan, maka dilanjutkan dengan memberikan treatment. Setelah treatment diberikan, maka dilanjutkan dengan menguji perbedaan skor post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan rumus Uji U Mann Whitney, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Membuat hipotesis

b) Mencari nilai kritis pada tabel k

c) Mencari nilai t, yaitu dengan langkah-langkah: (1) Membuat tabel

Post-test Pre-test D = D Rank Rank

(2) Mencari perbedaan nilai post-test dan pre-test, kemudian simpan pada kolom ke-3 (D= � −� )


(41)

(3) Mencari nilai absolut dari setiap perbedaan, kemudian simpan pada kolom ke-4 (D)

(4) Mengurutkan nilai absolut dari yang terendah hingga tertinggi, kemudian simpan pada kolom ke-5 ( Rank)

(5) Memberikan tanda (+) atau (−) berdasakan perbedaan (6) Mencari jumlah nilai (+) atau (−) secara terpisah

(7) Untuk nilai terkecil dari nilai absolute dan gunakan sebagai nilai tes dengan lambang Wf

(8) Membuat keputusan dengan menolak Ho jika nilai tes-nya ≤ dari nilai kritis (nk)

(9) Menjumlahkan hasil Catatan:

Karena jumlah sampel (n) ≤ 30, maka menggunakan Tabel E dan melanjutkan ke tes nilai sebagai berikut:

z=

��−

�−(�+1) 4 � �+1 2+ 1

24

(Bluman, 2001:602) Keterangan:

n = jumlah pasangan dimana selisihnya bukan 0


(42)

Namun apabila skor pre-test berbeda secara signifikan, maka analisis perbedaan skor pre-test dan post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t dua independent sampel. Kondisi ini memungkinkan peneliti menggunakan ANCOVA (Analysis of Covarience) dengan bantuan SPSS versi 18.


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh aktivitas ritmik terhadap kemampuan motorik kasar anak taman kanak-kanak di TK A Artha Kencana dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Kondisi awal kemampuan motorik kasar anak kelompok eksperimen di kategorikan cukup. Pada kelompok eksperimen sepuluh anak masuk kategori cukup atau 90.91% dan satu anak masuk kategori kurang 9.09%. Kondisi awal tersebut menunjukkan belum terdapatnya anak yang kemampuan motorik kasarnya berada dalam kategori berkembang baik atau sangat baik. Hal tersebut terjadi dikarenakan aktivitas pembelajaran yang kurang maksimal dalam menstimulasi kemampuan motorik kasar anak. Sedangkan untuk kondisi akhir pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu tiga anak berada dalam kriteria baik atau 27.27%. dan delapan anak berada dari kriteria sangat baik atau 72.73%. Hal tersebut dikarenakan pemberian perlakuan aktivitas ritmik untuk menstimulasi kemampuan motorik kasar tersebut.

2. Kondisi awal kemampuan motorik kasar anak kelompok kontrol secara garis besar berada dalam kriteria cukup atau 100%, dan tidak ada yang berada dalam kriteria baik dan sangat baik. hal tersebut salah satunya dikarenakan kurangnya stimulasi kemampuan motorik kasar anak melalui


(44)

kemampuan motorik kasar anak pun dalam kelompok kontrol ini masih tetap berada pada kategori cukup. Hal tersebut disebabkan karena pendekatan yang digunakan di kelas kontrol adalah pendekatan konvensional yang hanya mengembangkan kemampuan motorik kasar dengan kegiatan unjuk kerja dan instruksi guru.

3. Berdasarkan hasil (uji t independen) di peroleh uji t 13,715 dapat dikatakan bahwa aktivitas ritmik memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motorik kasar anak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Poerwadarminta (1976:42) menyatakan bahwa melalui aktivitas ritmik anak dapat menyalurkan kebutuhan untuk bergerak secara ekspresip dan kreatif. Secara garis besar kemampuan motorik kasar anak akan mengalami peningkatan yang baik jika melalui proses belajar disertai dengan situasi pembelajaran yang mendukung.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan diatas, terdapat beberapa hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi diantaranya:

1. Bagi Guru

a. Guru dapat menggunakan aktivitas ritmik untuk menstimulasi motorik kasar anak.

b. Guru diharapkan dapat menggunakan metode yang bervariatif dalam menstimulasi perkembangan anak, khususnya perkembangan kemampuan motorik kasar anak.


(45)

c. Guru hendaknya dapat memilih jenis aktivitas ritmik disesuaikan dengan situasi dan kondisi, dan hendaknya dapat mengkombinasikan semua jenis aktivitas ritmik tersebut, dengan kata lain guru hendaknya tidak hanya menggunakan satu jenis aktivitas rimik saja.

2. Bagi Pengelola TK Artha Kencana

a. Pengelola TK Artha Kencana diharapkan dapat menyediakan fasilitas-fasilitas bermain anak yang dapat menstimulasi anak untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.

b. Pengelola TK Artha Kencana hendaknya dapat mengikut sertakan pendidik untuk mengikuti pelatihan demi untuk meningkatkan profesionalisme pendidik terutama dalam pemilihan materi, metode, serta media pembelajaran.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian secara lebih mendalam lagi terhadap pengaruh aktivitas ritmik terhadap spek perkembangan yang lainnya.

b. Peneliti hendaknya dapat mengembangkan aktivitas ritmik yang lebih baik lagi dengan memperluas dan memvariasikan jenis kegiatan ritmik yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah.


(46)

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Revisi Edisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Beaty, J. J. (1994). Observing Development of The Young Children. New Jersey: Prentice-Hall. Inc.

Bluman, (2001). Elementary Statistics. New York Amrica: The McGraww Hill

Coughlin, P. (2000). Menciptakan Kelas yang Berpusat pada Anak. Jakarta: Children Resources International. Inc.

Deni, G, A. (2011). Pengaruh Permainan Modifikasi terhadap Kemampuan Motorik Kasar dan Kognitif Anak Usia Dini. Bandung: UPI.

Hurlock, B.E. (1980). Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, B.E. (2000). Perkembangan Anak, Edisi keenam Penerjemah Muslidah Zarkasih Jakarta: Erlangga.

Kostelnik, M.K, Soderman A.K, dan Whiren, A.P. (1993). Developmentally Apropriate Curriculum: Best in Early Childhood Education. New Jersey: Prentice Hall


(48)

Ma’mun, A. dan Saputa, Y. (2000). Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Departemen Pendidikn dan Kebudayaan.

Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 Alinea ke Empat

Santrock. (2007). Perkembangan Anak, Child Development, eleventh edition, jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Solehuddin, M. (2002). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP UPI

Sujiono,B (2005). Metode Pengembangan Fisik

Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: IKAPI.

Sumantri, (2005). Model Pengembangan Keterampilan Anak Usia Dini

Jakarta:Depdiknas

Sari. (201). Pengaruh olahraga senam terhadap kemampuan motorik kasar anak.

Universitas Pendidikan Indonesia: tidak di terbitkan.

Suyanto, S. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Yusuf, S. (2002). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh aktivitas ritmik terhadap kemampuan motorik kasar anak taman kanak-kanak di TK A Artha Kencana dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Kondisi awal kemampuan motorik kasar anak kelompok eksperimen di kategorikan cukup. Pada kelompok eksperimen sepuluh anak masuk kategori cukup atau 90.91% dan satu anak masuk kategori kurang 9.09%. Kondisi awal tersebut menunjukkan belum terdapatnya anak yang kemampuan motorik kasarnya berada dalam kategori berkembang baik atau sangat baik. Hal tersebut terjadi dikarenakan aktivitas pembelajaran yang kurang maksimal dalam menstimulasi kemampuan motorik kasar anak. Sedangkan untuk kondisi akhir pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu tiga anak berada dalam kriteria baik atau 27.27%. dan delapan anak berada dari kriteria sangat baik atau 72.73%. Hal tersebut dikarenakan pemberian perlakuan aktivitas ritmik untuk menstimulasi kemampuan motorik kasar tersebut. 2. Kondisi awal kemampuan motorik kasar anak kelompok kontrol secara

garis besar berada dalam kriteria cukup atau 100%, dan tidak ada yang berada dalam kriteria baik dan sangat baik. hal tersebut salah satunya dikarenakan kurangnya stimulasi kemampuan motorik kasar anak melalui aktivitas langsung, menyenangkan dan bermakna bagi anak. Kondisi akhir


(2)

90

kemampuan motorik kasar anak pun dalam kelompok kontrol ini masih tetap berada pada kategori cukup. Hal tersebut disebabkan karena pendekatan yang digunakan di kelas kontrol adalah pendekatan konvensional yang hanya mengembangkan kemampuan motorik kasar dengan kegiatan unjuk kerja dan instruksi guru.

3. Berdasarkan hasil (uji t independen) di peroleh uji t 13,715 dapat dikatakan bahwa aktivitas ritmik memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motorik kasar anak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Poerwadarminta (1976:42) menyatakan bahwa melalui aktivitas ritmik anak dapat menyalurkan kebutuhan untuk bergerak secara ekspresip dan kreatif. Secara garis besar kemampuan motorik kasar anak akan mengalami peningkatan yang baik jika melalui proses belajar disertai dengan situasi pembelajaran yang mendukung.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan diatas, terdapat beberapa hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi diantaranya:

1. Bagi Guru

a. Guru dapat menggunakan aktivitas ritmik untuk menstimulasi motorik kasar anak.

b. Guru diharapkan dapat menggunakan metode yang bervariatif dalam menstimulasi perkembangan anak, khususnya perkembangan


(3)

c. Guru hendaknya dapat memilih jenis aktivitas ritmik disesuaikan dengan situasi dan kondisi, dan hendaknya dapat mengkombinasikan semua jenis aktivitas ritmik tersebut, dengan kata lain guru hendaknya tidak hanya menggunakan satu jenis aktivitas rimik saja.

2. Bagi Pengelola TK Artha Kencana

a. Pengelola TK Artha Kencana diharapkan dapat menyediakan fasilitas-fasilitas bermain anak yang dapat menstimulasi anak untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.

b. Pengelola TK Artha Kencana hendaknya dapat mengikut sertakan pendidik untuk mengikuti pelatihan demi untuk meningkatkan profesionalisme pendidik terutama dalam pemilihan materi, metode, serta media pembelajaran.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian secara lebih mendalam lagi terhadap pengaruh aktivitas ritmik terhadap spek perkembangan yang lainnya.

b. Peneliti hendaknya dapat mengembangkan aktivitas ritmik yang lebih baik lagi dengan memperluas dan memvariasikan jenis kegiatan ritmik yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah.


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Revisi Edisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Beaty, J. J. (1994). Observing Development of The Young Children. New Jersey: Prentice-Hall. Inc.

Bluman, (2001). Elementary Statistics. New York Amrica: The McGraww Hill Coughlin, P. (2000). Menciptakan Kelas yang Berpusat pada Anak. Jakarta: Children

Resources International. Inc.

Deni, G, A. (2011). Pengaruh Permainan Modifikasi terhadap Kemampuan Motorik Kasar dan Kognitif Anak Usia Dini. Bandung: UPI.

Hurlock, B.E. (1980). Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Hurlock, B.E. (2000). Perkembangan Anak, Edisi keenam Penerjemah Muslidah

Zarkasih Jakarta: Erlangga.

Kostelnik, M.K, Soderman A.K, dan Whiren, A.P. (1993). Developmentally Apropriate Curriculum: Best in Early Childhood Education. New Jersey: Prentice Hall


(6)

Ma’mun, A. dan Saputa, Y. (2000). Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Departemen Pendidikn dan Kebudayaan.

Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 Alinea ke Empat

Santrock. (2007). Perkembangan Anak, Child Development, eleventh edition, jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Solehuddin, M. (2002). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP UPI Sujiono,B (2005). Metode Pengembangan Fisik

Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: IKAPI.

Sumantri, (2005). Model Pengembangan Keterampilan Anak Usia Dini

Jakarta:Depdiknas

Sari. (201). Pengaruh olahraga senam terhadap kemampuan motorik kasar anak.

Universitas Pendidikan Indonesia: tidak di terbitkan.

Suyanto, S. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Yusuf, S. (2002). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN AKTIVITAS RITMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK ANAK KELOMPOK A Penerapan Aktivitas Ritmik Untuk Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Anak Kelompok A TK IT Aisyiyah Laban Kec. Mojolaban Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 15

PENDAHULUAN Penerapan Aktivitas Ritmik Untuk Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Anak Kelompok A TK IT Aisyiyah Laban Kec. Mojolaban Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 8

PENERAPAN AKTIVITAS RITMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK ANAK KELOMPOK A Penerapan Aktivitas Ritmik Untuk Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Anak Kelompok A TK IT Aisyiyah Laban Kec. Mojolaban Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 15

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI METODE BERMAIN PANTOMIM BAGI ANAK KELOMPOK A Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Metode Bermain Pantomim Bagi Anak Kelompok A Pada TK Aisyiyah Pulosari 01 Kebakkramat Tahun Pelajaran 2012 / 2013.

0 2 16

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI METODE BERMAIN PANTOMIM BAGI ANAK KELOMPOK A Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Metode Bermain Pantomim Bagi Anak Kelompok A Pada TK Aisyiyah Pulosari 01 Kebakkramat Tahun Pelajaran 2012 / 2013.

0 1 11

PENGARUH AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK TAMAN KANAK-KANAK.

4 9 54

PENGARUH METODE MULTISENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI : Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Anak Kelompok A di TK Merpati Pos 2 Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013.

1 3 70

IMPLEMENTASI PLAYDOUGH DALAM MENSTIMULASI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS: Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok A TK Artha Kencana, Kota Serang Banten Tahun Ajaran 2012-2013.

0 0 41

IMPLEMENTASI PLAYDOUGH DALAM MENSTIMULASI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS : Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok A TK Artha Kencana, Kota Serang Banten Tahun Ajaran 2012-2013.

0 1 47

IMPLEMENTASI PLAYDOUGH DALAM MENSTIMULASI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS : Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok A TK Artha Kencana, Kota Serang Banten Tahun Ajaran 2012-2013.

0 6 57