Unsur Prominence Dalam Pemberitaan Selebritas (Analisis Deskriptif Kualitatif Unsur Prominence dalam Pemberitaan Selebritas di Harian Lokal di Kota Medan) Chapter III V

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Metode Penelitian
Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan
untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan kata lain,
metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik
penelitian. Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis
yang kita gunakan untuk melakukan penelitian, sementara perspektif
teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang
memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data yang
rumit, dengan peristiwa dan situasi lain. Sebagaimana perspektif yang
merupakan suatu rentang dari yang sangat objektif hingga sangat subjektif,
maka metodologi pun sebenarnya merupakan suatu rentang, dari yang
sangat kuantitatif (objektif) hingga yang sangat kualitatif (subjektif)
(Mulyana, 2003: 145-146).
Adapun metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma post-positivis sebagai
cara pandang dalam meneliti media yang bersangkutan. Dengan
menggunakan metode kualitatif, penelitian ini bersifat subyektif dan tidak

dapat digeneralisasikan.

3.2

Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Rubrik Selebritas
di Harian Waspada dan Medan Bisnis.

3.3

Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan informan yang memiliki informasi
yang berhubungan dengan peneliti untuk melakukan proses penelitian.
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah wartawan,
editor, dan penanggung jawab Rubrik Selebritas di Harian Waspada dan
Medan Bisnis.

Universitas Sumatera Utara

3.4


Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh rangkaian
informasi yang terdapat dalam rubrik selebritas di 3 harian lokal tersebut.
Unit tersebut akan dianalisis dengan menggunakan teori hierarki pengaruh
konten media massa milik Shoemaker dan Reese dengan 5 faktor
hierarkinya.

3.5

Kerangka Analisis
Analisis kualitatif umumnya tidak digunakan untuk mencari data
dalam arti frekuensi, akan tetapi digunakan untuk menganalisis makna dari
data yang tampak di permukaan. Dengan demikian, maka analisis
kualitatif digunakan untuk memahami sebuah fakta dan bukan untuk
menjelaskan fakta tersebut (Bungin, 2008: 309).
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang hanya
memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian dengan menggunakan
analisis deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak
menguji hipotesis atau membuat prediksi. Metode deskriptif mencari teori,

bukan menguji teori. Dalam analisis ini, peneliti hanya sebagai pengamat
(Rakhmat, 2004: 25).

3.6

Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data memuat langkah-langkah membuat batasan
penelitian, pengumpulan informasi melalui wawancara, dokumen yang
tersedia serta gambar-gambar yang berkaitan (Bungin, 2008: 304).
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah:
1. Wawancara (In Depth Interview)
Wawancara mendalam adalah teknik pengumpulan data dengan
cara pertukaran verbal tatap muka yang dilakukan oleh seorang
pewawancara terhadap respondennya atau informan. Peneliti
berupaya untuk memperoleh informasi atau ungkapan-ungkapan
pendapat serta keyakinan dari subjek peneliti (Birowo, 2004: 118).

Universitas Sumatera Utara

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan bentuk pengumpulan data yang
berasal dari buku-buku, jurnal, literatur, atau tulisan ilmiah yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas.
3. Studi Dokumen
Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data pemberitaan
selebritas di dua harian lokal di Kota Medan.
4. Observasi Partisipatif
Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa
yang mereka ucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka
(Sugiyono, 2016: 227).

3.7

Keabsahan Data
Untuk menjamin keabsahan data yang digunakan teknik kriteria
derajat kepercayaan. Derajat kepercayaan yang direncanakan untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah 2 cara dari 10 cara yang
dikembangkan Moleong (2005), yaitu (1) ketekunan pengamat dan (2)
triangulasi.


1. Ketekunan Pengamat
Ketekunan pengamat berarti mencari secara konsisten
interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses
analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha dan
membatasi berbagai pengaruh. Ketekunan pengamat dilakukan
dengan cara peneliti mengadakan pengamatan secara teliti,
rinci dan terus menerus selama proses penelitian. Kegiatan ini
dapat diikuti dengan pelaksanaan wawancara secara intensif,
dan ikut berpartisipasi pada kegiatan redaksional sehingga
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti subjek
berdusta atau berpura-pura (Moleong, 2005: 329).

Universitas Sumatera Utara

2. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
tersebut. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan
ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moleong, 2005:

330).
Teknik triangulasi yang dilakukan pada penelitian ini
adalah (1) pengecekan pada sumber bacaan, literatur yang
sudah ada, atau teori yang digunakan, (2) pengamat di luar
peneliti yang pada penelitian ini adalah dosen pembimbing
peneliti, dan (3) menggabungkan hasil observasi dan hasil
wawancara terhadap hasil data yaitu dari analisis teori
Shoemaker dan Reese.

3.8

Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis model hierarki faktor-faktor
yang mempengaruhi isi media Shoemaker dan Reese untuk menganalisis
unsur prominence pada rubrik selebritas di 3 harian lokal Kota Medan.
Model ini didasarkan kepada 5 faktor antara lain (1) Ideologi, (2)
Ekstramedia, (3) Organisasional, (4) Rutinitas Media, dan (5) Faktor
Individual (pekerja media). Masing-masing faktor juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor lainnya.


Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap 5 informan yang bekerja di surat kabar

lokal Kota Medan. Tiga informan berasal dari surat kabar Medan Bisnis dan dua
informan berasal dari surat kabar WASPADA. Penelitian ini dibatasi hanya 5
informan saja karena informan untuk penelitian ini dikhususkan untuk yang
terlibat langsung dalam pengadaan Rubrik Selebritas yang ada di masing-masing
surat kabar. Selain itu data yang diperoleh sudah cukup jenuh yang artinya
penambahan informasi tidak akan memberi informasi baru dan berarti bagi
penelitian ini.
Para informan yang terpilih adalah individu-individu yang sesuai dengan
teknik penarikan sample yaitu purposive sampling yang dimana memiliki kriteria
yang telah ditetapkan peneliti yaitu informan merupakan penanggungjawab atau

redaktur untuk Rubrik Selebritas atau sejenisnya di masing-masing surat kabar
dan wartawan yang pernah melakukan peliputan langsung untuk mengisi Rubrik
Selebritas tersebut.
Peneliti memilih surat kabar Medan Bisnis dan WASPADA sebagai
tempat penelitian karena keduanya adalah surat kabar yang cukup besar dan
terkenal di Sumatera Utara khususnya Kota Medan. Keduanya merupakan surat
kabar asli dari Kota Medan. Medan Bisnis memiliki karakteristik unik sebagai
surat kabar yang menyediakan informasi tentang bisnis di Sumatera Utara dan
WASPADA merupakan salah satu surat kabar tertua yang ada di Sumatera Utara
khususnya Kota Medan. Selain itu, keduanya memiliki Rubrik Selebritas yang
hadir setiap harinya.

Universitas Sumatera Utara

4.1.1

Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1.1 Harian WASPADA
Dikutip dari http://waspadadaily.indonetwork.co.id/, Harian Waspada

adalah sebuah harian yang terbit di Medan sejak 11 Januari 1947. Harian ini
didirikan Mohammad Said dan Ani Idrus. Beralamat di Jl. Letjen Suprapto No.1,
A U R, Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara 20151, Harian Waspada
menjadi salah satu harian andalan masyarakat Kota Medan, terbukti dengan
jumlah oplah yang cukup besar yaitu kurang lebih sebanyak 60.000 yang disebar
di seluruh Sumatera Utara, Aceh dan Jakarta. Menjadi harian yang cukup tua
untuk saat ini, Harian Waspada dianggap ‘dewasa’ dalam mewartakan berita
mengenai tanah Sumatera Utara. Keragaman rubriknya menunjukkan kematangan
Harian Waspada sebagai harian khas Sumatera Utara khususnya Kota Medan.
Rubrik-rubrik yang ada di Harian Waspada adalah:
a. Berita Utama
Berisikan pemberitan besar yang penting seperti Pilkada, korupsi dan
lain-lain.
b. Teknologi
Memberitakan tentang keadaan teknologi terkini.
c. Medan Metropolitan
Khusus membahas peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kota Medan.
d. Sport
Pemberitaan mengenai olahraga.
e. Travel

Pemberitaan mengenai daerah-daerah yang layak untuk dikunjungi
karena keunikannya.
f. Keluarga
Softnews mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keluarga.
g. Fotografi
Kumpulan foto-foto.

Universitas Sumatera Utara

h. Sumatera Utara
Pemberitaan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Sumatera Utara.
i. Aceh
Pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di Aceh.
j. Rumah
Berisi informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan rumah seperti
desain interior, tipe-tipe rumah dan harga rumah.
k. Kilas Balik
Membahas mengenai sejarah secara lengkap dan mendalam.
l. Cemerlang
Berisi Kumpulan Cerpen

m. Otomotif
Memberitakan perkembangan otomotif saat ini
n. Rileks
Berisi games-games ringan seperti TTS.
o. Kesehatan
Informasi yang membahas tentang kesehatan.
p. Kuliner
Informasi tentang makanan atau tempat makan yang patut dicoba dan
dikunjungi.
q. Agenda/ Hiburan
Informasi mengenai selebriti.
r. Luar Negeri
Pemberitaan mengenai peristiwa di luar negeri.
s. Ekonomi – Bisnis
Membahas permasalahan ekonomi dan isu-isu ekonomi yang sedang
berkembang.
t. Nusantara
Pemberitaan mengenai peristiwa-peristiwa di seluruh Indonesia.
u. Opini
Memuat opini yang masuk dari para penulis opini.
v. Kreasi

Universitas Sumatera Utara

Pemberitaan mengenai siswa-siswa sekolah yang ada di Sumatera Utara.
Keseluruhan rubrik yang telah dipaparkan merupakan rubrik yang ada di
Harian Waspada baik saat weekdays maupun weekend. Keberagaman dan
kelengkapan rubrik pada Harian Waspada membuktikan Harian Waspada
merupakan salah satu media massa yang dapat diandalkan oleh masyarakat Kota
Medan.
4.1.1.2 Medan Bisnis
Dikutip dari http://www.medanbisnisdaily.com/tentang_kami/, Harian
Medan Bisnis terbit untuk pertama kalinya di Kota Medan pada tanggal 15 Januari
2001 sebagai sebuah mingguan. Enam bulan kemudian sesuai rencana Medan
Bisnis ditingkatkan menjadi sebuah harian. Medan Bisnis berlokasi di Kompleks
Medan Bisnis Center Blok. A Nomor 5-6, Jalan S. Parman, Medan Petisah, Kota
Medan, Sumatera Utara, 20112.
Komposisi pemberitaan Harian Medan Bisnis adalah 50% berita ekonomi
dan 50% berita umum. Kebijakan ini diambil dengan tujuan agar di samping
berita-berita ekonomi yang menjadi menu utama Medan Bisnis, para pembaca
juga bisa menikmati berita-berita umum mulai dari bidang politik, kriminal,
hukum, sampai human interest.
Berbasis di Medan, sekitar 50% dari tiras harian ini berjumlah 20.000
eksemplar berada di Medan dan sekitarnya. Sedangkan sisanya beredar di daerahdaerah tingkat dua di Sumatera Utara, di samping juga didistribusikan ke Aceh
dan Jakarta.
Rubrik-rubrik di Medan Bisnis sangat beragam. Sesuai dengan penjelasan
di atas, menu utama Medan Bisnis adalah pemberitaan yang berkaitan dengan
ekonomi seperti Industri dan Perdagangan, Agribisnis, Aceh Bisnis, Tapanuli
Bisnis, Otomotif, Ekonomi, Keuangan dan Bursa, Interaktif Bisnis dan berita
ringan Showbiz (pemberitaan selebriti).
Selain khusus ekonomi, Medan Bisnis juga menyediakan Berita Umum
yang meliputi rubrik Politik, Hukum, Metropolitan, Internasioan, Daerah,

Universitas Sumatera Utara

Olahraga, dan Nasioanl. Di akhir minggu, terdapat rubrik tambahan seperti Spirit,
Peristiwa, Spektrum, Travel, Figur, Graha, Kesehatan dan Keluarga, Karya Belia,
Art & Culture, Citarasa, Fashion, dan Jendela.
4.1.2

Proses Penelitian
Peneliti memulai penelitian pada April 2017. Setelah memberikan surat

permohonan penelitian ke bagian Pendidikan FISIP USU, peneliti menyusun draft
pertanyaan wawancara yang akan peneliti tanyakan kepada informan. Peneliti
membagi dua daftar pertanyaan, yang pertama untuk redaktur rubrik selebritas
atau penanggungjawab rubrik selebritas dan yang kedua diperuntukkan untuk
wartawan yang melakukan peliputan langsung di lapangan. Setelah itu, peneliti
melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing perihal draft daftar pertanyaan
untuk informan. Setelah mendapatkan persetujuan dengan dosen pembimbing dan
mendapatkan sedikit koreksi, peneliti langsung mem-follow up

surat izin

penelitian ke bagian Pendidikan. Pada tanggal 17 April 2017 surat keluar, peneliti
secara langsung mendatangi kantor WASPADA dan Medan Bisnis untuk
memberikan surat izin melakukan penelitian. Peneliti memberikan surat tersebut
ke bagian front office di masing-masing kantor berita. Setelah surat diantar,
peneliti diminta menunggu oleh pihak WASPADA dan Medan Bisnis karena surat
tersebut harus diserahkan ke bagian redaksi. Peneliti juga diminta untuk
meninggalkan nomor kontak agar bisa dihubungi. Tak lupa, peneliti juga meminta
nomor kontak yang bisa dihubungi untuk mem-follow up izin penelitian. Peneliti
menunggu cukup lama mengenai kepastian izin penelitian tersebut. Peneliti
kemudian berinisiatif untuk menghubungi langsung pihak WASPADA dan Medan
Bisnis untuk mengetahui kepastian izin penelitian. Dalam proses perizinan
peneliti menjelaskan sedikit mengenai skripsi yang peneliti kerjakan dan peneliti
meminta

agar

dapat

mewawancarai

redaktur

rubrik

selebritas

atau

penanggungjawab rubrik selebritas. Selain itu, peneliti juga meminta agar bisa
mewawancarai wartawan yang bertugas di rubrik tersebut.
Medan Bisnis memberikan kepastian terlebih dahulu dan meminta peneliti
untuk datang ke kantor Medan Bisnis pada tanggal 27 April 2017 pukul 13.00
WIB. Saat itu peneliti berhubungan langsung dengan Sekretaris Redaksi Medan

Universitas Sumatera Utara

Bisnis yang membantu peneliti untuk bertemu dengan informan yang peneliti
perlukan. Pukul 13.20 WIB peneliti dipersilahkan naik ke lantai dua dan bertemu
dengan Pak Bambang Sulaksono selaku redaktur senior yang merangkap sebagai
redaktur penanggungjawab Rubrik Showbiz di ruang rapat Medan Bisnis. Pak
Bambang juga didampingi oleh Mas Dewantoro selaku wartawan lapangan yang
bertugas meliput langsung untuk mengisi Rubrik Showbiz. Setelah melakukan
wawancara terhadap Pak Bambang selaku informan pertama, peneliti langsung
mendapatkan informan kedua yaitu Mas Dewan. Saat mewawancarai Pak
Bambang, peneliti lebih memberatkan untuk mengorek informasi tentang
pengadaan Rubrik Showbiz di Medan Bisnis serta latar belakang mengapa rubrik
tersebut tersedia setiap harinya. Namun, saat mewawancarai Mas Dewan, peneliti
lebih memfokuskan tentang bagaimana wartawan di Medan Bisnis meliput
tentang pemberitaan selebritas yang datang ke Kota Medan. Tidak terdapat
masalah yang berarti dalam pengambilan data pertama dari informan pertama dan
informan kedua. Setelah mewawancarai Mas Dewan, peneliti diarahkan untuk
mewawancarai

Bang

Diurnanta

Qelanaputra,

yang

menjabat

sebagai

penanggungjawab rubrik mingguan yang juga sering melakukan peliputan
selebritas secara langsung. Peneliti mendapatkan kontak Bang Diur dan
setelahnya peneliti mencoba untuk membuat janji dengan Bang Diur. Agak sulit
membuat janji dengan Bang Diur dikarenakan kepadatan jadwal beliau dalam
melakukan peliputan di lapangan dan mengurus rubrik mingguan. Membutuhkan
waktu dua minggu untuk mendapatkan kepastian bersedianya beliau menjadi
informan peneliti yang selanjutnya. Selain itu peneliti juga sedikit lupa untuk
terus mem-follow up Bang Diur dikarenakan keasyikan membuat draft wawancara
dari informan sebelumnya. Pada tanggal 24 Mei 2017, peneliti akhirnya bertemu
dengan Bang Diur untuk melakukan wawancara dan mengambil data yang
dibutuhkan oleh peneliti. Bila saat dengan Pak Bambang peneliti lebih
memfokuskan kepada pengadaan berita selebritas dan Mas Dewan lebih
difokuskan mengenai peliputan di lapangan, Bang Diur merupakan kombinasi
keduanya. Ia merupakan redaktur halaman mingguan yang juga sering melakukan
peliputan selebritas secara langsung di Kota Medan maupun di luar Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

Setelah selesai dengan Medan Bisnis, peneliti langsung melakukan
penelitian di Harian WASPADA. Sama seperti halnya Medan Bisnis, peneliti
dibantu oleh sekretaris redaksi dalam membuat janji dengan informan yang
bersangkutan. Pada tanggal 3 Mei 2017, peneliti bertemu dengan informan
selanjutnya dari Harian WASPADA. T. Junaidi atau yang lebih akrab disapa Bang
Jun merupakan redaktur halaman hiburan dan penanggungjawab halaman hiburan.
Tak hanya itu, Bang Jun juga merangkap sebagai wartawan yang melakukan
peliputan selebritas secara langsung di lapangan. Sama halnya seperti Bang Diur,
dalam mengambil data dari Bang Jun, peneliti harus memberikan semua
pertanyaan yang peneliti susun karena Bang Jun merangkap semua jabatan di
rubrik hiburan di Harian WASPADA. Sedikitnya sumberdaya manusia yang ada
di rubrik selebritas di Harian WASPADA membuat peneliti sedikit bingung.
Terdapat beberapa pertanyaan yang tidak terjawab oleh Bang Jun yang kemudian
diarahkan oleh Bang Jun untuk bertanya kepada Bapak Drs. Sofyan Harahap yang
merupakan mantan Pimpinan Redaksi Harian WASPADA. Bapak Sofyan
kemudian dijadikan informan pendukung untuk menjawab beberapa butir
pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh Bang Jun. Pak Sofyan termasuk
informan yang sulit ditemui karena kesibukannya yang lumayan padat. Akhirnya
peneliti dapat menemuinya seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri.
4.1.3

Deskripsi Profil Informan

4.1.3.1 Informan Pertama
Bambang Sulaksono merupakan infoman pertama dalam penelitian ini.
Beliau adalah pendiri Medan Bisnis bersama rekan sesama wartawannya Bapak
Efendi Setiawan. Setelah sebelumnya pernah bekerja di media nasional yaitu
Suara Karya di Jakarta, membuat Pak Bambang memiliki ilmu yang cukup
tentang bagaimana mendirikan sebuah media.
Bersama Pak Setiawan, Pak Bambang merintis Medan Bisnis dari nol
hingga sekarang. Karirnya di Medan Bisnis cukup menantang, selain sebagai
salah satu pendiri, Pak Bambang juga pernah menjadi Wakil Pemimpin Redaksi
mendampingi Pak Setiawan. Di tahun 2008, jabatannya naik menjadi Pemimpin

Universitas Sumatera Utara

Redaksi hingga tahun 2012. Sampai sekarang, beliau menjabat sebagai Redaktur
Senior yang membina para redaktur setiap rubrik yang ada di Medan Bisnis.
4.1.3.2 Informan Kedua
Dewantoro atau Mas Dewan merupakan informan kedua dalam penelitian
ini. Mas Dewan merupakan wartawan Medan Bisnis yang mengisi Rubrik
Showbiz. Bekerja di Medan Bisnis sejak 2011, Mas Dewan telah mencicipi
beberapa rubrik yang ada di Medan Bisnis sebagai wartawan. Dari tahun 20112013 dipercaya menjadi wartawan di Rubrik Agribisnis, kemudian dari tahun
2014-2016 dipindah ke Rubrik Hukum dan 2016 – sekarang sedang menggeluti
Rubrik Showbiz. Saat ini beliau sedang menyusun skripsi di Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam di Universitas Tjut Nyak Dien. Selain menggeluti Rubrik
Showbiz, Mas Dewan juga mengisi Rubrik Lingkungan, Pariwisata dan Budaya.
4.1.3.3 Informan Ketiga
Diurnanta Qelanaputra merupakan informan ketiga dalam penelitian ini.
Bang Diur, sapaan akrabnya, sudah menjadi salah satu wartawan senior di Medan
dalam bidang entertainment. Hobi travelling dan musiknya membawanya menjadi
jurnalis handal di kedua bidang tersebut. Memulai karirnya di Medan Bisnis pada
tahun 2002, Bang Diur sudah mencicipi beberapa rubrik yang ada di Medan
Bisnis. Saat ini ia bertugas sebagai wartawan entertainment dan dipercaya di Desk
Travel. Selain itu, beliau juga merangkap sebagai Redaktur Pelaksana
Kompartemen yang membawahi edisi Minggu di Medan Bisnis. Pernah
mengenyam pendidikan di Prodi Pariwisata USU, STIKP Jurusan Humas (tidak
selesai) dan Fakultas Teknik Arsitektur UMA (tidak selesai). Ia merupakan
wartawan entertainment kelas kakap, terbukti telah melakukan banyak peliputan
internasional di beberapa negara. Beberapa liputan terbesarnya adalah meliput
konser grup musik Muse di Istora Senayan pada tahun 2007 dan diundang pada
konser musik rock musim panas tahunan Summersonic 2013 di Tokyo, Jepang
dengan line up antara lain Linkin Park, Metallica, John Legend, Muse, Cindy
Lauper dan lain sebagainya. Beliau juga pernah meraih penghargaan jurnalistik
antara lain sebagai nominator Lomba Tulis HUT Pemprovsu 2016 dan Juara Satu

Universitas Sumatera Utara

Lomba Tulis Musik se-Sumatera GG Mild 2013. Selain itu, beliau sering
dipercaya sebagai juri di beberapa ajang pencarian bakat lokal maupun nasional
seperti Indonesia Idol babak pra audisi di Medan, Pemilihan Puteri Indonesia
Sumut 2003, D’Academy II 2016 di Hermes Palace, The Voice 2016 di Medan,
The Voice Kids 2017 di Medan, Zeqita Karo Idol 2016, Go Talent 2017, Djarum
Rock Festival se-Sumut 2003, Festival Band Yamaha, Honda Beat Festival di
Medan dan lain sebagainya. Selain menjadi wartawan beliau juga memiliki
beberapa kegiatan lainnya yang masih berkaitan dengan musik, dunia jurnalistik
dan relasi dengan event organizer.
4.1.3.4 Informan Keempat
T. Junaidi atau yang sering disapa Bang Jun merupakan informan keempat
dalam penelitian ini. Bang Jun merupakan redaktur halaman hiburan di Harian
WASPADA. Sudah melalang buana di dunia jurnalis, Bang Jun memulai karirnya
sebagai seorang wartawan di Harian WASPADA pada tahun 1978. Hingga saat
ini Bang Jun sudah mencicipi semua bangku redaktur kecuali redaktur halaman
utama dan redaktur olahraga. Pertama sekali Bang Jun merupakan wartawan
umum di Harian WASPADA, kemudian diangkat menjadi asisten redaktur
ekonomi hingga pada akhirnya menjabat sebagai redaktur halaman ekonomi.
Menjadi redaktur di halaman hiburan merupakan posisi terakhirnya yang sampai
saat ini masih ia duduki, setelah sebelumnya sudah merasakan menjadi wartawan
dan redaktur ekonomi, rubrik pemerintahan, rubrik hiburan, rubrik kampus,
hingga rubrik musik dan masih banyak lagi. Rubrik hiburan merupakan rubrik
terlama yang Bang Jun tanggungjawabi. Selain itu, di rubrik hiburan ini, selain
menjadi redaktur, Bang Jun sekaligus merangkap sebagai wartawannya. Hal ini
dikarenakan kurangnya sumber daya manusia untuk rubrik hiburan.
4.1.3.5 Informan Kelima
Drs. Sofyan Harahap merupakan informan kelima dalam penelitian ini.
Beliau melengkapi informan sebelumnya dalam memberikan informasi mengenai
Harian WASPADA. Pak Sofyan merupakan salah satu wartawan senior yang
sudah lama bergabung dengan Harian WASPADA. Beliau masuk WASPADA

Universitas Sumatera Utara

sejak masih belia, tahun 1978. Sebelumnya, ia merupakan guru SMP, namun ia
merasa pekerjaan sebagai guru kurang menantang. Beliau akhirnya memilih untuk
bekerja di media cetak khususnya koran. Merintis karir di WASPADA, beliau
sudah mencicipi berbagai macam jenis jabatan yang ada di meja redaksi Harian
WASPADA.

Diawali sebagai seorang layouter, kemudian beralih menjadi

wartawan, naik jabatan menjadi redaktur di hampir semua rubrik yang ada di
Harian WASPADA. Setelah itu beliau naik jabatan menjadi redaktur pelaksana,
redaktur eksekutif, wakil pemimpin redaksi, hingga saat ini ia menjabat sebagai
wakil penanggung jawab Harian WASPADA. Selain kesibukannya di
WASPADA, beliau aktif di Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sebagai Ketua
Dewan Kehormatan. Selain itu, ia juga mengajar sebagai dosen matakuliah di
Ilmu Komunikasi FISIP USU.
4.1.4

Unsur Prominence dalam Pemberitaan Selebritas di Harian Medan
Bisnis dan Pengadaan Rubrik Showbiz di Harian Medan Bisnis.
Penelitian yang dilakukan di Harian Medan Bisnis dilakukan dengan cara

mewawancarai tiga informan. Dua informan menanggungjawabi Rubrik Showbiz
dan satu informan menangungjawabi Rubrik Mingguan namun sering melakukan
peliputan langsung untuk berita selebritas yang kemudian diisi di halaman
entertain di rubrik mingguan. Ketiganya menjelaskan bagaimana unsur
prominence atau ketokohan menjadi unsur penting dalam pengadaan Rubrik
Showbiz dan bagaimana proses pengadaan Rubrik Showbiz di Harian Medan
Bisnis setiap harinya.
Informan Pertama menjelaskan mengenai latar belakang berdirinya Medan
Bisnis dan latar belakang pemberitaan Medan Bisnis secara keseluruhan sebelum
menjelaskan bagaimana pengadaan rubrik showbiz setiap harinya di Harian
Medan Bisnis. Saat menjelaskan mengenai latar belakang berdirinya Medan
Bisnis, beliau mengatakan bahwa Medan Bisnis pada awalnya merupakan koran
mingguan selama enam bulan. Setelah setengah tahun berjalan dan melihat respon
masyarakat, Medan Bisnis akhirnya memutuskan menjadi koran harian. Beliau
menjelaskan bahwa sejak pertama sekali terbit, Medan Bisnis telah membawa
misi sebagai koran berbasis ekonomi. Hal tersebut dikarenakan para pendiri

Universitas Sumatera Utara

Medan Bisnis melihat sudah banyak koran di Medan yang menyajikan berita
umum. Medan Bisnis melihat peluang yang lain yaitu dari sisi ekonomi. Namun,
Medan Bisnis tetap memikirkan mengenai pasar pembaca mereka. Apabila
dikhususkan hanya sebagai koran ekonomi (bisnis), maka pasar pembaca mereka
akan terbatas di pebisnis saja tanpa dapat merangkul masyarakat dengan latar
belakang yang berbeda. Dengan begitu Medan Bisnis tetap menyajikan beritaberita umum di luar dari

berita ekonomi seperti berita politik, olahraga,

lingkungan hingga rubrik selebritas (showbiz).
“Sejak pertama kali terbit, Medan Bisnis membawa misi sebagai
koran berbasis ekonomi. Namun, Medan Bisnis tetap memperhatikan
pasar. Bila mengkhususkan hanya sebagai koran ekonomi (bisnis),
pasarnya sangat terbatas. Sehingga tetap ada pula disajikan berita umumnya seperti politik, lingkungan dan lain sebagainya. Di Medan sangat
banyak koran yang menyajikan berita secara umum. Inilah alasan Medan
Bisnis ingin menyajikan nuansa ekonomi lebih kental ketimbang koran
lainnya karena kompetitornya lebih sedikit. Jadi kita tidak mengalami
kendala di masalah pasar. Ini menjadi keuntungan sendiri bagi Medan
Bisnis. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan yang diraih oleh
Medan Bisnis saat muncul di Kota Medan. Kami muncul sebagai koran
kekinian, yang modern. Jadi saat itu warga Medan cukup kaget dengan
kehadiran Medan Bisnis. Karena berbeda dari yang lainnya. Hal ini juga
membuat koran lainnya ikut membuat perubahan karena jika tidak mereka
akan tertinggal.”
Beliau juga menjelaskan latar belakang mengapa Rubrik Showbiz ada di
Harian Medan Bisnis. Tak hanya itu, rubrik ini merupakan rubrik yang selalu
hadir setiap hari menyapa pembaca setia Medan Bisnis. Menurut Pak Bambang,
hiburan telah menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Dimulai dari masyarakat
kalangan bawah, menengah hingga kalangan atas. Tanpa adanya hiburan,
pembaca dari Medan Bisnis akan jenuh karena hanya membaca berita-berita
serius seperti berita perekonomian yang mendominasi pemberitaan sebanyak 60%
dan berita umum lainnya seperti politik, kriminal, dan lain sebagainya.
“Kalau masyarakat hanya dicekoki dengan berita-berita yang
serius, tentu akan menyebabkan mereka jenuh. Begitu juga dengan media.
Seperti contohnya televisi. Mereka tidak hanya menyajikan berita-berita
serius saja, tapi juga diselingi oleh berita-berita yang menghibur namun
mendidik dan berkualitas. Medan Bisnis juga begitu. Berita-berita hiburan
sekarang sudah memiliki nilai jual, punya segmen pembacanya sendiri.
Tetapi semuanya tergantung kita, mau menyajikan hiburan yang

Universitas Sumatera Utara

bagaimana, yang seperti apa. Nah, kalau di Medan Bisnis, kita sesuaikan
dengan pembaca kita, yaitu kalangan menengah ke atas.”
Informan Pertama juga menjelaskan bagaimana pengadaan Rubrik
Showbiz di Harian Medan Bisnis. Hal tersebut ditanyakan oleh peneliti mengingat
di Medan sangat jarang artis ibukota yang datang. Pak Bambang juga menjelaskan
bahwa pemberitaan seleb di Rubrik Showbiz tidak mematok persentase untuk
seleb nasional atau internasional dan selalu ada proses penyuntingan apabila berita
diambil dari media lain.
“Dengan keterbukaan jaringan informasi, sekarang sudah sangat
banyak semacam saduran-saduran berita yang punya potensi berita
sangat bagus sekali terutama untuk berita luar negeri. Seperti Amerika
dan Inggris, di sana sudah ada media-media online-nya, media-media
hiburannya. Sekarang sudah banyak saduran dan berita terjemahan yang
sudah sangat bagus sekali. Tinggal Medan Bisnis saja yang bagaimana
nantinya memilih. Akan ada penyuntingan juga, kadang menggabung dua
berita. Tetap ada proses penyuntingan. Karena kalau kita sadur sendiri,
waktunya akan habis, sementara bagian penerjemah harus bekerja juga
untuk halaman luar negeri. Jadi memang sudah ada media yang
sadurannya bagus sekali...”
“...Tidak ada patokan. Kita lihat kalau nilai jual bagus dan cocok
untuk pembaca kalangan Medan Bisnis, itu yang kita serap, yang kita
ambil.”
Pak Bambang juga menjelaskan mengenai kriteria berita seperti apa yang
layak dijadikan berita di Harian Medan Bisnis. Ia mengatakan bahwa pembaca
Medan Bisnis mayoritas berasal dari kalangan akademis dan kalangan orang
berpendidikan. Medan Bisnis menyesuaikan latar belakang pembaca dengan
berita-berita yang dihadirkan di Rubrik Showbiz. Berita-berita tentang isu-isu
murahan tidak cocok untuk pembaca Medan Bisnis. Paling tidak, tutur beliau,
berita di Rubrik Showbiz dapat dipertanggungjawabkan dan tetap memiliki nilai
jual.
Informan Pertama menyebutkan bahwa talent-talent lokal Kota Medan
bisa masuk sebagai berita di Medan Bisnis. Namun tetap mengingat unsur
prominence atau ketokohan karena hal tersebut sangat penting sebagai nilai berita

Universitas Sumatera Utara

dalam pemberitaan di rubrik ini. Medan Bisnis tetap selektif agar sesuai dengan
keinginan pembaca.
“Kondisi di Medan dengan di Jawa, khususnya Jakarta, kan
berbeda. Kalau di Jakarta kan gudangnya hiburan. Bisa jadi sumber
berita yang bagus, yang langsung dijual. Karena di sini (Medan), kita
harus selektif. Karena susah mencari grup-grup band atau penyanyi atau
artis yang layak naik ke Medan Bisnis. Kadang masalah kreatifitas orang
Medan juga, belum begitu banyak. Audiensnya belum terlalu banyak.
Kalau musik dari Jawa, datang ke sini (Medan), baru banyak yang lihat.
Tapi kalau musik lokal, memang ada peminatnya tapi tidak antusias
sekali...”
“.... Medan Bisnis sering juga meliput talent lokal. Mas Dewan ini
yang sering meliput talent lokal di sini. Tapi kita juga selektif. Kalau
ada tapi pas-pasan, untuk apa ditulis. Kalau hanya sekedar nampil saja
tapi gak berkarya, juga kita gak mau ambil. Artinya kita lihat dari segmen
pembaca. Jangan sampai pembaca Medan Bisnis komplain. Makanya
tetap ada standarisasinya.”
Informan Pertama menyebutkan bahwa berita di Medan Bisnis tidak
semuanya berasal dari liputan langsung oleh wartawan Medan Bisnis. Ada pula
diambil dari media lain untuk memenuhi kebutuhan Rubrik Showbiz yang terbit
setiap hari. Beliau menyebutkan bahwa terdapat beberapa media yang biasanya
menjadi sumber Medan Bisnis dalam mencari dan mengambil berita seperti CNN,
Billboard, AsiaShowbiz dan NME. Informan pertama sengaja menggunakan
media-media besar sebagai sumber penyedia berita Showbiz di Medan Bisnis
karena media tersebut dapat dipercaya dari segi isi berita hingga keakuratan berita
tersebut. Beliau mengaku bahwa Medan Bisnis tidak bekerjasama dengan kantor
berita dalam penyediaan berita untuk Rubrik Showbiz.
Informan Kedua menjelaskan bagaimana keadaan peliputan selebriti
secara langsung untuk mengisi Rubrik Showbiz di Harian Medan Bisnis. Namun
sebelumnya, ia memberikan pandangan mengenai Rubrik Showbiz yang ada di
Harian Medan Bisnis.
“Medan di sini bukan diartikan Kota Medan, tetapi sebuah
wilayah (medan). Medan Bisnis itu bagaimana wilayah tersebut dinilai
dari segi bisnisnya. Sebenarnya visi misi itu bagaimana seluruh aktivitas
di sini dilihat dari sudut pandang bisnis. Begitu halnya dengan Showbiz.
Showbiz itukan show & exhibition / show & bisnis. Artinya bisa dari
pameran dan bisnis. Tentunya seperti yang dibilang tadi, tidak semua

Universitas Sumatera Utara

artis dapat diberitakan di Medan Bisnis, tergantung nilai beritanya,
scoop-nya seperti apa. Berarti yang bisa diliput di Showbiz ini memang
terbatas karena dari sisi segmen yang diambil dari menengah ke atas, jadi
band-band di bawah yang namanya baru 1 – 2 tahun kurang diangkat.
Kecuali kalau band tersebut sudah sangat berpengaruh dan punya ciri
khas sendiri misal baru muncul sekali atau setahun saja, tapi sudah naik
namanya, baru dia akan muncul beritanya...”
“...Sebenarnya akan menjadi pasar, kalau misalnya segmen
hiburan atau selebritas itu digarap secara total. Itu akan menjadi lubang
bisnis tersendiri, kan. Seluruh komunitas-komunitas musisi hanya akan
mengambil referensi dari Medan Bisnis, tidak dari media lain. Karena
Medan Bisnis memberitakan seluruh komunitas mereka. Itu sudah kita
lakukan, tapi ternyata ada perbedaan. Misalnya, kita melihat bahwa band
itu bagus, tetapi di tingkat redaktur ternyata tidak dianggap bagus. Jadi
gak akan naik. Padahal sebenarnya diskusi dulunya itu kita pengen
mengangkat seluruh band, profil band dan seniman lokal di Medan Bisnis.
Jadi istilahnya itu bahkan bisa 30%-70% perbandingannya. Nasional atau
internasional 30% dan lokal 70%. Dengan begitu Medan Bisnis akan
menjadi referensi. Kalau itu bisa dilakukan maka Medan Bisnis akan
menjadi referensi musisi yang ada di Medan.”
Informan Kedua menyatakan bahwa unsur ketokohan dalam peliputan
untuk Medan Bisnis tetap diperhatikan. Selain unsur ketokohan, unsur keunikan
juga menjadi salah satu daya tarik khususnya untuk talent lokal Kota Medan.
“Kayak dulu ada band PARGOCI namanya. Band itu mencoba
menggabungkan aliran hardcore dengan musik batak. Nah, mereka
menggabungkan itu maka mereka bisa naik ke Medan Bisnis. Karena
mereka memiliki keunikan itu maka bisa naik. Dan ada juga beberapa
band yang lain. Tapi sekarang sudah jarang. Kalau kita perhatikan
pemberitaan sekarang nyaris tidak ada band-band lokal. Tapi karena
nilau beritanya itu, mereka (Pargoci) udah menjalankan tur smpai ke
Thailand, makanya mereka bisa dinaikkan. Pargoci udah naik ke Medan
Bisnis sekitar 3 kali, bahkan 4 kali udah naik.”
Informan Kedua memaparkan bahwa peliputan selebriti secara langsung di
Kota Medan tidak sesering di Ibukota. Beliau menjelaskan bahwa selebriti datang
ke Kota Medan bila ada keperluan roadshow atau diundang untuk mengisi eventevent tertentu.
“Kalau misalnya yang aktor-aktor film atau sinetron misalnya, itu
tergantung bulannya. Kadang-kadang sebulan ini gak ada, bulan depan
bisa sampai 3 atau 4 artis yang datang. Kadang-kadang gak ada sama
sekali. Jadi gak nentu datangnya. Kayak kemaren ada Surya Motorland.
Ada artis yang ikutan touring itu si Bucek. Pembawa acaranya si Jhody

Universitas Sumatera Utara

Bejo. Juga ada pemain film I’m Hope si Agni dengan Wulan Guritno juga
pernah diliput.”
Meskipun begitu, ada pula event-event yang mengundang selebriti namun
tidak mengundang wartawan untuk melakukan peliputan. Sehingga hal tersebut
membuat wartawan urung mengejar selebriti yang bersangkutan.
“... Karena mereka mau eksklusif. Apalagi artis-artis luar negeri,
mereka susah untuk dijumpai. Panitia itu gak mau dimunculkan di media.
Karena menurut mereka, tanpa adanya media, acara mereka tetap sukses.
Dan mungkin ada perjanjian juga dengan panitia bahwa mereka tidak
mau ada media. Perhatiin aja itu di Kesawan banyak baliho atau
spanduk acara di Entrance, ngundang artis luar negeri kaya Kingston.
Tapi media tidak diundang untuk peliputan.”
Informan Kedua menyatakan bahwa wartawan tidak memiliki tanggung
jawab penuh dalam mengisi Rubrik Showbiz secara lengkap. Hal tersebut
merupakan tanggung jawab dari redaktur Rubrik Showbiz yang dipegang oleh
informan pertama (Pak Bambang).
“Kalau kami, untuk reporter, rata-rata tidak dibebani untuk
mengurusi mengenai jumlah berita. Kita hanya dibebani 3 berita per hari.
Kadang terpenuhi kadang tidak. Jadi ketika kekurangan berita, itu urusan
redaktur. Kurang atau lebih gak peduli. Urusan redaktur.”
Dalam penjelasannya, Informan Kedua menjelaskan bahwa dalam sekali
peliputan seleb secara langsung, beliau akan mengambil beberapa angle berita
sehingga satu acara bisa menghasilkan beberapa berita. Beragam angle berita bisa
dijadikan stok berita di Medan Bisnis apabila memang diperlukan.
“Minimal 4. Dulu minimal 4. Sekarang cukup 2 aja. Kenapa?
Karena gak naik. Jadi di sini gak naik, ku share ke kawan-kawan malah
naik. Misal tentang acara yang Tompi ikuti waktu itu. Dia diajak diskusi
soal kanker, soal kesehatan. Kontekstual dengan acara yang dihadirinya.
Di luar itu paling kita tanya soal album atau kegiatan selama ini. Terus
tanya soal industri musik sekarang ini. Kan ini jadi berita lagi. Tapi
masalahnya itu tadi, jarang naik. Jadi ngapain nulis banyak-banyak.
Cukup dua aja. Padahal dulu minimal empat...”
“...Tetap ada stok berita, namun tidak naik. Kita pun gak mau
repot-repot untuk ini juga kan. Kan kita lihat berita Showbiz ini masih
dianggap berita umum dan belum berpotensi mendatangkan pembaca.
Hanya sekedar hiburan. Lihat saja, berita nasional-lokal itu berapa

Universitas Sumatera Utara

banyak perbandingannya? Dalam seminggu paling banyak berita
nasional/internasional. Perhatikan aja dalam seminggu itu.”
Ia juga menjelaskan bahwa pekerjaan sebagai wartawan mewajibkan
dirinya memiliki banyak link dengan sesama wartawan khususnya sesama
wartawan selebritas. Hal ini akan berpengaruh pada kinerja wartawan khususnya
berita terbaru mengenai selebriti atau pemusik yang datang ke Medan.
“Kan kita sesama wartawan ada grup. Pos di Showbiz ini kan
memang jarang. Kalau liputan itu paling sama-sama dengan senior yang
lain dari media lain. Kalau disini yang paling sering liputan Showbiz aku
dengan Bang Diur. Memang sangat sedikit di Showbiz ini. Gak terlalu
banyak. Tapi dengan kawan-kawan yang lain ini kan, dia bisa membuat
berita Showbiz juga kan. Misal kalau kita punya berita, kita bisa share ke
mereka, gitu juga kalau mereka punya berita, bisa share ke kita. Saling
bantu. Kalau ketinggalan info sering juga dibantu dengan wartawan lain.
Dibagi, di-share. Bisa share rilis, bisa share berita udah jadi. Kalau triktrik kita ini kan paling lead-nya diganti. Bawahnya sama semua.”
Selain dengan sesama wartawan, Informan Kedua juga memiliki link
dengan beberapa manajemen artis-artis yang ada di Indonesia. Dengan adanya link
dengan manajemen, hal ini membantu Informan Kedua dalam mendapatkan berita
seleb melalui rilis.
“Ada link juga, ke manajemennya biasanya. Tapi gini, aku gak
pernah ambil berita dari media lain. Berita yang dari aku itu selalu
karyaku dan rilis. Jadi kita gak ambil berita dari Tribun atau Reuters
sekalipun. Itu gak pernah, itu gak boleh. Itu kalau dari saya, dari reporter.
Beda kalau dari redaktur. Mereka punya wewenang sendiri. Jadi kalau
dari manajemennya, bolak-baliklah mereka kirim rilis. Ini udah tiga bulan
ini mereka belum ada ngirim berita. Biasanya manajemen dari artis-artis
ini rutin, setiap sebulan itu paling enggak ada tiga artis yang mereka
kirim rilisnya. Itu yang dari Jakarta...”
Hal ini bertujuan agar artis-artis dari manajemen tersebut juga dikenal di
daerah, tidak hanya di ibukota saja.
“...Itu biasanya yang artis easy pop, model-model gitulah yang
mereka share itu. Rata-rata sudah menjadi “raja kafe”. Artinya boleh
album mereka baru dua, tapi ketika liat personil-personilnya itu sudah
ke sana ke mari. Mereka emang penyanyi-penyanyi kafe. Mereka
(manajemen) share ke e-mail, biasanya band itu langsung kita cari di
YouTube. Memang bener, sudah bagus. Audiens mereka sudah banyak.”

Universitas Sumatera Utara

Informan Ketiga menjelaskan mengenai rubrik Medan Bisnis edisi Minggu
karena ia merupakan redaktur pelaksana di edisi Minggu. Ada beberapa tambahan
rubrik yang hadir setiap hari Minggu.
“Sekarang saya menjadi penanggungjawab di edisi Minggu.
Bedanya kalau edisi Minggu lebih banyak tentang lifestyle. Entertain
di situ, urusan kuliner di situ, travel di situ, fashion dan entrepreneur.
Pokoknya beberapa rubrik tambahan ada di edisi Minggu tapi dengan
tema besar lifestyle. Tapi aku juga tetap di entertain. Berita-berita musik,
film, seleb terkadang.”
Beliau juga menjelaskan bahwa pengadaan berita entertain di edisi
Minggu merupakan hasil peliputan langsung atau mengambil dari berita lain. Hal
ini tidak berbeda jauh dengan yang dijelaskan Informan Pertama dan Informan
Kedua.
“Untuk liputan seleb saya selalu liputan langsung. Tapi ada juga
mengambil dari media lain. Kalau ambil dari media lain kita langganan di
Detik.com dan kantor berita Antara.”
Informan Ketiga memaparkan bahwa peliputan selebriti secara langsung
tidak bisa ditentukan intensitasnya karena tergantung dengan undangan event atau
yang beriklan di Medan Bisnis.
“Kalau itu tergantung iklan. Kalau ramai, ya ramai juga kan, Tapi
kalau dikit ya dikit juga. Bulan ini aku inget kemaren event X3, bulan lalu
Ari Lasso, terus ada acara musik juga di Medan Fair...”
“... Tergantung event yang ada. Mau diekspos apa tidak. Kalau
artis nasional biasanya diundang, kalau artis lokal kita yang jemput bola.
Misalnya ada band bagus atau artis bagus, berprestasi dan menarik
sebagai berita ya kita ambil.”
Informan Ketiga menjelaskan bahwa tidak sembarang selebriti yang bisa
masuk ke Medan Bisnis. Jika dulu Medan Bisnis lebih mengutamakan kuantitas,
sekarang Medan Bisnis lebih mengutamakan kualitas terutama untuk talent lokal
Kota Medan. Beliau memiliki kriteria tersendiri mengenai talent lokal seperti apa
yang layak untuk diliput.

Universitas Sumatera Utara

“... Berkarya sesuatu yang berbeda, yang unik atau kolosal. Tapi
kalau biasa-biasa aja ya enggak. Kalau sekarang aku batasin, kalau dulu
enggak ada batasan. Kalau dulu pokoknya aku ke studio-studio kalau ada
band, karena dulu ngejar kuantitas kan, aku liput. Kalau sekarang aku
pikir gak begitu perlu. Karena dengan begitu mereka jadi mudah besar
kepala. Belum layak dibesarkan, tapi malah kita besarkan di media.”
Beliau menjelaskan dengan menjaga news value dari berita selebriti lokal
maupun nasional maka berita yang dihasilkan Medan Bisnis akan berkualitas. Ia
menjelaskan pentingnya news value dalam mencari berita mengenai selebriti.
Selain itu, tidak semua selebriti nasional bisa masuk menjadi berita di Medan
Bisnis.
“Sangat penting. News value-nya tetap kita pikirkan. Apakah ini
berdampak untuk pembaca atau hanya untuk mereka saja. Kayak kemaren
waktu di PRSU kan banyak band lokal, tapi gak layak. Tapi ada beberapa
band lama, mereka main lagi, menurutku itu layak...”
“... Kalau soal seleb yang layak, tentu saja yang menengah ke
atas, yang berkelas. Mau di harian atau mingguan. Agak menghindari
gosip karena gak cocok dengan pasar kita. Jadi lebih selektif lah. Kita
harus melihat artis sesuai dari mata pembaca kita. Pembaca kita kan
mid-up. Kecuali berita-berita penting seperti ada yang meninggal kita
naikkan. Tapi kalau gosip-gosip gitu gak kita masukin.”
Jarangnya kedatangan selebriti ke Kota Medan, membuat Informan Ketiga
mengambil beberapa angle berita dalam sekali peliputan secara langsung. Hal ini
membuat Informan Ketiga dapat menghasilkan beberapa berita dalam sekali
peliputan saja.
“... Bisa ambil beberapa angle. Seperti kemaren dengan Vicky
Shu, itukan presscon. Dia kan cerita secara umum tentang show nanti
malam. Tapi aku tanya, bagaimana kostumnya, bagaimana dia merawat
wajah dan tubuhnya, gitu. Jadi gak mau aku terima bulat-bulat apa yang
dia sampaikan secara umum di presscon saja. Karena nanti isinya
bakalan sama dengan media lain. Kadang juga, seperti kemarin dengan
Anjasmara, di belakang panggung aku tanyain kan kenapa dia beralih ke
yoga. Padahal waktu itu event-nya kan cuman acara yoga dan dia
instrukturnya. Selalu biasanya sehabis presscon aku itu ada doorstop.
Kalau dulu sih aku rajin nyari ke kamar hotel tempat mereka menginap.
Belakang panggung juga biasa. Atau ketemu waktu lagi makan. Ya aku
singgahin, minta waktu untuk wawancara.”

Universitas Sumatera Utara

Informan Ketiga mengatakan bahwa selain melakukan peliputan langsung,
Medan Bisnis juga mengambil dari media lainnya. Ia menjelaskan bahwa tetap
ada proses pengeditan dan riset sebelum memilih berita.
“Aku edit. Aku kan juga ambil dari luar. Ku translate sendiri, gitu.
Misal dari Channel Asia, Billboard dan lain-lain. Jadi gak kulepas
mentah-mentah gitu. Kadang aku tambahin datanya. Lokal juga gitu.
Kalau presscon kan terbatas datanya, tapi aku lengkapi dengan referensi.
Perjalanan karir seperti apa, dan lain-lainnya itu aku penuhi. Walaupun
tidak bisa penuh karena itu kan halamannya terbatas. Riset tetap perlu.”
Beliau menjelaskan dengan mengambil berita dari media luar, tingkat
keakuratan mengenai berita tersebut dapat dipercaya. Hal tersebut dikarenakan
media yang digunakan oleh Informan Ketiga dalam mengambil berita merupakan
media-media besar yang namanya sudah dipercaya oleh publik.
“... Aku lebih suka media luar. Seperti Billboard kan sudah teruji.
Terus dari Australia juga ada. Kita memang dibatasi untuk media mana
yang bisa kita ambil beritanya. Kita langganan dululah istilahnya. Ya
itulah tadi Detik.com, ANTARA, Billboard kalo yang untuk media
luarnya. Jadi bener-bener yang kompeten.”
Menurut Informan Ketiga, link antar sesama wartawan atau manajemen
selebriti sangat penting. Hal tersebut membantu dalam proses peliputan dan
mendapatkan berita selebriti. Seperti pengiriman rilis berita.
“Link sesama wartawan ada. Sangat membantu. Malah aku yang
sering bagiin link. Aku yang koordinir teman-teman wartawan semua
kalau misalnya ada undangan peliputan. Ke manajemen juga aku punya,
kayak Vierzha. Waktu itu aku malah diundang ke Jakarta untuk video klip.
Hampir rata-rata ada semua. Sama UNGU juga begitu. Beberapa
manajemen kirim rilis ke aku. Termasuk juga indie label, mereka juga
sering ngirim ke aku. Tapi kita liat juga, kalau gak perlu ya gak kita
naikkan. Kalau gak begitu terkenal ya gak kita muat, gak selalu.”

Universitas Sumatera Utara

4.1.5

Unsur

Prominence

dalam

Pemberitaan

Selebritas

di

Harian

WASPADA dan Pengadaan Rubrik Hiburan/Agenda di Harian
WASPADA.
Informan Keempat menjelaskan pentingnya pemberitaan selebriti bagi
media massa khususnya koran. Pada Harian WASPADA rubrik ini dinamai
dengan Rubrik Hiburan atau Rubrik Agneda.
“Kalau menurut aku, halaman seleb/ hiburan itu ibarat hotel
dengan kolam renang. Kalau hotel gak ada kolam renang, ya gak enak
kan? Jadi rubrik ini ibarat etalase. Jadi kalau koran tanpa ada halaman
artis itu kan tegang. Udah habis baca berita politik dan kriminal itu kalau
gak dibarengi halaman hiburan kan tegang, gak ada pencairnya. Dan
sasarannya memang anak muda. Kita kan pembacanya ada yang suka
olahraga, politik, ekonomi dan sebagainya. Kan banyak juga yang suka
hiburan. Emang harus ada untuk halaman hiburan tersebut.
Beliau juga menjelaskan bahwa pengadaan Rubrik Agenda tidak serta
merta hanya dari liputan di lapangan. Tetapi untuk memenuhi kebutuhan setiap
hari terbit, di ambil pula dari media lain. Beliau mengatakan bila berita diambil
dari media lain, proses pengeditan dijalankan sesuai dengan kebutuhan dan
kemauan dari WASPADA.
“Ada yang aku liputan langsung, ada yang kita ambil dari kantor
berita. Biasa ngambil di Antara, terus ambil dari internet dari situs yang
lain juga. Seperti k-pop di K-Pop Star untuk yang Korea, terus ada yang
Bollywood juga. Kalau pas buka (internet), ada dan cocok langsung
diambil. Kadang mentah-mentah diambil, kadang-kadang kalau perlu
diperbaiki ya diperbaiki. Tergantung kita. Kadang kalau judul gak suka
kita perbaiki. Sesuai dengan keinginan kita.”
Informan Keempat menjelaskan Harian WASPADA tidak memiliki
kriteria selebriti yang layak untuk naik ke Harian WASPADA. Namun, tetap ada
selektifitas dari isi berita yang akan terbit. Harian WASPADA tidak akan
menaikkan berita yang belum tentu kebenarannya, seperti gosip.
“Gak ada. Artis mana aja masuk. Artis Korea, artis India, artis
Indonesia, artis-artis terkenal lah. Kadang malah yang naik dalam sehari
internasional semua. Kalau berita yang mengarah ke gosip, kami gak
berani menaikkannya. Gak ada konfirmasinya. Kita kan lihat juga berita
yang kita ambil darimana, portal berita mana saja. Kita cari yang bisa
dipertanggungjawabkan seperti Okezone.com, itu kan meyakinkan. Tapi

Universitas Sumatera Utara

kalau soal profil seorang artis kan gak masalah, gak ragu untuk
menaikkan. Kita lihat juga dari isi beritanya. Kalau gosip gak jelas,
takutnya malah fitnah, kan gak berani. Jadi yang aku ambil itu beritaberita yang positif ajalah, seperti tentang profil artis, kegiatan mereka,
album baru mereka atau film baru. Yang kayak gitu sih aku ambilnya.
Tapi kalau berita tudingan dia selingkuh dan lain sebagainya yang belum
jelas, kita gak berani. Kita kan gak ketemu langsung sama orangnya,
hanya ngutip dari media lain. Bisa benar bisa enggak. Entah hoax pula
nanti.
Bagi Informan Keempat, melakukan peliputan langsung juga memiliki
tantangan tersendiri, apalagi meliput selebriti yang sudah memiliki nama di Tanah
Air.
“...Sekarang karena adanya internet, EO yang ngundang artis,
jarang mengundang wartawan. Mereka cukup pasang billboard aja, gak
ada temu pers. Sekarang temu pers itu sudah sangat jarang. Itu cukup
mempersulit kami. Kadang-kadang kalau ada event, kami gak diundang,
kalau kami gak diundang ya kami gak datang. Sebenarnya hampir sama
dengan media-media lain, karena artis yang masuk ke Medan itu jarang
kali ngundang-ngundang media. Ada pun kadang sulit mendatangi mereka
itu, kadang gak mau. Jadi kalau saya sendiri kalo gak dapat event-event
gitu artisnya, saya cari band-band lokal. Band-band Medan. Kucarilah
band-band Medan untuk kubuat profilnya. Tapi kalau ada artis ibukota
yang ketemu, ya langsung aja kuwawancarai untuk berita seleb ini.”
Ia menyatakan karena jarangnya intensitas peliputan langsung di lapangan,
Informan Keempat mensiasatinya dengan mengambil beberapa angle berita dalam
sekali peliputan. Dengan begitu ia dapat men-stok berita mengenai selebriti
tersebut untuk edisi berikutnya.
“Kalau