PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR
13
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
KEPUTUSAN BUPATI BANJAR
NOMOR 855 TAHUN 2015
TENTANG
PENETAPAN PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM
DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR
BUPATI BANJAR,
Menimbang
: a. bahwa Pemerintah Daerah memiliki kewajiban untuk
memberikan perlindungan hukum bagi Kepala Daerah
dan/atau Wakil Kepala Daerah dan Calon Pegawai
Aparatur Sipil Negara dan/atau Aparatur Sipil Negara
baik sebagai orang pribadi atau badan hukum yang
dalam
pelaksanaan
tugasnya
menyelenggarakan
pemerintahan
terkena
masalah
hukum
seperti
pengaduan dan/atau tuntutan terhadap kebijakan
maupun keputusan Pejabat Pemerintah Kabupaten
Banjar di pengadilan dalam Perkara Perdata, Perkara
Pidana, Perkara Tata usaha Negara atau Perkara
Hubungan Industrial;
b. bahwa dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan
pemberian bantuan hukum sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, maka perlu ditetapkan Pedoman
Pemberian Bantuan Hukum Dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Banjar;
c. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Bupati Banjar;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang
Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun
1953 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 352) sebagai UndangUndang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1820);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3209);
3. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata;
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 77, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3344);
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
2
dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 160,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5079);
5. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian
Perselisihan
Hubungan
Industrial
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4356);
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5494);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2014
tentang Pedoman Penanganan Perkara Di Lingkungan
Kementerian Dalam Negeri Dan Pemerintah Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
214);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 09 Tahun
2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Dan Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Banjar (Lembaran Daerah Kabupaten Banjar
Tahun 2008 Nomor 09, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Banjar Nomor 09) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Banjar Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kelima Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Banjar Nomor 09 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Dan
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banjar
(Lembaran Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2015
Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Banjar Nomor 6);
11. Peraturan Bupati Banjar Nomor 12 Tahun 2014 tentang
Penyusunan
Standar
Operasional
Prosedur
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Di
Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Banjar
(Berita Daerah
Kabupaten Banjar Tahun 2014 Nomor 12);
3
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
: KEPUTUSAN BUPATI BANJAR TENTANG PENETAPAN
PEDOMAN
PEMBERIAN
BANTUAN
HUKUM
DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR.
KESATU
: Menetapkan Pedoman Pemberian Bantuan Hukum
Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II, dan Lampiran
III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
KEDUA
: Keputusan Bupati
ditetapkan.
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
Ditetapkan di Martapura
pada tanggal 4 Desember 2015
PENJABAT BUPATI BANJAR,
ttd
H. RACHMADI KURDI
4
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN BUPATI BANJAR
NOMOR 855 TAHUN 2015
TANGGAL 4 DESEMBER 2015
PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DILINGKUNGAN PEMERINTAH
KABUPATEN BANJAR
I.
PENDAHULUAN
Dalam menjalankan tugas pemerintahan, Pemerintah Daerah melalui
Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah dan Calon Pegawai Aparatur
Sipil Negara dan/atau Aparatur Sipil Negara (Pegawai Negeri Sipil dan
Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja) menghadapi berbagai resiko
pekerjaan, mulai dari pengaduan masyarakat, tuntutan hukum/gugatan,
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan persidangan baik perdata, tata
usaha negara maupun pidana. Karenanya sudah selayaknya Pemerintah
Daerah memberikan bantuan hukum bagi Kepala Daerah dan/atau Wakil
Kepala Daerah dan Calon Pegawai Aparatur Sipil Negara dan/atau Aparatur
Sipil Negara yang menghadapi perkara hukum dalam menjalankan tugas
tersebut.
Hal
ini
sesuai
dengan
salah
satu
tugas
Kepala
Daerah
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah Pasal 65 ayat (1) huruf e adalah mewakili
daerahnya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Selain itu, juga didasarkan pada ketentuan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) Pasal 92 ayat (1)
huruf d dan Pasal 106 ayat (1) huruf e, yang menentukan salah satu
kewajiban pemerintah terhadap ASN adalah memberikan perlindungan
berupa bantuan hukum.
II.
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Dasar 1945.
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
4. Undang-Undang
Nomor
30
Tahun
2014
tentang
Administrasi
Pemerintahan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penanganan Perkara Di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri
dan Pemerintah Daerah.
5
III. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PEMBERIAN BANTUAN HUKUM
1. Tujuan dari bantuan hukum ini adalah memberikan perlindungan
hukum kepada subyek bantuan hukum guna memperoleh keadilan
ketika
berhadapan
dengan
perkara
hukum
yang
terkait
dengan
pelaksanaan tugasnya sebagai penyelenggara pemerintahan.
2. Bantuan hukum yang diberikan pemerintah daerah adalah berupa
konsultasi hukum untuk mendapatkan keterangan/petunjuk/saran (non
litigasi) dan/atau penanganan perkara (litigasi) yang dihadapi subyek
bantuan
hukum
yang
berkaitan
dengan
pelaksanaan
tugas
pemerintahan/kedinasan.
3. Pemerintah Daerah tidak memberikan Bantuan Hukum kepada subyek
bantuan hukum yang mengajukan gugatan dengan tergugat Pemerintah
Daerah
dan/atau
kepentingan
pribadi/diluar
pelaksanaan
tugas
pemerintahan/kedinasan.
IV. SUBYEK BANTUAN HUKUM
Subyek bantuan hukum yang dapat diberikan bantuan hukum oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar adalah Bupati Banjar dan/atau
Wakil Bupati Banjar dan Calon Pegawai Aparatur Sipil Negara dan/atau
Pegawai Aparatur Sipil Negara Kabupaten Banjar yang menghadapi perkara
hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya dalam menjalankan
tugas pemerintahan/kedinasan.
V.
PENYELENGGARA BANTUAN HUKUM
1. Pelaksanaan pemberian bantuan hukum berupa konsultasi hukum
dan/atau penanganan perkara hukum di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Banjar dilaksanakan oleh :
1) Bagian
Hukum
Sekretariat
Daerah
Kabupaten
Banjar
(Bagian
Hukum) untuk perkara perdata, tata usaha negara dan hubungan
industrial.
2) Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Korps Pegawai Republik
Indonesia Kabupaten Banjar (LKBH KORPRI Kabupaten Banjar)
untuk perkara pidana.
2. Dalam penyelenggaraan bantuan hukum berupa penanganan perkara
perdata, tata usaha negara dan hubungan industrial, Bagian Hukum
bertindak sebagai kuasa hukum berdasarkan Surat Kuasa dari subyek
bantuan hukum serta Surat Izin/Surat Tugas dari Bupati Banjar.
6
3. Dalam penyelenggaraan bantuan hukum berupa penanganan perkara
pidana, LKBH KORPRI Kabupaten Banjar bertindak sebagai kuasa
hukum berdasarkan Surat Kuasa dari subyek bantuan hukum.
4. Kuasa hukum melaksanakan penanganan perkara pada semua tingkat
peradilan.
5. Pelaksanaan pemberian bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada
angka 1 dilaksanakan sesuai dengan hukum acara yang berlaku.
VI. MEKANISME PENANGANAN PERKARA
A. Perkara Perdata/Tata Usaha Negara/Hubungan Industrial
1. Gugatan terhadap Bupati dan/atau Wakil Bupati Banjar
1) Gugatan yang disampaikan Pengadilan diteruskan ke Bagian
Hukum.
2) Bagian Hukum melalui Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan
registrasi gugatan dalam buku register bantuan hukum yang
memuat keterangan-keterangan sebagai berikut :
a. Nama Penggugat;
b. Tanggal Gugatan:
c. Jenis perkara; dan
d. Uraian singkat mengenai perkara;
3) Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan kajian/penelaahan
terhadap gugatan.
4) Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan koordinasi dengan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait guna meminta
penjelasan/kronologis
tertulis
terkait
perkara
yang
dihadapi
Bupati dan/atau Wakil Bupati Banjar.
5) Bagian Hukum menyampaikan hasil kajian/penelaahan kepada
Bupati Banjar melalui Sekretaris Daerah dengan telaahan staf.
6) Telaahan staf sebagaimana dimaksud pada angka 5 minimal berisi
dasar hukum, objek gugatan dan kedudukan Bupati dan/atau
Wakil Bupati Banjar dalam gugatan, serta saran penanganan
perkara.
2. Gugatan terhadap Calon Pegawai ASN dan/atau Pegawai ASN
1) Gugatan yang diterima dari Pengadilan disampaikan ke Bagian
Hukum disertai :
a. surat pengantar permohonan bantuan hukum/penanganan
perkara;
b. surat/relaas panggilan sidang dari pengadilan;
c. copy keputusan pangkat terakhir;
7
d. penjelasan/kronologis tertulis mengenai objek/pokok perkara;
dan
e. dokumen yang berkaitan dengan objek/pokok perkara.
2) Bagian Hukum melalui Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan
registrasi permohonan dan gugatan yang memuat keteranganketerangan sebagai berikut :
a. Tanggal pengajuan permohonan;
b. Nama pemohon;
c. Jabatan pemohon;
d. Nomor Induk Pegawai;
e. Alamat Kantor pemohon;
f. Nama Penggugat;
g. Tanggal Gugatan:
h. Jenis perkara;
i. Uraian singkat mengenai perkara yang dimohonkan bantuan
hukum; dan
j. Jenis layanan bantuan hukum yang dimohonkan.
3) Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan kajian/penelaahan
terhadap gugatan.
4) Bagian Hukum menyampaikan hasil kajian/penelaahan kepada
Bupati Banjar melalui Sekretaris Daerah dengan telaahan staf.
5) Telaahan staf sebagaimana dimaksud pada angka 4 minimal berisi
dasar hukum, objek gugatan dan kedudukan Calon Pegawai ASN
dan/atau Pegawai ASN dalam gugatan, serta saran penanganan
perkara.
3. Pemerintah Daerah dapat mengajukan gugatan perdata/tata usaha
negara
apabila
pemerintah
daerah
dan/atau
pejabat
terkait
menyimpulkan terdapat kerugian/pelanggaran hukum oleh pihak
lain.
4. Pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud pada angka 3 didasarkan
pada hasil kajian/telaahan dari SKPD terkait.
5. Dalam hal melaksanakan penanganan perkara/memberikan bantuan
hukum sebagaimana dimaksud angka 1 dan angka 2, Bagian Hukum
melalui Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan kegiatan antara
lain:
1) menyiapkan dan menyampaikan surat kuasa khusus untuk
ditandatangani subyek bantuan hukum dan penerima kuasa;
2) mendaftarkan surat kuasa khusus di Pengadilan;
8
3) menyiapkan dan menyampaikan jawaban, duplik, alat bukti dan
saksi, kesimpulan;
4) menghadiri sidang di Pengadian Negeri/Pengadilan Tata Usaha
Negara/Pengadilan
Tinggi
Tata
Usaha
Negara/Pengadilan
Hubungan Industrial/tempat lain sesuai agenda sidang yang
ditetapkan;
5) menyatakan
dan
mengajukan
Banding,
menyiapkan
dan
menyampaikan Memori Banding/Kontra Memori Banding kepada
Pengadilan Tinggi/Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara melalui
Pengadilan Tingkat Pertama; dan
6) menyatakan
dan
mengajukan
Kasasi/Peninjauan
Kembali,
menyiapkan dan menyampaikan Memori Kasasi/ Kontra Memori
Kasasi,
Memori Peninjauan Kembali/Kontra Memori Peninjauan
Kembali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Tingkat
Pertama.
6. Dalam
hal
penanganan
perkara
dengan
kedudukan
hukum
Pemerintah Daerah/SKPD terkait sebagai penggugat/mengajukan
gugatan, Bagian Hukum melakukan antara lain :
1) menyiapkan dan menyampaikan surat kuasa khusus untuk
ditandatangani subyek bantuan hukum dan penerima kuasa;
2) menyiapkan dan menyampaikan gugatan serta mendaftarkan
surat kuasa khusus di Pengadilan;
3) menyiapkan dan menyampaikan replik, alat bukti dan saksi, serta
kesimpulan;
4) menghadiri sidang di Pengadian Negeri/tempat lain sesuai agenda
sidang yang ditetapkan;
5) menyatakan
dan
mengajukan
Banding,
menyiapkan
dan
menyampaikan Memori Banding/Kontra Memori Banding kepada
Pengadilan Tinggi melalui Pengadilan Tingkat Pertama; dan
6) menyatakan
dan
mengajukan
Kasasi/Peninjauan
Kembali,
menyiapkan dan menyampaikan Memori Kasasi/ Kontra Memori
Kasasi,
Memori Peninjauan Kembali/Kontra Memori Peninjauan
Kembali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Tingkat
Pertama.
7. Dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka 5
dan 6, Bagian Hukum berkoordinasi dengan subyek bantuan hukum
dan/atau SKPD terkait.
9
B. Perkara Pidana
1. Penanganan perkara pidana yang dihadapi subyek bantuan hukum
dilaksanakan sepenuhnya oleh Lembaga Konsultasi dan Bantuan
Hukum Korps Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Banjar (LKBH
KORPRI Kabupaten Banjar).
2. Mekanisme penanganan perkara pidana mengacu pada Keputusan
Bupati Banjar Nomor 750 Tahun 2015 tentang Penetapan Standar
Operasional Prosedur Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum
Korps Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Banjar.
C. Peran Serta SKPD/Calon Pegawai ASN dan/atau Pegawai ASN
1. Subyek bantuan hukum dan/atau SKPD terkait berperan secara aktif
menyediakan data, informasi, alat bukti yang berkaitan dengan
perkara yang ditangani penyelenggara bantuan hukum dengan cara
mengumpulkan bahan-bahan tersebut dan berkoordinasi dengan
pihak terkait lainnya.
2. Dalam penanganan perkara, pejabat dan/atau pegawai ASN yang
berdasarkan
pertimbangan
berkaitan
dan/atau
mengetahui
kronologis mengenai objek/pokok perkara yang ditangani wajib
bersedia
memberikan
keterangan
dan/atau
menjadi
saksi
di
persidangan apabila dibutuhkan.
VII. KUASA HUKUM
1. Tim kuasa hukum terdiri dari :
1) Kepala Bagian Hukum;
2) Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum; dan
3) Pelaksana Sub Bagian Bantuan Hukum;
2. Selain kuasa hukum sebagaimana dimaksud pada angka 1, kuasa
hukum juga dapat berasal dari Pegawai ASN dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Banjar yang memiliki pengetahuan di bidang hukum
dan/atau yang memahami objek perkara yang dihadapi.
3. Kuasa hukum sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2
malaksanakan tugasnya setelah adanya surat kuasa dari subyek
bantuan hukum serta Surat Izin/Surat Tugas dalam penanganan
perkara litigasi.
4. Pemberian kuasa penanganan perkara adalah kuasa khusus dan
diberikan pada semua tingkat peradilan.
10
5. Surat izin/surat tugas dan surat kuasa diberikan kepada kuasa hukum
dan/atau pendamping hanya untuk penanganan satu perkara yang
diperintahkan
dan/atau
dimintakan
sesuai
dengan
permohonan
bantuan hukum.
6. Kuasa Hukum yang ditunjuk memberikan bantuan hukum bertindak
sebagai kuasa hukum subyek bantuan hukum untuk memberikan
bantuan hukum dalam penanganan perkara perdata/tata usaha negara/
hubungan industrial subyek bantuan hukum di Pengadilan.
7. Penunjukkan kuasa hukum dalam penanganan perkara dilakukan oleh
Bupati Banjar dan/atau Sekretaris Daerah berdasarkan telaahan staf
dari Kapala Bagian Hukum.
VIII. KOORDINASI DAN PELAPORAN
1. Bagian Hukum dalam penanganan perkara perdata/tata usaha negara/
hubungan industrial berkoordinasi dengan subyek bantuan hukum,
SKPD terkait, Biro Hukum Provinsi Kalimantan Selatan dan Biro Hukum
Kementerian Dalam Negeri.
2. LKBH KORPRI Kabupaten Banjar dalam penanganan perkara pidana
yang dihadapi subyek bantuan hukum, berkoordinasi dengan Inspektorat
Kabupaten Banjar mengenai pelaksanaan koordinasi antara aparat
penegak hukum yang hendak melakukan pemeriksaan atas pengaduan
yang disampaikan oleh masyarakat tentang dugaan penyimpangan yang
dilakukan oleh aparatur sipil negara di instansi daerah dengan Aparat
Pengawas Internal Pemerintah.
3. LKBH
KORPRI
Kabupaten
Banjar
menyampaikan/melaporkan
penanganan perkara pidana yang dihadapi subyek bantuan hukum serta
tahap perkembangan penanganan perkara tersebut kepada Bagian
Hukum dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjar.
4. Bagian Hukum menyampaikan hasil penanganan perkara kepada subyek
bantuan hukum dan/atau Bupati Banjar setelah adanya putusan
pengadilan pada setiap tingkat peradilan.
5. Bagian Hukum secara berkala menyampaikan laporan penanganan
perkara kepada Bupati Banjar, Biro Hukum Provinsi Kalimantan Selatan
dan Biro Hukum Kementerian Dalam Negeri.
6. Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud angka 5 disampaikan
setiap bulan April, Agustus dan Desember.
11
IX. PEMBIAYAAN
Segala biaya dalam penanganan perkara/pemberian bantuan hukum
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banjar.
X.
LAIN-LAIN
1. Dalam
penanganan
perkara
Bagian
Hukum
dilarang
menerima
pemberian hadiah baik berupa uang maupun benda dalam bentuk
apapun (gratifikasi).
2. Bagian
Hukum
dilarang
mengambil
keuntungan
pribadi
dari
permohonan bantuan hukum yang diajukan Subyek Bantuan Hukum.
PENJABAT BUPATI BANJAR,
ttd
H. RACHMADI KURDI
12
LAMPIRAN II : KEPUTUSAN BUPATI BANJAR
NOMOR 855 TAHUN 2015
TANGGAL 4 DESEMBER 2015
Contoh Surat Permohonan :
KOP DINAS
Lampiran :
Perihal
:
180/
/KUM
….. (……) berkas
Permohonan penanganan
perkara
…………..., ….. …………… 20…
Kepada Yth :
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN
BANJAR
Cq. KEPALA BAGIAN HUKUM
SETDA BANJAR
diTempat
Sehubungan dengan adanya surat/relaas panggilan
pengadilan …………. Nomor :……………, Perihal : ……………,
tanggal :……………….. dan gugatan terhadap …….……, saya yang
bertanda tangan dibawah ini :
Nama
:
NIP
:
Pangkat
:
Jabatan
:
Alamat kantor :
dengan
ini
menyampaikan
permohonan
penanganan
perkara/gugatan tersebut. Dalam rangka penanganan perkara
tersebut dengan ini dilampirkan :
1. surat/relaas panggilan sidang dari pengadilan………………;
2. copy keputusan pangkat terakhir;
3. penjelasan/kronologis tertulis mengenai objek/pokok perkara;
dan
4. dokumen yang berkaitan dengan objek/pokok perkara.
Demikian disampaikan, atas kerjasama dan perhatiannya
diucapkan terimakasih.
Pemohon,
…NAMA JELAS…
…Pangkat…
….Nomor Induk Pegawai….
PENJABAT BUPATI BANJAR,
ttd
H. RACHMADI KURDI
13
LAMPIRAN III : KEPUTUSAN BUPATI BANJAR
NOMOR 855 TAHUN 2015
TANGGAL 4 DESEMBER 2015
FLOWCHART PEMBERIAN BANTUAN HUKUM
No
Uraian Kegiatan
1.
Pelaksana
Kepala
Bagian
Hukum
Mutu Baku
Kelengkapan
Waktu
Subyek bantuan hukum
memerintahkan/
menyampaikan
permohonan
penanganan perkara
- Surat panggilan sidang
dan gugatan
- Surat Permohonan
- Kronologis
tertulis
objek perkara
- Copy
SK
Pangkat
terakhir
- Dokumen terkait objek
perkara
1 hari
Disposisi
2.
Melaksanakan registrasi
- Surat panggilan sidang
dan gugatan
- Surat Permohonan
- Kronologis
tertulis
objek perkara
- Copy
SK
Pangkat
terakhir
- Dokumen terkait objek
perkara
- Disposisi
1 hari
- Registrasi
dalam
buku registrasi
3.
Malakukan
hukum
berkoordinasi
SKPD terkait
- Surat panggilan sidang
dan gugatan
- Surat Permohonan
- Kronologis
tertulis
objek perkara
- Copy
SK
Pangkat
terakhir
- Dokumen terkait objek
perkara
3 hari
- Rancangan
kajian/
telaahan staf
4.
Menyampaikan
hasil
kajian (telaahan staf)
untuk ditandatangani
Rancangan
telaahan staf
1 hari
Telaahan staf
kajian
dan
dengan
SBH
Sub Bag
Bantuan
Hukum
Sekda
Bupati
kajian/
Output
Ket
14
5.
Menyampaikan telaahan
staf mengenai perkara
Telaahan staf
1 hari
Disposisi
6.
Menindaklanjuti
disposisi
Telaahan staf
1 hari
- Telaahan staf
- Disposisi
7.
Administrasi
Hukum
Kuasa
- Rancangan
Surat
Kuasa
- Rancangan Surat Izin
2 hari
- Surat Kuasa
- Surat Izin
8.
Kuasa
hukum
melakukan penanganan
perkara sampai selesai.
- Surat panggilan sidang
dan gugatan
- Telaahan staf
- Surat Kuasa
- Alat Bukti
Tentatif
9.
Koordinasi dan laporan
penanganan
perkara
yang selesai.
- Laporan
perkembangan perkara
- Putusan Pengadilan
2 hari
hasil
Beracara di Pengadilan
Laporan
perkara
PENJABAT BUPATI BANJAR,
ttd
H. RACHMADI KURDI
penangan
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
KEPUTUSAN BUPATI BANJAR
NOMOR 855 TAHUN 2015
TENTANG
PENETAPAN PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM
DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR
BUPATI BANJAR,
Menimbang
: a. bahwa Pemerintah Daerah memiliki kewajiban untuk
memberikan perlindungan hukum bagi Kepala Daerah
dan/atau Wakil Kepala Daerah dan Calon Pegawai
Aparatur Sipil Negara dan/atau Aparatur Sipil Negara
baik sebagai orang pribadi atau badan hukum yang
dalam
pelaksanaan
tugasnya
menyelenggarakan
pemerintahan
terkena
masalah
hukum
seperti
pengaduan dan/atau tuntutan terhadap kebijakan
maupun keputusan Pejabat Pemerintah Kabupaten
Banjar di pengadilan dalam Perkara Perdata, Perkara
Pidana, Perkara Tata usaha Negara atau Perkara
Hubungan Industrial;
b. bahwa dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan
pemberian bantuan hukum sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, maka perlu ditetapkan Pedoman
Pemberian Bantuan Hukum Dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Banjar;
c. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Bupati Banjar;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang
Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun
1953 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 352) sebagai UndangUndang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1820);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3209);
3. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata;
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 77, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3344);
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
2
dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 160,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5079);
5. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian
Perselisihan
Hubungan
Industrial
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4356);
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5494);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2014
tentang Pedoman Penanganan Perkara Di Lingkungan
Kementerian Dalam Negeri Dan Pemerintah Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
214);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 09 Tahun
2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Dan Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Banjar (Lembaran Daerah Kabupaten Banjar
Tahun 2008 Nomor 09, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Banjar Nomor 09) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Banjar Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kelima Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Banjar Nomor 09 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Dan
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banjar
(Lembaran Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2015
Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Banjar Nomor 6);
11. Peraturan Bupati Banjar Nomor 12 Tahun 2014 tentang
Penyusunan
Standar
Operasional
Prosedur
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Di
Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Banjar
(Berita Daerah
Kabupaten Banjar Tahun 2014 Nomor 12);
3
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
: KEPUTUSAN BUPATI BANJAR TENTANG PENETAPAN
PEDOMAN
PEMBERIAN
BANTUAN
HUKUM
DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR.
KESATU
: Menetapkan Pedoman Pemberian Bantuan Hukum
Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II, dan Lampiran
III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
KEDUA
: Keputusan Bupati
ditetapkan.
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
Ditetapkan di Martapura
pada tanggal 4 Desember 2015
PENJABAT BUPATI BANJAR,
ttd
H. RACHMADI KURDI
4
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN BUPATI BANJAR
NOMOR 855 TAHUN 2015
TANGGAL 4 DESEMBER 2015
PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DILINGKUNGAN PEMERINTAH
KABUPATEN BANJAR
I.
PENDAHULUAN
Dalam menjalankan tugas pemerintahan, Pemerintah Daerah melalui
Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah dan Calon Pegawai Aparatur
Sipil Negara dan/atau Aparatur Sipil Negara (Pegawai Negeri Sipil dan
Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja) menghadapi berbagai resiko
pekerjaan, mulai dari pengaduan masyarakat, tuntutan hukum/gugatan,
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan persidangan baik perdata, tata
usaha negara maupun pidana. Karenanya sudah selayaknya Pemerintah
Daerah memberikan bantuan hukum bagi Kepala Daerah dan/atau Wakil
Kepala Daerah dan Calon Pegawai Aparatur Sipil Negara dan/atau Aparatur
Sipil Negara yang menghadapi perkara hukum dalam menjalankan tugas
tersebut.
Hal
ini
sesuai
dengan
salah
satu
tugas
Kepala
Daerah
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah Pasal 65 ayat (1) huruf e adalah mewakili
daerahnya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Selain itu, juga didasarkan pada ketentuan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) Pasal 92 ayat (1)
huruf d dan Pasal 106 ayat (1) huruf e, yang menentukan salah satu
kewajiban pemerintah terhadap ASN adalah memberikan perlindungan
berupa bantuan hukum.
II.
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Dasar 1945.
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
4. Undang-Undang
Nomor
30
Tahun
2014
tentang
Administrasi
Pemerintahan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penanganan Perkara Di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri
dan Pemerintah Daerah.
5
III. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PEMBERIAN BANTUAN HUKUM
1. Tujuan dari bantuan hukum ini adalah memberikan perlindungan
hukum kepada subyek bantuan hukum guna memperoleh keadilan
ketika
berhadapan
dengan
perkara
hukum
yang
terkait
dengan
pelaksanaan tugasnya sebagai penyelenggara pemerintahan.
2. Bantuan hukum yang diberikan pemerintah daerah adalah berupa
konsultasi hukum untuk mendapatkan keterangan/petunjuk/saran (non
litigasi) dan/atau penanganan perkara (litigasi) yang dihadapi subyek
bantuan
hukum
yang
berkaitan
dengan
pelaksanaan
tugas
pemerintahan/kedinasan.
3. Pemerintah Daerah tidak memberikan Bantuan Hukum kepada subyek
bantuan hukum yang mengajukan gugatan dengan tergugat Pemerintah
Daerah
dan/atau
kepentingan
pribadi/diluar
pelaksanaan
tugas
pemerintahan/kedinasan.
IV. SUBYEK BANTUAN HUKUM
Subyek bantuan hukum yang dapat diberikan bantuan hukum oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar adalah Bupati Banjar dan/atau
Wakil Bupati Banjar dan Calon Pegawai Aparatur Sipil Negara dan/atau
Pegawai Aparatur Sipil Negara Kabupaten Banjar yang menghadapi perkara
hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya dalam menjalankan
tugas pemerintahan/kedinasan.
V.
PENYELENGGARA BANTUAN HUKUM
1. Pelaksanaan pemberian bantuan hukum berupa konsultasi hukum
dan/atau penanganan perkara hukum di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Banjar dilaksanakan oleh :
1) Bagian
Hukum
Sekretariat
Daerah
Kabupaten
Banjar
(Bagian
Hukum) untuk perkara perdata, tata usaha negara dan hubungan
industrial.
2) Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Korps Pegawai Republik
Indonesia Kabupaten Banjar (LKBH KORPRI Kabupaten Banjar)
untuk perkara pidana.
2. Dalam penyelenggaraan bantuan hukum berupa penanganan perkara
perdata, tata usaha negara dan hubungan industrial, Bagian Hukum
bertindak sebagai kuasa hukum berdasarkan Surat Kuasa dari subyek
bantuan hukum serta Surat Izin/Surat Tugas dari Bupati Banjar.
6
3. Dalam penyelenggaraan bantuan hukum berupa penanganan perkara
pidana, LKBH KORPRI Kabupaten Banjar bertindak sebagai kuasa
hukum berdasarkan Surat Kuasa dari subyek bantuan hukum.
4. Kuasa hukum melaksanakan penanganan perkara pada semua tingkat
peradilan.
5. Pelaksanaan pemberian bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada
angka 1 dilaksanakan sesuai dengan hukum acara yang berlaku.
VI. MEKANISME PENANGANAN PERKARA
A. Perkara Perdata/Tata Usaha Negara/Hubungan Industrial
1. Gugatan terhadap Bupati dan/atau Wakil Bupati Banjar
1) Gugatan yang disampaikan Pengadilan diteruskan ke Bagian
Hukum.
2) Bagian Hukum melalui Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan
registrasi gugatan dalam buku register bantuan hukum yang
memuat keterangan-keterangan sebagai berikut :
a. Nama Penggugat;
b. Tanggal Gugatan:
c. Jenis perkara; dan
d. Uraian singkat mengenai perkara;
3) Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan kajian/penelaahan
terhadap gugatan.
4) Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan koordinasi dengan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait guna meminta
penjelasan/kronologis
tertulis
terkait
perkara
yang
dihadapi
Bupati dan/atau Wakil Bupati Banjar.
5) Bagian Hukum menyampaikan hasil kajian/penelaahan kepada
Bupati Banjar melalui Sekretaris Daerah dengan telaahan staf.
6) Telaahan staf sebagaimana dimaksud pada angka 5 minimal berisi
dasar hukum, objek gugatan dan kedudukan Bupati dan/atau
Wakil Bupati Banjar dalam gugatan, serta saran penanganan
perkara.
2. Gugatan terhadap Calon Pegawai ASN dan/atau Pegawai ASN
1) Gugatan yang diterima dari Pengadilan disampaikan ke Bagian
Hukum disertai :
a. surat pengantar permohonan bantuan hukum/penanganan
perkara;
b. surat/relaas panggilan sidang dari pengadilan;
c. copy keputusan pangkat terakhir;
7
d. penjelasan/kronologis tertulis mengenai objek/pokok perkara;
dan
e. dokumen yang berkaitan dengan objek/pokok perkara.
2) Bagian Hukum melalui Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan
registrasi permohonan dan gugatan yang memuat keteranganketerangan sebagai berikut :
a. Tanggal pengajuan permohonan;
b. Nama pemohon;
c. Jabatan pemohon;
d. Nomor Induk Pegawai;
e. Alamat Kantor pemohon;
f. Nama Penggugat;
g. Tanggal Gugatan:
h. Jenis perkara;
i. Uraian singkat mengenai perkara yang dimohonkan bantuan
hukum; dan
j. Jenis layanan bantuan hukum yang dimohonkan.
3) Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan kajian/penelaahan
terhadap gugatan.
4) Bagian Hukum menyampaikan hasil kajian/penelaahan kepada
Bupati Banjar melalui Sekretaris Daerah dengan telaahan staf.
5) Telaahan staf sebagaimana dimaksud pada angka 4 minimal berisi
dasar hukum, objek gugatan dan kedudukan Calon Pegawai ASN
dan/atau Pegawai ASN dalam gugatan, serta saran penanganan
perkara.
3. Pemerintah Daerah dapat mengajukan gugatan perdata/tata usaha
negara
apabila
pemerintah
daerah
dan/atau
pejabat
terkait
menyimpulkan terdapat kerugian/pelanggaran hukum oleh pihak
lain.
4. Pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud pada angka 3 didasarkan
pada hasil kajian/telaahan dari SKPD terkait.
5. Dalam hal melaksanakan penanganan perkara/memberikan bantuan
hukum sebagaimana dimaksud angka 1 dan angka 2, Bagian Hukum
melalui Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan kegiatan antara
lain:
1) menyiapkan dan menyampaikan surat kuasa khusus untuk
ditandatangani subyek bantuan hukum dan penerima kuasa;
2) mendaftarkan surat kuasa khusus di Pengadilan;
8
3) menyiapkan dan menyampaikan jawaban, duplik, alat bukti dan
saksi, kesimpulan;
4) menghadiri sidang di Pengadian Negeri/Pengadilan Tata Usaha
Negara/Pengadilan
Tinggi
Tata
Usaha
Negara/Pengadilan
Hubungan Industrial/tempat lain sesuai agenda sidang yang
ditetapkan;
5) menyatakan
dan
mengajukan
Banding,
menyiapkan
dan
menyampaikan Memori Banding/Kontra Memori Banding kepada
Pengadilan Tinggi/Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara melalui
Pengadilan Tingkat Pertama; dan
6) menyatakan
dan
mengajukan
Kasasi/Peninjauan
Kembali,
menyiapkan dan menyampaikan Memori Kasasi/ Kontra Memori
Kasasi,
Memori Peninjauan Kembali/Kontra Memori Peninjauan
Kembali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Tingkat
Pertama.
6. Dalam
hal
penanganan
perkara
dengan
kedudukan
hukum
Pemerintah Daerah/SKPD terkait sebagai penggugat/mengajukan
gugatan, Bagian Hukum melakukan antara lain :
1) menyiapkan dan menyampaikan surat kuasa khusus untuk
ditandatangani subyek bantuan hukum dan penerima kuasa;
2) menyiapkan dan menyampaikan gugatan serta mendaftarkan
surat kuasa khusus di Pengadilan;
3) menyiapkan dan menyampaikan replik, alat bukti dan saksi, serta
kesimpulan;
4) menghadiri sidang di Pengadian Negeri/tempat lain sesuai agenda
sidang yang ditetapkan;
5) menyatakan
dan
mengajukan
Banding,
menyiapkan
dan
menyampaikan Memori Banding/Kontra Memori Banding kepada
Pengadilan Tinggi melalui Pengadilan Tingkat Pertama; dan
6) menyatakan
dan
mengajukan
Kasasi/Peninjauan
Kembali,
menyiapkan dan menyampaikan Memori Kasasi/ Kontra Memori
Kasasi,
Memori Peninjauan Kembali/Kontra Memori Peninjauan
Kembali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Tingkat
Pertama.
7. Dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka 5
dan 6, Bagian Hukum berkoordinasi dengan subyek bantuan hukum
dan/atau SKPD terkait.
9
B. Perkara Pidana
1. Penanganan perkara pidana yang dihadapi subyek bantuan hukum
dilaksanakan sepenuhnya oleh Lembaga Konsultasi dan Bantuan
Hukum Korps Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Banjar (LKBH
KORPRI Kabupaten Banjar).
2. Mekanisme penanganan perkara pidana mengacu pada Keputusan
Bupati Banjar Nomor 750 Tahun 2015 tentang Penetapan Standar
Operasional Prosedur Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum
Korps Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Banjar.
C. Peran Serta SKPD/Calon Pegawai ASN dan/atau Pegawai ASN
1. Subyek bantuan hukum dan/atau SKPD terkait berperan secara aktif
menyediakan data, informasi, alat bukti yang berkaitan dengan
perkara yang ditangani penyelenggara bantuan hukum dengan cara
mengumpulkan bahan-bahan tersebut dan berkoordinasi dengan
pihak terkait lainnya.
2. Dalam penanganan perkara, pejabat dan/atau pegawai ASN yang
berdasarkan
pertimbangan
berkaitan
dan/atau
mengetahui
kronologis mengenai objek/pokok perkara yang ditangani wajib
bersedia
memberikan
keterangan
dan/atau
menjadi
saksi
di
persidangan apabila dibutuhkan.
VII. KUASA HUKUM
1. Tim kuasa hukum terdiri dari :
1) Kepala Bagian Hukum;
2) Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum; dan
3) Pelaksana Sub Bagian Bantuan Hukum;
2. Selain kuasa hukum sebagaimana dimaksud pada angka 1, kuasa
hukum juga dapat berasal dari Pegawai ASN dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Banjar yang memiliki pengetahuan di bidang hukum
dan/atau yang memahami objek perkara yang dihadapi.
3. Kuasa hukum sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2
malaksanakan tugasnya setelah adanya surat kuasa dari subyek
bantuan hukum serta Surat Izin/Surat Tugas dalam penanganan
perkara litigasi.
4. Pemberian kuasa penanganan perkara adalah kuasa khusus dan
diberikan pada semua tingkat peradilan.
10
5. Surat izin/surat tugas dan surat kuasa diberikan kepada kuasa hukum
dan/atau pendamping hanya untuk penanganan satu perkara yang
diperintahkan
dan/atau
dimintakan
sesuai
dengan
permohonan
bantuan hukum.
6. Kuasa Hukum yang ditunjuk memberikan bantuan hukum bertindak
sebagai kuasa hukum subyek bantuan hukum untuk memberikan
bantuan hukum dalam penanganan perkara perdata/tata usaha negara/
hubungan industrial subyek bantuan hukum di Pengadilan.
7. Penunjukkan kuasa hukum dalam penanganan perkara dilakukan oleh
Bupati Banjar dan/atau Sekretaris Daerah berdasarkan telaahan staf
dari Kapala Bagian Hukum.
VIII. KOORDINASI DAN PELAPORAN
1. Bagian Hukum dalam penanganan perkara perdata/tata usaha negara/
hubungan industrial berkoordinasi dengan subyek bantuan hukum,
SKPD terkait, Biro Hukum Provinsi Kalimantan Selatan dan Biro Hukum
Kementerian Dalam Negeri.
2. LKBH KORPRI Kabupaten Banjar dalam penanganan perkara pidana
yang dihadapi subyek bantuan hukum, berkoordinasi dengan Inspektorat
Kabupaten Banjar mengenai pelaksanaan koordinasi antara aparat
penegak hukum yang hendak melakukan pemeriksaan atas pengaduan
yang disampaikan oleh masyarakat tentang dugaan penyimpangan yang
dilakukan oleh aparatur sipil negara di instansi daerah dengan Aparat
Pengawas Internal Pemerintah.
3. LKBH
KORPRI
Kabupaten
Banjar
menyampaikan/melaporkan
penanganan perkara pidana yang dihadapi subyek bantuan hukum serta
tahap perkembangan penanganan perkara tersebut kepada Bagian
Hukum dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjar.
4. Bagian Hukum menyampaikan hasil penanganan perkara kepada subyek
bantuan hukum dan/atau Bupati Banjar setelah adanya putusan
pengadilan pada setiap tingkat peradilan.
5. Bagian Hukum secara berkala menyampaikan laporan penanganan
perkara kepada Bupati Banjar, Biro Hukum Provinsi Kalimantan Selatan
dan Biro Hukum Kementerian Dalam Negeri.
6. Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud angka 5 disampaikan
setiap bulan April, Agustus dan Desember.
11
IX. PEMBIAYAAN
Segala biaya dalam penanganan perkara/pemberian bantuan hukum
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banjar.
X.
LAIN-LAIN
1. Dalam
penanganan
perkara
Bagian
Hukum
dilarang
menerima
pemberian hadiah baik berupa uang maupun benda dalam bentuk
apapun (gratifikasi).
2. Bagian
Hukum
dilarang
mengambil
keuntungan
pribadi
dari
permohonan bantuan hukum yang diajukan Subyek Bantuan Hukum.
PENJABAT BUPATI BANJAR,
ttd
H. RACHMADI KURDI
12
LAMPIRAN II : KEPUTUSAN BUPATI BANJAR
NOMOR 855 TAHUN 2015
TANGGAL 4 DESEMBER 2015
Contoh Surat Permohonan :
KOP DINAS
Lampiran :
Perihal
:
180/
/KUM
….. (……) berkas
Permohonan penanganan
perkara
…………..., ….. …………… 20…
Kepada Yth :
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN
BANJAR
Cq. KEPALA BAGIAN HUKUM
SETDA BANJAR
diTempat
Sehubungan dengan adanya surat/relaas panggilan
pengadilan …………. Nomor :……………, Perihal : ……………,
tanggal :……………….. dan gugatan terhadap …….……, saya yang
bertanda tangan dibawah ini :
Nama
:
NIP
:
Pangkat
:
Jabatan
:
Alamat kantor :
dengan
ini
menyampaikan
permohonan
penanganan
perkara/gugatan tersebut. Dalam rangka penanganan perkara
tersebut dengan ini dilampirkan :
1. surat/relaas panggilan sidang dari pengadilan………………;
2. copy keputusan pangkat terakhir;
3. penjelasan/kronologis tertulis mengenai objek/pokok perkara;
dan
4. dokumen yang berkaitan dengan objek/pokok perkara.
Demikian disampaikan, atas kerjasama dan perhatiannya
diucapkan terimakasih.
Pemohon,
…NAMA JELAS…
…Pangkat…
….Nomor Induk Pegawai….
PENJABAT BUPATI BANJAR,
ttd
H. RACHMADI KURDI
13
LAMPIRAN III : KEPUTUSAN BUPATI BANJAR
NOMOR 855 TAHUN 2015
TANGGAL 4 DESEMBER 2015
FLOWCHART PEMBERIAN BANTUAN HUKUM
No
Uraian Kegiatan
1.
Pelaksana
Kepala
Bagian
Hukum
Mutu Baku
Kelengkapan
Waktu
Subyek bantuan hukum
memerintahkan/
menyampaikan
permohonan
penanganan perkara
- Surat panggilan sidang
dan gugatan
- Surat Permohonan
- Kronologis
tertulis
objek perkara
- Copy
SK
Pangkat
terakhir
- Dokumen terkait objek
perkara
1 hari
Disposisi
2.
Melaksanakan registrasi
- Surat panggilan sidang
dan gugatan
- Surat Permohonan
- Kronologis
tertulis
objek perkara
- Copy
SK
Pangkat
terakhir
- Dokumen terkait objek
perkara
- Disposisi
1 hari
- Registrasi
dalam
buku registrasi
3.
Malakukan
hukum
berkoordinasi
SKPD terkait
- Surat panggilan sidang
dan gugatan
- Surat Permohonan
- Kronologis
tertulis
objek perkara
- Copy
SK
Pangkat
terakhir
- Dokumen terkait objek
perkara
3 hari
- Rancangan
kajian/
telaahan staf
4.
Menyampaikan
hasil
kajian (telaahan staf)
untuk ditandatangani
Rancangan
telaahan staf
1 hari
Telaahan staf
kajian
dan
dengan
SBH
Sub Bag
Bantuan
Hukum
Sekda
Bupati
kajian/
Output
Ket
14
5.
Menyampaikan telaahan
staf mengenai perkara
Telaahan staf
1 hari
Disposisi
6.
Menindaklanjuti
disposisi
Telaahan staf
1 hari
- Telaahan staf
- Disposisi
7.
Administrasi
Hukum
Kuasa
- Rancangan
Surat
Kuasa
- Rancangan Surat Izin
2 hari
- Surat Kuasa
- Surat Izin
8.
Kuasa
hukum
melakukan penanganan
perkara sampai selesai.
- Surat panggilan sidang
dan gugatan
- Telaahan staf
- Surat Kuasa
- Alat Bukti
Tentatif
9.
Koordinasi dan laporan
penanganan
perkara
yang selesai.
- Laporan
perkembangan perkara
- Putusan Pengadilan
2 hari
hasil
Beracara di Pengadilan
Laporan
perkara
PENJABAT BUPATI BANJAR,
ttd
H. RACHMADI KURDI
penangan