10 Pemanfaatan Ponsel Pintar Beny Halfina

PEMANFAATAN PONSEL PINTAR SEBAGAI TEKNOLOGI
KESELAMATAN KENDARAAN
Beny Halfina, ST1)

1

Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi
TIRBR - BPPT
e-mail : beny.halfina@bppt.go.id
Serpong, 24 November 2015
ABSTRAK

Kecelakaan lalu lintas di Indonesia termasuk 10 besar penyebab kematian
terbanyak dan cenderung terus meningkat (Kementerian Kesehatan RI). Melalui
Dekade Aksi Keselamatan yang diwujudkan dalam Rencana Umum Nasional
Keselamatan (RUNK) 2011-2035, pemerintah berusaha memperkuat koordinasi
antar pemangku kepentingan untuk mengurangi laju kecelakaan. BPPT sebagai
salah satu lembaga riset memiliki tugas untuk ikut berperan serta. Agar dapat
merumuskan usulan rekomendasi teknologi keselamatan, perlu dilakukan
penelitian tentang faktor penyebab dan jenis kendaraaan yang terlibat dalam
kecelakaan. Ponsel pintar yang populer di masyarakat berpotensi dikembangkan

sebagai alat bantu pengemudi berkendara secara lebih baik. Aplikasi ponsel
pintar yang memanfaatkan berbagai sensor dapat menjadi salah satu alternative
teknologi untuk mewujudkan keselamatan berkendara.
Kata Kunci : penyebab kecelakaan, RUNK, teknologi keselamatan, ponsel pintar
PENDAHULUAN
Transportasi sebagai bagian keseharian
manusia sangat penting bagi mobilitas dan
pergerakan ekonomi. Sebagai efek dari
motorisasi dan perkembangan teknologi
kendaraan membuat perpindahan manusia,
barang dan jasa menjadi semakin cepat dan
mudah. Namun di balik itu, lalu lintas
sekaligus menyimpan potensi ancaman
kematian yang tinggi. Data organisasi
kesehatan dunia, WHO dalam Global Road
Safety Report tahun 2013 menyebutkan
angka sekitar 1,25 juta korban tewas di
seluruh dunia akibat kecelakaan lalu lintas
setiap tahunnya. Bukan hanya itu, kecelakaan
lalu lintas juga membuat lebih dari 25 juta

orang mengalami cacat permanen.
Lebih memprihatinkan lagi, 59% usia korban
tewas berada di rentang antara 15-44 tahun
yang merupakan usia produktif dan 90%
kematian di jalan raya terjadi di negara miskin
dan menengah.

Gambar 1. Kecelakaan Lalu Lintas Masuk 10
Besar Penyebab Kematian

Gambar 1 merujuk data WHO tahun 2013
yang menyatakan bahwa kecelakaan lalu
lintas adalah penyebab kematian terbesar ke8 di dunia saat ini.

72

Apabila tidak dilakukan penanganan, maka
dikhawatirkan kelak pada tahun 2030
diprediksi akan naik peringkatnya menjadi
penyebab kematian ke-5. Sebagai langkah

antisipasi PBB kemudian mengeluarkan
resolusi No. 62/255 tentang Improving Road
Safety berisi tentang Global Plan for the
Decade of Action for Road Safety 2011-2020.
Resolusi ini kemudian ditanggapi pemerintah
Indonesia dengan menetapkan Rencana
Umum Nasional Keselamatan (RUNK) 20112035. Selanjutnya melalui Instruksi Presiden
RI Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program
Dekade Aksi Keselamatan Jalan, pemerintah
memperkuat koordinasi antar pemangku
kepentingan dalam mewujudkan 5 pilar
keselamatan, yaitu [1]:
1. Manajemen Keselamatan Jalan (Road
Safety Management)
2. Jalan Yang Berkeselamatan (Safer
Road)
3. Kendaraan Yang Berkeselamatan
(Safer Vehicle)
4. Pengguna Jalan yang Berkeselamatan
(Education /Enforcement)

5. Perawatan Pasca Kecelakaan (Post
Crash)

Gambar 2. Target RUNK 2010-2035

Agar dapat menghasilkan rekomendasi dan
pengembangan teknologi yang tepat sasaran,
BPPT perlu mengidentifikasi permasalahan
kecelakaan lalu lintas meliputi faktor
penyebab dan jenis kendaraan yang
umumnya terlibat kecelakaan.
Jika melihat angka kecelakaan lalu lintas di
Indonesia pada gambar 3, dari tahun ke tahun
cenderung mengalami peningkatan yang
signifikan. Data Biro Pusat Statistik dan
Korlantas Polri, 2014 menyebutkan sekitar 2-3
orang meninggal tiap jam akibat lakalantas.
[2]

Termasuk stake holder utama di sini adalah

Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
Kementerian
Perhubungan,
POLRI,
Kementerian Kesehatan serta akademisi.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) sebagai salah satu pemangku
kepentingan di bawah Kementerian Ristek
dan Pendidikan Tinggi diharapkan mampu
memberikan
usulan
dan
rekomendasi
teknologi dalam 5 pilar di atas, khususnya
pada pilar Jalan dan Kendaraan yang
Berkeselamatan. Gambar 2 menunjukkan
target RUNK ini diharapkan mampu
menurunkan indikator indeks fatalitas, angka
kematian dan case fatality rate mulai dari

tahun 2010 hingga 2035.

Gambar 3. Jumlah Korban Meninggal Dunia
Akibat Kecelakaan Lalu Lintas 2014

Gambar 3. Faktor Penyebab Kecelakaan

73

1) Mengumpulkan data-data kecelakaan
dari beberapa Kepolisian Daerah di
Indonesia untuk memetakan faktor
penyebab
2) Mengkaji dan memetakan teknologiteknologi keselamatan kendaraan yang
ada di dunia saat ini yang bisa
digunakan dan dikembangkan

Data secara umum menyebutkan mayoritas
kecelakaan diakibatkan oleh faktor manusia.
Selain itu kecelakaan terjadi karena kombinasi

faktor manusia, kendaraan dan jalan.
Melihat data tersebut pengkajian teknologi
utamanya perlu difokuskan pada faktor
manusia dan kendaraan. Sehingga penelitian
ini bertujuan mengetahui penyebab manusia
mengalami kecelakaan serta teknologi apa
yang perlu dikembangkan sebagai solusi
permasalahan tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Penelitian Faktor Penyebab Lakalantas
Penelitian dilakukan di Bali, Jawa Timur, NTB,
Jawa Tengah. Dari data yang terkumpul
didapatkan fakta bahwa belum semua
Kepolisian Daerah melakukan pencatatan
secara
rinci
faktor-faktor
penyebab
kecelakaan. Namun secara umum sudah

didapatkan Gambaran bahwa penyebab
utama akibat faktor manusia kemudian
kendaraan dan jalan serta alam sekitar.

METODE
Penelitian lebih mendetail mengenai data
kecelakaan perlu dilakukan untuk dasar
pengembangan teknologi. Metode dilakukan
sebagai berikut :

Tabel 1. Rekap Data Kecelakaan Lalu Lintas

Sumber : data Kepolisian Daerah

74

Jika mengambil sampel dari Polda Jateng,
faktor penyebab ditunjukkan pada Tabel 2 :

Tabel 3 menunjukkan bahwa faktor utama

penyebab
kecelakaan
adalah
karena
pengemudi, baru kemudian diikuti faktor jalan
dan kondisi alam. Sementara itu meskipun
kecil, penggunaan handphone (IT) juga turut
menjadi penyebab kecelakaan.

Tabel 2. Faktor Penyebab

No.
1
2
3
4

Tahun
2010
2011

2012
2013

Faktor Penyebab
Alam IT
Jalan
97
230
167
97

4
4
9
9

Pengemudi

887
947

1217
1285

Faktor pengemudi ini perlu dirinci lebih lanjut
apa saja yang menyebabkan manusia lalai
atau melakukan kesalahan di jalan raya yang
berujung pada celaka.

7152
17716
21730
17709

Sumber : Polda Jateng

Tabel 3. Faktor Pengemudi Mengalami Kecelakaan

OBAT

188

263

18

4603

7

0

33

603

2011

17716

3981

189

384

140

11864

33

2

54

969

2012

21730

5822

569

556

66

12628

10

1

114

1912

2013

17709

5217

519

384

75

9986

1

0

76

1443

Sumber: Data Polda Jateng

Gambar 4. Grafik Faktor Pengemudi Kecelakaan

75

BATAS
KCPTAN

PSIKOLOGIS

1329

ALKOHOL

MENGANTUK

7152

JML
KEJ

TIDAK
TERTIB

LELAH

2010

Tahun

SAKIT

LENGAH

FAKTOR PENGEMUDI

pengendara ketika sudah terjadi tumbukan
atau celaka dari cedera yang lebih serius. [3]

Melihat dari data di atas, 3 penyebab utama
pengendara mengalami kecelakaan :
1. Perilaku tidak tertib di jalan raya
2. Lengah dan tidak waspada
3. Melebihi batas kecepatan

A. Teknologi Keselamatan Aktif
Teknologi ini sudah dikembangkan sejak
1970-an, misalnya yang sudah banyak dipakai
adalah rem ABS (Anti-lock Braking System).

Perilaku dan habit pengendara tentunya
kembali kepada kesadaran berlalulintas dan
penegakan peraturan dari pihak berwenang
dalam hal ini Polri.
Setelah mengetahui dari sisi manusia,
kemudian perlu diketahui dan dipetakan
kendaraan apa saja yang sering terlibat
kecelakaan di jalan raya.

Gambar 6. Komponen Rem ABS

Kemudian ada Traction Control System untuk
mengatur traksi di empat roda mobil agar
tidak terjadi slip. Untuk menjaga kestabilan
kendaraan ada VCS (Vehicle Stability
Control).

Gambar 5. Jenis Kendaraan Terlibat

Data Korlantas POLRI 2013 di atas
menyebutkan separuh kecelakaan tercatat
dialami sepeda motor. Hal ini cukup wajar
mengingat 81% dari total kendaraan di
Indonesia atau sekitar 86,253 juta unit di
antaranya adalah sepedamotor (Kompas,
2013).

Selain itu untuk pemberi peringatan dan
menjaga kendaraan tetap di jalurnya ada
Lane Departure Warning, Radar Cruise
Control, Lane Keeping Assist. Untuk menjaga
jarak aman juga sudah ada Distance Warning.
maupun untuk menghindari tabrakan dengan
pejalan kaki.

2. Pemetaan Teknologi Keselamatan
Selanjutnya pemetaan teknologi keselamatan
kendaraan diperlukan untuk memilih dan
menentukan teknologi apa yang akan
direkomendasikan ataupun dikembangkan
nantinya.
Secara
umum
teknologi
keselamatan
kendaraan dibedakan menjadi 2, yakni
Teknologi Keselamatan Aktif yang mencegah
sebelum terjadi kecelakaan dan Teknologi
Keselamatan
Pasif
untuk
melindungi

Gambar 7. Pre-Collision Warning

76

Jika berkendara di malam hari juga sudah ada
teknologi Adaptive Driving Beam berupa
lampu depan yang bisa menyesuaikan kondis
penerangan jalan.
Kendaraan terkini juga sudah ada yang
dilengkapi pencegah tumbukan yakni Precollision system dari sisi depan, belakang
B. Teknologi Keselamatan Pasif

Gambar 9. Teknologi Struktur

Contoh teknologi ini bagi pengendara adalah
adanya airbags dan sabuk pengaman pada
mobil. Teknologi termutakhir saat ini kantong
udara ada dari samping (curtain airbag) dan
pada lutut (knee airbag).

3. Pemanfaatan Aplikasi Ponsel Pintar untuk
Keselamatan Berkendara
Dari beberapa teknologi di atas ternyata
masih cukup sulit diterapkan di Indonesia
karena biasanya semakin tinggi teknologi
keselamatan di kendaraan akan berbanding
lurus dengan harga jual. Apalagi hampir
semua hanya ada pada mobil, sepedamotor
yang menjadi penyumbang kecelakaan belum
digarap. Maka perlu dicari alternatif teknologi
yang lebih terjangkau mayoritas rakyat
Indonesia namun memiliki fungsi keselamatan
mendekati teknologi di atas.
Jika melihat fakta di Indonesia, pada akhir
2015 diperkirakan ada sekitar 55 juta
pengguna smartphone (ponsel pintar).
Sedangkan total penetrasi pertumbuhannya
mencapai 37,1 persen. (eMarketer). Melihat
fakta itu, smartphone potensial dikembangkan
untuk menjadi salah satu alat bantu
keselamatan di jalan raya.

Gambar 8. Teknologi Kantong Udara Terkini

Smartphone kini dilengkapi dengan berbagai
sensor, yakni :
1. Gyroscope, mendeteksi perubahan
orientasi pada ponsel
2. Accelerometer, mengukur percepatan
pada 3 sumbu ponsel
3. Sensor lokasi berupa GPS dan
triangulasi dari menara provider serta
jaringan wifi.

Sementara pada struktur kendaraan juga
dilakukan pengembangan agar kendaraan
mampu meredam impak benturan. Misalnya
pada Honda berupa G-Con. Pada Gambar di
bawah, area berwarna merah di kompartemen
mesin adalah Crumple Zone. Jika terjadi
tubrukan, maka bagian ini yang paling mudah
terdeformasi sehingga akan menyerap energi
tumbukan untuk menghindarkan cedera fatal
pada penumpang.

Memanfaatkan berbagai sensor itu, bisa
dikembangkan aplikasi ponsel yang mampu
mendeteksi pergerakan kendaraan dan
perilaku pengemudi di jalan raya.

77

Gambar 10. Berbagai Sensor di Smartphone

Gambar 12. Aplikasi Honda di Smartphone

Aplikasi yang sudah dikembangkan oleh
developer dan perusahaan otomotif berikut
dapat dijadikan referensi pengembangan lebih
lanjut.

Aplikasi ini akan mendeteksi perilaku
mengemudi melalui percepatan dan
perlambatan. Jika pengemudi mengerem
mendadak atau mendadak melakukan
akselerasi maka akan ada peringatan di
layar.

 Honda Apps for Congestion
Honda Motors Co mengembangkan
aplikasi yang membantu pengemudi untuk
mengemudi lebih baik dan meminimalkan
terjadinya kemacetan. [4]

 iOnRoad
Menampilkan kecepatan kendaraan dan
juga jarak waktu ke kendaraan di depannya
dilengkapi lajur aman secara visual.

Gambar 13. Tampilan iOnRoad

 My Tracks
Aplikasi ini mampu merekam perjalanan
kendaraan
dan
kemudian
akan
menampilkan berbagai data, seperti
kecepatan maksimum, kecepatan rata-rata,
waktu tempuh dan lainnya. MyTracks juga
dilengkapi marking untuk menandai posisi
koordinat di peta. Hal ini memudahkan
ketika
selesai
mengemudi
untuk
menganalisis lokasi-lokasi mana yang perlu
mendapat perhatian. Misalnya macet.

Gambar 11. Kondisi kemacetan karena
perilaku pengemudi

78

3) Memungkinkan input lokasi rawan dari
pengguna untuk menentukan rute dan
warning selama perjalanan
4) Mampu merekam dan menganalisis data
perjalanan
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
beberapa pihak yang memberikan data dan
referensi untuk penulisan ini.
1. Kepolisian Daerah Bali
2. Kepolisian Daerah Jawa Timur
3. Kepolisian Daerah NTB
4. Kepolisian Daerah Jawa Tengah
5. PT Toyota Motor Manufacturing
Indonesia (TMMIN), Jakarta
6. PT Honda Prospect Motor, Jakarta
7. Dirjen Binamarga, Kementerian
PUPERA

Gambar 14. MyTracks

Selain itu aplikasi sosial media yang cukup
populer semacam Waze juga bisa membantu
pengemudi untuk mengendara secara lebih
aman.
Mengambil referensi dari aplikasi yang ada,
maka rekomendasi teknologi keselamatan
adalah mengembangkan aplikasi yang bisa
membantu memberi warning ketika di jalan
raya, menandai lokasi dan bisa dibagikan
kepada komunitas di internet.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Sekretaris Negara, (2011), Rencana
Umum Nasional Keselamatan (RUNK)
2011-2035., Jakarta.
[2] Kementerian
PUPERA,
(2015),
Keselamatan
Jalan
dari
Tinjauan
Infrastruktur Jalan, Jakarta.
[3] I Nyoman Sutantra (2010), Teknologi
Otomotif, Penerbit Guna Widya, Surabaya.
[4] www.world.honda.com (2013), “Honda
Conducts Public-road Testing and Verifies
Effectiveness
of
New
Congestion
Minimization Technology”, Japan

PENUTUP
Kecelakaan lalu lintas di Indonesia mayoritas
terjadi akibat faktor manusia. Tiga penyebab
utama adalah karena tidak tertib, lengah dan
melebihi batas kecepatan. Jika dilihat dari
segi kendaraan, sepeda motor paling banyak
mengalami kecelakaan.
Untuk itu perlu dikembangkan teknologi
keselamatan berkendara yang terjangkau dan
dapat menjangkau mayoritas kendaraan
sehingga bisa mengurangi kecelakaan secara
drastis. Teknologi yang dipilih adalah aplikasi
warning pada smartphone karena populasi
penggunanya yang tinggi.
Usulan aplikasi smartphone pencegah
kecelakaan dengan karakteristik sebagai
berikut :
1) Memanfaatkan sensor lokasi dan GPS
untuk mengetahui lokasi
2) Memanfaatkan
sensor
akselerometer
untuk mendeteksi percepatan kendaraan

79