Analisis Usahatani Jeruk dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Petani Di Desa Perjuangan, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang
peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari
banyaknya
penduduk
atau
tenaga
kerja
yang
bekerja
pada
sektor
pertanian (Mubyarto, 1994).
Berdasarkan bidang usaha, sektor pertanian dibagi atas sub sektor tanaman
pangan/ palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, jasa pertanian, perikanan,
kehutanan. Dilihat dari jumlah tenaga kerja yang terlibat, sektor pertanian paling
dominan dalam menciptakan kesempatan kerja (Reinjntjes, 2003).
Untuk tanaman hortikultura, Indonesia memiliki 323 komoditas hortikultura,
yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, biofarmaka dan tanaman hias. Dan dalam
hal ini sudah sejak tahun 2000 Departemen Pertanian menetapkan 10 komoditas
hortikultura utama, yaitu pisang, jeruk, mangga, manggis dan durian untuk buahbuahannya; kentang, cabe, dan bawang merah untuk sayuran; anggrek untuk
tanaman hias dan rimpang untuk biofarmaka (Rahardi, 1993).
Tanaman jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sudah lama
dibudidayakan di Indonesia dan di negara-negara tropis Asia lainnya. Tanaman
jeruk memang berasal dari negara-negara tropis Asia, termasuk di wilayah
Indonesia. Jeruk yang ada di kawasan Indonesia dan juga di kawasan Asia lainnya
sangat diminati oleh orang-orang dari Negara Eropa (AAK, 1994).
Universitas Sumatera Utara
Jeruk tumbuh dan berkembang di beberapa daerah dan masing-masing
mempunyai spesifikasi sendiri. Perbedaan iklim dan faktor lingkungan lainnya
menjadikan komoditas ini berkembang menurut kondisi tempat tumbuhnya.
Dengan demikian, jenis jeruk yang berkembang terdiri dari beberapa macam dan
menyebar menjadi terkenal sebagai buahan spesifik daerah. Contoh di Indonesia
dikenal jeruk siem madu yang disebut jeruk Medan yang banyak di tanami di
Kabupaten Karo dan Kabupaten Dairi, jeruk siem Pontianak, jeruk keprok
Malang, jeruk keprok maga dan jeruk kacang. Masing-masing jenis spesial ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri sehingga sulit dibandingkan mana
yang lebih unggul (Joesoer, 1993).
Upaya peningkatan produksi dan produktivitas jeruk ditempuh, antara lain dengan
perluasan areal, perbaikan teknologi budidaya dan pasca panen, serta
pengembangan biaya produksi jeruk secara terpadu yang berpola agribisnis
(Rukmana, 1997).
Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mendapat prioritas untuk
dikembangkan, karena usahatani jeruk memberikan keuntungan yang tinggi,
sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan petani. Di samping itu, jeruk
merupakan buah-buahan yang digemari masyarakat baik sebagai buah segar
maupun olahan dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat berpendapatan rendah
hingga yang berpendapatan tinggi. Sebagai komoditas yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi, sudah selayaknya pengembangan usahatani jeruk ini mendapat
perhatian yang besar, karena kontribusinya yang besar pada perekonomian
nasional (Bambang, 1996).
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan usahatani jeruk di Sumatera Utara mengalami penyebaran ke
daerah-daerah yang layak ditanami jeruk manis. Pada lampiran 1 perkembangan
luas area tanaman jeruk di Kabupaten Dairi pada tahun 2009, 2010, dan 2011
masing-masing 721.08 Ha, 848.33 Ha, dan 1,131.11 Ha. Dengan produksi
12,979.5 ton, 15,270 ton, dan 20,360 ton. Hal ini menggambarkan ada respon
yang baik dimana tiap tahunnya mengalami peningkatan luas lahan dan produksi
juga tentunya. Di Kabupaten Dairi, perluasan penanaman tanaman Jeruk manis
terus ditingkatkan. Salah satu kecamatan yang mengalami peningkatan luas lahan
produksi Jeruk adalah Kecamatan Sumbul.
Pada hakekatnya dalam menjalankan usahatani sama dengan menjalankan sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang pertanian. Dilihat dari tujuannya yang
bersifat ekonomis artinya petani memproduksi hasil-hasil pertanian baik untuk
dijual maupun untuk konsumsi sendiri. Usahatani sebagai organisasi alam, kerja,
dan modal yang ditunjukkan pada produksi di lapangan pertanian. Organisasi
ketatalaksanaanya berdiri sendiri atau sengaja diusahakan oleh seseorang atau
sekumpulan orang, segolongan sosial yang terikat genologis, teritorial sebagai
pengelolaanya (Hernanto, 1993).
Petani yang rasional akan memilih cabang usaha yang pendapatannya tinggi,
sehingga dengan adanya perhitungan pendapatan suatu usahatani akan membantu
petani untuk menentukan cabang usaha mana yang lebih menjanjikan pendapatan
tinggi. Demikian juga halnya dengan petani yang akan memilih bentuk output
yang mana menjanjikan keuntungan yang lebih baik (Soekartawi, 2002).
Pada umumnya petani jeruk tidak mempunyai catatan untuk usaha taninya. Oleh
karena berapa jumlah modal, jumlah biaya, jumlah produksi dan jumlah
Universitas Sumatera Utara
penerimaan dari tanaman jeruk itu tidaklah diketahui mereka secara lengkap. Hal
ini perlu ditanyai agar mereka mengingat-ingatnya kembali sehingga dapat
dilakukan analisis usahatani tanaman jeruk. Bagaimana mengetahui besar R/C
(revenue per cost) per Ha/thn/thn dan per Petani/thn/thn usahatani jeruk.
(Suratiyah, 2008).
Luas tanaman jeruk yang sudah menghasilkan di daerah penelitian berbeda-beda
dimana luas tanaman jeruk antara 0,5 ha sampai dengan 2 ha dan ada yang sudah
tergolong tua dan ada yang masih muda. Bagaimana hubungan R/C per Ha/thn
dan per Petani/thn dengan luas tanaman jeruk yang diketahui nantinya dalam
analisis usahatani jeruk. Bagaimana pengaruh luas tanaman jeruk terhadap
penerimaan per Petani/thn dalam usahatani jeruk. Dan menganalisis pengaruh
antar karasteristik pengalaman bertani, jumlah tanggungan, dan modal terhadap
penerimaan dari usahatani jeruk didaerah penelitain.
Sehubungan dengan penjelasan diatas, maka perlu dilakukan suatu penelitian
tentang analisis usahatani jeruk dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan
petani di Kabupaten Dairi.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, masalah yang akan dianalisis
dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1.
Berapa besar R/C (revenue per cost) per Ha/thn dan per Petani/thn usahatani
jeruk di daerah penelitian?
2.
Bagaimana hubungan R/C per Ha/thn dan per Petani/thn dengan luas tanaman
jeruk di daerah penelitian?
3.
Bagaimana pengaruh antara karakteristik pengalaman bertani, jumlah
tanggungan, dan modal terhadap penerimaan dari usahatani jeruk di daerah
penelitian?
4.
Bagaimana pengaruh luas tanaman jeruk terhadap penerimaan per Petani/thn?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui besar R/C per Ha/thn dan per Petani/thn usahatani jeruk di
daerah penelitian.
2.
Untuk menganalisis hubungan R/C per Ha/thn dan per Petani/thn dengan luas
tanam jeruk di daerah penelitian .
3.
Untuk menganalisis pengaruh antara karasteristik pengalaman bertani, jumlah
tanggungan, dan modal terhadap penerimaan dari usahatani jeruk di daerah
penelitian.
4.
Untuk menganalisi pengaruh luas tanaman jeruk terhadap penerimaan per
Petani/thn?
Universitas Sumatera Utara
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yan telah diuraikan tersebut, maka kegunaan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Sebagai bahan informasi bagi petani untuk mengetahui tingkat penggunaan
biaya dan produktivitas (produksi per Ha/thn) pada usahatani jeruk mereka.
2.
Sebagai bahan informasi bagi Pemerintah atau Pemerintah Daerah setempat
untuk melakukan pengembangan pemasaran pada daerah penelitian.
3.
Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak lain yang membutuhkan
khususnya kalangan akademis yang akan mengadakan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang
peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari
banyaknya
penduduk
atau
tenaga
kerja
yang
bekerja
pada
sektor
pertanian (Mubyarto, 1994).
Berdasarkan bidang usaha, sektor pertanian dibagi atas sub sektor tanaman
pangan/ palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, jasa pertanian, perikanan,
kehutanan. Dilihat dari jumlah tenaga kerja yang terlibat, sektor pertanian paling
dominan dalam menciptakan kesempatan kerja (Reinjntjes, 2003).
Untuk tanaman hortikultura, Indonesia memiliki 323 komoditas hortikultura,
yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, biofarmaka dan tanaman hias. Dan dalam
hal ini sudah sejak tahun 2000 Departemen Pertanian menetapkan 10 komoditas
hortikultura utama, yaitu pisang, jeruk, mangga, manggis dan durian untuk buahbuahannya; kentang, cabe, dan bawang merah untuk sayuran; anggrek untuk
tanaman hias dan rimpang untuk biofarmaka (Rahardi, 1993).
Tanaman jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sudah lama
dibudidayakan di Indonesia dan di negara-negara tropis Asia lainnya. Tanaman
jeruk memang berasal dari negara-negara tropis Asia, termasuk di wilayah
Indonesia. Jeruk yang ada di kawasan Indonesia dan juga di kawasan Asia lainnya
sangat diminati oleh orang-orang dari Negara Eropa (AAK, 1994).
Universitas Sumatera Utara
Jeruk tumbuh dan berkembang di beberapa daerah dan masing-masing
mempunyai spesifikasi sendiri. Perbedaan iklim dan faktor lingkungan lainnya
menjadikan komoditas ini berkembang menurut kondisi tempat tumbuhnya.
Dengan demikian, jenis jeruk yang berkembang terdiri dari beberapa macam dan
menyebar menjadi terkenal sebagai buahan spesifik daerah. Contoh di Indonesia
dikenal jeruk siem madu yang disebut jeruk Medan yang banyak di tanami di
Kabupaten Karo dan Kabupaten Dairi, jeruk siem Pontianak, jeruk keprok
Malang, jeruk keprok maga dan jeruk kacang. Masing-masing jenis spesial ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri sehingga sulit dibandingkan mana
yang lebih unggul (Joesoer, 1993).
Upaya peningkatan produksi dan produktivitas jeruk ditempuh, antara lain dengan
perluasan areal, perbaikan teknologi budidaya dan pasca panen, serta
pengembangan biaya produksi jeruk secara terpadu yang berpola agribisnis
(Rukmana, 1997).
Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mendapat prioritas untuk
dikembangkan, karena usahatani jeruk memberikan keuntungan yang tinggi,
sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan petani. Di samping itu, jeruk
merupakan buah-buahan yang digemari masyarakat baik sebagai buah segar
maupun olahan dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat berpendapatan rendah
hingga yang berpendapatan tinggi. Sebagai komoditas yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi, sudah selayaknya pengembangan usahatani jeruk ini mendapat
perhatian yang besar, karena kontribusinya yang besar pada perekonomian
nasional (Bambang, 1996).
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan usahatani jeruk di Sumatera Utara mengalami penyebaran ke
daerah-daerah yang layak ditanami jeruk manis. Pada lampiran 1 perkembangan
luas area tanaman jeruk di Kabupaten Dairi pada tahun 2009, 2010, dan 2011
masing-masing 721.08 Ha, 848.33 Ha, dan 1,131.11 Ha. Dengan produksi
12,979.5 ton, 15,270 ton, dan 20,360 ton. Hal ini menggambarkan ada respon
yang baik dimana tiap tahunnya mengalami peningkatan luas lahan dan produksi
juga tentunya. Di Kabupaten Dairi, perluasan penanaman tanaman Jeruk manis
terus ditingkatkan. Salah satu kecamatan yang mengalami peningkatan luas lahan
produksi Jeruk adalah Kecamatan Sumbul.
Pada hakekatnya dalam menjalankan usahatani sama dengan menjalankan sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang pertanian. Dilihat dari tujuannya yang
bersifat ekonomis artinya petani memproduksi hasil-hasil pertanian baik untuk
dijual maupun untuk konsumsi sendiri. Usahatani sebagai organisasi alam, kerja,
dan modal yang ditunjukkan pada produksi di lapangan pertanian. Organisasi
ketatalaksanaanya berdiri sendiri atau sengaja diusahakan oleh seseorang atau
sekumpulan orang, segolongan sosial yang terikat genologis, teritorial sebagai
pengelolaanya (Hernanto, 1993).
Petani yang rasional akan memilih cabang usaha yang pendapatannya tinggi,
sehingga dengan adanya perhitungan pendapatan suatu usahatani akan membantu
petani untuk menentukan cabang usaha mana yang lebih menjanjikan pendapatan
tinggi. Demikian juga halnya dengan petani yang akan memilih bentuk output
yang mana menjanjikan keuntungan yang lebih baik (Soekartawi, 2002).
Pada umumnya petani jeruk tidak mempunyai catatan untuk usaha taninya. Oleh
karena berapa jumlah modal, jumlah biaya, jumlah produksi dan jumlah
Universitas Sumatera Utara
penerimaan dari tanaman jeruk itu tidaklah diketahui mereka secara lengkap. Hal
ini perlu ditanyai agar mereka mengingat-ingatnya kembali sehingga dapat
dilakukan analisis usahatani tanaman jeruk. Bagaimana mengetahui besar R/C
(revenue per cost) per Ha/thn/thn dan per Petani/thn/thn usahatani jeruk.
(Suratiyah, 2008).
Luas tanaman jeruk yang sudah menghasilkan di daerah penelitian berbeda-beda
dimana luas tanaman jeruk antara 0,5 ha sampai dengan 2 ha dan ada yang sudah
tergolong tua dan ada yang masih muda. Bagaimana hubungan R/C per Ha/thn
dan per Petani/thn dengan luas tanaman jeruk yang diketahui nantinya dalam
analisis usahatani jeruk. Bagaimana pengaruh luas tanaman jeruk terhadap
penerimaan per Petani/thn dalam usahatani jeruk. Dan menganalisis pengaruh
antar karasteristik pengalaman bertani, jumlah tanggungan, dan modal terhadap
penerimaan dari usahatani jeruk didaerah penelitain.
Sehubungan dengan penjelasan diatas, maka perlu dilakukan suatu penelitian
tentang analisis usahatani jeruk dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan
petani di Kabupaten Dairi.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, masalah yang akan dianalisis
dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1.
Berapa besar R/C (revenue per cost) per Ha/thn dan per Petani/thn usahatani
jeruk di daerah penelitian?
2.
Bagaimana hubungan R/C per Ha/thn dan per Petani/thn dengan luas tanaman
jeruk di daerah penelitian?
3.
Bagaimana pengaruh antara karakteristik pengalaman bertani, jumlah
tanggungan, dan modal terhadap penerimaan dari usahatani jeruk di daerah
penelitian?
4.
Bagaimana pengaruh luas tanaman jeruk terhadap penerimaan per Petani/thn?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui besar R/C per Ha/thn dan per Petani/thn usahatani jeruk di
daerah penelitian.
2.
Untuk menganalisis hubungan R/C per Ha/thn dan per Petani/thn dengan luas
tanam jeruk di daerah penelitian .
3.
Untuk menganalisis pengaruh antara karasteristik pengalaman bertani, jumlah
tanggungan, dan modal terhadap penerimaan dari usahatani jeruk di daerah
penelitian.
4.
Untuk menganalisi pengaruh luas tanaman jeruk terhadap penerimaan per
Petani/thn?
Universitas Sumatera Utara
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yan telah diuraikan tersebut, maka kegunaan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Sebagai bahan informasi bagi petani untuk mengetahui tingkat penggunaan
biaya dan produktivitas (produksi per Ha/thn) pada usahatani jeruk mereka.
2.
Sebagai bahan informasi bagi Pemerintah atau Pemerintah Daerah setempat
untuk melakukan pengembangan pemasaran pada daerah penelitian.
3.
Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak lain yang membutuhkan
khususnya kalangan akademis yang akan mengadakan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara