Pengertian Disintegrasi Bangsa

Pengertian Disintegrasi Bangsa
Banyak orang yang lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada
kepentingan umum, sehingga hilangnya persatuan dan kesatuan ini
dapat menyebabkan timbulnya disintegrasi bangsa. Sedangkan arti dari
disintegrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hilangnya
keutuhan dan kesatuan. Secara umum, disintegrasi bangsa adalah suatu
keadaan dimana suatu bangsa mengalami perpecahan. Mulai dari kondisi
tanah air yang dihadapkan pada konflik dan pertikaian serta masalah lain
sebagai pemicu terjadinya disintegrasi bangsa. Berbagai akumulasi
masalah sosial yang terpendam dimasa lalu, bisa muncul dalam bentuk
yang berbeda satu sama lain. Asalkan ada sedikit saja pemicunya,
persoalan yang sepele pun dengan cepat bisa meledak, menyebar dan
meluas secara cepat.
Bukti bahwa negara Indonesia telah mengalami disintegrasi bangsa
adalah karena nasionalisme yang melambangkan jati diri bangsa
Indonesisa yang selama ini demikian kukuh, kini mulai memperlihatkan
keruntuhan.
Asas
persamaan
digerogoti
oleh

ketidakadilan
pengalokasian kekayaan yang tak berimbang antara pusat dan daerah
selama ini. Menurut Aristoteles, persoalan asas kesejahteraan yang
terlalu diumbar, merupakan salah satu sebab ancaman disintegrasi
bangsa, di samping instabilitas yang diakibatkan oleh para pelaku politik
yang tidak lagi bersikap netral. Meskipun barangkali filosof politik klasik
Aristoteles dianggap usang, namun bila dlihat dalam konteks masa kini,
orientasinya tetap bisa dijadikan sebagai acuan. Paling tidak untuk
melihat sebab-sebab munculnya disintegrasi bangsa.
Banyak contoh yang bisa diambil untuk membuktikan bahwa bangsa
indonesia telah mengalami disintegrasi, antara lain : beberapa daerah
yang ingin meepaskan diri dari Republik indonesia, misalnya Papua;
Konflik horisontal yang bersifat primordialistik antar-agama yang terjadi
di Maluku, kini meluas sampai ke Poso (Sulawesi) dan Medan
(Sumatera). Konflik-konflik ini merusak tata kehidupan dan ketahanan
masyarakat lokal serta diprediksikan akan mempengaruhi daya-rekat
masyarakat sebagai bagian dari satu bangsa yang bersatu.
Faktor- Faktor yang Menyebabkan Disintegrasi Bangsa

Disintegrasi bangsa yang menghantui negeri ini bisa muncul dari

berbagai sumber. Kebhinekaan yang dianggap sebagai kekayaan bangsa,
baik dari segi etnik yang berjumlah puluhan, budaya, bahasa, adat
istiadat, agama serta berbagai kepercayaan yang ada, ternyata
mempunyai sisi yang rawan berupa potensi perpecahan yang
implikasinya bisa sangat luas dan mendalam. Masalah-masalah berikut
ini adalah beberapa penyebab terjadinya disintegrasi bangsa:
1. Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama. Krisis di sektor ini
selalu merupakan faktor amat signifikan dalam mengawali lahirnya
krisis yang lain (politik-pemerintahan, hukum, dan sosial). Secara
garis besar, krisis ekonomi ditandai merosotnya daya beli
masyarakat akibat inflasi dan terpuruknya nilai tukar, turunnya
kemampuan produksi akibat naiknya biaya modal, dan
terhambatnya kegiatan perdagangan dan jasa akibat rendahnya
daya saing. Muara dari semua ini adalah tutupnya berbagai sektor
usaha dan membesarnya jumlah penganggur dalam masyarakat.
2. Krisis politik berupa perpecahan elite di tingkat nasional, sehingga
menyulitkan lahirnya kebijakan yang utuh dalam mengatasi krisis
ekonomi. Krisis politik juga bisa dilihat dari absennya
kepemimpinan politik yang mampu membangun solidaritas sosial
untuk secara solid menghadapi krisis ekonomi. Dalam situasi di

mana perpecahan elite pusat makin meluas dan kepemimpinan
nasional makin tidak efektif, maka kemampuan pemerintah dalam
memberi pelayanan publik akan makin merosot. Akibatnya
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah akan semakin
menipis. Keadaan ini dapat memacu timbulnya gerakan-gerakan
anti pemerintah yang pada akhirnya juga akan memacu
disintegrasi bangsa.
3. Krisis sosial dimulai dari terjadinya disharmoni dan bermuara pada
meletusnya konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok
masyarakat (suku, agama, ras). Jadi, di kala krisis ekonomi sudah
semakin parah, yang akibatnya antara lain terlihat melalui
rontoknya berbagai sektor usaha, naiknya jumlah penganggur, dan
meroketnya harga berbagai produk, maka kriminalitas pun akan
meningkat dan berbagai ketegangan sosial menjadi sulit dihindari.
Dalam situasi seperti ini, hukum akan terancam supremasinya dan

kohensi sosial terancam robek. Suasana kebersamaan akan pupus
dan rasa saling percaya akan terus menipis. Sebagai gantinya,
eksklusivisme, entah berdasar agama, ras, suku, atau kelas yang
dibumbui sikap saling curiga yang terus menyebar dalam

hubungan antarkelompok. Bila berbagai ketegangan ini tidak
segera diatasi, maka eskalasi konflik menjadi tak terhindarkan.
Disharmoni sosial pun dengan mudah akan menyebar. Modal sosial
berupa suasana saling percaya, yang merupakan landasan bagi
eksistensi sebuah masyarakat bangsa, perlahan-lahan akan hancur.
Pada intinya disintegrasi bangsa terjadi karena kurangnya kesadaran
masyarakat dan kurangnya rasa nasionalisme pada jiwa masyarakat.
Contohnya, tidak dapat dipungkiri, Indonesia terdiri dari berbagai ras
yang berbeda (baik asli, dari luar, maupun campuran), suku bangsa yang
berbeda (bangsa Jawa, bangsa Bugis, bangsa Melayu, bangsa Batak,
dsb.), berbagai agama yang berbeda, berasal dari banyak negara pribumi
(kerajaan Majapahit, kerajaan Sriwijaya, kerajaan Aceh, kerajaan Bugis,
kerajaan Makassar, dll.), dan bercorak-ragam kebudayaan yang berbeda.
Karena itu, semua keaneka-ragaman yang saling berbeda itu harus
diterima sebagai kenyataan bangsa Indonesia. Tetapi masalah utama
yang terjadi di Indonesia adalah kurangnya kesadaran bangsa untuk
menyatukan
perbedaan-perbedaan
tersebut
sehingga

terjadilah
disintegrasi bangsa