Analisis Pengaruh Faktor Makroekonomi Te

ANALISIS PENGARUH FAKTOR MAKROEKONOMI TERHADAP PENGEMBALIAN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI LQ45

Candy Universitas Internasional Batam

Anton Winardy Universitas Internasional Batam

  Abstract: This research was conducted to analyze the impact of macroeconomic variables, namely inflation, interest rate, exchange rate, world oil price, gross domestic product, export and import on stock return of companies listed in LQ45 index.The sample of this re search is 79 companies that have been registered in LQ45 during the period of February 2012 to January 2017. The collected data of observation is monthly observation data from February 2012 to January 2017, with total 2700 data. The data used in this study is secondary data, data collection method used is by documentation techniques from the institution that issued the concerned data. This study used panel regression models to analyze the impact of independent variables to dependent variables. This study used the Statistical Pack age for Social Sciences program (SPSS) version 22.00 and Econometric Views (Eviews) version 9.00 to analyze the data. The results of this study indicates that the macroeconomic variables, namely inflation, interest rate, exchange rat e, world oil price, gross domestic product, export, and import have significant effect on stock return of listed companies in LQ45 index during the period of February 2012 to January 2017 simultaneously. This study also shows that inflation, interest rate, exchange rate, gross domestic product, export, and import have a significant effect on stock returns partially but world oil prices have no significant effect on stock returns.

  Keywords: stock return, inflation, interest rate, exchange rate, world oil price, gross domestic product, export, and import.

PENDAHULUAN

  Latar Belakang Masalah

  Pasar modal diart ikan sebagai suatu pasar jual beli untuk berbagai instrumen keuangan, seperti surat utang atau obligasi, e kuitas atau saham, re ksadana, instrumen derivatif serta instrumen-instrumen yang la in. Pasar moda l me rupakan salah satu sarana bagi perusahaan maupun institusi lain untuk mencari dana atau modal dari para investor dan sebagai suatu tempat untuk mendukung kegiatan berinvestasi. Sehingga pasar modal d isimpulkan sebagai sarana untuk me mfasilitasi kegiatan jual-beli dan kegiatan la innya yang bersangkutan (Martalena Malinda, 2011).

  Investasi itu didefinisikan sebagai penanaman sejumlah modal pada suatu riil aset seperti emas, properti, tanah, dan aset riil la innya atau pada aset yang tidak berbentuk riil yang berupa surat-surat berharga yang merupakan suatu klaim atas aktiva riil yang dimiliki oleh entitas seperti saham, obligasi, deposito, reksadana, dan surat berharga lainnya. Investasi ini merupaka n suatu tindakan yang berorientasi kepada keuntungan yang dapat didapatkan di masa yang akan datang, singkatnya adalah mengharapkan adanya pengembalian dari investasi yang dilakukan di mana pengembalian diartikan sebagai pengembalian dari suatu investasi.

  Salah satu instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal ada lah saham (stock). Saham d idefin isikan sebagai tanda pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Saham berwu jud selembar kertas yang menerangkan bahwa pe milik ke rtas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar pernyataan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham ini merupakan salah satu investasi instrumen keuangan yang menarik karena dapat me mba wa kan pengemba lian t inggi namun berisiko tinggi.

  Pada umu mnya, investor me laku kan investasi untuk mendapatkan keuntungan dengan mendapatkan dividen yaitu berupa sejumlah uang yang dibayar secara periodik kepada investor ataupun capital gain yang merupakan selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan. Na mun dala m berinvestasi tidak ada satu pun investasi yang terja min me mbawa keuntungan terutama investasi pada instrumen keuangan berupa saham ini yang me miliki risiko tinggi. Dika renakan terdapat unsur risiko di setiap investasi ma ka dala m berinvestasi, investor harus me laku kan berbagai analisis terhadap faktor -fa ktor yang dapat me mpengaruhi flu ktualitas suatu nilai saham. Dengan analisis tersebut maka a kan mendapatkan gambaran yang lebih tentang kemampuan suatu perusahaan untuk terus berkembang atau tidak.

  Indonesia me rupakan salah satu negara yang menjadi pusat perhatian para investor asing yang dapat dibuktikan o leh kekayaan dala m su mber daya a la m yang dimiliki o leh Ind onesia.

  Dengan total luas 1.910.931,32 km 2 dan ju mlah pulau yang tidak kec il angkanya yaitu sebanyak 17.504 menurut data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2014. Indonesia terus mengala mi

  gelombang naik-turun pada kinerja e konominya yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Indonesia me rupakan salah satu negara yang selalu mendapatkan dampak yang signifikan dari dina mika perkenomian global. Naik turunnya pergerakkan ekono mi negara -negara tetangga akan me mbe rikan efek secara langsung maupun tidak langsung yang signifikan terhadap ekonomi nasional.

  China merupakan salah satu faktor naik turunnya ekonomi Indonesia, dikarena kan tujuan utama e kspor barang dagang dan komoditas dari Indonesia adalah China. Pe rtumbuhan ekono mi China pada kuarta l 1-2016 me la mbat d ibandingkan periode yang sama di tahun la lu dengan angka hanya 6,7 dibandingkan dengan periode yang sama tahun la lu sebesar 7. Me la mbatnya pertumbuhan ekonomi Ch ina secara langsung me mberikan da mp ak yang signifikan buat Indonesia dikarena kan oleh China sendiri mengamb il porsi negara tujuan eksor Indonesia sebanyak 20 dari keseluruhan. Sehingga Produk Do mestik Bruto (PDB) di China a kan berpengaruh sekali te rhadap PDB Indonesia. Be rdasarkan data dari BI, setiap penurunan perekonomian China 0,5 a kan menurunkan ekonomi Indonesia sebesar 0,1 (DetikNews, 2016).

  Kinerja ekono mi Indonesia sering dicermin kan oleh kinerja dari Indeks Saha m Ha rga Gabungan (IHSG) di Indonesia. Salah satu faktor utama yang me mpengaruhi pere konomian negara termasuk Indonesia yang berdampak langsung terhadap pasar saham adalah fa ktor ma kroe konomi. Pengaruh ma kroe konomi telah menjadi sebuah pengukuran bagi para investor untuk melihat kondisi pasar saham yang akan diinvestasi.

  Berikut merupakan grafik harga saham dari IHSG d i dala m periode dari 1 Januari 2012 sampai ke 31 Dese mber 2016 di mana menunjukkan bahwa harga saham mengala mi pergera kan yang fluktuatif sepanjang tahun.

  Gambar 1.1

  Grafik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia Periode 1 Januari 2012-31 Desember 2016

Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia

  Harga Saham

  Sumber: Yahoo Finance (2017)

  Dilihat dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pergera kan harga saham yang fluktuatif d isebabkan oleh beberapa fa ktor. Sa lah satu fa ktor yang me mbe rikan da mpak yang jelas adalah faktor makroekonomi. Perubahan makroekonomi d i Indonesia tentu akan me mpengaruhi perekonomian nasional serta seluruh industri. Contohnya inflasi yang tinggi dan mele mahnya rupiah akan me mbuat banyak industri mengala mi goncangan, produksi yang menurun akibat harga-harga bahan baku yang terus naik yang mengakibatkan menurunnya tingkat laba. Dengan menurunnya tingkat laba tentu akan me mbe rikan da mpak pada turunnya harga saham di industri tersebut karena dividen yang akan diterima oleh para pe megan g saham akan menurun sehingga banyak investor yang akan menarik investasi mere ka. Na iknya suku bunga akan me mbuat para investor lebih tertarik untuk berinvestasi dalam bentuk tabungan di bank daripada investasi di pasar modal. Menurunnya harga saham pada industri akan berda mpak juga pada turunnya nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) (Astuti et al., 2016).

  Pada tahun 2013 dan 2015 terlihat je las dala m Ga mbar 1.1 menunjukkan bahwa terjadinya penurunan harga saham yang taja m pada nilai Indeks Ha rga Saha m Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2015 terlihat jelas bahwa penurunan harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI itu diiringi oleh beberapa masalah ma kroe konomi yang terjadi dalam tahun tersebut.

  Krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 2015, yang dibuktikan oleh pe le mahan kurs rupiah yang mene mbus angka Rp14.000 per USD pada tahun 2015 menjad i sebuah ancaman yang mengerikan bagi Indonesia. Angka itu secara ekonomi mencerminkan bahwa banyak investo r yang berpindah dari Indonesia ke negara lain. Konsekuensinya adalah pembangunan -pembangunan nasional yang melibatkan investasi asing dapat terganggu (Dakwatuna, 2015).

  Gambar 1.2

  Harga Nilai Tukar Rupiah terhadap USD Periode 1 Januari 2015-31 Desember 2015

  Kurs Tengah Rupiah - USD

  Sumber: Bank Indonesia (2017)

  Pada tahun 2015 juga mengala mi penurunan harga minyak dunia yang taja m dengan penurunan sebanyak 35 sepanjang tahun 2015 yang merupakan hal yang paling mengerikan pada seluruh pasar saham di berbagai negara terutama pada sektor migas. Se ktor migas pada Indonesia secara drastik mengala mi penurunan oleh ka rena turunnya harga minyak dunia (Sindonews, 2016). Shell me mecat 6.500 pekerja dan perusahaan minyak Italia me mecat 8.800 peke rja d ika renakan oleh profitabilitas yang turun taja m dengan pe mecatan begitu secara langsung juga akan mengurangi daya be li masyarakat ka rena men ingkatnya tingkat pengangguran yang tinggi (Merdeka, 2015).

  Dengan mene mbus angka Rp14.000 terhadap USD dan juga harga minyak dunia yang menurun 35 sepanjang tahun 2015 je las me mbe rikan da mpak yang cukup terlihat pada Ga mbar

  1.1 di mana menunjukkan angka harga saham yang menurun drastis pada tahun 2015 d i IHSG. Hal demikian juga terjadi pada sektor saham yang me miliki liku iditas terbaik di Indonesia yaitu indeks LQ45 yang terbilang sektor saham yang me miliki liku iditas terbaik serta kapitalisasi pasar yang tertinggi di antara saham lainnya.

  Indeks LQ45 adalah indeks yang terdiri dari 45 e miten saham pilihan yang me miliki kriteria tertentu. Pergerakan indeks ini juga didasarkan pada perhitungan dari 45 saham, yang diseleksi me la lui beberapa kriteria pe milihan. Se lain penila ian atas likuid itas, seleksi atas saham- saham tersebut me mpe rtimbangkan kapita lisasi pasar. Indeks LQ 45 berisi 45 saham yang disesuaikan setiap ena m bulan (setiap awa l bulan Feb ruari dan Agustus). Dengan de mikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah (May, 2017).

  LQ45 yang pada umu mnya diunggulkan oleh para investor pun ternyata juga mengala mi penurunan pengembalian saham pada tahun 2015 d ibandingkan tahun sebelumnya sama hal seperti penurunan di Gambar 1.1 yang menunjukkan penurunan harga yang tajam di tahun 2015.

  Gambar 1.3

  Perkembangan Pengembalian Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di LQ45

  Pengembalian Saham

  Sumber: Market Bisnis (2017)

  Penelit ian ini fokus pada variabel-variabel seperti inflasi, harga minyak dunia, suku bunga, nilai tukar, produk domestik bruto, e kspor, dan impor dijadikan sebagai tolak ukur untuk kondisi ekonomi suatu negara di mana dibuktikan oleh berbagai penelitian sebelumnya.

  Berdasarkan feno mena-feno mena yang menghasilkan berbagai kesimpu lan di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara makroekonomi dengan pengembalian saham sangat erat namun belu m tentu dapat diberla kukan untuk segala kondisi. Sehingga dala m berinvestasi selain me mpe rhatikan ke ma mpuan internal perusahaan, diwajibkan juga untuk menganalisa variabel ma kroe konomi yang me miliki hubungan erat terhadap fluktualitas harga saham. Penelit ian ini menggunakan sejumlah variabe l fa ktor ma kroekonomi berupa inflasi, suku bunga, pertukaran kurs, harga minyak dunia, produk domestik bruto, ekspor, dan impor.

  Berdasarkan uraian d i atas, maka penulis akan melakukan penelitian “Analisis Pengaruh

  Faktor Makroekonomi Terhadap Penge mbalian Saham pada Per usahaan yang Ter daftar di

  LQ45”.

  Permasalahan Penelitian

  1. Apakah inflasi berpengaruh terhadap pengembalian saham pada perusahaan yang terdaftar di LQ45?

  2. Apakah suku bunga berpengaruh terhadap pengembalian saham pada perusahaan yang terdaftar di LQ45?

  3. Apakah pertukaran kurs berpengaruh terhadap pengembalian saham pada perusahaan yang terdaftar di LQ45?

  4. Apakah harga minyak dunia berpengaruh terhadap pengembalian saham pada perusahaan yang terdaftar di LQ45?

  5. Apakah produk domestik bruto berpengaruh terhadap pengembalian saham pada perusahaan yang terdaftar di LQ45?

  6. Apakah ekspor berpengaruh terhadap pengembalian sah am pada perusahaan yang terdaftar di LQ45?

  7. Apakah impor berpengaruh terhadap pengembalian saham pada perusahaan yang terdaftar di LQ45?

KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

  Variabel dependen diartikan sebagai variabe l yang dijelaskan dan d ipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dan variabel independen ini merupakan kategori variabel penelitian yang sering dipakai dala m suatu penelitian dikarena kan me mpunyai ke ma mpuan aplikasi yang luas (Indriantoro Supomo, 2013).

  Pengembalian saham d ijad ikan sebagai ukuran dala m dunia bisnis. Nila i dari suatu pengembalian dari saham menandakan atau mencermin kan kondisi kinerja pere konomian suatu negara dala m periode tertentu. Negara yang sedang berke mbang sangat me mperhatikan pada kinerja saham karena saham adalah salah satu ko mponen yang sangat me mpengaruhi kinerja ekonomi suatu negara. Disimpulkan bahwa pergerakan saham berpengaruh signifikan terhadap pergerakan ekonomi (Tan, 2010).

  Faktor eksternal dapat me mpengaruhi secara langsung mau pun tidak langsung terhadap tingkat pengembalian saham yang dinama kan faktor ma kroe konomi. Fa ktor ma kroekono mi ini tidak dapat me mpengaruhi kinerja suatu perusahaan secara mendadak na mun secara perlahan dala m jangka wa ktu panjang. Sebaliknya harga saham akan terpengaruhi secara langsung atau mendadak oleh terdapatnya perubahan faktor ma kroekono mi yang signifikan tersebut dikarenakan para investor lebih cepat respon terhadap perubahan tersebut. Di saat adanya perubahan ma kroe konomi yang terjadi maka para investor akan me mperh itungkan keuntungan atau biaya yang dapat terjadi baik da la m hal positif maupun negatif terhadap kinerja perusahaan yang akan datang. Kemud ian para investor akan menga mbil keputusan me mbeli, menjua l atau menahan saham yang bersangkutan dengan hasil analisa masing-masing. Oleh ka rena itu indeks harga saham lebih cepat menyesuaikan d iri te rhadap perubahan variabel ma kroekonomi daripada kinerja perusahaan yang bersangkutan.

  Dala m penelit ian ini, penulis akan meneliti leb ih dala m hubungan an tara variabel dependen yang berupa pengembalian saham dengan variabel ma kroe konomi yang sudah ditentukan.

Pengaruh Inflasi terhadap Pengembalian Saham

  Nija m et al. (2015), Nisha (2015), Abbas et al. (2014), Haque dan Sa rwa r (2012), menunjukkan bahwa inflasi me miliki hubungan signifikan negatif terhadap pengembalian saham. Hal ini dikarenakan oleh sema kin meningkatnya tingkat inflasi akan me mpe rketat keb ija kan moneter dan fiska l dan t ingkat inflasi yang tinggi a kan me mpengaruhi t ingkat suku bunga untuk naik dimana akan para investor akan mena lokasikan dana investasinya ke deposito sehingga pengembalian saham menurun.

  Sedangkan Ba lagobei (2017), Tiryaki et al. (2017), La iche ma dan Obwogi (2015), Pin ja man dan Ara las (2015), Kibria et al.(2014), Ou ma dan Muriu (2014), Lekobane et al. (2014), dan Tangjitpro m (2012) menunjukan bahwa hasil penelit iannya me mpunyai hubungan signifikan positif antara inflasi dan pengembalian saham yang menje laskan bahwa pengembalian yang bertambah akan dite manin oleh kenaikan inflasi yang meningkatkan biaya keh idupan serta daya beli pada investasi.

  Tripathi dan Ku ma r (2014) meneliti hubungan antara inflasi dengan pengembalian saham pada pasar saham BRICS mene mu kan bahwa pada pasar saham India dan Cina terdapat hu bungan signifikan positif antara penge mbalian dengan inflasi dikarenakan o leh pengembalian me rupakan refleksi dari inflasi. Na mun ternyata pada pasar Brazil dan Russia tidak sede mikian rupa o leh karena tingginya inflasi a kan menaikan juga suku bunga dimana investor akan me mindahkan dananya dari investasi saham ke investasi perbankan sehingga harga saham menurun.

  Bara kat et al. yang mene lit i pada pasar saham Tunisia dan Mesir juga mene mukan hasil yang berbeda dimana Tunisia me miliki hubungan negatif antara pengembalian saham dengan inflasi sedangkan pada Mesir me miliki hubungan positif antara pengembalian saham dengan inflasi.

  Beberapa penelit ian dari Sutrisno (2017), Srichaikul et a l. (2018), Khan et al. (2017), Sala mat et al. (2017), Linck dan Decourt (2016), Sa fitri dan Ku ma r (2014), Tangjitpro m (2012), Zhu (2012), dan Bella lah et al. (2012) mene mukan bahwa inflasi t idak me miliki pengaruh signifikan terhadap pengembalian saham di sampe l penelitiannya masing -masing. Na mun inflasi Beberapa penelit ian dari Sutrisno (2017), Srichaikul et a l. (2018), Khan et al. (2017), Sala mat et al. (2017), Linck dan Decourt (2016), Sa fitri dan Ku ma r (2014), Tangjitpro m (2012), Zhu (2012), dan Bella lah et al. (2012) mene mukan bahwa inflasi t idak me miliki pengaruh signifikan terhadap pengembalian saham di sampe l penelitiannya masing -masing. Na mun inflasi

Pengaruh Suku Bunga terhadap Pengembalian Saham

  Sutrisno (2017), Balagobei (2017), Tiryaki et al. (2017), Oshaibat dan Maja li (2016), Latha et al. (2016), Linck dan Decourt (2016), Bara kat et al. (2016), La ichena dan Obwogi (2015), Hussain et al. (2014), Haque dan Sarwar (2012), dan Tangjitpro m (2012) menunjukkan hubungan signifikan negatif antara suku bunga dengan pengembalian saham dikarenakan sema kin men ingkatnya suku bunga, para investor akan berpindah ke investasi sekuritas finansial sehingga harga saham menurun dan berdampak pada pengembalian saham. Se lain itu se makin tingginya tingkat suku bunga akan meningkat kan biaya bunga pinja man sehingga akan mengurangi profitabilitas perusahaan.

  Nisha (2015) dan Nija m et al. (2015) tida k sependapat dengan pernyataan -pernyataan di atas dimana terdapat bukti pada penelitiannya yang menunjukkan adanya hubungan signifikan positif antara suku bunga dengan harga saham dan pengembalian saham pada pasar saham yang dikarena kan oleh peningkatan long-term interest rate akan me mberikan pengaruh yang di baik sesuai pada harga saham di pasar saham India sehingga capital gain dari saham akan meningkat.

  Penelit ian diatas diperkuat oleh Lim dan Sek (2014) yang mela kukan penelit ian terhadap pengaruh pertukaran kurs terhadap pengembalian saham pada pasar saham di Indonesia, Korea, Filipina, dan Tha iland berkesimpulan bahwa meningkatnya suku bunga akan menarik leb ih investor luar negeri untuk menginvestasi dala m pasar perbankan sehingga nilai mata uang domestik naik yang mencerminkan juga langsung kepada pengembalian saham di pasar saham internasional.

  Le kobane et al. (2014) menunjukkan bahwa long term interest rate me miliki hubungan signifikan negatif dengan harga saham dikarenakan long term interest rate menekan dan me mpe rla mbat kegiatan ekonomi dan keuntungan perusahaan sehingga berdampak pada harga saham namun berbeda dengan short-term interest rate yang me miliki hubungan signifikan positif dengan harga saham dikarenakan short-term interest rate bertambah akan menyebabkan banyaknya dana masuk ke perusahaan sektor finansial teruta ma bank-bank ko me rsial utama di pasar saham sehingga mengimbangi non-bank.

  Sedangkan Srichaiku l et al. (2018), Khan et al. (2017), Sala mat et al. (2017), Is mail et al. (2016), Singh (2014), Sa fit ri dan Ku mar (2014), Murthy et al. (2014), Ou ma dan Muriu (2014), dan Bellalah et al. (2012) menunju kkan tida k adanya hubungan signifikan antara suku bunga dengan pengembalian saham pada pasar saham.

Pengaruh Pertukaran Kurs terhadap Pengembalian Saham

  Zhu (2012) menunjukkan adanya hubungan signifikan positif antara Pe rtukaran kurs terhadap pengembalian saham yang ditunjukkan bahwa nilai tuka r me mpengaruhi pengembalian saham sektor energi pada tingkat signifikan 1 di pasar saham Shanghai. Nilai koefisien (0,060502) menunjukkan bahwa nila i tukar CNY USD me miliki hubungan positif dengan pengembalian saham sektor energi di SEE d imana pengemba lian saham sektor energ i men ingkat 0,060502 poin sebagai mata uang Cina (CNY) disusutkan terhadap dolar AS 1 poin.

  Hal tersebut juga dibuktikan oleh Haque dan Sarwa r (2012) yang meneliti pada saham Pakistan dan menunjukkan bahwa adanya hubungan signifikan positif antara pertukaran kurs dengan pengembalian saham d ika renakan b ila nila i mata uang domestik men ingkat mencermin kan bahwa sektor pasar saham di negara tersebut kuat dan terjadi peningkatan pada harga saham.

  Lim dan Se k (2014) me mpe rkuat penelit ian di atas dengan menelit i di pasar saham Asia yang menunjukkan adanya hubungan signifikan positif antara pertuka ran kurs dengan pengembalian saham dikarena kan 4 pasar negara di Asia adalah negara berkembang sehingga dengan depresiasi nilai mata uang domestik mere ka a kan menurunkan juga harga pada pasar saham Asia di pasar internasional.

  Bara kat et al. (2016) juga berpendapat demikian yang dibuktikan o leh penelit ian yang dika ji terhadap pasar saham di negara yang berke mbang dikarenakan o leh seiring kenaikan peredaran uang akan menaikkan n ila i mata uang domestik terhadap dolar sehingga investor akan berinvestasi lebih banyak pada pasar saham.

  Ba lagobei (2017), Khan et al. (2017), Tiryaki et al. (2017), dan Nija m et al. (2015), Kibria et al. (2014), Pin ja man dan Ara las (2015), dan Nisha (2015) yang meneliti pengaruh variabel makroekonomi terhadap pengembalian saham juga mene mukan bahwa pertuka ran kurs me miliki hubungan signifikan positif terhadap pengembalian saham di mana bila kurs mata ua ng negara sendiri berta mbah kuat akan mengurangi biaya impor untuk para perusahaan yang mendapatkan bahan baku dari luar negeri sehingga protabilitas dari perusahaan naik yang juga menaikkan pengembalian saham dari perusahaan tersebut.

  Tangjitpro m (2012) me miliki hasil penelitian yang berbeda yang menunjukkan adanya hubungan signifikan negatif antara pertukaran kurs terhadap pengembalian saham d i pasar saham Thailand yang dikarena kan oleh naiknya mata uang asing US Do llar a kan menurunkan pengembalian saham dari pasar saham Thailand.

  Singh (2014) juga berpendapat demikian yang ditunjukkan oleh penelitian yang dika ji pada pasar saham India dimana menujukkan hubungan signifikan negatif antara pertukaran kurs dengan pengembalian saham d ika renakan me le mahnya mata uang luar a kan meningkat kan juga harga saham dimana membawa peningkatan juga terhadap pengembalian saham.

  Safit ri dan Ku mar (2014) menunjukkan adanya hubungan signifikan negatif antara pertukaran ku rs terhadap pengembalian saham pada pasar saham Indon esia dikarenakan o leh ketika nilai mata uang rupiah meningkat, beberapa biaya dala m mela kukan bisnis mendapatkan lebih rendah sehingga perusahaan me laku kan lebih ba ik dengan pengembalian saham untuk investor sebagai hasilnya. Dala m situasi ini, akt ifitas p erdagangan saham akan men ingkat dan mengakibatkan kenaikan indeks harga saham.

  Le kobane et al. (2014) me laku kan penelitian d i pasar saham Botswana di Jordania dimana mendapatkan hasil signifikan negatif antara pertuka ran ku rs terhadap pengembalian saham dikarena kan oleh devaluasi mata uang do mestik akan ada efe k positif pada profitabilitas perusahaan sektor ekspor domestik yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan harga saham.

  Hussain et al. (2014) penelitian di pasar saham Karachi di Pakistan dimana mendapatkan hasil signifikan negatif antara pertukaran kurs terhadap pengembalian saham d ika renakan depresiasi nila i uang terhadap dolar atau naiknya n ila i mata uang dollar ternyata akan men ingkatkan biaya energi, biaya impor dan juga yang lain sehingga me milik efe k buruk pada proftabilitas perusahaan.

  Srichaiku l et al. (2018), Sutrisno (2017), Murthy et al. (2017), La ichena dan Obwogi (2015), Ou ma dan Muriu (2014), dan Ra manuja m dan Leela (2014) menunjukkan hasil yang sejalan dengan penelitian di atas yaitu terjadinya hubungan signifikan negatif antara pertukaran kurs dengan perngembalian saham.

  Na mun Gay (2016), Isma il et al. (2016), Abbas et al. (2014), dan Nisha (2015) menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian-penelitian d i atas dimana menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara pertuka ran kurs terhadap pengembalian saham yang dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan di pasar saham.

Pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap Pengembalian Saham

  Kang et al. (2014) menunjukkan adanya hubungan signifikan negatif antara harga minyak dengan pengembalian saham pada pasar saham U.S yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak akan menaikkan penge mbalian untuk negara pengekspor minyak namun a kan menurunkan pengembalian saham pada pasar saham d i negara pengimpor minyak seperti U.S d ikarenakan o leh investor akan me mindahkan dana investasinya ke sektor perminyakan di negara pengekspor minyak.

  Penelit ian diatas dibantah oleh Tiryaki et al. (2017), Khan et al. (2016), dan Sa montaray et al. (2014) yang menunjukkan adanya hubungan signifikan positif antara harga minyak dengan pengembalian saham dimana seiringnya kenaikan harga minyak menandakan bahwa permintaan minyak naik oleh yang me mberikan sinyal bahwa aktifitas ekonomi sedang memba ik d ika renakan minyak merupakan sumber daya yang penting di berbagai industri.

  Na mun pernyataan-pernyataan diatas dibantah oleh Guliman dan Avenue (2015) yang menunjukkan adanya hubungan tidak signifikan antara harga minyak dengan pengembalian saham di pasar saham Filipina d ikarenakan o leh perusahaan yang terdaftar pada pasar saham Filip ina mayoritas adalah perusahaan sektor finansial dimana tidak bergantung pada minyak untuk Na mun pernyataan-pernyataan diatas dibantah oleh Guliman dan Avenue (2015) yang menunjukkan adanya hubungan tidak signifikan antara harga minyak dengan pengembalian saham di pasar saham Filipina d ikarenakan o leh perusahaan yang terdaftar pada pasar saham Filip ina mayoritas adalah perusahaan sektor finansial dimana tidak bergantung pada minyak untuk

Pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap Pengembalian Saham

  Linck dan Decourt (2016), Is mail et al. (2016), Laichena dan Obwogi (2015), Nija m et al. (2015), Le kobane et al. (2014), Ra manuja m dan Lee la (2014), Monja zeb dan Gohari (2013), Kibria et al. (2014), serta Haque dan Sarwar (2012) menelit i hubungan antara p roduk domestik bruto terhadap pengembalian saham d imana hasil menunju kkan bahwa antara dua variabel tersebut me miliki hubungan signifikan positif dikarenakan produk do mestik bruto yang bertambah akan meningkatkan situasi pasar bisnis termasuk pasar saham dala m suatu negeri dimana tentu saja akan meningkatkan pengembalian saham.

  Sedangkan Sala mat et al. (2017), Pin ja man dan Ara las (2015) menunju kkan bahwa antara dua variabel tersebut me miliki hubungan signifikan negatif dikarena kan oleh respon peserta di pasar saham terhadap faktor ma kroekono mi yang mengetatkan kenaikan (penurunan) produksi. Misalnya, meningkatkan (penurunan) lapangan kerja, berda mpak positif terhadap pendapatan dan kondisi bisnis masa depan. Sela in itu, hubungan ini mungkin d isebabkan ole h hubungan antara pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dan biaya modal

  Penelit ian dari Abbas et al. (2014) dan Safitri dan Ku ma r (2014) menunjukkan hasil yang berbeda dari penelit ian-penelit ian di atas di mana dite mu kan tidak adanya hubungan signifikan antara produk do mestik bruto terhadap pengembalian saham yang dikarenakan o leh peningkatan pada produk domestik bruto tidak bera rti meningkat pada semua pendapatan dari masyarakat yang menandakan tidak me ratanya kesejahteraan kepada penduduk sesuai dengan Teori Pareto atau Teori 80-20. Sehingga disimpulkan produk domestik bruto tidak mempengaruhi pasar saham.

Pengaruh Ekspor terhadap Pengembalian Saham

  Menurut penelitian dari Monja zeb dan Gohari (2013), Hussain et al. (2014) serta Sa montaray et al. (2014) yang menunjukkan bahwa pengaruh signifikan positif antara ekspor terhadap pengembalian saha m. Berta mbahnya ekspor dala m suatu negara dapat mening katkan pendapatan yang dapat didapatkan oleh suatu negara. Se ma kin banyak perta mbahan pada ju mlah ekspor maka akan meningkat kan proftabilitas perusahaan yang berbasis ekspor sehingga pembagian div iden dari perusahaan tersebut akan berta mbah dan berdampak positif terhadap harga saham dari perusahaan tersebut.

  Penelit ian tersebut diatas dibantah oleh Zhu (2012) y ang menunjukkan adanya pengaruh signifikan negatif antara ekspor terhadap pengembalian saham. Berta mbahnya ekspor yang terus - menerus akan meningkat kan kelangkaan da la m su mber daya a la m dala m negeri sehingga perusahaan pengekspor harus juga mengimpor bahan baku dari luar negeri yang mening katkan biaya yang lebih mahal. Oleh karena itu hal tersebut dapat mele mahkan keadaan perusahaan yang me la kukan kegiatan ekspor ke luar neger dala m ju mlah besar sehingga harga saham mele mah dan tingkat pengembalian saham juga ikut melemah.

  Penelit ian dari Bella lah et al. (2012) menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian - penelitian di atas yang menunjukkan bahwa ekspor tidak me mpunyai hubungan signifikan dengan pengembalian saham.

Pengaruh Impor terhadap Pengembalian Saham

  Tirya ki et al. (2017), Hussain et al. (2014), dan Be lla lah et al. (2012) menunjukkan pengaruh signifikan positif antar impor terhadap pengembalian saham. Dengan berta mbahnya impor da la m negeri, dapat dia rtikan bahwa adanya kegiatan impor untuk mesin, plantansi, bahan baku, dan segala kebutuhan industri untuk me maksimalkan keg iatan operasional perusahaan yang bergerak diberbagai sektor sehingga meningkatkan kinerja dari perusahaan dan me mpengaruhi harga saham untuk meningkat.

  Zhu (2012) menunjukkan hasil penelitian yang berbeda dengan penelitian di atas dimana ada terjadinya pengaruh tida k signifikan antara impor terhadap tingkat penge mbalian saham. Hussain et al. (2014) menunjukkan pengaruh signifikan positif antara impor te rhadap pengembalian saham. Berta mbahnya impor dala m suatu negeri mengartikan bahwa adanya Zhu (2012) menunjukkan hasil penelitian yang berbeda dengan penelitian di atas dimana ada terjadinya pengaruh tida k signifikan antara impor terhadap tingkat penge mbalian saham. Hussain et al. (2014) menunjukkan pengaruh signifikan positif antara impor te rhadap pengembalian saham. Berta mbahnya impor dala m suatu negeri mengartikan bahwa adanya

Model Penelitian dan Perumusan Hipotesis

  Berdasarkan penelit ian sebelumnya yang menghasilkan berbagai variasi hasil dan kesimpulan ma ka peneliti a kan mene lit i lebih lanjut dengan menggunakan variable-variabel yang terdiri dari inflasi, suku bunga, pertukaran kurs , harga minyak dunia, produk do mestik bruto, ekspor, dan impor sebagai variabe l independen sedangkan pengembalian saham sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan data yang terbaru yaitu dari periode Februari 2012 hingga Januari 2017 sehingga ada kemungkinan terjad i perbedaan dengan hasil penelitian sebelu mnya . Ketujuh variabel independen tersebut dibuat menjadi beberapa hipotesis yang akan dika ji leb ih lanjut. Model penelitian yang akan diuji, dipaparkan sebagai berikut:

  Analisis Pengaruh Faktor Makroekonomi Terhadap Pengembalian Saham pada Perusahaan yang

  Terdaftar di LQ45

  Inflasi Suku Bunga

  Pertukaran Kurs

  Pengembalian Saham

  Harga Minyak Dunia

  Produk Domestik

  Bruto Ekspor

  Impor

  H 1 :

  Inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap pengembalian saham perusahaan yang terdaftar di LQ45

  H 2 :

  Suku bunga berpengaruh signifikan negatif terhadap pengembalian saham perusahaan yang terdaftar di LQ45

  H 3 :

  Pertukaran kurs berpengaruh signifikan negatif terhadap pengembalian saham perusahaan yang terdaftar di LQ45

  H 4 :

  Harga minyak dunia berpengaruh signifikan positif terhadap pengembalian saham perusahaan yang terdaftar di LQ45

  H 5 :

  Produk do mestik bruto berpengaruh signifikan positif terhadap pengembalian sa ham perusahaan yang terdaftar di LQ45

  H 6 :

  Ekspor berpengaruh signifikan positif terhadap pengembalian saham perusahaan yang terdaftar di LQ45

  H 7 :

  Impor berpengaruh signifikan positif terhadap pengembalian saham perusahaan yang

  terdaftar di LQ45

METODE PENELITIAN

  Penelit ian ini me rupakan jenis penelitian asosiatif dengan hubungan kausal ko mparat if di mana terdapat variabel dependen dan variabel independen. Penelitian ini me mpunyai sifat deduktif Penelit ian ini me rupakan jenis penelitian asosiatif dengan hubungan kausal ko mparat if di mana terdapat variabel dependen dan variabel independen. Penelitian ini me mpunyai sifat deduktif

  Obyek penelitian yang terpilih dala m penelit ian ini ada lah perusahaan -perusahaan yang terdaftar di LQ45. Metode pemilihan obyek penelit ian sampel adalah dengan purposive sampling yang berarti bahwa pe milihan sampel yang dipertimbangkan dan harus me mpunyai kriteria -kriteria tertentu. Kriteria dari sampel pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

  1. Perusahaan yang bersangkutan terdaftar di BEI dan pernah terdaftar di indeks LQ45 sejak periode Februari 2012 hingga Januari 2017.

  2. Perusahaan yang tercatat di indeks LQ45 setidaknya selama satu periode dala m satu tahun, yaitu periode Februari-Juli atau Agustus -Januari.

  3. Data yang ditelit i pada penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut adalah gabungan dari cross sectional dan time series yang disebut data panel (pooled data). Cross sectional adalah suatu studi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan komparatif beberapa subjek yang ditelit i, sedangkan time series lebih ditekan kan pada data penelit ian berupa data rentetan waktu (Indriantoro Supomo, 2013)

  Penelit ian ini me maka i dua jenis variabel yaitu variabel dependen serta variabel independen. Variabel dependen adalah variabel yang dipeng aruhi oleh karena adanya atau berubahnya variabel independen. Sedangkan variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen untuk berubah (Indriantoro Supomo, 2013).

  Pengembalian saham dari indeks saham perusahaan yang terdaftar di LQ45 dijadikan variabel dependen pada penelitian in i. Sedangkan variabe l independen meliputi inflasi, suku bunga, pertukaran kurs, harga minyak dunia produk domestik bruto, ekspor, dan impor.

  Variabel dependen didefinisikan sebagai variabel yang disebabkan atau dipengaruhi oleh adanya variabel independen. Pengembalian adalah keuntungan ataupun kerugian dari suatu investasi di dala m suatu periode yang didapatkan ataupun ditanggung oleh investor atas investasi yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan peng embalian saham sebagai variabel dependen. Data yang digunakan adalah data closing price bulanan selama periode Februari 2012-Januari 2017. Data yang digunakan untuk penge mbalian saham dipero leh dari penghitungan selisih harga saham individual periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan menghiraukan dividen, dapat ditulis dengan rumus berikut :

  Pengembalian Saham = Harga saham periode t – Harga saham periode t-1

  t-1 Harga saham periode

  Sumber: Oshaibat dan Majali (2016)

  Dala m penelit ian in i, yang dimaksud dengan variabel independen adalah variabel yang me mpengaruhi atau menyebabkan berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Dala m penelitian ini menggunakan tujuh variabel independen yaitu:

  1. Inflasi Sala mat et al. (2017) menje laskan bahwa inflasi adalah kenaikan t ingkat harga secara keseluruhan. Tingkat inflasi diukur sebagai persentase perubahan dalam indeks harga konsumen (IHK), deflator PDB, atau indeks -indeks lain dalam harga keseluruhan.

  Dari penjelasan di atas inflasi didefinisikan sebagai tingkat kenaikan harga -harga produk dan jasa yang terdapat dalam suatu perkeonomian. Setiap negara me miliki tingkat inflasi yang berbeda-beda dan juga berbeda dari satu periode ke periode lainnya. Penurunan n ilai mata uang domestik terhadap mata uang asing juga termasuk salah satu bentuk dari inflasi. Variabel inflasi diukur dengan mencatat laju inflasi indeks harga konsumen nasional yang diterbitkan Bank Indonesia tiap bulan.

  2. Suku Bunga Suku bunga didefinisikan sebagai pembayaran terhadap modal yang dipinja m dari pihak lain. Bunga biasanya dinyatakan sebagai persentasi dari moda l yang dina ma kan tingkat bunga.

  Persentase yang dinyatakan pada umu mnya menunjukkan t ingkat bunga dalam satu tahun (Safitri Kumar, 2014).

  Suku bunga dapat me mpengaruhi laba perusahaan karena bunga me rupakan biaya dan suku bunga juga me mpengaruhi tingkat akt ivitas ekonomi. Sela in itu tingkat bunga yang tinggi me rupakan sinyal negatif terhadap harga saham ka rena meningkatnya suku bunga juga menyebabkan investor menarik investasinya pada saham dan me mindahkannya pada investasi berupa tabungan atau deposito (Kewal, 2012).

  Suku bunga yang digunakan dala m penelitian in i ada lah tingkat suku bunga SBI atau Sertifikat Bank Indonesia yang merupakan surat berharga atas unjuk dala m rupiah yang diterbit kan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dan diperjualbelikan dengan sistem diskonto. Suku bunga yang digunakan adalah rata -rata bulanan suku bunga SBI dari BI Rate dan BI 7-day (Reverse) Repo Rate yang dipublikasikan Bank Indonesia.

  3. Pertukaran kurs Pertukaran kurs atau nilai tukar mengatakan bahwa nilai tukar (pertu karan kurs) adalah

  harga mata uang asing yang dinyatakan ke dalam mata uang negara asal (Mu rthy et al., 2017).

  Nila i tukar suatu mata uang dapat didefinisikan sebagai harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara asing lainnya. Nila i tukar mata uang akan selalu mengala mi fluktuasi berdasarkan pada permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar valuta asing. Nila i tukar atau kurs yang digunakan adalah kurs tengah rupiah terhadap dolar secara periodik 1 bulanan yang dipublikasikan Bank Indonesia. Berikut rumus pengukuran nilai tukar yang dapat dipakai:

  Sumber: Murthy et al. (2017)

  4. Harga Minyak Dunia Harga minyak dunia ada lah harga spot pasar minyak dunia yang mengala mi fluktuasi

  oleh karena permintaan dan penawaran di pasar dunia. Pada penelitian ini harga minyak dunia, standar yang digunakan adalah standar Brent (Murthy et al., 2017). Data harga minyak dunia dia mbil dari www.fred.stlouisfed.org yang diterbitkan t iap akh ir bulan (Marzouk, 2017). Ha rga minyak dunia yang berbentuk USD ke mud ian dikonversikan ke nilai Rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang didapatkan di data pertukaran kurs.

  5. Produk Domestik Bruto Produk do mestik bruto (PDB) d idefin isikan sebagai nila i moneter barang dan jasa yang

  diproduksi di dala m suatu negara dala m jangka wa ktu tertentu. La ju pertumbuhan ekonomi suatu negara tercerminkan oleh t ingkat produk domestik bruto di mana me mba ik bila ada kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dala m bentuk kenaikan pendapatan nasional. Data produk domestik bruto yang digunakan produk domestik bruto harga konstan 2000 dan produk domestik bruto harga konstan 2010 dikarena kan tidak ada ketersediaan data PDB dala m bulanan maka data PDB dia mb il per kuarter dari PDB tiap kuarter yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik.

  6. Ekspor Ekspor didefinisikan sebagai produk dan jasa yang diproduksi da la m negeri dan dijual ke

  luar negeri dengan tolak ukur mata uang asing (Hussain et al., 2014).

  Secara teori, bila nilai e kspor yang dikirim ke luar ke negeri ma ka akan menaikkan profitabilitas dari suatu perusahaan sehingga akan menaikkan harga saham dari suatu perusahaan (Bellalah et al., 2012).

  Data ekspor yang digunakan adalah data bulanan mengenai ju mlah keseluruhan nilai ekspor Indonesia dalam nila i USD yang didapatkan dari Badan Pusat St atistik. Nila i e kspor yang berbentuk USD ke mudian dikonversikan ke nila i Rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang didapatkan di data pertukaran kurs.

  7. Impor Impor dia rtikan pe masukan produk dan jasa dari lua r negeri, seperti bahan baku, mesin,

  plantansi, barang jadi, dan berbagai produk yang digunakan untuk meningkat kan kinerja perusahaan dan kebutuhan suatu negeri. Ada berbagai hasil yang kontradikt if yaitu pengaruh plantansi, barang jadi, dan berbagai produk yang digunakan untuk meningkat kan kinerja perusahaan dan kebutuhan suatu negeri. Ada berbagai hasil yang kontradikt if yaitu pengaruh

  Data impor yang digunakan adalah data bulanan mengenai ju mlah keseluruhan nilai impor Indonesia dalam nila i USD yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik. Nila i impor yang berbentuk USD ke mudian dikonversikan ke nila i Rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang didapatkan di data pertukaran kurs.

  Penelit ian ini menggunakan data sekunder, yang didefinisikan sebagai data yang diperoleh dengan cara me mpe la jari, me mbaca, dan me maha mi me lalu i media la in yang bersangkutan dan bersumber dari buku, literatur, serta dokumen perusahaan (Sugiyono, 2012).

  Data yang digunakan dala m penelitian ini adalah data bulanan periode Februari 2012- Januari 2017 yang berasal dari sebagai berikut;

  1. Harga penutupan indeks harga saham yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.go.id. )

  2. Inflasi yang diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id)

  3. Harga minyak dunia yang diperoleh dari www.fred.stlouisfed.org

  4. Suku bunga yang diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id )

  5. Pertukaran kurs yang diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id )

  6. Produk do mestik bruto yang diperoleh dari situs res mi Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id)

  7. Ekspor yang diperoleh dari situs resmi Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id)

  8. Impor yang diperoleh dari situs resmi Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id)

  Metode Analisis Data

  Penelit ian ini menerapkan metode analisis regresi panel (panel regression analysis). Metode ini digunakan untuk menge mbangkan sebuah model atau persamaan dan menguji pengaruh variable-variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio.

  Data yang berhasil diku mpulkan akan dianalisis dengan tahapan uji outlier terlebih dahulu dengan menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Pack age for Social Sciences) edisi 22, ke mudian d ilan jutkan dengan tahapan uji statistik deskriptif, u ji regresi panel untuk pe milihan model terbaik (uji chow dan uji hausman), dan uji h ipotesis (uji F, uji t, dan Goodness of Fit Model) dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak EViews (Econometric Views) edisi 9.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

  Penelit ian ini menggunakan data sekunder dimana data-data tersebut diperoleh dari instansi yang menerbitkan data yang bersangkutan tentang data perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ45 da la m periode Februari 2012 sa mpai Januari 2017 sebanyak 79 perusahaan. Berikut ini data yang akan diteliti di indeks saham LQ45 dapat dilihat di tabe l di bawah ini:

  Jumlah Perusahaan yang Dijadikan Sebagai Sampel

  Keterangan

  Jumlah

  Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode Feb 2012 – Jan

  79 perusahaan

  2017 Perusahaan yang dijadikan sampel

  79 perusahaan

  Total sampel selama periode periode Feb 2012 – Jan 2017

  2700 data

  Total sampel outlier

  (147 data)

  Total sampel setelah outlier

  2553 data

  Sumber: Data sekunder diolah (2017)

  Tabel d i atas menje laskan bahwa perusahaan yang pernah terdaftar dala m indeks LQ45 selama periode Februari 2012 sa mpai Januari 2017 ada sebanyak 79 perusahaan. Jumlah perusahaan yang akan diteliti sebanyak 79 perusahaan yang pernah terdaftar di indeks LQ45 dan Tabel d i atas menje laskan bahwa perusahaan yang pernah terdaftar dala m indeks LQ45 selama periode Februari 2012 sa mpai Januari 2017 ada sebanyak 79 perusahaan. Jumlah perusahaan yang akan diteliti sebanyak 79 perusahaan yang pernah terdaftar di indeks LQ45 dan

  Tabel di ba wah in i menunjukkan nila i min imu m, ma ksimu m, rata -rata, dan tingkat standar deviasi untuk tiap variabel yang ada pada sampel penelitian ya itu perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode Februari 2012 – Januari 2017.

  Statistik Deskriptif LQ45

  Mean Std, Deviation

  Pengembalian Saham

  Suku Bunga

  Pertukaran Kurs

  Harga Minyak Dunia (Rupiah)

  Produk Domestik Bruto

  (Miliar Rupiah) Ekspor (Miliar Rupiah)

  Impor(Miliar Rupiah)

  Sumber: Data sekunder diolah (2017)

  Hasil statitiska deskriptif untuk variabel kuantitatif Tabel 4.2 menunjukkan ju mlah sampel sebelum uji outlier yang digunakan dalam penelitian sebanyak 2700 sampel perusahaan. Statitiska deskriptif untuk nilai variabel inflasi dala m penelitian ini me miliki nilai terendah sebesar 0,0279, n ilai tertinggi sebesar 0,0879, dan nila i rata-rata sebesar 0,0551 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,0176.

  Hasil statitiska deskriptif untuk variabel kuantitatif Tabel 4.2 menunjukkan ju mlah sampel sebelum uji outlier yang digunakan dalam penelitian sebanyak 2700 sampel perusahaan. Statitiska deskriptif untuk n ila i variabel suku bunga dala m penelitian ini me miliki nila i te rendah sebesar 0,0475, nila i tert inggi sebesar 0,0775, nilai rata-rata sebesar 0,0664 dan nila i standar deviasi sebesar 0,0095.

  Hasil statitiska deskriptif untuk variabel kuantitatif Tabel 4.2 menunjukkan ju mlah sampel sebelum uji outlier yang digunakan dalam penelitian sebanyak 2700 sampel perusahaan. Statitiska deskriptif untuk nila i variabel pertukaran kurs terhadap USD me miliki n ila i te rendah sebesar Rp9.085, n ila i tert inggi sebesar Rp14.657, nila i rata-rata sebesar Rp11.802, dan nilai standar deviasi sebesar 1.626.

  Hasil statitiska deskriptif untuk variabel kuantitatif Tabel 4.2 menunjukkan ju mlah sampel sebelum uji outlier yang digunakan dalam penelitian sebanyak 2700 sampel perusahaan. Statitiska deskriptif untuk nilai variabel harga minyak dunia Brent me miliki nila i terendah sebesar Rp426.502 Barre l, n ila i tert inggi sebesar Rp1.348.513Barre l, nila i

  rata-rata sebesar

  Rp928.907 Barre l, dan nilai standar deviasi sebesar 265.528.

  Hasil statitiska deskriptif untuk variabel kuantitatif Tabel 4.2 menunjukka n ju mlah sampel sebelum uji outlier yang digunakan dalam penelitian sebanyak 2700 sampel perusahaan. Statitiska deskriptif untuk nilai variabel produk domestik bruto dalam milia r rupiah me miliki nilai terendah sebesar 633.400 nila i tert inggi sebesar 2.428.569, nila i rata-rata sebesar 1.647.646, dan nilai standar deviasi sebesar 771.477.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63