Mitologi Dewa-Dewi Jepang Dalam Komik Naruto Karya Masashi Kishimoto

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Karya sastra adalah bagian dari sebuah karya seni yang dihasilkan dari daya cipta,

karsa manusia dimana mengandung nilai seni yang tinggi dan juga merupakan
perwujudan pikiran dalam bentuk tulisan. Karya sastra pada hakekatnya merupakan
seni yang bermediumkan bahasa dan tercipta melalui proses yang intensif, selektif dan
subjektif. Penciptaan terhadap karya sastra bermula dari pengalaman batin pengarang
yang dikonstruksikan dengan imajinasi sehingga akan dihasilkan sebuah karya yang
tidak hanya menghibur, tetapi juga sarat dengan makna. Dalam menciptakan karya
sastra, banyak aspek yang harus dipertimbangkan, misalnya aspek keindahan, nilai
guna ataupun manfaatnya (Zainuddin, 1992: 99).
Sedangkan menurut Atar Semi, sastra adalah bagian dari seni karya sastra yang
berkaitan dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Berhubung karya sastra memiliki
ekspresi dalam pengungkapannya, maka karya sastra banyak mengandung unsur
kemanusiaan. Contohnya seperti, perasaan, kepercayaan, semangat dan keyakinan
yang mampu membangkitkan kekaguman. Sebagai karya yang kreatif, karya sastra
tersebut harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan mampu menyalurkan

kebutuhan keindahan manusia. Selain itu, sastra harus mampu menjadi wadah
penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan para sastrawan tentang kehidupan
manusia.
Dalam khazanah kesusastraan terdapat dua penggolongan besar sastra, yaitu
sastra lisan dan sastra tulisan. Sastra lisan dilahirkan dikalangan rakyat yang tidak
mengetahui tulisan. Oleh karena itu, sastra lisan disebut juga sastra rakyat. Seiring

Universitas Sumatera Utara

dengan zaman yang terus berkembang, sastra lisan juga berkembang menjadi sastra
tulis dan teks.
Sastra tulis (written literature) yaitu sastra yang menggunakan media tulisan atau
literal yang dituang. Sastra tulis dianggap sebagai ciri sastra modern karena bahasa
tulisan dianggap sebagai refleksi peradaban masyarakat yang lebih maju. Karya sastra
tulis dapat terbagi atas prosa, puisi dan drama. Puisi adalah karya sastra yang terikat
dengan kaidah dan aturan tertentu. Sedangkan prosa adalah karya sastra yang tidak
terikat dan memiliki sifat penguraian seluruh pikiran dan perasaan (Zainuddin, 1992:
99-101). Contoh puisi adalah pantun dan syair. Jenis prosa dalam pengertian
kesusasteraan juga disebut sebagai fiksi. Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita
rekaan atau cerita khayalan. Hal itu disebabkan fiksi merupakan karya naratif yang

isinya tidak menyarankan kepada kebenaran sejarah. Prosa terbagi dalam jenis novel,
cerita pendek (cerpen), roman dan cerita bergambar (komik).
Sugono (2003: 151) mengatakan bahwa komik merupakan salah satu media
komunikasi hiburan. Di Jepang, komik merupakan karya sastra yang paling populer.
Komik bersifat sama dengan karya sastra berupa puisi, drama atau novel yang
dijadikan media untuk mengabadikan sesuatu yang menarik, luar biasa ataupun
merekam zaman dan juga digunakan sebagai media untuk menggambarkan situasi
yang terjadi saat itu.
Dalam bahasa Jepang komik disebut juga dengan manga. Istilah manga
digunakan untuk membedakan antara komik dari Jepang dengan komik dari negara
lainnya. Di Jepang istilah manga diperkenalkan pertama kalinya oleh Katsuhika
Hokusai. Pada saat itu komik dibentuk dalam percetakan pada kertas yang

Universitas Sumatera Utara

menggunakan blok-blok kayu. Di Jepang komik dibagi menjadi empat macam menurut
kelompok pembacanya, antara lain:
1.

Komik Dewasa (Seijin manga )


2.

Komik Remaja (Seinen manga)

3.

Komik anak Laki-laki (Shounen manga)

4.

Komik anak Perempuan (Shoujo manga)
Didalam komik juga terdapat genre-genre seperti:

a.

Aksi (アクション) : bercerita tentang pertempuran, perkelahian atau kekerasan,

b.


Fantasi (ファンタジー) : bercerita tentang benda-benda aneh atau memiliki
kekuatan diluar logika, duni yang tidak terlihat atau lain,

c.

Histori (ヒストリカル) : bercerita tentang sejarah seseorang, benda ataupun
suatu tempat, dan lain sebagainya.
Adapun karya sastra lisan adalah karya yang diwariskan turun temurun secara

lisan, salah satu jenis karya sastra lisan adalah prosa rakyat. Fakta bahwa cerita lisan
merupakan salah satu hasil kebudayaan adalah cerita lisan tidak lepas dari masyarakat
pendukungnya yang selalu senantiasa melestarikannya dari waktu ke waktu, karena
kebudayaan yang mereka ciptakan mampu memberi kepuasan tersendiri baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Sebagai hasil cipta manusia yang digolongkan sastra, prosa rakyat telah
‘disakralkan’ oleh masyarakat. Prosa rakyat adalah entitas tersendiri yang menjadi
penghubung sastra dan sejarah. Meski terkadang tidak memiliki titik temu, karena
sastra bersifat ‘liar’ sedangkan sejarah bersifat ‘tetap’, tetapi keduanya adalah dua sisi
yang saling melengkapi jejak peradaban manusia.


Universitas Sumatera Utara

Cerita prosa rakyat dibagi dalam tiga golongan :
1. Legenda (legend) adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri-ciri yang mirip
dengan mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi tetapi tidak dianggap suci.
Legenda ditokohi oleh manusia, walaupun ada kalanya mempunyai sifat-sifat
luar biasa dan sering kali dibantu oleh makhluk gaib.
2. Dongeng (folktale) berupa cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar
terjadi oleh yang empunya cerita dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun
tempat.
3. Mite (bahasa Belanda : mythe) atau mitos (bahasa Yunani : mythos) adalah cerita
prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengandung
penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk didalamnya, serta
dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Pelaku
utama yang diceritakan dalam mitos biasanya para dewa, manusia dan pahlawan
supranatural.
Mite dalam istilah bahasa Jepang adalah Shinwa yang berarti “kisah mengenai
para dewa”. Mite Jepang merupakan gabungan tema-tema pribumi dan yang berasal
dari daratan Asia Timur dan dipengaruhi oleh ajaran Buddhisme dan Taoisme.
Bahan untuk menyusun mitologi Jepang pada umumnya bersumberkan pada dua

sumber tertulis, yaitu Kojiki (berasal dari 712 M dan merupakan catatan mengenai halhal kuno) dan Nihonshoki (720 M). Sumber-sumber lain yang juga dipergunakan untuk
menyusun mitologi Jepang yaitu Kogo Shui (807M) karya Imbe no Hironari, yang
mengandung mite dan legenda yang diwariskan dalam keluarga Imbe dan sumbersumber dari Fudoki, di antaranya yang paling lengkap adalah Izumo no Kuni Fudoki
(733 M) dan Shoki Nihongi (797 M).

Universitas Sumatera Utara

Berbagai mitologi Jepang yang kita ketahui, pada umumnya adalah
a.

mitologi tentang para dewa pencipta Jepang yaitu Izanagi dan Izanami,

b.

Amaterasu, tsukuyomi dan susano’o adalah anak dari Izanagi. Amaterasu dikenal
sebagai dewi Matahari, tsukuyomi dikenal sebagai dewa Bulan dan susano’o
dikenal sebagai dewa Samudera,

c.


Emma’o atau yang biasa disebut dengan Yama merupakan penguasa neraka dan
alam kematian yang bertugas mengadili dosa-dosa manusia semasa hidup,

d.

Fujin adalah dewa angin berjanggut putih yang diceritakan selalu berdiri diatas
gunung membawa kantung angin besar dan lain sebagainya.
Salah satu karya sastra yang penulis anggap mengandung unsur mitologi dalam

ceritanya yang akan ditelaah teksnya adalah terdapat dalam komik Naruto. Naruto (ナ
ルト) adalah manga karya Masashi Kishimoto, yang menceritakan tentang seorang anak
yang sangat berisik, hiperaktif, ambisius dan pertualangannya dalam mewujudkan
keinginannya untuk mendapatkan gelar Hokage, ninja terkuat didesanya. Naruto selalu
berbuat onar di desa Konoha, guna mencari perhatian dari orang-orang desa yang
menguncilkannya karena siluman rubah yang disegel ditubuhnya. Manga Naruto
pertama kali diterbitkan di Jepang oleh Shuseisha pada tahun 1999 dalam edisi ke-43
majalah Shonen Jump.
Cerita dalam komik Naruto memiliki unsur-unsur mitologi di Jepang yang kita
ketahui pada umumnya. Misalnya mengenai dewa Izanagi dan Izanami, Amaterasu,
Tsukuyomi dan Susano’o dan ada pula Jiraiya Goketsu. Nama-nama dewa dalam

mitologi Jepang dipakai oleh pengarang dalam komik Naruto itu sebagai nama-nama
jurus dari salah satu klan yang ada di desa Konohagakure yakni klan Uchiha.

Universitas Sumatera Utara

Adanya kecocokan akan beberapa mitologi di Jepang dengan mitologi dalam
komik Naruto ini yang membuat penulis tertarik untuk menganalisis masalah mitologi
ini dengan judul :
“ANALISIS MITOLOGI DALAM KOMIK NARUTO KARYA MASASHI
KISHIMOTO”
1.2

Perumusan Masalah
Istilah mitologi dapat mengacu kepada kajian mengenai mitos atau suatu

himpunan atau koleksi berbagai mitos. Istilah mitologi telah dipakai sejak abad ke-15
dan berarti ilmu yang menjelaskan tentang mitos. Mitologi adalah ilmu tentang
kesusastraan yang mengandung konsep tentang dongeng suci, kehidupan para dewa dan
makhluk halus dalam suatu kebudayaan atau suatu cerita tentang kehidupan suatu
bangsa pada masa lampau yang memiliki hubungan erat dengan para dewa dan para

pahlawannya.
Jepang salah satu negara yang memiliki berbagai macam kebudayaan juga
memiliki kepercayaan seperti halnya mitos. Folklore yang sekarang disebut mitologi
Jepang, hampir seluruhnya berdasarkan cerita yang terdapat dalam Kojiki, Nihonshoki
dan Fudoki dari berbagai provinsi di Jepang.
Hal-hal yang berkaitan dengan mitologi sering diungkapkan dalam karya sastra
seperti komik. Salah satunya adalah komik Naruto karya Masashi Kishimoto. Pada
zaman yang modern ini, pengarang berusaha mengangkat kembali cerita rakyat masa
lalu ke dalam karya sastra modern. Pengarang menggunakan berberapa mitos seperti
Izanagi dan Izanami, Amaterasu, Tsukuyomi dan Susano’o yang diungkapkan melalui
nama-nama jurus ninja di dalam komik Naruto. Tidak hanya nama tetapi mitos-mitos
tentang dewa-dewi tersebut juga ikut diungkapkan dalam jurus-jurus tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan mitos yang diungkapkan oleh pengarang dalam komik Naruto, terdapat
keterkaitan antara komik Naruto dengan mitologi yang ada di Jepang.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengangkat permasalah yang akan
dibahas dalam penulisan ini adalah :
1.


Apa saja jenis-jenis mitologi yang terdapat dalam komik Naruto karya Masashi
Kishimoto?

2.

Bagaimana mitologi-mitologi tentang dewa-dewi diungkapkan dalam komik
Naruto karya Masashi Kishimoto?

1.3

Ruang Lingkup Pembahasan
Sesuai dengan judul “Analisis Mitologi Dalam Komik Naruto Karya Masashi

Kishimoto”, maka penulis akan membatasi pembahasan permasalahan yaitu pada halhal yang berkaitan dengan beberapa nama-nama dewa yang dianggap mitos yang
terdapat dalam komik Naruto yang diungkapkan oleh pengarang. Untuk itu penulis
menggunakan komik Naruto sebagai bahan untuk menganalisis mitologi yang terdapat
didalamnya. Pembatasan masalah ini agar penelitian tidak terlalu luas dan berkembang
terlalu jauh, sehingga pembahasan pada skripsi ini memiliki kejelasan dan kecermatan
dalam analisisnya. Agar pembahasan dalam skripsi ini memiliki analisis yang akurat

dan jelas, penulis akan menjelaskan juga pada BAB II mengenai pengertian mitologi,
mitologi dalam masyarakat Jepang, pengertian komik, serta setting cerita komik naruto.

Universitas Sumatera Utara

1.4

Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta yaitu “śāstra”, yang
berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman dari kata dasar śās- yang berarti
instruksi atau ajaran. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk
kepada kesusastraan atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan
tertentu.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis dan
sastra lisan. Karya sastra tulis dapat terbagi atas prosa, puisi dan drama. Prosa terbagi
dalam jenis novel, cerita pendek (cerpen), roman dan cerita bergambar (komik).
Menurut Ensiklopedi Wikipedia Indonesia (http://id.wikipedia.org/), komik
merupakan suatu bentuk karya seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak
yang disusun sedemikian rupa sehingga terbentuk sebuah jalinan cerita dan biasanya
dicetak di atas kertas dilengkapi dengan teks.
Menurut Will Eisner dalam Mustaqim (http://..mari-membaca-komik) seorang
komikus veteran Amerika menjabarkan komik sebagai tatanan gambar yang disertai
balon kata yang berurutan, dimana didalamnya terdapat seni merangkai adegan. Komik
dapat dikatakan sebagai novel grafis, komik juga dipandang karya sastra generasi baru
populer. Lebih lanjut lagi, komik dijabarkan sebagai seni sekuensial yang memiliki
urutan dalam mengungkapkan gagasannya.
Pada dasarnya mitologi merupakan ilmu yang menjelaskan tentang mitos.
Mitologi terkait dekat dengan legenda maupun cerita rakyat. Di Jepang, foklor yang
sekarang disebut mitologi hampir seluruhnya berdasarkan cerita yang terdapat dalam
Kojiki, Nihonshoki dan Fudoki.

Universitas Sumatera Utara

Mitos adalah suatu sistem komunikasi yang memberikan pesan berkenaan
dengan masa lalu, ide, ingatan dan kenangan atau keputusan yang diyakini.
Keberadaan mitos dapat memberi suatu pengetahuan, bagaimana masyarakat
penganutnya menghadapi kehidupan dengan keyakinan yang mereka percayai,
menjadikan mitos sesuatu yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan mereka, karena mereka percaya bahwa mitos tersebut memberi kegunaan
dan manfaat bagi kehidupan.
Penggunaan mitos dalam karya sastra bertujuan untuk menanggapi kenyataan
saat ini, yaitu anggapan bahwa masyarakat saat ini percaya bahwa apa yang ada dalam
mitos dianggap sesuatu kebenaran. Padahal dunia mitos pada dasarnya bukan persoalan
benar dan tidak benar, terjadi atau tidak terjadi. Dunia mitos sebenarnya merupakan
sugesti untuk menjaga keseimbangan sosial. Oleh karena kondisi sosial suatu
masyarakat terus berubah dan berkembang, mitos sebagai bagian integral dari
masyarakat tentu mengalami perubahan dan perkembangan.
Seperti yang terdapat dalam komik Naruto, tersirat beberapa mitologi Jepang
yang kita ketahui pada umumnya. Pengarang mencoba mengangkat kembali mitologi
Jepang tersebut kedalam karyanya melalui cerita yang terdapat di dalam komik Naruto.
Misalnya mengenai dewa pencipta negara Jepang Izanagi dan Izanami, dewa-dewi
lain seperti Amaterasu, Tsukuyomi dan Susano’o, juga tentang Jiraiya Goketsu.

1.4.2 Kerangka Teori
Dalam melakukan penelitian memerlukan landasan atau titik tolak untuk
menganalisis atau meneliti suatu permasalahan. Untuk meneliti dan menganalisis suatu
karya sastra diperlukan suatu teori pendekatan yang dapat berfungsi sebagai acuan bagi

Universitas Sumatera Utara

penulis. Dalam penelitian terhadap komik Naruto karya Masashi Kishimoto ini penulis
menggunakan pendekatan arketipal.
Pendekatan arketipal merupakan kajian sastra yang menekankan pada warisan
budaya masa lalu. Pendekatan arketipal muncul bertolak dari pemikiran bahwa sastra
tidak hanya bagian dari kehidupan kebudayaan modern atau kebudayaan maju, tetapi
juga dikenal dan dimiliki oleh masyarakat yang belum maju, yang masih hidup dalam
lingkup kebudayaan yang belum dikenal dan memberi pengaruh terhadap karya sastra
dan kehidupan masyarakat yang telah maju.
Arketipal menjurus kepada pencarian simbol, ritual dan unsur-unsur tradisi
dalam karya sastra. Arketipal lebih bertumpu kepada analisis yang bersifat mengkaji
manusia dengan tindak tanduknya daripada mengkaji unsur estetik dan instrinsik karya
(Sikana, 2008: 137).
Berdasarkan pendekatan arketipal, penulis dapat mengkaji dan meneliti masalah
sastra klasik, sastra lisan, cerita rakyat, folklore, mitos dan kisah-kisah yang berkaitan
dengan asal-usul. Seperti yang akan dibahas yakni mengenai mitos dewa-dewi atau
kami dalam masyarakat Jepang.
Untuk menganalisis masalah ini, penulis tidak hanya menggunakan pendekatan
arketipal saja, tetapi juga penulis juga memaparkan mitos Jepang yang ada pada Kojiki
dan Nihonshoki yang terbagi menjadi tiga siklus yakni, siklus Takamagahara, siklus
Izumo dan siklus Tsukushi yang akan dijelaskan pada bab II. Karena pada tiga siklus
ini terdapat gambaran yang dapat menjelaskan tentang mitologi dalam komik Naruto.
Serta penulis juga menyertakan pendekatan semiotik yang menunjukkan indeksikal
mitologi dalam komik Naruto.

Universitas Sumatera Utara

Dari kodratnya, karya sastra merupakan refleksi pemikiran, perasaan dan
keinginan pengarang lewat bahasa. Bahasa itu sendiri tidak sembarang bahasa,
melainkan bahasa khas. Yakni bahasa yang memuat tanda-tanda atau semiotik. Bahasa
itu akan membentuk sistem ketandaan yang dinamakan semiotik dan ilmu yang
mempelajari ini adalah semiologi. Semiologi juga dinamakan semiotika, artinya ilmu
yang mempelajari tanda-tanda dalam karya sastra (Endraswara, 2008: 63).
Dari segi istilah, semiotik berasal dari kata Yunani kuno “semeion” yang berarti
tanda atau sign dalam bahasa Inggris. Semiotik merupakan ilmu yang mengkaji hal-hal
yang berkaitan dengan komunikasi dan ekspresi. Di dalam penelitian sastra,
pendekatan semiotik khusus meneliti sastra yang dipandang memiliki sistem sendiri,
sedangkan sistem itu berurusan dengan masalah teknik, mekanisme penciptaan,
masalah ekspresi dan komunikasi. Bila kajian sastra sudah dikaitkan dengan ekspresi
dan manusianya, bahasa, situasi, isyarat, gaya dan lain sebagainya. Hal ini berarti,
bahwa kajian semiotik menyangkut aspek ekstrinsik dan aspek intrinsik karya sastra.
Menurut Jan Van Luxemburg (1992: 46), semiotik adalah ilmu yang mempelajari
tentang tanda-tanda, lambang dan proses perlambangan. Ilmu tentang semiotik ini
menganggap bahwa fenomena sosial maupun masyarakat dan kebudayaan itu
merupakan tanda-tanda. Tanda-tanda tersebut dapat berupa gerakan badan, pakaian dan
lain-lain. Kemudian tanda-tanda tersebut dihubungkan dengan konsep budaya sehingga
pada kondisi ini karya sastra yang berbentuk komik akan dijadikan tanda sebagai tanda
untuk di interpretasikan. Oleh karena itu, penulis menggunakan pendekatan semiotik
untuk menjabarkan keadaan serta tanda-tanda mitologi yang terdapat dalam komik
Naruto.

Universitas Sumatera Utara

1.5

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian
Dalam setiap penelitian tentu ada tujuan yang hendak dicapai, yang difungsikan
untuk mempermudah melakukan penelitian terhadap suatu masalah. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui mitologi yang terdapat pada komik Naruto karya Masashi
Kishimoto.
2. Untuk mengetahui model pengungkapan mitologi dewa-dewi Jepang di dalam
komik Naruto karya Masashi Kishimoto.

1.5.2 Manfaat Penelitian
Dengan mengadakan penelitian terhadap komik Naruto karya Masashi Kishimoto
dapat memberi manfaat, yaitu :
1.

Sebagai sarana untuk penambah wawasan kepada peneliti khususnya dan
pembaca pada umumnya.

2.

Untuk menambah pengetahuan lebih dalam mengenai mitologi Jepang yang ada
di komik Naruto.

3.

Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk menganalisis karya sastra
khususnya komik bagi mahasiswa Sastra Jepang.

1.6

Metode Penelitian
Metode berasal dari bahasa Yunani “methodos” yang berarti cara atau jalan yang

ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara

Universitas Sumatera Utara

kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
(http://dedikurniawanstmikpringsewu.wordpress.com/2013/07/24/pengertian-dandefenisi-metode-penelitian-dan-metode-penelitian)
Metode dapat juga diartikan sebagai prosedur atau tata cara sistematis yang
dilakukan oleh seorang peneliti dalam upaya mencapai tujuan seperti memecahkan
masalah atau menguak suatu kebenaran atas fenomena tertentu (Siswantoro, 2005: 55).
Berbicara mengenai penelitian, pada dasarnya pengertian dari penelitian itu
adalah penerapan suatu pendekatan ilmiah untuk mengkaji suatu masalah.ini
merupakan salah satu cara manusia untuk memperoleh pengetahuan, dari awalnya yang
tidak tahu menjadi tahu. Penelitian atau riset berasal dari bahasa Inggris “research”
yang

berarti

proses

pengumpulan

informasi

dengan

tujuan

meningkatkan,

memodifikasi atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok penyelidikan.
Dapat disimpulkan bahwa riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan
ilmu pengetahuan.
Sesuai dengan masalah yang akan dibahas, maka penulis akan menggunakan
metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai
taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga
dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran yang benar mengenai subyek yang diteliti.
Penulis menggunakan metode ini untuk mendeskripsikan atau menganalisis
mitologi-mitologi yang terdapat dalam komik Naruto. Teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu studi pustaka (library research). Studi pustaka (library research)
adalah teknik mengumpulkan data dengan menulusuri sumber-sumber kepustakaan

Universitas Sumatera Utara

dengan buku-buku dan referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang menjadi
objek penelitian. Data yang diperoleh bukan hanya dari buku-buku, tetapi juga dari
beberapa sumber dari internet.

Universitas Sumatera Utara