Gambaran Garis Lengkung Senyum pada Siswa SMA Harapan 1 Medan Tahun 2016

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Estetika
Menurut Alexander Gottlieb Baumgarten pada tahun 1735, estetika berasal
dari bahasa Yunani “aisthetike” yang berarti ilmu untuk mengetahui sesuatu melalui
indera.12Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang menelaah dan membahas
tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya. Penelitian bentuk
wajah sudah dikenal sejak jaman Mesir kuno yang menyatakan bahwa estetika wajah
yang ideal yakni dengan “ golden proportion ”. Faktorestetika ini tidak mudah untuk
dievaluasi dan ditentukan secarasubjektif.8,12,13
Menurut Sarver, estetika di dalam bidang ortodonti dibagi ke dalam
tigabagian yaitu makro estetika(wajah secara keseluruhan), mini estetika (senyum),
dan mikro estetika (dentaldan gingiva).13

2.1.1 Makro Estetika
Makro

estetika

adalah


estetika

yang

dilihat

dari

wajah

secara

keseluruhan.Memiliki wajah yang harmonis dan proporsional adalahdambaan dari
setiap orang karena dapat mempengaruhiself esteemdan self imageseseorang di dalam
interaksi sosial.Beberapa ahli mencoba memberikan tanggapanmengenai wajah yang
harmonis dan proporsional.Menurut Angle, keseimbangan dan harmoni wajah serta
bentuk dan keindahan mulut ditentukan olehoklusi gigi yang ideal, sedangkan
menurut Bishara mulut merupakan faktorutama dalam menilai keserasian wajah
danmerupakan ciri wajah yang khusus.8,12
Wajah yang cantik memiliki proporsi wajah yang ideal. Proporsi ideal

berhubungan langsung dengan divine proportion, dimana proporsi tersebut adalah 1 :
1,618. Divine proportion merupakanstandar yang universal sehingga perawatan yang
menggunakan standar divine proportionakan memaksimalkan estetika wajah. Wajah
yang simetris tidakselalu berhubungan dengan wajah yang cantik, akan tetapi wajah
yang sesuai dengandivine proportionpasti selalu cantik.14

Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Mikro Estetika
Pada mikro estetika komponen dental meliputi proporsi, bentuk, warna,
hubungan tinggi dan lebar gigi, posisi gigi, connector dan embrassure, black triangle,
serta gingival display (tinggi, warna dan bentuk gingiva).Warna gigi dapat berubah
seiring dengan bertambahnya umur.Gingival display seperti tinggi, warna dan bentuk
gingiva merupakan faktor yang penting dalam pembentukan senyum estetis, dan juga
dapat mempengaruhi penampilan gigi.8,12,15 Adanya resesi gingiva perlu dievaluasi
dan kemungkinan dibutuhkannya perawatan perlu dibicarakan dengan pasien, terlebih
bila sudah memperlihatkan bagian akar. Bentuk papila yang runcing berwarna merah
muda dan tidak mudah berdarah serta menutupi daerah interdental menambah
kulaitas estetik suatu senyum.4,8
Persepsi seseorang tentang estetika berbeda-beda karena pada umumnya

persepsi ditentukan secara subjektif. Salah satu faktor yang penting untuk estetika
wajah adalah posisi gigi yang baik dimana posisi gigi yang baik tidak hanya
mendukung terwujudnya senyum yang menarik, tetapi juga dapat mendukung
kesehatan mulut sehingga secara keseluruhan akan meningkatkan self esteem dan self
image seseorang di dalam kehidupannya.13

2.1.3 Mini Estetika
Mini estetika didefinisikan sebagai estetika senyum yaitu perubahan ekspresi
wajah yang melibatkan pandangan mata, serta terangkatnya kurvatura bibir dan otototot di sekitar mulut.Terdapat dua tipe dasar senyum yaitu senyum sosial (posed smile)
dan senyum spontan (unposed smile). Senyum sosial merupakan senyum yang
disadari dan banyak digunakan untuk menggunakan salam, terjadi dengan sukarela
serta memberikan kesan ramah, sedangkan senyum spontan adalah senyum yang
terjadi pada saattertawa atau perasaan sedang senang (Gambar 1).14 Sabri (2005)
mengatakan komponen pembentuk senyum dari arah frontal terdiri dari beberapa
faktor yaitu lip line (garis bibir), smilearc (garis lengkung senyum), danbukal
koridor.6,14Seseorang dengan tampilan yang biasa saja akan tampak lebih menarik
jika memiliki senyum menarik.15

Universitas Sumatera Utara


Gambar 1. Tipe dasar senyum. (A) Senyum sosial (posed smile) dan (B) senyum
spontan (unposed smile)6

2.1.3.1 Garis Bibir
Bentuk bibir yang membingkai senyum, bersama-sama dengan posisi gigi dan
kontur gingival akan menghasilkan harmoni senyum yang indah. Baik desain maupun
volume bibir berpengaruh penting pada kuantitas gingival dan gigi geligi yang terlihat
saat istirahat, berfungsi, dan tersenyum.4Garis bibir adalah jumlah terlihatnya gigi
vertikal pada saat tersenyum, dengan kata lain, tinggi bibir atas relatif terhadap
insisivus sentralis maksila. Garis bibir dikatakan tinggi apabila memperlihatkan
semua mahkota klinis disertai jaringan gingival di sekitarnya, sedangkan garis bibir
yang rendah memperlihatkan kurang dari 75% gigi anterior maksila.1
Pada kelompok wanita, lebih banyak insisivus atas akan terlihat sewaktu bibir
dalam keadaan istirahat maupun senyum, sedangkan pada kelompok pria akan terlihat
lebih sedikit insisivus atas dan lebih banyak insisivus bawah yang terlihat.
Kesimpulannya adalah senyum untuk wanita atau disebut tipe senyum feminim
berbeda dengan senyum untukpria atau disebut tipe senyum maskulin.1,16,17

Universitas Sumatera Utara


2.1.3.2 Bukal Koridor
Bukal koridor adalah ruangan negatif lateral antara gigi posterior dan sudut
mulut saat tersenyum (Gambar 2). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa
bukal koridor berperan dalam menentukan nilai estetika.Frush dan Fisher (1958)
mengartikan bukal koridor sebagai ruangan antara permukaan fasial gigi posterior
dan sudut bibir ketika pasien tersenyum.2,18,19
Moore dkk (2005), meneliti pengaruh bukal koridor terhadap estetika senyum
jika dinilai oleh orang awam dengan bukal koridor dihitung sebagai selisih antara
lebar gigi-gigi maksila yang terlihat dan lebar komisura dalam dibagi dengan lebar
komisura dalam. Meskipun penelitian ini menunjukkan salah satu ciri estetis dalam
seni ortodonti, hasil-hasil tersebut tidak boleh diinterpretasikan sebagai lengkung
maksila pada setiap kasus ortodonti, karena tidak disarankan mengekspansi maksila
pada maksila yang normal hanya untuk mengoreksi bukal koridor yang besar untuk
memperbaiki estetika.2,3,18

Gambar 2. Jenis bukal koridor ada tiga yaitu: (A) koridor bukal lebar ,(B)
koridor bukal menengah, dan (C) koridor bukal sempit10

2.1.3.3 Garis Lengkung Senyum
Garis lengkung senyum merupakan hubungan antara bidang oklusal/insisal

gigi anterior atas dengan bibir bawah ketika tersenyum.4Idealnya garis lengkung
senyum setiap orang berbeda, tetapi penelitian yang dilakukan Machado AW
mengklasifikasikan garis lengkung senyum ke dalam tiga kategori yakni garis
lengkung senyum konveks (curved), garis lengkung senyum datar (straight), dan
garis lengkung senyum terbalik (reversed).10 Seperti yang terlihat pada gambar

Universitas Sumatera Utara

3,penelitian ini menunjukkan bahwa individu dengan lengkung senyum yang konveks
cenderung memiliki senyum yang kelihatan lebih muda dan lebih percaya diri,
sedangkan lengkung senyum yang semakin datar ataupun terbalik menyebabkan
individu tersebut menjadi kelihatan lebih tua dan kurang menarik.1,16,17
Letak/posisi inklinasi dari gigi anterior yang kurang cembung maka lengkung
senyum menjadi kurang konveks, sehingga lengkung senyum akan mendatar ataupun
terbalik.10,21,22Bentuk lengkung gigi harus sesuai dengan lengkung bibir bawah untuk
penampilan terbaik. Kondisi tersebut tampak dalam garis lengkung senyum
konveks(curved).5,9 Tepi insisal gigi-gigi rahang atas harus terletak sejajar dengan
lengkung bibir bawah untuk menghasilkan garis lengkung senyum konveks
(curved).5,23 Orang awam cenderung lebih memiliki garis lengkung senyum
konveks(curved) dan berpikiran bahwa garis lengkung senyum datar (straight) akan

mengurangi keindahan senyum pria maupun wanita.1,20
Selain itu, bentuk dari garis lengkung senyum tiap individu berbeda dan
dipengaruhi oleh bentuk arkus maksila.11 Bentuk arkus maksila sampel, terutama
bagian anteriornya, akan sangat berpengaruh pada besarnya kelengkungan garis
lengkung senyum (smile arc). Semakin lebar arkus maksila maka akan semakin
berkurang kelengkungan regio anteriornya dan kemungkinan datar nya garis
lengkung senyum akan semakin besar.11Sabri menyatakan bahwa garis lengkung
senyum pada wanita lebih membentuk lengkung yang konveks jika dibandingkan
dengan pria.6

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3. Tipe garis lengkung senyum: (A) garis lengkung konveks, (B)
garis lengkung datar, dan (C) garis lengkung.10
ket: garis titik-titik biru menujukkan garis gambar lengkung senyum
garis titik-titik kuning menjukkan garis bawah bibir

2.2 Remaja
WHO mendefinisikan remaja sebagai masa di mana individu berkembang dari
saat pertama kali menunjukkan tanda–tanda seksual sekundernya sampai saat

individu mencapai kematangan seksual.Individu mengalami perkembangan, biologik,
psikologik, dan sosiologik yang saling terkait antara satu dengan lainnya.Secara
biologik ditandai dengan percepatan pertumbuhan tulang, secara psikologik ditandai
dengan akhir perkembangan kognitif dan pemantapan kepribadian, dan secara
sosiologik ditandai dengan intensifnya persiapan dalam menyongsong peranannya
kelak sebagai seorang dewasa muda.Batasan usia remaja menurut WHO adalah usia
10 – 20 tahun. Sementara itu, menurut BKKBN batasan usia remaja adalah 10 – 21
tahun.7
Siswa SMA termasuk ke dalam golongan remaja akhir karena berada dalam
rentang usia 15-20 tahun.7Peningkatan perawatan ortodonti tentu membuat para
remaja akhir tersebut menjadi terpengaruh karena secara sosioemosional para remaja
akhir masih dalam tahap perkembangan ingin mengikuti tren masa kini.5 Penelitian
tentang perawatan ortodonti pada remaja mulai berkembang pesat terutama dalam

Universitas Sumatera Utara

bidang estetika kedokteran gigi. Salah satu komponen estetika yang memiliki
pengaruh dalam penampilan senyum yakni garis lengkung senyum yang dapat
membuat senyum terlihat lebih muda, menawan dan menarik.10
Penilitian Ridal tahun 2014 pada suku Makassar di kabupaten Gowa dengan

sampel remaja mendapatkan hasil yakni 47,2% sampel memiliki garis lengkung
senyum konveks (curved), dan 52,8% sampel memiliki garis lengkung senyum datar
(straight) dan garis lengkung senyum terbalik (reversed).24 Penelitian Mahfouz MN
tahun 2009 pada remaja Palestina usia 12-17 tahun mendapatkan hasil yakni 75,8%
sampel memiliki garis lengkung senyum konveks (curved) , 19,2% sampel memiliki
garis lengkung senyum datar (straight), dan 5% sampel memiliki garis lengkung
senyum terbalik (reversed).25

Universitas Sumatera Utara

2.3 Kerangka Teori

ESTETIKA

MAKROES
TETIKA

GARIS
BIBIR


MINI
ESTETIKA

BUKAL
KORIDOR

SENYUM
SOSIAL

MIKROEST
ETIKA

GARIS
LENGKUNG
SENYUM

SENYUM
SPONTAN

REMAJA

- laki-laki
- perempuan

11
Universitas Sumatera Utara

2.4Kerangka Konsep

Oklusi Klas 1 Angle
- overjet normal
- overbite normal
- crowded ringan

REMAJA SMA
- laki-laki
- perempuan

Tipe Garis Lengkung Senyum
-

Senyum Konveks (Curved)
Senyum Datar (Straight)
Senyum Terbalik (Reversed)

Universitas Sumatera Utara