T BIO 1302607 Chapter3
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi
eksperimen (quasi experimental research). Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Penelitian diawali
dengan pengambilan sampel secara Cluster Random Sampling, yaitu memilih dua
kelompok secara acak untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
(Fraenkel& Wallen, 2008). Kepada masing-masing kelompok, diberikan tes awal
untuk mengidentifikasi tes awal kemampuan siswa. Selanjutnya dilaksanakan
pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dengan penugasan mind map pada kelas eksperimen, dan implementasi model
pembelajaran konvensional dengan penugasan mind map pada kelas kontrol.
Setelah selesai, dilakukan tes akhir untuk mengidentifikasi penguasaan konsep
dan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen
O1
X1
O2
Kontrol
O1
X2
O2
Keterangan :
O1
O2
X1
=
X2
=
=
=
Tes Awal
Tes Akhir
Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan
Penugasan Mind Map
Implementasi Model Pembelajaran Konvensional dengan Penugasan Mind
Map
B. Populasi dan Sampel
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
41
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA AlKamal Jakarta tahun ajaran 2014/2015. Sekolah tersebut tidak mengelompokkan
kelasnya berdasarkan tingkat kemampuan (tidak ada kelas unggulan), dengan kata
lain penyebaran siswa di sekolah ini heterogen sehingga dapat mewakili siswa
dari tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dua kelas yang dipilih
dengan menggunakan teknik cluster random sampling dengan mengacak kelas
untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan teknik
tersebut diperoleh kelas XI IPA 1 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas
eksperimen (kelas yang memperoleh pembelajaran melalui implementasi model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map) dan kelas XI
IPA 2 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol (kelas yang memperoleh
pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran konvensional dengan
penugasan mind map).
C. Definisi Operasional
Definisi
operasional
dijelaskan
agar
menghindari
adanya
kesalahan
penafsiran dari setiap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka secara
operasional istilah- istilah tersebut didefinisikan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang mengkondisikan
siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang disebut “kelompok
asal”. Kemudian siswa juga membentuk “kelompok ahli” yang terdiri dari
perwakilan kelompok asal untuk belajar dan/atau mendiskusikan LKS sebagai
bahan diskusi yang disediakan oleh guru. Setelah kelompok ahli selesai
melaksanakan tugas maka anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal
masing-masing untuk menerangkan hasil diskusi di kelompok ahli tadi.
Selanjutnya,
siswa
diberikan
tes
individu
untuk
mengetahui
tingkat
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
42
pemahaman setiap siswa terhadap materi yang sudah dipelajari. Setelah
pembelajaran selesai siswa diberikan tugas untuk membuat mind map.
2. Model
pembelajaran
konvensional
dalam
pembelajaran
ini
adalah
pembelajaran ekspositori atau pembelajaran langsung. Pada pembelajaran ini,
guru memegang peran yang lebih dominan dalam menjelaskan materi.
Langkah-langkah pembelajaran ekspositori adalah: a) persiapan (preparation),
b)penyajian
(presentation),
c)korelasi
(correlation),
d)menyimpulkan
(generalization), dan e) mengaplikasikan (application).
3. Penguasaan konsep merupakan skor tes siswa dalam menguasai materi
pembelajaran. Penguasaan konsep yang diukur dalam penelitian ini meliputi
aspek kognitif merujuk pada taksonomi Bloom yang direvisi, yaitu aspek
mengingat(C1 ), memahami (C2 ), mengaplikasikan (C3 ), dan menganalisis (C4 ).
Penguasaan konsep dijaring melalui tes penguasaan konsep yang diberikan
dalam pretest dan postest berupa soal pilihan ganda sebanyak 30 soal
berdasarkan indikator pembelajaran pada materi sistem ekskresi manusia,
yaitu sebagai berikut :
Menjelaskan pengertian sistem ekskresi
Menyebutkan organ yang berperan dalam sistem ekskresi manusia
Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada ginjal sebagai organ
ekskresi manusia
Menjelaskan proses pembentukan urin pada manusia.
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah urin seseorang.
Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada kulit sebagai organ
ekskresi manusia
Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada kulit sebagai organ
ekskresi terintegrasi dengan konsep termoregulasi.
Membedakan sistem ekskresi pada ginjal dan kulit
Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada hati sebagai organ
ekskresi manusia.
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
43
Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada paru-paru sebagai
organ ekskresi manusia.
Menjelaskan berbagai kelainan / penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi
manusia.
Menjelaskan mengenai pentingnya kesehatan organ ekskresi melalui sikap
dalam kehidupan sehari-hari
4. Berpikir kreatif yang dimaksud adalah kemampuan berpikir kreatif yang
dijaring melalui mind map. Tugas mind map yang telah dibuat siswa dinilai
dengan menggunakan rubrik mind map yang dikembangkan oleh peneliti
berdasarkan acuan dari Ohassta (Ontario history and social science teachers
association, 2004) dan indikator berpikir kreatif menurut rumusan Williams
(Munandar,
1999) yang meliputi keterampilan berpikir asli (originality),
keterampilan berpikir lancar (Fluency), dan keterampilan berpikir memerinci
(Elaboration).
D. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan dua jenis
instrumen, yaitu instrumen yang disusun dalam bentuk tes dan non tes. Instrumen
dalam bentuk tes yaitu tes untuk pengetahuan konsep dan kemampuan berpikir
kreatif. Sementara instrumen dalam bentuk non tes berupa angket untuk
mengetahui respon siswa terhadap implementasi model pembelajaran kooperatif
jigsaw dengan penugasan mind map. Berikut ini merupakan uraian dari masingmasing instrumen yang digunakan.
a. Tes Penguasaan konsep
Tes penguasaan konsep dibuat untuk mengukur sejauh mana pengetahuan
konsep yang telah dimiliki siswa sebelum dan setelah menerima implementasi
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map pada
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
44
kelas eksperimen dan implementasi model pembelajaran konvensional dengan
penugasan mind map pada kelas kontrol. Soal tes penguasaan konsep ini disusun
dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 35 soal yang diujicobakan, tetapi terdapat 5
soal yang tidak valid. Jadi, dalam hal ini tes penguasaan konsep yang digunakan
terdiri dari 30 soal. Soal penguasaan konsep akan diberikan sebelum dan setelah
pembelajaran untuk
mengukur penguasaan konsep siswa baik pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun kisi-kisi soal penguasaan konsep yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep
No
Indikator
1.
Menjelaskan pengertian sistem ekskresi
2.
Menyebutkan organ yang berperan dalam sistem ekskresi
manusia
Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada
ginjal sebagai organ ekskresi manusia
Menjelaskan proses pembentukan urin pada manusia.
3.
4.
No
5
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Indikator
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah urin
seseorang.
Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada
kulit sebagai organ ekskresi manusia
Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada
kulit sebagai organ ekskresi terintegrasi dengan konsep
termoregulasi.
Membedakan sistem ekskresi pada ginjal dan kulit
Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada
hati sebagai organ ekskresi manusia.
Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada
paru-paru sebagai organ ekskresi manusia.
Menjelaskan berbagai kelainan / penyakit yang terjadi pada
sistem ekskresi manusia.
Menjelaskan mengenai pentingnya kesehatan organ
ekskresi melalui sikap dalam kehidupan sehari-hari
Nomor Soal
1, 2
3
4, 5, 6, 7
8, 9
Nomor Soal
10, 11
12, 13
14, 15, 16
17
18, 19
20, 21, 22
23, 24, 25, 26,
27, 28, 29
30
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
45
Instrumen tes penguasaan konsep disusun dan dikembangkan oleh peneliti
berdasarkan prosedur penyusunan yang baik dan benar. Sebelum tes digunakan,
terlebih dahulu dilakukan validasi muka dan isi instrumen oleh para ahli yang
berkompeten. Kemudian, tes diujicobakan secara empiris. Tujuan dilakukan
validasi muka adalah agar susunan kalimat atau kata-kata dalam tes tersebut jelas
pengertiannya, sehingga tidak terjadi salah tafsir atau pengertian saat diberikan
kepada sampel penelitian. Tujuan validitas isi adalah untuk melihat kesesuaian
butir soal dengan kisi-kisi soal. Setelah pemeriksaan validasi dilakukan, instrumen
kemudian direvisi jika ada masukan dari dosen pembimbing dan para ahli.
Instrumen penguasaan konsep secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3.
b. Kemampuan berpikir kreatif
Kemampuan
berpikir
kreatif dibuat
untuk
mengukur
sejauh
mana
kemampuan berpikir kreatif yang telah dimiliki siswa sebelum dan sesudah
menerima
penugasan
implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan
mind
map
pada
kelas
eksperimen
dan
implementasi model
pembelajaran konvensional dengan penugasan mind map pada kelas kontrol.
Kemampuan berpikir kreatif dijaring melalui mind map yang dibuat oleh siswa.
Indikator kemampuan mind map yang dianalisis meliputi kemampuan berpikir asli
(originality), kemampuan berpikir lancar (Fluency),dan kemampuan berpikir
memerinci (Elaboration). Tugas mind map yang telah dibuat siswa dinilai dengan
menggunakan rubrik mind map yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan
acuan rubrik mind mapdari Ohassta (Ontario history and social science teachers
association, 2004) dan indikator berpikir kreatif menurut rumusan Williams
(Munandar, 1999). Rubrik penilaian mind map dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan
secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Mind Map
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
46
Kriteria
Level 4 – Sangat
Baik
Level 3 - Baik
Keaslian
(Orisinality)
- Menggunakan
warna berbeda
dan pemberian
gambar/simbol
pada ide sentral,
cabang utama dan
cabang lainnya
- Menggunakan warna
berbeda dan pemberian
gambar/simbol hanya
pada ide sentral dan
cabang utamanya.
Level 2 – Cukup
Level 1 –
Sangat Kurang
- Hanya
menggunakan 2
warna dan
pemberian
gambar/simbol
hanya pada ide
sentral
- Terdapat konsep
yang sudah
dipelajari
sebelumnya
minimal 10
konsep.
- Hubungan cabang
utama dengan
cabang lainnya
Menggunakan 2
cabang dan
menguraikan
permasalahan
dengan cukup
mendalam dengan
banyaknya cabang
minimal berjumlah
20 cabang.
- Tidak
menggunakan
warna
dan
gambar
atau
hanya
menggunakan
satu warna.
Kelancaran
- Terdapat konsep - Terdapat konsep
- Terdapat konsep
yang sudah
(Fluency)
yang sudah dipelajari
yang sudah
dipelajari
sebelumnya minimal
dipelajari
sebelumnya
15 konsep.
sebelumnya
minimal 20
minimal 5
konsep.
konsep.
Penguraian)
- Hubungan cabang - Hubungan cabang
- Hubungan
utama dengan
utama dengan cabang
(Elaboration)
cabang utama
cabang lainnya
lainnya 3 cabang dan
dengan cabang
menggunakan 3
menguraikan
lainnya
cabang dan
permasalahan dengan
Menggunakan 1
menguraikan
cukup mendalam
cabang
permasalahan
dengan banyaknya
menguraikan
sangat mendalam
cabang minimal
dengan
berjumlah 30 cabang.
permasalahan
banyaknya
secara dangkal
cabang minimal
(tidak
berjumlah 40
terperinci)
cabang.
dengan jumlah
banyaknya
cabang minimal
berjumlah 10
cabang.
Sumber : dikembangkan oleh peneliti berdasarkan acuan rubrik mind map dari Ohassta (Ontario
history and social science teachers association, 2004) dan indikator berpikir kreatif
munandar (1999).
c. Angket
Angket yang digunakan berupa sebuah daftar pernyataan yang dibuat
dalam bentuk daftar cocok (check list) dan harus diisi oleh siswa. Angket ini
terdiri atas pernyataan dengan pilihan ”ya” dan “tidak” yang diberikan setelah
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
47
selesai pembelajaran.
Angket
diberikan
kepada
siswa
yang mendapatkan
implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind
map, dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan siswa mengenai manfaat dan
kesulitan yang dialami dalam implementasi model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dengan penugasan mind map pada konsep sistem ekskresi manusia.
d.
Lembar Observasi
Lembar observasi pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk
aktivitas guru dan aktivitas siswa di kelas. Lembar observasi disusun berdasarkan
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind
map dengan tujuan untuk melihat keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada
kelas eksperimen selama proses penelitian berlangsung. Lembar observasi berupa
daftar ceklis yang digunakan oleh observer pada saat proses pembelajaran
berlangsung untuk memantau aktivitas guru dan siswa. Observer dalam penelitian
ini adalah peneliti yang bertugas memantau aktivitas guru dan rekan guru pada
sekolah tersebut bertugas memantau aktivitas siswa saat proses pembelajaran
berlangsung. Lembar observasi yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 2.
2. Uji coba instrumen
a. Analisis Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2012). Untuk mengetahuivaliditas
tiap butir soal dilakukan pengujian dengan teknik korelasi produk moment
pearson yang dikemukakan oleh Arikunto (2012) sebagai berikut:
√
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
48
Keterangan
:
rxy = Validitas (Koefisien korelasi variable X dan Y)
N = Banyaknya subyek
X = Skor jawaban masing- masing item
Y = Skor total
∑x = Jumlah Betul Dalam Satu Soal
∑y = Jumlah Total Betul Seluruh Soal
Kriteria Validitas menurut Arikunto (2012) dapat dilihat pada Tabel 3.4:
Tabel 3.4 Kriteria Validitas
Rentang Indeks Validitas
Kriteria
0.80 ≤ rxy ≤ 1.00
Sangat tinggi
0.60 ≤ rxy ≤ 0.80
Tinggi
0.40 ≤ rxy ≤ 0.60
Cukup
0.20 ≤ rxy ≤ 0.40
Rendah
0.00 ≤ rxy ≤ 0.20
Sangat rendah
b. Analisis Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek
yang sama (Arikunto, 2003). Suatu alat evaluasi (tes dan nontes) disebut
reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek
yang sama. Menurut Arikunto (2012), rumus untuk menghitung reliabilitas tes
adalah:
Keterangan:
(
)
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1- p)
∑pq= jumlah hasil perkalian antara p dan q
N = banyaknya item
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
49
S
= standar deviasi dari tes (standar deviasi dalah akar varians)
Kriteria Reabilitas menurut Arikunto (2012) dapat dilihat pada Tabel 3.5:
Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas
Reliabilitas Soal
0,90 < r11 1,00
Kriteria
Sangat tinggi
0,70 < r11 0,90
Tinggi
0,40 < r11 0,70
Sedang
0,20 < r11 0,40
Rendah
r11 0,20
Sangat rendah
c. Analisis Daya Pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk
mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa tergolong mampu (tinggi
prestasinya) dengan siswa yang tergolong lemah prestasinya. Rumus untuk
menentukan indeks diskriminasi adalah:
D=
-
= PA - PB
Keterangan:
J
JA
JB
BA
BB
PA
PB
D
= jumlah peserta tes
= banyaknya peserta kelompok atas
= banyaknya peserta kelompok bawah
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
= daya pembeda
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
50
Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2012) dapat dilihat pada
Tabel 3.6:
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda
e.
Rentang DP
Kriteria
0,00- 0,20
Jelek
0,21- 0,40
Cukup
0,41- 0,70
Baik
0,71 – 1,00
Baik sekali
Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari
segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah,
sedang dan sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar (Arikunto, 2012)
Tingkat kesukaran soal dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
P=
Keterangan:
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran
Kriteria
0,00≤ P < 0,30
Soal Sukar
0,30 ≤ P < 0,70
Soal Sedang
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
51
Soal Mudah
0,70 ≤ P < 1,00
3. Hasil Uji Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes penguasaan
konsep yang terdiri dari 35 butir soal pilihan ganda. Sebelum diujicobakan
instrumentelah di judgement oleh dosen ahli.
Uji coba instrumen dilakukan kepada siswa kelas XII IPA yang telah
mendapat pembelajaran konsep sistem ekskresi. Analisis hasil uji coba instrumen
tes penguasaan konsep meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
kesukaran, menggunakan program Anates 4.0 For Windows. Berdasarkan hasil uji
coba instrumen penguasaan konsep dari 35 soal yang diuji cobakan terdapat 5 soal
yang tidak valid sehingga menurut peneliti tidak layak untuk digunakan. Jadi
dalam hal ini tes penguasaan konsep yang digunakan terdiri dari 30 butir soal
yang
cukup
mewakili
penguasaan
konsep
siswa
pada
setiap
indikator
pembelajaran materi sistem ekskresi.
Sedangkan untuk koefisien reliabilitas tes penguasaan konsep setelah
dilakukan perhitungan adalah sebesar 0,96 dan berkategori sangat tinggi. Hasil uji
coba instrumen penguasaan konsep dapat dilihat pada Tabel 3.8 dan secara
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
Tabel 3.8 Rekap Hasil Uji Coba Soal Tes Penguasaan Konsep
No
Soal
D.Pembeda(% )
T. Kesukaran
Korelasi
Sign. Korelasi
Keterangan
1
0,500
Sangat Mudah
0.380
Signifikan
Digunakan
2
0,875
Sedang
0.695
3
0,500
Sedang
0.438
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Digunakan
Digunakan
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
52
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
4
0,875
Sedang
0.614
5
0,875
Sedang
0.633
6
0,250
Sedang
0.350
Signifikan
Digunakan
7
0,250
Sedang
0.350
Signifikan
Digunakan
8
0,375
Sedang
0.385
Signifikan
Digunakan
9
0,500
Sangat Mudah
0.390
Signifikan
Digunakan
10
0,000
Sangat Sukar
-0.018
-
Tidak
Digunakan
11
0,500
Sangat Mudah
0.428
12
1,000
Sedang
0.751
13
0,375
Mudah
0.337
Signifikan
Digunakan
14
0,875
Sedang
0.615
Sangat
Signifikan
Digunakan
15
0,375
Sedang
0.390
Signifikan
Digunakan
16
0,750
Sedang
0.562
Sangat
Signifikan
Digunakan
17
0,000
Sangat Sukar
-0.068
-
Tidak
Digunakan
18
0,750
Sedang
0.535
19
0,625
Mudah
0.546
No
Soal
D.Pembeda(% )
T. Kesukaran
Korelasi
20
0,750
Sedang
0.620
21
0,750
Sedang
0.628
22
0,875
Sedang
0.667
23
0,875
Sedang
0.615
24
-0,500
Sedang
-0.211
-
Tidak
Digunakan
25
0,875
Sedang
0.637
Sangat
Signifikan
Digunakan
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Sign. Korelasi
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Keterangan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
53
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
26
0,750
Sedang
0.620
Digunakan
27
0,875
Sedang
0.667
28
0,375
Sangat Mudah
0.265
29
0,625
Sedang
0.408
30
0,625
Sedang
0.408
31
0,125
Sangat Sukar
0.104
32
0,500
Sedang
0.436
33
0,500
Sedang
0.436
34
0,375
Sedang
0.314
Signifikan
Digunakan
35
0,375
Sedang
0.314
Signifikan
Digunakan
Digunakan
Tidak
Digunakan
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Digunakan
Digunakan
Tidak
Digunakan
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Digunakan
Digunakan
E. Prosedur Penelitian
Tahapan penelitian meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan tahap
akhir.Berikut ini merupakan uraian untuk setiap tahapan tersebut:
1. Tahap Perencanaan
a. Melaksanakan studi pendahuluan untuk mengobservasi keadaan tempat dan
subjek penelitian.
b. Melaksanakan
studi
kepustakaan
untuk
menganalisis
secara
teoris
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map, serta
asesmen yang mungkin digunakan dalam pembelajaran tersebut.
c. Menganalisis dasar teori tentang penguasaan konsep dan kemampuan berpikir
kreatif siswa. Selanjutnya menentukan indikator-indikator yang akan menjadi
fokus penelitian dan sekaligus mempersiapkan sumber dan bahan informasi
yang relevan.
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
54
d. Menyusun
proposal,
dan
melaksanakan
bimbingan
penyusunan
proposal,
dan mempersiapkan surat-surat perizinan untuk
seminar
melaksanakan
penelitian.
e. Membuat perangkat pembelajaran dan lembar kerja siswa serta menyusun
perangkat instrumen penelitian untuk mengukur penguasaan konsep dan
kemampuan berpikir kreatif siswa.
f.
Judgement instrumen oleh dosen yang berkompeten pada bidang tersebut,
sebagai upaya untuk mendapatkan validitas isi instrumen.
g. Melaksanakan
uji coba instrumen untuk instrumen penguasaan konsep pasca
judgement.
h. Melakukan analisis instrumen penguasaan konsep yang telah diujicobakan
dengan menggunakan software Anates versi 4,0 untuk memperoleh validitas,
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.
i.
Melakukan
perbaikan
instrumen
penelitian
berdasarkan
hasil uji coba
instrumen.
j.
Menentukan dua kelas yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Berdasarkan penentuan diperoleh kelas XI IPA 1 dengan jumlah
30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 dengan jumlah 30
siswa sebagai kelas kontrol.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pembiasaan
pembuatan
mind
map
pada
materi
sebelumnya
(sistem
pernapasan) sebanyak 2 kali pertemuan.
b. Melaksanakan
tes
awal (pretest).
Pemberian
pretest
bertujuan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa.
c. Memberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dengan penugasan mind map pada kelas eksperimen dan model pembelajaran
konvensional dengan penugasan mind map pada kelas kontrol. Pembelajaran
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
55
dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan pada masing-masing kelas. Alokasi
waktu yang diberikan dalam satu pertemuan yaitu 2 x 45 menit.
d. Selama pembelajaran, peneliti dan seorang rekan yaitu guru biologikelas X di
sekolah tersebut bertugas sebagai observer yang melakukan observasi
terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan lembar
observasi.
Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa perlakuan yang
diberikan pada kelas tersebut berjalan sesuai dengan rancangan penelitian.
e. Melakukan tes akhir (posttest). Posttest dilakukan pada pertemuan berikutnya
setelah pembelajaran selesai. Posttest dilakukan untuk mengetahui apakah
penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa menunjukkan
peningkatan setelah pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map.
f.
Memberikan angket pada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran
melalui
implementasi model pembelajaran
kooperatif tipe
jigsaw dengan penugasan mind map.
3. Tahap Akhir
a. Mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh
b. Menganalisis dan membahas hasil temuan
c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data
d. Mengusun laporan berdasarkan hasil temuan, analisis, pembahasan, dan
kesimpulan.
F. Teknik Pengolahan Data
Setelah berlangsungnya penelitian diperoleh data kuantitatif dan kualitatif.
Data yang diperoleh dari penelitian berupa data mentah yang belum memiliki
makna. Agar data hasil penelitian memiliki makna dan memberikan jawaban atas
permasalahan yang diajukan, maka data harus diolah terlebih dahulu, sehingga
dapat memberikan arahan untuk pengkajian lebih lanjut.
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
56
1. Mengidentifikasi penguasaan konsep siswa berdasarkan hasil tes dari soal-soal
yang diberikan.
a. Pemberian skor tertinggi dan terendah untuk jawaban yang diberikan
siswa dari soal-soal yang diberikan.
2. Memilih siswa yang termasuk kelompok atas dan kelompok bawah masingmasing 27%
3. Mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menilai mind map
yang telah dibuat oleh siswa.
4. Menghitung N-gain untuk melihat peningkatan yang diperoleh siswa untuk
memperoleh data tambahan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a. Mencari gain penguasaan konsep tes awal dan tes akhir (X1 – X2 )
b. Rumus indeks gain
Kriteria peningkatan gain
yang dinormalisasi, kemudian dibuat menjadi
persentase oleh peneliti. Menurut Hake (1999) kriteria perolehan skor gain
dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Kriteria Perolehan Skor Gain
Batasan
>70
30-70
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi
eksperimen (quasi experimental research). Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Penelitian diawali
dengan pengambilan sampel secara Cluster Random Sampling, yaitu memilih dua
kelompok secara acak untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
(Fraenkel& Wallen, 2008). Kepada masing-masing kelompok, diberikan tes awal
untuk mengidentifikasi tes awal kemampuan siswa. Selanjutnya dilaksanakan
pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dengan penugasan mind map pada kelas eksperimen, dan implementasi model
pembelajaran konvensional dengan penugasan mind map pada kelas kontrol.
Setelah selesai, dilakukan tes akhir untuk mengidentifikasi penguasaan konsep
dan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen
O1
X1
O2
Kontrol
O1
X2
O2
Keterangan :
O1
O2
X1
=
X2
=
=
=
Tes Awal
Tes Akhir
Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan
Penugasan Mind Map
Implementasi Model Pembelajaran Konvensional dengan Penugasan Mind
Map
B. Populasi dan Sampel
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
41
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA AlKamal Jakarta tahun ajaran 2014/2015. Sekolah tersebut tidak mengelompokkan
kelasnya berdasarkan tingkat kemampuan (tidak ada kelas unggulan), dengan kata
lain penyebaran siswa di sekolah ini heterogen sehingga dapat mewakili siswa
dari tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dua kelas yang dipilih
dengan menggunakan teknik cluster random sampling dengan mengacak kelas
untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan teknik
tersebut diperoleh kelas XI IPA 1 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas
eksperimen (kelas yang memperoleh pembelajaran melalui implementasi model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map) dan kelas XI
IPA 2 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol (kelas yang memperoleh
pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran konvensional dengan
penugasan mind map).
C. Definisi Operasional
Definisi
operasional
dijelaskan
agar
menghindari
adanya
kesalahan
penafsiran dari setiap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka secara
operasional istilah- istilah tersebut didefinisikan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang mengkondisikan
siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang disebut “kelompok
asal”. Kemudian siswa juga membentuk “kelompok ahli” yang terdiri dari
perwakilan kelompok asal untuk belajar dan/atau mendiskusikan LKS sebagai
bahan diskusi yang disediakan oleh guru. Setelah kelompok ahli selesai
melaksanakan tugas maka anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal
masing-masing untuk menerangkan hasil diskusi di kelompok ahli tadi.
Selanjutnya,
siswa
diberikan
tes
individu
untuk
mengetahui
tingkat
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
42
pemahaman setiap siswa terhadap materi yang sudah dipelajari. Setelah
pembelajaran selesai siswa diberikan tugas untuk membuat mind map.
2. Model
pembelajaran
konvensional
dalam
pembelajaran
ini
adalah
pembelajaran ekspositori atau pembelajaran langsung. Pada pembelajaran ini,
guru memegang peran yang lebih dominan dalam menjelaskan materi.
Langkah-langkah pembelajaran ekspositori adalah: a) persiapan (preparation),
b)penyajian
(presentation),
c)korelasi
(correlation),
d)menyimpulkan
(generalization), dan e) mengaplikasikan (application).
3. Penguasaan konsep merupakan skor tes siswa dalam menguasai materi
pembelajaran. Penguasaan konsep yang diukur dalam penelitian ini meliputi
aspek kognitif merujuk pada taksonomi Bloom yang direvisi, yaitu aspek
mengingat(C1 ), memahami (C2 ), mengaplikasikan (C3 ), dan menganalisis (C4 ).
Penguasaan konsep dijaring melalui tes penguasaan konsep yang diberikan
dalam pretest dan postest berupa soal pilihan ganda sebanyak 30 soal
berdasarkan indikator pembelajaran pada materi sistem ekskresi manusia,
yaitu sebagai berikut :
Menjelaskan pengertian sistem ekskresi
Menyebutkan organ yang berperan dalam sistem ekskresi manusia
Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada ginjal sebagai organ
ekskresi manusia
Menjelaskan proses pembentukan urin pada manusia.
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah urin seseorang.
Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada kulit sebagai organ
ekskresi manusia
Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada kulit sebagai organ
ekskresi terintegrasi dengan konsep termoregulasi.
Membedakan sistem ekskresi pada ginjal dan kulit
Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada hati sebagai organ
ekskresi manusia.
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
43
Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada paru-paru sebagai
organ ekskresi manusia.
Menjelaskan berbagai kelainan / penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi
manusia.
Menjelaskan mengenai pentingnya kesehatan organ ekskresi melalui sikap
dalam kehidupan sehari-hari
4. Berpikir kreatif yang dimaksud adalah kemampuan berpikir kreatif yang
dijaring melalui mind map. Tugas mind map yang telah dibuat siswa dinilai
dengan menggunakan rubrik mind map yang dikembangkan oleh peneliti
berdasarkan acuan dari Ohassta (Ontario history and social science teachers
association, 2004) dan indikator berpikir kreatif menurut rumusan Williams
(Munandar,
1999) yang meliputi keterampilan berpikir asli (originality),
keterampilan berpikir lancar (Fluency), dan keterampilan berpikir memerinci
(Elaboration).
D. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan dua jenis
instrumen, yaitu instrumen yang disusun dalam bentuk tes dan non tes. Instrumen
dalam bentuk tes yaitu tes untuk pengetahuan konsep dan kemampuan berpikir
kreatif. Sementara instrumen dalam bentuk non tes berupa angket untuk
mengetahui respon siswa terhadap implementasi model pembelajaran kooperatif
jigsaw dengan penugasan mind map. Berikut ini merupakan uraian dari masingmasing instrumen yang digunakan.
a. Tes Penguasaan konsep
Tes penguasaan konsep dibuat untuk mengukur sejauh mana pengetahuan
konsep yang telah dimiliki siswa sebelum dan setelah menerima implementasi
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map pada
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
44
kelas eksperimen dan implementasi model pembelajaran konvensional dengan
penugasan mind map pada kelas kontrol. Soal tes penguasaan konsep ini disusun
dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 35 soal yang diujicobakan, tetapi terdapat 5
soal yang tidak valid. Jadi, dalam hal ini tes penguasaan konsep yang digunakan
terdiri dari 30 soal. Soal penguasaan konsep akan diberikan sebelum dan setelah
pembelajaran untuk
mengukur penguasaan konsep siswa baik pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun kisi-kisi soal penguasaan konsep yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep
No
Indikator
1.
Menjelaskan pengertian sistem ekskresi
2.
Menyebutkan organ yang berperan dalam sistem ekskresi
manusia
Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada
ginjal sebagai organ ekskresi manusia
Menjelaskan proses pembentukan urin pada manusia.
3.
4.
No
5
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Indikator
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah urin
seseorang.
Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada
kulit sebagai organ ekskresi manusia
Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada
kulit sebagai organ ekskresi terintegrasi dengan konsep
termoregulasi.
Membedakan sistem ekskresi pada ginjal dan kulit
Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada
hati sebagai organ ekskresi manusia.
Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada
paru-paru sebagai organ ekskresi manusia.
Menjelaskan berbagai kelainan / penyakit yang terjadi pada
sistem ekskresi manusia.
Menjelaskan mengenai pentingnya kesehatan organ
ekskresi melalui sikap dalam kehidupan sehari-hari
Nomor Soal
1, 2
3
4, 5, 6, 7
8, 9
Nomor Soal
10, 11
12, 13
14, 15, 16
17
18, 19
20, 21, 22
23, 24, 25, 26,
27, 28, 29
30
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
45
Instrumen tes penguasaan konsep disusun dan dikembangkan oleh peneliti
berdasarkan prosedur penyusunan yang baik dan benar. Sebelum tes digunakan,
terlebih dahulu dilakukan validasi muka dan isi instrumen oleh para ahli yang
berkompeten. Kemudian, tes diujicobakan secara empiris. Tujuan dilakukan
validasi muka adalah agar susunan kalimat atau kata-kata dalam tes tersebut jelas
pengertiannya, sehingga tidak terjadi salah tafsir atau pengertian saat diberikan
kepada sampel penelitian. Tujuan validitas isi adalah untuk melihat kesesuaian
butir soal dengan kisi-kisi soal. Setelah pemeriksaan validasi dilakukan, instrumen
kemudian direvisi jika ada masukan dari dosen pembimbing dan para ahli.
Instrumen penguasaan konsep secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3.
b. Kemampuan berpikir kreatif
Kemampuan
berpikir
kreatif dibuat
untuk
mengukur
sejauh
mana
kemampuan berpikir kreatif yang telah dimiliki siswa sebelum dan sesudah
menerima
penugasan
implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan
mind
map
pada
kelas
eksperimen
dan
implementasi model
pembelajaran konvensional dengan penugasan mind map pada kelas kontrol.
Kemampuan berpikir kreatif dijaring melalui mind map yang dibuat oleh siswa.
Indikator kemampuan mind map yang dianalisis meliputi kemampuan berpikir asli
(originality), kemampuan berpikir lancar (Fluency),dan kemampuan berpikir
memerinci (Elaboration). Tugas mind map yang telah dibuat siswa dinilai dengan
menggunakan rubrik mind map yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan
acuan rubrik mind mapdari Ohassta (Ontario history and social science teachers
association, 2004) dan indikator berpikir kreatif menurut rumusan Williams
(Munandar, 1999). Rubrik penilaian mind map dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan
secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Mind Map
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
46
Kriteria
Level 4 – Sangat
Baik
Level 3 - Baik
Keaslian
(Orisinality)
- Menggunakan
warna berbeda
dan pemberian
gambar/simbol
pada ide sentral,
cabang utama dan
cabang lainnya
- Menggunakan warna
berbeda dan pemberian
gambar/simbol hanya
pada ide sentral dan
cabang utamanya.
Level 2 – Cukup
Level 1 –
Sangat Kurang
- Hanya
menggunakan 2
warna dan
pemberian
gambar/simbol
hanya pada ide
sentral
- Terdapat konsep
yang sudah
dipelajari
sebelumnya
minimal 10
konsep.
- Hubungan cabang
utama dengan
cabang lainnya
Menggunakan 2
cabang dan
menguraikan
permasalahan
dengan cukup
mendalam dengan
banyaknya cabang
minimal berjumlah
20 cabang.
- Tidak
menggunakan
warna
dan
gambar
atau
hanya
menggunakan
satu warna.
Kelancaran
- Terdapat konsep - Terdapat konsep
- Terdapat konsep
yang sudah
(Fluency)
yang sudah dipelajari
yang sudah
dipelajari
sebelumnya minimal
dipelajari
sebelumnya
15 konsep.
sebelumnya
minimal 20
minimal 5
konsep.
konsep.
Penguraian)
- Hubungan cabang - Hubungan cabang
- Hubungan
utama dengan
utama dengan cabang
(Elaboration)
cabang utama
cabang lainnya
lainnya 3 cabang dan
dengan cabang
menggunakan 3
menguraikan
lainnya
cabang dan
permasalahan dengan
Menggunakan 1
menguraikan
cukup mendalam
cabang
permasalahan
dengan banyaknya
menguraikan
sangat mendalam
cabang minimal
dengan
berjumlah 30 cabang.
permasalahan
banyaknya
secara dangkal
cabang minimal
(tidak
berjumlah 40
terperinci)
cabang.
dengan jumlah
banyaknya
cabang minimal
berjumlah 10
cabang.
Sumber : dikembangkan oleh peneliti berdasarkan acuan rubrik mind map dari Ohassta (Ontario
history and social science teachers association, 2004) dan indikator berpikir kreatif
munandar (1999).
c. Angket
Angket yang digunakan berupa sebuah daftar pernyataan yang dibuat
dalam bentuk daftar cocok (check list) dan harus diisi oleh siswa. Angket ini
terdiri atas pernyataan dengan pilihan ”ya” dan “tidak” yang diberikan setelah
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
47
selesai pembelajaran.
Angket
diberikan
kepada
siswa
yang mendapatkan
implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind
map, dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan siswa mengenai manfaat dan
kesulitan yang dialami dalam implementasi model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dengan penugasan mind map pada konsep sistem ekskresi manusia.
d.
Lembar Observasi
Lembar observasi pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk
aktivitas guru dan aktivitas siswa di kelas. Lembar observasi disusun berdasarkan
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind
map dengan tujuan untuk melihat keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada
kelas eksperimen selama proses penelitian berlangsung. Lembar observasi berupa
daftar ceklis yang digunakan oleh observer pada saat proses pembelajaran
berlangsung untuk memantau aktivitas guru dan siswa. Observer dalam penelitian
ini adalah peneliti yang bertugas memantau aktivitas guru dan rekan guru pada
sekolah tersebut bertugas memantau aktivitas siswa saat proses pembelajaran
berlangsung. Lembar observasi yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 2.
2. Uji coba instrumen
a. Analisis Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2012). Untuk mengetahuivaliditas
tiap butir soal dilakukan pengujian dengan teknik korelasi produk moment
pearson yang dikemukakan oleh Arikunto (2012) sebagai berikut:
√
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
48
Keterangan
:
rxy = Validitas (Koefisien korelasi variable X dan Y)
N = Banyaknya subyek
X = Skor jawaban masing- masing item
Y = Skor total
∑x = Jumlah Betul Dalam Satu Soal
∑y = Jumlah Total Betul Seluruh Soal
Kriteria Validitas menurut Arikunto (2012) dapat dilihat pada Tabel 3.4:
Tabel 3.4 Kriteria Validitas
Rentang Indeks Validitas
Kriteria
0.80 ≤ rxy ≤ 1.00
Sangat tinggi
0.60 ≤ rxy ≤ 0.80
Tinggi
0.40 ≤ rxy ≤ 0.60
Cukup
0.20 ≤ rxy ≤ 0.40
Rendah
0.00 ≤ rxy ≤ 0.20
Sangat rendah
b. Analisis Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek
yang sama (Arikunto, 2003). Suatu alat evaluasi (tes dan nontes) disebut
reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek
yang sama. Menurut Arikunto (2012), rumus untuk menghitung reliabilitas tes
adalah:
Keterangan:
(
)
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1- p)
∑pq= jumlah hasil perkalian antara p dan q
N = banyaknya item
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
49
S
= standar deviasi dari tes (standar deviasi dalah akar varians)
Kriteria Reabilitas menurut Arikunto (2012) dapat dilihat pada Tabel 3.5:
Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas
Reliabilitas Soal
0,90 < r11 1,00
Kriteria
Sangat tinggi
0,70 < r11 0,90
Tinggi
0,40 < r11 0,70
Sedang
0,20 < r11 0,40
Rendah
r11 0,20
Sangat rendah
c. Analisis Daya Pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk
mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa tergolong mampu (tinggi
prestasinya) dengan siswa yang tergolong lemah prestasinya. Rumus untuk
menentukan indeks diskriminasi adalah:
D=
-
= PA - PB
Keterangan:
J
JA
JB
BA
BB
PA
PB
D
= jumlah peserta tes
= banyaknya peserta kelompok atas
= banyaknya peserta kelompok bawah
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
= daya pembeda
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
50
Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2012) dapat dilihat pada
Tabel 3.6:
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda
e.
Rentang DP
Kriteria
0,00- 0,20
Jelek
0,21- 0,40
Cukup
0,41- 0,70
Baik
0,71 – 1,00
Baik sekali
Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari
segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah,
sedang dan sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar (Arikunto, 2012)
Tingkat kesukaran soal dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
P=
Keterangan:
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran
Kriteria
0,00≤ P < 0,30
Soal Sukar
0,30 ≤ P < 0,70
Soal Sedang
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
51
Soal Mudah
0,70 ≤ P < 1,00
3. Hasil Uji Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes penguasaan
konsep yang terdiri dari 35 butir soal pilihan ganda. Sebelum diujicobakan
instrumentelah di judgement oleh dosen ahli.
Uji coba instrumen dilakukan kepada siswa kelas XII IPA yang telah
mendapat pembelajaran konsep sistem ekskresi. Analisis hasil uji coba instrumen
tes penguasaan konsep meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
kesukaran, menggunakan program Anates 4.0 For Windows. Berdasarkan hasil uji
coba instrumen penguasaan konsep dari 35 soal yang diuji cobakan terdapat 5 soal
yang tidak valid sehingga menurut peneliti tidak layak untuk digunakan. Jadi
dalam hal ini tes penguasaan konsep yang digunakan terdiri dari 30 butir soal
yang
cukup
mewakili
penguasaan
konsep
siswa
pada
setiap
indikator
pembelajaran materi sistem ekskresi.
Sedangkan untuk koefisien reliabilitas tes penguasaan konsep setelah
dilakukan perhitungan adalah sebesar 0,96 dan berkategori sangat tinggi. Hasil uji
coba instrumen penguasaan konsep dapat dilihat pada Tabel 3.8 dan secara
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
Tabel 3.8 Rekap Hasil Uji Coba Soal Tes Penguasaan Konsep
No
Soal
D.Pembeda(% )
T. Kesukaran
Korelasi
Sign. Korelasi
Keterangan
1
0,500
Sangat Mudah
0.380
Signifikan
Digunakan
2
0,875
Sedang
0.695
3
0,500
Sedang
0.438
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Digunakan
Digunakan
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
52
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
4
0,875
Sedang
0.614
5
0,875
Sedang
0.633
6
0,250
Sedang
0.350
Signifikan
Digunakan
7
0,250
Sedang
0.350
Signifikan
Digunakan
8
0,375
Sedang
0.385
Signifikan
Digunakan
9
0,500
Sangat Mudah
0.390
Signifikan
Digunakan
10
0,000
Sangat Sukar
-0.018
-
Tidak
Digunakan
11
0,500
Sangat Mudah
0.428
12
1,000
Sedang
0.751
13
0,375
Mudah
0.337
Signifikan
Digunakan
14
0,875
Sedang
0.615
Sangat
Signifikan
Digunakan
15
0,375
Sedang
0.390
Signifikan
Digunakan
16
0,750
Sedang
0.562
Sangat
Signifikan
Digunakan
17
0,000
Sangat Sukar
-0.068
-
Tidak
Digunakan
18
0,750
Sedang
0.535
19
0,625
Mudah
0.546
No
Soal
D.Pembeda(% )
T. Kesukaran
Korelasi
20
0,750
Sedang
0.620
21
0,750
Sedang
0.628
22
0,875
Sedang
0.667
23
0,875
Sedang
0.615
24
-0,500
Sedang
-0.211
-
Tidak
Digunakan
25
0,875
Sedang
0.637
Sangat
Signifikan
Digunakan
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Sign. Korelasi
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Keterangan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
53
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
26
0,750
Sedang
0.620
Digunakan
27
0,875
Sedang
0.667
28
0,375
Sangat Mudah
0.265
29
0,625
Sedang
0.408
30
0,625
Sedang
0.408
31
0,125
Sangat Sukar
0.104
32
0,500
Sedang
0.436
33
0,500
Sedang
0.436
34
0,375
Sedang
0.314
Signifikan
Digunakan
35
0,375
Sedang
0.314
Signifikan
Digunakan
Digunakan
Tidak
Digunakan
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Digunakan
Digunakan
Tidak
Digunakan
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Digunakan
Digunakan
E. Prosedur Penelitian
Tahapan penelitian meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan tahap
akhir.Berikut ini merupakan uraian untuk setiap tahapan tersebut:
1. Tahap Perencanaan
a. Melaksanakan studi pendahuluan untuk mengobservasi keadaan tempat dan
subjek penelitian.
b. Melaksanakan
studi
kepustakaan
untuk
menganalisis
secara
teoris
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map, serta
asesmen yang mungkin digunakan dalam pembelajaran tersebut.
c. Menganalisis dasar teori tentang penguasaan konsep dan kemampuan berpikir
kreatif siswa. Selanjutnya menentukan indikator-indikator yang akan menjadi
fokus penelitian dan sekaligus mempersiapkan sumber dan bahan informasi
yang relevan.
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
54
d. Menyusun
proposal,
dan
melaksanakan
bimbingan
penyusunan
proposal,
dan mempersiapkan surat-surat perizinan untuk
seminar
melaksanakan
penelitian.
e. Membuat perangkat pembelajaran dan lembar kerja siswa serta menyusun
perangkat instrumen penelitian untuk mengukur penguasaan konsep dan
kemampuan berpikir kreatif siswa.
f.
Judgement instrumen oleh dosen yang berkompeten pada bidang tersebut,
sebagai upaya untuk mendapatkan validitas isi instrumen.
g. Melaksanakan
uji coba instrumen untuk instrumen penguasaan konsep pasca
judgement.
h. Melakukan analisis instrumen penguasaan konsep yang telah diujicobakan
dengan menggunakan software Anates versi 4,0 untuk memperoleh validitas,
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.
i.
Melakukan
perbaikan
instrumen
penelitian
berdasarkan
hasil uji coba
instrumen.
j.
Menentukan dua kelas yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Berdasarkan penentuan diperoleh kelas XI IPA 1 dengan jumlah
30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 dengan jumlah 30
siswa sebagai kelas kontrol.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pembiasaan
pembuatan
mind
map
pada
materi
sebelumnya
(sistem
pernapasan) sebanyak 2 kali pertemuan.
b. Melaksanakan
tes
awal (pretest).
Pemberian
pretest
bertujuan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa.
c. Memberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dengan penugasan mind map pada kelas eksperimen dan model pembelajaran
konvensional dengan penugasan mind map pada kelas kontrol. Pembelajaran
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
55
dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan pada masing-masing kelas. Alokasi
waktu yang diberikan dalam satu pertemuan yaitu 2 x 45 menit.
d. Selama pembelajaran, peneliti dan seorang rekan yaitu guru biologikelas X di
sekolah tersebut bertugas sebagai observer yang melakukan observasi
terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan lembar
observasi.
Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa perlakuan yang
diberikan pada kelas tersebut berjalan sesuai dengan rancangan penelitian.
e. Melakukan tes akhir (posttest). Posttest dilakukan pada pertemuan berikutnya
setelah pembelajaran selesai. Posttest dilakukan untuk mengetahui apakah
penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa menunjukkan
peningkatan setelah pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map.
f.
Memberikan angket pada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran
melalui
implementasi model pembelajaran
kooperatif tipe
jigsaw dengan penugasan mind map.
3. Tahap Akhir
a. Mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh
b. Menganalisis dan membahas hasil temuan
c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data
d. Mengusun laporan berdasarkan hasil temuan, analisis, pembahasan, dan
kesimpulan.
F. Teknik Pengolahan Data
Setelah berlangsungnya penelitian diperoleh data kuantitatif dan kualitatif.
Data yang diperoleh dari penelitian berupa data mentah yang belum memiliki
makna. Agar data hasil penelitian memiliki makna dan memberikan jawaban atas
permasalahan yang diajukan, maka data harus diolah terlebih dahulu, sehingga
dapat memberikan arahan untuk pengkajian lebih lanjut.
Lilis Sulistiawati, 2016
IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND
MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
56
1. Mengidentifikasi penguasaan konsep siswa berdasarkan hasil tes dari soal-soal
yang diberikan.
a. Pemberian skor tertinggi dan terendah untuk jawaban yang diberikan
siswa dari soal-soal yang diberikan.
2. Memilih siswa yang termasuk kelompok atas dan kelompok bawah masingmasing 27%
3. Mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menilai mind map
yang telah dibuat oleh siswa.
4. Menghitung N-gain untuk melihat peningkatan yang diperoleh siswa untuk
memperoleh data tambahan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a. Mencari gain penguasaan konsep tes awal dan tes akhir (X1 – X2 )
b. Rumus indeks gain
Kriteria peningkatan gain
yang dinormalisasi, kemudian dibuat menjadi
persentase oleh peneliti. Menurut Hake (1999) kriteria perolehan skor gain
dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Kriteria Perolehan Skor Gain
Batasan
>70
30-70