Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia dengan Belanja Daerah Sebagai Variabel Intervening Pada Kabupaten Kota di Sumatera Utara Chapter III VI

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1

Kerangka Konsep
Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori maka kerangka

konseptual penelitian yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut :
Variabel Independen

Variabel Intervening

Variabel Dependen

Dana
Perimbangan
(X1)

PAD (X2)


Belanja
Daerah (Y2)

IPM (Y1)

Bantuan
keuangan
Provinsi (X3)

Dana BOS
(X4)

Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan

gambar 3.1 di atas terlihat variabel independen yaitu Dana

Perimbangan (X1), PAD (X2) dan Bantuan keuangan provinsi (X3)

diduga


berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Y1) dengan Belanja daerah

40
Universitas Sumatera Utara

41

(Y2) sebagai variabel intervening, sedangkan variabel Dana BOS (X4) diduga
hanya berpengaruh langsung terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Y1).
Kerangka Konsep menggambarkan pengaruh secara simultan dan parsial
antara variabel independen, intervening dan dependen.

Variabel independen

dalam penelitian ini adalah Dana perimbangan, Pendapatan asli daerah (PAD),
Bantuan keuangan provinsi (BKP) dan Dana BOS. Variabel intervening dalam
penelitian ini adalah Belanja daerah, sedangkan variabel dependen dalam
penelitian ini adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Berdasarkan teori dan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka terdapat pengaruh antara

variabel-variabel di atas sebagai berikut:
1.

Pengaruh Dana perimbangan terhadap Belanja daerah
Dana perimbangan merupakan dana transfer dari pemerintah pusat ke
pemerintah daerah dan merupakan salah satu sumber pendapatan bagi
kabupaten/kota. Diduga semakin besar Dana perimbangan yang didapat
kabupaten/kota maka meningkatkan Belanja daerah. Hal ini berarti Dana
perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja daerah.

2.

Pengaruh Pendapatan asli daerah terhadap Belanja daerah
Pendapatan asli daerah merupakan sumber pendapatan daerah yang akan
mempengaruhi belanja pemerintah daerah.

Dalam hal ini pengeluaran

pemerintah daerah akan disesuaikan dengan perubahan penerimaan pemerintah
daerah atau perubahan pendapatan terjadi sebelum perubahan pengeluaran.

Dengan demikian diduga Pendapatan asli daerah berpengaruh positif terhadap
Belanja daerah.

Universitas Sumatera Utara

42

3.

Pengaruh Bantuan keuangan provinsi terhadap Belanja daerah
Bantuan keuangan provinsi merupakan transfer dari pemerintah provinsi untuk
kabupaten/kota untuk membantu kesenjangan pendapatan antara daerah yang satu
dan yang lain.

Sehingga diduga Bantuan keuangan provinsi berpengaruh

positif terhadap Belanja daerah.
4.

Pengaruh Dana perimbangan terhadap Indeks


Pembangunan

Manusia
Dana perimbangan

adalah dana yang bersumber

dari

APBN yang

dialokasikan pemerintah pusat kepada daerah untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal untuk mengurangi
ketimpangan sumber pendanaan pemerintah antara pusat dan daerah juga
untuk mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan antar daerah.
Sehingga diduga kalau Dana perimbangan berpengaruh positif terhadap
IPM
5.


Pengaruh

Pendapatan

asli

daerah

(PAD)

terhadap

Indeks

Pembangunan Manusia
Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari
sumber asli daerah tersebut yang diperoleh dan dipungut berdasaran
peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undngan yang
berlaku.


Pendapatan

asli

daerah

digunakan

pembangunan dan usaha-usaha di suatu daerah.

untuk

membiayai

Pengelolaan PAD

diserahkan ke daerah sehingga apabila daerah menggunakan pengelolaan
PAD untuk pembangunan yang sifatnya untuk peningkatan pelayanan
publik seperti pembangunan sekolah, rumah sakit, jalan raya dan


Universitas Sumatera Utara

43

pembangunan lainnya yang berpihak kepada masyarakat maka akan
meningkatkan pembangunan manusia di daerah tersebut yang akan
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia.

Sehingga diduga

Pendapatan asli daerah akan berpengaruh positif terhadap IPM.
6.

Pengaruh Bantuan keuangan provinsi (BKP) terhadap Indeks
Pembangunan Manusia
Pemerintah daerah selain menerima dari pemerintah pusat juga menerima
bantuan dari pemerintah provinsi yang di sebut dengan Bantuan keuangan
provinsi.

Tujuan dari pemberian dana ini adalah untuk menghindari


kesejangan antara kabupaten/kota yang satu dengan kabupaten/kota yang
lain yang berada di daerah tersebut. Pengelolaan diserahkan ke daerah
karena daerah yang mengetahui kebutuhan masyaraktanya.

Sehingga

diduga Bantuan keuangan provinsi berpengaruh positif terhadap Indeks
Pembangunan Manusia apabila daerah menggunakan BKP untuk
pembangunan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat.
7.

Pengaruh Dana BOS terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Dana BOS merupakan bentuk realisasi dari Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 yang mewajibkan pemerintah
untuk menyelenggarakan pendidikan setingkat SD sampai SMP dengan
gratis atau minimal murah.

Program Dana BOS ini akan membiayai


siswa-siswa yang tidak mampu untuk dapat mengecap pedidikan yang
bermutu sehingga kualitas Sumber Daya Manusia dapat ditingkatkan.
Sehingga diduga Dana BOS akan berpengaruh positif terhadap
peningkatan Indeks Pembangunan Manusia.

Universitas Sumatera Utara

44

8.

Pengaruh Belanja daerah terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Belanja daerah merupakan pengeluaran daerah untuk memenuhi
kebutuhan daerah tersebut. Kebutuhan daerah diprioritaskan kebutuhan
yang berpihak kepada kepentingan masyarakat yang berupa penyediaan
fasilitas umum, pelayanan kesehatan yang
banyak, pelayanan sosial,

menjangkau masyarakat


pembangunan sarana dan prasarana untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti pembangunan sekolah,
jalan raya dan fasilitas umum lainnya. Pengelolaan Belanja daerah harus
diperuntukkan ke sektor-sektor yang secara langsung ke pembangunan
manusia yaitu bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sehingga
diduga belanja daerah akan berpengaruh positif terhadap

Indeks

Pembangunan Manusianya.
3.2

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan teori dan

kerangka konsep, maka hipotesis dari penelitian adalah:
1. Dana perimbangan, Pendapatan asli daerah, dan Bantuan keuangan provinsi
secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap Belanja daerah pada
kabupaten/kota di Sumatera Utara.
2. Dana perimbangan, Pendapatan asli daerah, Bantuan keuangan provinsi,
Dana BOS dan Belanja daerah secara parsial dan simultan berpengaruh
terhadap indeks pembangunan manusia pada kabupaten/kota di Sumatera
Utara.

Universitas Sumatera Utara

45

3. Dana perimbangan, Pendapatan asli daerah dan Bantuan keuangan provinsi
berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia melalui Belanja
daerah

pada

kabupaten/kota

di

Sumatera

Utara.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas.

Penelitian kausalitas

bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dari suatu
peristiwa/fenomena dan berusaha untuk memberikan bukti empiris dan
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) dengan Belanja daerah sebagai variabel intervening.
4.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera
Utara periode 2011-2014. Penelitian dilakukan sejak bulan September 2015 s.d
Juni 2016, rincian pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada lampiran 2.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi harus sesuai
dengan masalah dan tujuan penelitian serta didefenisikan secara tegas
(batasannya/kriterianya). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara periode 2011-2014 yang
berjumlah 33 kabupaten/kota.

Metode pengambilan sampel yang digunakan

adalah metode Sampling Jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2013). Penelitian ini
menggunakan Sampling Jenuh karena jumlah populasi relatif kecil dan penulis
ingin membuat kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah

46
Universitas Sumatera Utara

47

sensus. Penelitian dilakukan pada 33 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera
Utara untuk periode 2011-2014 dengan jumlah observasi sebanyak 132 unit
analisis (33 x 4 tahun).
4.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan peneliti adalah data sekunder, yaitu Laporan Realisasi
Anggaran

Provinsi

Sumatera

Utara,

Laporan

Realisasi

Anggaran

Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, Laporan Dana Bos tahun 2011-2014
dan data IPM pada seluruh kabupaten/kota yang menjadi sampel penelitian.
Sumber data tersebut diperoleh dari Biro Pusat Statistik Sumatera Utara
(sumut.bps.go.id), Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian
Keuangan (djpk.kemenkeu.go.id) dan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Utara. Data penelitian disajikan dalam time series (antar waktu) dan cross
section (antar daerah kabupaten/kota).
4.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan
dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif dan negatif dengan
variabel lainnya (Lubis, 2012). Variabel yang menjadi perhatian utama dalam
sebuah pengamatan adalah variabel dependen.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Indeks Pembangunan
Manusia (Y1). Variabel independen yang digunakan adalah Dana Perimbangan
(X1), Pendapatan Asli Daerah (X2), dan Bantuan Keuangan Provinsi (X3),
sedangkan Belanja Daerah (Y2) sebagai variabel intervening.
1.

Indeks Pembangunan Manusia (Y1) merupakan indeks komposit yang
digunakan untuk mengukur pencapaian kualitas hidup rata-rata suatu

Universitas Sumatera Utara

48

negara/daerah untuk tiga hal mendasar pembangunan manusia, yaitu: Indeks
Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks Pendapatan. Indikator yang
digunakan adalah IPM tahun 2011-2014 dengan skala rasio.
2.

Dana perimbangan (X1) adalah dana yang berasal dari APBN yang
diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang terdiri dari Dana
Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil. Indikator yang
digunakan adalah jumlah total dana perimbangan tahun 2011-2014 dengan
skala rasio

3.

Pendapatan asli daerah (X2) merupakan realisasi penerimaan yang berasal
dari potensi daerah masing-masing pada kabupaten/kota se Sumatera Utara
untuk membiayai pengeluaran daerah masing-masing selama satu tahun
anggaran berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dengan satuan
(Rp.milyar). Indikator yang digunakan adalah realisasi PAD tahun 20112014 dengan skala rasio

4.

Bantuan keuangan provinsi (X3) merupakan bantuan yang diberikan oleh
pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota untuk membiayai
kegiatan di daerah kabupaten/kota.

Indikator yang digunakan adalah

realisasi Bantuan keuangan provinsi tahun 2011-2014 dengan skala rasio.
5.

Dana BOS (X4) merupakan Dana Bantuan Operasional Sekolah yang
diberikan oleh Kementrian Keuangan dari Kas Umum Negara ke kas daerah
provinsi untuk kemudian ditranfer ke rekening masing-masing sekolah
dengan naskah hibah antara pemerintah provinsi dengan sekolah negeri atau
swasta penerima Dana BOS. Indikator yang digunakan adalah realisasi
Dana BOS tahun 2011-2014 dengan skala rasio.

Universitas Sumatera Utara

49

6.

Belanja daerah (Y2) adalah belanja yang digunakan untuk membiayai
pengeluaran yang berhubungan secara langsung dan tidak langsung dengan
program pemerintah daerah. Indikator yang digunakan adalah jumlah total
realisasi belanja langsung dan tidak langsung tahun 2011-2014 dengan skala
rasio
Tabel 4.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel

IPM (Y1)

Dana
Perimbangan

(X1)

PAD (X2)

Defenisi Operasional

Parameter

Skala

Indeks komposit yang digunakan
untuk mengukur pencapaian kualitas
hidup rata-rata suatu negara/daerah
untuk
tiga
hal
mendasar
pembangunan manusia yaitu : indeks
harapan, indeks pendidikan dan
indeks Pendapatan

IPM
tahun 2011-2014

Rasio

Total realisasi Dana
Perimbangan tahun
2011-2014
(Rp milyar)

Rasio

Dana perimbangan adalah dana
yanag berasal dari APBN yang
diberikan pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah yang terdiri dari
Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi
Khusus dan Dana Bagi Hasil
Pendapatan Asli Daerah merupakan
realisasi penerimaan yang berasal
dari potensi daerah masing-masing
pada kabupaten/kota se Sumatera
Utara untuk membiayai pengeluaran
daerah masing-masing selama satu
tahun
anggaran
berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku.

Realisasi PAD tahun
2011-2014
( Rp. Milyar)

Rasio

Bantuan
Keuangan
Provinsi
(X3)

Bantuan
keuangan
provinsi
merupakan bantuan yang diberikan
oleh pemerintah provinsi kepada
pemerintah kabupaten/kota untuk
membiayai kegiatan di daerah
kabupaten/kota.

Realisasi Bantuan
Keuangan Provinsi
tahun 2011-2014
(Rp milyar)

Rasio

Dana BOS

Dana Bantuan Operasional Sekolah Realisasi Dana BOS

Universitas Sumatera Utara

50

(X4)

yang diberikan oleh Kementrian tahun 2011-2014
(milyar)
Keuangan dari Kas Umum Negara ke
kas daerah provinsi untuk kemudian
ditranfer ke rekening masing-masing
sekolah dengan naskah hibah antara
pemerintah provinsi dengan sekolah
negeri atau swasta penerima dana
BOS.

Belanja
Daerah
(Y2)

Belanja daerah adalah belanja yang
digunakan
untuk
membiayai
pengeluaran
yang berhubungan
secara langsung dan tidak langsung
dengan program pemerintah daerah.

Total realisasi
belanja langsung dan
tidak langsung tahun
2011-2014
(Rp. Milyar)

Rasio

Rasio

4.6. Metoda Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
berganda dan analisis jalur (path analysis). Analisis regresi linear berganda
digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas
terhadap variabel terikat secara parsial dan simultan. Data yang diperoleh
berupa data sekunder akan diolah dengan program Statistical Package for
Social Science (SPSS) 22. Sedangkan untuk menguji penguji variabel intervening
digunakan metode analisis jalur (path analysis).

Analisis jalur merupakan

perluasan dari analisis regresi linear berganda, atau analisis jalur adalah
penggunaan analisis regresis untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel
(model casual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Hubungan
kausalitas antar variabel telah dibentuk dengan model berdasarkan landasan
teoritis (Ghozali, 2013).

Universitas Sumatera Utara

51

4.6.1 Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi
pada analisis regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS).
Pada penelitian ini pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah

uji asumsi

normalitas, autokolerasi, multikoloniearitas dan heterokedastisitas.
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel
dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal. Model
regresi yang baik adalah jika data terdistribusi secara normal (Ghozali,
2013).

Data yang terdistribusi dengan normal akan memperkecil

kemungkinan terjadinya bias. Distribusi normal akan membentuk satu
garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis
diagonalnya. Test Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk menentukan
normalitas distribusi residual pada penelitian ini. Untuk mengetahui
apakah data residual terdistribusi secara normal atau tidak, maka nilai
signifikansi lebih besar dari α=0.05 (Ghozali, 2013). Kriteria pengambilan
keputusan untuk uji Kolmogorov-Smirnov adalah:
-

Jika α < 0.05 : data residual tidak berdistribusi normal

-

Jika α ≥0.05 : data residual berdistribusi normal

2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Jika terjadi

Universitas Sumatera Utara

52

korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.
dilakukan pada

data

runtut waktu (time series).

Uji autokorelasi
Pendekatan yang

digunakan pada untuk menguji ada tidaknya autokorelasi adalah uji
Durbin-Watson (DW). Nilai DW akan dibandingkan dengan nilai tabel
dengan menggunakan nilai signifikansi 5%. Nilai tabel dengan melihat
jumlah sampel (n) dan jumlah variabel (k).

Kriteria pengambilan

keputusan pada tes Durbin-Watson adalah:
-

Tidak ada autokorelasi jika dU < DW < (4 – dU) maka keputusan
diterima

-

Tidak ada autokorelasi positif jika 0 < DW < dL maka keputusan
ditolak

-

Tidak terjadi autokorelasi positif jika dL ≤ DW ≤ dU maka tidak ada
keputusan

-

Tidak ada korelasi negatif jika 4 – dL < DW < 4 maka keputusan
ditolak

-

Tidak ada korelasi negatif jika 4 – dU ≤ DW ≤ - dL maka tidak ada
keputusan.

3. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2013).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model
regresi dapat dilihat dari Variance Inflation Factor (VIF).

Kriteria

pengambilan keputusan pada pengujian ini adalah nilai yang umum

Universitas Sumatera Utara

53

dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Sebaliknya bila nilai
tolerance  0.10 atau nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolonieritas
(VIF = 1/tolerance). Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas
yang masih dapat ditolerir (Ghozali, 2013).
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain.

Disebut homoskedastisitas jika varians dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, sedangkan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokesdatisitas atau tidak terjadi heteroskesdatisitas (Ghozali, 2013).
Untuk mendekteksi apakah ada atau tidak heteroskedastisitas, pada
penelitian ini dengan menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan
dengan meregresikan variabel independen terhadap nilai absolute
residualnya terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).
4.6.2

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis untuk memprediksi berapa besar kekuatan pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikan (α)
0,05 atau 5%. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau
ditolak, maka dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian dengan
cara menguji secara simultan melalui uji signifikansi simultan (uji statistik F),
sedangkan untuk menguji masing-masing variabel secara parsial digunakan uji t.

Universitas Sumatera Utara

54

Adapun persamaan model regresi linier berganda dalam pengujian hipotesis
pertama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y2 = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan:
Y2

= Belanja Daerah

α

= Konstanta

β1..β3 = Koefiesien regreasi X1, X2, X3
X1

= Dana Perimbangan

X2

= Pendapatan Asli Daerah (PAD)

X3

= Bantuan Keuangan Provinsi (BKP)

e

= Error
Pengujian hipotesis kedua menggunakan persamaan model regresi linear

berganda sebagai berikut:
Y1 = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5Y2 + e
Keterangan:
Y1

= Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

α

= Konstanta

β1..β5 = Koefisien regresi X1, X2, X3, X4, Y2
X1

= Dana Perimbangan

X2

= Pendapatan Asli Daerah (PAD)

X3

= Bantuan Keuangan Provinsi (BKP)

X4

= Dana BOS

Y2

= Belanja Daerah

Universitas Sumatera Utara

55

e

= error term Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Pengujian hipotesis ketiga untuk variabel intervening menggunakan

analisis jalur (Path analysis).

Tujuan dari analisis jalur adalah untuk

menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai
variabel penyebab terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat
(Muhidin dan Abdurahman, 2007).
Y2 = α + β1Y2X1 + β2Y2X2+ β3Y2X3+ e1
Y1 = α +β1Y1X1 + β2Y1X2+ β3Y1X3 + β4Y1Y2+ e2
Keterangan:
α

= Konstanta

Y1

= Indeks Pembangunan Manusis (IPM)

β1..β4 = Koefisien jalur X1, X2, X3, dan Y2
Y2X1 = jalur langsung Dana perimbangan ke Belanja daerah
Y2X2 = jalur langsung Pendapatan Asli Daerah (PAD) ke Belanja daerah
Y2X3 = jalur langsung Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) ke Belanja daerah
Y1X1

=

jalur langsung Dana perimbangan ke IPM

Y1X2 = jalur langsung Pendapatan asli daerah ke IPM
Y1X3

=

jalur langsung Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) ke IPM

Y1Y2

=

jalur langsung Belanja daerah ke IPM

e1

= error term belanja daerah

e2

= error term Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

4.6.2.1 Koefisien determinan
Koefisien determinan

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.

Koefisien

Universitas Sumatera Utara

56

determinan berkisar antara nol sampai dengan satu. Hal ini menunjukkan bila
= 0 berarti tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen, bila

semakin mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen dan bila

semakin kecil

mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
4.6.2.2 Uji F (F-test)
Uji-F (F-test) dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara
serentak mempunyak pengaruh yang signifikan terhadap variabel independen
(Ghozali, 2013). Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung
dengan F-tabel. Jika F-hitung > F-tabel dapat dinyatakan bahwa semua variabel
independen secara simultan dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Apabila F-hitung > F-tabel (α = 0,05) maka Ho ditolak (berpengaruh), maka
sebaliknya apabila F-hitung 0,05, maka disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

Universitas Sumatera Utara

67

5.3

Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis bertujuan menjawab rumusan masalah tentang

penelitian ini.

Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji statistik F dan uji

statistik t.
5.3.1

Pengujian Hipotesis pertama

5.3.1.1 Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) merupakan suatu nilai yang mengukur
seberapa besar kemampuan variabel independen yang digunakan dalam
persamaan regresi menerangkan variabel dependen (Gujarati, 2003).

Nilai

koefisien determinasi R2 berkisar antara 0 dan 1. Nilai koefisien determinasi R2
yang kecil (mendekati 0) berarti kemampuan variabel independen secara simultan
dalam menerangkan variabel independen amat terbatas.

Nilai koefisien

determinasi R2 yang mendekati 1 berarti variabel indepeden memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Hasil regresi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut:
Tabel 5.6 Koefisien Determinasi untuk persamaan struktur I
Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

.585
.765a
a. Predictors: (Constant), BKP, PAD, Dana Perimbangan
1

.575

Std. Error of the
Estimate
0.429948

b. Dependent Variable: Belanja Daerah

Berdasarkan tabel 5.6 nilai koefisien determinasi R2 untuk persamaan
struktur I sebesar adjusted R2 = 0,575 yang berarti variabel dependen pada
penelitian mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 57,5%.
Kesimpulannya 57,5% perubahan yang terjadi pada Belanja daerah mampu

Universitas Sumatera Utara

68

dijelaskan oleh variabel Dana perimbangan (X1), Pendapatan asli daerah (X2) dan
Bantuan keuangan provinsi (X3) sedangkan sisanya 42,5%

dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
5.3.1.2 Uji Statistik F (Uji F)
Uji statistik F penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh-pengaruh variabel independen secara bersamaan atau simultan terhadap
variabel dependen. Hasil uji statistik F dapat dilihat melalui output regresi linear
berganda yang ditunjukkan pada tabel 5.7 berikut ini:
Tabel 5.7 Uji Simultan (Uji F) untuk Persamaan substruktur I
b

ANOVA
Model
1

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Regression

33.287

3

11.096

60.024

.000

Residual

23.661

128

.185

Total

56.949

131

a

a. Predictors: (Constant), BKP, PAD, Dana Perimbangan
b. Dependent Variable: Belanja Daerah
Sumber : hasil penelitian, 2016

Berdasarkan tabel 5.7 untuk persamaan substruktur pertama diperoleh
nilai F hitung = 60,024 > F tabel = 2,68 artinya berpengaruh dan diketahui bahwa
nilai probabilitas (Sig) 0,000 lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi yaitu
0,05 artinya signifikan, sehingga dapat simpulkan bahwa variabel Dana
perimbangan (X1), Pendapatan asli daerah (X2) dan Bantuan keuangan provinsi
(X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Belanja daerah (Y2) pada
tingkat signifikansi α = 0,05.
5.3.1.3 Uji Statistik t
Uji statistik t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual (parsial) dalam menerangkan variasi

Universitas Sumatera Utara

69

dependen (Ghozali, 2013). Pada penelitian ini pengaruh dana perimbangan,
PAD dan bantuan keuangan provinsi secara parsial dapat dilihat pada tabel 5.8
sebagai berikut:
Tabel 5.8 Uji Pengaruh t untuk persamaan substruktur I
Coefficients

a

Unstandardized Coefficients
Model

B

1(Constant)
Dana Perimbangan

Std. Error
.474

.062

Standardized
Coefficients
Beta

T

Sig.

7.612

.000

.125

.070

.110

1.787

.076

PAD

2.300

.197

.716

11.684

.000

BKP

2.042

.934

.127

2.185

.031

a. Dependent Variable: Belanja Daerah

Sumber : hasil penelitian, 2016

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.8 pengaruh masing-masing
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen sebagai berikut :
a. Variabel Dana perimbangan (X1) terhadap Belanja daerah
Variabel Dana perimbangan (X1) diketahui memiliki koefisien regresi
bernilai positif yaitu 0,125. Hal ini berarti variabel Dana perimbangan
berpengaruh positif terhadap Belanja daerah. Variabel Dana perimbangan
memiliki nilai signifikansi = 0,076 > α = 0,05 yang artinya tidak
signifikan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa secara parsial variabel Dana
perimbangan (X1) berpengaruh positif terhadap Belanja daerah (Y2)
namun tidak signifikan.
b. Variabel Pendapatan asli daerah (X2) terhadap Belanja daerah
Variabel pendapatan asli daerah (X2) diketahui memiliki koefisien regresi
bernilai positif yaitu 2,3. Hal ini berarti variabel dana Pendapatan asli
daerah berpengaruh positif terhadap Belanja daerah. Variabel Pendapatan
asli daerah memiliki nilai signifikansi = 0,000 < α = 0,05 yang artinya

Universitas Sumatera Utara

70

signifikan.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa

secara parsial variabel

Pendapatan asli daerah (X2) berpengaruh positif

signifikan terhadap

Belanja daerah (Y2) .
c. Variabel Bantuan keuangan provinsi (X3) terhadap Belanja daerah
Variabel bantuan keuangan provinsi (X3) diketahui memiliki koefisien
regresi bernilai positif yaitu 2,042.
keuangan provinsi berpengaruh

Hal ini berarti

variabel Bantuan

terhadap Belanja daerah.

Variabel

Bantuan keuangan provinsi memiliki nilai signifikansi = 0,031 < α = 0,05
yang artinya signifikan. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah

secara

parsial variabel Bantuan keuangan provinsi (X3) berpengaruh positif
signifikan terhadap Belanja daerah (Y2) .
5.3.1.4 Persamaan Regresi Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis dapat dilakukan setelah memenuhi pengujian asumsi
klasik. Pengujian hipotesis pertama ini menggunakan analisis linier berganda
yaitu dengan menguji apakah variabel Dana perimbangan, Pendapatan asli daerah
dan Bantuan keuangan provinsi berpengaruh terhadap Belanja daerah.
Persamaan regresi berganda antara variabel independen terhadap variabel
dependen dengan menggunakan data pada tabel 5.8 dalam bentuk persamaan
berikut ini :
Y2 = 0,474 + 0,125X1 + 2,3X2 + 2,042X3
Dari persamaan regresi linear berganda dapat dijelaskan bahwa koefisien
dari variabel Dana perimbangan, Pendapatan asli daerah dan Bantuan keuangan
provinsi bernilai positif. Hal ini berarti bahwa hubungan antara antara dana

Universitas Sumatera Utara

71

perimbangan, pendapatan asli daerah dan bantuan keuangan terhadap Belanja
daerah adalah positif, maka jika Dana perimbangan, Pendapatan asli daerah dan
Bantuan keuangan provinsi meningkat maka Belanja daerah juga akan meningkat.
5.3.2

Pengujian Hipotesis Kedua

5.3.2.1 Analisis Koefisien Determinasi (R2) .
Hasil regresi pada penelitian ini untuk hipotesis kedua didapat hasil
sebagai berikut:

Tabel 5.9 Koefisien Determinasi untuk persamaan struktur II
Model Summaryb

Model
1

R

R Square
.534

a

Adjusted R Square

.285

.256

Std. Error of the
Estimate
0.042958

a. Predictors: (Constant), Belanja Daerah, BKP, Dana Perimbangan, PAD, Dana BOS
b. Dependent Variable: IPM

Sumber : hasil penelitian, 2016

Berdasarkan tabel 5.9 nilai koefisien determinasi R2 untuk persamaan
struktur II sebesar adjusted R2 = 0,256 yang berarti variabel dependen pada
penelitian mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 25,6%.
Kesimpulannya 25,6% perubahan yang terjadi pada IPM mampu dijelaskan oleh
variabel Dana perimbangan (X1), Pendapatan asli daerah (X2), Bantuan keuangan
provinsi (X3), Dana BOS (X4) dan Belanja daerah (Y2) sedangkan sisanya 74,4%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
5.3.2.2 Uji Statistik F (Uji F)
Hasil uji statistik F dapat dilihat melalui output regresi linear berganda
yang ditunjukkan pada tabel 5.10 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara

72

Tabel 5.10 Uji Simultan untuk Persamaan substruktur II
b

ANOVA
Model
1

Sum of Squares

Df

Mean Square

Regression

.093

5

.019

Residual

.233

126

.002

Total

.325

131

F
10.036

Sig.
.000

a

a. Predictors: (Constant), Belanja Daerah, BKP, Dana Perimbangan, PAD, Dana BOS
b. Dependent Variable: IPM
Sumber : hasil penelitian, 2016

Berdasarkan tabel 5.10 untuk persamaan substruktur kedua diperoleh nilai
F hitung = 10,036 > F tabel = 2,29 artinya berpengaruh dan diketahui bahwa nilai
probabilitas (Sig) 0,000 lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi yaitu 0,05
artinya signifikan, sehingga dapat simpulkan bahwa variabel Dana perimbangan
(X1), Pendapatan asli daerah (X2), Bantuan keuangan provinsi (X3), Dana BOS
(X4) dan Belanja daerah (Y2) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
IPM (Y1) pada tingkat signifikansi α = 0,05.
5.3.2.3 Uji Statistik t
Uji statistik t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual (parsial) dalam menerangkan variasi
dependen (Ghozali, 2013). Pada penelitian ini untuk persamaan substruktur II
didapat hasil uji t seperti pada tabel 5.11 sebagai berikut:
Tabel 5.11 Uji Pengaruh t untuk persamaan substruktur II
Coefficients
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
.641
.008

Standardized
Coefficients

.007

Model
(Constant)
Dana
.002
Perimbangan
PAD
.085
BKP
.185
Dana BOS
-.201
Belanja
.025
Daerah
a. Dependent Variable: IPM
Sumber : hasil penelitian, 2016

1

a

Beta

t
84.148

Sig.
.000

.028

.328

.744

.035
.096
.201

.350
.152
-.159

2.418
1.936
-.999

.017
.050
.320

.010

.329

2.582

.011

Universitas Sumatera Utara

73

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.11 pengaruh masing-masing
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen sebagai berikut :
a. Variabel Dana perimbangan (X1) terhadap IPM
Variabel Dana perimbangan (X1) memiliki koefisien regresi bernilai
positif yaitu 0,002 dan nilai signifikansi = 0,744 > α = 0,05 yang artinya
tidak signifikan. Hal ini berarti secara parsial variabel Dana perimbangan
(X1) berpengaruh namun tidak signifikan terhadap IPM (Y2).
b. Variabel Pendapatan asli daerah (X2) terhadap IPM
Variabel Pendapatan asli daerah (X2) memiliki koefisien regresi bernilai
positif yaitu 0,085 dan nilai signifikansi = 0,017 > α = 0,05 yang artinya
signifikan. Hal ini berarti secara parsial variabel pendapatan asli daerah
(X2) berpengaruh positif signifikan terhadap IPM (Y1).
c. Variabel Bantuan keuangan provinsi (X3) terhadap IPM
Variabel Bantuan keuangan provinsi (X3) memiliki koefisien regresi
bernilai positif yaitu 0,185 dan nilai signifikansi = 0,050 = α = 0,05 yang
artinya

signifikan.

Hal ini berarti

secara parsial variabel Bantuan

keuangan provinsi (X3) berpengaruh signifikan terhadap IPM (Y1).
d. Variabel Dana BOS (X4) terhadap IPM
Variabel Dana BOS (X4) memiliki koefisien regresi bernilai negatif yaitu
-0,201 dan nilai signifikansi = 0,320 > α = 0,05 yang artinya tidak
signifikan.

Hal ini berarti

secara parsial variabel Dana BOS (X4)

berpengaruh namun tidak signifikan terhadap IPM (Y1).

Universitas Sumatera Utara

74

e. Variabel Belanja Daerah (Y2) terhadap IPM
Variabel Belanja daerah (Y2) memiliki koefisien regresi bernilai positif
yaitu 0,025 dan nilai signifikansi = 0,011 < α = 0,05 yang artinya
signifikan. Hal ini berarti secara parsial variabel Belanja daerah (Y2)
berpengaruh positif signifikan terhadap IPM (Y1).
5.3.2.4 Persamaan Regresi Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis dapat dilakukan setelah memenuhi pengujian asumsi
klasik.

Pengujian hipotesis kedua ini menggunakan analisis regresi linier

berganda yaitu dengan menguji apakah variabel Dana perimbangan, Pendapatan
asli daerah Bantuan keuangan provinsi, Dana BOS dan Belanja daerah
berpengaruh terhadap IPM.
Persamaan regresi linier berganda antara variabel independen terhadap
variabel dependen dengan menggunakan data pada tabel 5.11 dalam bentuk
persamaan berikut ini :
Y1 = 0,641 + 0,002X1 + 0,085X2 + 0,185X3 – 0,201X4 + 0,025Y2
Dari persamaan regresi linear berganda dapat dijelaskan bahwa koefisien
dari variabel Dana perimbangan, Pendapatan asli daerah, Bantuan keuangan
provinsi dan Belanja daerah bernilai positif. Hal ini berarti bahwa hubungan
antara Dana perimbangan, Pendapatan asli daerah, Bantuan keuangan provinsi
dan Belanja daerah adalah positif, maka jika Dana perimbangan, Pendapatan asli
daerah, Bantuan keuangan provinsi dan Belanja daerah meningkat maka IPM
juga meningkat.

Universitas Sumatera Utara

75

5.3.3

Pengujian Hipotesis Ketiga
Untuk menguji hipotesis ketiga maka digunakan metode analisis jalur.

Analisis jalur merupakan perluasan dari analisi regresi linear berganda.
Berdasarkan data yang ada pada penelitian ini maka nilai-nilai koefisien jalur
beta dari hasil uji analisis persamaan substruktur pertama (tabel 5.8) dan
persamaan substruktur kedua (tabel 5.11) akan menggambarkan jalur (path
diagram) seperti pada gambar 5.1 berikut ini:

Dana
Perimbangan (X1)

0,028
0,110

0,716

PAD (X2)

Belanja daerah
(Y2)

0,329

IPM (Y1)

0,350
0,127
0,152

Bantuan
Keuangan
Provinsi (X3)

Gambar 5.1 Diagram jalur
Pada diagram jalur pada gambar 5.1 akan terlihat pengaruh langsung
(direct effect), pengaruh tidak langsung (indirect effect) dan pengaruh total (total
effect) seperti pada tabel 5.12 sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

76

Berdasarkan tabel 5.12 dapat dijelaskan bahwa:
1. Dana perimbangan terhadap IPM melalui Belanja daerah
Koefisien jalur pengaruh langsung (direct effect) Dana perimbangan (X1)
terhadap IPM (Y1) sebesar 0,028, sedangkan pengaruh tidak langsung
(indirect effect) Dana perimbangan (X1) terhadap IPM (Y1) melalui
Belanja daerah (Y2) adalah sebesar 0,036 yang artinya pengaruh langsung
< pengaruh tidak langsung (0,028 < 0,036). Hal ini menunjukkan bahwa
Belanja daerah (Y2) merupakan variabel intervening diantara Dana
perimbangan (X1) terhadap IPM.
2. Pendapatan asli daerah terhadap IPM melalui Belanja daerah
Koefisien jalur pengaruh langsung (direct effect) Pendapatan asli daerah
(X2) terhadap IPM (Y1) sebesar 0,350, sedangkan pengaruh tidak langsung
(indirect effect) Pendapatan asli daerah (X2) terhadap IPM (Y1) melalui
Belanja daerah (Y2) adalah sebesar 0,236 yang artinya pengaruh langsung
> pengaruh tidak langsung (0,350 > 0,236). Hal ini menunjukkan bahwa

Universitas Sumatera Utara

77

Belanja daerah (Y2) bukanlah merupakan variabel intervening diantara
Pendapatan asli daerah (X2) terhadap IPM.
3. Bantuan keuangan provinsi terhadap IPM melalui Belanja daerah
Koefisien jalur pengaruh langsung (direct effect) Bantuan keuangan
provinsi (X3) terhadap IPM (Y1) sebesar 0,152, sedangkan pengaruh tidak
langsung (indirect effect) Ban

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Sumatera Utara

13 207 113

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Anggaran Dengan Perubahan Anggaran Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Kabupaten Kota di Sumatera Utara Chapter III VI

0 0 40

Faktor-faktor yang mempengaruhi serapan anggaran pemerintah daerah Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara dengan waktu penetapan anggaran sebagai variabel moderating Chapter III VI

0 0 49

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia dengan Belanja Daerah Sebagai Variabel Intervening Pada Kabupaten Kota di Sumatera Utara

0 0 17

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia dengan Belanja Daerah Sebagai Variabel Intervening Pada Kabupaten Kota di Sumatera Utara

0 0 2

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia dengan Belanja Daerah Sebagai Variabel Intervening Pada Kabupaten Kota di Sumatera Utara

0 0 18

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia dengan Belanja Daerah Sebagai Variabel Intervening Pada Kabupaten Kota di Sumatera Utara

0 1 21

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia dengan Belanja Daerah Sebagai Variabel Intervening Pada Kabupaten Kota di Sumatera Utara

0 0 4

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia dengan Belanja Daerah Sebagai Variabel Intervening Pada Kabupaten Kota di Sumatera Utara

0 0 15

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015 Chapter III V

0 0 44