Akurasi Rasio Na K Urin Sewaktu Terhadap Natrium Urin 24 Jam Dalam Menilai Efektivitas Diuretik Pada Penderita Sirosis Hati Dengan Asites Di RSUP.Haji Adam Malik Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Komplikasi yang utama dari sirosis hati antara lain asites, hepatic
encephalopathy, hipertensi portal, perdarahan varises , dan sindroma hepatorenal.1

Asites adalah keadaan dimana cairan secara patologis berada di rongga peritoneum.2
Diperkirakan bahwa sekitar 50% pasien dengan sirosis hati dekompensata akan
mengalami asites dalam waktu 10 tahun. 3 Munculnya asites pada pasien dengan
sirosis hati

berhubungan dengan prognosis yang buruk dan peningkatan resiko

kematian, sebagaimana disebutkan bahwa hampir 50% pasien dengan asites akan
meninggal dalam waktu 2 tahun.4
Perkembangan asites adalah dampak dari retensi ginjal terhadap natrium dan
air karena aktifasi mekanisme neurohormonal.5 Pasien dengan asites memiliki
ekskresi natrium urin yang signifikan lebih rendah dari jumlah diet garam. Hal ini
berarti bahwa untuk mendapatkan pengurangan asites, pasien harus memiliki
keseimbangan yang negatif terhadap sodium (natrium). Ini bisa didapatkan dengan

cara edukasi pembatasan asupan natrium dan penambahan obat diuretik.6
Pembatasan asupan natrium sampai dengan 2 gr / hari (meliputi makanan dan
obat – obatan) adalah langkah yang utama mengatasi masalah retensi natrium.7 Diet
saja hanya berguna untuk sebagian kecil pasien, maka diuretik sangat penting untuk
pengeluaran natrium urin lebih dari 78 meq / hari. Kebanyakan pasien dengan sirosis
dan kelebihan cairan diperlakukan kombinasi diet pembatasan natrium dan diuretik.
Pendekatan ini efektif pada sekitar 90% pasien dan 10% adalah dianggap resisten
terhadap diuretik dan diperlukan terapi lini kedua untuk mobilisasi mengurangi
asitesnya.8

1
Universitas Sumatera Utara

2

Namun, pasien yang tidak patuh dengan diet juga dapat menunjukkan respon
yang tidak memadai terhadap dosis diuretik yang maksimum. Penilaian kepatuhan
diet adalah penting untuk menghindari mislabeling terhadap pasien dengan asites
refrakter, sementara masalah mereka yang sebenarnya adalah tidak patuh terhadap
pembatasan yang memadai terhadap diet garam.2 Pemantauan pasien sirosis dengan

asites biasanya memerlukan pengumpulan urin 24 jam untuk mengevaluasi ekskresi
natrium urin.Namun, masalah utama di sini adalah bahwa mungkin sulit untuk pasien
untuk secara akurat mengumpulkan urin 24 jam. Rasio Na+/K+ dari urin sewaktu
telah di usulkan sebagai alternatif pengukuran yang akuratuntuk mendeteksi pasien
yang sensitif terhadap diuretik (ekskresi ≥ 78 mmol sodium per hari), ketika rasio
lebih dari nilai cut off yang diberikan (1 di beberapa studi) adalah setara dengan
natrium urin 24 jam ≥ 78 mmol Natrium per hari.9,10
1.2. Perumusan Masalah
Bagaimanan keakuratan pengukuran rasio Na/K pada urin sewaktu terhadap
natrium urin 24 jam dalam mengetahui efektivitas penggunaan diuretik pada
penderita sirosis hati dengan asites.

1.3. Hipotesis penelitian
Pengukuran rasio Na/K pada urin waktu dapat setara dengan pengukuran Na
urin 24 jam pada penderita sirosis hati dengan asites.

1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1.Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan rasio Na/K urin
terhadap Natrium urin 24 jam dalam menilai efektivitas diuretik pada pasien sirosis

hati dengan asites.
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik pasien sirosis hati dengan asites meliputi
kemungkinan etiologi dan komorbiditas, di RSUP.Haji Adam Malik Medan.

Universitas Sumatera Utara

3

2. Mengetahui adakah hubungan antara rasio Na/K urin dan natrium urin 24 jam
dengan keparahan sirosis hati.

1.5. Manfaat Penelitian
1. Dapat menjadi masukan bagi klinisi sebagai pertimbangan dalam pemberian
terapi diuretik pada pasien – pasien sirosis hati dengan asites.
2. Dari penelitian ini dapat diketahui nantinya hubungan antara keparahan sirosis
hati dengan natrium urin 24 jam dan rasio Na/K sewaktu.

1.6. Kerangka Konseptual
Variabel Bebas


Variabel Tergantung

Natrium urin 24 jam pada
pasien sirosis hati dengan asites

Rasio Na/K urin
sewaktu

Universitas Sumatera Utara