6. BAB II

(1)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global, serta tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

A. RENCANA STRATEGIS 2013-2017

Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan instrumen pertanggungjawaban sekaligus instrumen manajemen kinerja, perencanaan strategis merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Perencanaan strategis instansi pemerintah merupakan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lainnya agar dapat mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis, nasional, dan global, serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen nasional. Untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas programnya, serta agar mampu eksis dan unggul dalam persaingan yang semakin ketat dalam lingkungan yang berubah sangat cepat, suatu instansi pemerintah harus selalu melakukan perubahan menuju perbaikan.

Perubahan tersebut perlu disusun dalam suatu pola yang sistematik dalam wujud perencanaan strategis dengan tahapan yang konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil (resultoriented).

Landasan dalam penyelenggaraan SAKIP diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, disebutkan bahwa Pelenggaraan SAKIP meliputi : rencana strategis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja; serta reviu dan evaluasi kinerja. Pemerintah Daerah menyusun rencana strategis sebagai dokumen perencanaan pemerintah daerah untuk periode 5 (lima) tahunan yang diatur dengan peraturan perundang-undangan.


(2)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Gubernur yang memuat kebijakan umum pembangunan daerah, kebijakan umum keuangan daerah, strategi dan program SKPD, lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi. RPJMD ini disusun berdasarkan landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, landasan operasional GBHN 1999, serta Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000-2004, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, dan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah 5 (lima) tahunan yang memuat target-target pembangunan selama 5 (lima) tahun untuk mengembangkan potensi serta menangani permasalahan yang ada. Oleh karena itu, visi dan misi pembangunan daerah dalam RPJMD yang merupakan visi dan misi Gubernur terpilih harus menunjukkan arah pembangunan yang bisa mencerminkan keberhasilan dalam mengembangkan potensi maupun menangani permasalahan-permasalahan tersebut sehingga mampu meningkatkan peran dan posisi Jakarta.

1. Pernyataan Visi

Dengan mempertimbangkan tahapan pembangunan jangka panjang daerah, potensi, permasalahan dan tantangan pembangunan yang dihadapi serta isu-isu strategis, maka dirumuskan visi dan misi pembangunan jangka menengah daerah tahun 2013-2017 sebagai berikut :

Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan


(3)

Visi pembangunan jangka menengah diatas dapat dijelaskan bahwa Kota Jakarta adalah :

a. Ibukota NKRI yang sejajar dengan kota lain di dunia dan berdaya saing global.

b. Kota yang dapat menjamin kehidupan yang aman, nyaman dan berkelanjutan.

c. Kota berbudaya yang didukung oleh masyarakat produktif dan sejahtera. d. Kota yang dapat menyelenggarakan pemerintahan yang baik dan

transparan dalam rangka menyediakan pelayanan publik yang berkualitas. 2. Pernyataan Misi

Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Menengah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017, dirumuskan 5 (lima) Misi sebagai berikut :

a. Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta kosisten dengan Rencana Tata Ruang Wilayah;

b. Menjadikan jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah, menahun seperti macet, banjir, permukiman kumuh, sampah dan lain-lain. c. Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta terjangkau

bagi warga kota;

d. Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga sekaligus memiliki kesadaran dalam memelihara kota;

e. Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik.

3. Tujuan Strategis

Tujuan dan sasaran merupakan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi, untuk mewujudkan visi pembangunan daerah selama 5 (lima) tahun mendatang. Tujuan dan sasaran disusun dalam kerangka yang jelas di setiap misi, sehingga menggambarkan dampak keberhasilan pembangunan daerah.


(4)

Tujuan pembangunan sesuai masing-masing misi dapat dijabarkan sebagai berikut :

Misi 1

Mewujudkan jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten dengan Rencana Tata Ruang Wilayah. Tujuan pembangunan sesuai misi 1 adalah :

a. Mengembangkan produk ekonomi dan bisnis kota Jakarta sesuai denga potensi dan ciri khasnya didukung sarana dan prasarana yang memadai; b. Mewujudkan penataan ruang kota yang terpadu dan berkelanjutan; Misi 2

Menjadikan jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah menahun seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah dan lain-lain. Tujuan pembangunan sesuai misi 2 adalah :

a. Menyediakan infrastruktur kota yang handal untuk mengatasi masalah menahun;

b. Mendorong pembangunan kota yang berwawasan lingkungan dan berketahanan dalam menghadapi risiko bencana.

Misi 3

Menjadikan ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta terjangkau bagi warga kota. Tujuan pembangunan sesuai misi 3 adalah :

 Menyediakan hunian dan ruang publik yang layak dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

Misi 4

Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga sekaligus memiliki kesadaran dalam memelihara kota, tujuan pembangunan sesuai misi 4 adalah :

a. Mengembangkan budaya kota yang multikultur dan berbasis potensi lokal. b. Menjadikan masyarakat Provinsi DKI Jakarta yang sejahtera, berakhlak

mulia, disiplin dan partisipatif dalam memelihara kota. Misi 5

Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik. Tujuan pembangunan sesuai misi 5 adalah :


(5)

a. Mendorong penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, bersih dan transparan;

b. Meningkatkan pelayanan publik prima bagi seluruh masyarakat; c. Mengendalikan pertumbuhan penduduk alami.

4. Sasaran strategis

Sasaran pembangunan sesuai masing-masing misi dapat dijabarkan sebagai berikut :

Misi 1

Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten dengan Rencana Tata Ruang Wilayah. Salah satu tujuan dari misi ini adalah mengembangkan produk ekonomi dan bisnis kota Jakarta sesuai dengan potensi dan ciri khasnya didukung sarana dan prasarana yang memadai. Sasaran pembangunan sesuai dengan tujuan di misi ini adalah:

a. Berkembangnya aktivitas ekonomi perdagangan dan jasa pada Pusat Kegiatan Primer dan Sekunder terutama yang ditetapkan dalam RTRW; b. Berkembangnya kawasan-kawasan TOD (transit orienteddevelopment )

yang memadukan berbagai fungsi dan sarana kota dengan mudah;

c. Tersedianya ruang untuk pedagang informal pada kawasan perkantoran dan perniagaan kota;

d. Meningkatnya investasi ekonomi kota yang mendorong penciptaan lapangan kerja dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi lokal;

e. Tersedianya stok dan distribusi pangan untuk mendukung aktivitas ekonomi kota;

f. Tersedianya fasilitas internet secara merata di ruang publik;

g. Tersedianya infrastruktur energi dan kelistrikan untuk mendukung pembangunan kota.

Tujuan lain dari misi 1 ini adalah Mewujudkan penataan ruang kota yang terpadu dan berkelanjutan. Sasaran pembangunan sesuai dengan tujuan di misi ini adalah:

a. Tersedianya rencana tata ruang kota yang berkualitas dan memperhatikan aspirasi pemangku kepentingan;


(6)

Misi 2

Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah menahun seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah dan lain-lain. Salah satu tujuan

pembangunan sesuai misi 2 adalah Menyediakan infrastruktur kota yang handal untuk mengatasi masalah menahun, dan sasaran yang sesuai untuk tujuan ini adalah:

a. Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang;

b. Tersedianya jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap untuk melayani sirkulasi dari/ke dalam kota;

c. Tersedianya sistem tata air yang optimal dalam mendukung upaya pengendalian banjir, banjir rob dan dampak perubahan iklim lainnya;

d. Tersedianya pengelolaan air limbah domestik secara optimal;

e. Tersedianya sistem penyediaan air minum perpipaan yang melayani semua wilayah kota;

f. Tersedianya pengelolaan sampah terpadu dan berwawasan lingkungan pada tingkat kota dan kawasan permukiman.

Tujuan lain dari misi 2 adalah Mendorong pembangunan kota yang berwawasan lingkungan dan berketahanan dalam menghadapi risiko bencana dan dampak perubahan iklim. Untuk mencapainya telah ditetapkan sasaran sebagai berikut: a. Berkurangnya pencemaran lingkungan (air, tanah dan udara) di wilayah kota

Jakarta;

b. Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dan kelembagaan pemerintah daerah dalam upaya pengurangan risiko bencana.

Misi 3

Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta terjangkau bagi warga kota, mempunyai hunian dan ruang publik yang layak dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. untuk mencapainya telah ditetapkan sasaran sebagai berikut :

a. Tersedianya rumah layak dan terjangkau untuk semua kelompok masyarakat;


(7)

b. Tertatanya kawasan permukiman yang layak bagi masyarakat (perbaikan kampung);

c. Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat di Jakarta

Misi 4

Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga sekaligus memiliki kesadaran dalam memelihara kota. Tujuan pembangunan sesuai misi 4 adalah mengembangkan budaya kota yang multikultur dan berbasis potensi lokal. Untuk mencapainya telah ditetapkan sasaran sebagai berikut:

a. Berkembangnya budaya kota multikultur yang berbasis komunitas; b. Tersedianya pusat-pusat kebudayaan di semua wilayah kota Jakarta;

c. Terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya tarik wisata kota;

d. Meningkatnya kreativitas masyarakat dalam pembangunan kota.

Tujuan lain yaitu menjadikan masyarakat DKI Jakarta yang sejahtera, berakhlak mulia, disiplin dan partisipatif dalam memelihara kota. Untuk mencapainya telah ditetapkan sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat kota terutama kaum marginal dan rentan;

b. Meningkatnya kualitas dan perlindungan ketenagakerjaan;

c. Meningkatnya peran olahraga dalam pembangunan kualitas kehidupan masyarakat;

d. Meningkatnya kesadaran dan toleransi antar suku, agama dan ras (SARA); e. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga ketentraman dan

ketertiban kota. Misi 5

Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik. Tujuan pembangunan antara lain mendorong penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, bersih dan transparan. Untuk mencapainya telah ditetapkan sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya penataan kelembagaan yang tepat ukuran dan kewenangan yang jelas dan tidak tumpang tindih;


(8)

b. Meningkatnya ketersediaan SDM Pemprov yang sesuai dengan kompetensinya;

c. Meningkatnya peran pemerintah, masyarakat dan partai politik dalam pembangunan demokrasi dan politis yang kondusif.

Tujuan yang lain yaitu meningkatkan pelayanan publik prima bagi seluruh masyarakat. Untuk mencapainya telah ditetapkan sasaran sebagai berikut: a. Meningkatnya peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan dalam

proses pembangunan;

b. Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada semua lapisan masyarakat (Pelayanan publik yang prima pada lembaga pelayanan terpadu satu pintu ); c. Meningkatnya pelayanan pajak dan pelayanan perijinan yang transparan dan

akuntabel dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Tujuan selanjutnya yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat dan tingkat pendidikan masyarakat. Untuk mencapainya telah ditetapkan sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan bagi semua masyarakat; b. Meningkatnya akses dan kualitas kesehatan masyarakat.

Tujuan selanjutnya yaitu mengendalikan pertumbuhan penduduk alami. Untuk mencapainya telah ditetapkan sasaran sebagai berikut:

a. Terkendalinya pertumbuhan penduduk;

b. Meningkatnya jumlah pasangan Usia subur yang mendapatkan pelayanan KB

B. PERJANJIAN KINERJA 2014

Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis 2013-2017. Hasil dari proses ini berupa rencana kinerja tahunan (Performance Plan).

Rencana kinerja ini menjabarkan target kinerja yang harus dicapai dalam satu tahun pelaksanaan. Target kinerja ini merepresentasikan nilai kuantitatif yang dilekatkan pada setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran strategis maupun tingkat kegiatan, dan merupakan benchmark bagi proses pengukuran keberhasilan


(9)

organisasi yang dilakukan setiap akhir periode pelaksanaan. Dengan demikian, Rencana Kinerja Tahun 2014 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merupakan dokumen yang menyajikan target kinerja untuk tahun 2014.

Berdasarkan rencana kinerja tahunan ini disusun dokumen penetapan kinerja yang merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja / kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki. Penetapan kinerja ini telah disampaikan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.

Dari sisi indikator kinerja makro, proyeksi pembangunan dalam berbagai indikator kinerja makro sampai dengan tahun 2014 dan dibandingkan dengan yang telah dicapai pada tahun 2013 dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.1

Indikator Ekonomi Makro dan Sosial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

No Indikator Target 2014

1 Pertumbuhan Ekonomi 6,5 – 6,9 % 2 PDRB Perkapita (Rp juta) Rp. 144,17 juta 3 Struktur Ekonomi menurut

pengeluaran (%)

a. Konsumsi rumah tangga 57,2%

b. Konsumsi pemerintah 9,9%

c. Pembentukan Modal Bruto 38,9%

d. Ekspor 55,2%

e. Impor 60,2%

5 Tingkat Inflasi (%) 4,5 – 5,5% 6 Jumlah Penduduk (ribu orang) 10,2 juta orang 7 Jumlah pengangguran terbuka (%) 9,82 % 8 Jumlah penduduk miskin (ribu orang) 351,18 ribu orang


(10)

Sedangkan Perjanjian Kinerja untuk berbagai sasaran strategis tahun 2013 dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 2.2

Perjanjian Kinerja Provinsi DKI Jakarta

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/Capaian 1 Tersedianya ruang untuk

ekonomi informal pada kawasan perkantoran dan perniagaan kota

Persentase peningkatan luas ruang untuk pedagang kaki lima (m2) di lokasi binaan dan

lokasi sementara

18.403 m2

2 Meningkatnya investasi ekonomi kota yang mendorong penciptaan lapangan kerja yang dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi local

Nilai Investasi berskala

nasional (PMDN/PMA) PMDN : 11,38 TriliunPMA : 52,09 Triliun Jumlah Investor berskala

nasional (PMDN/PMA) PMDN : 94 proyekPMA : 1.298 proyek 3 Tersedianya fasilitas

internet secara merata di ruang publik

Jumlah titik jaringan wifi dengan kecepatan up to 10 Mbps yang terbangun

75 titik

4 Tersedianya infrastruktur energi dan kelistrikan untuk mendukung pembangunan kota

Jumlah SPBG 15 SPBG

5 Terlaksananya pengendalian

pemanfaatan ruang yang konsisten

Persentase rencana bangunan gedung yang lulus sidang Tim Ahli

100%

Persentase pembongkaran bangunan gedung yang tidak sesuai

40% 6 Tersedianya sistem

Transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang

Panjang Lintasan busway 247,36 km

Jumlah Penumpang Busway 500.000 orang/hari Headway busway rata-rata 12 menit

7 Tersedianya jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap untuk melayani sirkulasi dari/ke dalam kota

Luas jalan yang terbangun 48.893.529,08 m2

Jumlah jembatan yang

terbangun 290 jembatan Persentase luas jalan dalam

kondisi baik 97,05% 8 Tersedianya sistem tata

air yang optimal dalam mendukung upaya pengendalian banjir, banjir rob, dan dampak perubahan iklim lainnya

Jumlah sumur resapan (injection well) waduk yang terbangun

4 sumur resapan

Jumlah titik genangan jalan arteri/kolektor

Panjang pengaman pantai

terbangun 1.100 meter 9 Tersedianya pengelolaan

air limbah domestik secara optimal

Persentase fasilitas terbangun

sistem air limbah terpusat Inventarisasi lahanIPAL dan Penyusunan UKL-UPL IPAL Zona 1 10 Tersedianya sistem

penyediaan air minum perpipaan yang melayani semua wilayah kota

Cakupan pelayanan air minum


(11)

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/Capaian 11 Tersedianya pengelolaan

sampah terpadu

berwawasan lingkungan pada tingkat kota dan kawasan permukiman

Persentase sampah dalam kota yang dapat tertangani secara tepat waktu

93%

Persentase pengurangan timbulan sampah di sumber 14% 12 Berkurangnya

pencemaran lingkungan (air, tanah dan udara) di wilayah kota Jakarta

Persentase penurunan emisi Gas Rumah Kaca dari

bussiness as usual (BAU) dengan baseline emisi GRK tahun 2005

5%

Persentase status mutu air tercemar berat di :

- Sungai - Situ/Waduk - Air tanah - Laut/teluk 63% 35,50% 10% 30% 13 Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dan kelembagaan pemerintah daerah dalam upaya pengurangan resiko bencana

Jumlah Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang kompeten dan terampil

3.500 orang

Jumlah organisasi masyarakat

peduli bencana 60 organisasi 14 Tersedianya rumah layak

dan terjangkau untuk semua kelompok masyarakat

Persentase jumlah kebutuhan

tempat tinggal yang terpenuhi 15% dari 8000 unit(1.209 unit hunian)

15 Tertatanya kawasan permukiman yang layak bagi masyarakat (perbaikan kampung)

Jumlah RW kumuh yang

tertata 70 RW 16 Meningkatnya luasan dan

kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat di Jakarta

Rasio ruang terbuka hijau terhadap luas daratan

4,20% Rasio ruang terbuka biru

terhadap luas perairan di darat 3,10% Jumlah lokasi RTH yang

digunakan sebagai taman kreatifitas publik

14 lokasi taman 17 Berkembangnya budaya

kota kota multikultur yang berbasis komunitas

Jumlah event seni budaya yang diselenggarakan

21 event

18 Tersedianya pusat-pusat kebudayaan di semua kota Jakarta

Jumlah Pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 (lima) wilayah dan Kepulauan Seribu

21 pusat kebudayaan 19 Terwujudnya upaya

revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya tarik wisata kota

Jumlah pelestarian bangunan dan lingkungan cagar budaya melalui konservasi

3 bangunan dan 4 lingkungan cagar budaya

20 Meningkatnya kesadaran dan toleransi antar suku, agama dan ras (SARA)

Berkurangnya potensi konflik

di kalangan masyarakat 19 konflik Indeks demokrasi 78 21 Meningkatnya kesadaran

masyarakat dalam menjaga ketentraman

Jumlah lokasi rawan ketertiban umum

21 lokasi


(12)

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/Capaian kelembagaan yang tepat

ukuran dan kewenangan yang jelas dan tidak tumpang tindih

pemerintahan

23 Meningkatnya SDM yang sesuai dengan

kompetensinya

Terpenuhinya SDM aparatur melalui sistem e-recruitment

berbasis CAT (Computer Assisted Test) sesuai formasi jabatan

2.000 orang

24 Meningkatnya

pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel

Opini BPK dan publik terhadap

pengelolaan keuangan daerah WTP 25 Pelayanan publik yang

prima pada lembaga Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Integritas pelayanan publik 8,2

26 Meningkatnya pelayanan pajak dan pelayanan perizinan yang transparan dan akuntabel dengan memanfaatkan teknologi informasi

Sistem pelayanan perizinan terpadu satu pintu online

1) Sistem jaringan online

2) Badan Perizinan Terpadu

3) 5.809 pemohon 4) Tingkat kepuasan

87,84% Sistem pelayanan pajak online

(non kendaraan bermotor) 11,718 wajib pajak 27 Meningkatnya akses dan

kualitas pendidikan bagi semua masyarakat

Angka melek huruf 99,60 % Angka rata-rata lama sekolah 11,40 tahun 28 Meningkatnya akses dan

kualitas kesehatan masyarakat

Angka kematian ibu 50 ibu per 100.000 kelahiran hidup

Angka kematian bayi 7,4 bayi per 1.000 kelahiran hidup

Angka usia harapan hidup 76,50 tahun 29 Meningkatnya jumlah

pasangan usia subur yang mendapatkan pelayanan KB


(1)

b. Tertatanya kawasan permukiman yang layak bagi masyarakat (perbaikan

kampung);

c. Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat di

Jakarta

Misi 4

Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga sekaligus

memiliki kesadaran dalam memelihara kota. Tujuan pembangunan sesuai misi 4

adalah mengembangkan budaya kota yang multikultur dan berbasis potensi

lokal. Untuk mencapainya telah ditetapkan sasaran sebagai berikut:

a. Berkembangnya budaya kota multikultur yang berbasis komunitas;

b. Tersedianya pusat-pusat kebudayaan di semua wilayah kota Jakarta;

c. Terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya tarik

wisata kota;

d. Meningkatnya kreativitas masyarakat dalam pembangunan kota.

Tujuan lain yaitu menjadikan masyarakat DKI Jakarta yang sejahtera, berakhlak

mulia, disiplin dan partisipatif dalam memelihara kota. Untuk mencapainya telah

ditetapkan sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi seluruh lapisan

masyarakat kota terutama kaum marginal dan rentan;

b. Meningkatnya kualitas dan perlindungan ketenagakerjaan;

c. Meningkatnya peran olahraga dalam pembangunan kualitas kehidupan

masyarakat;

d. Meningkatnya kesadaran dan toleransi antar suku, agama dan ras (SARA);

e. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga ketentraman dan

ketertiban kota.

Misi 5

Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada

pelayanan publik. Tujuan pembangunan antara lain mendorong

penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, bersih dan transparan. Untuk

mencapainya telah ditetapkan sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya penataan kelembagaan yang tepat ukuran dan kewenangan

yang jelas dan tidak tumpang tindih;


(2)

b. Meningkatnya ketersediaan SDM Pemprov yang sesuai dengan

kompetensinya;

c. Meningkatnya peran pemerintah, masyarakat dan partai politik dalam

pembangunan demokrasi dan politis yang kondusif.

Tujuan yang lain yaitu meningkatkan pelayanan publik prima bagi seluruh

masyarakat. Untuk mencapainya telah ditetapkan sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatnya peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan dalam

proses pembangunan;

b. Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada semua lapisan masyarakat

(Pelayanan publik yang prima pada lembaga pelayanan terpadu satu pintu );

c. Meningkatnya pelayanan pajak dan pelayanan perijinan yang transparan dan

akuntabel dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Tujuan selanjutnya yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat dan tingkat

pendidikan masyarakat. Untuk mencapainya telah ditetapkan sasaran sebagai

berikut:

a. Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan bagi semua masyarakat;

b. Meningkatnya akses dan kualitas kesehatan masyarakat.

Tujuan selanjutnya yaitu mengendalikan pertumbuhan penduduk alami. Untuk

mencapainya telah ditetapkan sasaran sebagai berikut:

a. Terkendalinya pertumbuhan penduduk;

b. Meningkatnya jumlah pasangan Usia subur yang mendapatkan pelayanan

KB

B. PERJANJIAN KINERJA 2014

Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan

indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan, dan sasaran yang telah

ditetapkan dalam Rencana Strategis 2013-2017. Hasil dari proses ini berupa

rencana kinerja tahunan (

Performance Plan

).

Rencana kinerja ini menjabarkan target kinerja yang harus dicapai dalam satu

tahun pelaksanaan. Target kinerja ini merepresentasikan nilai kuantitatif yang

dilekatkan pada setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran strategis maupun

tingkat kegiatan, dan merupakan benchmark bagi proses pengukuran keberhasilan


(3)

organisasi yang dilakukan setiap akhir periode pelaksanaan. Dengan demikian,

Rencana Kinerja Tahun 2014 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merupakan dokumen

yang menyajikan target kinerja untuk tahun 2014.

Berdasarkan rencana kinerja tahunan ini disusun dokumen penetapan kinerja

yang merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja / kesepakatan kinerja/

perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja

tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki. Penetapan kinerja ini telah

disampaikan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.

Dari sisi indikator kinerja makro, proyeksi pembangunan dalam berbagai

indikator kinerja makro sampai dengan tahun 2014 dan dibandingkan dengan yang

telah dicapai pada tahun 2013 dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.1

Indikator Ekonomi Makro dan Sosial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

No

Indikator

Target 2014

1

Pertumbuhan Ekonomi

6,5 – 6,9 %

2

PDRB Perkapita (Rp juta)

Rp. 144,17 juta

3

Struktur Ekonomi menurut

pengeluaran (%)

a. Konsumsi rumah tangga

57,2%

b. Konsumsi pemerintah

9,9%

c. Pembentukan Modal Bruto

38,9%

d. Ekspor

55,2%

e. Impor

60,2%

5

Tingkat Inflasi (%)

4,5 – 5,5%

6

Jumlah Penduduk (ribu orang)

10,2 juta orang

7

Jumlah pengangguran terbuka (%)

9,82 %

8

Jumlah penduduk miskin (ribu orang)

351,18 ribu orang


(4)

Sedangkan Perjanjian Kinerja untuk berbagai sasaran strategis tahun 2013

dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 2.2

Perjanjian Kinerja Provinsi DKI Jakarta

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/Capaian 1 Tersedianya ruang untuk

ekonomi informal pada kawasan perkantoran dan perniagaan kota

Persentase peningkatan luas ruang untuk pedagang kaki lima (m2) di lokasi binaan dan lokasi sementara

18.403 m2

2 Meningkatnya investasi ekonomi kota yang mendorong penciptaan lapangan kerja yang dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi local

Nilai Investasi berskala

nasional (PMDN/PMA) PMDN : 11,38 TriliunPMA : 52,09 Triliun Jumlah Investor berskala

nasional (PMDN/PMA) PMDN : 94 proyekPMA : 1.298 proyek 3 Tersedianya fasilitas

internet secara merata di ruang publik

Jumlah titik jaringan wifi dengan kecepatan up to 10 Mbps yang terbangun

75 titik 4 Tersedianya infrastruktur

energi dan kelistrikan untuk mendukung pembangunan kota

Jumlah SPBG 15 SPBG

5 Terlaksananya pengendalian

pemanfaatan ruang yang konsisten

Persentase rencana bangunan gedung yang lulus sidang Tim Ahli

100% Persentase pembongkaran

bangunan gedung yang tidak sesuai

40% 6 Tersedianya sistem

Transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang

Panjang Lintasan busway 247,36 km

Jumlah Penumpang Busway 500.000 orang/hari Headway busway rata-rata 12 menit

7 Tersedianya jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap untuk melayani sirkulasi dari/ke dalam kota

Luas jalan yang terbangun 48.893.529,08 m2 Jumlah jembatan yang

terbangun 290 jembatan Persentase luas jalan dalam

kondisi baik 97,05% 8 Tersedianya sistem tata

air yang optimal dalam mendukung upaya pengendalian banjir, banjir rob, dan dampak perubahan iklim lainnya

Jumlah sumur resapan (injection well) waduk yang terbangun

4 sumur resapan Jumlah titik genangan jalan

arteri/kolektor

Panjang pengaman pantai

terbangun 1.100 meter 9 Tersedianya pengelolaan

air limbah domestik secara optimal

Persentase fasilitas terbangun

sistem air limbah terpusat Inventarisasi lahanIPAL dan Penyusunan UKL-UPL IPAL Zona 1 10 Tersedianya sistem

penyediaan air minum perpipaan yang melayani semua wilayah kota

Cakupan pelayanan air minum


(5)

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/Capaian 11 Tersedianya pengelolaan

sampah terpadu

berwawasan lingkungan pada tingkat kota dan kawasan permukiman

Persentase sampah dalam kota yang dapat tertangani secara tepat waktu

93% Persentase pengurangan timbulan sampah di sumber 14% 12 Berkurangnya

pencemaran lingkungan (air, tanah dan udara) di wilayah kota Jakarta

Persentase penurunan emisi Gas Rumah Kaca dari

bussiness as usual (BAU) dengan baseline emisi GRK tahun 2005

5%

Persentase status mutu air tercemar berat di :

- Sungai - Situ/Waduk - Air tanah - Laut/teluk 63% 35,50% 10% 30% 13 Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dan kelembagaan pemerintah daerah dalam upaya pengurangan resiko bencana

Jumlah Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang kompeten dan terampil

3.500 orang Jumlah organisasi masyarakat

peduli bencana 60 organisasi 14 Tersedianya rumah layak

dan terjangkau untuk semua kelompok masyarakat

Persentase jumlah kebutuhan

tempat tinggal yang terpenuhi 15% dari 8000 unit(1.209 unit hunian) 15 Tertatanya kawasan

permukiman yang layak bagi masyarakat (perbaikan kampung)

Jumlah RW kumuh yang

tertata 70 RW

16 Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat di Jakarta

Rasio ruang terbuka hijau terhadap luas daratan

4,20% Rasio ruang terbuka biru

terhadap luas perairan di darat 3,10% Jumlah lokasi RTH yang

digunakan sebagai taman kreatifitas publik

14 lokasi taman 17 Berkembangnya budaya

kota kota multikultur yang berbasis komunitas

Jumlah event seni budaya yang diselenggarakan

21 event 18 Tersedianya pusat-pusat

kebudayaan di semua kota Jakarta

Jumlah Pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 (lima) wilayah dan Kepulauan Seribu

21 pusat kebudayaan 19 Terwujudnya upaya

revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya tarik wisata kota

Jumlah pelestarian bangunan dan lingkungan cagar budaya melalui konservasi

3 bangunan dan 4 lingkungan cagar budaya

20 Meningkatnya kesadaran dan toleransi antar suku, agama dan ras (SARA)

Berkurangnya potensi konflik

di kalangan masyarakat 19 konflik Indeks demokrasi 78 21 Meningkatnya kesadaran

masyarakat dalam menjaga ketentraman

Jumlah lokasi rawan ketertiban umum

21 lokasi 22 Meningkatnya penataan Indeks efektifitas 0,2


(6)

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/Capaian kelembagaan yang tepat

ukuran dan kewenangan yang jelas dan tidak tumpang tindih

pemerintahan

23 Meningkatnya SDM yang sesuai dengan

kompetensinya

Terpenuhinya SDM aparatur melalui sistem e-recruitment

berbasis CAT (Computer Assisted Test) sesuai formasi jabatan

2.000 orang

24 Meningkatnya

pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel

Opini BPK dan publik terhadap

pengelolaan keuangan daerah WTP 25 Pelayanan publik yang

prima pada lembaga Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Integritas pelayanan publik 8,2

26 Meningkatnya pelayanan pajak dan pelayanan perizinan yang transparan dan akuntabel dengan memanfaatkan teknologi informasi

Sistem pelayanan perizinan terpadu satu pintu online

1) Sistem jaringan online

2) Badan Perizinan Terpadu

3) 5.809 pemohon 4) Tingkat kepuasan

87,84% Sistem pelayanan pajak online

(non kendaraan bermotor) 11,718 wajib pajak 27 Meningkatnya akses dan

kualitas pendidikan bagi semua masyarakat

Angka melek huruf 99,60 % Angka rata-rata lama sekolah 11,40 tahun 28 Meningkatnya akses dan

kualitas kesehatan masyarakat

Angka kematian ibu 50 ibu per 100.000 kelahiran hidup

Angka kematian bayi 7,4 bayi per 1.000 kelahiran hidup

Angka usia harapan hidup 76,50 tahun 29 Meningkatnya jumlah

pasangan usia subur yang mendapatkan pelayanan KB