Model Pengembangan Desain Produk dalam Upaya Pemberdayaan Industri Kecil Menengah Kreatif Batik (Studi kasus di Eks.Karesidenan Surakarta).

(B. Seni)
Model Pengembangan Desain Produk dalam Upaya Pemberdayaan Industri Kecil Menengah
Kreatif Batik (Studi kasus di Eks.Karesidenan Surakarta)
Kata kunci: model pengembangan, desain, batik, IKM kreatif
Mulyanto; Hartono, Lili
Fakultas KIP UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Bersing, 2012
Tujuan penelitian untuk merumuskan draf model pengembangan desain produk batik dalam upaya
pemberdayaan industri kecil dan menengah batik. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif, dengan memilih tiga subyek, yaitu dua industri kecil menengah batik tulis dan cap, serta satu
industri kecil batik cabut yang ditetapkan secara purposif. Hasil penelitian yang dicapai berupa draf
model pengembangan desain produk batik di IKM batik, yang selanjutnya draf model tersebut perlu diuji
coba secara empiris di IKM batik. Draf model pengembangan desain produk batik, dibangun berdasarkan
alur pengembangan dan pelakunya serta berdasarkan interaksi pelakuknya. Berdasarkan alurnya, draf
model dimulai dari tahap identifikasi masalah, penyusunan konsep, analisis perencanaan produksi, dan
proses produksi. Tahap identifikasi masalah, menyusun konsep, dan analisis perencanaan produksi
dilakukan oleh pengrajin sendiri, berdasarkan kebutuhan pasar, kondisi desain dan kondisi produk yang
telah ada. Tahap perencanaan produksi meliputi perencanaan bahan, proses, estetika, fungsi, dan
produk. Draf model juga dibangun berdasarkan pelaku desainnya, yaitu meliputi pengrajin, tukang
gamba, pembatik/ tukang cap/ tukang cetak, serta tukang warna. Model pembelajaran yang diterapkan
oleh pengrajin kepada para karyawan pada umumnya secara kekeluargaan, bersifat demokratis jauh dari
sifat otoliter, saling memberi dan menerima masukan antara pengrajin dan karyawannya. Metode yang

diterapkan antara lain metode demonstrasi berkaitan dengan masalah desain yang dihadapi, diskusi
untuk memecahkan masalah, dan latihan untuk melakukan hal yang baru. Dalam upaya meningkatkan
kreativitas karyawan, pengrajin selalu menciptakan kebebasan psikologis dan keamanan psikologis bagi
para karyawannya selama pembelajaran pengembangan desain.