MATERI PAPARAN KEUANGAN DAERAH – MAGISTER KEUANGAN DAERAH UNIVERSITAS CENDERAWASIH hasil rumusan blud

HASI L RAPAT KERJ A NAS10NAL
PEMANTAPAN PENERAPAN PPK BLUD
DAN OPTI MALI SASI PENGELOLAAN BARANG MI LI K DAERAH″


REVI TALI SASI BUMD′

Tanggai 19‐ 21 0kt ober 20■

5′

di Hot el Mer cur e Ancol ′

J akar t a

Memperhatikan arahan Menteri Dalam Negeri, Ketua Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI, Direktur Jenderal Bina
Keuangan Daerah dan Kepala Lembaga Kebuakan Pengadaan Barang dan lasa

Pemerintah serta masukan dari diskusi kelompo( Rapat Kerja Nasional ini
menghasilkan kesepakatan yang dirumuskan dalam hasil sidang kelompok,

sebagaimana terlampir (dapat diunduh di www.keuda.kemendagri.go.id). Sedangkan
hasil Rakernas dapat disarikan sebagai berikut:

I.

PROBLEMATIKA

A.BUMD

1. Sebelum ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, dasar pengaturan BUMD mengacu pada UndangUndang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah yang telah dicabut
dan dinyatakan tidak beriaku berdasarkan Pasal 409 Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tersebut. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 juga
mengamanatkan bahwa pengaturan lebih lanjut mengenai BUMD diatur
dalam peraturan pemerintah;

2.

Adanya kecenderungan campur tangan birokrasi;


3.

Pada umumnya BUMD

di Indonesia beroperasi dalam kondisi yang

sangat

tidak efisien; dan

4.

Belum optimalnya BUMD dalam memberikan pelayanan kepada publik.

B. BLUD

1. Sulitnya merubah pola pikir birokrat terkait dengan penyusunan pola
penganggaran yang lebih efisien, efektif, produktivitas yang lebih
menekankan pada orientasi program berbasis kinerja;


2. Terbatasnya sumber daya manusia yang memahami operasional

PPK-BLUD;

3. BLUD belum dianggap prioritas dalam pemberian pelayanan kepada
masyarakat untuk tercapainya peningkatan pelayanan publik, kinerja
keuangan dan kinerja manfaat bagi masyarakat sebagai spirit BLUD
berdasarkan "praktek bisnis yang sehat". Meskipun tidak terbantahkan bahwa

kinerja BLUD belum memberikan kontribusi yang signifikan pada kinerja
Rumah Sakit Daerah (RSD);

4.

Adanya dinamika pergantian pejabat

di daerah,

sehingga mempengaruhi


implementasi BLUD; dan

5.

Masih adanya keraguan pemerintah daerah terkait dengan regulasi dan
pemahaman BLUD.

C. BARANG

MILIK DAERAH

1.

Kurang optimalnya pengelolaan Barang Milik Daerah menjadi kendala untuk
mendapatkan opini WTP dari BPK RI;

2.

Penatausahaan Barang Milik Daerah belum tertib dan belum memadai;


3. Kapasitas pengelola Barang Milik Daerah belum memadai;
4. Pelakanaan pemanfaatan dan pemindahtanganan cenderung tidak sesuai
dengan regulasi dan menimbulkan permasalahan hukum;

II.

5.

Laporan Barang Milik Daerah belum transparan dan informatif;

5.

Penyerahan aset antara daerah induk dengan Daerah Otomoni Baru (DOB)
belum tuntas sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

STRATEGI
A, BUMD

1.


Mengoptimalkan Peraturan Pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1962 tentang Perusahaan Daerah, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

2.

Menyusun pengaturan mengenai pengelolaan BUMD dengan mempedomani
materi dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya.

3.

Menyusun peratumn pelakanaan sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah
mengenai BUMD serta menyiapkan pedoman pelaksanaan dari Peraturan
Pemerintah BUMD dimaksud.

4.


Mempertegas adanya pembedaan orientasi usaha yang jelas antara BUMD
yang bertugas melakanakan misi pelayanan publik dan BUMD yang bersifat
komersial sebagai entitas bisnis murni.

B. BLUD

1.

Menyusun Peraturan Menteri Dalam Negeri sebagai pengganti Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan BLUD;

2,

Menyusun panduan/pedoman mengenai fleksibilitas BLUD sebagai referensi
pemerintah daerah dalam pengelolaan keuangan BLUD.

C, BARANG


1.

MILIK DAEMH

Menyusun Peraturan Menteri Dalam Negeri sebagai pengganti Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan
Barang Milik Daerah sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

2.

Menyusun pedoman - pedoman pelakanaan dari Peraturan Menteri.

ARAH KEBIJAKAN
A. Menyusun Peraturan Pemerintah mengenai BUMD sebagaimana amanat Undang-

Undang 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri sebagai pedoman
pelaksanaan peraturan pemerintah dimakud;
B. Menyusun Peraturan Menteri Dalam Negeri sebagai pengganti Peraturan Menteri


Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan BLUD, serta pengaturan dalam bentuk panduan/pedoman mengenai
fleksibilitas BLUD sebagai referensi pemerintah daemh dalam pengelolaan
keuangan BLUD;
C. Menyusun Peraturan Menteri Dalam Negeri sebagai pengganti Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik

Daerah sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, dan menyusun pedomanpedoman pelakanaan dari Peraturan Menteri dimakud.
I V.

HAL HAL YANG PERLU MENJADI PERHATIAN PEMERINTAH DAERAH DAN
DPRD
A. Perlu adanya pemahaman

dalam rangka mendukung

1.


yang sama antara Pemerintah Daemh dan

DPRD

:

Revitalisasi BUMD, agar tercipta pengelolaan BUMD yang lebih profesional

selain menjalankan fungsi pemupukan laba (profit oriented) untuk
menghasilkan keuntungan atau deviden dalam rangka meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah, juga menjalankan fungsi kemanfaatan umum
(public seruice oriented) dengan meningkatkan kualitas maupun cakupan
layanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

2,

Pemantapan penerapan PPK-BLUD, terutama RSD agar segera menerapkan
PPK-BLUD sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 7 ayat (3) dan Pasal 20
ayat (3) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; dan


3.

Optimalisasi Pengelolaan Barang Milik Daerah, agar kualitas pengelolaan
barang milik daerah lebih baik sekaligus mendorong pemerintah daerah
mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI terhadap
laporan keuangannya.

dan DPRD segera menyiapkan regulasi berupa peraturan
daerah yang dimandatkan dari peraturan perundangan yang lebih tinggi dan
dibutuhkan dalam rangka implementasi pengelolaan BUMD, BLUD dan Barang

B. Pemerintah Daerah

Milik Daerah.
C. Pemerintah Daerah melakukan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia

pengelola BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah;
D. mengalokasikan

anggaran yang cukup pada APBD TA 2016 untuk mendukung

pengelolaan BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah.

PANI TI A PENYELENGGARA

KESI MPULAN
Di SKUSi KELOMPOK
PEMANTAPAN PENERAPAN PPK¨ BLUD di
PROVI NSi ノ KABUPATEN/ KOTA

Dalam Rapat Pemantapan Penerapan PPK-BLUD di Provinsi
/Kabupaten/Kota telah dijelaskan mengenai karakteristik BLUD,
esensi BLUD, persyaratan dan penetapan PPK-BLUD, fleksibilitas-

fleksibilitas yang diberikan pada BLUD dan hal-hal yang perlu
disiapkan Pemda untuk keberhasilan implementasi BLUD.

Pokok-pokok Kesimpulan

:

1. Kurangnya pemahaman stakeholderdi lingkungan Pemda (KDH,
Wakil KDH, ketua/anggota DPRD, PPKD, lnspektorat, Bappeda,
Biro/Bagian Hukum, Organisasi, dll) terkait tentang esensi BLUD,

khususnya berkaitan dengan Fleksibilitas yang diberikan pada

BLUD, mengakibatkan dalam implementasinya belum optimal.
Oleh karena itu, pemahaman stake holder terkait sebagai pembuat
kebijakan perlu ditingkatkan.

2. Kurangnya pemahaman mehgehai PPK-BLUD menyebabkan
dalam implementasinya BLUD masih diperlakukan sama seperti
SKPD pada umumnya.

3. Disarankan kepada pemerintah daerah agar lebih mencermati
fleksibiltas-fleksibilitas yang tertuang di dalam Permendagri No. 61
Tahun 2007.

4. Kesiapan SDM di SKPD/Unit Kerja pada SKPD yang akan
menerapkan PPK-BLUD dalam hal penyusunan dokumen
administratif BLUD sebagai pe;'syaratan dalam menerapkan BLUD

5. Terbatasnya kemampuan SDM baik dari segi kompetensi maupun
darisegi kebutuhan dalam penerapan PPK-BLUD.




Berdasarkan pokok-pokok Kesin\pulan

di atas, maka pada diskusi

kelompok Pemantapan Penerapan PPK-BLUD berhasil dirumuskan
solusi yang antara lain:

Solusi

F

Dalam rangka meningkatkan pelayanan yang semakin baik

kepada masyarakat dan efisiensi dalam

penggunaan

anggarannya, BLUD diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan

keuangannya, mulai dari perencanaan dan penganggaran

BLUD kaitannya denganl APBD, pelaksanaan anggaran,
pelaporan dan pertanggungjawaban, serta sistem informasi
keuangan BLUD, terkait dengan ketakutan dan keragu-raguan

dalam implementasi BLUD adalah mengenai landasan hukum
implementasi BLUD dan juga dalam penyusunan dokumen

administratif sebagai persyaratan penerapan BLUD. Oleh
karena itu, diperlukan peningkatan kapasitas SDM mengenai

pemahaman

dan

perubahan

pola pikir

semangat

kewirausahaan (enterpreneurship) bagi stakeholders terkait
(KDH, Wa KDH, Ketua/Anggota DPRD, PPKD, lnspektorat,
Bappeda, Biro/Bagian Hukum, Organisasi dll).

F

Langkah-langkah ke depan dalam rangka implementasi BLUD:

1) agar pemangku kepentingan seperti pemerintahan daerah
dan aparatur pemerintah daerah pada SKPD atau Unit Kerja

yang akan/telah menerapkan PPK-BLUD, dalam

usaha

peningkatan pelayanan kepada masyarakat dapat memahami

implementasi BLUD yang akan diatur lebih lanjut dalam
peraturan Kepala Daerah sebagai dasar pelaksanaan BLUD

sesuai dengan Peraturan

Perundang-undangan;

2) terlaksananya fasilitasi pembinaan bagi SKPD/ Unit Kerja
yang akan/telah menerapkan PPK-BLUD sebagai bahan
masukan untuk penyempurnaan kebijakan yang akan datang

baik dari sisi teknis pengelolaan keuangan BLUD dan
kelembagaan perangkat daerah pada RSD. Diharapkan,

r

penerapan PPK-BLUD tidak sekedar perubahan format belaka,

yaitu mengejar remunerasi, fleksibilitas, menghindari peraturan
perundang-undangan dalam pengadaan barang dan jasa, akan

tetapi juga meningkatkan kualitas pelayanan publik, kinerja
keuangan yang sehat dan kinerja manfaat bagi masyarakat

secara berkesinambungan sejalan dengan salah satu spirit
BLUD yang dikelola berdasarkan "praktek-praktek bisnis yang
sehat".

menyusun Peraturan Menteri Dalam Negeri sebagai pengganti
peraturan menteri dalam negeri nomor 61 tahun 2007 tentang
pedoman teknis pengelolaan keuangan BLUD

menyusun panduan/pedoman mengenai fleksibilitas BLUD

sebagai referensi pemerintah daerah dalam pengelolaan
keuangan BLUD.








lL伊

KEt t UA KELOMPOK DI

MUHAMMAD SHOLt t H
( KABAG Kt t UAANGAN RS∪ D SAI FUL ANWAR)