Respon Pertumbuhan Beberapa Hasil Persilangan (F1) Tanaman Jagung (Zea mays L.) Terhadap Cekaman Salinitas Garam (NaCl) Melalui Media Kultur Hara
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertambahan jumlah penduduk di dunia semakin tinggi, hal ini turut
meningkatkan kebutuhan makanan yang bernilai gizi tinggi. Salah satu solusi
untuk memecahkan masalah pemenuhan kebutuhan pangan adalah diversifikasi
pangan. Kandungan protein dan kalsium pada beras 6,8 g dan 6,0 mg, sedangkan
pada jagung 8,7 g dan 9,0 mg per 100 g (Sirait, 2016).
Luas lahan rawa pasang surut di Indonesia sekitar 20,12 juta ha, terdiri
dari 2,07 juta ha lahan potensial, 6,72 juta ha lahan sulfat masam, 10,89 juta ha
lahan gambut dan 0,44 juta ha lahan salin. Lahan rawa pasang surut yang
berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian sekitar 8.535.708 ha. Keseluruhan
luasan tersebut, yang sudah direklamasi sekitar 2.833.814 ha dan yang belum
direklamasi sekitar 5.701.894 ha. Luas lahan rawa pasang surut yang sudah
dijadikan lahan sawah hingga tahun 2011 baru sekitar 407.594 ha (Ritung, 2011).
Maka pengembangan varietas toleran salinitas perlu dilakukan.
Banyak tanah di Indonesia belum dimanfaatkan akibat keterbatasan teknik
budidaya. Menurunnya kualitas kesuburan tanah dan luas lahan yang dapat
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, mendorong dilakukannya budidaya
pertanian pada lahan marjinal seperti salah satunya adalah tanah salin yang belum
dimanfaatkan secara luas untuk kegiatan budidaya tanaman. Tanah salin
mempunyai kadar garam terlarut berlebih dalam air tanah terutama NaCl dan
Na2SO4 sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dari kebanyakan tanaman.
Kurang dari 15% dari KTK tanah ditempati oleh natrium dan biasanya nilai pH
kurang dari 8,5. (Zahro, 2013).
Universitas Sumatera Utara
2
Akar merupakan organ tanaman yang pertama kali terpapar cekaman pada
cekaman salinitas dan modifikasi akar merupakan respon yang menentukan
toleransi tanaman terhadap cekaman salinitas. Cekaman salinitas dilaporkan
mempengaruhi arsitektur akar dan anatomi akar. Perubahan arsitektur akar dan
anatomi akar dilaporkan berasosiasi dengan toleransi tanaman terhadap cekaman
salinitas (Karjunita, 2016). Salah satu usaha untuk mengetahui respon
pertumbuhan tanaman pada kondisi cekaman salinitas adalah melalui kultur hara
yaitu fase kecambah melalui akarnya.
Kultur hara termasuk kedalam golongan hidrponik yaitu jenis kultur air.
Teknik ini merupakan cara efisien untuk mempelajari hara tanaman, kebutuhan
hara bagi pertumbuhan tanaman, dan studi toksisitas (Kusumastuti, 1995).
Sehingga penulis menggunakan media kultur hara untuk pengujian toleran salin
pada tanaman jagung. Cara ini merupakan metode atau screening awal untuk
seleksi beberapa hasil persilangan (F1) jagung terhadap cekaman salin.
Proses seleksi dengan tujuan akhir pengembangan tanaman resisten dapat
dilakukan dengan penambahan faktor stres dengan konsentrasi tinggi seperti NaCl
pada media tumbuh. Metode ini dapat menghemat lahan percobaan, memberikan
tekanan seleksi yang seragam, dapat dilakukan pada populasi tanaman dalam
jumlah banyak, waktu relatif singkat dan mengurangi biaya (Azrie, 2011). Melalui
pengujian tingkat toleransi pada fase awal pertumbuhan bibit jagung, diharapkan
mampu menghasilkan suatu metode yang lebih cepat dan tepat dalam menentukan
beberapa hasil persilangan (F1) jagung toleran terhadap cekaman salinitas.
Penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai uji toleransi melalui
media kultur hara. Kultur hara merupakan metode alternatif yang tepat dalam
Universitas Sumatera Utara
3
pengujan screaning awal pada tanaman terhadap cekaman. Oleh karena itu,
penulis ingin mengetahui bagaimana respon dari beberapa hasil persilangan (F1)
yang toleran terhadap cekaman salinitas melalui kultur hara.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui Respon
Pertumbuhan Beberapa Hasil Persilangan (F1) Tanaman Jagung (Zea Mays L.)
Terhadap Cekaman Salinitas Garam (NaCl) Melalui Media Kultur Hara sebagai
seleksi awal untuk toleransi terhadap salinitas.
Hipotesis Penelitian
-
Ada perbedaan pertumbuhan dan perkembangan beberapa populasi F1
jagung (Zea mays L.) pada media kultur hara.
-
Ada perbedaan tanggap pertumbuhan populasi F1 jagung (Zea mays L.)
terhadap beberapa konsentrasi garam (NaCl) pada kultur hara.
-
Ada interaksi beberapa populasi F1 jagung dengan konsentrasi garam
(NaCl) terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) pada kultur
hara.
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan usulan penelitian yang dilakukan adalah sebagai salah
satu syarat untuk dapat melakukan penelitian dan memperoleh data sebagai salah
satu syarat mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan
informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertambahan jumlah penduduk di dunia semakin tinggi, hal ini turut
meningkatkan kebutuhan makanan yang bernilai gizi tinggi. Salah satu solusi
untuk memecahkan masalah pemenuhan kebutuhan pangan adalah diversifikasi
pangan. Kandungan protein dan kalsium pada beras 6,8 g dan 6,0 mg, sedangkan
pada jagung 8,7 g dan 9,0 mg per 100 g (Sirait, 2016).
Luas lahan rawa pasang surut di Indonesia sekitar 20,12 juta ha, terdiri
dari 2,07 juta ha lahan potensial, 6,72 juta ha lahan sulfat masam, 10,89 juta ha
lahan gambut dan 0,44 juta ha lahan salin. Lahan rawa pasang surut yang
berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian sekitar 8.535.708 ha. Keseluruhan
luasan tersebut, yang sudah direklamasi sekitar 2.833.814 ha dan yang belum
direklamasi sekitar 5.701.894 ha. Luas lahan rawa pasang surut yang sudah
dijadikan lahan sawah hingga tahun 2011 baru sekitar 407.594 ha (Ritung, 2011).
Maka pengembangan varietas toleran salinitas perlu dilakukan.
Banyak tanah di Indonesia belum dimanfaatkan akibat keterbatasan teknik
budidaya. Menurunnya kualitas kesuburan tanah dan luas lahan yang dapat
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, mendorong dilakukannya budidaya
pertanian pada lahan marjinal seperti salah satunya adalah tanah salin yang belum
dimanfaatkan secara luas untuk kegiatan budidaya tanaman. Tanah salin
mempunyai kadar garam terlarut berlebih dalam air tanah terutama NaCl dan
Na2SO4 sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dari kebanyakan tanaman.
Kurang dari 15% dari KTK tanah ditempati oleh natrium dan biasanya nilai pH
kurang dari 8,5. (Zahro, 2013).
Universitas Sumatera Utara
2
Akar merupakan organ tanaman yang pertama kali terpapar cekaman pada
cekaman salinitas dan modifikasi akar merupakan respon yang menentukan
toleransi tanaman terhadap cekaman salinitas. Cekaman salinitas dilaporkan
mempengaruhi arsitektur akar dan anatomi akar. Perubahan arsitektur akar dan
anatomi akar dilaporkan berasosiasi dengan toleransi tanaman terhadap cekaman
salinitas (Karjunita, 2016). Salah satu usaha untuk mengetahui respon
pertumbuhan tanaman pada kondisi cekaman salinitas adalah melalui kultur hara
yaitu fase kecambah melalui akarnya.
Kultur hara termasuk kedalam golongan hidrponik yaitu jenis kultur air.
Teknik ini merupakan cara efisien untuk mempelajari hara tanaman, kebutuhan
hara bagi pertumbuhan tanaman, dan studi toksisitas (Kusumastuti, 1995).
Sehingga penulis menggunakan media kultur hara untuk pengujian toleran salin
pada tanaman jagung. Cara ini merupakan metode atau screening awal untuk
seleksi beberapa hasil persilangan (F1) jagung terhadap cekaman salin.
Proses seleksi dengan tujuan akhir pengembangan tanaman resisten dapat
dilakukan dengan penambahan faktor stres dengan konsentrasi tinggi seperti NaCl
pada media tumbuh. Metode ini dapat menghemat lahan percobaan, memberikan
tekanan seleksi yang seragam, dapat dilakukan pada populasi tanaman dalam
jumlah banyak, waktu relatif singkat dan mengurangi biaya (Azrie, 2011). Melalui
pengujian tingkat toleransi pada fase awal pertumbuhan bibit jagung, diharapkan
mampu menghasilkan suatu metode yang lebih cepat dan tepat dalam menentukan
beberapa hasil persilangan (F1) jagung toleran terhadap cekaman salinitas.
Penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai uji toleransi melalui
media kultur hara. Kultur hara merupakan metode alternatif yang tepat dalam
Universitas Sumatera Utara
3
pengujan screaning awal pada tanaman terhadap cekaman. Oleh karena itu,
penulis ingin mengetahui bagaimana respon dari beberapa hasil persilangan (F1)
yang toleran terhadap cekaman salinitas melalui kultur hara.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui Respon
Pertumbuhan Beberapa Hasil Persilangan (F1) Tanaman Jagung (Zea Mays L.)
Terhadap Cekaman Salinitas Garam (NaCl) Melalui Media Kultur Hara sebagai
seleksi awal untuk toleransi terhadap salinitas.
Hipotesis Penelitian
-
Ada perbedaan pertumbuhan dan perkembangan beberapa populasi F1
jagung (Zea mays L.) pada media kultur hara.
-
Ada perbedaan tanggap pertumbuhan populasi F1 jagung (Zea mays L.)
terhadap beberapa konsentrasi garam (NaCl) pada kultur hara.
-
Ada interaksi beberapa populasi F1 jagung dengan konsentrasi garam
(NaCl) terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) pada kultur
hara.
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan usulan penelitian yang dilakukan adalah sebagai salah
satu syarat untuk dapat melakukan penelitian dan memperoleh data sebagai salah
satu syarat mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan
informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara