KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KOPI ARABI
AGRIEKONOMIKA
JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN
ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
VOLUME 4 NOMOR 2 OKTOBER 2015
AGRIEKONOMIKA, terbit dua kali dalam setahun yaitu pada April dan Oktober yang
memuat naskah hasil pemikiran dan hasil penelitian bidang sosial, ekonomi dan
kebijakan pertanian dalam arti umum.
Editor in Chief
Ihsannudin, MP
Editor Board
Dr. Elys Fauziyah
Dr. Andri K. Sunyigono
Slamet Widodo, M.Si
Dr. Teti Sugiarti
Suadi, Ph.D
UTM
UTM
UTM
UTM
UGM
Hadi Paramu, Ph.D
Dr. Joni Murti Mulyo Aji
Dr. Amzul Rifin
Dr. Mohammad Arief
Subejo, Ph.D
Unej
Unej
IPB
UTM
UGM
Lay Out
Taufik R.D.A Nugroho
Umar Khasan
Pelaksana Tata Usaha
Umar Khasan
Miellyza Kusuma Putri
Mitra Bestari
Agnes Quartina Pudjiastuti
Apri Kuntariningsih
Watermin
Ernoiz Antriandarti
I Ketut Arnawa
Universitas
Tribuana
Tunggadewi Malang
Pemerhati
Sosiologis
Pembangunan Pedesaan
Univ.
Muhammadiyah
Purwokerto
UNS
Univ.
Mahasaraswati
Denpasar
Gema W. Mukti
Unpad
Harisuddin
UNS
Jauhari
Lolit Sapi Grati
S. Rusdiana
Dedi Irwandi
Balitnak
BPTP
KALTENG
Alamat Redaksi
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Trunojoyo Madura
Jl. Raya Telang 02 Kamal Bangkalan
Telp. (031) 3013234 Fax. (031) 3011506
Surat elektronik: [email protected]
Laman: http://journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomika
AGRIEKONOMIKA diterbitkan sejak April 2012 oleh Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Trunojoyo Madura.
Redaksi mengundang segenap penulis untuk mengirim naskah yang belum pernah
diterbitkan oleh media maupun lembaga lain. Pedoman penulisan dapat dilihat pada
bagian belakang jurnal. Naskah yang masuk akan dievaluasi oleh editor board dan blind
reviewer.
AGRIEKONOMIKA
JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN
ISSN 2301-9948
e 2407-6260
VOLUME 4 NOMOR 2 OKTOBER 2015
DAFTAR ISI
SOCIAL QUALITY MASYARAKAT LAHAN PASIR PANTAI PADA
ASPEK SOCIAL EMPOWERMENT DI KECAMATAN PANJATAN
KABUPATEN KULONPROGO …………………………………………………….1-9
Kusumaningrum, Juliman Foor Z, Dalvi Mustafa
PREFERENSI KONSUMEN BERAS BERLABEL ……………………………10-21
Syahrir, Sitti Aida Adha Taridala, Bahari
PERKEMBANGAN
KONVERSI
LAHAN
PERTANIAN
DI
KABUPATEN JEMBER …………………………………………………………22-36
Aryo Fajar Sunartomo
CPUE DAN TINGKAT PEMANFAATAN PERIKANAN CAKALANG
(Katsuwonus pelamis) DI SEKITAR TELUK PALABUHANRATU,
KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT …………………………………...37-49
Dian Budiasih dan Dian A.N. Nurmala Dewi
PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI PENGUATAN MODAL
KELEMBAGAAN PETANI DI KAWASAN AGROPOLITAN
KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG …………………………...50-58
Watemin, Sulistyani Budiningsih
KAJIAN PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK PADA USAHATANI
PADI SAWAH DI SERANG BANTEN ………………………………………...59-65
Resmayeti Purba
KAJIAN IDENTIFIKASI PANGAN POKOK BERBASIS KEARIFAN
LOKAL
PADA
RUMAH
TANGGA
PRA
SEJAHTERA
DI JAWA TENGAH ………………………………………………………………66-79
Erlyna Wida R, Heru Irianto dan Choirul Anam
PENINGKATAN
USAHA
TERNAK
DOMBA
MELALUI
DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN: EKONOMI PENDAPATAN
PETANI …………………………………………………………………………...80-95
S. Rusdiana dan L. Praharani
STRATEGI PENINGKATAN PEMANFAATAN LAHAN RAWA
PASANG SURUT DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN
PRODUKSI BERAS DI KALIMANTAN TENGAH …………………………...96-105
Dedy Irwandi
INTENSI
KEWIRAUSAHAAN
MAHASISWA
UNIVERSITAS
TRUNOJOYO MADURA ……………………………………………………...106-118
Ananda Ahda Vilathuvahna dan Taufik R D A Nugroho
SUBSIDI BUNGA MODAL YANG DITERIMA RUMAH TANGGA
PETERNAK SAPI BINAAN PROGRAM CSR (Corporate Social
Responsibilty) PETROCHINA JABUNG Ltd ………………………………124-133
Ardi Novra
KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DALAM PENYUSUNAN
RANCANGAN USAHA AGRIBISNIS PADI PADA BKP5K
KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT ………………………..134-155
Elih Juhdi Muslihat, Azhar, Kusmiyati, Woro Indriatmi
GAMBARAN UMUM SEKTOR UNGGULAN DAN KONTRIBUSI
SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TIMUR (OLAH DATA
TABEL INPUT-OUTPUT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010)………156-169
Azizatun Nurhayati1, Any Suryantini2
KERAGAAN USAHATANI DAN PEMASARAN BUAH NAGA
ORGANIK ……………………………………………………………………...170-186
Kustiawati Ningsih1, Herman Felani1, Halimatus Sakdiyah2
PENGEMBANGAN PASAR LELANG FORWARDKOMODITAS
BAHAN OLAH KARET (BOKAR) DI PROVINSI SUMATERA
SELATAN ………………………………………………………………………187-199
Heri Rahman
SISTEM DINAMIS RANTAI PASOK INDUSTRIALISASI GULA
BERKELANJUTAN DI PULAU MADURA ………………………………….200-211
Akhmad Mahbubi
SEKTOR PERTANIAN MERUPAKAN SEKTOR UNGGULAN
TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI PROVINSI MALUKU ……......212-222
Esther Kembauw1, Aphrodite Milana Sahusilawane1, Lexy
Janzen Sinay2
KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KOPI ARABIKA DAN
PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI KETINGGIAN SEDANG ………...223-236
Ati Kusmiati dan Devi Yulistia Nursamsiya
TARIF BEA MASUK OPTIMAL BAGI PRODUK PERTANIAN
INDONESIA ……………………………………………………………………237-246
Dian Dwi Laksani1, Rizky Eka Putri2
PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH VARIETAS
LEMBAH PALU ……………………………………………………………….247-259
Rustam Abd. Rauf1, Saiful Darman1, dan Atik Andriana2
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI
KOPI ARABIKA DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA
DI KETINGGIAN SEDANG
Ati Kusmiati dan Devi Yulistia Nursamsiyah
Fakultas Pertanian Universitas Jember
[email protected]
ABSTRAK
Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dalam sektor perkebunan
Indonesia. Sebagian besar ekspor kopi Indonesia adalah jenis kopi robusta
(94%), dan sisanya adalah kopi jenis arabika. Sedangkan, konsumsi kopi dunia
mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari kopi
robusta. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya peluang pasar kopi Arabika
lebih besar dibandingkan kopi robusta. Tanaman kopi Arabika sangat cocok
tumbuh di dataran tinggi. Namun ada beberapa petani di wilayah dataran sedang
tetap membudidayakan Kopi Arabika. Salah satu wilayah tersebut adalah Desa
Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember yang berada di dekat
lereng Gunung Argopuro Oleh karenanya penting melakukan penelitian terkait
usahatani kopi arabika di ketinggian sedang. Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
menganalisis kelayakan finansial usahatani kopi arabika; (2) menganalisis
kepekaan usahatani kopi arabika terhadap kenaikan biaya produksi dan
penurunan harga jual kopi; (3) menentukan prospek pengembangan kopi
Arabika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dan analitis.Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple
Random Sampling. Metode analisis yang digunakan adalah (1) Kelayakan
finansial dengan criteria investasi yaitu NPV, IRR, Net B/C, Gross B/C, PR dan
PP; (2) Analisis sensitifitas dengan melakukan simulasi perubahan kenaikan
biaya produksi dan penurunan harga jual kopi; dan (3) Analisis SWOT. Hasil
penelitian menunjukkan Usahatani kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan
Sukorambi Kabupaten Jember secara finansial layak untuk diusahakan dan tidak
peka terhadap perubahan biaya pupuk dan harga jual. Prospek pengembangan
usahatani kopi arabika di desa Karangpring kecamatan Sukorambi adalah Grey
Area artinya berada pada posisi lemah berpeluang.
Kata Kunci: Kopi Arabika, ketinggian sedang, Kelayakan finansial, sensitifitas,
prospek pengembangan
FINANCIAL FEASIBILITY OF ARABICA COFFEE FARMING AND ITS
PROSPECT OF DEVELOPMENT IN MEDIUM ALTITUDE
ABSTRACT
Coffee is one of superior commodities of plantation sector in Indonesia. Robusta
coffee is type of coffee that mostly exported by Indonesia (94%) and Arabica is
the next. Moreover, 70% of world coffee consumption is Arabica coffee and 26%
is Robusta. It indicates that the opportunity of Arabica coffee is higher than
Robusta. Arabica coffee is suitable for high land;however, some farmers in
medium land has cultivated the coffee. One of the area for Arabica coffee
plantation in medium land is Karangpring Village, SukorambiSubdistrict, Jember
223
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
Regency. The area located in the slope of Argopuro Mountain. Therefore, it is
important to do research on Arabica coffee farming at medium altitude. The
research aims to: (1) analyze the financial feasibility of Arabica coffee farming; (2)
analyze the sensitivity of Arabica coffee farming toward increase in production
cost and decrease in coffee price; (3) determine the prospect of development of
Arabica coffee. The research uses descriptive and analytic methods as research
method with sampling method of simple random sampling. Methods used for
analysis are (1) financial feasibility with investment criteria of NPV, IRR, Net B/C,
Gross B/C, PR and PP; (2) sensitivity analysis through simulation of change in
the increase in production cost and decrease in coffee price; and (3) SWOT
analysis. Research result shows that Arabica coffee farming at Karangpring
Village SukorambiSubdistrict Jember Regency is financially feasible and it is not
sensitive to changes in the cost of fertilizer and the selling price. Prospect for
development of Arabica coffee farming at the village is in grey area, which is the
position of weak but potential.
Keywords: Arabica coffee, medium altitude, financial feasibility, sensitivity,
prospect of development
PENDAHULUAN
Kopi merupakan produk perkebunan yang mempunyai peluang pasar,
baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sejak tahun 1984 pangsa ekspor
kopi Indonesia di pasar kopi internasional menduduki nomor tiga tertinggi setelah
Brazilia dan Kolombia.Sebagian besar ekspor kopi Indonesia adalah jenis kopi
robusta (94%), dan sisanya adalah kopi jenis arabika. Namun sejak tahun 1997
posisi Indonesia tergeser oleh Vietnam (Chandra et al, 2013). Komoditas Kopi
mempunyai prospek yang cukup cerah di masa mendatang, hal ini terutama
dilihat dari prospek pasar yang cenderung meningkaan sehingga memberikan
peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor kopi baik jenis
spesialti maupun produk olahan kopi (Harisudin,2013 dalam Karnasih, dkk 2014).
Indonesia mampu memproduksi sedikitnya 748 ribu ton atau 6,6 % dari
produksi kopi dunia pada tahun 2012. Dari jumlah tersebut, produksi kopi robusta
mencapai lebih dari 601 ribu ton (80,4%) dan produksi kopi arabika mencapai
lebih dari 147 ribu ton (19,6%).Luas lahan perkebunan kopi di Indonesia
mencapai 1,3 jutahektar(ha) dengan luas lahan perkebunan kopi robusta
mencapai 1 juta ha dan luas lahan perkebunan kopi arabika mencapai 0,30 juta
ha(Kepala Pusat Komunikasi Publik, 2013). Penyebaran daerah sentra utama
untuk kopi Arabika berada di daerah Sumatera bagian Utara, Jawa Timur, dan
Sulawesi Selatan. Sedangkan daerah sentra kopi lainnya tersebar di Jawa
Tengah, Bali dan Nusa Tenggara Timur (Flores) (Sumbayak 2015)
Kopi arabika Indonesia sudah lama dikenal di pasar internasional dengan
citarasa terbaik di dunia. Karena memiliki kekhusuan dalam iklim mikro, varietas,
dan pengolahan, produk kopi arabika Indonesia memiliki potensi sebagai kopi
berkualitas tinggi (Saragih, 2010). Konsumsi kopi dunia mencapai 70% berasal
dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari kopi robusta. Kopi arabika
merupakan salah satu jenis kopi yang memiliki kualitas cita rasa tinggi dan kadar
kafein lebih rendah dibandingkan dengan robusta sehingga harganya lebih
mahal. Areal pertanaman kopi arabika terbatas pada lahan dataran tinggi diatas
1000 m dari permukaan laut agar tidak terserang karat daun kopi (Rahardjo,
2012). Menurut Panggabean (2011), kopi jenis arabika sangat baik ditanam di
224
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
daerah berketinggian 1000 – 2100 meter di atas permukaan laut. Semakin tinggi
lokasi perkebunan kopi, cita rasa yang dihasilkan oleh biji kopi akan semakin
baik.
Salah satu desa yang mulai mengembangkan kopi arabika adalah Desa
Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember. Desa Karangpring
memiliki potensi daerah Lereng Gunung Argopuro yang memiliki ketinggian
sedang (kurang dari 100 m dpl). Budidaya kopi arabika mulai dikembangkan di
desa Karangpring pada tahun 2005, sedangkan budidaya kopi robusta sudah
dilakukan secara turun temurun. Oleh karenanya produksi kopi arabika di Desa
Karangpring masih sedikit. Salah satu alasan yang memotivasi petani untuk
mengembangkan kopi arabika adalah adanya kepastian pasar dengan harga
yang baik untuk kopi arabika olah basah dari eksportir PT. Indocom Citra
Persada.
Usahatani kopi Arabika di Desa Karangpring masih dibudidayakan
sebagai tanaman sela diantara tanaman kopi Robusta. Hal ini dikarenakan petani
masih dalam taraf belajar dan mencoba budidaya jenis kopi arabika. Tentunya
petani kopi Arabika berharap usahatani ini dapat mendatangkan pendapatan
yang lebih besar dibandingkan usahatani kopi robusta yang selama ini sudah
diusahakan mengingat harga jual kopi Arabika lebih tinggi dibandingkan dengan
kopi Robusta. Selain itu, permintaan dunia terhadap Kopi Arabika lebih besar
dibandingkan permintaan dunia terhadap kopi robusta. Kondisi tersebut
memberikan harapan besar bagi petani untuk dapat melanjutkan budiadaya Kopi
Arabika meski Desa Karangpring berada pada ketinggian sedang.
Hasil penelitian Wahyuni, dkk (2012) menunjukkan bahwa Usahatani Kopi
Arabika yang diusahakan oleh petani di Desa Bandung Baru Kecamatan
Kabawetan Kabupaten Kepahiang di lihat dari aspek financial layak untuk
diusahakan. Sedangkan analisis sensitivitas menunjukan bahwa jika terjadi
Kenaikan Biaya Produksi sebesar 20%, Penurunan Harga sebesar 15% dan
turunnya produksi sebesar 15%, maka usahatani kopi arabika tidak layak lagi
untuk diusahakan. Begitu pula dengan penelitian Alam (2007), Kopi sebagai
tanaman perkebunan, memiliki peluang pengembangan yang menguntungkan
hingga 25 tahun. Usahatani Kopi Arabika di Propinsi Sulawesi Selatan memenuhi
kelayakan financial.
Berdasarkan fenomena tersebut maka penting sekali dilakukan penelitian
untuk menjawab permasalahan (1) Bagaimana kelayakan finansial usahatani
kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember?;
(2) Bagaimana tingkat kepekaan usahatani kopi arabika di Desa Karangpring
Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember terhadap kenaikan biaya produksi dan
penurunan harga jual kopi? (3) Bagaimana prospek pengembangan kopi Arabika
di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember?
METODE PENELITIAN
Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan dengan menggunakan metode secara
sengaja (purposive method) yaitu di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi
Kabupaten Jember
Metode Pengambilan Contoh
Dalam penelitian ini menggunakan metode Simple Random Sampling
(pengambilan contoh secara acak sederhana). Jumlah populasi petani kopi
225
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
arabika di Desa Karangpring sebanyak 54 petani dan diambil secara acak untuk
unit sampel sebanyak 35 petani.
Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
analitis.Untuk menjawab permasalahan pertama yaitu mengenai kelayakan
usahatani kopi arabika secara finansial digunakan rumus kriteria investasi NPV,
IRR, Net B/C, Gross B/C, PR dan PP (Ibrahim, 2009).
1. NPV (Net Present Value), digunakan untuk menganalisis nilai sekarang
dengan formulasi sebagai berikut (Soetriono, 2006):
t n
Bt Ct
NPV
t
t 0 (1 i )
(1)
Dimana NPV adalah Net Present Value atau nilai netto sekarang, Bt adalah
Penerimaan atau benefit pada tahun ke-t (Rp/Kg), Ct adalah Biaya pada tahun
ke-t (Rp), n adalah Lamanya priode waktu (25 tahun), i adalah Suku bunga kredit
koperasi petani tahun 2013 (24%)
2. Net B/C (Net Benefit Ratio), digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha
dengan menggunakan formulasi sebagai berikut (Soetriono, 2006):
(1 i)
t n
Net B / C
t 0
t n
Bt Ct
(1 i)
t 0
t
( untuk Bt - Ct > 0)
t
( untuk Bt - Ct < 0)
Bt Ct
atau Net B/C = NPV+
NPV(2)
Dimana Net B/C adalah Net Benefit Cost Ratio, Bt adalah Penerimaan atau
benefit pada tahun ke-t (Rp/Kg), Ct adalah Biaya pada tahun ke-t (Rp), n adalah
Lamanya periode waktu (25 tahun), iadalah Tingkat bunga yang berlaku,
NPV+adalah NPV positif, NPV- adalah NPV negative
3. Gross B/C (Gross Benefit-Cost Ratio), dalam perhitungannya pembilang
adalah jumlah present value arus benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah
present value arus biaya (bruto). Formulasi perhitungannya yaitu (Soetriono,
2006):
∑ PV (B)
Gross B/C =
∑ PV (C)
(3)
Dimana PV (B) adalah Present Value Benefit, PV (C) adalah Present Value Cost
4. IRR (Internal Rate of Return), digunakan untuk menganalisis tingkat suku
bunga dengan formulasi sebagai berikut (Soetriono, 2006):
IRR i1
NPV
NPV NPV
(i 2 i1)
(4)
Dimana IRR adalah Internal Rate of Return (%), i1 adalah
Tingkat
bunga
dimana diperoleh NPV positif, i2 adalah Tingkat bunga dimana diperoleh NPV
negative, NPV+ adalah NPV positif, NPV- adalah NPV negative
226
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
5. Formulasi perhitungannya yaitu (Soetriono, 2006):
Profitabilitas Ratio (PR) = PV Net Benefit/ PV investasi
Kriteria pengambilan keputusan:
c. PR > 1, berarti usahatani kopi arabika menguntungkan
d. PR < 1, berarti usahatani kopi arabika merugikan
e. PR = 1, berarti usahatani kopi arabika tidak untung ataupun tidak rugi
(5)
6. PP (Payback Period), Jangka waktu kembalinya investasi yang telah
dikeluarkan, yaitu melalui keuntungan yang diperoleh sari suatu investasi.
Semakin cepat waktu pengembalian, maka investasi itu semakin baik untuk
diusahakan. Rumus mencari payback period adalah (Soetriono, 2006):
PP = Investasi : Net Benefit Rata-rata Tiap Tahun
(6)
Untuk menjawab permasalahan kedua tentang kepekaan terhadap
perubahan kenaikan biaya produksi dan penurunan harga jual kopi dapat
diketahui dengan menggunakan analisis sensitifitas. Untuk menjawab
permasalahan ketiga tentang prospek pengembangan kopi arabika
menggunakan analisis SWOT.
HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS
Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika di Desa Karangpring
Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember
Tanaman kopi arabika merupakan tanaman tahunan dengan umur
ekonomis tanaman kopi arabika adalah selama dua puluh lima tahun. Umur
tanaman kopi arabika yang diteliti didaerah penelitian adalah 8 tahun terhitung
sejak tahun 2005 sampai tahun 2013. Tingkat suku bunga Bank yang berlaku
pada saat penelitian adalah suku bunga koperasi petani sebesar 24% per tahun.
Analisis kelayakan finansial usahatani kopi arabika di Desa Karangpring
dapat dilihat dari kriteria investasi suatu usahatani. Beberapa kriteria investasi
untuk menilai kelayakan usahatani kopi arabika antara lain Net Present Value
(NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C),
Internal Rate of Return (IRR), Profitabilitas Ratio (PR), dan Payback Periode
(PP). Berikut ini hasil analisis kelayakan finansialnya.
Tabel 1
Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika
di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember
No Kriteria Investasi
Nilai
Keterangan
1 NPV
3.690.704
Layak
2 Net B/C
1,5
Layak
3 Gross B/C
1,16
Layak
4 IRR
34,38%
Layak
5 PR
6,4
Layak
6 PP
3,9
3 Tahun 10 Bulan 24 Hari
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
1. Net Present Value (NPV)
Nilai NPV bernilai positif dan memberikan tingkat keuntungan bersih
sekarang Rp.3.690.704. Nilai tersebut memberikan pengertian bahwa usahatani
kopi arabika selama periode 2005-2030 pada suku bunga sebesar 24% mampu
memberikan keuntungan sebesar Rp.3.690.704. Nilai keuntungan bersih
sekarang lebih besar dari nol (NPV>0) sehingga usahatani kopi arabika layak
227
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
untuk dilaksanakan dan menguntungkan secara finansial. Usahatani kopi arabika
di Desa Karangpring belum menghasilkan keuntungan yang tinggi. Hal ini
disebabkan karena perawatan yang diberikan belum intensif. Pupuk yang
digunakan hanya pupuk urea. Ketinggian lahan yang digunakan yaitu diatas 700
m dpl juga masih kurang untuk menghasilkan kopi arabika dengan produktivitas
yang tinggi karena tanaman kopi arabika akan tumbuh baik dengan citarasa yang
bermutu pada ketinggian di atas 1000 m dpl.
2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Net B/C usahatani kopi arabika di
Desa Karangpring untuk periode tahun ke-0 sampai dengan tahun ke-25 adalah
1,5. Usahatani kopi arabika di Desa Karangpring secara nyata layak untuk
dilanjutkan karena dapat memberikan manfaat bersih sebesar 1,5. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa keuntungan yang dihasilkan lebih besar 1,5 kali lipat
dibandingkan kerugian yang dialami.
3. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Nilai gross B/C sebesar 1,16 yang berarti setiap Rp 1.000.000 biaya
yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan usahatani kopi arabika
sebesar Rp 1.160.000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa usahatani kopi arabika
adalah efisien karena nilai gross B/C sebesar 1,16 (Gross B/C>1). Hasil tersebut
memberikan manfaat kotor (benefit) sebesar 1,16 kali dari biaya yang
dikeluarkan dalam mengusahakan kopi arabika.
4. Internal Rate of Return (IRR)
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai IRR usahatani kopi arabika di
Desa Karangpring adalah menguntungkan karena masih diatas tingkat suku
bunga koperasi petani tetapi hanya mampu mencapai keuntungan sampai tingkat
suku bunga 34,38%. Hal itu menggambarkan bahwa usaha usahatani kopi
arabika di Desa Karangpring dengan tingkat keuntungan yang mampu diberikan
IRR sebesar 34,38% penerimaan yang diterima mampu menutup biaya yang
dikeluarkan.
5. Profitabilitas Ratio (PR)
Hasil perhitungan Profitabilitas Ratio sebesar 6,4 artinya jika dikeluarkan
satu rupiah biaya investasi maka didapatkan keuntungan sebesar Rp 6,4 dengan
PR>1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa 25 tahun ke depan terhitung dari
usahatani kopi arabika berjalan yaitu tahun 2005 sampai 2030 usahatani kopi
arabika di Desa Karangpring masih layak diusahakan. Kondisi kelayakan
tersebut ditunjang dengan adanya penerimaan dari harga jual kopi arabika pada
tahun yang akan datang semakin tinggi diikuti dengan biaya usahatani mulai
semakin meningkat tetapi masih mampu memperoleh keuntungan yang lebih
besar.
6. Payback Periode (PP)
Hasil analisis Payback Periode menunjukkan bahwa modal investasi yang
ditanamkan telah kembali dalam jangka waktu 3 tahun 10 bulan 24 hari. Hal ini
menggambarkan bahwa usahatani kopi arabika di Desa Karangpring masih bisa
mengembalikan biaya investasi dengan jangka waktu yang relatif cepat dari umur
ekonomis kopi arabika yaitu 25 tahun dan masih layak untuk dilanjutkan.
228
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
Sensitivitas Kelayakan Usahatani Kopi Arabika di Desa Karangpring
Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember
Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial pada usahatani kopi
arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember dapat
dibandingkan dari awal perhitungan kelayakan finansial sampai pada analisis
sensitivitas terhadap kenaikan biaya pupuk sebesar 20% dan penurunan harga
jual kopi arabika sebesar 10%. Perhitungan mengenai analisis kelayakan
finansial dan sensitifitas usahatani kopi arabika terhadap kenaikan biaya pupuk
sebesar 20% dan penurunan harga jual kopi arabika sebesar 10% di Desa
Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember dapat dilihat pada Tabel
2.
Tabel 2
Perbandingan Kelayakan Finansial dan Sensitivitas Kelayakan Usahatani
Kopi Arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten
Jember
Kriteria Investasi
Normal
Kenaikan biaya
Penurunan
Pupuk 20%
Harga Jual 10%
NPV
3.690.704
3.204.537
1.008.193
Net B/C
1,5
1,46
1,15
Gross B/C
1,16
1,13
1,04
IRR
34,38%
32,95%
27,04%
PR
6,4
5,96
4,3
PP
3,9
4,19
5,8
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 2, Hasil kelayakan finansial dan sensitivitas kelayakan
usahatani kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten
Jember dapat diketahui bahwa kriteria investasi normal dibanding dengan
sensitivitas atau perubahan dari kenaikan biaya pupuk 20% dan penurunan
harga jual kopi arabika 10% sangat jelas berbeda. Nilai NPV normal sebesar
Rp.3.690.704 dan setelah diuji kepekaannya terhadap kenaikan biaya pupuk
sebesar 20% diperoleh nilai NPV sebesar Rp.3.204.537 sehingga terjadi
penurunan sebesar Rp.486.167. Hasil sensitivitas pada penurunan harga jual
kopi arabika sebesar 10% diperoleh nilai NPV sebesar Rp.1.008.193 sehingga
terjadi penurunan NPV sebesar Rp.2.682.511. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa NPV yang diperoleh setelah adanya perubahan kenaikan biaya pupuk
20% dan penurunan harga jual kopi arabika 10% menjadi berkurang. Hasil
analisis sensitifitas nilai NPV yang diperoleh dari kedua analisis sensitivitas
berbeda dan yang paling berpengaruh pada perubahan nilai NPV adalah
penurunan harga jual kopi arabika 10%.
Nilai Net B/C normal sebesar 1,5 dan setelah diuji kepekaannya terhadap
kenaikan biaya pupuk sebesar 20% diperoleh nilai Net B/C sebesar 1,46
sehingga terjadi penurunan sebesar 0,04. Hasil sensitivitas pada penurunan
harga jual kopi arabika sebesar 10% diperoleh nilai Net B/C sebesar 1,15
sehingga terjadi penurunan Net B/C sebesar 0,35. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa Net B/C yang diperoleh setelah adanya perubahan kenaikan biaya pupuk
20% dan penurunan harga jual kopi arabika 10% menjadi berkurang. Hasil
analisis sensitifitas nilai Net B/C yang diperoleh dari kedua analisis sensitivitas
berbeda dan yang paling terlihat perubahaannya adalah nilai Net B/C akibat
penurunan harga jual kopi arabika 10%. Nilai Gross B/C normal sebesar 1,16
229
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
dan setelah diuji kepekaannya terhadap kenaikan biaya pupuk sebesar 20%
diperoleh nilai Gross B/C sebesar 1,13 sehingga terjadi penurunan sebesar 0,03.
Hasil sensitivitas pada penurunan harga jual kopi arabika sebesar 10% diperoleh
nilai Gross B/C sebesar 1,04 sehingga terjadi penurunan Gross B/C sebesar
0,12. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Gross B/C yang diperoleh setelah
adanya perubahan kenaikan biaya pupuk 20% dan penurunan harga jual kopi
arabika 10% menjadi berkurang. Hasil analisis sensitifitas nilai Gross B/C yang
diperoleh dari kedua analisis sensitivitas berbeda dan yang paling berpengaruh
pada perubahan nilai Gross B/C adalah penurunan harga jual kopi arabika 10%.
Nilai IRR normal sebesar 34,38% dan setelah diuji kepekaannya terhadap
kenaikan biaya pupuk sebesar 20% diperoleh nilai IRR sebesar 32,95%
sehingga terjadi penurunan sebesar 1,43. Hasil sensitivitas pada penurunan
harga jual kopi arabika sebesar 10% diperoleh nilai IRR sebesar 27,04%
sehingga terjadi penurunan IRR sebesar 7,34. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa IRR yang diperoleh setelah adanya perubahan kenaikan biaya pupuk
20% dan penurunan harga jual kopi arabika 10% menjadi berkurang. Hasil
analisis sensitifitas nilai IRR yang diperoleh dari kedua analisis sensitivitas
berbeda dan yang paling berpengaruh pada perubahan nilai IRR adalah
penurunan harga jual kopi arabika 10%. Apabila terjadi penurunan harga jual
kopi arabika 10% maka tingkat suku bunga menjadi 27,04% sehingga hanya
berselisih sedikit dengan tingkat suku bunga yang berlaku yaitu suku bunga
koperasi petani sebesar 24%.
Nilai PR normal sebesar 6,4 dan setelah diuji kepekaannya terhadap
kenaikan biaya pupuk sebesar 20% diperoleh nilai PR sebesar 5,96 sehingga
terjadi penurunan sebesar 0,44. Hasil sensitivitas pada penurunan harga jual
kopi arabika sebesar 10% diperoleh nilai PR sebesar 4,3 sehingga terjadi
penurunan PR sebesar 2,1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa PR yang
diperoleh setelah adanya perubahan kenaikan biaya pupuk 20% dan penurunan
harga jual kopi arabika 10% menjadi berkurang. Hasil analisis sensitifitas nilai PR
yang diperoleh dari kedua analisis sensitivitas berbeda dan yang paling
berpengaruh pada perubahan nilai PR adalah penurunan harga jual kopi arabika
10%. Nilai PP normal yaitu 3 Tahun 10 Bulan 24 Hari dan setelah diuji
kepekaannya terhadap kenaikan biaya pupuk sebesar 20% diperoleh kenaikan
rentang waktu pengembalian investasi yang ditanam menjadi 4 Tahun 2 Bulan 8
Hari. Hasil sensitivitas nilai PP pada penurunan harga jual kopi arabika sebesar
10% diperoleh kenaikan rentang waktu pengembalian investasi yang ditanam
menjadi 5 Tahun 10 Bulan 2 Hari. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rentang
waktu pengembalian investasi yang ditanam setelah adanya perubahan kenaikan
biaya pupuk 20% dan penurunan harga jual kopi arabika 10% menjadi
meningkat. Jangka waktu pengembalian investasi paling lama terjadi pada saat
penurunan harga jual kopi arabika sebesar 10%. Jangka waktu pengembalian
investasi tersebut masih tetap jauh dari umur ekonomis tanaman kopi arabika
sehingga masih layak untuk dilanjutkan.
Berdasarkan hasil kelayakan finansial dan sensitivitas dapat disimpulkan
bahwa usahatani kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi
Kabupaten Jember sebelum terjadi perubahan dan setelah terjadi perubahan
kenaikan biaya pupuk sebesar 20% dan penurunan harga jual kopi arabika
sebesar 10% selama rentang waktu 25 tahun tidak mempengaruhi kelayakan
usahatani kopi arabika menjadi tidak layak untuk diusahakan dan secara
keseluruhan dari kriteria investasi tersebut yang paling berpengaruh terhadap
230
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
perubahan nilai kelayakan finansial usahatani kopi arabika di Desa Karangpring
adalah penurunan harga jual kopi arabika 10%. Harga jual kopi arabika sangat
menentukan berhasil tidaknya perusahaan dalam usahatani kopi arabika untuk
mencapai keuntungan yang diinginkan. Apabila terjadi penurunan harga jual
maka penerimaan yang diperoleh menurun sehingga pendapatan yang diterima
berkurang. Perubahan harga jual kopi arabika diprediksi akan terjadi karena
adanya harga jual kopi arabika yang fluktuatif dari tahun ke tahun sesuai dengan
harga yang berlaku di pasar Internasional. Harga jual kopi arabika mengacu
pada pasar dunia utamanya pasar Eropa. Hal ini dikarenakan konsumen terbesar
kopi arabika adalah Negara-Negara di Eropa. Pada saat Eropa mengalami krisis
financial, permintaan kopi arabika juga mengalami penurunan sehingga harga
pasar kopi Arabika mengalami penurunan begitu pula dengan harga kopi arabika
di tingkat petani.
Prospek Pengembangan Kopi Arabika di Desa Karangpring Kecamatan
Sukorambi Kabupaten Jember
Prospek pengembangan usahatani kopi arabika di Desa Karangpring
Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember dapat didekati dengan menggunakan
analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan suatu alat analisis yang digunakan
mengidentifikasi factor internal dan eksternal secara sistematis. Faktor internal
meliputi faktor-faktor kekuatan dan kelemahan pada usahatani kopi arabika Desa
Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember, sedangkan factor
eksternal meliputi peluang dan ancaman yang dihadapinya. Analisis SWOT
dilakukan berdasarkan asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan
memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan
ancaman. Berikut ini factor internal dan eksternal yang melingkupi Usahatani
Kopi Arabika di Kabupaten Jember.
Tabel 3
Analisis Faktor Strategi Internal dan Eksternal Usahatani Kopi RobustaArabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember
Faktor-faktor Strategi Internal
Strength (S)
Weaknesess (W)
Ketersediaan
sarana
produksi S1
Kualitas tidak seragam
memadai
Jumlah produksi kurang maksimal
S2
Minat untuk meneruskan budidaya
Modal terbatas
kopi arabika masih tinggi
Akses petani kepada lembaga
Tenaga kerja tersedia
pemasaran terbatas
S3
Pengalaman dan ketrampilan petani S4
tinggi
Faktor-faktor Strategi Eksternal
Opportunitiess (O)
Threats (T)
Kebutuhan pasar dunia tinggi
O1
Persaingan ketat
Ketersediaan sarana transportasi
Fluktuasi harga
O2
Dukungan pemerintah
Perubahan iklim tidak menentu
O3
Kepercayaan antar lembaga
Topografi kurang sesuai
O4
pemasaran
Harga kopi arabika di pasar dunia
O5
cenderung tinggi
W1
W2
W3
W4
T1
T2
T3
T5
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
231
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
Analisis Matrik Posisi kompetitif Relatif
Berdasar hasil analisis faktor-faktor strategi internal diperoleh nilai IFAS
sebesar 1,96 dan hasil analisis faktor-faktor strategi eksternal diperoleh nilai
EFAS sebesar 2,57. Nilai tersebut menempatkan usahatani kopi arabika di Desa
Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember dalam posisi Grey Area
(Bidang Lemah-Berpeluang) yang artinya usahatani kopi arabika tersebut
memiliki peluang pasar yang prospektif dan kurang memiliki kompetensi untuk
mengerjakannya.
EFAS
4
GREY
WHITE
High
AREA
AREA
2
Low
GREY
BLACK
AREA
AREA
0
4
High
2
Low
0
IFAS
Sumber: Rangkuti, 2002
Gambar 1.
Matrik Posisi Kompetitif Relatif Usahatani Kopi Arabika di Desa
Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember Tahun 2013
Hasil perhitungan nilai faktor-faktor kondisi internal dan nilai faktor-faktor
kondisi eksternal pada usahatani kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan
Sukorambi Kabupaten Jember dapat dikompilasikan kedalam matriks posisi
kompetitif relatif pada gambar 1.
232
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
TOTAL SKOR IFAS
Kuat
4,0
Tinggi
I
2,0
II
Lemah
1,0
III
Pertumbuhan Pertumbuhan
TOTAL
SKOR EFAS
Rata-rata
3,0
Penciutan
3,0
Menengah
IV
V
VI
Stabilitas Pertumb /Stab
Penciutan
2,0
Rendah
VII
1,0 Pertumbuhan
VIII
Pertumbuhan
IX
Likuidasi
Sumber: Rangkuti, 2002
Gambar 2.
Matrik Internal dan Eksternal Usahatani Kopi Arabika di Desa Karangpring
Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember Tahun 2013
Pada Gambar 2 menunjukkan nilai faktor strategis internal sebesar 1,96
dan faktor strategis ekternal sebesar 2,57. Dari perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi
Kabupaten Jember berada pada daerah penciutan VI. Strategi yang dapat
dilakukan adalah (1) Berjuang agar dapat bertahan (defensive), (2) Melakukan
merger,(3) Melakukan penghematan. Berikut ini strategi-strategi yang dapat
digunakan untuk mengembangkan usahatani kopi arabika di Desa Karangpring
Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember.
PENUTUP
Usahatani kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi
Kabupaten Jember secara finansial layak untuk diusahakan dengan nilai NPV
positif sebesar Rp. Rp.3.690.704; nilai Net B/C sebesar 1,5; nilai gross B/C
sebesar 1,16; IRR sebesar 34,38%; PR sebesar 6,4 dan jangka pengembalian
modal adalah 3 tahun 10 bulan 24 hari dengan tingkat suku bunga kredit
koperasi petani Desa Karangpring sebesar 24%.
Hasil perhitungan kelayakan finansial usahatani kopi arabika di Desa
Karangpring apabila terjadi kenaikan biaya pupuk 20% yaitu nilai NPV positif
sebesar Rp.3.204.536,9; nilai Net B/C sebesar 1,46; nilai gross B/C sebesar
1,13; IRR sebesar 32,95%; PR sebesar 5,96 dan jangka pengembalian modal
adalah 4 tahun 2 bulan 8 hari dengan tingkat suku bunga kredit koperasi petani
Desa Karangpring sebesar 24%. Sedangkan hasil perhitungan kelayakan
finansial usahatani kopi arabika di Desa Karangpring apabila terjadi penurunan
harga jual kopi arabika 10% yaitu nilai NPV positif sebesar Rp.1.008.193; nilai
Net B/C sebesar 1,15; nilai gross B/C sebesar 1,04; IRR sebesar 27,04% ; PR
233
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
sebesar 4,3 dan jangka pengembalian modal adalah 5 tahun 10 bulan 2 hari
dengan tingkat suku bunga sebesar 24%. Hasil analisis sensitivitas tersebut
menunjukkan bahwa usahatani kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan
Sukorambi Kabupaten Jember tidak peka terhadap perubahan peningkatan biaya
pupuk 20% dan penurunan harga jual kopi arabika 10%, sehingga usahatani
tersebut masih tetap layak untuk diusahakan.
Posisi kompetitif relatif (prospek pengembangan) usahatani kopi arabika
di desa Karangpring kecamatan Sukorambi adalah Grey Area artinya berada
pada posisi lemah berpeluang. Faktor internal terdiri dari kekuatan dan
kelemahan. Kekuatannya antara lain Ketersediaan sarana produksi memadai,
Minat untuk meneruskan budidaya kopi arabika masih tinggi, Tenaga kerja
tersedia cukup, Pengalaman dan ketrampilan petani cukup. Kelemahannya
antara lain Kualitas tidak seragam, Jumlah produksi kurang maksimal, Modal
terbatas, Akses petani kepada lembaga pemasaran terbatas. Faktor eksternal
terdiri dari peluang dan ancaman. Peluangnya antara lain Kebutuhan pasar dunia
tinggi, Ketersediaan sarana transportasi memadai, Dukungan pemerintah cukup,
Adanya Kepercayaan antar lembaga pemasaran , Harga kopi arabika di pasar
dunia tinggi. Ancamannya terdiri dari Adanya persaingan, Fluktuasi harga,
Perubahan iklim, Kesesuaian topografi.
Beberapa hal yang dapat disarankan antara lain: (1) Meningkatkan
volume produksi untuk memenuhi permintaan konsumen; (2) Memperluas
jaringan pasar melalui kelompok petani; (3) Memperhatikan mutu dan kualitas
produk sesuai dengan permintaan pasar (petik merah); (4) Penguatan posisi
tawar petani terhadap penentuan harga kopi; (5) Peningkatan jumlah tanaman
agar produksi lebih besar; (6) Proses Budidaya lebih intensif; (7) Meningkatkan
intensitas penyuluhan terkait budidaya kopi arabika di ketinggian kurang dari
1000m dpl; (8) Meningkatkan mutu dan kualitas yang dihasilkan; (9)
Meningkatkan peran lembaga keuangan atau permodalan yang mudah di
dapatkan oleh petani; (9) Petani lebih intensif dalam mengikuti pembinaan yang
diadakan pemerintah; (10) Petani melalui kelompok menyebarluaskan informasi
kopi arabika yang dihasilkan oleh Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi
Kabupaten Jember.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Syamsul. 2007. Kelayakan Pengembangan Kopi Sebagai Komoditas
Unggulan Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal SOCA (Socio Economic of
Agriculture and Agribusiness. 7(2).
Chandra et al. 2013. Prospek Perdagangan Kopi Robusta Indonesia di Pasar
Internasional. Jurnal JIIA. 1(1).
Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta.
Karnasih, dkk. 2014. Analisis Respon Konsumen Terhadap Faktor-Faktor
Marketing Mix Dalam Pembelian Produk Luwak White Koffie di Pasar
Swalayan Kota Surakarta. Agriekonomika. 3(2): 157-170.
Kepala Pusat Komunikasi Publik. 2013. Produksi Kopi Nusantara Ketiga
Terbesar Di Dunia http://www.kemenperin.go.id/artikel/6611/ProduksiKopi-Nusantara-Ketiga-Terbesar-Di-Dunia. Diakses tanggal 25 Oktober
2015.
234
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
Panggabean, Edy. 2011. Buku Pintar Kopi. Agromedia Pustaka. Jakarta
Rangkuti, F. 2002. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia.
Jakarta.
Rahardjo, Pudji. 2012. Paduan Budi Daya Kopi dan Pengolahan Kopi Arabika
dan Robusta. Jakarta: Penebar Swadaya.
Saragih, Jef Rudiantho. 2010. Kinerja Produksi Kopi Arabika dan Prakiraan
Sumbangannya dalam Pendapatan Wilayah Kabupaten Simalungun.
Jurnal VISI (2010) 18 (1): 98 – 112.
Sumbayak, Michael. 2015. Tantangan Kopi di Indonesia (Bagian II).
http://vibiznews.com/2015/03/31/tantangan-kopi-indonesia-di-tahun-2015bagian-ii/. Diakses tanggal 30 Oktober 2015.
Soetriono. 2006. Daya Saing Pertanian dalam Tinjauan Analisis. Bayumedia.
Malang.
Kepala Pusat Komunikasi Publik. 2013. Produksi Kopi Nusantara Ketiga
Terbesar Di Dunia http://www.kemenperin.go.id/artikel/6611/ProduksiKopi-Nusantara-Ketiga-Terbesar-Di-Dunia. Diakses tanggal 25 Oktober
2015.
Wahyuni, dkk. 2012.Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika di
Desa Bandung Baru Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kapahiang.
Jurnal AGRISEP .11(1).
235
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
Lampiran 1. Strategi Pengembangan Usahatani Kopi
Karangpring Kecamatan Sukorambi
STRENGTH (S)
1. Ketersediaan
sarana
produksi memadai
2. Minat untuk meneruskan
budidaya kopi arabika
masih tinggi
3. Tenaga kerja tersedia
cukup
4. Pengalaman dan
EFAS
ketrampilan petani
cukup
OPPORTUNITIES (O)
STRATEGI S–O
1. Kebutuhan pasar
1. Meningkatkan
dunia tinggi
volume produksi
2. Ketersediaan
untuk memenuhi
sarana transportasi
permintaan
memadai
konsumen.
3. Dukungan
2. Memperluas
pemerintah cukup
jaringan pasar
melalui kelompok
4. Adanya
petani
Kepercayaan antar
lembaga
pemasaran
5. Harga kopi arabika
di pasar dunia
tinggi
TREATHS (T)
STRATEGI S–T
1. Adanya
1. Meningkatkan intensitas
persaingan
penyuluhan terkait
2. Fluktuasi harga
budidaya kopi arabika di
3. Perubahan iklim
ketinggian kurang dari
4. Kesesuaian
1000m dpl
topografi
2. Meningkatkan mutu dan
kualitas yang dihasilkan
IFAS
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
236
Arabika Di Desa
WEAKNESSES (W)
1. Kualitas
tidak
seragam
2. Jumlah
produksi
kurang maksimal
3. Modal terbatas
4. Akses petani kepada
lembaga pemasaran
terbatas
STRATEGI W–O
1. Memperhatikan mutu
dan kualitas produk
sesuai dengan
permintaan pasar
(petik merah)
2. Penguatan posisi
tawar petani
terhadap penentuan
harga kopi
3. Peningkatan jumlah
tanaman agar
produksi lebih besar
4. Proses Budidaya
lebih intensif
STRATEGI W–T
1. Meningkatkan peran
lembaga keuangan
atau permodalan
yang mudah di
dapatkan oleh
petani.
2. Petani lebih intensif
dalam mengikuti
pembinaan yang
diadakan pemerintah
3. Petani melalui
kelompok
menyebarluaskan
informasi kopi
arabika yang
dihasilkan oleh Desa
Karangpring
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
PEDOMAN PENULISAN
AGRIEKONOMIKA
JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN
ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
KETENTUAN UMUM:
1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan format
yang ditentukan.
2. Penulis mengirim naskah ke alamat email [email protected].
3. Artikel yang dikirim harus dilampiri: a) surat pernyataan yang menyatakan
bahwa artikel tersebut belum pernah diterbitkan atau tidak sedang diterbitkan
di jurnal lain, yang dibuktikan dengan pernyataan tertulis yang ditandatangani
oleh penulis. b) biodata tentang jenjang pendidikan, alamat, nomor telepon,
atau e-mail penulis dengan jelas.
4. Keputusan pemuatan ataupun penolakan akan diberitahukan secara tertulis
melalui email.
FORMAT PENULISAN:
1. Artikel ditulis pada kertas A4, atas 4 cm bawah 3 cm samping kiri 4 cm
samping kanan 3 cm, spasi tunggal, Arial ukuran 11 Kecuali Judul Arial
Ukuran 12 dengan panjang halaman 10-15 halaman.
2. Sistematika penulisan:
SISTEMATIKA ARTIKEL HASIL PENELITIAN:
JUDUL BAHASA INDONESIA:
Ditulis dengan Bahasa Indonesia secara ringkas dan lugas huruf capital
bold arial font 12, maksimal 12 kata, hindari menggunakan kata “analisis”,
“pengaruh”, “studi”.
NAMA PENULIS:
ditulis tanpa gelar dan diberi nomor jika penulis lebih dari satu dan
berbeda institusi
NAMA INSTITUSI:
ditulis lengkap
ALAMAT SURAT ELEKTRONIK:
ditulis lengkap
ABSTRAK:
Ditulis dalam bahasa Indonesia satu paragraph dengan bahasa inggris
125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraian
matematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnya
temuan. Format 1 spasi arial 11 italic
JUDUL BAHASA INGGRIS:
Judul dalam bahasa Inggris, huruf capital arial font 11 non bold
261
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
ABSTRACT:
Ditulis dalam bahasa inggris dalam satu paragraph dengan bahasa
inggris 125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat
uraian matematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan
pentingnya temuan. Format 1 spasi arial 11 italic
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka dan tujuan penelitian yang
dimasukkan dalam paragraph-paragraf bukan dalam bentuk sub bab.
METODE PENELITIAN
Sub bab
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sub bab
PENUTUP
Berisi simpulan dan saran (jika diperlukan) yang dibentuk dalam
paragraph.
UCAPAN TERIMA KASIH
Jika diperlukan ditujukan pada peyandang dana dan pihak lain yang
membantu terselesaikannya penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk yang sedapat mungkin
diterbitkan 10 tahun terakhir dan diutamakan jurnal ilmiah (30-40 persen)
SISTEMATIKA ARTIKEL HASIL PEMIKIRAN/ REVIEW:
JUDUL BAHASA INDONESIA:
Ditulis dengan Bahasa Indonesia secara ringkas dan lugas huruf capital
bold arial font 12, maksimal 12 kata, hindari menggunakan kata “analisis”,
“pengaruh”, “studi”.
NAMA PENULIS:
ditulis tanpa gelar da diberi nomor jika penulis lebih dari satu berbeda
institusi
NAMA INSTITUSI:
ditulis lengkap
ALAMAT SURAT ELEKTRONIK:
ditulis lengkap
ABSTRAK:
Ditulis dalam bahasa Indonesia satu paragraph dengan bahasa inggris
125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraian
matematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnya
temuan. Format 1 spasi arial 11 italic
262
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
JUDUL BAHASA INGGRIS:
Judul dalam bahasa Inggris, huruf capital arial font 11 non bold.
ABSTRACT:
Ditulis dalam dalam satu paragraph dengan bahasa inggris 125-150 kata
dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraian matematis dan
mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnya temuan.
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka dan tujuan penelitian yang
dimasukkan dalam paragraph-paragraf bukan dalam bentuk sub bab.
METODE PENELITIAN
Sub bab
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sub bab
PENUTUP
Berisi simpulan dan saran (jika diperlukan) yang dibentuk dalam
paragraph.
UCAPAN TERIMA KASIH
Jika diperlukan ditujukan pada peyandang dana dan pihak lain yang
membantu terselesaikannya penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk yang sedapat mungkin
diterbitkan 10 tahun terakhir dan diutamakan jurnal ilmiah (30-40 persen)
3. Penulisan penomoran yang berupa kalimat pendek diintegrasikan dengan
4.
paragraf, contoh: Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui tingkat
risiko usaha garam, (2) mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi risiko.
Tabel dan gambar dapat dimasukkan dalam naskah atau pada lampiran
sesudah naskah harus diberi nomor urut.
a. Tabel atau gambar harus disertai judul. Judul tabel diletakkan di atas
tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar.
b. Sumber acuan tabel atau gambar dicantumkan di bawah tabel atau
gambar.
c. Garis tabel yang dimunculkan hanya pada bagian header dan garis
bagian paling bawah tabel sedangkan untuk garis-garis vertikal pemisah
kolom tidak dimunculkan.
d. Tabel atau gambar bisa diedit dan dalam warna hitam putih yang
representatif.
263
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
Contoh penyajian tabel:
Tabel 2
Deskripsi Penguasaan Lahan Pegaraman
Kategori Luas Lahan (Ha)
Jumlah
Persentase (%)
3,1
4
8
Jumlah
50
100
Rata-rata Luas lahan petani garam 2,04 Ha
Standar deviasi
0,95 Ha
Sumber: Data Primer Diolah, 2011
Contoh penyajian gambar:
Utilitas
U3
U2
U1
I1
I2
I3
Pendapatan
Sumber: Debertin, 1986
Gambar 1
Perilaku Menerima Risiko
5. Cara penulisan rumus, Persamaan-persamaan yang digunakan disusun
6.
7.
8.
264
pada baris terpisah dan diberi nomor secara berurutan dalam parentheses
(justify) dan diletakkan pada margin kanan sejajar dengan baris tersebut.
Contoh:
wt = f (yt , kt , wt-1)
(1)
Keterangan Rumus ditulis dalam satu paragraf tanpa menggunakan simbol
sama dengan (=), masing-masing keterangan notasi rumus dipisahkan
dengan koma.
Contoh:
dimana w adalah upah nominal, yt adalah produktivitas pekerja, kt adalah
intensitas modal, wt-1 adalah tingkat upah periode sebelumnya.
Penulisan rumus menggunakan menu “Equation”
Perujukan sumber acuan di dalam teks (body text) dengan menggunakan
nama akhir dan tahun. Kemudian bila merujuk pada halaman tertentu,
penyebutan halaman setelah penyebutan tahun dengan dipisah titik dua.
Untuk karya terjemahan dilakukan dengan cara menyebutkan nama
pengarang aslinya.
Contoh:
• Hair (2007) berpendapat bahwa…
• Ellys dan Widodo (2008) menunjukkan adanya ….
• Ihsannudin dkk (2007) berkesimpulan bahwa….
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
9. Penulisan Daftar Pustaka:
a. Pustaka Primer (Jurnal)
Nama belakang, nama depan, inisial (kalau ada), tahun penerbitan, judul
artikel, nama dan nomor jurnal (cetak miring), halaman jurnal, contoh:
Happy, S. dan Munawar. 2005. The Role of Farmer in Indonesia. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia 2(1): 159-173.
b. Buku Teks
Nama belakang, nama depan, inisial (kalau ada), tahun penerbitan, judul
buku (cetak miring), edisi buku, kota penerbit, dan nama penerbit. Contoh:
Wiley, J. 2006. Corporate Finance.. Mc. GrowHill Los Angeles.
c. Prosiding
Nama belakang, nama depan, tahun penerbitan, judul artikel, nama
prosiding (cetak miring), penerbit (cetak miring), halaman, contoh:
Rizal, Taufik. 2012. Pengaruh Bank Syariah Terhadap Produksi Jagung di
Madura. Prosiding Seminar Nasional Kedaulatan Pangan
Bangkalan Surabaya: 119-159.
d. Skripsi/Tesis/Disertasi
Nama belakang, nama depan, tahun, judul Skripsi/Thesis/Disertasi,
sumber (cetak miring), nama penerbit, kota penerbit. Contoh:
Subari, Slamet. 2008. Analisis Alokasi lahan mangrove Kabupaten
Sidoarjo. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
e. Internet
Nama belakang, nama depan, tahun, judul, alamat e-mail (cetak miring),
tanggal akses. Contoh:
Zuhriyah, Amanatuz. 2011. Produktivitas Susu Peternak Rakyat.
http://agribisnis.trunojoyo.ac.id. Diakses tanggal 27 Januari 2012.
METODE REVIEW
Artikel yang dinyatakan lolos dari screening awal akan dikirim kepada Mitra
Bestari (blind review) untuk ditelaah kelayakan terbit. Adapun hasil dari blind
review adalah:
1. Artikel dapat dipublikasi tanpa re
JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN
ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
VOLUME 4 NOMOR 2 OKTOBER 2015
AGRIEKONOMIKA, terbit dua kali dalam setahun yaitu pada April dan Oktober yang
memuat naskah hasil pemikiran dan hasil penelitian bidang sosial, ekonomi dan
kebijakan pertanian dalam arti umum.
Editor in Chief
Ihsannudin, MP
Editor Board
Dr. Elys Fauziyah
Dr. Andri K. Sunyigono
Slamet Widodo, M.Si
Dr. Teti Sugiarti
Suadi, Ph.D
UTM
UTM
UTM
UTM
UGM
Hadi Paramu, Ph.D
Dr. Joni Murti Mulyo Aji
Dr. Amzul Rifin
Dr. Mohammad Arief
Subejo, Ph.D
Unej
Unej
IPB
UTM
UGM
Lay Out
Taufik R.D.A Nugroho
Umar Khasan
Pelaksana Tata Usaha
Umar Khasan
Miellyza Kusuma Putri
Mitra Bestari
Agnes Quartina Pudjiastuti
Apri Kuntariningsih
Watermin
Ernoiz Antriandarti
I Ketut Arnawa
Universitas
Tribuana
Tunggadewi Malang
Pemerhati
Sosiologis
Pembangunan Pedesaan
Univ.
Muhammadiyah
Purwokerto
UNS
Univ.
Mahasaraswati
Denpasar
Gema W. Mukti
Unpad
Harisuddin
UNS
Jauhari
Lolit Sapi Grati
S. Rusdiana
Dedi Irwandi
Balitnak
BPTP
KALTENG
Alamat Redaksi
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Trunojoyo Madura
Jl. Raya Telang 02 Kamal Bangkalan
Telp. (031) 3013234 Fax. (031) 3011506
Surat elektronik: [email protected]
Laman: http://journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomika
AGRIEKONOMIKA diterbitkan sejak April 2012 oleh Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Trunojoyo Madura.
Redaksi mengundang segenap penulis untuk mengirim naskah yang belum pernah
diterbitkan oleh media maupun lembaga lain. Pedoman penulisan dapat dilihat pada
bagian belakang jurnal. Naskah yang masuk akan dievaluasi oleh editor board dan blind
reviewer.
AGRIEKONOMIKA
JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN
ISSN 2301-9948
e 2407-6260
VOLUME 4 NOMOR 2 OKTOBER 2015
DAFTAR ISI
SOCIAL QUALITY MASYARAKAT LAHAN PASIR PANTAI PADA
ASPEK SOCIAL EMPOWERMENT DI KECAMATAN PANJATAN
KABUPATEN KULONPROGO …………………………………………………….1-9
Kusumaningrum, Juliman Foor Z, Dalvi Mustafa
PREFERENSI KONSUMEN BERAS BERLABEL ……………………………10-21
Syahrir, Sitti Aida Adha Taridala, Bahari
PERKEMBANGAN
KONVERSI
LAHAN
PERTANIAN
DI
KABUPATEN JEMBER …………………………………………………………22-36
Aryo Fajar Sunartomo
CPUE DAN TINGKAT PEMANFAATAN PERIKANAN CAKALANG
(Katsuwonus pelamis) DI SEKITAR TELUK PALABUHANRATU,
KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT …………………………………...37-49
Dian Budiasih dan Dian A.N. Nurmala Dewi
PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI PENGUATAN MODAL
KELEMBAGAAN PETANI DI KAWASAN AGROPOLITAN
KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG …………………………...50-58
Watemin, Sulistyani Budiningsih
KAJIAN PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK PADA USAHATANI
PADI SAWAH DI SERANG BANTEN ………………………………………...59-65
Resmayeti Purba
KAJIAN IDENTIFIKASI PANGAN POKOK BERBASIS KEARIFAN
LOKAL
PADA
RUMAH
TANGGA
PRA
SEJAHTERA
DI JAWA TENGAH ………………………………………………………………66-79
Erlyna Wida R, Heru Irianto dan Choirul Anam
PENINGKATAN
USAHA
TERNAK
DOMBA
MELALUI
DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN: EKONOMI PENDAPATAN
PETANI …………………………………………………………………………...80-95
S. Rusdiana dan L. Praharani
STRATEGI PENINGKATAN PEMANFAATAN LAHAN RAWA
PASANG SURUT DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN
PRODUKSI BERAS DI KALIMANTAN TENGAH …………………………...96-105
Dedy Irwandi
INTENSI
KEWIRAUSAHAAN
MAHASISWA
UNIVERSITAS
TRUNOJOYO MADURA ……………………………………………………...106-118
Ananda Ahda Vilathuvahna dan Taufik R D A Nugroho
SUBSIDI BUNGA MODAL YANG DITERIMA RUMAH TANGGA
PETERNAK SAPI BINAAN PROGRAM CSR (Corporate Social
Responsibilty) PETROCHINA JABUNG Ltd ………………………………124-133
Ardi Novra
KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DALAM PENYUSUNAN
RANCANGAN USAHA AGRIBISNIS PADI PADA BKP5K
KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT ………………………..134-155
Elih Juhdi Muslihat, Azhar, Kusmiyati, Woro Indriatmi
GAMBARAN UMUM SEKTOR UNGGULAN DAN KONTRIBUSI
SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TIMUR (OLAH DATA
TABEL INPUT-OUTPUT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010)………156-169
Azizatun Nurhayati1, Any Suryantini2
KERAGAAN USAHATANI DAN PEMASARAN BUAH NAGA
ORGANIK ……………………………………………………………………...170-186
Kustiawati Ningsih1, Herman Felani1, Halimatus Sakdiyah2
PENGEMBANGAN PASAR LELANG FORWARDKOMODITAS
BAHAN OLAH KARET (BOKAR) DI PROVINSI SUMATERA
SELATAN ………………………………………………………………………187-199
Heri Rahman
SISTEM DINAMIS RANTAI PASOK INDUSTRIALISASI GULA
BERKELANJUTAN DI PULAU MADURA ………………………………….200-211
Akhmad Mahbubi
SEKTOR PERTANIAN MERUPAKAN SEKTOR UNGGULAN
TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI PROVINSI MALUKU ……......212-222
Esther Kembauw1, Aphrodite Milana Sahusilawane1, Lexy
Janzen Sinay2
KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KOPI ARABIKA DAN
PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI KETINGGIAN SEDANG ………...223-236
Ati Kusmiati dan Devi Yulistia Nursamsiya
TARIF BEA MASUK OPTIMAL BAGI PRODUK PERTANIAN
INDONESIA ……………………………………………………………………237-246
Dian Dwi Laksani1, Rizky Eka Putri2
PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH VARIETAS
LEMBAH PALU ……………………………………………………………….247-259
Rustam Abd. Rauf1, Saiful Darman1, dan Atik Andriana2
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI
KOPI ARABIKA DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA
DI KETINGGIAN SEDANG
Ati Kusmiati dan Devi Yulistia Nursamsiyah
Fakultas Pertanian Universitas Jember
[email protected]
ABSTRAK
Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dalam sektor perkebunan
Indonesia. Sebagian besar ekspor kopi Indonesia adalah jenis kopi robusta
(94%), dan sisanya adalah kopi jenis arabika. Sedangkan, konsumsi kopi dunia
mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari kopi
robusta. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya peluang pasar kopi Arabika
lebih besar dibandingkan kopi robusta. Tanaman kopi Arabika sangat cocok
tumbuh di dataran tinggi. Namun ada beberapa petani di wilayah dataran sedang
tetap membudidayakan Kopi Arabika. Salah satu wilayah tersebut adalah Desa
Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember yang berada di dekat
lereng Gunung Argopuro Oleh karenanya penting melakukan penelitian terkait
usahatani kopi arabika di ketinggian sedang. Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
menganalisis kelayakan finansial usahatani kopi arabika; (2) menganalisis
kepekaan usahatani kopi arabika terhadap kenaikan biaya produksi dan
penurunan harga jual kopi; (3) menentukan prospek pengembangan kopi
Arabika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dan analitis.Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple
Random Sampling. Metode analisis yang digunakan adalah (1) Kelayakan
finansial dengan criteria investasi yaitu NPV, IRR, Net B/C, Gross B/C, PR dan
PP; (2) Analisis sensitifitas dengan melakukan simulasi perubahan kenaikan
biaya produksi dan penurunan harga jual kopi; dan (3) Analisis SWOT. Hasil
penelitian menunjukkan Usahatani kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan
Sukorambi Kabupaten Jember secara finansial layak untuk diusahakan dan tidak
peka terhadap perubahan biaya pupuk dan harga jual. Prospek pengembangan
usahatani kopi arabika di desa Karangpring kecamatan Sukorambi adalah Grey
Area artinya berada pada posisi lemah berpeluang.
Kata Kunci: Kopi Arabika, ketinggian sedang, Kelayakan finansial, sensitifitas,
prospek pengembangan
FINANCIAL FEASIBILITY OF ARABICA COFFEE FARMING AND ITS
PROSPECT OF DEVELOPMENT IN MEDIUM ALTITUDE
ABSTRACT
Coffee is one of superior commodities of plantation sector in Indonesia. Robusta
coffee is type of coffee that mostly exported by Indonesia (94%) and Arabica is
the next. Moreover, 70% of world coffee consumption is Arabica coffee and 26%
is Robusta. It indicates that the opportunity of Arabica coffee is higher than
Robusta. Arabica coffee is suitable for high land;however, some farmers in
medium land has cultivated the coffee. One of the area for Arabica coffee
plantation in medium land is Karangpring Village, SukorambiSubdistrict, Jember
223
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
Regency. The area located in the slope of Argopuro Mountain. Therefore, it is
important to do research on Arabica coffee farming at medium altitude. The
research aims to: (1) analyze the financial feasibility of Arabica coffee farming; (2)
analyze the sensitivity of Arabica coffee farming toward increase in production
cost and decrease in coffee price; (3) determine the prospect of development of
Arabica coffee. The research uses descriptive and analytic methods as research
method with sampling method of simple random sampling. Methods used for
analysis are (1) financial feasibility with investment criteria of NPV, IRR, Net B/C,
Gross B/C, PR and PP; (2) sensitivity analysis through simulation of change in
the increase in production cost and decrease in coffee price; and (3) SWOT
analysis. Research result shows that Arabica coffee farming at Karangpring
Village SukorambiSubdistrict Jember Regency is financially feasible and it is not
sensitive to changes in the cost of fertilizer and the selling price. Prospect for
development of Arabica coffee farming at the village is in grey area, which is the
position of weak but potential.
Keywords: Arabica coffee, medium altitude, financial feasibility, sensitivity,
prospect of development
PENDAHULUAN
Kopi merupakan produk perkebunan yang mempunyai peluang pasar,
baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sejak tahun 1984 pangsa ekspor
kopi Indonesia di pasar kopi internasional menduduki nomor tiga tertinggi setelah
Brazilia dan Kolombia.Sebagian besar ekspor kopi Indonesia adalah jenis kopi
robusta (94%), dan sisanya adalah kopi jenis arabika. Namun sejak tahun 1997
posisi Indonesia tergeser oleh Vietnam (Chandra et al, 2013). Komoditas Kopi
mempunyai prospek yang cukup cerah di masa mendatang, hal ini terutama
dilihat dari prospek pasar yang cenderung meningkaan sehingga memberikan
peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor kopi baik jenis
spesialti maupun produk olahan kopi (Harisudin,2013 dalam Karnasih, dkk 2014).
Indonesia mampu memproduksi sedikitnya 748 ribu ton atau 6,6 % dari
produksi kopi dunia pada tahun 2012. Dari jumlah tersebut, produksi kopi robusta
mencapai lebih dari 601 ribu ton (80,4%) dan produksi kopi arabika mencapai
lebih dari 147 ribu ton (19,6%).Luas lahan perkebunan kopi di Indonesia
mencapai 1,3 jutahektar(ha) dengan luas lahan perkebunan kopi robusta
mencapai 1 juta ha dan luas lahan perkebunan kopi arabika mencapai 0,30 juta
ha(Kepala Pusat Komunikasi Publik, 2013). Penyebaran daerah sentra utama
untuk kopi Arabika berada di daerah Sumatera bagian Utara, Jawa Timur, dan
Sulawesi Selatan. Sedangkan daerah sentra kopi lainnya tersebar di Jawa
Tengah, Bali dan Nusa Tenggara Timur (Flores) (Sumbayak 2015)
Kopi arabika Indonesia sudah lama dikenal di pasar internasional dengan
citarasa terbaik di dunia. Karena memiliki kekhusuan dalam iklim mikro, varietas,
dan pengolahan, produk kopi arabika Indonesia memiliki potensi sebagai kopi
berkualitas tinggi (Saragih, 2010). Konsumsi kopi dunia mencapai 70% berasal
dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari kopi robusta. Kopi arabika
merupakan salah satu jenis kopi yang memiliki kualitas cita rasa tinggi dan kadar
kafein lebih rendah dibandingkan dengan robusta sehingga harganya lebih
mahal. Areal pertanaman kopi arabika terbatas pada lahan dataran tinggi diatas
1000 m dari permukaan laut agar tidak terserang karat daun kopi (Rahardjo,
2012). Menurut Panggabean (2011), kopi jenis arabika sangat baik ditanam di
224
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
daerah berketinggian 1000 – 2100 meter di atas permukaan laut. Semakin tinggi
lokasi perkebunan kopi, cita rasa yang dihasilkan oleh biji kopi akan semakin
baik.
Salah satu desa yang mulai mengembangkan kopi arabika adalah Desa
Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember. Desa Karangpring
memiliki potensi daerah Lereng Gunung Argopuro yang memiliki ketinggian
sedang (kurang dari 100 m dpl). Budidaya kopi arabika mulai dikembangkan di
desa Karangpring pada tahun 2005, sedangkan budidaya kopi robusta sudah
dilakukan secara turun temurun. Oleh karenanya produksi kopi arabika di Desa
Karangpring masih sedikit. Salah satu alasan yang memotivasi petani untuk
mengembangkan kopi arabika adalah adanya kepastian pasar dengan harga
yang baik untuk kopi arabika olah basah dari eksportir PT. Indocom Citra
Persada.
Usahatani kopi Arabika di Desa Karangpring masih dibudidayakan
sebagai tanaman sela diantara tanaman kopi Robusta. Hal ini dikarenakan petani
masih dalam taraf belajar dan mencoba budidaya jenis kopi arabika. Tentunya
petani kopi Arabika berharap usahatani ini dapat mendatangkan pendapatan
yang lebih besar dibandingkan usahatani kopi robusta yang selama ini sudah
diusahakan mengingat harga jual kopi Arabika lebih tinggi dibandingkan dengan
kopi Robusta. Selain itu, permintaan dunia terhadap Kopi Arabika lebih besar
dibandingkan permintaan dunia terhadap kopi robusta. Kondisi tersebut
memberikan harapan besar bagi petani untuk dapat melanjutkan budiadaya Kopi
Arabika meski Desa Karangpring berada pada ketinggian sedang.
Hasil penelitian Wahyuni, dkk (2012) menunjukkan bahwa Usahatani Kopi
Arabika yang diusahakan oleh petani di Desa Bandung Baru Kecamatan
Kabawetan Kabupaten Kepahiang di lihat dari aspek financial layak untuk
diusahakan. Sedangkan analisis sensitivitas menunjukan bahwa jika terjadi
Kenaikan Biaya Produksi sebesar 20%, Penurunan Harga sebesar 15% dan
turunnya produksi sebesar 15%, maka usahatani kopi arabika tidak layak lagi
untuk diusahakan. Begitu pula dengan penelitian Alam (2007), Kopi sebagai
tanaman perkebunan, memiliki peluang pengembangan yang menguntungkan
hingga 25 tahun. Usahatani Kopi Arabika di Propinsi Sulawesi Selatan memenuhi
kelayakan financial.
Berdasarkan fenomena tersebut maka penting sekali dilakukan penelitian
untuk menjawab permasalahan (1) Bagaimana kelayakan finansial usahatani
kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember?;
(2) Bagaimana tingkat kepekaan usahatani kopi arabika di Desa Karangpring
Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember terhadap kenaikan biaya produksi dan
penurunan harga jual kopi? (3) Bagaimana prospek pengembangan kopi Arabika
di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember?
METODE PENELITIAN
Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan dengan menggunakan metode secara
sengaja (purposive method) yaitu di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi
Kabupaten Jember
Metode Pengambilan Contoh
Dalam penelitian ini menggunakan metode Simple Random Sampling
(pengambilan contoh secara acak sederhana). Jumlah populasi petani kopi
225
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
arabika di Desa Karangpring sebanyak 54 petani dan diambil secara acak untuk
unit sampel sebanyak 35 petani.
Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
analitis.Untuk menjawab permasalahan pertama yaitu mengenai kelayakan
usahatani kopi arabika secara finansial digunakan rumus kriteria investasi NPV,
IRR, Net B/C, Gross B/C, PR dan PP (Ibrahim, 2009).
1. NPV (Net Present Value), digunakan untuk menganalisis nilai sekarang
dengan formulasi sebagai berikut (Soetriono, 2006):
t n
Bt Ct
NPV
t
t 0 (1 i )
(1)
Dimana NPV adalah Net Present Value atau nilai netto sekarang, Bt adalah
Penerimaan atau benefit pada tahun ke-t (Rp/Kg), Ct adalah Biaya pada tahun
ke-t (Rp), n adalah Lamanya priode waktu (25 tahun), i adalah Suku bunga kredit
koperasi petani tahun 2013 (24%)
2. Net B/C (Net Benefit Ratio), digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha
dengan menggunakan formulasi sebagai berikut (Soetriono, 2006):
(1 i)
t n
Net B / C
t 0
t n
Bt Ct
(1 i)
t 0
t
( untuk Bt - Ct > 0)
t
( untuk Bt - Ct < 0)
Bt Ct
atau Net B/C = NPV+
NPV(2)
Dimana Net B/C adalah Net Benefit Cost Ratio, Bt adalah Penerimaan atau
benefit pada tahun ke-t (Rp/Kg), Ct adalah Biaya pada tahun ke-t (Rp), n adalah
Lamanya periode waktu (25 tahun), iadalah Tingkat bunga yang berlaku,
NPV+adalah NPV positif, NPV- adalah NPV negative
3. Gross B/C (Gross Benefit-Cost Ratio), dalam perhitungannya pembilang
adalah jumlah present value arus benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah
present value arus biaya (bruto). Formulasi perhitungannya yaitu (Soetriono,
2006):
∑ PV (B)
Gross B/C =
∑ PV (C)
(3)
Dimana PV (B) adalah Present Value Benefit, PV (C) adalah Present Value Cost
4. IRR (Internal Rate of Return), digunakan untuk menganalisis tingkat suku
bunga dengan formulasi sebagai berikut (Soetriono, 2006):
IRR i1
NPV
NPV NPV
(i 2 i1)
(4)
Dimana IRR adalah Internal Rate of Return (%), i1 adalah
Tingkat
bunga
dimana diperoleh NPV positif, i2 adalah Tingkat bunga dimana diperoleh NPV
negative, NPV+ adalah NPV positif, NPV- adalah NPV negative
226
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
5. Formulasi perhitungannya yaitu (Soetriono, 2006):
Profitabilitas Ratio (PR) = PV Net Benefit/ PV investasi
Kriteria pengambilan keputusan:
c. PR > 1, berarti usahatani kopi arabika menguntungkan
d. PR < 1, berarti usahatani kopi arabika merugikan
e. PR = 1, berarti usahatani kopi arabika tidak untung ataupun tidak rugi
(5)
6. PP (Payback Period), Jangka waktu kembalinya investasi yang telah
dikeluarkan, yaitu melalui keuntungan yang diperoleh sari suatu investasi.
Semakin cepat waktu pengembalian, maka investasi itu semakin baik untuk
diusahakan. Rumus mencari payback period adalah (Soetriono, 2006):
PP = Investasi : Net Benefit Rata-rata Tiap Tahun
(6)
Untuk menjawab permasalahan kedua tentang kepekaan terhadap
perubahan kenaikan biaya produksi dan penurunan harga jual kopi dapat
diketahui dengan menggunakan analisis sensitifitas. Untuk menjawab
permasalahan ketiga tentang prospek pengembangan kopi arabika
menggunakan analisis SWOT.
HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS
Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika di Desa Karangpring
Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember
Tanaman kopi arabika merupakan tanaman tahunan dengan umur
ekonomis tanaman kopi arabika adalah selama dua puluh lima tahun. Umur
tanaman kopi arabika yang diteliti didaerah penelitian adalah 8 tahun terhitung
sejak tahun 2005 sampai tahun 2013. Tingkat suku bunga Bank yang berlaku
pada saat penelitian adalah suku bunga koperasi petani sebesar 24% per tahun.
Analisis kelayakan finansial usahatani kopi arabika di Desa Karangpring
dapat dilihat dari kriteria investasi suatu usahatani. Beberapa kriteria investasi
untuk menilai kelayakan usahatani kopi arabika antara lain Net Present Value
(NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C),
Internal Rate of Return (IRR), Profitabilitas Ratio (PR), dan Payback Periode
(PP). Berikut ini hasil analisis kelayakan finansialnya.
Tabel 1
Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika
di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember
No Kriteria Investasi
Nilai
Keterangan
1 NPV
3.690.704
Layak
2 Net B/C
1,5
Layak
3 Gross B/C
1,16
Layak
4 IRR
34,38%
Layak
5 PR
6,4
Layak
6 PP
3,9
3 Tahun 10 Bulan 24 Hari
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
1. Net Present Value (NPV)
Nilai NPV bernilai positif dan memberikan tingkat keuntungan bersih
sekarang Rp.3.690.704. Nilai tersebut memberikan pengertian bahwa usahatani
kopi arabika selama periode 2005-2030 pada suku bunga sebesar 24% mampu
memberikan keuntungan sebesar Rp.3.690.704. Nilai keuntungan bersih
sekarang lebih besar dari nol (NPV>0) sehingga usahatani kopi arabika layak
227
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
untuk dilaksanakan dan menguntungkan secara finansial. Usahatani kopi arabika
di Desa Karangpring belum menghasilkan keuntungan yang tinggi. Hal ini
disebabkan karena perawatan yang diberikan belum intensif. Pupuk yang
digunakan hanya pupuk urea. Ketinggian lahan yang digunakan yaitu diatas 700
m dpl juga masih kurang untuk menghasilkan kopi arabika dengan produktivitas
yang tinggi karena tanaman kopi arabika akan tumbuh baik dengan citarasa yang
bermutu pada ketinggian di atas 1000 m dpl.
2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Net B/C usahatani kopi arabika di
Desa Karangpring untuk periode tahun ke-0 sampai dengan tahun ke-25 adalah
1,5. Usahatani kopi arabika di Desa Karangpring secara nyata layak untuk
dilanjutkan karena dapat memberikan manfaat bersih sebesar 1,5. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa keuntungan yang dihasilkan lebih besar 1,5 kali lipat
dibandingkan kerugian yang dialami.
3. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Nilai gross B/C sebesar 1,16 yang berarti setiap Rp 1.000.000 biaya
yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan usahatani kopi arabika
sebesar Rp 1.160.000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa usahatani kopi arabika
adalah efisien karena nilai gross B/C sebesar 1,16 (Gross B/C>1). Hasil tersebut
memberikan manfaat kotor (benefit) sebesar 1,16 kali dari biaya yang
dikeluarkan dalam mengusahakan kopi arabika.
4. Internal Rate of Return (IRR)
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai IRR usahatani kopi arabika di
Desa Karangpring adalah menguntungkan karena masih diatas tingkat suku
bunga koperasi petani tetapi hanya mampu mencapai keuntungan sampai tingkat
suku bunga 34,38%. Hal itu menggambarkan bahwa usaha usahatani kopi
arabika di Desa Karangpring dengan tingkat keuntungan yang mampu diberikan
IRR sebesar 34,38% penerimaan yang diterima mampu menutup biaya yang
dikeluarkan.
5. Profitabilitas Ratio (PR)
Hasil perhitungan Profitabilitas Ratio sebesar 6,4 artinya jika dikeluarkan
satu rupiah biaya investasi maka didapatkan keuntungan sebesar Rp 6,4 dengan
PR>1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa 25 tahun ke depan terhitung dari
usahatani kopi arabika berjalan yaitu tahun 2005 sampai 2030 usahatani kopi
arabika di Desa Karangpring masih layak diusahakan. Kondisi kelayakan
tersebut ditunjang dengan adanya penerimaan dari harga jual kopi arabika pada
tahun yang akan datang semakin tinggi diikuti dengan biaya usahatani mulai
semakin meningkat tetapi masih mampu memperoleh keuntungan yang lebih
besar.
6. Payback Periode (PP)
Hasil analisis Payback Periode menunjukkan bahwa modal investasi yang
ditanamkan telah kembali dalam jangka waktu 3 tahun 10 bulan 24 hari. Hal ini
menggambarkan bahwa usahatani kopi arabika di Desa Karangpring masih bisa
mengembalikan biaya investasi dengan jangka waktu yang relatif cepat dari umur
ekonomis kopi arabika yaitu 25 tahun dan masih layak untuk dilanjutkan.
228
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
Sensitivitas Kelayakan Usahatani Kopi Arabika di Desa Karangpring
Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember
Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial pada usahatani kopi
arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember dapat
dibandingkan dari awal perhitungan kelayakan finansial sampai pada analisis
sensitivitas terhadap kenaikan biaya pupuk sebesar 20% dan penurunan harga
jual kopi arabika sebesar 10%. Perhitungan mengenai analisis kelayakan
finansial dan sensitifitas usahatani kopi arabika terhadap kenaikan biaya pupuk
sebesar 20% dan penurunan harga jual kopi arabika sebesar 10% di Desa
Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember dapat dilihat pada Tabel
2.
Tabel 2
Perbandingan Kelayakan Finansial dan Sensitivitas Kelayakan Usahatani
Kopi Arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten
Jember
Kriteria Investasi
Normal
Kenaikan biaya
Penurunan
Pupuk 20%
Harga Jual 10%
NPV
3.690.704
3.204.537
1.008.193
Net B/C
1,5
1,46
1,15
Gross B/C
1,16
1,13
1,04
IRR
34,38%
32,95%
27,04%
PR
6,4
5,96
4,3
PP
3,9
4,19
5,8
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 2, Hasil kelayakan finansial dan sensitivitas kelayakan
usahatani kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten
Jember dapat diketahui bahwa kriteria investasi normal dibanding dengan
sensitivitas atau perubahan dari kenaikan biaya pupuk 20% dan penurunan
harga jual kopi arabika 10% sangat jelas berbeda. Nilai NPV normal sebesar
Rp.3.690.704 dan setelah diuji kepekaannya terhadap kenaikan biaya pupuk
sebesar 20% diperoleh nilai NPV sebesar Rp.3.204.537 sehingga terjadi
penurunan sebesar Rp.486.167. Hasil sensitivitas pada penurunan harga jual
kopi arabika sebesar 10% diperoleh nilai NPV sebesar Rp.1.008.193 sehingga
terjadi penurunan NPV sebesar Rp.2.682.511. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa NPV yang diperoleh setelah adanya perubahan kenaikan biaya pupuk
20% dan penurunan harga jual kopi arabika 10% menjadi berkurang. Hasil
analisis sensitifitas nilai NPV yang diperoleh dari kedua analisis sensitivitas
berbeda dan yang paling berpengaruh pada perubahan nilai NPV adalah
penurunan harga jual kopi arabika 10%.
Nilai Net B/C normal sebesar 1,5 dan setelah diuji kepekaannya terhadap
kenaikan biaya pupuk sebesar 20% diperoleh nilai Net B/C sebesar 1,46
sehingga terjadi penurunan sebesar 0,04. Hasil sensitivitas pada penurunan
harga jual kopi arabika sebesar 10% diperoleh nilai Net B/C sebesar 1,15
sehingga terjadi penurunan Net B/C sebesar 0,35. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa Net B/C yang diperoleh setelah adanya perubahan kenaikan biaya pupuk
20% dan penurunan harga jual kopi arabika 10% menjadi berkurang. Hasil
analisis sensitifitas nilai Net B/C yang diperoleh dari kedua analisis sensitivitas
berbeda dan yang paling terlihat perubahaannya adalah nilai Net B/C akibat
penurunan harga jual kopi arabika 10%. Nilai Gross B/C normal sebesar 1,16
229
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
dan setelah diuji kepekaannya terhadap kenaikan biaya pupuk sebesar 20%
diperoleh nilai Gross B/C sebesar 1,13 sehingga terjadi penurunan sebesar 0,03.
Hasil sensitivitas pada penurunan harga jual kopi arabika sebesar 10% diperoleh
nilai Gross B/C sebesar 1,04 sehingga terjadi penurunan Gross B/C sebesar
0,12. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Gross B/C yang diperoleh setelah
adanya perubahan kenaikan biaya pupuk 20% dan penurunan harga jual kopi
arabika 10% menjadi berkurang. Hasil analisis sensitifitas nilai Gross B/C yang
diperoleh dari kedua analisis sensitivitas berbeda dan yang paling berpengaruh
pada perubahan nilai Gross B/C adalah penurunan harga jual kopi arabika 10%.
Nilai IRR normal sebesar 34,38% dan setelah diuji kepekaannya terhadap
kenaikan biaya pupuk sebesar 20% diperoleh nilai IRR sebesar 32,95%
sehingga terjadi penurunan sebesar 1,43. Hasil sensitivitas pada penurunan
harga jual kopi arabika sebesar 10% diperoleh nilai IRR sebesar 27,04%
sehingga terjadi penurunan IRR sebesar 7,34. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa IRR yang diperoleh setelah adanya perubahan kenaikan biaya pupuk
20% dan penurunan harga jual kopi arabika 10% menjadi berkurang. Hasil
analisis sensitifitas nilai IRR yang diperoleh dari kedua analisis sensitivitas
berbeda dan yang paling berpengaruh pada perubahan nilai IRR adalah
penurunan harga jual kopi arabika 10%. Apabila terjadi penurunan harga jual
kopi arabika 10% maka tingkat suku bunga menjadi 27,04% sehingga hanya
berselisih sedikit dengan tingkat suku bunga yang berlaku yaitu suku bunga
koperasi petani sebesar 24%.
Nilai PR normal sebesar 6,4 dan setelah diuji kepekaannya terhadap
kenaikan biaya pupuk sebesar 20% diperoleh nilai PR sebesar 5,96 sehingga
terjadi penurunan sebesar 0,44. Hasil sensitivitas pada penurunan harga jual
kopi arabika sebesar 10% diperoleh nilai PR sebesar 4,3 sehingga terjadi
penurunan PR sebesar 2,1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa PR yang
diperoleh setelah adanya perubahan kenaikan biaya pupuk 20% dan penurunan
harga jual kopi arabika 10% menjadi berkurang. Hasil analisis sensitifitas nilai PR
yang diperoleh dari kedua analisis sensitivitas berbeda dan yang paling
berpengaruh pada perubahan nilai PR adalah penurunan harga jual kopi arabika
10%. Nilai PP normal yaitu 3 Tahun 10 Bulan 24 Hari dan setelah diuji
kepekaannya terhadap kenaikan biaya pupuk sebesar 20% diperoleh kenaikan
rentang waktu pengembalian investasi yang ditanam menjadi 4 Tahun 2 Bulan 8
Hari. Hasil sensitivitas nilai PP pada penurunan harga jual kopi arabika sebesar
10% diperoleh kenaikan rentang waktu pengembalian investasi yang ditanam
menjadi 5 Tahun 10 Bulan 2 Hari. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rentang
waktu pengembalian investasi yang ditanam setelah adanya perubahan kenaikan
biaya pupuk 20% dan penurunan harga jual kopi arabika 10% menjadi
meningkat. Jangka waktu pengembalian investasi paling lama terjadi pada saat
penurunan harga jual kopi arabika sebesar 10%. Jangka waktu pengembalian
investasi tersebut masih tetap jauh dari umur ekonomis tanaman kopi arabika
sehingga masih layak untuk dilanjutkan.
Berdasarkan hasil kelayakan finansial dan sensitivitas dapat disimpulkan
bahwa usahatani kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi
Kabupaten Jember sebelum terjadi perubahan dan setelah terjadi perubahan
kenaikan biaya pupuk sebesar 20% dan penurunan harga jual kopi arabika
sebesar 10% selama rentang waktu 25 tahun tidak mempengaruhi kelayakan
usahatani kopi arabika menjadi tidak layak untuk diusahakan dan secara
keseluruhan dari kriteria investasi tersebut yang paling berpengaruh terhadap
230
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
perubahan nilai kelayakan finansial usahatani kopi arabika di Desa Karangpring
adalah penurunan harga jual kopi arabika 10%. Harga jual kopi arabika sangat
menentukan berhasil tidaknya perusahaan dalam usahatani kopi arabika untuk
mencapai keuntungan yang diinginkan. Apabila terjadi penurunan harga jual
maka penerimaan yang diperoleh menurun sehingga pendapatan yang diterima
berkurang. Perubahan harga jual kopi arabika diprediksi akan terjadi karena
adanya harga jual kopi arabika yang fluktuatif dari tahun ke tahun sesuai dengan
harga yang berlaku di pasar Internasional. Harga jual kopi arabika mengacu
pada pasar dunia utamanya pasar Eropa. Hal ini dikarenakan konsumen terbesar
kopi arabika adalah Negara-Negara di Eropa. Pada saat Eropa mengalami krisis
financial, permintaan kopi arabika juga mengalami penurunan sehingga harga
pasar kopi Arabika mengalami penurunan begitu pula dengan harga kopi arabika
di tingkat petani.
Prospek Pengembangan Kopi Arabika di Desa Karangpring Kecamatan
Sukorambi Kabupaten Jember
Prospek pengembangan usahatani kopi arabika di Desa Karangpring
Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember dapat didekati dengan menggunakan
analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan suatu alat analisis yang digunakan
mengidentifikasi factor internal dan eksternal secara sistematis. Faktor internal
meliputi faktor-faktor kekuatan dan kelemahan pada usahatani kopi arabika Desa
Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember, sedangkan factor
eksternal meliputi peluang dan ancaman yang dihadapinya. Analisis SWOT
dilakukan berdasarkan asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan
memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan
ancaman. Berikut ini factor internal dan eksternal yang melingkupi Usahatani
Kopi Arabika di Kabupaten Jember.
Tabel 3
Analisis Faktor Strategi Internal dan Eksternal Usahatani Kopi RobustaArabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember
Faktor-faktor Strategi Internal
Strength (S)
Weaknesess (W)
Ketersediaan
sarana
produksi S1
Kualitas tidak seragam
memadai
Jumlah produksi kurang maksimal
S2
Minat untuk meneruskan budidaya
Modal terbatas
kopi arabika masih tinggi
Akses petani kepada lembaga
Tenaga kerja tersedia
pemasaran terbatas
S3
Pengalaman dan ketrampilan petani S4
tinggi
Faktor-faktor Strategi Eksternal
Opportunitiess (O)
Threats (T)
Kebutuhan pasar dunia tinggi
O1
Persaingan ketat
Ketersediaan sarana transportasi
Fluktuasi harga
O2
Dukungan pemerintah
Perubahan iklim tidak menentu
O3
Kepercayaan antar lembaga
Topografi kurang sesuai
O4
pemasaran
Harga kopi arabika di pasar dunia
O5
cenderung tinggi
W1
W2
W3
W4
T1
T2
T3
T5
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
231
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
Analisis Matrik Posisi kompetitif Relatif
Berdasar hasil analisis faktor-faktor strategi internal diperoleh nilai IFAS
sebesar 1,96 dan hasil analisis faktor-faktor strategi eksternal diperoleh nilai
EFAS sebesar 2,57. Nilai tersebut menempatkan usahatani kopi arabika di Desa
Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember dalam posisi Grey Area
(Bidang Lemah-Berpeluang) yang artinya usahatani kopi arabika tersebut
memiliki peluang pasar yang prospektif dan kurang memiliki kompetensi untuk
mengerjakannya.
EFAS
4
GREY
WHITE
High
AREA
AREA
2
Low
GREY
BLACK
AREA
AREA
0
4
High
2
Low
0
IFAS
Sumber: Rangkuti, 2002
Gambar 1.
Matrik Posisi Kompetitif Relatif Usahatani Kopi Arabika di Desa
Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember Tahun 2013
Hasil perhitungan nilai faktor-faktor kondisi internal dan nilai faktor-faktor
kondisi eksternal pada usahatani kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan
Sukorambi Kabupaten Jember dapat dikompilasikan kedalam matriks posisi
kompetitif relatif pada gambar 1.
232
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
TOTAL SKOR IFAS
Kuat
4,0
Tinggi
I
2,0
II
Lemah
1,0
III
Pertumbuhan Pertumbuhan
TOTAL
SKOR EFAS
Rata-rata
3,0
Penciutan
3,0
Menengah
IV
V
VI
Stabilitas Pertumb /Stab
Penciutan
2,0
Rendah
VII
1,0 Pertumbuhan
VIII
Pertumbuhan
IX
Likuidasi
Sumber: Rangkuti, 2002
Gambar 2.
Matrik Internal dan Eksternal Usahatani Kopi Arabika di Desa Karangpring
Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember Tahun 2013
Pada Gambar 2 menunjukkan nilai faktor strategis internal sebesar 1,96
dan faktor strategis ekternal sebesar 2,57. Dari perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi
Kabupaten Jember berada pada daerah penciutan VI. Strategi yang dapat
dilakukan adalah (1) Berjuang agar dapat bertahan (defensive), (2) Melakukan
merger,(3) Melakukan penghematan. Berikut ini strategi-strategi yang dapat
digunakan untuk mengembangkan usahatani kopi arabika di Desa Karangpring
Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember.
PENUTUP
Usahatani kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi
Kabupaten Jember secara finansial layak untuk diusahakan dengan nilai NPV
positif sebesar Rp. Rp.3.690.704; nilai Net B/C sebesar 1,5; nilai gross B/C
sebesar 1,16; IRR sebesar 34,38%; PR sebesar 6,4 dan jangka pengembalian
modal adalah 3 tahun 10 bulan 24 hari dengan tingkat suku bunga kredit
koperasi petani Desa Karangpring sebesar 24%.
Hasil perhitungan kelayakan finansial usahatani kopi arabika di Desa
Karangpring apabila terjadi kenaikan biaya pupuk 20% yaitu nilai NPV positif
sebesar Rp.3.204.536,9; nilai Net B/C sebesar 1,46; nilai gross B/C sebesar
1,13; IRR sebesar 32,95%; PR sebesar 5,96 dan jangka pengembalian modal
adalah 4 tahun 2 bulan 8 hari dengan tingkat suku bunga kredit koperasi petani
Desa Karangpring sebesar 24%. Sedangkan hasil perhitungan kelayakan
finansial usahatani kopi arabika di Desa Karangpring apabila terjadi penurunan
harga jual kopi arabika 10% yaitu nilai NPV positif sebesar Rp.1.008.193; nilai
Net B/C sebesar 1,15; nilai gross B/C sebesar 1,04; IRR sebesar 27,04% ; PR
233
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
sebesar 4,3 dan jangka pengembalian modal adalah 5 tahun 10 bulan 2 hari
dengan tingkat suku bunga sebesar 24%. Hasil analisis sensitivitas tersebut
menunjukkan bahwa usahatani kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan
Sukorambi Kabupaten Jember tidak peka terhadap perubahan peningkatan biaya
pupuk 20% dan penurunan harga jual kopi arabika 10%, sehingga usahatani
tersebut masih tetap layak untuk diusahakan.
Posisi kompetitif relatif (prospek pengembangan) usahatani kopi arabika
di desa Karangpring kecamatan Sukorambi adalah Grey Area artinya berada
pada posisi lemah berpeluang. Faktor internal terdiri dari kekuatan dan
kelemahan. Kekuatannya antara lain Ketersediaan sarana produksi memadai,
Minat untuk meneruskan budidaya kopi arabika masih tinggi, Tenaga kerja
tersedia cukup, Pengalaman dan ketrampilan petani cukup. Kelemahannya
antara lain Kualitas tidak seragam, Jumlah produksi kurang maksimal, Modal
terbatas, Akses petani kepada lembaga pemasaran terbatas. Faktor eksternal
terdiri dari peluang dan ancaman. Peluangnya antara lain Kebutuhan pasar dunia
tinggi, Ketersediaan sarana transportasi memadai, Dukungan pemerintah cukup,
Adanya Kepercayaan antar lembaga pemasaran , Harga kopi arabika di pasar
dunia tinggi. Ancamannya terdiri dari Adanya persaingan, Fluktuasi harga,
Perubahan iklim, Kesesuaian topografi.
Beberapa hal yang dapat disarankan antara lain: (1) Meningkatkan
volume produksi untuk memenuhi permintaan konsumen; (2) Memperluas
jaringan pasar melalui kelompok petani; (3) Memperhatikan mutu dan kualitas
produk sesuai dengan permintaan pasar (petik merah); (4) Penguatan posisi
tawar petani terhadap penentuan harga kopi; (5) Peningkatan jumlah tanaman
agar produksi lebih besar; (6) Proses Budidaya lebih intensif; (7) Meningkatkan
intensitas penyuluhan terkait budidaya kopi arabika di ketinggian kurang dari
1000m dpl; (8) Meningkatkan mutu dan kualitas yang dihasilkan; (9)
Meningkatkan peran lembaga keuangan atau permodalan yang mudah di
dapatkan oleh petani; (9) Petani lebih intensif dalam mengikuti pembinaan yang
diadakan pemerintah; (10) Petani melalui kelompok menyebarluaskan informasi
kopi arabika yang dihasilkan oleh Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi
Kabupaten Jember.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Syamsul. 2007. Kelayakan Pengembangan Kopi Sebagai Komoditas
Unggulan Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal SOCA (Socio Economic of
Agriculture and Agribusiness. 7(2).
Chandra et al. 2013. Prospek Perdagangan Kopi Robusta Indonesia di Pasar
Internasional. Jurnal JIIA. 1(1).
Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta.
Karnasih, dkk. 2014. Analisis Respon Konsumen Terhadap Faktor-Faktor
Marketing Mix Dalam Pembelian Produk Luwak White Koffie di Pasar
Swalayan Kota Surakarta. Agriekonomika. 3(2): 157-170.
Kepala Pusat Komunikasi Publik. 2013. Produksi Kopi Nusantara Ketiga
Terbesar Di Dunia http://www.kemenperin.go.id/artikel/6611/ProduksiKopi-Nusantara-Ketiga-Terbesar-Di-Dunia. Diakses tanggal 25 Oktober
2015.
234
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
Panggabean, Edy. 2011. Buku Pintar Kopi. Agromedia Pustaka. Jakarta
Rangkuti, F. 2002. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia.
Jakarta.
Rahardjo, Pudji. 2012. Paduan Budi Daya Kopi dan Pengolahan Kopi Arabika
dan Robusta. Jakarta: Penebar Swadaya.
Saragih, Jef Rudiantho. 2010. Kinerja Produksi Kopi Arabika dan Prakiraan
Sumbangannya dalam Pendapatan Wilayah Kabupaten Simalungun.
Jurnal VISI (2010) 18 (1): 98 – 112.
Sumbayak, Michael. 2015. Tantangan Kopi di Indonesia (Bagian II).
http://vibiznews.com/2015/03/31/tantangan-kopi-indonesia-di-tahun-2015bagian-ii/. Diakses tanggal 30 Oktober 2015.
Soetriono. 2006. Daya Saing Pertanian dalam Tinjauan Analisis. Bayumedia.
Malang.
Kepala Pusat Komunikasi Publik. 2013. Produksi Kopi Nusantara Ketiga
Terbesar Di Dunia http://www.kemenperin.go.id/artikel/6611/ProduksiKopi-Nusantara-Ketiga-Terbesar-Di-Dunia. Diakses tanggal 25 Oktober
2015.
Wahyuni, dkk. 2012.Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika di
Desa Bandung Baru Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kapahiang.
Jurnal AGRISEP .11(1).
235
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
Lampiran 1. Strategi Pengembangan Usahatani Kopi
Karangpring Kecamatan Sukorambi
STRENGTH (S)
1. Ketersediaan
sarana
produksi memadai
2. Minat untuk meneruskan
budidaya kopi arabika
masih tinggi
3. Tenaga kerja tersedia
cukup
4. Pengalaman dan
EFAS
ketrampilan petani
cukup
OPPORTUNITIES (O)
STRATEGI S–O
1. Kebutuhan pasar
1. Meningkatkan
dunia tinggi
volume produksi
2. Ketersediaan
untuk memenuhi
sarana transportasi
permintaan
memadai
konsumen.
3. Dukungan
2. Memperluas
pemerintah cukup
jaringan pasar
melalui kelompok
4. Adanya
petani
Kepercayaan antar
lembaga
pemasaran
5. Harga kopi arabika
di pasar dunia
tinggi
TREATHS (T)
STRATEGI S–T
1. Adanya
1. Meningkatkan intensitas
persaingan
penyuluhan terkait
2. Fluktuasi harga
budidaya kopi arabika di
3. Perubahan iklim
ketinggian kurang dari
4. Kesesuaian
1000m dpl
topografi
2. Meningkatkan mutu dan
kualitas yang dihasilkan
IFAS
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
236
Arabika Di Desa
WEAKNESSES (W)
1. Kualitas
tidak
seragam
2. Jumlah
produksi
kurang maksimal
3. Modal terbatas
4. Akses petani kepada
lembaga pemasaran
terbatas
STRATEGI W–O
1. Memperhatikan mutu
dan kualitas produk
sesuai dengan
permintaan pasar
(petik merah)
2. Penguatan posisi
tawar petani
terhadap penentuan
harga kopi
3. Peningkatan jumlah
tanaman agar
produksi lebih besar
4. Proses Budidaya
lebih intensif
STRATEGI W–T
1. Meningkatkan peran
lembaga keuangan
atau permodalan
yang mudah di
dapatkan oleh
petani.
2. Petani lebih intensif
dalam mengikuti
pembinaan yang
diadakan pemerintah
3. Petani melalui
kelompok
menyebarluaskan
informasi kopi
arabika yang
dihasilkan oleh Desa
Karangpring
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
PEDOMAN PENULISAN
AGRIEKONOMIKA
JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN
ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
KETENTUAN UMUM:
1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan format
yang ditentukan.
2. Penulis mengirim naskah ke alamat email [email protected].
3. Artikel yang dikirim harus dilampiri: a) surat pernyataan yang menyatakan
bahwa artikel tersebut belum pernah diterbitkan atau tidak sedang diterbitkan
di jurnal lain, yang dibuktikan dengan pernyataan tertulis yang ditandatangani
oleh penulis. b) biodata tentang jenjang pendidikan, alamat, nomor telepon,
atau e-mail penulis dengan jelas.
4. Keputusan pemuatan ataupun penolakan akan diberitahukan secara tertulis
melalui email.
FORMAT PENULISAN:
1. Artikel ditulis pada kertas A4, atas 4 cm bawah 3 cm samping kiri 4 cm
samping kanan 3 cm, spasi tunggal, Arial ukuran 11 Kecuali Judul Arial
Ukuran 12 dengan panjang halaman 10-15 halaman.
2. Sistematika penulisan:
SISTEMATIKA ARTIKEL HASIL PENELITIAN:
JUDUL BAHASA INDONESIA:
Ditulis dengan Bahasa Indonesia secara ringkas dan lugas huruf capital
bold arial font 12, maksimal 12 kata, hindari menggunakan kata “analisis”,
“pengaruh”, “studi”.
NAMA PENULIS:
ditulis tanpa gelar dan diberi nomor jika penulis lebih dari satu dan
berbeda institusi
NAMA INSTITUSI:
ditulis lengkap
ALAMAT SURAT ELEKTRONIK:
ditulis lengkap
ABSTRAK:
Ditulis dalam bahasa Indonesia satu paragraph dengan bahasa inggris
125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraian
matematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnya
temuan. Format 1 spasi arial 11 italic
JUDUL BAHASA INGGRIS:
Judul dalam bahasa Inggris, huruf capital arial font 11 non bold
261
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
ABSTRACT:
Ditulis dalam bahasa inggris dalam satu paragraph dengan bahasa
inggris 125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat
uraian matematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan
pentingnya temuan. Format 1 spasi arial 11 italic
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka dan tujuan penelitian yang
dimasukkan dalam paragraph-paragraf bukan dalam bentuk sub bab.
METODE PENELITIAN
Sub bab
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sub bab
PENUTUP
Berisi simpulan dan saran (jika diperlukan) yang dibentuk dalam
paragraph.
UCAPAN TERIMA KASIH
Jika diperlukan ditujukan pada peyandang dana dan pihak lain yang
membantu terselesaikannya penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk yang sedapat mungkin
diterbitkan 10 tahun terakhir dan diutamakan jurnal ilmiah (30-40 persen)
SISTEMATIKA ARTIKEL HASIL PEMIKIRAN/ REVIEW:
JUDUL BAHASA INDONESIA:
Ditulis dengan Bahasa Indonesia secara ringkas dan lugas huruf capital
bold arial font 12, maksimal 12 kata, hindari menggunakan kata “analisis”,
“pengaruh”, “studi”.
NAMA PENULIS:
ditulis tanpa gelar da diberi nomor jika penulis lebih dari satu berbeda
institusi
NAMA INSTITUSI:
ditulis lengkap
ALAMAT SURAT ELEKTRONIK:
ditulis lengkap
ABSTRAK:
Ditulis dalam bahasa Indonesia satu paragraph dengan bahasa inggris
125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraian
matematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnya
temuan. Format 1 spasi arial 11 italic
262
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
JUDUL BAHASA INGGRIS:
Judul dalam bahasa Inggris, huruf capital arial font 11 non bold.
ABSTRACT:
Ditulis dalam dalam satu paragraph dengan bahasa inggris 125-150 kata
dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraian matematis dan
mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnya temuan.
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka dan tujuan penelitian yang
dimasukkan dalam paragraph-paragraf bukan dalam bentuk sub bab.
METODE PENELITIAN
Sub bab
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sub bab
PENUTUP
Berisi simpulan dan saran (jika diperlukan) yang dibentuk dalam
paragraph.
UCAPAN TERIMA KASIH
Jika diperlukan ditujukan pada peyandang dana dan pihak lain yang
membantu terselesaikannya penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk yang sedapat mungkin
diterbitkan 10 tahun terakhir dan diutamakan jurnal ilmiah (30-40 persen)
3. Penulisan penomoran yang berupa kalimat pendek diintegrasikan dengan
4.
paragraf, contoh: Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui tingkat
risiko usaha garam, (2) mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi risiko.
Tabel dan gambar dapat dimasukkan dalam naskah atau pada lampiran
sesudah naskah harus diberi nomor urut.
a. Tabel atau gambar harus disertai judul. Judul tabel diletakkan di atas
tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar.
b. Sumber acuan tabel atau gambar dicantumkan di bawah tabel atau
gambar.
c. Garis tabel yang dimunculkan hanya pada bagian header dan garis
bagian paling bawah tabel sedangkan untuk garis-garis vertikal pemisah
kolom tidak dimunculkan.
d. Tabel atau gambar bisa diedit dan dalam warna hitam putih yang
representatif.
263
Oktober,
2015
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
Volume 4, Nomor 2
Contoh penyajian tabel:
Tabel 2
Deskripsi Penguasaan Lahan Pegaraman
Kategori Luas Lahan (Ha)
Jumlah
Persentase (%)
3,1
4
8
Jumlah
50
100
Rata-rata Luas lahan petani garam 2,04 Ha
Standar deviasi
0,95 Ha
Sumber: Data Primer Diolah, 2011
Contoh penyajian gambar:
Utilitas
U3
U2
U1
I1
I2
I3
Pendapatan
Sumber: Debertin, 1986
Gambar 1
Perilaku Menerima Risiko
5. Cara penulisan rumus, Persamaan-persamaan yang digunakan disusun
6.
7.
8.
264
pada baris terpisah dan diberi nomor secara berurutan dalam parentheses
(justify) dan diletakkan pada margin kanan sejajar dengan baris tersebut.
Contoh:
wt = f (yt , kt , wt-1)
(1)
Keterangan Rumus ditulis dalam satu paragraf tanpa menggunakan simbol
sama dengan (=), masing-masing keterangan notasi rumus dipisahkan
dengan koma.
Contoh:
dimana w adalah upah nominal, yt adalah produktivitas pekerja, kt adalah
intensitas modal, wt-1 adalah tingkat upah periode sebelumnya.
Penulisan rumus menggunakan menu “Equation”
Perujukan sumber acuan di dalam teks (body text) dengan menggunakan
nama akhir dan tahun. Kemudian bila merujuk pada halaman tertentu,
penyebutan halaman setelah penyebutan tahun dengan dipisah titik dua.
Untuk karya terjemahan dilakukan dengan cara menyebutkan nama
pengarang aslinya.
Contoh:
• Hair (2007) berpendapat bahwa…
• Ellys dan Widodo (2008) menunjukkan adanya ….
• Ihsannudin dkk (2007) berkesimpulan bahwa….
Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Oktober,
e ISSN 2407-6260 2015
Volume 4, Nomor 2
9. Penulisan Daftar Pustaka:
a. Pustaka Primer (Jurnal)
Nama belakang, nama depan, inisial (kalau ada), tahun penerbitan, judul
artikel, nama dan nomor jurnal (cetak miring), halaman jurnal, contoh:
Happy, S. dan Munawar. 2005. The Role of Farmer in Indonesia. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia 2(1): 159-173.
b. Buku Teks
Nama belakang, nama depan, inisial (kalau ada), tahun penerbitan, judul
buku (cetak miring), edisi buku, kota penerbit, dan nama penerbit. Contoh:
Wiley, J. 2006. Corporate Finance.. Mc. GrowHill Los Angeles.
c. Prosiding
Nama belakang, nama depan, tahun penerbitan, judul artikel, nama
prosiding (cetak miring), penerbit (cetak miring), halaman, contoh:
Rizal, Taufik. 2012. Pengaruh Bank Syariah Terhadap Produksi Jagung di
Madura. Prosiding Seminar Nasional Kedaulatan Pangan
Bangkalan Surabaya: 119-159.
d. Skripsi/Tesis/Disertasi
Nama belakang, nama depan, tahun, judul Skripsi/Thesis/Disertasi,
sumber (cetak miring), nama penerbit, kota penerbit. Contoh:
Subari, Slamet. 2008. Analisis Alokasi lahan mangrove Kabupaten
Sidoarjo. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
e. Internet
Nama belakang, nama depan, tahun, judul, alamat e-mail (cetak miring),
tanggal akses. Contoh:
Zuhriyah, Amanatuz. 2011. Produktivitas Susu Peternak Rakyat.
http://agribisnis.trunojoyo.ac.id. Diakses tanggal 27 Januari 2012.
METODE REVIEW
Artikel yang dinyatakan lolos dari screening awal akan dikirim kepada Mitra
Bestari (blind review) untuk ditelaah kelayakan terbit. Adapun hasil dari blind
review adalah:
1. Artikel dapat dipublikasi tanpa re