Pengaruh Syariat Islam Dan Pendidikan Dalam Keluarga Terhadap Perilaku Seks Berisiko Pada Siswa Sma Negeri 2 Peusangan Matangglumpang Dua Kabupaten Bireuen Tahun 2012 Chapter III VI

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, dengan menggunakan
pendekatan cross sectional merupakan penelitian dimana pengukuran atau
pengamatan dilakukan pada saat bersamaan pada data variabel independen dan
dependen (Notoadmodjo, 2010).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Peusangan Matangglumpang
Dua Kabupaten Bireuen.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dimulai dengan pengusulan judul penelitian, penelusuran
daftar pustaka, persiapan proposal penelitian, merancang kuesioner, konsultasi
pembimbing, pelaksanaan sampai laporan akhir yang dimulai dari bulan Mei sampai
dengan Desember 2012.

3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i Kelas XII SMA Negeri 2
Peusangan Matangglumpang Dua Kabupaten Bireuen sebanyak 320 siswa/i.

Universitas Sumatera Utara

3.3.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh seluruh siswa/i Kelas XII SMA
Negeri 2 Peusangan Matangglumpang Dua Kabupaten Bireuen dengan Kriteria
sebagai berikut :
a.

Kriteria inklusi
1) Remaja laki-laki maupun perempuan
2) Remaja berusia 16-18 tahun
3) Pernah melakukan dan tidak melakukan seks berisiko
4) Bersedia menjadi subjek penelitian atau menjadi responden
5) Tinggal menetap di Kabupaten Bireuen minimal 6 bulan

b.


Kriteria Eklusi
1) Tidak termasuk jenis kelamin laki-laki maupun perempuan
2) Remaja berusia 18 tahun
3) Tidak bersedia menjadi subjek penelitian atau menjadi responden
4) Tidak tinggal menetap minimal 6 bulan di Kabupaten Bireun.
Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

(Lemeshow, 1997) :
 Z
Po (1 − Po ) + Z (1− β )
(1−α )
2

n≥
( Po − Pa ) 2

p a (1 − Pa ) 


2


Keterangan :
n

: besar sampel minimal

Universitas Sumatera Utara

: Nilai Deviasi normal pada tingkat kemaknaan ∝ = 0,05  Z (1-α/2)

Z (1-α/2)

=1,96

: Kekuatan uji (ditetapkan peneliti) bila �10%, Maka Z (1-β) = 1,282

Z (1-β)
Po

: Proporsi siswa yang melakukan hubungan seks adalah sebesar 43%

(Dinkes Aceh, 2008)

Pa

: Proporsi siswa yang diharapkan melakukan hubungan seks : 60%

(1,96
n≥

: Selisih proporsi yang bermakna ditetapkan sebesar = 17%

Po - Pa

(1,96
n≥
n≥

0,43(1 − 0,43) + 1,282 0,60(1 − 0,60)
(0,60 − 0,43) 2


0,25 + 1,282 0,24
(0,17) 2

)

)

2

2

2,5921
0,0289

n ≥ 89,7
n ≥ 90

Maka jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 90 siswa.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan rumus diatas,
maka diketahui jumlah sampel dari 320 siswa didapat sampel sebanyak 90 responden.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling.

Universitas Sumatera Utara

3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Pengumpulan

data

diperoleh

melalui

wawancara

dengan

langsung


berpedoman pada kuesioner penelitian yang telah disusun yang mencakup data
karakteristik responden.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dihimpun melalui pencatatan dokumen yang
ada di lokasi penelitian yaitu laporan dari puskesmas, Dinkes, Lembaga Swasta dan
data lainnya yang dianggap relevan dengan tujuan penelitian.
3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan keandalan atau kesahihan
suatu alat ukur dengan kata lain sejauh mana dari kacamata suatu alat ukur dalam
mengukur suatu data (Ridwan, 2009). Sampel pada uji validitas dan reliabilitas
berjumlah 30 orang dengan karakteristik yang sama yaitu siswa SMA Negeri 1
Peusangan Matangglumpang Dua Kabupaten Bireuen. Untuk mengetahui validitas
suatu instrumen digunakan item, yaitu mengkorelasikan skor setiap pertanyaan
dengan skor total yang merupakan jumlah skor setiap pertanyaan. Uji validitas dalam
penelitian ini menggunakan analisis korelasi corrected item total, dengan ketentuan
nilai korelasi (r) >0,361, maka butir instrumen tersebut dikatakan valid (Hidayat,
2010).

Universitas Sumatera Utara


Hasil uji validitas diperoleh abawa keseluruhan pertanyaan dari setiap variabel
penelitian, baik itu variabel independen maupun variabel dependen dinyatakan valid.
Hal ini sesuai dengan nilai bahwa jika nilai korelasi (r) >0,361, maka butir instrumen
tersebut dikatakan valid, dan hasilnya adalah seluruhnya nilai korelasi yang
dihasilkan dari setiap pertanyaan lebih besar dari 0,361.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu
hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban dari
responden terhadap pertanyaan yang sama adalah tetap atau konsisten dari waktu ke
waktu. Teknik yang digunakan dalam pengujian reliabilitas instrumen adalah
menggunakan cronbach alpha. Jika hasil uji memberikan nilai cronbach alpha >0,60,
maka variabel tersebut dikatakan reliabel (Notoatmodjo, 2010).
Hasil uji reliabilitas terhadap kuesioner diperoleh hasil bahwa setiap variabel
memiliki total cronbach alpha lebih besar dari 0,6. Sehingga semua variabel
dinyatakan reliabel.

3.5


Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel
a. Variabel terikat (dependent variable), yaitu perilaku seks berisiko
b. Variabel bebas (independent variable), yaitu wilayatul hisbah, aturan, sanksi,
mahkamah dan subjek

Universitas Sumatera Utara

3.5.2 Definisi Operasional
1. Perilaku seksual remaja adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat
seksual dan merupakan kegiatan yang dilarang oleh Syariat Islam dan
bertentangan dengan adat-istiadat yang berlaku di masyarakat, khususnya bagi
para siswa SMA Negeri 2 Peusangan Bireuen.
2. Pengetahuan tentang Wilayatul Hisbah adalah pengetahuan siswa tentang
lembaga yang bertugas membina, melakukan advokasi dan mengawasi
pelaksanaan amar makruf nahi mungkar khususnya dalam pengawasan
perbuatan khalwat/mesum yang dilakukan oleh masyarakat.
3. Pengetahuan tentang Aturan adalah pengetahuan siswa tentang batasan
perbuatan atau tindakan yang bisa dilakukan oleh seseorang dan sesuai

dengan syariat islam dan adat-istiadatyang berlaku di masyarakat.
4. Pengetahuan tentang Sanksi adalah pengetahuan siswa yang berkenaan
dengan alat untuk menegakkan remaja dari kesalahan berupa hukuman atas
apa yang diperbuat siswa dalam hal perbuatan khalwat/mesum.
5. Pengetahuan Mahkamah adalah pengetahuan siswa yang berkaitan dengan
lembaga yang ditunjuk dalam rangka penegakan hukum (pengadilan) di
Provinsi NAD dalam hal perbuatan khalwat/mesum.
6. Pengetahuan tentang Subjek adalah pengetahuan siswa tentang akibat yang
akan diterima siswa ketika mereka melakukan perbuatan khalwat/mesum.
7. Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang berlansung secara
informal dan dapat mempengaruhi perilaku.

Universitas Sumatera Utara

8. Pendidikan Agama adalah pendidikan informal dalam keluarga yang berkaitan
dengan ilmu agama yang berkenaan dengan perbuatan amar makruf nahi
mungkar.
9. Pendidikan Moral adalah pendidikan informal dalam keluarga yang dapat
membentuk perilaku remaja sehingga mampu berinteraksi dengan lingkugan.
10. Pendidikan Demokrasi adalah pendidikan informal dalam keluarga yang

menenuntum seseorang lebih bijaksana dalam mengambil keputusan atas
dasar kebersamaan.
11. Pendidikan Sosial adalah pendidikan informal dalam keluarga yang
ditanamkan dalam keluarga untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
12. Pendidikan seks adalah pendidikan informal dalam keluarga yang berkaitan
dengan perkembangan seks pada anak dan bagaimana cara menjaga agartetap
sehat dan aman serta tidak melanggar syariatislam dalam pelaksanaannya.

3.6

Metode Pengukuran

3.6.1 Variabel Dependen
1.

Perilaku seks berisiko, Pengukuran variabel perilaku seks berdasarkan skala
ordinal, dari 7 pernyataan yang diajukan, dengan menggunakan skala Guttman
dengan alternatif jawaban:
1. Ya diberi skor 1
2. Tidak diberi skor 0

Universitas Sumatera Utara

Dikategorikan menjadi 2 (baik, buruk) dengan skor sebagai berikut :
Baik (0) = bila responden menjawab ≤ 50% (0-3)
Buruk (1) = bila responden menjawab dengan tepat dan benar > 50% (4-7)
3.6.2 Variabel Independen
1. Wilayatul Hisbah, Pengukuran variabel wilayatul hisbah berdasarkan skala
ordinal, dari 5 pernyataan yang diajukan, dengan menggunakan skala Guttman
dengan alternatif jawaban:
1. Ya diberi skor 1
2. Tidak diberi skor 0
Dikategorikan menjadi 2 (baik, kurang) dengan skor sebagai berikut :
Baik (0) =

bila responden

menjawab pertanyaan yang benar 4-5

pertanyaan
kurang (1) = bila responden menjawab pertanyaan yang benar 0-3
pertanyaan
2. Aturan, Pengukuran variabel aturan berdasarkan skala ordinal, dari 5 pernyataan
yang diajukan, dengan menggunakan skala Guttman dengan alternatif jawaban:
1. Ya diberi skor 1
2. Tidak diberi skor 0
Dikategorikan menjadi 2 (baik, kurang) dengan skor sebagai berikut :
Baik (0)

= bila responden

menjawab pertanyaan yang benar 4-5

pertanyaan

Universitas Sumatera Utara

kurang (1) = bila responden menjawab pertanyaan yang benar 0-3
pertanyaan
3. Sanksi, Pengukuran variabel sanksi berdasarkan skala ordinal, dari 5 pernyataan
yang diajukan, dengan menggunakan skala Guttman dengan alternatif jawaban:
1. Ya diberi skor 1
2. Tidak diberi skor 0
Dikategorikan menjadi 2 (baik, kurang) dengan skor sebagai berikut :
Baik (0)

= bila responden menjawab pertanyaan yang benar 4-5
pertanyaan

Kurang (1) = bila responden menjawab pertanyaan yang benar 0-3
pertanyaan
3. Mahkamah, Pengukuran variabel mahkamah berdasarkan skala ordinal, dari 5
pernyataan yang diajukan, dengan menggunakan skala Guttman dengan alternatif
jawaban:
1. Ya diberi skor 1
2. Tidak diberi skor 0
Dikategorikan menjadi 2 (baik, kurang) dengan skor sebagai berikut :
Baik (0)

= bila responden

menjawab pertanyaan yang benar 4-5

pertanyaan
Kurang (1) = bila responden menjawab pertanyaan yang benar 0-3
pertanyaan

Universitas Sumatera Utara

4. Subjek, pengukuran variabel subjek berdasarkan skala ordinal, dari 5 pernyataan
yang diajukan, dengan menggunakan skala Guttman dengan alternatif jawaban:
1. Ya diberi skor 1
2. Tidak diberi skor 0
Dikategorikan menjadi 2 (baik, kurang) dengan skor sebagai berikut :
Baik (0)

= bila responden

menjawab pertanyaan yang benar 4-5

pertanyaan
Kurang (1) = bila responden menjawab pertanyaan yang benar 0-3
pertanyaan
5. Pendidikan Agama, pengukuran variabel subjek berdasarkan skala ordinal, dari 5
pernyataan yang diajukan, dengan menggunakan skala Guttman dengan alternatif
jawaban:
1. Ya diberi skor 1
2. Tidak diberi skor 0
Dikategorikan menjadi 2 (baik, kurang) dengan skor sebagai berikut :
Baik (0)

= bila responden

menjawab pertanyaan yang benar 4-5

pertanyaan
Kurang (1) = bila responden menjawab pertanyaan yang benar 0-3
pertanyaan
6. Pendidikan moral, pengukuran variabel subjek berdasarkan skala ordinal, dari 5
pernyataan yang diajukan, dengan menggunakan skala Guttman dengan alternatif
jawaban:

Universitas Sumatera Utara

1. Ya diberi skor 1
2. Tidak diberi skor 0
Dikategorikan menjadi 2 (baik, kurang) dengan skor sebagai berikut :
Baik (0)

= bila responden

menjawab pertanyaan yang benar 4-5

pertanyaan
Kurang (1) = bila responden menjawab pertanyaan yang benar 0-3
pertanyaan
7. Pendidikan demokrasi, pengukuran variabel subjek berdasarkan skala ordinal, dari
5 pernyataan yang diajukan, dengan menggunakan skala Guttman dengan
alternatif jawaban:
1. Ya diberi skor 1
2. Tidak diberi skor 0
Dikategorikan menjadi 2 (baik, kurang) dengan skor sebagai berikut :
Baik (0) = bila responden menjawab pertanyaan yang benar 4-5
pertanyaan
Kurang (1) = bila responden menjawab pertanyaan yang benar 0-3
pertanyaan
8. Pendidikan sosiali, pengukuran variabel subjek berdasarkan skala ordinal, dari 5
pernyataan yang diajukan, dengan menggunakan skala Guttman dengan alternatif
jawaban:
1. Ya diberi skor 1
2. Tidak diberi skor 0

Universitas Sumatera Utara

Dikategorikan menjadi 2 (baik, kurang) dengan skor sebagai berikut :
Baik (0) =

bila responden

menjawab pertanyaan yang benar 4-5

pertanyaan
Kurang (1) = bila responden menjawab pertanyaan yang benar 0-3
pertanyaan
9. Pendidikan seks, pengukuran variabel subjek berdasarkan skala ordinal, dari 5
pernyataan yang diajukan, dengan menggunakan skala Guttman dengan alternatif
jawaban:
1. Ya diberi skor 1
2. Tidak diberi skor 0
Dikategorikan menjadi 2 (baik, kurang) dengan skor sebagai berikut :
Baik (0) =

bila responden

menjawab pertanyaan yang benar 4-5

pertanyaan
Kurang (1) = bila responden menjawab pertanyaan yang benar 0-3
pertanyaan

3.7

Metode Analisis Data
Tahapan analisis data meliputi :

1. Analisis univariat yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal variabelvariabel penelitian baik variabel dependen maupun variabel independen dalam
bentuk distribusi frekuensi.

Universitas Sumatera Utara

2. Analisis bivariat yaitu analisis untuk melihat hubungan variabel independen
dengan dependen dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan
95% (p

Dokumen yang terkait

Stereotip antara Masyarakat Lokal dan Masyarakat Pendatang di Gampong Keude Matangglumpang Dua, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen

2 47 147

Pengaruh Syariat Islam Dan Pendidikan Dalam Keluarga Terhadap Perilaku Seks Berisiko Pada Siswa Sma Negeri 2 Peusangan Matangglumpang Dua Kabupaten Bireuen Tahun 2012

0 0 18

Pengaruh Syariat Islam Dan Pendidikan Dalam Keluarga Terhadap Perilaku Seks Berisiko Pada Siswa Sma Negeri 2 Peusangan Matangglumpang Dua Kabupaten Bireuen Tahun 2012

0 0 2

Pengaruh Syariat Islam Dan Pendidikan Dalam Keluarga Terhadap Perilaku Seks Berisiko Pada Siswa Sma Negeri 2 Peusangan Matangglumpang Dua Kabupaten Bireuen Tahun 2012

0 0 10

Pengaruh Syariat Islam Dan Pendidikan Dalam Keluarga Terhadap Perilaku Seks Berisiko Pada Siswa Sma Negeri 2 Peusangan Matangglumpang Dua Kabupaten Bireuen Tahun 2012

0 1 27

Pengaruh Syariat Islam Dan Pendidikan Dalam Keluarga Terhadap Perilaku Seks Berisiko Pada Siswa Sma Negeri 2 Peusangan Matangglumpang Dua Kabupaten Bireuen Tahun 2012

0 0 4

Pengaruh Syariat Islam Dan Pendidikan Dalam Keluarga Terhadap Perilaku Seks Berisiko Pada Siswa Sma Negeri 2 Peusangan Matangglumpang Dua Kabupaten Bireuen Tahun 2012

0 0 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Stereotip antara Masyarakat Lokal dan Masyarakat Pendatang di Gampong Keude Matangglumpang Dua, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN - Stereotip antara Masyarakat Lokal dan Masyarakat Pendatang di Gampong Keude Matangglumpang Dua, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen

0 0 7

Stereotip Antara Masyarakat Lokal dan Masyarakat Pendatang di Gampong Keude Matangglumpang Dua, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen SKRIPSI

0 0 8