Penyelidikan Pendahuluan Endapan Batubara Daerah Pattappa Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA
DAERAH PATTAPPA KABUPATEN BARRU
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Oleh :
Priyono , Rahmat Hidayat, dan Asep Suryana
SARI
Daerah penyelidikan batubara terletak di daerah Pattappa dan sekitarnya,
Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis
terletak pada koordinat : 04o30’00” - 04o45'00” LS dan 119o30'00” - 119o45'00” BT.
Batubara di daerah penyelidikan ditemukan di Formasi Malawa yang berumur
Eosen Awal dengan arah sebaran hampir utara - selatan dan sebagian besar terletak di
daerah Pattapa dan sekitarnya. Kegiatan yang dilakukan berupa pemetaan geologi
sebaran batubara dan selama kegiatan tersebut berlangsung telah ditemukan sebanyak
16 singkapan batubara.
Berdasarkan hasil rekonstruksi dilapangan ditemukan 2 lapisan (seam) batubara
yang memiliki ketebalan batubara bervariasi antara 0,40 – 2,00 meter.
Dari hasil analisis kimia diketahui bahwa batubara daerah penyelidikan
mempunyai nilai kalori antara 4.149 kal/gr – 7730 kal/gr, kandungan abu 7,61% 37,81%, kandungan sulfur 1,14% - 4,74% dan kandungan air total 4,27% - 21,81%. Hasil
analisis petrografi menunjukkan kisaran nilai reflektan (%Rvmax) antara 029% - 0,44%.
Berdasarkan analisis proksimat dapat diketahui bahwa kualitas batubara
didaerah penyelidikan termasuk kategori lignit hingga bituminus, sedangkan
berdasarkan analisis petrografi menunjukkan katagori peringkat rendah sampai
peringkat sedang. Hasil perhitungan sumberdaya batubara sampai kedalaman 100
meter dalam klasifikasi hipotetik sebesar 5.165.814 ton.
PENDAHULUAN
(Sukamto,
Lokasi Penyelidikan
dicirikan oleh pedataran dan perbukitan
Secara
administratif
daerah
1992).
bergelombang
Secara
rendah
fisiografi
dan
terjal.
penyelidikan terletak disekitar Daerah
Berdasarkan tatanan tektonik geologi
Pattappa, masuk ke dalam Kecamatan
merupakan
bagian
dari
Pujananting, Kabupaten Barru, Provinsi
Sengkang,
terletak
pada
Sulawesi Selatan. Secara geografis,
Sulawesi Bagian Barat, yang terbentuk
daerah
pada
akibat dari tumbukan Lempeng Eurasia
Koordinat 04o30’00” - 04o45'00” LS dan
dan Kepingan Kontinen mikro yang
119o30'00” - 119o45'00” BT (Gambar 1).
lepas
penyelidikan
terletak
dari
Cekungan
Geologi Umum
Daerah
Lempeng
Cekungan
mandala
India-Australia.
Sengkang
dibatasi
oleh
Tinggian Latimojong di Utara, Selat
penyelidikan
masuk
Makasar di barat dan Selat Bone di
dalam peta geologi Lembar Pangkajene
tenggara.
dan
Sengkang
Watampone
Bagian
Barat
Secara
umum,
dipisahkan
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
Cekungan
menjadi
1
dua
bagian (bagian barat dan timur) oleh
yang menghasilkan batuan terobosan
adanya sistem sesar besar Walanea
berupa batuan intrusi basal, trakit dan
yang berarah utara baratlaut - selatan
diorit. Kemudian pada Miosen Tengah,
tenggara.
secara
Daerah
merupakan
bagian
penyelidikan
dari
Cekungan
Sengkang bagian barat (Gambar 2).
Stratigrafi
regional
tidak
diendapkan
Formasi Camba yang tebalnya sekitar
5000
dapat
selaras
m.
sedimen
Selanjutnya
klastika
diendapkan
dengan
bioherm
dikelompokkan dari yang tertua sampai
batugamping koral tumbuh di beberapa
termuda sebagai berikut :
tempat dari Formasi Walanae dengan
Batuan tertua daerah ini adalah formasi
ketebalan sekitar 4500 m, berumur Mio-
berumur Trias sampai Jura, terdiri dari
Pliosen,
batuan ultra basa, batuan malihan dan
tersebut terjadi pula kegiatan endapan
komplek melange yang dikenal dengan
dari
nama
Baturape-Cindako.
Komplek
Tektonik
Bantimala.
yang
mana
Gunungapi
pada
Pliosen
Pare-pare
dan
Terakhir
pada
Selanjutnya ditindih berdasarkan kontak
Kwarter diendapkan endapan undak
sesar maupun ketidakselarasan oleh
yang berumur Pliosen dan endapan
Formasi Balangbaru berumur Kapur
aluvium Holosen.
berupa endapan batuan sedimen flysch
Cekungan
Sengkang
terbelah
dan Formasi Marada dengan ketebalan
menjadi dua bagian, yaitu bagian barat
lebih dari 2000 m.
dan timur, hal ini disebabkan oleh
Selanjutnya secara tidak selaras
adanya suatu sistem sesar besar yang
diendapkan batuan sedimen Formasi
membagi Sulawesi Selatan menjadi dua
Malawa berupa endapan darat dengan
bagian, yang berarah utara baratlaut -
sisipan batubara, berumur Eosen Awal,
selatan
sedangkan
Walanae yang di ikuti oleh pembentukan
ditempat
lain
juga
tenggara
diendapkan batuan sedimen klastika
cekungan
dari
pengendapan
Formasi
berumur
Eosen
Kemudian
diendapkan
berangsur
Salokalumpang
sampai
diatas
Formasi
Oligosen.
Formasi
secara
yang
Malawa
selaras
Tonasa
dan
Neogen
pada
busur
sesar
muka
dan
sin-orogenik
Akhir.
berpengaruh
zona
Sesar
terhadap
pada
utama
ini
pengendapan
selama Miosen Tengah sampai Kuarter.
yang
Sesar utama berarah utara -
berumur Eosen Tengah sampai Miosen
baratlaut terjadi sejak Miosen tengah
Awal dengan ketebalan sekitar 3000 m.
sampai Pliosen. Perlipatan besar yang
Selanjutnya terjadi kegiatan gunung api
berarah hampir sejajar dengan sesar
Sopeng dan Kalamiseng yang berumur
utama
Moisen Tengah. Begitu pula pada saat
sehubungan dengan tekanan mendatar
itu dibarengi dengan kegiatan tektonik
berarah timur - barat pada akhir Pliosen.
diperkirakan
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
terbentuk
2
Tekanan
sesar
ini
mengakibatkan
sungkup
yang
adanya
menyesarkan
batuan Pra-Kapur Akhir ke atas batuan
Tersier
di
daerah
Bantimala.
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
3
HASIL PENYELIDIKAN.
Daerah
sekitar 50% daerah penyelidikan, terletak
sebagian
di sekitar tekuk lereng kaki gunung, terdiri
besar tersusun oleh batuan berumur
dari endapan batuan sedimen batuan
Tersier, terdiri dari batuan klastik kasar
serpih
dan batuan vulkanik berumur Eosen-
Malawa, Tonasa, Camba dan batuan
Miosen,
berupa
volkanik. Mempunyai rata-rata ketinggian
endapan undak dan aluvial dan batuan
sekitar 30 - 450 meter dari permukaan
Pra-Tersier. Peta geologi berikut satuan
laut.
batuan
penyelidikan
endapan
yang
Kuarter,
menyusun
konglomeratan
dari
Formasi
daerah
Satuan morfologi perbukitan terjal,
penyelidikan dapat dilihat pada Gambar 3.
umumnya terdapat pada bagian selatan
dan timur, yang menyebar tidak merata,
Geologi Daerah Penyelidikan,
Geomorfologi
penyelidikan
menempati
di
dapat
di
sekitar
20%
daerah
daerah
penyelidikan, terletak di sekitar lereng
kelompokkan
pegunungan. Terdiri dari batuan Pra
menjadi tiga satuan morfologi yaitu :
Tersier dan batuan terobosan, batuan
1 Satuan pedataran.
ultra basa, malihan dan komplek melange.
2.Satuan perbukitan bergelombang.
Mempunyai rata-rata ketinggian antara
3.Satuan perbukitan terjal.
450 - >900 meter dari permukaan laut.
Satuan
morfologi
pedataran,
Daerah penyelidikan dialiri oleh 3
umumnya terdapat pada bagian barat
buah sungai besar, yaitu Salo Lisu, Salo
daerah penyelidikan
yang merupakan
Bungi dan Salo Segeri. Adapun anak-
landaian pantai, menempati sekitar 30%
anak sungai umumnya mengalir menuju
daerah
sungai
penyelidikan,
memanjang
hampir
menyebar
berarah
utara
-
utama
dengan
pola
aliran
dendritik.
Batuan
selatan, yaitu disekitar pertemuan aliran
yang
terdapat
di
sungai utama, yang tediri dari endapan
Cekungan Sengkang bagian Barat adalah
aluvial pantai, sungai dan endapan undak.
merupakan
Mempunyai rata-rata ketinggian sekitar 3-
sampai
30 meter dari permukaan laut.
mengalami trangresi. Sedimentasi batuan
endapan
laut
vulkanik,
dangkal
yang
darat
telah
perbukitan
pada cekungan diawali dengan batuan
bergelombang, umumnya terdapat pada
Pra-Tersier yang berumur Trias sampai
bagian
daerah
Jura, yang terdiri dari batuan ultra basa,
hampir
batuan malihan dan Komplek melange
menempati
yang dikenal dengan nama Komplek
Satuan
morfologi
tengah
dan
utara
penyelidikan yang menyebar
berarah
utara
-
selatan,
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
4
Tektonik Bantimala, kemudian secara
dan
tidak selaras ditutup oleh endapan Flysch
adanya tekanan berarah timur - barat
dari Formasi Balangbaru, yang berumur
yang berpengaruh terhadap sedimentasi
Kapur.
berumur
Selanjutnya diendapkan secara tidak
berupa jalur patahan naik pada bagian
selaras batuan Tersier yang diawali oleh
selatan dan patahan mendatar pada
endapan batuan sedimen dari Formasi
bagian utara seperti yang terlihat pada
Malawa, berumur Eosen Awal, berupa
daerah penyelidikan, yang mana terdapat
batupasir,
patahan naik pada Formasi Batuan yang
dan
konglomerat,
batubara.
merupakan
batulempung
Formasi
target
Malawa
penyelidikan
di
patahan
yang
Tersier
disebabkan
maupun
oleh
Pra-Tersier,
berumur Pra-Tersier yang berarah hampir
utara-selatan,
dilanjutkan
menjadi
daerah ini karena mengandung endapan
patahan geser dan lipatan yang berupa
batubara.
antiklin
Kemudian
secara
selaras
utama
yang
umumnya
diendapkan Formasi Tonasa berupa
berarah
endapan batugamping yang berumur
munculnya
Eosen
Struktur yang terjadi pada zaman Neogen
Tengah
-
Miosen
Awal.
utara-selatan
batuan
terobosan
trakit.
umumnya
selaras Formasi Camba terdiri dari
baratlaut - tenggara yang berupa patahan
batuan sedimen laut berselingan dengan
geser
batuan
Sedangkan patahan patahan kecil orde
gunungapi,
berumur
Miosen
Tengah - Pliosen Awal, dengan Anggota
patahan
dari
Selanjutnya diendapkan secara tidak
dan
berupa
akibat
juga
sedikit
berarah
patahan
normal.
tiga yang umumnya berarah barat - timur.
Batuan Gunungapi dan Anggota Basal
Leusit, kemudian terjadi juga terobosan
batuan Trakit dan sebagian Diorit yang
berumur
Miosen
Data
lapangan
terdiri
dari
Terakhir
singkapan batulanau, batulempung dan
diedapkan secara tidak selaras endapan
batupasir dengan sisipan batubara. Data
batuan Kuarter berupa endapan Undak
singkapan batubara meliputi data lokasi
dan endapan Aluvium sungai dan pantai
geografis
yang berumur Plistosen - Holosen.
dilengkapi dengan pengukuran koordinat,
Uraian stratigrafi formasi batuan yang
serta arah jurus dan kemiringan maupun
terdapat
hasil pengamatan litologi dan keterangan
di
Akhir.
Data lapangan
daerah
penyelidikan,
dirangkum pada Tabel 1.
Struktur geologi yang terdapat
pada daerah penyelidikan yaitu lipatan
ditemukannya
singkapan
kondisi singkapan batuan. Data lapangan
di daerah penyelidikan tersebut telah
dirangkum dalam Tabel 2.
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
5
Singkapan
batubara
berwarna
batubara
dianalisis
untuk
mengetahui
hitam legam, mengkilap kadang terdapat
potensi batubara dan kualitas, terdiri dari
sisipan kusam. Pada bagian selatan
analisis kimia/fisika batubara (proksimat
bertekstur masif tidak berlapis dan keras,
dan ultimat serta CV, SG dan HGI) dan
sedangkan pada bagian utara mudah
petrografi batubara. Analisis petrografi
hancur (brittle) kemungkinan akibat dari
batubara dilakukan untuk mengetahui
pengaruh batuan terobosan (intrusi), di
kandungan
beberapa tempat kadang terdapat sisipan
kematangannya. Hasil analisis kimia-fisika
batulempung karbonan.
dan petrografi disajikan pada Tabel 3 dan
Interpretasi
batubara
model
direkontruksi
endapan
dari
maseral
dan
tingkat
4.
hasil
Hasil analisis kimia/ fisika batubara
pengamatan singkapan yang menyebar
di
disekitar sayap sumbu antiklin di daerah
bahwa nilai kalori batubara di daerah
penyelidikan. Batuan yang mengandung
tersebut rata rata sekitar 5.934 kal/g
endapan batubara yaitu semua batuan
dengan kadar abu rata rata sekitar 17,12
berbutir
%,
halus,
seperti
batulempung,
daerah
terbesar
penyelidikan
pada
menunjukkan
singkapan
BR-14
batulanau dan serpih yang terdapat di
dengan kadar abu tertinggi 37,81 %.
daerah penyelidikan. Lapisan batubara
Kadar belerang rata rata sekitar 2,76 %,
dengan ketebalan sekitar 0,5 meter, pada
menunjukkan angka yang cukup besar,
Formasi Malawa, yang tersebar di bagian
hal ini menunjukkan bahwa lingkungan
timur daerah penyelidikan, dengan pola
pengendapannya
sebaran yang menerus, menebal dan
oleh pengaruh lingkungan air laut.
menipis, di beberapa bagian melensa,
HGI
atau
banyak
nilai
dipengaruhi
kekerasannya
mempunyai kemiringan lapisan batubara
sangat bervariasi, yaitu mulai dari 28
sekitar 100 sampai 170 dengan arah pola
sampai 58, yang menunjukkan bahwa
sebaran yang hampir berarah utara-
batubara di daerah tersebut ada yang
baratlaut dan selatan-tenggara, dari akibat
mudah hancur (brittle) sampai yang sulit
pola
hancur seperti bongkah (massive), hal ini
model
sebaran
yang
mengikuti
sumbu antiklin.
disebabkan oleh faktor materi komposisi
batubara dan adanya intrusi batuan beku
Kualitas Batubara
Pengambilan
terhadap
singkapan
untuk batubara yang mudah pecah. Total
contoh
dilakukan
batubara
moisture berkisar dari 4,27% sampai
yang
26,64% dan free moisture berkisar dari
tebalnya lebih dari 0,5 meter. Contoh
1,88% - 20,45%, adalah cukup bervariasi,
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
6
Penghitungan
yang berarti bahwa kondisi fisik endapan
sumberdaya
batubara di daerah ini yaitu ada yang
batubara
sangat berpori mudap pecah (brittle), dan
batubara kelas sub-bituminous dengan
ada yang sangat masif tidak mudah pecah
kriteria
(keras).
sederhana, sebagai berikut :
Adanya nilai kalori yang rendah
dilakukan
kondisi
untuk
geologi
lapisan
yang
cukup
P = Panjang lapisan ke arah jurus dihitung
(4149 kal/g) dan ada yang tinggi (7730
hingga
kal/g), maka batubara yang berkalori
singkapan batubara.
rendah di daerah tersebut dipengaruhi
L = Lebar lapisan ke arah dip ( down dip )
oleh adanya pengotor dari batulempung
dihitung hingga kedalaman 100 meter.
primer dan sekunder. Sedangkan yang
T = Ketebalan (rata-rata) lapisan batubara
berkalori tinggi disebabkan oleh karena
yang dihitung minimal 0,5 meter.
selain berumur tua dan adanya pengaruh
BJ = Berat Jenis batubara disesuaikan
intrusi, juga disebabkan kecilnya unsur
dengan hasil analisis (rata-rata 1,37).
pengotor (Abu).
Potensi Sumberdaya = P x L x T x BJ.
Dari
batubara
hasil
analisis
menunjukkan
petrografi
bahwa
nilai
500 m
Berdasarkan
dari kiri dan kanan
kriteria
perhitungan
di
sumberdaya
atas,
hasil
batubara
di
reflektan vitrinit berkisar antara 0,29% -
daerah penyelidikan mencapai 5.165.814
0,44%, menunjukkan batubara peringkat
ton (Tabel 5).
rendah - sedang, yaitu dari lignit sampai
sub bituminous, dan merupakan daerah
KESIMPULAN.
yang
1.
mempunyai
tingkat
kematangan
yang masih belum matang (Immature).
Endapan batubara berwarna hitam
agak
kusam,
mengotori
tangan,
mudah hancur (brittle) pada bagian
Potensi Sumberdaya Batubara
Potensi
endapan
utara,
pada
bagian
di
selatan berwarna hitam mengkilap
derah penyelidikan membentuk sebaran
sedikit kusam, masif, ringan, tidak
batubara dengan ketebalan berkisar dari
mengotori
0,5 - 2,0 m yang menyebar pada bagian
diendapkan
timur daerah penyelidikan. Berdasarkan
pengendapan
pengamatan
menyebar secara menerus, menebal
singkapan,
batubara
sedangkan
dapat
dibuat
rekontruksi korelasi singkapan batubara
dan
menjadi 2 lapisan batubara pada Formasi
melensa.
tangan
menipis,
dan
dalam
lingkungan
fluviatil,
terdapat
dibeberapa
Malawa yaitu seam A dan seam B.
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
keras,
7
tempat
2.
Ketebalan lapisan batubara berkisar
DAFTAR PUSTAKA
dari 0,4 - >2 m, dengan kemiringan
3.
lapisan berkisar 100 - 170, dengan
Darman, H., and Sidi F. H., 2000,
arah jurus lapisan umumnya berarah
The Geology of Indonesia, Indonesian
hampir utara - selatan.
Association of Geologists, Jakarta.
Sukamto, R., 1982, Peta Geologi
Interpretasi hasil korelasi, terdapat 2
lapisan batubara (seam), yaitu seam
Lembar
A di bagian atas (tebal 0,45 - 0,6 m),
Bagian Barat, Sulawesi; Pusat Penelitian
sedangkan seam B di bagian bawah
dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Hasil
dan
Watampone
Sriwidodo dan Antika, R., 2012,
(tebal 1,2 - >2 m).
4.
Pangkajene
analisis
laboratorium
Studi
Fasies
Pengendapan
menunjukkan bahwa total moisture
Berdasarkan
berkisar dari 4,27% - 21,81% (ar),
Kabupaten
kadar abu berkisar dari 7,61% -
Prosiding Vol 6, Desember 2012, Teknik
37,81%, total suphur berkisar dari
Geologi, UNHAS Makasar.
1,14% - 4,74%, dan nilai kalori
Komposisi
Barru,
Sujono
Maseral
Sulawesi
and
di
Selatan,
Kusuma,
2010;
berkisar dari 4.149 – 7.730 kal/g,
Stratigraphy
diklsifikasikan
batubara
Sengkang Basin, South Sulawesi, Journal
berperingkat rendah sampai tinggi
Geologi Indonesia, Pusat Survey Geologi,
(Lignit sampai
Bandung.
sebagai
bituminus ), dengan
and
Tectonics
nilai reflektan vitrinit berkisar dari
0,29% - 0,44% (Immature ).
5.
Batubara
Potensi sumberdaya batubara yang
dihitung
sampai
kedalaman
100
meter yaitu sekitar 5.165.814 ton.
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
8
of
The
Lokasi Penyelidikan
Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan di Daerah Pattappa dan sekitarnya,
Sujono and Kusuma, 2010.
Gambar 2. Konfigurasi Tatanan Tektonik
Cekungan Sengkang di Sekitar Daerah Penyelidikan
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
9
Gambar 3. Peta Geologi dan Sebaran Batubara Daerah Pattapa dan Sekitarnya.
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
10
Tabel 1. Stratigrafi Daerah Penyelidikan.
ZAMAN
Kuarter
KALA
FORMASI
Holosen
LITOLOGI
ENDAPAN
Endapan
Aluvial (Qac)
Qac: Kerikil, pasir, lempung
Pantai dan sungai
Darat
Endapan
Undak (Qpt)
Qpt:Kerikil,pasir,lempung undak
Darat
Plistosen
Pliosen
Tmca
t/d
Tmcv
Miosen
Fm.Camba(Tmc)
Tersier
Eosen
Fm. Tonasa
(Temt)
Paleosen
Fm. Malawa
(Tem)
Kapur
Pra
Tersier
Jura
Trias
Fm. Balangbaru
(Kb)
Melange (m)
Malihan (s)
Ultra basa (Ub)
t / d : Batuan intrusi trakit & diorit.
Tmca:Anggota Basal berleusit.
Tmcv: Anggota Gunungapi, breksi
konglomerat gn.api, btps tufaan,
Tmc:Btps.tufaan,bt.lanau,gamping
Bt.lempung, Breksi gn.api.
Temt: Batugamping koral, putih kelabu. Batugamping bioklastika
kalkarenit berlapis putih cokelat,
bagianbawah bt.gamping
bitumen.
Tem:Bt.pasir,bt.lanau, konglomrat
Bt.lempung, napal, sisipan bt.bara
0,5-1,5 m. Sisipan batugamping
mengandung molusca.
Kb: Btps turbidit, btps konglomrat,
Bt.lanau, tufa, bt.lanau, t.lempung.
m: Grewake, konglomerat, sekis
s: Sekis, genes, epidot, garnet,
Ub: Peridotit hijau terbreksikan.
Darat
Neritik
Laguna
Neritik
Paralik
Laut
dangkal
Laut dalam
Komplek
Tektonik
Bantimala
Tabel 2. Data Singkapan Batubara pada Lokasi Daerah Penyelidikan.
Koordinat UTM
No
01.
02.
03
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Lokasi
Mattappawalie
Jangan-jangan
Jangan-jangan
Jangan-jangan
Ds. Pattappa
Ds. Wanawaru
Kampung Baru
Kp. Salopuru
Dusun Barang
Dusun Paluda
Ds. Pattappa
Mattappawalie
Ds. Panincong
Ds. Panincong
Ds. Panincong
Ds. Panincong
Ds. Doi-doi
Ds. Maremare
Mattappawalie
Kode
Lokasi
X.
BR-01
BR-02
BR-03
BR-04
BR-05
BR-06
BR-07
BR-08
BR-09
BR-10
BR-11
BR-12
BR-13
BR-14
BR-15
BR-16
BR-17
BR-18
BR-19
798490
798138
798447
798566
799774
802321
802539
802910
803624
801944
801100
799106
800940
799176
799317
799788
798667
798309
798677
Y.
9494340
9491884
9491863
9491770
9492202
9489069
9488481
9487443
9482977
9490659
9491768
9492592
9500830
9500970
9501213
9501544
9493847
9488724
9493157
Strike /
Dip
Litologi
Keterangan
0
Batubara
Batubara
Batubara
Btps,Btlp
Batubara
Batubara
Batubara
Batubara
Batubara
Batubara
Batubara
Batubara
Urugan
Batubara
Batubara
Batubara
Btgp
Batubara
Batubara
T 0,50 m ?
T > 1,2 m.
T 0,50 m.
T > 15 m
T > 0,6m
T > ? m, BT
T > 0,6 m
T > 0,6 m
T > 2,0 m
T > 0,5 m
T > 0,5 m
T > ? m, BT
T > ? m, BT
T > 0,5 m
T > ? m, TP
T > 0,4 m
Tmb. Btgp
T > 0,5 m
T > 0,6 m
320/15
0
210/15
0
215/15
0
220/20
0
290/15
0
340/15
0
340/17
0
340/15
0
354/17
0
350/15
0
350/17
0
300/15
?
0
55/10
0
60/10
0
70/12
?
0
155/20
0
330/17
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
11
Tabel 3. Hasil Analisis Kimia/Fisika Batubara Daerah Pattapa.
Kode Contoh
Analysis
Unit
FM
TM
Proximate
Moisture
Volatile M
F. Carbon
Ash
T. Sulphur
Fisika
SG.
HGI
Cal. Value
% (ar)
% (ar)
13,01
21,81
BR05
3,86
11,84
BR08
2,38
5,46
BR09
1,88
4,27
BR10
3,34
10,03
BR14
10,64
15,13
BR18
20,45
26,64
BR19
5,38
14,78
% adb
% adb
% adb
% adb
% adb
10,12
39,51
32,41
17,96
3,58
8,30
50,79
28,32
12,41
2,56
3,15
54,90
34,00
7,95
2,03
2,44
53,53
36,42
7,61
2,69
6,92
48,47
25,75
18,86
4,74
5,02
36,50
20,67
37,81
1,65
7,78
51,55
14,49
26,18
1,14
9,93
43,71
38,16
8,20
3,70
adb
adb
Cal/gr
1,44
46
5187
1,32
46
6202
1,24
32
7505
1,22
28
7730
1,39
42
5792
1,56
48
4149
1,42
58
4832
1,35
52
6072
BR-02
Tabel 4. Hasil Analisis Petrografi Daerah Pattapa
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Kode
Contoh
BR-02
BR-05
BR-08
BR-09
BR-10
BR-14
BR-18
BR-19
Vitrinite
92,0
93,1
94,7
94,2
90,6
85,4
86,6
92,8
% Maseral
Liptinite Inertinite
1,1
0,9
1,1
1,2
0,2
0,8
0,2
1,1
1,8
0,9
1,3
0,6
1,6
0,3
1,9
0,4
Clay
3,2
2,4
2,3
2,4
3,7
9,4
7,6
2,6
% Mineral
Oks. besi
1,1
0,8
0,9
0,6
0,5
2,2
3,4
0,6
Pirit
1,7
1,4
1,1
1,5
2,5
1,1
0,5
1,7
Tabel 5. Penghitungan Sumberdaya Batubara
di Daerah Penyelidikan.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Kode
Lokasi
Lapisan batubara (m)
Panjang
Lebar
Tebal
BR-01
1000
386,10
0,5
BR-02
1000
386,10
1,2
BR-03
1000
386,10
0,5
BR-05,12,19
2500
386,10
0,6
BR-06,07
1650
386,10
0,6
BR-08
1000
386,10
0,6
BR-09
1000
342,47
2,0
BR-10
1000
386,10
0,5
BR-11
1000
342,47
0,5
BR-14,15,16
1900
574,71
0,5
BR-18
1000
292,39
0,5
Jumlah Potensi Sumberdaya Endapan Batubara
Berat
Jenis
Potensi
(Ton)
1,36
1,44
1,36
1,33
1,36
1,24
1,22
1,39
1,36
1,56
1,42
262.548
667.181
262.548
770.270
519.845
287.258
835.627
268.340
232.880
851.720
207.597
5.165.814
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
12
DAERAH PATTAPPA KABUPATEN BARRU
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Oleh :
Priyono , Rahmat Hidayat, dan Asep Suryana
SARI
Daerah penyelidikan batubara terletak di daerah Pattappa dan sekitarnya,
Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis
terletak pada koordinat : 04o30’00” - 04o45'00” LS dan 119o30'00” - 119o45'00” BT.
Batubara di daerah penyelidikan ditemukan di Formasi Malawa yang berumur
Eosen Awal dengan arah sebaran hampir utara - selatan dan sebagian besar terletak di
daerah Pattapa dan sekitarnya. Kegiatan yang dilakukan berupa pemetaan geologi
sebaran batubara dan selama kegiatan tersebut berlangsung telah ditemukan sebanyak
16 singkapan batubara.
Berdasarkan hasil rekonstruksi dilapangan ditemukan 2 lapisan (seam) batubara
yang memiliki ketebalan batubara bervariasi antara 0,40 – 2,00 meter.
Dari hasil analisis kimia diketahui bahwa batubara daerah penyelidikan
mempunyai nilai kalori antara 4.149 kal/gr – 7730 kal/gr, kandungan abu 7,61% 37,81%, kandungan sulfur 1,14% - 4,74% dan kandungan air total 4,27% - 21,81%. Hasil
analisis petrografi menunjukkan kisaran nilai reflektan (%Rvmax) antara 029% - 0,44%.
Berdasarkan analisis proksimat dapat diketahui bahwa kualitas batubara
didaerah penyelidikan termasuk kategori lignit hingga bituminus, sedangkan
berdasarkan analisis petrografi menunjukkan katagori peringkat rendah sampai
peringkat sedang. Hasil perhitungan sumberdaya batubara sampai kedalaman 100
meter dalam klasifikasi hipotetik sebesar 5.165.814 ton.
PENDAHULUAN
(Sukamto,
Lokasi Penyelidikan
dicirikan oleh pedataran dan perbukitan
Secara
administratif
daerah
1992).
bergelombang
Secara
rendah
fisiografi
dan
terjal.
penyelidikan terletak disekitar Daerah
Berdasarkan tatanan tektonik geologi
Pattappa, masuk ke dalam Kecamatan
merupakan
bagian
dari
Pujananting, Kabupaten Barru, Provinsi
Sengkang,
terletak
pada
Sulawesi Selatan. Secara geografis,
Sulawesi Bagian Barat, yang terbentuk
daerah
pada
akibat dari tumbukan Lempeng Eurasia
Koordinat 04o30’00” - 04o45'00” LS dan
dan Kepingan Kontinen mikro yang
119o30'00” - 119o45'00” BT (Gambar 1).
lepas
penyelidikan
terletak
dari
Cekungan
Geologi Umum
Daerah
Lempeng
Cekungan
mandala
India-Australia.
Sengkang
dibatasi
oleh
Tinggian Latimojong di Utara, Selat
penyelidikan
masuk
Makasar di barat dan Selat Bone di
dalam peta geologi Lembar Pangkajene
tenggara.
dan
Sengkang
Watampone
Bagian
Barat
Secara
umum,
dipisahkan
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
Cekungan
menjadi
1
dua
bagian (bagian barat dan timur) oleh
yang menghasilkan batuan terobosan
adanya sistem sesar besar Walanea
berupa batuan intrusi basal, trakit dan
yang berarah utara baratlaut - selatan
diorit. Kemudian pada Miosen Tengah,
tenggara.
secara
Daerah
merupakan
bagian
penyelidikan
dari
Cekungan
Sengkang bagian barat (Gambar 2).
Stratigrafi
regional
tidak
diendapkan
Formasi Camba yang tebalnya sekitar
5000
dapat
selaras
m.
sedimen
Selanjutnya
klastika
diendapkan
dengan
bioherm
dikelompokkan dari yang tertua sampai
batugamping koral tumbuh di beberapa
termuda sebagai berikut :
tempat dari Formasi Walanae dengan
Batuan tertua daerah ini adalah formasi
ketebalan sekitar 4500 m, berumur Mio-
berumur Trias sampai Jura, terdiri dari
Pliosen,
batuan ultra basa, batuan malihan dan
tersebut terjadi pula kegiatan endapan
komplek melange yang dikenal dengan
dari
nama
Baturape-Cindako.
Komplek
Tektonik
Bantimala.
yang
mana
Gunungapi
pada
Pliosen
Pare-pare
dan
Terakhir
pada
Selanjutnya ditindih berdasarkan kontak
Kwarter diendapkan endapan undak
sesar maupun ketidakselarasan oleh
yang berumur Pliosen dan endapan
Formasi Balangbaru berumur Kapur
aluvium Holosen.
berupa endapan batuan sedimen flysch
Cekungan
Sengkang
terbelah
dan Formasi Marada dengan ketebalan
menjadi dua bagian, yaitu bagian barat
lebih dari 2000 m.
dan timur, hal ini disebabkan oleh
Selanjutnya secara tidak selaras
adanya suatu sistem sesar besar yang
diendapkan batuan sedimen Formasi
membagi Sulawesi Selatan menjadi dua
Malawa berupa endapan darat dengan
bagian, yang berarah utara baratlaut -
sisipan batubara, berumur Eosen Awal,
selatan
sedangkan
Walanae yang di ikuti oleh pembentukan
ditempat
lain
juga
tenggara
diendapkan batuan sedimen klastika
cekungan
dari
pengendapan
Formasi
berumur
Eosen
Kemudian
diendapkan
berangsur
Salokalumpang
sampai
diatas
Formasi
Oligosen.
Formasi
secara
yang
Malawa
selaras
Tonasa
dan
Neogen
pada
busur
sesar
muka
dan
sin-orogenik
Akhir.
berpengaruh
zona
Sesar
terhadap
pada
utama
ini
pengendapan
selama Miosen Tengah sampai Kuarter.
yang
Sesar utama berarah utara -
berumur Eosen Tengah sampai Miosen
baratlaut terjadi sejak Miosen tengah
Awal dengan ketebalan sekitar 3000 m.
sampai Pliosen. Perlipatan besar yang
Selanjutnya terjadi kegiatan gunung api
berarah hampir sejajar dengan sesar
Sopeng dan Kalamiseng yang berumur
utama
Moisen Tengah. Begitu pula pada saat
sehubungan dengan tekanan mendatar
itu dibarengi dengan kegiatan tektonik
berarah timur - barat pada akhir Pliosen.
diperkirakan
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
terbentuk
2
Tekanan
sesar
ini
mengakibatkan
sungkup
yang
adanya
menyesarkan
batuan Pra-Kapur Akhir ke atas batuan
Tersier
di
daerah
Bantimala.
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
3
HASIL PENYELIDIKAN.
Daerah
sekitar 50% daerah penyelidikan, terletak
sebagian
di sekitar tekuk lereng kaki gunung, terdiri
besar tersusun oleh batuan berumur
dari endapan batuan sedimen batuan
Tersier, terdiri dari batuan klastik kasar
serpih
dan batuan vulkanik berumur Eosen-
Malawa, Tonasa, Camba dan batuan
Miosen,
berupa
volkanik. Mempunyai rata-rata ketinggian
endapan undak dan aluvial dan batuan
sekitar 30 - 450 meter dari permukaan
Pra-Tersier. Peta geologi berikut satuan
laut.
batuan
penyelidikan
endapan
yang
Kuarter,
menyusun
konglomeratan
dari
Formasi
daerah
Satuan morfologi perbukitan terjal,
penyelidikan dapat dilihat pada Gambar 3.
umumnya terdapat pada bagian selatan
dan timur, yang menyebar tidak merata,
Geologi Daerah Penyelidikan,
Geomorfologi
penyelidikan
menempati
di
dapat
di
sekitar
20%
daerah
daerah
penyelidikan, terletak di sekitar lereng
kelompokkan
pegunungan. Terdiri dari batuan Pra
menjadi tiga satuan morfologi yaitu :
Tersier dan batuan terobosan, batuan
1 Satuan pedataran.
ultra basa, malihan dan komplek melange.
2.Satuan perbukitan bergelombang.
Mempunyai rata-rata ketinggian antara
3.Satuan perbukitan terjal.
450 - >900 meter dari permukaan laut.
Satuan
morfologi
pedataran,
Daerah penyelidikan dialiri oleh 3
umumnya terdapat pada bagian barat
buah sungai besar, yaitu Salo Lisu, Salo
daerah penyelidikan
yang merupakan
Bungi dan Salo Segeri. Adapun anak-
landaian pantai, menempati sekitar 30%
anak sungai umumnya mengalir menuju
daerah
sungai
penyelidikan,
memanjang
hampir
menyebar
berarah
utara
-
utama
dengan
pola
aliran
dendritik.
Batuan
selatan, yaitu disekitar pertemuan aliran
yang
terdapat
di
sungai utama, yang tediri dari endapan
Cekungan Sengkang bagian Barat adalah
aluvial pantai, sungai dan endapan undak.
merupakan
Mempunyai rata-rata ketinggian sekitar 3-
sampai
30 meter dari permukaan laut.
mengalami trangresi. Sedimentasi batuan
endapan
laut
vulkanik,
dangkal
yang
darat
telah
perbukitan
pada cekungan diawali dengan batuan
bergelombang, umumnya terdapat pada
Pra-Tersier yang berumur Trias sampai
bagian
daerah
Jura, yang terdiri dari batuan ultra basa,
hampir
batuan malihan dan Komplek melange
menempati
yang dikenal dengan nama Komplek
Satuan
morfologi
tengah
dan
utara
penyelidikan yang menyebar
berarah
utara
-
selatan,
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
4
Tektonik Bantimala, kemudian secara
dan
tidak selaras ditutup oleh endapan Flysch
adanya tekanan berarah timur - barat
dari Formasi Balangbaru, yang berumur
yang berpengaruh terhadap sedimentasi
Kapur.
berumur
Selanjutnya diendapkan secara tidak
berupa jalur patahan naik pada bagian
selaras batuan Tersier yang diawali oleh
selatan dan patahan mendatar pada
endapan batuan sedimen dari Formasi
bagian utara seperti yang terlihat pada
Malawa, berumur Eosen Awal, berupa
daerah penyelidikan, yang mana terdapat
batupasir,
patahan naik pada Formasi Batuan yang
dan
konglomerat,
batubara.
merupakan
batulempung
Formasi
target
Malawa
penyelidikan
di
patahan
yang
Tersier
disebabkan
maupun
oleh
Pra-Tersier,
berumur Pra-Tersier yang berarah hampir
utara-selatan,
dilanjutkan
menjadi
daerah ini karena mengandung endapan
patahan geser dan lipatan yang berupa
batubara.
antiklin
Kemudian
secara
selaras
utama
yang
umumnya
diendapkan Formasi Tonasa berupa
berarah
endapan batugamping yang berumur
munculnya
Eosen
Struktur yang terjadi pada zaman Neogen
Tengah
-
Miosen
Awal.
utara-selatan
batuan
terobosan
trakit.
umumnya
selaras Formasi Camba terdiri dari
baratlaut - tenggara yang berupa patahan
batuan sedimen laut berselingan dengan
geser
batuan
Sedangkan patahan patahan kecil orde
gunungapi,
berumur
Miosen
Tengah - Pliosen Awal, dengan Anggota
patahan
dari
Selanjutnya diendapkan secara tidak
dan
berupa
akibat
juga
sedikit
berarah
patahan
normal.
tiga yang umumnya berarah barat - timur.
Batuan Gunungapi dan Anggota Basal
Leusit, kemudian terjadi juga terobosan
batuan Trakit dan sebagian Diorit yang
berumur
Miosen
Data
lapangan
terdiri
dari
Terakhir
singkapan batulanau, batulempung dan
diedapkan secara tidak selaras endapan
batupasir dengan sisipan batubara. Data
batuan Kuarter berupa endapan Undak
singkapan batubara meliputi data lokasi
dan endapan Aluvium sungai dan pantai
geografis
yang berumur Plistosen - Holosen.
dilengkapi dengan pengukuran koordinat,
Uraian stratigrafi formasi batuan yang
serta arah jurus dan kemiringan maupun
terdapat
hasil pengamatan litologi dan keterangan
di
Akhir.
Data lapangan
daerah
penyelidikan,
dirangkum pada Tabel 1.
Struktur geologi yang terdapat
pada daerah penyelidikan yaitu lipatan
ditemukannya
singkapan
kondisi singkapan batuan. Data lapangan
di daerah penyelidikan tersebut telah
dirangkum dalam Tabel 2.
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
5
Singkapan
batubara
berwarna
batubara
dianalisis
untuk
mengetahui
hitam legam, mengkilap kadang terdapat
potensi batubara dan kualitas, terdiri dari
sisipan kusam. Pada bagian selatan
analisis kimia/fisika batubara (proksimat
bertekstur masif tidak berlapis dan keras,
dan ultimat serta CV, SG dan HGI) dan
sedangkan pada bagian utara mudah
petrografi batubara. Analisis petrografi
hancur (brittle) kemungkinan akibat dari
batubara dilakukan untuk mengetahui
pengaruh batuan terobosan (intrusi), di
kandungan
beberapa tempat kadang terdapat sisipan
kematangannya. Hasil analisis kimia-fisika
batulempung karbonan.
dan petrografi disajikan pada Tabel 3 dan
Interpretasi
batubara
model
direkontruksi
endapan
dari
maseral
dan
tingkat
4.
hasil
Hasil analisis kimia/ fisika batubara
pengamatan singkapan yang menyebar
di
disekitar sayap sumbu antiklin di daerah
bahwa nilai kalori batubara di daerah
penyelidikan. Batuan yang mengandung
tersebut rata rata sekitar 5.934 kal/g
endapan batubara yaitu semua batuan
dengan kadar abu rata rata sekitar 17,12
berbutir
%,
halus,
seperti
batulempung,
daerah
terbesar
penyelidikan
pada
menunjukkan
singkapan
BR-14
batulanau dan serpih yang terdapat di
dengan kadar abu tertinggi 37,81 %.
daerah penyelidikan. Lapisan batubara
Kadar belerang rata rata sekitar 2,76 %,
dengan ketebalan sekitar 0,5 meter, pada
menunjukkan angka yang cukup besar,
Formasi Malawa, yang tersebar di bagian
hal ini menunjukkan bahwa lingkungan
timur daerah penyelidikan, dengan pola
pengendapannya
sebaran yang menerus, menebal dan
oleh pengaruh lingkungan air laut.
menipis, di beberapa bagian melensa,
HGI
atau
banyak
nilai
dipengaruhi
kekerasannya
mempunyai kemiringan lapisan batubara
sangat bervariasi, yaitu mulai dari 28
sekitar 100 sampai 170 dengan arah pola
sampai 58, yang menunjukkan bahwa
sebaran yang hampir berarah utara-
batubara di daerah tersebut ada yang
baratlaut dan selatan-tenggara, dari akibat
mudah hancur (brittle) sampai yang sulit
pola
hancur seperti bongkah (massive), hal ini
model
sebaran
yang
mengikuti
sumbu antiklin.
disebabkan oleh faktor materi komposisi
batubara dan adanya intrusi batuan beku
Kualitas Batubara
Pengambilan
terhadap
singkapan
untuk batubara yang mudah pecah. Total
contoh
dilakukan
batubara
moisture berkisar dari 4,27% sampai
yang
26,64% dan free moisture berkisar dari
tebalnya lebih dari 0,5 meter. Contoh
1,88% - 20,45%, adalah cukup bervariasi,
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
6
Penghitungan
yang berarti bahwa kondisi fisik endapan
sumberdaya
batubara di daerah ini yaitu ada yang
batubara
sangat berpori mudap pecah (brittle), dan
batubara kelas sub-bituminous dengan
ada yang sangat masif tidak mudah pecah
kriteria
(keras).
sederhana, sebagai berikut :
Adanya nilai kalori yang rendah
dilakukan
kondisi
untuk
geologi
lapisan
yang
cukup
P = Panjang lapisan ke arah jurus dihitung
(4149 kal/g) dan ada yang tinggi (7730
hingga
kal/g), maka batubara yang berkalori
singkapan batubara.
rendah di daerah tersebut dipengaruhi
L = Lebar lapisan ke arah dip ( down dip )
oleh adanya pengotor dari batulempung
dihitung hingga kedalaman 100 meter.
primer dan sekunder. Sedangkan yang
T = Ketebalan (rata-rata) lapisan batubara
berkalori tinggi disebabkan oleh karena
yang dihitung minimal 0,5 meter.
selain berumur tua dan adanya pengaruh
BJ = Berat Jenis batubara disesuaikan
intrusi, juga disebabkan kecilnya unsur
dengan hasil analisis (rata-rata 1,37).
pengotor (Abu).
Potensi Sumberdaya = P x L x T x BJ.
Dari
batubara
hasil
analisis
menunjukkan
petrografi
bahwa
nilai
500 m
Berdasarkan
dari kiri dan kanan
kriteria
perhitungan
di
sumberdaya
atas,
hasil
batubara
di
reflektan vitrinit berkisar antara 0,29% -
daerah penyelidikan mencapai 5.165.814
0,44%, menunjukkan batubara peringkat
ton (Tabel 5).
rendah - sedang, yaitu dari lignit sampai
sub bituminous, dan merupakan daerah
KESIMPULAN.
yang
1.
mempunyai
tingkat
kematangan
yang masih belum matang (Immature).
Endapan batubara berwarna hitam
agak
kusam,
mengotori
tangan,
mudah hancur (brittle) pada bagian
Potensi Sumberdaya Batubara
Potensi
endapan
utara,
pada
bagian
di
selatan berwarna hitam mengkilap
derah penyelidikan membentuk sebaran
sedikit kusam, masif, ringan, tidak
batubara dengan ketebalan berkisar dari
mengotori
0,5 - 2,0 m yang menyebar pada bagian
diendapkan
timur daerah penyelidikan. Berdasarkan
pengendapan
pengamatan
menyebar secara menerus, menebal
singkapan,
batubara
sedangkan
dapat
dibuat
rekontruksi korelasi singkapan batubara
dan
menjadi 2 lapisan batubara pada Formasi
melensa.
tangan
menipis,
dan
dalam
lingkungan
fluviatil,
terdapat
dibeberapa
Malawa yaitu seam A dan seam B.
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
keras,
7
tempat
2.
Ketebalan lapisan batubara berkisar
DAFTAR PUSTAKA
dari 0,4 - >2 m, dengan kemiringan
3.
lapisan berkisar 100 - 170, dengan
Darman, H., and Sidi F. H., 2000,
arah jurus lapisan umumnya berarah
The Geology of Indonesia, Indonesian
hampir utara - selatan.
Association of Geologists, Jakarta.
Sukamto, R., 1982, Peta Geologi
Interpretasi hasil korelasi, terdapat 2
lapisan batubara (seam), yaitu seam
Lembar
A di bagian atas (tebal 0,45 - 0,6 m),
Bagian Barat, Sulawesi; Pusat Penelitian
sedangkan seam B di bagian bawah
dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Hasil
dan
Watampone
Sriwidodo dan Antika, R., 2012,
(tebal 1,2 - >2 m).
4.
Pangkajene
analisis
laboratorium
Studi
Fasies
Pengendapan
menunjukkan bahwa total moisture
Berdasarkan
berkisar dari 4,27% - 21,81% (ar),
Kabupaten
kadar abu berkisar dari 7,61% -
Prosiding Vol 6, Desember 2012, Teknik
37,81%, total suphur berkisar dari
Geologi, UNHAS Makasar.
1,14% - 4,74%, dan nilai kalori
Komposisi
Barru,
Sujono
Maseral
Sulawesi
and
di
Selatan,
Kusuma,
2010;
berkisar dari 4.149 – 7.730 kal/g,
Stratigraphy
diklsifikasikan
batubara
Sengkang Basin, South Sulawesi, Journal
berperingkat rendah sampai tinggi
Geologi Indonesia, Pusat Survey Geologi,
(Lignit sampai
Bandung.
sebagai
bituminus ), dengan
and
Tectonics
nilai reflektan vitrinit berkisar dari
0,29% - 0,44% (Immature ).
5.
Batubara
Potensi sumberdaya batubara yang
dihitung
sampai
kedalaman
100
meter yaitu sekitar 5.165.814 ton.
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
8
of
The
Lokasi Penyelidikan
Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan di Daerah Pattappa dan sekitarnya,
Sujono and Kusuma, 2010.
Gambar 2. Konfigurasi Tatanan Tektonik
Cekungan Sengkang di Sekitar Daerah Penyelidikan
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
9
Gambar 3. Peta Geologi dan Sebaran Batubara Daerah Pattapa dan Sekitarnya.
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
10
Tabel 1. Stratigrafi Daerah Penyelidikan.
ZAMAN
Kuarter
KALA
FORMASI
Holosen
LITOLOGI
ENDAPAN
Endapan
Aluvial (Qac)
Qac: Kerikil, pasir, lempung
Pantai dan sungai
Darat
Endapan
Undak (Qpt)
Qpt:Kerikil,pasir,lempung undak
Darat
Plistosen
Pliosen
Tmca
t/d
Tmcv
Miosen
Fm.Camba(Tmc)
Tersier
Eosen
Fm. Tonasa
(Temt)
Paleosen
Fm. Malawa
(Tem)
Kapur
Pra
Tersier
Jura
Trias
Fm. Balangbaru
(Kb)
Melange (m)
Malihan (s)
Ultra basa (Ub)
t / d : Batuan intrusi trakit & diorit.
Tmca:Anggota Basal berleusit.
Tmcv: Anggota Gunungapi, breksi
konglomerat gn.api, btps tufaan,
Tmc:Btps.tufaan,bt.lanau,gamping
Bt.lempung, Breksi gn.api.
Temt: Batugamping koral, putih kelabu. Batugamping bioklastika
kalkarenit berlapis putih cokelat,
bagianbawah bt.gamping
bitumen.
Tem:Bt.pasir,bt.lanau, konglomrat
Bt.lempung, napal, sisipan bt.bara
0,5-1,5 m. Sisipan batugamping
mengandung molusca.
Kb: Btps turbidit, btps konglomrat,
Bt.lanau, tufa, bt.lanau, t.lempung.
m: Grewake, konglomerat, sekis
s: Sekis, genes, epidot, garnet,
Ub: Peridotit hijau terbreksikan.
Darat
Neritik
Laguna
Neritik
Paralik
Laut
dangkal
Laut dalam
Komplek
Tektonik
Bantimala
Tabel 2. Data Singkapan Batubara pada Lokasi Daerah Penyelidikan.
Koordinat UTM
No
01.
02.
03
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Lokasi
Mattappawalie
Jangan-jangan
Jangan-jangan
Jangan-jangan
Ds. Pattappa
Ds. Wanawaru
Kampung Baru
Kp. Salopuru
Dusun Barang
Dusun Paluda
Ds. Pattappa
Mattappawalie
Ds. Panincong
Ds. Panincong
Ds. Panincong
Ds. Panincong
Ds. Doi-doi
Ds. Maremare
Mattappawalie
Kode
Lokasi
X.
BR-01
BR-02
BR-03
BR-04
BR-05
BR-06
BR-07
BR-08
BR-09
BR-10
BR-11
BR-12
BR-13
BR-14
BR-15
BR-16
BR-17
BR-18
BR-19
798490
798138
798447
798566
799774
802321
802539
802910
803624
801944
801100
799106
800940
799176
799317
799788
798667
798309
798677
Y.
9494340
9491884
9491863
9491770
9492202
9489069
9488481
9487443
9482977
9490659
9491768
9492592
9500830
9500970
9501213
9501544
9493847
9488724
9493157
Strike /
Dip
Litologi
Keterangan
0
Batubara
Batubara
Batubara
Btps,Btlp
Batubara
Batubara
Batubara
Batubara
Batubara
Batubara
Batubara
Batubara
Urugan
Batubara
Batubara
Batubara
Btgp
Batubara
Batubara
T 0,50 m ?
T > 1,2 m.
T 0,50 m.
T > 15 m
T > 0,6m
T > ? m, BT
T > 0,6 m
T > 0,6 m
T > 2,0 m
T > 0,5 m
T > 0,5 m
T > ? m, BT
T > ? m, BT
T > 0,5 m
T > ? m, TP
T > 0,4 m
Tmb. Btgp
T > 0,5 m
T > 0,6 m
320/15
0
210/15
0
215/15
0
220/20
0
290/15
0
340/15
0
340/17
0
340/15
0
354/17
0
350/15
0
350/17
0
300/15
?
0
55/10
0
60/10
0
70/12
?
0
155/20
0
330/17
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
11
Tabel 3. Hasil Analisis Kimia/Fisika Batubara Daerah Pattapa.
Kode Contoh
Analysis
Unit
FM
TM
Proximate
Moisture
Volatile M
F. Carbon
Ash
T. Sulphur
Fisika
SG.
HGI
Cal. Value
% (ar)
% (ar)
13,01
21,81
BR05
3,86
11,84
BR08
2,38
5,46
BR09
1,88
4,27
BR10
3,34
10,03
BR14
10,64
15,13
BR18
20,45
26,64
BR19
5,38
14,78
% adb
% adb
% adb
% adb
% adb
10,12
39,51
32,41
17,96
3,58
8,30
50,79
28,32
12,41
2,56
3,15
54,90
34,00
7,95
2,03
2,44
53,53
36,42
7,61
2,69
6,92
48,47
25,75
18,86
4,74
5,02
36,50
20,67
37,81
1,65
7,78
51,55
14,49
26,18
1,14
9,93
43,71
38,16
8,20
3,70
adb
adb
Cal/gr
1,44
46
5187
1,32
46
6202
1,24
32
7505
1,22
28
7730
1,39
42
5792
1,56
48
4149
1,42
58
4832
1,35
52
6072
BR-02
Tabel 4. Hasil Analisis Petrografi Daerah Pattapa
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Kode
Contoh
BR-02
BR-05
BR-08
BR-09
BR-10
BR-14
BR-18
BR-19
Vitrinite
92,0
93,1
94,7
94,2
90,6
85,4
86,6
92,8
% Maseral
Liptinite Inertinite
1,1
0,9
1,1
1,2
0,2
0,8
0,2
1,1
1,8
0,9
1,3
0,6
1,6
0,3
1,9
0,4
Clay
3,2
2,4
2,3
2,4
3,7
9,4
7,6
2,6
% Mineral
Oks. besi
1,1
0,8
0,9
0,6
0,5
2,2
3,4
0,6
Pirit
1,7
1,4
1,1
1,5
2,5
1,1
0,5
1,7
Tabel 5. Penghitungan Sumberdaya Batubara
di Daerah Penyelidikan.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Kode
Lokasi
Lapisan batubara (m)
Panjang
Lebar
Tebal
BR-01
1000
386,10
0,5
BR-02
1000
386,10
1,2
BR-03
1000
386,10
0,5
BR-05,12,19
2500
386,10
0,6
BR-06,07
1650
386,10
0,6
BR-08
1000
386,10
0,6
BR-09
1000
342,47
2,0
BR-10
1000
386,10
0,5
BR-11
1000
342,47
0,5
BR-14,15,16
1900
574,71
0,5
BR-18
1000
292,39
0,5
Jumlah Potensi Sumberdaya Endapan Batubara
Berat
Jenis
Potensi
(Ton)
1,36
1,44
1,36
1,33
1,36
1,24
1,22
1,39
1,36
1,56
1,42
262.548
667.181
262.548
770.270
519.845
287.258
835.627
268.340
232.880
851.720
207.597
5.165.814
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN
12