Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengendalian Resiko Kredit (Studi Kasus Bpr Bkk Cabang Prembun Kabupaten Kebumen) T1 162007074 Bab I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Sistem perekonomian di Indonesia tidak lepas dari peran lembaga
keuangan, salah satunya adalah bank. Bank merupakan lembaga keuangan
yang memberikan berbagai fasilitas. Menurut Undang-undang No. 10
tahun 1998 tentang perbankan ”Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-

bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan jenis bank yang dikenal
melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan menengah dengan lokasi
yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan.
Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, khususnya pasal 5
menyatakan bahwa “BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam


kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran”. Dalam
undang-undang tersebut, dinyatakan pula bahwa BPR berfungsi untuk
menyalurkan dana kepada masyarakat, dengan cara menyediakan berbagai
macam fasilitas yaitu, deposito berjangka, tabungan, dan menyalurkan
dana dalam bentuk kredit. Berdasarkan undang-undang tersebut, maka
BPR memiliki karakteristik sebagai lembaga keuangan bank yang

menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan,dan
menyalurkan dana dalam bentuk kredit sebagai usaha BPR.
Kredit merupakan usaha pokok perbankan termasuk BPR. Dalam
penyaluran kredit kepada masyarakat menggunakan prinsip 3T, yaitu
Tepat waktu, Tepat jumlah, Tepat sasaran, karena proses kreditnya yang
relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan
kebutuhan nasabah. Jenis kredit yang disediakan oleh BPR adalah kredit
umum atau modal kerja, kredit pensiunan, kredit laptop, kredit mitra tirta.
Dari beberapa jenis kredit yang ditawarkan, hanya beberapa kredit yang
diminati oleh masyarakat. Sistem pemberian kredit yang dilakukan BPR
terkadang tidak sesuai dengan tujuannya, banyak terjadi resiko, terutama
mengenai resiko kredit macet. Untuk mengatasi resiko kredit macet, BPR
sudah menggunakan prosedur dan metode yang mudah dalam sistem

pemberian kredit. Namun pada kenyataannya BPR harus menanggung
resiko kredit macet, karena ketidakpastian nasabah dalam pengembalian
kredit.
BPR BKK cabang Prembun merupakan salah satu BPR

yang

memberikan layanan kredit. Agar BPR tidak dirugikan dari kemungkinan
tidak kembalinya kredit, peminjam diwajibkan memberikan jaminan atau
agunan barang, kendaraan, atau sertifikat hak milik tanah. Banyak fasilitas
dan kemudahan yang ditawarkan oleh BPR bagi nasabah untuk
memperoleh kredit, salah satunya dengan prosedur yang sederhana untuk
mempercepat proses kredit.

Disamping proses dan prosedur yang mudah dalam memperoleh
kredit, BPR harus memberikan penilaian terhadap nasabah yang
mengajukan kredit pinjaman dengan

sistem pengendalian kredit. Hal


tersebut dilakukan agar merasa yakin bahwa nasabah tersebut mampu
mengembalikan kredit. Namun pada kenyataannya semua kredit tidak
berjalan lancar, Akibat dari nasabah tidak mengembalikan pinjaman sesuai
dengan jatuh tempo atau waktu yang ditentukan, timbul lah masalah yaitu
kredit macet. Seperti pada BPR BKK cabang Prembun, terjadi kredit
macet sekitar 6%-9.94 %, pada empat bulan terakhir tahun 2011.
Hasil pengamatan terhadap aktivitas kredit di BPR BKK cabang
Prembum ditemukan gejala problematis risiko kredit sebagai berikut:
Data jumlah kredit dari empat bulan terakhir tahun 2011 yang mengalami
skredit macet. Dari jumlah 930 nasabah terdapat 246 nasabah yang mengalami
kredit macet dalam pengembalian kredit. Mengalami kenaikan kredit macet
sebesar 3,94 % dari 6%-9,94%
BPR. BKK cabang Prembun sudah menggunakan sistem pengendalian kredit
yang ditetapkan oleh perbankan, namun pada kenyataannya masih terjadi
penunggakan pembayaran oleh nasabah.
Setiap bulan terdapat penambahan pemohon kredit antara 20-30 pemohon
kredit, namun dari semua pemohon kredit tersebut belum tentu disetujui.
Adanya faktor ketidakpastian dari hasil usaha para nasabah, menyebabkan
karyawan sulit untuk menganalisis nasabah atau pemohon kredit.


Dari hasil pengamatan terhadap aktivitas BPR. BKK diatas menunjukkan
adanya resiko kredit macet, yang menyebabkan aktivitas BKK tidak lancar.
Berdasarkan permasalahan diatas maka perlu dilakukan penelitian terhadap sistem
pengendalian kredit dengan judul SISTEM PENGENDALIAN RESIKO KREDIT
(studi kasus BPR.BKK CABANG PREMBUN, KABUPATEN KEBUMEN).

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Sistem Pengendalian Resiko Kredit yang dilakukan di
BPR.BKK cabang Prembun?
2. Persoalan apa saja yang mengakibatkan kredit bermasalah di BPR.BKK
cabang Prembun?
3. Bagaimana prosedur pengajuan kredit di BPR.BKK cabang Prembun?
4. Bagaimana strategi yang digunakan untuk megatasi kredit bermasalah di
BPR.BKK cabang Prembun?


1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan gambaran Sistem Pengendalian Resiko Kredit yang ada di
BPR. BKK cabang Prembun.
2. Mendeskripsikan

persoalan-persoalan

yang

mengakibatkan

bermasalah di BPR.BKK prrembun.
3. Mendeskripsikan prosedur yang digunakan dalam pengajuan kredit.

kredit


4. Mendeskripsikan strategi yang digunakan untuk mengatasi kredit
bermasalah di BPR.BKK cabang prembun.

1.4.

Signifikansi Penelitian

1.4.1. Signifikansi Teoritris
Penelitian ini secara teoritis dapat mendukung pendapat dari Drs.
Masyud Ali, MBA, yang menyatakan bahwa bank atau lembaga keuangan
harus memiliki prosedur pengelolaan, penanganan kredit bermasalah,
termasuk

sistem

deteksi

kredit

bermasalah


secara

tertulis

dan

menerapkannya secara efektif.
1.4.2. Signifikansi praktis
1. Bagi Nasabah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
berguna bagi nasabah atau pihak yang berkepentingan dalam BPR,
tentang prosedur dalam peminjaman kredit dengan tepat.
2. Bagi BPR
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna atau bermanfaat bagi
pihak BPR. BKK sebagai evaluasi terhadap sistem pengendalian risiko
yang telah dilaksanakan. Dapat mengantisipasi terjadinya penunggakan
pembayaran kredit atau kredit macet, baik sekarang atau di masa yang
akan datang.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN KREDIT USAHA KECIL DARI BPR BKK DAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KREDIT DENGAN PERKEMBANGAN USAHA PEDAGANG KECIL DI MASARAN SRAGEN (Studi Kasus di BPR BKK Masaran Sragen).

0 1 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengendalian Kredit: studi kasus pada KSP Artha Prima Kota Salatiga T1 162009096 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengendalian Internal dalam Menunjang Pemberian Kredit : Studi Kasus pada KPO PD BPR BKK Boyolali

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengendalian Kredit (Studi Kasus pada KSP Tabita Kota Salatiga) T1 162007049 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengendalian Kredit (Studi Kasus pada KSP Tabita Kota Salatiga) T1 162007049 BAB II

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengendalian Resiko Kredit (Studi Kasus Bpr Bkk Cabang Prembun Kabupaten Kebumen)

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengendalian Resiko Kredit (Studi Kasus Bpr Bkk Cabang Prembun Kabupaten Kebumen) T1 162007074 Bab II

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengendalian Resiko Kredit (Studi Kasus Bpr Bkk Cabang Prembun Kabupaten Kebumen) T1 162007074 Bab IV

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengendalian Resiko Kredit (Studi Kasus Bpr Bkk Cabang Prembun Kabupaten Kebumen) T1 162007074 Bab V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengendalian Resiko Kredit (Studi Kasus Bpr Bkk Cabang Prembun Kabupaten Kebumen)

0 0 28