Pertanggungjawaban Klub Sepakbola Indonesia Berbasis PT Dalam Pengelolaan Klub Terkait Penundaan Pembayaran Gaji Pemain
14
BAB II
PENGATURAN TENTANG KLUB SEPAKBOLA INDONESIA
A. Sejarah dan Kondisi Klub Sepakbola Indonesia
1. Sejarah Klub Sepakbola Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah masyarakat
terbanyak di dunia. Masyarakat Indonesia memiliki rasa fanatik yang besar
terhadap olahraga sepakbola. Di satu sisi, sepakbola menjadi kegemaran bagi
sebagian besar masyarakat Indonesia.Sebelum mengulas lebih jauh mengenai
sejarah klub sepakbola Indonesia, dapat dicermati terlebih dahulu mengenai
sejarah awal adanya sepakbola Indonesia dan bagaimana PSSI bisa berdiri di
Indonesia.
Pada masa perjuangan, sepak bola terbawa oleh arus politik, kepentingankepentingan para pengurus organisasi sepak bola di Indonesia menjadikan sepak
bola sebagai alat politis. Penguasa kolonial demi kepentingannya memanfaatkan
sepak bola untuk menguasai bangsa Indonesia dengan cara halus. Tokoh-tokoh
politik Indonesia dengan ide-ide kebangsaannya menggunakan sepak bola untuk
membina mental dan sosial masyarakat bumiputra untuk lepas dari belenggu
mereka. 15
Sejak zaman Kerajaan Surakarta Hadiningrat, Sri Susuhunan Pakubuwono
X (1893-1939) mengadakan pasar malam pada sepuluh malam terakhir bulan
puasa. Dan panitia pasar malam menambah semarak saat-saat menjelang lebaran
15
Soetomo, Pertandingan Bukan Persaingan, (Jakarta: Sinar Harapan, 1985), hlm 325.
14
Universitas Sumatera Utara
15
itu dengan pertandingan sepak bola malam hari. Di era 30-an ini, sepak bola
adalah hiburan yang paling digemari rakyat yang secara massal tidak tertandingi. 16
Organisasi sepak bola milik bangsa Belanda yang sudah cukup lama
berdiri tidak luput dari masalah. Dalam tubuh Nederlansch Indische Voetbal Bond
terdapat perbedaan pendapat yang tak bisa dicegah. NIVB terpaksa berubah
menjadi Nederlansch Indische Voetbal Unie. Perpecahan nama tersebut mulai
tampak ketika pengurus NIVB, J.C.J Mastenbroek menawarkan kerja sama
kepada Ir. Soeratin Sosrosoegondo selaku ketua PSSI pada tahun 1936 dan
perundingan-perundingan yang dilakukan oleh kedua belah pihak pada tahap
berikutnya ditentang oleh para pengurus NIVB yang reaksioner. Akan tetapi,
sebagian golongan muda menyokong Mastenbroek sehingga NIVB pecah. Nama
NIVB tidak boleh dipakai untuk meneruskan perundingan dengan PSSI. Maka
pada tahun 1936 dilakukan perubahan dalam organisasi sepakbola Belanda dan
Mastenbroek dipilih sebagai ketua yang baru serta Nederlansch Indische Voetbal
Unie (NIVU) sebagai nama barunya. 17
Pada 10-11 April 1930 di Gedung Handrepojo di Yogyakarta dilakukan
pertemuan yang menghasilkan pembentukan panitia persiapan dengan ketua H.A.
Hamid dan sekretaris Amirnoto agar melakukan konferensi untuk membentuk
organisasi sepak bola untuk mengimbangi NIVB. Lalu berkumpullah utusan dari
7 perkumpulan di Indonesia dan membentuk Persatuan Sepak Raga Seluruh
18
Arief Natakusumah, Drama itu bernama Sepak Bola, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2008), hlm. 76
17
Agustina Palupi, Politik dan Sepak Bola di Jawa, 1920-1942, (Jogjakarta: Ombak,
2004), hlm. 73
15
Universitas Sumatera Utara
16
Indonesia (PSSI) pada 19 April 1930. Ketujuh utusan klub sepak bola tersebut
antara lain:
a. Voetbal Indonesische Jakarta (VIJ)
b. Bandoengsche Indonesische Voetbalbond (BIVB)
c. Persatuan Sepakbola Mataram (PSIM Yogya)
d. Voerslandshe Voetbalbond (VVB Solo)
e. Madioensche Voetbalbond (VVB), Indonesische Voetbalbond Magelang
(IVBM)
f. Soerabajasche Indonesische Voetbalbond (SIVB)
Ketua yang terpilih pada pembentukan PSSI saat itu adalah Ir. Soeratin.
Anggaran Dasar dan sistem pertandingan antarkota dituntaskan pada 1931 dalam
konferensi di Solo. Pada kongres delapan tahunan, Soeratin menggagas dan
mengajak serta mendidik rakyat melalui sepak bola pada 1938. Untuk masalah
pendanaan diterapkan iuran anggota, sumbangan donatur, uang hasil pemasukan
pertandingan, dan usaha lain yang sah. Beberapa sifat terbentuknya PSSI adalah
pertama, organisasi ini didirikan karena banyaknya dukungan dari golongan
pemimpin gerakan Indonesia sebagai tindak lanjut Sumpah Pemuda 1928. Kedua,
PSSI merupakan organisasi otonom yang tidak menggantungkan diri kepada
kerjasama organisasi sepak bola kolonial seperti NIVB. Pembuktian peristiwa
sebagai contoh pertama adalah Gentlemen’s Agreement pada 15 januari 1937
16
Universitas Sumatera Utara
17
antara PSSI dengan Nedherlands Indishe Voetbal Unie (NIVU), nama baru
NIVB. 18
Dalam kejuaraan PSSI ke III pada tahun 1933, penonton yang
menyaksikan sangat banyak. Lapangan Pasar Turi, Surabaya sebagai tempat
pertandingan, penuh dengan lautan manusia. Di antara mereka terdapat para
pemimpin pergerakan kebangsaan, bahkan beberapa anggoa pengurus NIVB
datang ke kota tersebut untuk menyaksikan pertandingan antara kesebelasan dari
Jakarta melawan kesebelasan Surabaya. Dalam kesebelasan SIVB terdapat
bintang-bintang sepak bola dari NIVB, antara lain Dr. Nawir. Selain SIVB
pemain-pemain NIVB dipakai pula oleh BIVB, sedangkan VIJ dan PSIM tidak
menggunakan pemain NIVB dan dalam pertandingan terakhir VIJ berhasil keluar
sebagai juara dengan mengalahkan SIVB 2-1. 19
Pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh PSSI selalu
mendapat sambutan yang baik dari para penonton. Pada kejuaraan PSSI ke II yang
berlangsung di lapangan Laan Trivelli, Jakarta pada tahun 1932, tidak hanya
dipadati
oleh
penonton-penonton
biasa,
pemimpin-pemimpin
pergerakan
kebangsaan juga menghadirinya. Bung Karno yang baru saja keluar dari penjara
Sukamiskin mendapat kehormatan menendang bola pertama sebagai tanda
dimulainya pertandingan final antara VIJ dan PSIM. Saat itu tergambar dengan
18
Adrianus Saerong,Lahirnya Kompetisi-kompetisi Sepak Bola di Indonesia,
http://www.rappler.com/indonesia/olahraga/152677-lahirnya-kompetisi-sepak-bola-indonesia, di
akses pada tanggal 1 April 2017.
19
Agustina Palupi, Loc.Cit.
17
Universitas Sumatera Utara
18
jelas hebatnya persatuan bangsa Indonesia dan menyalanya rasa kebangsaan yang
dikobarkan PSSI dibantu oleh partai-partai dan dikipasi oleh Bung Karno. 20
Kini di era kepemimpinan presiden PSSI yang baru terpilih periode 20162021 Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi, Liga Indonesia dibagi menjadi dua,
yaitu liga professional yaitu liga 1 dan liga 2, serta liga amatir yang disebut liga
nusantara 21.
2. Kondisi Klub Sepakbola Indonesia
Sepakbola Indonesia kini mulai bangun kembali setelah dibekukannya
PSSI oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga. PT LIB (PT Liga Indonesia Baru)
dipercaya menjadi operator dalam mengurus sistem liga bagi klub-klub sepakbola
Indonesia. Sistem liga kini sudah mulai digulirkan kembali dari tingkat Liga 3
atau Liga Nusantara (Kasta terbawah), Liga 2, dan Liga 1 yang bisa kita sebut
Divisi Utama.
Manajemen setiap klub sudah mempersiapkan klubnya masing-masing
untuk ikut berkompetisi dalam Liga yang bervariasi ini. Sebut saja contohnya ada
Persib Bandung, Persija Jakarta, Arema Indonesia, PSM Makassar, dll yang
bertanding di Liga 1. Setelahnya ada PSMS Medan, Persebaya Surabaya, Persiraja
Banda Aceh, dll yang berlaga di Liga 2. Sementara Liga 3 atau Liga Nusantara
masih menunggu hasil klub yang terdegradasi dari Liga 2.
Kondisi yang dirasakan saat ini adalah maraknya Marquee Player yang
ditetapkan PSSI untuk klub-klub sepakbola Liga 1. Marquee Player adalah
pemain sepakbola mancanegara yang juga mantan pemain bintang dunia boleh
20
Ibid, hlm 81.
https://id.wikipedia.org/wiki/Liga_Indonesia, di akses pada tanggal 5 Mei 2017
21
18
Universitas Sumatera Utara
19
dibeli oleh setiap klub sepakbola yang berlaga di Liga 1. Tetapi ada batasan untuk
klub sepakbola Liga 1 untuk masalah pemain asing, yaitu 2 pemain asing diluar
benua Asia dan 1 pemain dari benua Asia.
Dengan berlakunya sistem seperti ini, bukan tidak mungkin apabila klubklub sepakbola Indonesia yang memiliki kemampuan finansial yang tinggi dapat
dengan mudah membeli Marquee Player ini. Sebut saja Persib Bandung yang
sudah membeli Michael Essien dan Charlton Cole, Madura United yang membeli
Peter Odemwingie, Mitra Kutai Kartanegara yang membeli Mohammed Sissoko
dan klub-klub yang mampu dalam hal finansial lainnya.
Sementara klub-klub yang berlaga di Liga 2 memiliki aturan tersendiri
yaitu tidak boleh memakai pemain asing. PSSI sengaja menetapkan regulasi
tersebut pada Liga 2 dikarenakan klub sepakbola yang berlaga di Liga 2 cukup
banyak, ini menjadi kekhususan tersendiri untuk mengembangkan pemain lokal
untuk kemajuan Tim Nasional Indonesia dengan mengembangkan bibit pemain
Indonesia yang cukup banyak tersebar di berbagai klub sepakbola Indonesia agar
Tim Nasional Indonesia cukup memiliki banyak bibit dan diharapkan lebih
kompetitif dalam ajang turnamen internasional seperti AFF Suzuki Cup dan Piala
Asia.
B. Sumber Hukum Pengaturan Klub Sepak Bola Indonesia
Adapun yang dimaksud dengan sumber hukum ialah: segala atau apa saja
yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat
memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang
19
Universitas Sumatera Utara
20
tegas dan nyata. Sumber hukum dapat kita tinjau dari segi material dan segi
formal 22:
(1) Sumber Hukum Material dapat ditinjau lagi dari berbagai sudut, misalnya
dari sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat dan sebagainya. Contoh:
a. Seorang ahli ekonomi akan mengatakan, bahwa kebutuhan-kebutuhan
ekonomi dalam masyarakat itulah yang menyebabkan timbulnya
hukum.
b. Seorang ahli kemasyarakatan (sosiolog) akan mengatakan, bahwa yang
menjadi sumber hukum ialah peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
masyarakat.
(2) Sumber Hukum Formal antara lain ialah:
a. Peraturan perundang-undangan (statute)
b. Kebiasaan (custom)
c. Keputusan-keputusan hakim (yurisprudensi)
d. Traktat (treaty)
e. Doktrin (pendapat sarjana hukum).
Dalam hal ini, sumber hukum yang dipakai adalah sumber hukum formal
yang mana tertuju pada peraturan perundang-undangan (statute) atau statuta serta
regulasi yang berkenaan dengan pengaturan klub sepak bola di Indonesia. Dalam
hal ini, Hukum olahraga yang biasa kita kenal dengan Lex Sportiva memiliki
peranan penting dalam persepakbolaan Indonesia.
22
Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011), hlm 57-
58.
20
Universitas Sumatera Utara
21
Lex Sportiva dapat dirumuskan sebagai hukum yang khusus mengatur
tentang olahraga yang dibentuk oleh institusi komunitas olahraga itu sendiri dan
berlaku serta ditegakkan oleh lembaga olahraga itu sendiri tanpa intervensi dari
hukum positif suatu negara dan tanpa intervensi dari hukum internasional. Secara
sederhana, Lex Sportiva adalah peraturan yang di buat oleh Induk Organisasi
Olahraga (FIFA, FIBA,dll) berupa AD/ART organisasi atau Statuta Organisasi
dimana setiap anggota harus tunduk terhadap AD/ART atau statutanya. Lex
Sportiva disebut sebagai sistem hukum transnasional (olahraga) dalam wilayah
yurisdiksi pengaturan, penyelenggaraan kompetisi profesional, serta mekanisme
penyelesaian sengketa yang ditimbulkannya. Namun, yang perlu diingat bahwa
tidak berarti antara hukum nasional, hukum internasional, dan hukum olahraga
terpisah satu dengan yang lain. Hukum Olahraga butuh Hukum Nasional dan juga
Hukum Internasional. Sebagai contoh, dalam menjalankan suatu pertandingan,
maka hukum nasional masuk di sana, seperti keamanan, imigrasi, kesehatan,
ketenagakerjaan dan sebagainya. Begitu juga dengan hukum internasional, hukum
olahraga masih menggunakan asas kebebasan berkontrak, pacta sunt servanda
dalam kontrak pemain, dan asas hukum lainnya. 23
HukumyangdigunakandalamduniasepakbolaterikatpadaketentuanFIFA.FIF
A adalah
federasi sepakbola professional yang mengatur dan mengelola serta
menyelesaikansengketadalamkompeisisepakbolaprofesionalberdasarkanLexSporti
LexLudica,untukkemudiandikembangkanseturut - turutStatuta FIFA. 24
vadan
23
Josua Satria Collins,Memperkenalkan Hukum Olahraga di Indonesia,
http://www.calonsh.com/2016/11/05/memperkenalkan-hukum-olahraga-di-indonesia/, di akses
pada tanggal 4 Mei 2017.
24
FIFA, Statuta FIFA 2009, pasal 1-2.
21
Universitas Sumatera Utara
22
Mekanisme hukum FIFA terdiri dari Lex Sportiva dan Lex Ludica yang mana
menjadi bagian hukum yang mengatur seepakbola.
LexLudicaadalahsubsistemdariLexSportivayaknisebagaiLawoftheGame,
sedangkanLexSportivaadalahsebagaisistemhukumFIFAsecarakeseluruhandalam
mengatur,mengelola,melaksanakandanmenyelesaikansengketadalamkompetisi
sepakbolaprofesional.LexLudicabukanlahkewenanganFIFAsecarapenuh,sebab
yangberwenangmenciptakan,lalumngevaluasidankemudianmenetapkantheLawsoft
heGameadalahIFAB,dimanaFIFAadadidalamnyasebagaianggotaIFAB. 25
SedangkanLexSportivadisebutkan
bahwajelasmempunyaititiksinggungdengansistemhukumdimananegarayang
menyelenggarakankompetisitersebut.Adanyaintervensinegaramerupakanbagian
yangtidakterelakkan,tetapidalamkonteksyangstrategisdansesuaidengan
kompetensinyadengansatutujuanuntukmemastikankompetisisepakbolaprofesional
itu dapat berjalan denganbaik. 26
Jadi dapat disimpulkan bahwa PSSI selaku badan tertinggi dalam
persepakbolaan Indonesia harus tetap tunduk kepada FIFA. Jelas bahwa semua
pengaturan terhadap klub-klub sepakbola Indonesia diatur oleh PSSI melalui
operator yang diutus untuk menjalankan sistem liga, dalam hal ini operator adalah
PT. LIB (Liga Indonesia Baru).
C. Pengaturan Tentang Klub Sepakbola Indonesia
1. Pengaturan dalam Statuta FIFA
25
Ibid, pasal 6.
Dita
Rahmasari,
AnalisisYuridisPerpindahanPemainSepakbola
BerdasarkanKitabUndang-UndangHukumPerdatadanPeraturanKeolahragaanLainnya, (Skripsi
Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011), hlm.44.
26
22
Universitas Sumatera Utara
23
FIFA selaku otoritas tertinggi yang mengatur sepakbola dunia mempunyai
regulasi tersendiri mengenai peraturan yang diterapkan bagi klub-klub sepakbola
professional yang berlaga di tiap negara.
Klub adalah anggota asosiasi (yang merupakan anggota asosiasi FIFA)
atauanggota liga yang diakui oleh federasi yang masuksetidaknya satu tim dalam
sebuah kompetisi. 27
Klub, liga atau kelompok lain yang terkait dengan federasi harusmenjadi bawahan
dan diakui oleh federasi tersebut. Federasi harus menentukan lingkup wewenang
dan hak serta tugas dari kelompok ini. Statuta dan peraturan ini telahdisetujui oleh
federasi. 28
Dalam hal ini, FIFA telah membentuk beberapa konfederasi sebagai
perpanjangan tangan untuk mengatur pengaturan klub-klub sepakbola di dunia,
konfederasi-konfederasi tersebut adalah 29:
a) Confederación Sudamericana de Fútbol – CONMEBOL
b) Asian Football Confederation – AFC
c) Union des associations européennes de football – UEFA
d) Confédération Africaine de Football – CAF
e) Confederation of North, Central American and Caribbean
Association
Football – CONCACAF
f) Oceania Football Confederation – OFC.
27
FIFA, Statuta FIFA 2016, Definisi, hlm. 5
Ibid, pasal 20
29
Ibid, pasal 22
28
23
Universitas Sumatera Utara
24
Selain itu, setiap konfederasi memiliki beberapa hak dan kewajibannya,
yaitu 30:
a) Mematuhi
dan
memberlakukan
kepatuhan
terhadap
Statuta,
peraturan dan keputusan FIFA;
b) Bekerja sama dengan FIFA di setiap domain untuk mencapai
tujuannya sebagaimana ditetapkan dalam pasal 2 dan untuk
menyelenggarakan kompetisi internasional;
c) Menyelenggarakan
kompetisi
antar
klub
sendiri,
sesuai
internasionalnya
sesuai
dengankalender pertandingan internasional;
d) Menyelenggarakan
semua
kompetisi
dengankalender pertandingan internasional;
e) Untuk memastikan bahwa liga internasional atauliga domestik tidak
akan terbentuk tanpa persetujuan dari FIFA;
f) Atas permintaan FIFA, untuk memberikan asosiasi yang mengajukan
keanggotaanharus memberikan hak kepada asosiasiuntuk ambil
bagian dalam kompetisi di konfederasi. Setiap hak dan kewajiban
lain
dari
anggota
diatur
oleh
Statuta
dan
regulasi
konfederasi.Anggota sementara tidak ambil bagian dalam kompetisi
final FIFA.
g) Memelihara hubungan dan kerjasama dengan FIFA secara aktif dan
konstruktifuntuk kebaikan permainan melalui pertemuan konsultatif
30
Ibid, pasal 22 ayat 3
24
Universitas Sumatera Utara
25
dan berdiskusi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kepentingan konfederasidan FIFA;
h) Untuk memastikan bahwa perwakilan yang ditunjuk untuk oleh
FIFA melaksanakan kegiatan mereka pada badan-badan ini dengan
saling menghormati,solidaritas, pengakuan dan fair play, sesuai
dengan Statuta dan peraturan terkait yang dikeluarkan oleh FIFA;
i) Membuat komite yang bisa bekerja sama dengan komite di FIFA;
j) Sangat memungkinkan dengan persetujuan FIFA, sebuah asosiasi
dari konfederasi yang lain (atau klub milik asosiasi tersebut) untuk
berpartisipasi dalam kompetisi yang diaturnya;
k) Dengan bekerjasama dengan FIFA, untuk mengambil tindakan yang
diperlukan untuk mengembangkan permainan sepakbola di benua
yang
bersangkutan,seperti
mengatur
program
pengembangan,
kursus, konferensi, dll;
l) Mendirikan badan-badan yang diperlukan untuk memenuhi tugastugas yang dimilikinya; dan
m) Mendapatkan dana yang diperlukan untuk memenuhi tugasnya.
Setelah adanya Statuta FIFA, konfederasi-konfederasi ini memiliki
Statuta nya tersendiri yang tidak jauh dari norma-norma dan kaidah-kaidah yang
terkandung dalam Statuta FIFA. Dalam hal ini kita membahas konfederasi AFC,
negara Indonesia termasuk di dalam benua Asia yang otomatis klub-klub
sepakbola Indonesia tunduk pada Statuta dan Manual AFC.
25
Universitas Sumatera Utara
26
Menurut Statuta AFC, "Klub" berarti "klub profesional atau klub amatir
yang berpartisipasi di liga atau kompetisi di bawah naungan asosiasi sepakbola". 31
dalam hal ini, konfederasi dalam Statuta AFC dapat diartikan sebagai
"sekelompok federasi yang diakui oleh FIFA milik benua yang sama (atau
wilayah geografis yang dapat diasimilasikan). 32
Klub, Liga, Asosiasi Regional atau kelompok pemangku kepentingan
lainnya yang berafiliasi dengan federasi harus berada di bawah dan diakui
federasi. Statuta federasi harus menentukan ruang lingkup, wewenang, hak dan
kewajiban Klub. Statuta danregulasi harus disetujui oleh federasi. 33
Setiap konfederasi ini memiliki Entry Manual atau yang bisa disebut
pengaturan atau regulasi terhadap klub sepakbola tersendiri untuk memenuhi
standar apakah klub sepakbola tersebut layak menjadi klub professional dan bisa
berlaga di kancah nasional maupun internasional.
AFC (Asian Football Confederation) selaku perpanjangan tangan FIFA
dalam mengatur pengaturan sepakbola khusunya yang berada di wilayah Asia,
mempunya Entry Manual yang harus dipenuhi klub-klub sepakbola di benua Asia
(termasuk klub-klub sepakbola Indonesia) untuk berlaga di level nasional maupun
Internasional. PSSI dan Liga Indonesia juga memiliki Manual tersendiri yang
tentunya mengikuti dan tidak jauh dari Manual yang dibuat oleh FIFA maupun
AFC.
AFC sendiri memiliki dua kompetisi yang diperuntukkan bagi klub-klub
sepakbola Asia untuk bertanding antar negara Asia, yaitu ACL (Asia Champions
31
AFC, Statuta AFC 2015, Definisi, butir 5
Ibid, Definisi,butir 7
33
Ibid, Pasal 15 ayat 1
32
26
Universitas Sumatera Utara
27
League) yang mana ACL adalah kasta tertinggi kompetisi klub sepakbola Asia
dan ACC (Asia Champions Cup) yang merupakan kasta kedua kompetisi klub
sepakbola di seluruh wilayah Asia yang terdaftar dalam AFC.
Namun AFC memberlakukan beberapa kriteria untuk klub-klub sepakbola
Asia apabila ingin bertanding di kompetisi ACL maupun ACC. Untuk kompetisi
ACL kriterianya yaitu 34:
Kriteria 1: Standar Teknis
Federasi harus berada di peringkat 1-6 di peringkat "Asia Barat" atau peringkat
"Asia Timur”
Kriteria 2: Sistem Perizinan Klub
2.01 Administrasi perizinan klub dalam federasi atau liga
2.02 Membentuk badan tuntutan dan badan pertimbangan
2.03 Peraturan perizinan klub nasional disetujui oleh AFC
2.04 Sosialisasi peraturan perizinan klub dan program edukasi untuk klub
Kriteria 3: Integritas Olahraga
3.01Petugas integritas diangkat di dalam federasi
3.02Peraturan atau dokumen setara yang mengatur manipulasi pertandingan
3.03 Mekanisme pelaporan
3.04 Seminar edukasi untuk pemain dan ofisial tim
3.05
Kriteria 4: Pengaturan Liga Sepakbola Professional
Tabel Kriteria, Kelayakan dan Catatan Pengaturan Liga Sepakbola Professional :
34
AFC, Entry Manual AFC Club Competitions 2017-2020, Pasal 7
27
Universitas Sumatera Utara
28
No.
4.01
Kriteria
Kelayakan
Jumlah pertandingan minimal Minimal
Catatan
27 Termasuk pertandingan
per tim di kompetisi utama pertandingan
nasional
(termasuk
piala liga
liga,
turnamen piala liga, dan grand
final jika berlaku)
4.02
Durasi
nasional
kompetisi
utama Minimal 8 bulan
(termasuk
liga,
Federasi
harus
mengidentifikasi
turnamen piala liga, dan grand
kompetisi mana yang
final jika berlaku)
menjadi
liga
divisi
nasional dan kompetisi
piala nasional
4.03
Format liga utama nasional
Home and Away Maksimal
dua
klub
berbagi kandang dalam
satu stadion
4.04
Program pendidikan untuk
Ya
wasit
4.05
Penetapan penilaian wasit pada
Ya
pertandingan
4.06
Penetapan
komisaris
Ya
pertandingan di pertandingan
28
Universitas Sumatera Utara
29
4.07
Peraturan Kompetisi
Ya
4.08
Peraturan nasional untuk status
Ya
dan transfer pemain
4.09
Kode disipliner nasional atau
Ya
liga
4.10
Pedoman keamanan nasional
Ya
atau liga
4.11
Penetapan petugas keamanan
Ya
di pertandingan
4.12
Badan
pembuat
tertinggi
liga
keputusan
(atau
Ya
untuk
urusan liga) dan anggotanya
berasal
dari
kepentingan
pemangku
terkait
mencerminkan
berbagai
pihak
yang
kepentingan
(misalnya
perwakilan dari klub, liga,
asosiasi sepak bola, organisasi
independen dan / atau individu)
4.13
Pengawas
yang
mengawasi
bertugas
Ya
masalah
operasional untuk liga
4.14
Struktur
manajemen
khusus
Ya
29
Universitas Sumatera Utara
30
untuk liga
4.15
Audit laporan laba rugi dan
Ya
neraca untuk liga
4.16
Auditor independen untuk liga
Ya
4.17
Pemasaran terpusat untuk hak
Ya
media
4.18
Frekuensi
konten
pengiriman
liga
penyiaran
jenis
tertentu
dan
pertandingan
liga
Ya
sendiri melalui TV dan / atau
platform komunikasi lain yang
tersedia
4.19
Peluang media untuk meliput
pertandingan
(pada
Ya
hari
pertandingan / tidak pada hari
pertandingan)
4.20
Pengukuran
ketepatan
Ya
kehadiran dan pengumuman
skor di pertandingan
Kriteria 5: Stadion
Tabel Kriteria, Kelayakan dan Catatan Stadion :
30
Universitas Sumatera Utara
31
No.
5.01
Kriteria
Kelayakan
Jumlah stadion yang disetujui 2
Catatan
(peringkat Harus mematuhi
AFC dari klub-klub di liga federasi masing- Peraturan Stadion
divisi utama nasional
masing
1-6
di AFC
dan
masing-masing
Peraturan
peringkat
Keselamatan dan
geografis) atau
Keamanan AFC
1
(peringkat
federasi 7-12 di
masing-masing
peringkat
geografis)
Kriteria 6: Logistik, Visa, dan Akomodasi
6.01 Mudah dalam proses Visa
6.02 Penerbangan Internasional setiap hari di wilayah geografis masingmasing (Asia Barat atau Asia Timur)
6.03 Prosedur bandara yang sederhana, proses imigrasi atau bea cukai yang
mudah
6.04 Infrastruktur transportasi lokal yang aman dan terjangkau
6.05 Hotel dengan standar yang sesuai untuk tim dan offisial.
Selanjutnya kompetisi kasta kedua AFC yaitu ACC (Asia Champions
Cup) memiliki kriteria yang tidak jauh berbeda dengan ACL (Asia Champions
31
Universitas Sumatera Utara
32
League) tetapi regulasinya lebih sedikit dibandingkan ACL. Berikut beberapa
kriterianya 35:
Kriteria 1: Standar Teknis
Federasi harus berada di peringkat 7 kebawah di peringkat "Asia Barat" atau
peringkat "Asia Timur"
Kriteria 2: Sistem Perizinan Klub
2.01Administrasi perizinan klub dalam federasi atau liga
2.02 Membentuk badan tuntutan dan badan pertimbangan
2.03 Peraturan perizinan klub nasional disetujui oleh AFC
2.04 Sosialisasi peraturan perizinan klub dan program edukasi untuk klub
Kriteria 3: Integritas Olahraga
3.01Petugas integritas diangkat di dalam asosiasi federasi
3.02Peraturan atau dokumen setara yang mengatur manipulasi pertandingan
3.03
Mekanisme pelaporan
3.04
Seminar edukasi untuk pemain dan ofisial tim
Kriteria 4: Pengaturan Liga Sepakbola Professional
Tabel Kriteria, Kelayakan dan Catatan Pengaturan Liga Sepakbola Professional :
No.
Kriteria
Kelayakan
4.01
Divisi top nasional yang ada
Ya
Catatan
Federasi
harus
(termasuk liga, turnamen piala
mengidentifikasi
dan grand final jika berlaku)
kompetisi
35
mana
Ibid, Pasal 8
32
Universitas Sumatera Utara
33
yang menjadi liga
divisi
dan
nasional
kompetisi
piala nasional
Home and Away
4.02
Format liga divisi top nasional
4.03
Bagian operasional wasit
Ya
4.04
Penetapan
Ya
komisaris
pertandingan di pertandingan
4.05
Peraturan Kompetisi
Ya
4.06
Peraturan nasional untuk status
Ya
dan transfer pemain
4.07
Kode disipliner nasional atau
Ya
liga
4.08
Pedoman keamanan nasional
Ya
atau liga
Penetapan
petugas keamanan
di pertandingan
4.09
Badan
tertinggi
pembuat
liga
keputusan
(atau
Ya
untuk
urusan liga) dan anggotanya
berasal
dari
kepentingan
pemangku
terkait
mencerminkan
berbagai
pihak
yang
kepentingan
(misalnya
33
Universitas Sumatera Utara
34
perwakilan dari klub, liga,
asosiasi sepak bola, organisasi
independen dan / atau individu)
4.10
Struktur
manajemen
khusus
Ya
Audit laporan laba rugi dan
Ya
untuk liga
4.11
neraca untuk liga
4.12
Peluang media untuk meliput
pertandingan
pertandingan
(pada
/
bukan
Ya
hari
hari
pertandingan)
Kriteria 5: Stadion
Tabel Kriteria, Kelayakan dan Catatan Stadion :
No.
Kriteria
Kelayakan
Catatan
5.01
Jumlah stadion yang disetujui
Hanya 1
Harus mematuhi
AFC dari klub-klub di liga
Peraturan Stadion
divisi utama nasional
AFC
dan
Peraturan
Keselamatan dan
Keamanan AFC
Kriteria 6: Logistik, Visa, dan Akomodasi
34
Universitas Sumatera Utara
35
6.01
Mudah dalam proses Visa
6.02
Penerbangan Internasional setiap hari di wilayah geografis masingmasing (Asia Barat atau Asia Timur)
6.03
Prosedur bandara yang sederhana, proses imigrasi atau bea cukai
yang mudah
6.04 Infrastruktur transportasi lokal yang aman dan terjangkau
6.05 Hotel dengan standar yang sesuai untuk tim dan offisial.
Mulai tahun 2018, klub-klub sepakbola Indonesia memiliki jatah 1 slot
play-off untuk bermain di ACL dan 2 slot langsung untuk bermain di kompetisi
ACC. PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator Liga 1 menjelaskan
bahwa klub sepakbola Indonesia harus memiliki lisensi agar bisa bertanding di
kedua kompetisi tersebut.
Lisensi tersebut dapat terpenuhi apabila kriteria-kriteria pada Entry
Manual AFC 2017-2020 dipenuhi oleh klub-klub sepakbola Indonesia, terutama
yang bermain di Liga 1 Indonesia. Apabila klub tersebut juara tetapi tidak
memiliki lisensi maka otomatis klub dibawahnya lah yang berhak berlaga di ACL
maupun ACC dengan catatan memiliki standar lisensi yang telah ditetapkan oleh
pihak AFC.
2. Pengaturan dalam Statuta dan Regulasi PSSI
PSSI memiliki tugas utama yaitu menghasilkan tim nasional yang
tangguh dan bisa bersaing di level internasional. Dengan tujuan itulah klub-klub
sepakbola
Indonesia
diberikan
kompetisi
seperti
Liga
Indonesia
agar
35
Universitas Sumatera Utara
36
menghasilkan pemain-pemain yang berbakat dan handal agar bisa ditarik oleh tim
nasional Indonesia.
PSSI selaku federasi sepakbola Indonesia yang bertugas mengatur
persepakbolaan Indonesia juga memiliki statuta dan regulasi mengenai klub-klub
sepakbola Indonesia agar klub-klub sepakbola Indonesia dan kompetisinya bisa
berjalan secara selaras dan teratur.
Klub adalah anggota PSSI yang membentuk klub sepak bola yang terdiri
dari klub profesional (non-amatir) dan klub amatir. 36 Klub, liga, asosiasi PSSI
provinsi atau tiap kelompok klub yang terafiliasi dengan PSSI berkedudukan di
bawah dan diakui PSSI. Statuta ini menjabarkan ruang lingkup kewenangan dan
hak dan kewajiban dari klub dan grup tersebut. Statute dan peraturan-peraturan
mereka harus disetujui oleh Komite Eksekutif PSSI. 37 Dalam penyempurnaannya,
Klub adalah perkumpulan sepakbola yang terdiri dari klub profesional dan klub
amatir. 38Perkumpulan sepakbola disebut sebagai klub profesional, bila seluruh
pemainnya yang mengikuti kompetisi/pertandingan resmi, dinyatakan berstatus
pemain profesional. 39 Sedangkan yang disebut klub amatir adalah apabila seluruh
pemainnya yang mengikuti kompetisi atau pertandingan resmi berstatus pemain
amatir. 40 Selain itu terdapat juga klub semi profesional, yaitu sebagian pemainnya
36
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, Statuta PSSI dan Tata Tertib Kongres Edisi
2014, Pasal 1 ayat 7
37
Ibid, pasal 19 ayat 1
38
PersatuanSepakbolaSeluruhIndonesia, Peraturan Organisasi
Persatuan Sepakbola
Seluruh Indonesia NO: 01/PO-PSSI/I/2011, Perubahan/Penyempurnaan PO NO : 03/POPSSI/VIII/2009Tentang Pemain : Status, Alih Status dan Perpindahan, Pasal 1 ayat 13
39
Ibid, Pasal 1 ayat 14
40
Ibid, Pasal 1 ayat 15
36
Universitas Sumatera Utara
37
yang mengikuti kompetisi/pertandingan resmi, dinyatakan berstatus pemain
profesional. 41
Selain itu, PSSI juga mengatur Klub Profesional dan Klub Amatir dalam
hal mengikuti kompetisi, kompetisi sepakbola di Indonesia sejatinya diatur oleh
PSSI dan juga operator liga ataupun kompetisi lainnya.
Kompetisi atau pertandingan sepakbola yang terdiri dari Kompetisi
Profesional dan Kompetisi Amatir. 42 Kompetisi atau pertandingan sepakbola yang
diselenggarakan atau diizinkan oleh PSSI atau Pengurus Daerah (Pengda) atau
Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI, seperti Kompetisi Liga Indonesia, Piala
Indonesia serta Kejuaraan Internasional untuk Klub yang diselenggarakan atau
diizinkan oleh AFC atau FIFA. Kompetisi Profesional Liga Indonesia, mulai
tahun 2008 dan seterusnya adalah kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya
diikuti oleh peserta yang berstatus Klub Profesional, selama Peraturan Organisasi
ini tidak dirubah, yaitu : Kompetisi Super Liga dan Kompetisi Divisi Utama. 43
Sedangkan Kompetisi Amatir PSSI, mulai tahun 2008 dan seterusnya adalah
kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya diikuti oleh peserta yang berstatus
Klub Amatir, selama Peraturan Organisasi ini tidak dirubah, yaitu 44:
a. Kompetisi Divisi Satu
b. Kompetisi Divisi Dua
c. Kompetisi Divisi Tiga
d. Kompetisi Kelompok Umur
41
Ibid, Pasal 1 ayat 16
Ibid, Pasal 1 ayat 18
43
Ibid, Pasal 1 ayat 19
44
Ibid, Pasal 1 ayat 20
42
37
Universitas Sumatera Utara
38
e. Kegiatan Sepakbola Wanita
f. Kegiatan Sepakbola Pantai.
Kompetisi yang diadakan PSSI tahun ini adalah Gojek Traveloka Liga 1,
Liga 2 dan Liga Nusantara, dimana jika merujuk pada pasal 19 dalam peraturan
organisasi PSSI, maka Gojek Traveloka Liga 1 termasuk dalam kompetisi
professional dan klub-klub yang bermain di liga tersebut termasuk klub
professional, Gojek Traveloka Liga 1 bisa disebut kompetisi super liga dan Liga 2
bisa disebut kompetisi divisi utama.
Selain itu dalam pasal 20, divisi satu Liga Indonesia disebut Liga
Nusantara, maka dari itu Liga Nusantara disebut bermain dalam kompetisi amatir,
dan klub-klub sepakbola Indonesia yang bermain di Liga Nusantara disebut klub
amatir.
Klubyangdiperbolehkanmengikutikompetisidanturnamen
yangdiselenggarakan LigaadalahklubanggotaPSSIyangditetapkanLiga. 45
Persyaratanuntukmenjadi
anggotaPSSIdiaturdidalamPedomanDasarPSSI
tahun2004Pasal5ayat(1),(2),(3), (4), (5),(6)dan ayat(7)yang dijelaskan lebih lanjut
dalamPeraturanOrganisasi
Tentang
KeanggotaanPersatuanSepakbolaSeluruhIndonesia(PSSI).Persyaratantersebut
adalah:
a) MenyetujuiPedomanDasar,AzasdantujuanPersatuanSepakbolaSeluru
h Indonesia (PSSI).
45
Liga Indonesia,ManualA:StandarisasiKlub,Definisi dan Pengertian
38
Universitas Sumatera Utara
39
b) MempunyaiBadanHukumdanPedomanDasaryangtidakbertentangande
ngan Persatuan Sepakbola SeluruhIndonesia (PSSI).
c) Berkedudukandanberkantorsecararesmidanlegaldikabupaten/lotatemp
at domisilinya
d) MemilikiPelatih dan Wasit
e) Memilikiatau
mendapatkan
izin
penggunaan
dari
pemiliki
atau
pengelolastadion atau atau lapangan sepakbolayangmemenuhi syarat.
Dalam pengelolaannya, PT LIB (Liga Indonesia Baru) bersama PSSI
membuat Regulasi dan Manual yang menjadi acuan klub-klub sepakbola
Indonesia khusunya yang bermain di Gojek Traveloka Liga 1 selaku kasta
tertinggi dalam kompetisi antar klub sepakbola Indonesia.
Menurut definisi pada Regulasi Gojek Traveloka Liga 1, Klub adalah klub
sepakbola yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh LIB dalam
keikutsertaan di Liga 1 dan turnamen sepakbola profesional yang diselenggarakan
oleh LIB. 46
Adapun beberapa tugas dan kewajiban klub peserta yang berlaga di
kompetisi Liga 1 yang terkandung dalam pasal 6 Regulasi Gojek Traveloka Liga
1, setiap klub setuju dan menjamin untuk 47 :
a) Memahami dan mematuhi seluruh regulasi, kebijakan, keputusan,
panduan, himbauan dan edaran yang dibuat oleh LIB dan hukum positif
negara;
b) Memahami dan mematuhi Laws of the Game;
46
47
Liga Indonesia Baru, Regulasi Gojek Traveloka Liga 1 2017, Definisi
Ibid, Pasal 6 ayat 2
39
Universitas Sumatera Utara
40
c) Menerima bahwa seluruh hal administratif, disiplin dan perwasitan terkait
dengan Liga 1 akan diselesaikan oleh LIB sesuai dengan Regulasi;
d) Menyampaikan dokumen yang diminta oleh LIB dengan status valid dan
sebenarnya;
e) Menghormati asas-asas fair play;
f) Bertanding dengan sungguh-sungguh dan memainkan tim terkuatnya
selama berlangsungnya Liga 1;
g) Bertanding di seluruh pertandingan sesuai dengan Regulasi serta jadwal
yang telah ditetapkan LIB;
h) Memainkan seluruh pertandingan di Liga 1 di dalam Stadion yang telah
memenuhi kriteria dan ditetapkan oleh LIB;
i) Bertanggung jawab terhadap tingkah laku Pemain, Ofisial, personil,
penonton serta setiap orang dalam tugasnya di pelaksanaan Liga 1, baik
dalam di kandang maupun pada saat tandang;
j) Dalam kapasitas sebagai tuan rumah, mempersiapkan pelaksanaan
pertandingan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Regulasi;
k) Dalam kapasitas sebagai tuan rumah, menjamin bahwa akses masuk ke
dalam Stadion tidak akan dihambat dan dibatasi terhadap perangkat
pertandingan, delegasi LIB, Pemain dan Ofisial Klub tamu, sponsor,
pendukung klub tamu dan media tanpa ada diskriminasi agama, gender,
ras dan kebangsaan;
40
Universitas Sumatera Utara
41
l) Dalam kapasitas sebagai tuan rumah, bertanggung jawab terhadap proses
perizinan setiap pertandingan kandang yang dilaksanakan dan wajib
mengirimkan surat izin atau rekomendasi yang telah diperoleh dari pihak
kepolisian kepada LIB;
m) Dalam kapasitas sebagai tuan rumah, bertanggung jawab akan ketertiban
dan keamanan sebelum, pada saat dan setelah pertandingan. Klub tuan
rumah sewaktu-waktu dapat dipanggil untuk menjelaskan apabila terdapat
insiden dalam rentang waktu pertandingan;
n) Menghadiri dan mengikuti seluruh kegiatan resmi seperti managers
meeting Liga 1, match coordination meeting Pertandingan, press
conferences, aktivitas media lain, club’s workshops, aktivitas social
responsibilities dan kegiatan resmi lainnya yang diselenggarakan oleh LIB.
o) Menjamin bahwa tidak ada personil yang tidak berhak untuk memasuki
ruang ganti tim;
p) Bersedia bekerja sama dengan LIB setiap saat, khususnya pada akhir
pertandingan dalam hal pengoleksian game item dan barang-barang
pribadi pemain yang dapat digunakan oleh LIB untuk membuat koleksi
memorabilia yang menggambarkan warisan dari Liga 1, dengan
mengesampingkan penggunaan komersial;
q) Memberikan izin kepada Pemain yang terpilih dalam kegiatan resmi yang
diselenggarakan oleh LIB;
r) Memberikan kepada LIB sebelum dimulainya Liga 1, dokumen berupa
statistik umum, informasi dan foto setiap Pemain dan Ofisial, informasi
41
Universitas Sumatera Utara
42
Klub dan foto Stadion yang akan digunakan dalam Liga 1 serta data lain
yang diminta oleh LIB;
s) Menyampaikan informasi terkini yang terkait dengan perubahan nama,
status, administrasi, data dan hal lain kepada LIB selambat-lambatnya 14
hari kerja setelah perubahan tersebut.
t) Pelanggaran terhadap ketentuan ayat 2 ini akan dikenakan sanksi berupa
denda sebesar Rp. 100.000.000,-.
Klub wajib menjamin tidak ada bagian dari pembayaran LIB kepada Klub
yang dapat dipergunakan, baik secara langsung maupun tidak langsung, atau
melalui suatu cara apapun, (i) untuk tujuan yang merupakan pelanggaran atas
peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia atau setiap negara lain
yang hukumnya mungkin berlaku bagi salah satu pihak atau afiliasinya masingmasing, (ii) untuk mendapatkan keuntungan apapun dari pegawai pemerintah
manapun, atau (iii) untuk tujuan tidak sah, tidak etis atau tidak layak baik yang
berhubungan maupun tidak berhubungan dengan LIB, dan Klub menjamin bahwa
tidak akan mempergunakan dana yang dimaksud dengan cara yang melanggar
ketentuan-ketentuan ini. 48
Adapun regulasi Gojek Traveloka Liga 1 yang dirangkum dari seluruh
aspek yang mana beberapa regulasi ini sangat penting untuk dilaksanakan oleh
setiap klub peserta Gojek Traveloka Liga 1, yaitu 49:
48
Ibid, Pasal 6 ayat 7
Lanjar Wiratri, Rincian Lengkap Ketentuan Peraturan Regulasi Liga
1,http://www.indosport.com/sepakbola/2017033052557788814326/berikut-rincian-lengkapregulasi-liga-1,diakses pada tanggal 19 Mei 2017
49
42
Universitas Sumatera Utara
43
a) Setiap klub hanya boleh mengontrak dua pemain yang berusia di atas 35
tahun.
b) Setiap klub wajib mendaftarkan lima pemainnya yang berusia di bawah 23
tahun.
c) Tiga pemain berusia di bawah 23 tahun harus dimainkan dalam tiap
pertandingan minimal 45 menit.
d) Setiap klub hanya boleh memiliki dua pemain asing non Asia dan satu
pemain Asia.
e) Setiap klub boleh memiliki pemain marquee player dengan jumlah
minimal satu atau jika sanggup boleh lima, asalkan tidak melebihi
batas salary cap (pembatasan gaji).
f) Marquee player sifatnya tidak memaksa atau diwajibkan
g) Syarat marquee player harus bermain di liga top Eropa atau tiga edisi Piala
Dunia (2006, 2010, dan 2014).
h) Setiap klub boleh mendaftarkan 20 nama pemain di daftar susunan pemain
(dsp).
i) Setiap klub dapat melakukan pergantian pemain maksimal lima kali dalam
satu pertandingan.
j) 18 klub di Liga 1 akan mendapatkan dana kontribusi dari PSSI senilai Rp
7.500.000.000,- (tujuh miliar lima ratus juta rupiah).
k) Salary cap alias batasan gaji pemain, yakni minimal Rp 5.000.000.000,(lima miliar rupiah) dan maksimal Rp 15.000.000.000,- (lima belas miliar
rupiah).
43
Universitas Sumatera Utara
44
l) Jendela transfer (transfer window) akan dibuka dalam dua periode, periode
pertama (1 sampai 30 April 2017) dan periode kedua (16 Juni hingga
Agustus)
Pengaturan sepakbola di Indonesia mengikuti Statuta FIFA, Statuta AFC,
Statuta PSSI dan Regulasi Liga Indonesia yaitu Regulasi Gojek Traveloka Liga 1.
Pengaturan ini diatur ketat oleh PSSI dan diawasi oleh PT. Liga Indonesia Baru
selaku operator Liga Indonesia saat ini. Pengaturan ini sampai saat ini masih
berjalan dengan baik walaupun Komisi Disiplin PSSI banyak memberikan sanksi
kepada klub yang supporternya membuat kericuhan.
44
Universitas Sumatera Utara
BAB II
PENGATURAN TENTANG KLUB SEPAKBOLA INDONESIA
A. Sejarah dan Kondisi Klub Sepakbola Indonesia
1. Sejarah Klub Sepakbola Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah masyarakat
terbanyak di dunia. Masyarakat Indonesia memiliki rasa fanatik yang besar
terhadap olahraga sepakbola. Di satu sisi, sepakbola menjadi kegemaran bagi
sebagian besar masyarakat Indonesia.Sebelum mengulas lebih jauh mengenai
sejarah klub sepakbola Indonesia, dapat dicermati terlebih dahulu mengenai
sejarah awal adanya sepakbola Indonesia dan bagaimana PSSI bisa berdiri di
Indonesia.
Pada masa perjuangan, sepak bola terbawa oleh arus politik, kepentingankepentingan para pengurus organisasi sepak bola di Indonesia menjadikan sepak
bola sebagai alat politis. Penguasa kolonial demi kepentingannya memanfaatkan
sepak bola untuk menguasai bangsa Indonesia dengan cara halus. Tokoh-tokoh
politik Indonesia dengan ide-ide kebangsaannya menggunakan sepak bola untuk
membina mental dan sosial masyarakat bumiputra untuk lepas dari belenggu
mereka. 15
Sejak zaman Kerajaan Surakarta Hadiningrat, Sri Susuhunan Pakubuwono
X (1893-1939) mengadakan pasar malam pada sepuluh malam terakhir bulan
puasa. Dan panitia pasar malam menambah semarak saat-saat menjelang lebaran
15
Soetomo, Pertandingan Bukan Persaingan, (Jakarta: Sinar Harapan, 1985), hlm 325.
14
Universitas Sumatera Utara
15
itu dengan pertandingan sepak bola malam hari. Di era 30-an ini, sepak bola
adalah hiburan yang paling digemari rakyat yang secara massal tidak tertandingi. 16
Organisasi sepak bola milik bangsa Belanda yang sudah cukup lama
berdiri tidak luput dari masalah. Dalam tubuh Nederlansch Indische Voetbal Bond
terdapat perbedaan pendapat yang tak bisa dicegah. NIVB terpaksa berubah
menjadi Nederlansch Indische Voetbal Unie. Perpecahan nama tersebut mulai
tampak ketika pengurus NIVB, J.C.J Mastenbroek menawarkan kerja sama
kepada Ir. Soeratin Sosrosoegondo selaku ketua PSSI pada tahun 1936 dan
perundingan-perundingan yang dilakukan oleh kedua belah pihak pada tahap
berikutnya ditentang oleh para pengurus NIVB yang reaksioner. Akan tetapi,
sebagian golongan muda menyokong Mastenbroek sehingga NIVB pecah. Nama
NIVB tidak boleh dipakai untuk meneruskan perundingan dengan PSSI. Maka
pada tahun 1936 dilakukan perubahan dalam organisasi sepakbola Belanda dan
Mastenbroek dipilih sebagai ketua yang baru serta Nederlansch Indische Voetbal
Unie (NIVU) sebagai nama barunya. 17
Pada 10-11 April 1930 di Gedung Handrepojo di Yogyakarta dilakukan
pertemuan yang menghasilkan pembentukan panitia persiapan dengan ketua H.A.
Hamid dan sekretaris Amirnoto agar melakukan konferensi untuk membentuk
organisasi sepak bola untuk mengimbangi NIVB. Lalu berkumpullah utusan dari
7 perkumpulan di Indonesia dan membentuk Persatuan Sepak Raga Seluruh
18
Arief Natakusumah, Drama itu bernama Sepak Bola, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2008), hlm. 76
17
Agustina Palupi, Politik dan Sepak Bola di Jawa, 1920-1942, (Jogjakarta: Ombak,
2004), hlm. 73
15
Universitas Sumatera Utara
16
Indonesia (PSSI) pada 19 April 1930. Ketujuh utusan klub sepak bola tersebut
antara lain:
a. Voetbal Indonesische Jakarta (VIJ)
b. Bandoengsche Indonesische Voetbalbond (BIVB)
c. Persatuan Sepakbola Mataram (PSIM Yogya)
d. Voerslandshe Voetbalbond (VVB Solo)
e. Madioensche Voetbalbond (VVB), Indonesische Voetbalbond Magelang
(IVBM)
f. Soerabajasche Indonesische Voetbalbond (SIVB)
Ketua yang terpilih pada pembentukan PSSI saat itu adalah Ir. Soeratin.
Anggaran Dasar dan sistem pertandingan antarkota dituntaskan pada 1931 dalam
konferensi di Solo. Pada kongres delapan tahunan, Soeratin menggagas dan
mengajak serta mendidik rakyat melalui sepak bola pada 1938. Untuk masalah
pendanaan diterapkan iuran anggota, sumbangan donatur, uang hasil pemasukan
pertandingan, dan usaha lain yang sah. Beberapa sifat terbentuknya PSSI adalah
pertama, organisasi ini didirikan karena banyaknya dukungan dari golongan
pemimpin gerakan Indonesia sebagai tindak lanjut Sumpah Pemuda 1928. Kedua,
PSSI merupakan organisasi otonom yang tidak menggantungkan diri kepada
kerjasama organisasi sepak bola kolonial seperti NIVB. Pembuktian peristiwa
sebagai contoh pertama adalah Gentlemen’s Agreement pada 15 januari 1937
16
Universitas Sumatera Utara
17
antara PSSI dengan Nedherlands Indishe Voetbal Unie (NIVU), nama baru
NIVB. 18
Dalam kejuaraan PSSI ke III pada tahun 1933, penonton yang
menyaksikan sangat banyak. Lapangan Pasar Turi, Surabaya sebagai tempat
pertandingan, penuh dengan lautan manusia. Di antara mereka terdapat para
pemimpin pergerakan kebangsaan, bahkan beberapa anggoa pengurus NIVB
datang ke kota tersebut untuk menyaksikan pertandingan antara kesebelasan dari
Jakarta melawan kesebelasan Surabaya. Dalam kesebelasan SIVB terdapat
bintang-bintang sepak bola dari NIVB, antara lain Dr. Nawir. Selain SIVB
pemain-pemain NIVB dipakai pula oleh BIVB, sedangkan VIJ dan PSIM tidak
menggunakan pemain NIVB dan dalam pertandingan terakhir VIJ berhasil keluar
sebagai juara dengan mengalahkan SIVB 2-1. 19
Pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh PSSI selalu
mendapat sambutan yang baik dari para penonton. Pada kejuaraan PSSI ke II yang
berlangsung di lapangan Laan Trivelli, Jakarta pada tahun 1932, tidak hanya
dipadati
oleh
penonton-penonton
biasa,
pemimpin-pemimpin
pergerakan
kebangsaan juga menghadirinya. Bung Karno yang baru saja keluar dari penjara
Sukamiskin mendapat kehormatan menendang bola pertama sebagai tanda
dimulainya pertandingan final antara VIJ dan PSIM. Saat itu tergambar dengan
18
Adrianus Saerong,Lahirnya Kompetisi-kompetisi Sepak Bola di Indonesia,
http://www.rappler.com/indonesia/olahraga/152677-lahirnya-kompetisi-sepak-bola-indonesia, di
akses pada tanggal 1 April 2017.
19
Agustina Palupi, Loc.Cit.
17
Universitas Sumatera Utara
18
jelas hebatnya persatuan bangsa Indonesia dan menyalanya rasa kebangsaan yang
dikobarkan PSSI dibantu oleh partai-partai dan dikipasi oleh Bung Karno. 20
Kini di era kepemimpinan presiden PSSI yang baru terpilih periode 20162021 Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi, Liga Indonesia dibagi menjadi dua,
yaitu liga professional yaitu liga 1 dan liga 2, serta liga amatir yang disebut liga
nusantara 21.
2. Kondisi Klub Sepakbola Indonesia
Sepakbola Indonesia kini mulai bangun kembali setelah dibekukannya
PSSI oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga. PT LIB (PT Liga Indonesia Baru)
dipercaya menjadi operator dalam mengurus sistem liga bagi klub-klub sepakbola
Indonesia. Sistem liga kini sudah mulai digulirkan kembali dari tingkat Liga 3
atau Liga Nusantara (Kasta terbawah), Liga 2, dan Liga 1 yang bisa kita sebut
Divisi Utama.
Manajemen setiap klub sudah mempersiapkan klubnya masing-masing
untuk ikut berkompetisi dalam Liga yang bervariasi ini. Sebut saja contohnya ada
Persib Bandung, Persija Jakarta, Arema Indonesia, PSM Makassar, dll yang
bertanding di Liga 1. Setelahnya ada PSMS Medan, Persebaya Surabaya, Persiraja
Banda Aceh, dll yang berlaga di Liga 2. Sementara Liga 3 atau Liga Nusantara
masih menunggu hasil klub yang terdegradasi dari Liga 2.
Kondisi yang dirasakan saat ini adalah maraknya Marquee Player yang
ditetapkan PSSI untuk klub-klub sepakbola Liga 1. Marquee Player adalah
pemain sepakbola mancanegara yang juga mantan pemain bintang dunia boleh
20
Ibid, hlm 81.
https://id.wikipedia.org/wiki/Liga_Indonesia, di akses pada tanggal 5 Mei 2017
21
18
Universitas Sumatera Utara
19
dibeli oleh setiap klub sepakbola yang berlaga di Liga 1. Tetapi ada batasan untuk
klub sepakbola Liga 1 untuk masalah pemain asing, yaitu 2 pemain asing diluar
benua Asia dan 1 pemain dari benua Asia.
Dengan berlakunya sistem seperti ini, bukan tidak mungkin apabila klubklub sepakbola Indonesia yang memiliki kemampuan finansial yang tinggi dapat
dengan mudah membeli Marquee Player ini. Sebut saja Persib Bandung yang
sudah membeli Michael Essien dan Charlton Cole, Madura United yang membeli
Peter Odemwingie, Mitra Kutai Kartanegara yang membeli Mohammed Sissoko
dan klub-klub yang mampu dalam hal finansial lainnya.
Sementara klub-klub yang berlaga di Liga 2 memiliki aturan tersendiri
yaitu tidak boleh memakai pemain asing. PSSI sengaja menetapkan regulasi
tersebut pada Liga 2 dikarenakan klub sepakbola yang berlaga di Liga 2 cukup
banyak, ini menjadi kekhususan tersendiri untuk mengembangkan pemain lokal
untuk kemajuan Tim Nasional Indonesia dengan mengembangkan bibit pemain
Indonesia yang cukup banyak tersebar di berbagai klub sepakbola Indonesia agar
Tim Nasional Indonesia cukup memiliki banyak bibit dan diharapkan lebih
kompetitif dalam ajang turnamen internasional seperti AFF Suzuki Cup dan Piala
Asia.
B. Sumber Hukum Pengaturan Klub Sepak Bola Indonesia
Adapun yang dimaksud dengan sumber hukum ialah: segala atau apa saja
yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat
memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang
19
Universitas Sumatera Utara
20
tegas dan nyata. Sumber hukum dapat kita tinjau dari segi material dan segi
formal 22:
(1) Sumber Hukum Material dapat ditinjau lagi dari berbagai sudut, misalnya
dari sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat dan sebagainya. Contoh:
a. Seorang ahli ekonomi akan mengatakan, bahwa kebutuhan-kebutuhan
ekonomi dalam masyarakat itulah yang menyebabkan timbulnya
hukum.
b. Seorang ahli kemasyarakatan (sosiolog) akan mengatakan, bahwa yang
menjadi sumber hukum ialah peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
masyarakat.
(2) Sumber Hukum Formal antara lain ialah:
a. Peraturan perundang-undangan (statute)
b. Kebiasaan (custom)
c. Keputusan-keputusan hakim (yurisprudensi)
d. Traktat (treaty)
e. Doktrin (pendapat sarjana hukum).
Dalam hal ini, sumber hukum yang dipakai adalah sumber hukum formal
yang mana tertuju pada peraturan perundang-undangan (statute) atau statuta serta
regulasi yang berkenaan dengan pengaturan klub sepak bola di Indonesia. Dalam
hal ini, Hukum olahraga yang biasa kita kenal dengan Lex Sportiva memiliki
peranan penting dalam persepakbolaan Indonesia.
22
Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011), hlm 57-
58.
20
Universitas Sumatera Utara
21
Lex Sportiva dapat dirumuskan sebagai hukum yang khusus mengatur
tentang olahraga yang dibentuk oleh institusi komunitas olahraga itu sendiri dan
berlaku serta ditegakkan oleh lembaga olahraga itu sendiri tanpa intervensi dari
hukum positif suatu negara dan tanpa intervensi dari hukum internasional. Secara
sederhana, Lex Sportiva adalah peraturan yang di buat oleh Induk Organisasi
Olahraga (FIFA, FIBA,dll) berupa AD/ART organisasi atau Statuta Organisasi
dimana setiap anggota harus tunduk terhadap AD/ART atau statutanya. Lex
Sportiva disebut sebagai sistem hukum transnasional (olahraga) dalam wilayah
yurisdiksi pengaturan, penyelenggaraan kompetisi profesional, serta mekanisme
penyelesaian sengketa yang ditimbulkannya. Namun, yang perlu diingat bahwa
tidak berarti antara hukum nasional, hukum internasional, dan hukum olahraga
terpisah satu dengan yang lain. Hukum Olahraga butuh Hukum Nasional dan juga
Hukum Internasional. Sebagai contoh, dalam menjalankan suatu pertandingan,
maka hukum nasional masuk di sana, seperti keamanan, imigrasi, kesehatan,
ketenagakerjaan dan sebagainya. Begitu juga dengan hukum internasional, hukum
olahraga masih menggunakan asas kebebasan berkontrak, pacta sunt servanda
dalam kontrak pemain, dan asas hukum lainnya. 23
HukumyangdigunakandalamduniasepakbolaterikatpadaketentuanFIFA.FIF
A adalah
federasi sepakbola professional yang mengatur dan mengelola serta
menyelesaikansengketadalamkompeisisepakbolaprofesionalberdasarkanLexSporti
LexLudica,untukkemudiandikembangkanseturut - turutStatuta FIFA. 24
vadan
23
Josua Satria Collins,Memperkenalkan Hukum Olahraga di Indonesia,
http://www.calonsh.com/2016/11/05/memperkenalkan-hukum-olahraga-di-indonesia/, di akses
pada tanggal 4 Mei 2017.
24
FIFA, Statuta FIFA 2009, pasal 1-2.
21
Universitas Sumatera Utara
22
Mekanisme hukum FIFA terdiri dari Lex Sportiva dan Lex Ludica yang mana
menjadi bagian hukum yang mengatur seepakbola.
LexLudicaadalahsubsistemdariLexSportivayaknisebagaiLawoftheGame,
sedangkanLexSportivaadalahsebagaisistemhukumFIFAsecarakeseluruhandalam
mengatur,mengelola,melaksanakandanmenyelesaikansengketadalamkompetisi
sepakbolaprofesional.LexLudicabukanlahkewenanganFIFAsecarapenuh,sebab
yangberwenangmenciptakan,lalumngevaluasidankemudianmenetapkantheLawsoft
heGameadalahIFAB,dimanaFIFAadadidalamnyasebagaianggotaIFAB. 25
SedangkanLexSportivadisebutkan
bahwajelasmempunyaititiksinggungdengansistemhukumdimananegarayang
menyelenggarakankompetisitersebut.Adanyaintervensinegaramerupakanbagian
yangtidakterelakkan,tetapidalamkonteksyangstrategisdansesuaidengan
kompetensinyadengansatutujuanuntukmemastikankompetisisepakbolaprofesional
itu dapat berjalan denganbaik. 26
Jadi dapat disimpulkan bahwa PSSI selaku badan tertinggi dalam
persepakbolaan Indonesia harus tetap tunduk kepada FIFA. Jelas bahwa semua
pengaturan terhadap klub-klub sepakbola Indonesia diatur oleh PSSI melalui
operator yang diutus untuk menjalankan sistem liga, dalam hal ini operator adalah
PT. LIB (Liga Indonesia Baru).
C. Pengaturan Tentang Klub Sepakbola Indonesia
1. Pengaturan dalam Statuta FIFA
25
Ibid, pasal 6.
Dita
Rahmasari,
AnalisisYuridisPerpindahanPemainSepakbola
BerdasarkanKitabUndang-UndangHukumPerdatadanPeraturanKeolahragaanLainnya, (Skripsi
Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011), hlm.44.
26
22
Universitas Sumatera Utara
23
FIFA selaku otoritas tertinggi yang mengatur sepakbola dunia mempunyai
regulasi tersendiri mengenai peraturan yang diterapkan bagi klub-klub sepakbola
professional yang berlaga di tiap negara.
Klub adalah anggota asosiasi (yang merupakan anggota asosiasi FIFA)
atauanggota liga yang diakui oleh federasi yang masuksetidaknya satu tim dalam
sebuah kompetisi. 27
Klub, liga atau kelompok lain yang terkait dengan federasi harusmenjadi bawahan
dan diakui oleh federasi tersebut. Federasi harus menentukan lingkup wewenang
dan hak serta tugas dari kelompok ini. Statuta dan peraturan ini telahdisetujui oleh
federasi. 28
Dalam hal ini, FIFA telah membentuk beberapa konfederasi sebagai
perpanjangan tangan untuk mengatur pengaturan klub-klub sepakbola di dunia,
konfederasi-konfederasi tersebut adalah 29:
a) Confederación Sudamericana de Fútbol – CONMEBOL
b) Asian Football Confederation – AFC
c) Union des associations européennes de football – UEFA
d) Confédération Africaine de Football – CAF
e) Confederation of North, Central American and Caribbean
Association
Football – CONCACAF
f) Oceania Football Confederation – OFC.
27
FIFA, Statuta FIFA 2016, Definisi, hlm. 5
Ibid, pasal 20
29
Ibid, pasal 22
28
23
Universitas Sumatera Utara
24
Selain itu, setiap konfederasi memiliki beberapa hak dan kewajibannya,
yaitu 30:
a) Mematuhi
dan
memberlakukan
kepatuhan
terhadap
Statuta,
peraturan dan keputusan FIFA;
b) Bekerja sama dengan FIFA di setiap domain untuk mencapai
tujuannya sebagaimana ditetapkan dalam pasal 2 dan untuk
menyelenggarakan kompetisi internasional;
c) Menyelenggarakan
kompetisi
antar
klub
sendiri,
sesuai
internasionalnya
sesuai
dengankalender pertandingan internasional;
d) Menyelenggarakan
semua
kompetisi
dengankalender pertandingan internasional;
e) Untuk memastikan bahwa liga internasional atauliga domestik tidak
akan terbentuk tanpa persetujuan dari FIFA;
f) Atas permintaan FIFA, untuk memberikan asosiasi yang mengajukan
keanggotaanharus memberikan hak kepada asosiasiuntuk ambil
bagian dalam kompetisi di konfederasi. Setiap hak dan kewajiban
lain
dari
anggota
diatur
oleh
Statuta
dan
regulasi
konfederasi.Anggota sementara tidak ambil bagian dalam kompetisi
final FIFA.
g) Memelihara hubungan dan kerjasama dengan FIFA secara aktif dan
konstruktifuntuk kebaikan permainan melalui pertemuan konsultatif
30
Ibid, pasal 22 ayat 3
24
Universitas Sumatera Utara
25
dan berdiskusi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kepentingan konfederasidan FIFA;
h) Untuk memastikan bahwa perwakilan yang ditunjuk untuk oleh
FIFA melaksanakan kegiatan mereka pada badan-badan ini dengan
saling menghormati,solidaritas, pengakuan dan fair play, sesuai
dengan Statuta dan peraturan terkait yang dikeluarkan oleh FIFA;
i) Membuat komite yang bisa bekerja sama dengan komite di FIFA;
j) Sangat memungkinkan dengan persetujuan FIFA, sebuah asosiasi
dari konfederasi yang lain (atau klub milik asosiasi tersebut) untuk
berpartisipasi dalam kompetisi yang diaturnya;
k) Dengan bekerjasama dengan FIFA, untuk mengambil tindakan yang
diperlukan untuk mengembangkan permainan sepakbola di benua
yang
bersangkutan,seperti
mengatur
program
pengembangan,
kursus, konferensi, dll;
l) Mendirikan badan-badan yang diperlukan untuk memenuhi tugastugas yang dimilikinya; dan
m) Mendapatkan dana yang diperlukan untuk memenuhi tugasnya.
Setelah adanya Statuta FIFA, konfederasi-konfederasi ini memiliki
Statuta nya tersendiri yang tidak jauh dari norma-norma dan kaidah-kaidah yang
terkandung dalam Statuta FIFA. Dalam hal ini kita membahas konfederasi AFC,
negara Indonesia termasuk di dalam benua Asia yang otomatis klub-klub
sepakbola Indonesia tunduk pada Statuta dan Manual AFC.
25
Universitas Sumatera Utara
26
Menurut Statuta AFC, "Klub" berarti "klub profesional atau klub amatir
yang berpartisipasi di liga atau kompetisi di bawah naungan asosiasi sepakbola". 31
dalam hal ini, konfederasi dalam Statuta AFC dapat diartikan sebagai
"sekelompok federasi yang diakui oleh FIFA milik benua yang sama (atau
wilayah geografis yang dapat diasimilasikan). 32
Klub, Liga, Asosiasi Regional atau kelompok pemangku kepentingan
lainnya yang berafiliasi dengan federasi harus berada di bawah dan diakui
federasi. Statuta federasi harus menentukan ruang lingkup, wewenang, hak dan
kewajiban Klub. Statuta danregulasi harus disetujui oleh federasi. 33
Setiap konfederasi ini memiliki Entry Manual atau yang bisa disebut
pengaturan atau regulasi terhadap klub sepakbola tersendiri untuk memenuhi
standar apakah klub sepakbola tersebut layak menjadi klub professional dan bisa
berlaga di kancah nasional maupun internasional.
AFC (Asian Football Confederation) selaku perpanjangan tangan FIFA
dalam mengatur pengaturan sepakbola khusunya yang berada di wilayah Asia,
mempunya Entry Manual yang harus dipenuhi klub-klub sepakbola di benua Asia
(termasuk klub-klub sepakbola Indonesia) untuk berlaga di level nasional maupun
Internasional. PSSI dan Liga Indonesia juga memiliki Manual tersendiri yang
tentunya mengikuti dan tidak jauh dari Manual yang dibuat oleh FIFA maupun
AFC.
AFC sendiri memiliki dua kompetisi yang diperuntukkan bagi klub-klub
sepakbola Asia untuk bertanding antar negara Asia, yaitu ACL (Asia Champions
31
AFC, Statuta AFC 2015, Definisi, butir 5
Ibid, Definisi,butir 7
33
Ibid, Pasal 15 ayat 1
32
26
Universitas Sumatera Utara
27
League) yang mana ACL adalah kasta tertinggi kompetisi klub sepakbola Asia
dan ACC (Asia Champions Cup) yang merupakan kasta kedua kompetisi klub
sepakbola di seluruh wilayah Asia yang terdaftar dalam AFC.
Namun AFC memberlakukan beberapa kriteria untuk klub-klub sepakbola
Asia apabila ingin bertanding di kompetisi ACL maupun ACC. Untuk kompetisi
ACL kriterianya yaitu 34:
Kriteria 1: Standar Teknis
Federasi harus berada di peringkat 1-6 di peringkat "Asia Barat" atau peringkat
"Asia Timur”
Kriteria 2: Sistem Perizinan Klub
2.01 Administrasi perizinan klub dalam federasi atau liga
2.02 Membentuk badan tuntutan dan badan pertimbangan
2.03 Peraturan perizinan klub nasional disetujui oleh AFC
2.04 Sosialisasi peraturan perizinan klub dan program edukasi untuk klub
Kriteria 3: Integritas Olahraga
3.01Petugas integritas diangkat di dalam federasi
3.02Peraturan atau dokumen setara yang mengatur manipulasi pertandingan
3.03 Mekanisme pelaporan
3.04 Seminar edukasi untuk pemain dan ofisial tim
3.05
Kriteria 4: Pengaturan Liga Sepakbola Professional
Tabel Kriteria, Kelayakan dan Catatan Pengaturan Liga Sepakbola Professional :
34
AFC, Entry Manual AFC Club Competitions 2017-2020, Pasal 7
27
Universitas Sumatera Utara
28
No.
4.01
Kriteria
Kelayakan
Jumlah pertandingan minimal Minimal
Catatan
27 Termasuk pertandingan
per tim di kompetisi utama pertandingan
nasional
(termasuk
piala liga
liga,
turnamen piala liga, dan grand
final jika berlaku)
4.02
Durasi
nasional
kompetisi
utama Minimal 8 bulan
(termasuk
liga,
Federasi
harus
mengidentifikasi
turnamen piala liga, dan grand
kompetisi mana yang
final jika berlaku)
menjadi
liga
divisi
nasional dan kompetisi
piala nasional
4.03
Format liga utama nasional
Home and Away Maksimal
dua
klub
berbagi kandang dalam
satu stadion
4.04
Program pendidikan untuk
Ya
wasit
4.05
Penetapan penilaian wasit pada
Ya
pertandingan
4.06
Penetapan
komisaris
Ya
pertandingan di pertandingan
28
Universitas Sumatera Utara
29
4.07
Peraturan Kompetisi
Ya
4.08
Peraturan nasional untuk status
Ya
dan transfer pemain
4.09
Kode disipliner nasional atau
Ya
liga
4.10
Pedoman keamanan nasional
Ya
atau liga
4.11
Penetapan petugas keamanan
Ya
di pertandingan
4.12
Badan
pembuat
tertinggi
liga
keputusan
(atau
Ya
untuk
urusan liga) dan anggotanya
berasal
dari
kepentingan
pemangku
terkait
mencerminkan
berbagai
pihak
yang
kepentingan
(misalnya
perwakilan dari klub, liga,
asosiasi sepak bola, organisasi
independen dan / atau individu)
4.13
Pengawas
yang
mengawasi
bertugas
Ya
masalah
operasional untuk liga
4.14
Struktur
manajemen
khusus
Ya
29
Universitas Sumatera Utara
30
untuk liga
4.15
Audit laporan laba rugi dan
Ya
neraca untuk liga
4.16
Auditor independen untuk liga
Ya
4.17
Pemasaran terpusat untuk hak
Ya
media
4.18
Frekuensi
konten
pengiriman
liga
penyiaran
jenis
tertentu
dan
pertandingan
liga
Ya
sendiri melalui TV dan / atau
platform komunikasi lain yang
tersedia
4.19
Peluang media untuk meliput
pertandingan
(pada
Ya
hari
pertandingan / tidak pada hari
pertandingan)
4.20
Pengukuran
ketepatan
Ya
kehadiran dan pengumuman
skor di pertandingan
Kriteria 5: Stadion
Tabel Kriteria, Kelayakan dan Catatan Stadion :
30
Universitas Sumatera Utara
31
No.
5.01
Kriteria
Kelayakan
Jumlah stadion yang disetujui 2
Catatan
(peringkat Harus mematuhi
AFC dari klub-klub di liga federasi masing- Peraturan Stadion
divisi utama nasional
masing
1-6
di AFC
dan
masing-masing
Peraturan
peringkat
Keselamatan dan
geografis) atau
Keamanan AFC
1
(peringkat
federasi 7-12 di
masing-masing
peringkat
geografis)
Kriteria 6: Logistik, Visa, dan Akomodasi
6.01 Mudah dalam proses Visa
6.02 Penerbangan Internasional setiap hari di wilayah geografis masingmasing (Asia Barat atau Asia Timur)
6.03 Prosedur bandara yang sederhana, proses imigrasi atau bea cukai yang
mudah
6.04 Infrastruktur transportasi lokal yang aman dan terjangkau
6.05 Hotel dengan standar yang sesuai untuk tim dan offisial.
Selanjutnya kompetisi kasta kedua AFC yaitu ACC (Asia Champions
Cup) memiliki kriteria yang tidak jauh berbeda dengan ACL (Asia Champions
31
Universitas Sumatera Utara
32
League) tetapi regulasinya lebih sedikit dibandingkan ACL. Berikut beberapa
kriterianya 35:
Kriteria 1: Standar Teknis
Federasi harus berada di peringkat 7 kebawah di peringkat "Asia Barat" atau
peringkat "Asia Timur"
Kriteria 2: Sistem Perizinan Klub
2.01Administrasi perizinan klub dalam federasi atau liga
2.02 Membentuk badan tuntutan dan badan pertimbangan
2.03 Peraturan perizinan klub nasional disetujui oleh AFC
2.04 Sosialisasi peraturan perizinan klub dan program edukasi untuk klub
Kriteria 3: Integritas Olahraga
3.01Petugas integritas diangkat di dalam asosiasi federasi
3.02Peraturan atau dokumen setara yang mengatur manipulasi pertandingan
3.03
Mekanisme pelaporan
3.04
Seminar edukasi untuk pemain dan ofisial tim
Kriteria 4: Pengaturan Liga Sepakbola Professional
Tabel Kriteria, Kelayakan dan Catatan Pengaturan Liga Sepakbola Professional :
No.
Kriteria
Kelayakan
4.01
Divisi top nasional yang ada
Ya
Catatan
Federasi
harus
(termasuk liga, turnamen piala
mengidentifikasi
dan grand final jika berlaku)
kompetisi
35
mana
Ibid, Pasal 8
32
Universitas Sumatera Utara
33
yang menjadi liga
divisi
dan
nasional
kompetisi
piala nasional
Home and Away
4.02
Format liga divisi top nasional
4.03
Bagian operasional wasit
Ya
4.04
Penetapan
Ya
komisaris
pertandingan di pertandingan
4.05
Peraturan Kompetisi
Ya
4.06
Peraturan nasional untuk status
Ya
dan transfer pemain
4.07
Kode disipliner nasional atau
Ya
liga
4.08
Pedoman keamanan nasional
Ya
atau liga
Penetapan
petugas keamanan
di pertandingan
4.09
Badan
tertinggi
pembuat
liga
keputusan
(atau
Ya
untuk
urusan liga) dan anggotanya
berasal
dari
kepentingan
pemangku
terkait
mencerminkan
berbagai
pihak
yang
kepentingan
(misalnya
33
Universitas Sumatera Utara
34
perwakilan dari klub, liga,
asosiasi sepak bola, organisasi
independen dan / atau individu)
4.10
Struktur
manajemen
khusus
Ya
Audit laporan laba rugi dan
Ya
untuk liga
4.11
neraca untuk liga
4.12
Peluang media untuk meliput
pertandingan
pertandingan
(pada
/
bukan
Ya
hari
hari
pertandingan)
Kriteria 5: Stadion
Tabel Kriteria, Kelayakan dan Catatan Stadion :
No.
Kriteria
Kelayakan
Catatan
5.01
Jumlah stadion yang disetujui
Hanya 1
Harus mematuhi
AFC dari klub-klub di liga
Peraturan Stadion
divisi utama nasional
AFC
dan
Peraturan
Keselamatan dan
Keamanan AFC
Kriteria 6: Logistik, Visa, dan Akomodasi
34
Universitas Sumatera Utara
35
6.01
Mudah dalam proses Visa
6.02
Penerbangan Internasional setiap hari di wilayah geografis masingmasing (Asia Barat atau Asia Timur)
6.03
Prosedur bandara yang sederhana, proses imigrasi atau bea cukai
yang mudah
6.04 Infrastruktur transportasi lokal yang aman dan terjangkau
6.05 Hotel dengan standar yang sesuai untuk tim dan offisial.
Mulai tahun 2018, klub-klub sepakbola Indonesia memiliki jatah 1 slot
play-off untuk bermain di ACL dan 2 slot langsung untuk bermain di kompetisi
ACC. PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator Liga 1 menjelaskan
bahwa klub sepakbola Indonesia harus memiliki lisensi agar bisa bertanding di
kedua kompetisi tersebut.
Lisensi tersebut dapat terpenuhi apabila kriteria-kriteria pada Entry
Manual AFC 2017-2020 dipenuhi oleh klub-klub sepakbola Indonesia, terutama
yang bermain di Liga 1 Indonesia. Apabila klub tersebut juara tetapi tidak
memiliki lisensi maka otomatis klub dibawahnya lah yang berhak berlaga di ACL
maupun ACC dengan catatan memiliki standar lisensi yang telah ditetapkan oleh
pihak AFC.
2. Pengaturan dalam Statuta dan Regulasi PSSI
PSSI memiliki tugas utama yaitu menghasilkan tim nasional yang
tangguh dan bisa bersaing di level internasional. Dengan tujuan itulah klub-klub
sepakbola
Indonesia
diberikan
kompetisi
seperti
Liga
Indonesia
agar
35
Universitas Sumatera Utara
36
menghasilkan pemain-pemain yang berbakat dan handal agar bisa ditarik oleh tim
nasional Indonesia.
PSSI selaku federasi sepakbola Indonesia yang bertugas mengatur
persepakbolaan Indonesia juga memiliki statuta dan regulasi mengenai klub-klub
sepakbola Indonesia agar klub-klub sepakbola Indonesia dan kompetisinya bisa
berjalan secara selaras dan teratur.
Klub adalah anggota PSSI yang membentuk klub sepak bola yang terdiri
dari klub profesional (non-amatir) dan klub amatir. 36 Klub, liga, asosiasi PSSI
provinsi atau tiap kelompok klub yang terafiliasi dengan PSSI berkedudukan di
bawah dan diakui PSSI. Statuta ini menjabarkan ruang lingkup kewenangan dan
hak dan kewajiban dari klub dan grup tersebut. Statute dan peraturan-peraturan
mereka harus disetujui oleh Komite Eksekutif PSSI. 37 Dalam penyempurnaannya,
Klub adalah perkumpulan sepakbola yang terdiri dari klub profesional dan klub
amatir. 38Perkumpulan sepakbola disebut sebagai klub profesional, bila seluruh
pemainnya yang mengikuti kompetisi/pertandingan resmi, dinyatakan berstatus
pemain profesional. 39 Sedangkan yang disebut klub amatir adalah apabila seluruh
pemainnya yang mengikuti kompetisi atau pertandingan resmi berstatus pemain
amatir. 40 Selain itu terdapat juga klub semi profesional, yaitu sebagian pemainnya
36
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, Statuta PSSI dan Tata Tertib Kongres Edisi
2014, Pasal 1 ayat 7
37
Ibid, pasal 19 ayat 1
38
PersatuanSepakbolaSeluruhIndonesia, Peraturan Organisasi
Persatuan Sepakbola
Seluruh Indonesia NO: 01/PO-PSSI/I/2011, Perubahan/Penyempurnaan PO NO : 03/POPSSI/VIII/2009Tentang Pemain : Status, Alih Status dan Perpindahan, Pasal 1 ayat 13
39
Ibid, Pasal 1 ayat 14
40
Ibid, Pasal 1 ayat 15
36
Universitas Sumatera Utara
37
yang mengikuti kompetisi/pertandingan resmi, dinyatakan berstatus pemain
profesional. 41
Selain itu, PSSI juga mengatur Klub Profesional dan Klub Amatir dalam
hal mengikuti kompetisi, kompetisi sepakbola di Indonesia sejatinya diatur oleh
PSSI dan juga operator liga ataupun kompetisi lainnya.
Kompetisi atau pertandingan sepakbola yang terdiri dari Kompetisi
Profesional dan Kompetisi Amatir. 42 Kompetisi atau pertandingan sepakbola yang
diselenggarakan atau diizinkan oleh PSSI atau Pengurus Daerah (Pengda) atau
Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI, seperti Kompetisi Liga Indonesia, Piala
Indonesia serta Kejuaraan Internasional untuk Klub yang diselenggarakan atau
diizinkan oleh AFC atau FIFA. Kompetisi Profesional Liga Indonesia, mulai
tahun 2008 dan seterusnya adalah kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya
diikuti oleh peserta yang berstatus Klub Profesional, selama Peraturan Organisasi
ini tidak dirubah, yaitu : Kompetisi Super Liga dan Kompetisi Divisi Utama. 43
Sedangkan Kompetisi Amatir PSSI, mulai tahun 2008 dan seterusnya adalah
kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya diikuti oleh peserta yang berstatus
Klub Amatir, selama Peraturan Organisasi ini tidak dirubah, yaitu 44:
a. Kompetisi Divisi Satu
b. Kompetisi Divisi Dua
c. Kompetisi Divisi Tiga
d. Kompetisi Kelompok Umur
41
Ibid, Pasal 1 ayat 16
Ibid, Pasal 1 ayat 18
43
Ibid, Pasal 1 ayat 19
44
Ibid, Pasal 1 ayat 20
42
37
Universitas Sumatera Utara
38
e. Kegiatan Sepakbola Wanita
f. Kegiatan Sepakbola Pantai.
Kompetisi yang diadakan PSSI tahun ini adalah Gojek Traveloka Liga 1,
Liga 2 dan Liga Nusantara, dimana jika merujuk pada pasal 19 dalam peraturan
organisasi PSSI, maka Gojek Traveloka Liga 1 termasuk dalam kompetisi
professional dan klub-klub yang bermain di liga tersebut termasuk klub
professional, Gojek Traveloka Liga 1 bisa disebut kompetisi super liga dan Liga 2
bisa disebut kompetisi divisi utama.
Selain itu dalam pasal 20, divisi satu Liga Indonesia disebut Liga
Nusantara, maka dari itu Liga Nusantara disebut bermain dalam kompetisi amatir,
dan klub-klub sepakbola Indonesia yang bermain di Liga Nusantara disebut klub
amatir.
Klubyangdiperbolehkanmengikutikompetisidanturnamen
yangdiselenggarakan LigaadalahklubanggotaPSSIyangditetapkanLiga. 45
Persyaratanuntukmenjadi
anggotaPSSIdiaturdidalamPedomanDasarPSSI
tahun2004Pasal5ayat(1),(2),(3), (4), (5),(6)dan ayat(7)yang dijelaskan lebih lanjut
dalamPeraturanOrganisasi
Tentang
KeanggotaanPersatuanSepakbolaSeluruhIndonesia(PSSI).Persyaratantersebut
adalah:
a) MenyetujuiPedomanDasar,AzasdantujuanPersatuanSepakbolaSeluru
h Indonesia (PSSI).
45
Liga Indonesia,ManualA:StandarisasiKlub,Definisi dan Pengertian
38
Universitas Sumatera Utara
39
b) MempunyaiBadanHukumdanPedomanDasaryangtidakbertentangande
ngan Persatuan Sepakbola SeluruhIndonesia (PSSI).
c) Berkedudukandanberkantorsecararesmidanlegaldikabupaten/lotatemp
at domisilinya
d) MemilikiPelatih dan Wasit
e) Memilikiatau
mendapatkan
izin
penggunaan
dari
pemiliki
atau
pengelolastadion atau atau lapangan sepakbolayangmemenuhi syarat.
Dalam pengelolaannya, PT LIB (Liga Indonesia Baru) bersama PSSI
membuat Regulasi dan Manual yang menjadi acuan klub-klub sepakbola
Indonesia khusunya yang bermain di Gojek Traveloka Liga 1 selaku kasta
tertinggi dalam kompetisi antar klub sepakbola Indonesia.
Menurut definisi pada Regulasi Gojek Traveloka Liga 1, Klub adalah klub
sepakbola yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh LIB dalam
keikutsertaan di Liga 1 dan turnamen sepakbola profesional yang diselenggarakan
oleh LIB. 46
Adapun beberapa tugas dan kewajiban klub peserta yang berlaga di
kompetisi Liga 1 yang terkandung dalam pasal 6 Regulasi Gojek Traveloka Liga
1, setiap klub setuju dan menjamin untuk 47 :
a) Memahami dan mematuhi seluruh regulasi, kebijakan, keputusan,
panduan, himbauan dan edaran yang dibuat oleh LIB dan hukum positif
negara;
b) Memahami dan mematuhi Laws of the Game;
46
47
Liga Indonesia Baru, Regulasi Gojek Traveloka Liga 1 2017, Definisi
Ibid, Pasal 6 ayat 2
39
Universitas Sumatera Utara
40
c) Menerima bahwa seluruh hal administratif, disiplin dan perwasitan terkait
dengan Liga 1 akan diselesaikan oleh LIB sesuai dengan Regulasi;
d) Menyampaikan dokumen yang diminta oleh LIB dengan status valid dan
sebenarnya;
e) Menghormati asas-asas fair play;
f) Bertanding dengan sungguh-sungguh dan memainkan tim terkuatnya
selama berlangsungnya Liga 1;
g) Bertanding di seluruh pertandingan sesuai dengan Regulasi serta jadwal
yang telah ditetapkan LIB;
h) Memainkan seluruh pertandingan di Liga 1 di dalam Stadion yang telah
memenuhi kriteria dan ditetapkan oleh LIB;
i) Bertanggung jawab terhadap tingkah laku Pemain, Ofisial, personil,
penonton serta setiap orang dalam tugasnya di pelaksanaan Liga 1, baik
dalam di kandang maupun pada saat tandang;
j) Dalam kapasitas sebagai tuan rumah, mempersiapkan pelaksanaan
pertandingan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Regulasi;
k) Dalam kapasitas sebagai tuan rumah, menjamin bahwa akses masuk ke
dalam Stadion tidak akan dihambat dan dibatasi terhadap perangkat
pertandingan, delegasi LIB, Pemain dan Ofisial Klub tamu, sponsor,
pendukung klub tamu dan media tanpa ada diskriminasi agama, gender,
ras dan kebangsaan;
40
Universitas Sumatera Utara
41
l) Dalam kapasitas sebagai tuan rumah, bertanggung jawab terhadap proses
perizinan setiap pertandingan kandang yang dilaksanakan dan wajib
mengirimkan surat izin atau rekomendasi yang telah diperoleh dari pihak
kepolisian kepada LIB;
m) Dalam kapasitas sebagai tuan rumah, bertanggung jawab akan ketertiban
dan keamanan sebelum, pada saat dan setelah pertandingan. Klub tuan
rumah sewaktu-waktu dapat dipanggil untuk menjelaskan apabila terdapat
insiden dalam rentang waktu pertandingan;
n) Menghadiri dan mengikuti seluruh kegiatan resmi seperti managers
meeting Liga 1, match coordination meeting Pertandingan, press
conferences, aktivitas media lain, club’s workshops, aktivitas social
responsibilities dan kegiatan resmi lainnya yang diselenggarakan oleh LIB.
o) Menjamin bahwa tidak ada personil yang tidak berhak untuk memasuki
ruang ganti tim;
p) Bersedia bekerja sama dengan LIB setiap saat, khususnya pada akhir
pertandingan dalam hal pengoleksian game item dan barang-barang
pribadi pemain yang dapat digunakan oleh LIB untuk membuat koleksi
memorabilia yang menggambarkan warisan dari Liga 1, dengan
mengesampingkan penggunaan komersial;
q) Memberikan izin kepada Pemain yang terpilih dalam kegiatan resmi yang
diselenggarakan oleh LIB;
r) Memberikan kepada LIB sebelum dimulainya Liga 1, dokumen berupa
statistik umum, informasi dan foto setiap Pemain dan Ofisial, informasi
41
Universitas Sumatera Utara
42
Klub dan foto Stadion yang akan digunakan dalam Liga 1 serta data lain
yang diminta oleh LIB;
s) Menyampaikan informasi terkini yang terkait dengan perubahan nama,
status, administrasi, data dan hal lain kepada LIB selambat-lambatnya 14
hari kerja setelah perubahan tersebut.
t) Pelanggaran terhadap ketentuan ayat 2 ini akan dikenakan sanksi berupa
denda sebesar Rp. 100.000.000,-.
Klub wajib menjamin tidak ada bagian dari pembayaran LIB kepada Klub
yang dapat dipergunakan, baik secara langsung maupun tidak langsung, atau
melalui suatu cara apapun, (i) untuk tujuan yang merupakan pelanggaran atas
peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia atau setiap negara lain
yang hukumnya mungkin berlaku bagi salah satu pihak atau afiliasinya masingmasing, (ii) untuk mendapatkan keuntungan apapun dari pegawai pemerintah
manapun, atau (iii) untuk tujuan tidak sah, tidak etis atau tidak layak baik yang
berhubungan maupun tidak berhubungan dengan LIB, dan Klub menjamin bahwa
tidak akan mempergunakan dana yang dimaksud dengan cara yang melanggar
ketentuan-ketentuan ini. 48
Adapun regulasi Gojek Traveloka Liga 1 yang dirangkum dari seluruh
aspek yang mana beberapa regulasi ini sangat penting untuk dilaksanakan oleh
setiap klub peserta Gojek Traveloka Liga 1, yaitu 49:
48
Ibid, Pasal 6 ayat 7
Lanjar Wiratri, Rincian Lengkap Ketentuan Peraturan Regulasi Liga
1,http://www.indosport.com/sepakbola/2017033052557788814326/berikut-rincian-lengkapregulasi-liga-1,diakses pada tanggal 19 Mei 2017
49
42
Universitas Sumatera Utara
43
a) Setiap klub hanya boleh mengontrak dua pemain yang berusia di atas 35
tahun.
b) Setiap klub wajib mendaftarkan lima pemainnya yang berusia di bawah 23
tahun.
c) Tiga pemain berusia di bawah 23 tahun harus dimainkan dalam tiap
pertandingan minimal 45 menit.
d) Setiap klub hanya boleh memiliki dua pemain asing non Asia dan satu
pemain Asia.
e) Setiap klub boleh memiliki pemain marquee player dengan jumlah
minimal satu atau jika sanggup boleh lima, asalkan tidak melebihi
batas salary cap (pembatasan gaji).
f) Marquee player sifatnya tidak memaksa atau diwajibkan
g) Syarat marquee player harus bermain di liga top Eropa atau tiga edisi Piala
Dunia (2006, 2010, dan 2014).
h) Setiap klub boleh mendaftarkan 20 nama pemain di daftar susunan pemain
(dsp).
i) Setiap klub dapat melakukan pergantian pemain maksimal lima kali dalam
satu pertandingan.
j) 18 klub di Liga 1 akan mendapatkan dana kontribusi dari PSSI senilai Rp
7.500.000.000,- (tujuh miliar lima ratus juta rupiah).
k) Salary cap alias batasan gaji pemain, yakni minimal Rp 5.000.000.000,(lima miliar rupiah) dan maksimal Rp 15.000.000.000,- (lima belas miliar
rupiah).
43
Universitas Sumatera Utara
44
l) Jendela transfer (transfer window) akan dibuka dalam dua periode, periode
pertama (1 sampai 30 April 2017) dan periode kedua (16 Juni hingga
Agustus)
Pengaturan sepakbola di Indonesia mengikuti Statuta FIFA, Statuta AFC,
Statuta PSSI dan Regulasi Liga Indonesia yaitu Regulasi Gojek Traveloka Liga 1.
Pengaturan ini diatur ketat oleh PSSI dan diawasi oleh PT. Liga Indonesia Baru
selaku operator Liga Indonesia saat ini. Pengaturan ini sampai saat ini masih
berjalan dengan baik walaupun Komisi Disiplin PSSI banyak memberikan sanksi
kepada klub yang supporternya membuat kericuhan.
44
Universitas Sumatera Utara