Tinjauan hukum Islam terhadap keabsahan akad yang berlaku pada tabungan Faedah Bank BRI Syariah iB yang mengalami perubahan tarif jasa perbankan.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KEABSAHAN AKAD
YANG BERLAKU PADA TABUNGAN FAEDAH BANK BRI
SYARIAH IB YANG MENGALAMI PERUBAHAN TARIF JASA
PERBANKAN

Skripsi
Oleh:
Nur An Nisaa

(C72213156)

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2017

ABSTRAK
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil judul “Tinjauan Hukum
Islam terhadap Keabsahan Akad yang Berlaku pada Tabungan Faedah Bank BRI

Syariah iB yang Mengalami Perubahan Tarif Jasa Perbankan”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana praktik akad wadi>’ah pada tabungan
Faedah di Bank BRI Syariah iB? (2) Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap
keabsahan akad yang telah mengalami perubahan tarif jasa perbankan yang berlaku
pada tabungan Faedah Bank BRI Syariah iB?
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik
wawancara (interview) dan studi pustaka yang kemudian dianalisis dengan teknik
deskriptif dalam menjabarkan data tentang Tinjauan Hukum Islam terhadap
Keabsahan Akad yang Berlaku pada Tabungan Faedah BRISyariah iB. Selanjutnya
data tersebut dianalisis dari perspektif hukum Islam dengan teknik kualitatif dalam
pola pikir deduktif, yaitu dengan meletakkan norma hukum Islam sebagai rujukan
dalam menilai fakta-fakta khusus mengenai akad wadi>’ah yadd d{ama>nah pada
tabungan Faedah BRISyariah iB.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara keseluruhan produk tabungan
Faedah BRISyariah iB, baik dari sudut pandang akad secara umum maupun akad
wadi>’ah yadd d{ama>nah secara khusus telah memenuhi segala unsur keabsahan akad
dalam hukum Islam, Tarif jasa perbankan tabungan Faedah BRISyariah iB
bukanlah termasuk didalam akad, melainkan merupakaan wa’ad dimana dalam
dalam wa’ad, term and condition-nya belum ditetapkan secara rinci dan spesifik
(belum well defined). Hal ini diperbolehkan dalam hukum Islam. Pembebasan tarif

jasa perbankan tabungan Faedah BRISyariah iB adalah salah satu bentuk
marketing strategy untuk mendapatkan loyalitas dari Nasabah. Hal ini juga
diperbolehkan dalam hukum Islam Dengan demikian, produk tabungan Faedah
BRISyaiah dapat dibenarkan dalam prespektif hukum Islam.
Dari kesimpulan di atas, saran yang diberikan yaitu sebaiknya pada saat
melakukan akad, dalam hal ini saat mengisi dan menandatangani formulir aplikasi
pembukaan tabungan Faedah BRISyariah, Nasabah diberikan copy formulir
tersebut. Sehingga jika terjadi perubahan Nasabah dapat membaca kembali akad
berserta syarat ketentuan yang berlaku pada tabungan Faedah BRISyariah iB
tersebut sewaktu-waktu, hendaknya diberikan info mengenai faktor-faktor yang
melatarbelakangi adanya perubahan tarif jasa perbankan pada tabungan Faedah
BRISyariah tersebut baik melalui surat atau email.

v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ..........................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN .........................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................

iii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................

iv

ABSTRAK .......................................................................................................

v


KATA PENGANTAR .....................................................................................

vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

xii

DAFTAR TRANSLITERASI ......................................................................... xiii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................

1


B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah ................................

6

C. Rumusan Masalah .......................................................................

7

D. Kajian Pustaka ............................................................................

7

E. Tujuan Penelitian........................................................................

9

F. Kegunaan Hasil Penelitian .........................................................

9


G. Definisi Operasional ...................................................................

10

H. Metode Penelitian .......................................................................

11

I. Sistematika Pembahasan ...........................................................

15

vii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Perikatan dalam Hukum Perikatan Syariah ..................


16

1.

Pengertian Akad ..................................................................

16

2.

Asas Perjanjian dalam Hukum Islam ..................................

21

3.

Unsur-Unsur Akad ...............................................................

22


4.

Rukun dan Syarat Akad.......................................................

24

5.

Batalnya dan Berakhirnya Akad .........................................

25

B. Akad Wadi>’ah dan Praktiknya dalam Pebankan Syariah...........

25

1.

Pengertian Akad Wadi>’ah ...................................................


25

2.

Landasan Hukum AkadWadi>’ah .........................................

26

3.

Macam-macam Akak Wadi>’ah ..........................................

29

4.

Rukun Akad Wadi>’ah dan Syarat-syaratnya .......................

30


5.

Konsekuensi Hukum Akad Wadi>’ah ...................................

31

6.

Berakhirnya Akad Wadi>’ah .................................................

32

7.

Praktik Akad Wadi>’ah dalam perbankan Syariah ...............

33

BAB III PRAKTIK AKAD WADI>’AH PADA TABUNGAN FAEDAH
BRISYARIAH IB

A. Gambaran Umum Bank BRISyariah ..........................................

35

1. Sejarah Bank BRISyariah ......................................................

35

2. Data perusahaan .....................................................................

37

3. Daftar Pemegang Saham........................................................

38

4. Logo .......................................................................................

38

5. Visi Misi.................................................................................

39

6. 7 Nilai Bank BRISyariah .......................................................

39

7. Direksi dan Stuktur Organisasi .............................................

41

8. Produk Bank BRISyariah .......................................................

41

B. Jasa Bank BRISyariah ................................................................

42

C. Penerapan Akad Wadi>’ah pada Tabungan Faedah BRISyariah iB 43
D. Perubahan Tarif Jasa Perbankan yang Berlaku pada Tabungan
Faedah BRISyariah iB ................................................................

55

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

E. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Tarif Jasa Perbankan ...

60

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KEABSAHAN AKAD
YANG BERLAKU PADA TABUNGAN FAEDAH BRISYARIAH IB
A. Aplikasi Akad Wadi>’ah pada Tabungan Faedah BRISyariah iB

63

B. Tinjauan Hukum Islam terhadap Akad Wadi>’ah pada Tabungan
Faedah BRISyariah iB ................................................................
BAB V

65

PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................

76

B. Saran ...........................................................................................

76

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Potensi Indonesia dan jutaan ribu penduduk muslim di dalamnya
adalah kesatuan sinergi positif untuk pembangunan sistem perekonomian
Indonesia dan kita sebagai umat Islam yang faham tentang seluk beluk hukum
Islam adalah pelaku yang memegang berlangsungnya sistem perekonomian
Islam. Beberapa tahun ini ekonomi Islam gencar dikembangkan di Indonesia,
namun tak dapat dipungkiri kita juga berdampingan dengan sistem yang telah
terbentuk selama ini yang cenderung individual, mengatur dan mementingkan
dan mangatur nasibnya sendiri dengan kemampuannya. Semua orang bebas
bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba yang sebesar–besarnya. Semua
orang bebas melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas
dengan berbagai cara tak peduli halal atau tidak, semua didasarkan atas
untung rugi materi. Pola pikir kapitalis ini terus berkembang di masyarakat
bahkan kitapun membiarkan pola pikir ini hingga ke anak cucu. Dari sini kita
tau bagaimana pentingnya peranan kita dalam memajukan sistem ekonomi
Islam khususnya di Indonesia dan alhamdulillah ekonomi Islam dalam tiga
dasawarsa ini mengalami kemajuan pesat, baik dalam kajian akademis di
perguruan tinggi maupun dalam praktek operasional. Pakar ekonomi Islam,
Chapra dalam buku yang berjudul Bisnis Islam karya Ismail Nawawi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

berpendapat bahwa mengembangkan usaha ekonomi Islami bukan berarti
memusnahkan semua hasil analisis yang baik dan sangat berharga yang telah
dicapai oleh ekonomi konvensional selama ini selama serratus tahun trakhir.
Mengambil yang baik dan yang bermanfaat yang dihasilkan oleh budaya non
muslim sama sekali tidak diharamkan.1 Namun keberhasilan ekonomi Islam
pun juga bergantung kepada kesesuaian kebutuhan manusia pada eranya
seperti halnya Allah berfirman dalam QS. al-Ma’idah (5):87

ُ َ ُ‫ُ ْ َ َٰ َ ك َ َ ܅ ܅‬
‫ٱّ ََ ُُ ܆‬
َ ‫ك تݗ َو ََ َت تع َت ُد هكوا ْ إ ܅ن ܅‬
‫ذܜ‬
‫ت ما أحݔ ٱّ ل‬
‫ݠا طيذب ذ‬
‫ذ‬

ُ َ ْ َ َ َ ‫َ َ܆ َ ܅‬
ٓ
‫يأيݟا ٱّذيݚ ء‬
‫ام ُݜݠا َ َُ ذر‬
َ ‫ٱ ت ُݙ تع َتد‬
٧ ‫ذيݚ‬

Artinya:
Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa–
apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah
kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang–
orang yang melampaui batas.2
Dalam bentuk prakteknya di Indonesia ekonomi Islam mulai
mendapatkan momentum sejak didirikannya Bank Muamalat pada tahun
1992 dan mendapat dukungan dari berbagai pihak, terutama masyarakat
yang gelisah akan penilaian bahwa bunga Bank konvensional adalah haram.
Hal tersebut diperkuat dengan adanya Fatwa DSN MUI tahun 2000 bahwa
bunga Bank tidak sesuai dengan syari’ah. Sebagaimana Allah SWT
berfirman dalam QS al-Baqarah (2):275 sebagai berikut

‫ُ ُ ܅‬
‫ت‬
َ ‫܅ َ َت ُ ُ َ َ ْ َ ُ ُ َ ܅‬
‫َ َ ُ ܅‬
ّ‫ٱ‬
‫س‬
‫ذيݚ يأكݖݠن ٱ ذرب ٰݠا َ َيقݠ ݠن إذَ ك َݙا َيقݠع ٱّذي َيتܮ ܅ب ُطݝ ٱ ش تي َطٰ ُݚ م َذݚ ٱ َݙ هذ‬
َ
َ
‫َْٰ َ َ܅ ܅ُ ت‬
‫َ َ ܅ َ ُ ْ ܅ ت‬
‫ك‬
َ ْ
ُ‫ت‬
‫ٱّ ٱَۡ تي َ݅ َو َح ܅ر َع ٱ ذر َب ٰهݠا ف َݙݚ َجا َءهُۥ‬
‫ذ ٰ ذݑ بذأن ُݟ تݗ قا كݠا إذن َݙا ٱَۡ تي ُ݅ مذثݔ ٱ ذرب ۗݠا وأحݔ‬
Ismail Nawawi Uha, Bisnis Syariah - Pendekaan Ekonomi dan Managemen Doktrin, Teori dan
Praktik,(Jakarta: Dwiputra Pustaka Jaya, 2012), 114.
2
Al-Qur’an Al Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI (Semarang: Karya Toha Putra,
1

1998),227

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

ٞ َ ‫َت‬
َ َٓ َُْ َ َ ‫َ َ َ ٰ َ َ ُ َ َ َ َ ََت ُُك َ ܅ َ َ ت‬
َ ‫ݑ أَ تص‬
‫܅‬
ُ ٰ‫ح‬
‫ܜ‬
‫ݠعذظܟ مذݚ ربذݝذۦ فٱنته فݖݝۥ ما سݖف وأ رهۥ إذَ ٱّذۖ ومݚ َل فأولئ ذ‬
َ ُ َٰ َ ‫܅ ُ ت‬
٥ ‫ِون‬
‫ٱنارذۖ هݗ فذيݟا خ ذ‬

Artinya:
Orang –orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang – orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.3
Dalam ayat tersebut Allah SWT sangat tegas mengharamkan riba
dalam bentuk apapun. Larangan tersebut mempengaruhi masyarakat muslim
untuk beralih dan memutuskan beralih kepada Bank yang mempu mengelola
hartanya dengan prinsip syariah. Oleh karna itu Bank syariah hadir sebagai
alternatif bagi umat Islam sedangkan Bank syariah merupakan Bank yang
operasionalnya menjalankan prinsip syariah Islam.4
Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat (funding) dan
menyalurkannya kepada masyarakat (financing). Penghimpunan dana di
Bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito. Prinsip
operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat
adalah prinsip wadi>’ah dan mud{a>rabah.5 Prinsip akad wadi>’ah yang
diterapkan pada produk tabungan adalah wadi>’ah yadd d{ama>nah. Berbeda

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Jakarta: Mekar Surabaya, 2002),58
Veitzel Rivai dan Arviyan Arivin, Islamic Banking (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), 31
5
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Press, 2013),
107.
3

4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

dengan prinsip wadi>’ah yadd ‘ama>nah, Bank bertanggungjawab penuh atas
keutuhan dana tabungan yang dititpkan oleh Nasabah sehingga Bank boleh
memanfaatkan harta titipan tersebut.
Di era yang sudah semakin dewasa ini masyarakat sudah mulai sadar
atas pentingnya halal dan haramnya harta yang mereka miliki, begitu pula
dengan timbulnya kekhawatiran perputaran harta mereka yang mereka
titipkan kepada Bank. Keberadaan Bank syariah dan produk – produknya
juga semakin diminati, bersamaan dengan hal tersebut pertumbuhan industri
Bank syariah semakin pesat dan menimbulkan dinamika kompetisi yang
semakin tinggi yang mengakibatkan suatu competitive advantage yang
mengharuskan Bank untuk melakukan berbagai upaya inovasi yang tak henti
– hentinya untuk me cnjadi pemain utama pada segment-nya agar Nasabah
menjadi loyal. Dari sisi funding, strategi management marketing adalah hal
terpenting untuk itu Bank dituntut untuk memiliki sistem pemasaran yang
mendapatkan emotional mass untuk menjadi Nasabah. Bank syariah gencar
memperkenalkan produknya dan memberikan tawaran – tawaran menarik
untuk menjadi bahan pertimbangan Nasabah dalam memilih dimana dia akan
menitipkan uangnya. Hal itu juga yang sangat berkaitan dalam menciptakan
produk perbankan, menentukan segment dan menentukan aktivitas promosi.
Salah satu Bank yang menerapkan tabungan dengan prinsip akad

wadi>’ah yadd d{ama>nah ini adalah Bank Republik Indonesia Syariah yang
selanjutnya disingkat BRI Syariah. Tabungan ini adalah salah satu produk
Bank BRISyariah yang diberi nama Tabungan FAEDAH (Fasilitas Serba

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Mudah) yang merupakan produk simpanan dari BRISyariah untuk Nasabah
perseorangan yang menginginkan kemudahan transaksi keuangan sehari –
hari.6 Salah satu kiat yang dilakukan BRISyariah dalam hal pemasaran
adalah menciptakan sistem customer satisfaction dimana kepuasan
pelanggan didefisinikan sebagai perspektif pengalaman Nasabah setelah
menggunakan suatu produk atau layanan jasa perbankan. Pada tahun 2013
BRISyariah menawarkan produk tabungan Faedah dengan membebaskan
segala tarif jasa perbankan. Kepuasan Nasabah BRISyariah dapat diartikan
sebagai hasil penilaian atau persepsi Nasabah pada produk atau layanan jasa
perbankan yang memudahkan segala transaksi perbankan.
Dengan berbagai pertimbangan, dalam kurun waktu 3 tahun
belakangan ini tarif jasa perbankan telah mengalami perubahan. Sedangkan
tidak dapat dipungkiri Nasabah BRISyariah telah mengalami proses
pengambilan keputusan untuk memanfaatkan jasa perbankan yang tentunya
dilandasi oleh alasan yang rasional, yaitu kemudahan transaksi yang bebas
biaya. Namun tingkat ekspetasi Nasabah yang berbeda ketika pada saat
mendaftar dan ketika Nasabah dihadapkan dengan perubahan tarif jasa
perbankan juga menjadi faktor terpenting penghambat BRISyariah dalam
memenuhi fasilitas dan pemanfaatan produk atau jasa yang sesuai dengan
kebutuhan Nasabah. Sedangkan setiap Bank berlomba untuk menyediakan
penawaran fasilitas, fitur, dan manfaat yang relatif sama sedangkan
BRISyariah terus berupaya tetap mempertahankan customer satisfaction
6

http//www.brisyariah.co.id diakses pada tanggal 18 November 2016

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Nasabah dengan menjaga kesesuaian antara apa yang dirasakan oleh
Nasabah dari pengalaman yang diperoleh dengan yang diharapkan. Hal ini
menjadi kesenjangan antara apa yang dipersepsikan BRISyariah dengan apa
yang dipersepsikan oleh Nasabah.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk membahas tentang
perubahan tarif jasa perbankan yang berlaku di Bank BRISyariah pada
tabungan Faedah menurut hukum Islam. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk membahas lebih dalam melalui penelitian dengan judul “Tinjauan
Hukum Islam terhadap Keabsahan Akad yang Berlaku pada Tabungan
Faedah Bank BRI Syariah iB yang Mengalami Perubahan Tarif Jasa
Perbankan”.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari

latar

belakang

permasalahan

di

atas,

maka

penulis

mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Mekanisme akad wadi>’ah pada tabungan Faedah Bank BRI Syariah.
2. Aplikasi akad wadi>’ah pada tabungan Faedah Bank BRI Syariah
3. Status tarif jasa yang berlaku bagi Nasabah Bank BRI Syariah.
4. Penerapan akad wadi>’ah dengan perubahan tarif jasa perbankan pada
tabungan Faedah Bank BRI Syariah
Dari beberapa identifikasi masalah tersebut di atas, perlu diperjelas
batasan-batasan atau ruang lingkup persoalan yang akan dikaji dalam
penelitian ini agar skripsi ini dapat terarah pembahasannya, maka penulis
membatasi permasalahan yang akan dibahas yaitu:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

1. Penerapan akad wadi>’ah pada tabungan Faedah Bank BRI Syariah.
2. Tinjauan Hukum Islam terhadap akad wadi>’ah yang telah mengalami
perubahan tarif jasa perbankan yang berlaku pada tabungan Faedah Bank
BRI Syariah.
C. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas permasalahan yang ingin dibahas atau dikaji dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana praktik akad wadi>’ah pada tabungan Faedah di Bank BRI
Syariah?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap keabsahan akad yang telah
mengalami perubahan tarif jasa perbankan yang berlaku pada tabungan
Faedah Bank BRI Syariah?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi tentang kajian atau penelitian yang
sudah diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang sedang dilakukan ini
bukan merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang
sudah ada.7
Berdasarkan penelusuran kajian kepustakaan yang penulis lakukan,
berikut ada beberapa penelitian yang terkait dengan permasalahan yang ada
dalam penelitian ini, diantaranya:
1. Skripsi yang ditulis oleh Rika Marinis dengan judul “Prinsip Wadi>’ah
dalam Produk Tabunganku iB di PT BNI Syariah Cabang Pekanbaru.” Pada
7

Fakultas Syariah UIN Sunan Ampel, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

pembahasan skipsi ini penerapan produk tabunganKu yang terjadi di Bank
BNI Syariah cabang Pekanbaru berkenan untuk memberikan bonus wadi>’ah
, tetapi tidak dijanjikan diawal akad. Sebagian Nasabah merasa keberatan
dengan kebijakan ini karena tidak dijanjikan diawal akad. Dalam hal ini
Nasabah beranggapan bahwa dalam kebijakan Bank tidak saling transparan
atau tidak saling terbuka terhadap Nasabah.8
2. Skipsi yang ditulis oleh Rizky Amalia dengan judul “Analisis Fee Based

Income pada Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk.)”. Pada pembahasan skripsi ini Free Based Income yang
diperoleh Bank Muamalat Indonesia berasal dari tarif yang dikenakan
kepada Nasabah atas jasa yang diberikan, besarnya tarif yang dikenakan
untuk setiap jasa perbankan telah ditentukan oleh pihak Bank Indonesia
berdasarkan layanan tarif dan limit tahun baru.9
3. Skipsi yang ditulis oleh Nikmah Ro’aina dengan judul “Pengaruh
Religuitas terhadap Keputusan menjadi Nasabah Bank Syariah Mandiri
KCP Wonocolo Surabaya”. Pembahasan skripsi ini menguak fakta tentang
seberapa besar pengaruh religuitas Nasabah muslim terhadap pengambilan
keputusan menjadi Nasabah Bank Syariah.10

Rika Marinis, Prinsip Wadi>’ah dalam Produk Tabunganku IB di PT BNI Syariah Cabang
Pekanbaru. (Skripsi- UIN Sultan Syarif Kasim, Riau, 2011),4
9
Rizky Amalia, Analisis Fee Based Income pada Bank Syariah (Skripsi- Universitas Mercu
Buana, Jakarta, 2006),54
10
Nikmah Ro’aniah, Pengaruh Religuitas terhadap Keputusan menjadi Nasabah Bank Syariah
Mandiri KCP Wonocolo Surabaya (Skripsi- UIN Sunan Ampel Surabaya, Surabaya, 2015),8
8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

4. Jurnal yang ditulis oleh Imam Yahya dan Retnandi Meita Putri dengan
judul “Pengaruh Perubahan Biaya Transakasi Kartu ATM (Anjungan Tunai
Mandiri) pada Tabungan Faedah Terhadap Minat Bertransaksi Nasabah di
BRI Syariah Semarang. Pada jurnal menguak fakta tentang seberapa besar
pengaruh minat bertransaksi Nasabah dengan adannya perubahan biaya
transaksi.
Dari penjelasan tersebut dapatlah diambil perbedaan dengan skripsi
ini. Dimana dalam skripsi ini yang menjadi objek penelitian adalah BRI
Syariah yang menekankan pembahasan tentang bagaimana akad yang berlaku
pada tabungan Faedah Bank BRI Syariah setelah mengalami perubahan tarif
jasa perbankan.
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam pembahasan skripsi ini
yang sesuai dengan rumusan masalah di atas adalah untuk menjelaskan:
1. Praktik akad wadi>’ah pada tabungan Faedah di Bank BRI Syariah
2. Tinjauan hukum Islam terhadap akad yang telah mengalami perubahan tarif
jasa perbankan yang berlaku pada tabungan Faedah Bank BRI Syariah
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat paling tidak
terdapat dua aspek :
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk pengembangan
pemahaman dan ilmu pengetahuan ilmiah untuk mahasiswa.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

2. Secara praktis
Dapat menjadi pertimbangan mengenai penyelesaian pembiayaan bagi
lembaga keuangan Syariah pada umumnya dan BRI Syariah pada khususnya.
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan pembaca dalam memahami istilah yang
dimaksud dalam judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Keabsahan Akad
yang Berlaku pada Tabungan Faedah Bank BRI Syariah iB”.
Maka perlu dijelaskan makna yang terdapat dalam penelitian ini,
sehingga secara operasional tidak ada kendala berupa terjadinya perbedaan
pemahaman yang menyangkut hal-hal yang dibahas.
Tinjauan hukum Islam

: Suatu proses memilih dan memilah data
untuk menemukan sesuatu yang baru dibuat
berdasarkan sumber hukum Islam al-Qur’an
dan al-Hadits.

Keabsahan akad

:

Perjanjian yang dibuat dengan telah

terpenuhi semua rukun dan syaratnya dan
tidak ada unsur yang mengharamkan seperti

maysir, ghara.
Perubahan tarif jasa perbankan : Harga yang telah mengalami perubahan
nilai, diungkapkan dengan berbagai istilah,
misalnya biaya sewa, operasional, gaji dan
lain-lain. Penentuan biaya dan harga pada
Bank syariah harus sesuai dengan hukum

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Islam, begitu pula sumber penetuan tarif jasa
atau

pelaksanaan

kegiatan

berdasarkan

prinsip syariah dengan dasar hukumnya
adalah al-Qur’an dan al-Hadits.
H. Metode Penelitian
1. Data yang dikumpulkan
Data yang diperlukan dihimpun untuk menjawab pertanyaan dalam
rumusan masalah yakni data primer dan data sekunder.
a. Data primer:
1) Mekanisme tabungan Faedah
2) Data perubahan tarif jasa perbankan
b. Data Sekunder:
1) Konsep umum akad wadi>’ah
2) Profil Bank BRI Syariah
3) Produk dan aplikasi akad wadi>’ah Bank BRI Syariah
4) Etika penginformasian perubahan ketentuan yang berlaku
2. Sumber Data
a. Sumber Primer:
Sumber data primer adalah subjek penelitian dengan menggunakan
alat pengukuran atau pengambilan data secara langsung atau yang
dikenal dengan istilah interview (wawancara).11 Sumber data yang
diperoleh langsung dari hasil penelitian di Bank BRI Syariah dan juga
11

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, Cetakan VIII, 2007), 91.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

hasil wawancara dengan customers service, marketing Bank BRI
Syariah.
b. Sumber Sekunder:
Data pendukung yang diperoleh dari data kepustakaan, buku,
dokumen, dan lain sebagainya yang ada hubungannya dengan
penelitian. Meliputi:
1) Wahba az-Zuhaili, Fiqh Islam,
2) Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan,
3) M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam,
4) Gemala Dewi, Hukum Periakatan Islam di Indonesia,
5) Syamsuk Anwar, Hukum Perjanjian Syariah,
6) Mardani, Fiqh Ekonomi Islam,
7) Website resmi BRI Syariah, www.brisyariah.co.id,
8) Leaf lead pengumuman perubahan tarif jasa perbankan BRISyariah,
9) Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
yang ada di Bank BRI Syariah,
10) Dan sumber-sumber pendukung lainya.
3. Teknik pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi

merupakan

data

yang diperoleh melalui

sebuah

pengamatan dan tidak melakukan banyak kegiatan, melainkan hanya
mencatat apa yang dilihat atau disaksikan.12 Dalam kegiatan ini
12

M, Suparmoko, Metode Penelitian Praktis, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2007), 68.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

penulis mengobservasi hal – hal apa saja yang melatarbelakangi
perubahan tarif jasa perbankan yang ada di Bank BRI Syariah.
b. Wawancara
Suatu bentuk komunikasi semacam percakapan yang bertujuan untuk
memperoleh informasi.13 Dalam kegiatan ini penulis melakukan
wawancara dengan customers service dan marketing Bank BRI
Syariah. Penulis tidak melakukan wawancara dengan Nasabah
berkenaan dengan kerahasiaan data Nasabah pada Bank BRISyariah.
c. Dokumentasi
Sejumlah besar fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang
berbentuk dokumentasi. Mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, surat, buku-buku, agenda, transkrip dan
sebagainya.14 Dengan melalakukan penggalian berupa data terhadap
masalah-masalah yang diinginkan melalui cara pemahaman serta
penelitian terhadap data yang berada pada dokumen - dokumen yang
dimiliki oleh Bank BRI Syariah dan beberapa buku yang ada
hubungannya dengan permasalahan di atas.
4. Teknik Pengolahan Data
a. Editing, yaitu memeriksa kembali semua data-data yang diperoleh
dengan memilih dan menyeleksi data tersebut dari berbagai segi yang

S, Nasution, Metode Research, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), 113.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitiab Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2006),231.
13
14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

meliputi kesesuaian dan keselarasan satu dengan yang lainnya,
keaslian, kejelasan serta relevansinya dengan permasalahan.15
b. Organizing, yaitu mengatur dan menyusun data sumber dokumentasi
sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh gambaran yang sesuai
dengan rumusan masalah, serta mengelompokkan data yang diperoleh
sehingga menghasilkan bahan yang sesuai dengan susunan alur
skripsi.16
c. Analyzing, yaitu merupakan tahap akhir, yaitu menganalisa kembali
lebih lanjut data-data yang telah tersusun untuk memperoleh
kesimpulan atas rumusan masalah.17
5. Teknik Analisis Data
Analisis Deskriptif yang digunakan yaitu dengan cara menuturkan
dan menguraikan serta menjelaskan perubahan tarif jasa perbankan pada
akad wadi>’ah.18 Tujuan dari metode ini adalah untuk membuat deskripsi
atau gambaran mengenai objek penelitian secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki.19 Metode ini digunakan untuk mengetahui perubahan tarif
jasa perbankan pada akad wadi>’ah pada Nasabah di BRI Syariah.

Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), 15.
Ibid, 154.
17
Ibid, 195.
18
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Cet I, (Yogyakarta: Graha
Ilmu,
2006), 240.
19
Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005), 63.
15

16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Adapun pola pikir yang digunakan dalam menganalisis adalah pola
pikir pendekatan deduktif, yaitu pola pikir yang berpijak pada fakta-fakta
yang bersifat umum kemudian diteliti dan akhirnya dikemukakan
pemecahan persoalan yang bersifat khusus.20
I. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini, maka disusunlah
sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab satu berisi pendahuluan yang memuat uraian tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab dua penulis membahas tentang landasan teori akad wadi>’ah dan
praktiknya dalam perbankan, dan hukum perikatan yang ditetapkan dalam hukum
Islam.
Bab tiga merupakan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh penulis pada Bank BRI Syariah, yang berisi gambaran umum Bank BRI
Syariah, Aplikasi akad wadi>’ah tabungan Faedah dan perubahan tarif jasa
perbankan yang berlaku pada tabungan Faedah.
Bab empat membahas analisis tinjauan hukum Islam tentang tinjauan
hukum Islam terhadap keabsahan akad yang berlaku pada tabungan Faedah Bank
BRI Syariah yang telah mengalami perubahan tarif jasa perbankan.
Bab lima merupakan bab penutup yang memuat tentang kesimpulan dan
juga berisi saran.
20

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Jakarta: Gajah Mada University, 1975), 16.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Akad dalam Hukum Perikatan Syariah
1.

Pengertian Akad
Di dalam istilah al–Qur’an kita diperkenalkan dengan kata al-‘aqdu

(

) yang jika diartikan dalam bahasa adalah akad, al \–‘ahdu (

berarti janji dan al–rabt}u (

) yang

) yang berarti ikatan. Sebagai mana Allah

SWT berfirman dalam QS. al–Maidah (5):1 sebagai berikut:

ُ ‫ق ٓ ق ُ ق ذ ق ق ق ُ ٓ ْ ق ۡ ُ ْ ۡ ُ ُ ِ ُ ذ ۡ ق ُ ق ق ُ ۡ ق ۡ قٰ ذ ق ُ ۡ قٰ ق ق‬
‫يأيݟܛ ٱَِيݚ ءامݜݠا أوفݠا بِٱلعقݠل ۚ أحِݖܠ لكݗ ب ِݟيݙܟ ٱۡنع ِݗ إَِ مܛ يت‬
‫َ عݖ ۡيك ۡݗ‬
ُ ۡ‫ق ۡق ُ ِ ذ ۡ قق ُ ۡ ُ ُ ذ ذق ق‬
ُ ‫ك ُݗ قمܛ يُر‬
َ َ‫غۡ ُ َِِ ٱ صي ِد وأنتݗ حرم ۗ إِن ٱ‬
١ ‫يد‬
ِ

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad - akad itu.
Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan
kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu
ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan
hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya1
Di dalam ayat ini Allah memerintahkan manusia untuk memenuhi
akadnya. Dalam terjemahan al-Qur’an cetakan Karya Toha Putra
menterjemahkan ‘aqad (perjanjian) mencakup janji prasetia hamba kepada
Allah yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya.2 Perintah
memenuhi akad ini ditekankan langsung pada ayat pertama surat al–Maidah
dan diikuti
1

dengan ayat–ayat

selanjutnya yang berkaitan dengan

Al-Qur’an Al Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI (Semarang: Karya Toha Putra,

1998),199
2

Ibid

16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

penyempurnaan agama Islam. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
pemenuhan dalam suatu akad. Menurut Fathurrahman Djamil dalam buku
yang berjudul Hukum Perjanjian Syariah, istilah verbintenis dalam KUH
Perdata dapat disamakan dengan istilah al–‘aqdu.3
Adapun istilah perjanjian atau overseen-komst juga dapat disamakan
dengan istilah al–‘ahdu4 seperti yang terdapat dalam firman Allah pada QS.
Ali Imran (3):76 sebagai berikut:

‫قق ق ۡ قۡ ق‬
‫ق ذق‬
ۡ ‫َ ب قع‬
‫ِܜ ٱ ۡ ُݙ ذتق ق‬
ُ َُ َ‫ٱ‬
‫َ فقܗ ذن ذ ق‬
ٰ
ٰ
ٰ ‫ب‬
٦‫ن‬
‫ٱت‬
‫و‬
‫ِۦ‬
‫ه‬
‫د‬
‫ݟ‬
ِ
ِ
ِ ‫َ ۚ مݚ أو‬
ِ

Artinya:
(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang
dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertakwa.5
Dalam ayat ini Allah memperintahkan untuk menepati janji yang telah
dibuat dan Allah menggolongkannya sebagaimana orang–orang yang
bertaqwa. Hal ini berkaitan dengan suatu pernyataan dari seorang untuk
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dan menyangkut dengan
patutnya perjanjian tersebut dilaksanakan. Janji kedua belah pihak yang
dilaksanakan bersama inilah yang disebut dengan istilah al–‘aqdu atau dalam
bahasa adalah akad.

I>ja>b. dan qabu>l adalah dua kata yang mempunyai keterkaitan dengan
perjanjian. Menurut Prof. Dr. Syamsul Anwar, M.A dalam bukunya yang
berjudul Hukum Perjanjian Syariah, Akad didefinisikan pertemuan i>ja>b. dan
3
Fathurrahman Djamil, Hukum Perjanjian Syariah (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001), 247 248
4
5

ibid
Al-Qur’an Al Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI (Semarang: Karya Toha Putra,

1998), 109

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

qabu>l

sebagai pernyataan kehendak dua belah pihak atau lebih untuk

melahirkan suatu akibat hukum pada objeknya.6 Dalam akad terjadi ketika
penawaran diajukan oleh salah satu pihak, hal inilah yang disebut i>ja>b.
Sedangkan ketika terjawab dengan persetujuan yang diberikan mitra akad
sebagai suatu bentuk tanggapan dari penwaran tersebut itulah yang disebut

qabu>l . Akad merupakan bentuk tindakan hukum dua pihak yang melakuan
i>ja>b. dan qabu>l untuk memperesentasikan kehendak masing–masing pihak
seperti dalam akad wasiat, pernikahan, wakaf dan lain–lain. Akad tidak
dapat dikatakan akad apabila terjadi merupakan tindakan dari dua pihak
yang memberikan tawaran dan menerima tawaran.
Apabila ditelisik lebih tegas lagi, ketika akad melahirkan suatu akibat
hukum, tujuan yang dicapai adalah untuk mencapai hasil dari maksud
bersama melalui pembuatan akad. Akibat hukum dari akad tersebut
melahirkan perjanjian yang bersifat mengikat. Seperti yang terdapat pada
Pasal 1233 dan 1234 KUH Perdata sebagai berikut:7
1233. Tiap–tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan, baik
karena undang–undang.
1234. Tiap–tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk
berbuat sesuatu, atau untuk tidak melakukan sesuatu.
Dari kedua penjelasan diatas, pada hakekatnya antara perikatan dan
perjanjian pada dasarnya sama, yaitu merupakan hubungan hukum antara

Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah: Studi tentang Teori Akad dalam Fikih Muamalat ,
(Jakarta: Rajawali Press, 2007), 68
7
Kitab Undang–Undang Hukum Perdata, (...:Rhedbook Publisher,2008), 284-285
6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

pihak-pihak yang diikat di dalamnya, namun perikatan lebih luas dari
perjanjian, sebab hubungan hukum yang ada dalam perikatan munculnya
tidak hanya dari perjanjian tetapi juga dari aturan perundang-undangan.
Yang membedakan diantara keduanya adalah perjanjian pada hakekatnya
merupakan hasil kesepakatan para pihak jadi sumbernya merupakan yang
benar-benar kebebasan pihak-pihak yang ada untuk diikat dengan perjanjian
yang dipaparkan lebih jelas pada Pasal 1338 KUHPerdata. Kemudian jika
dibandingkan dengan perikatan, selain mengikat karna adanya kesepakatan
juga mengikat karena adanya kesepakatan juga mengikat karena diwajibkan
oleh Undang-undang.
Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Bab I Pasal 20 ayat (1),
akad adalah kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih
untuk melakukan dan/ atau tidak melakukan perbuatan hukum tertentu.8
Menurut Gemala Dewi dalam buku Hukum Perikatan Islam di

Indonesia, perbedaan yang terjadi dalam proses perikatan Hukum Islam dan
KUH Perdata adalah pada tahap perjanjiannya. Pada Hukum Perikatan Islam,
janji dengan pihak pertama terpisah dengan janji pihak kedua (merupakan
dua tahap), baru kemudian lahir perikatan. Sedangkan pada KUH Perdata,
perjanjian para pihak pertama dan pihak kedua adalah satu tahap yang
kemudan menimbulkan perikatan diantara mereka.9

Wa’ad secara etimologis mempunyai arti janji (perjanjian) sedangkan
akad yaitu menyimpulkan (mengikatkan), mengadakan perjanjian dan
8
9

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), 15
Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana,2013), 53

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

kontrak.10 Menurut pendapat Adiwarman Karim, dalam bukunya yang
berjudul Bank Islam, wa’ad adalah janji (promise) antara satu pihak kepada
pihak lainnya yakni pihak yang memberi janji kewajiban untuk
melaksanakan kewajibannya, sedangkan pihak yang diberi janji tidak
memikul kewajiban apa–apa terhadap pihak lainnya. Dalam wa’ad, term and

condition-nya belum ditetapkan secara rinci dan spesifik (belum well
defined). Bila pihak yang berjanji tidak dapat memenuhi janjinya, maka
sanksi yang diterimanya lebih merupakan sanksi moral.
Di lain pihak, akad mengikat kedua belah pihak yang saling bersepakat,
yakni masing–masing pihak terkait untuk melaksanakan kewajiban mereka
masing - masing yang telah disepakati dahulu. Dalam akad, term and

condition-nya ditetapkan secara rinci dan spesifik (sudah well defined). Bila
pihak yang berjanji tidak dapat memenuhi janjinya, maka sanksi yang
diterimanya lebih merupakan sanksi yang telah disepakati dalam akad. 11
Dalam perspektif hukum positif (legal level), akad sama dengan
perjanjian. Hal ini tentu berbeda dengan perspektif syariah.12 Pada hukum
syariah, akad tidak selalu berupa perjanjian. Suatu akad dapat dikatakan
sebagai perjanjian apabila ada kesepakatan antara pihak Bank syariah dengan
Nasabah terjadi ketika kualitas, kuantias, harga objek transaksi serta waktu
penyerahan tela diketahui.

Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), 1 dan 2
Adiwarzman A.Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Depok: Rajawali Pers,2013),
65
12
Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), 80
10

11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

2.

Asas Perjanjian dalam Hukum Islam

Di dalam melakukan transaksi syariah, Kompilasi Hukum
Ekonomi Syariah (KHES) BAB II Pasal 21 poin (a) sampai (m) dinyatakan
bahwa akad dilakukan atas beberapa asas13:
1.

Ikhtiya>rinah(menepati janji); setiap akad wajib dilaksanakan oleh para
pihak sesuai

dengan

kesepakatan

yang

ditetapkan

oleh yang

bersangkutan dan pada saat yang sama terhindar dari cidera-janji.
3.

Ih}tiya>t}i(< kehati–hatian);

setiap akad dilakukan dengan pertimbangan

yang matang dan dilaksanakan secara tepat dan cermat.
4.

Luzu>m(tidak berubah); setiap akad dilakukan dengan tujuan yang jelas
dan perhitungan yang cermat, sehingga terhindar dari praktik spekulasi
atau maisija>b. dan qabu>l ; pernyataan kehendak dan
pernyataan

menerima

kehendak

ini

harus

ada

dalam

melaksanakan suatu perikatan.
14

Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana,2013), 54

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

2) Dibenarkan oleh syara’; akad, tujuan akad dan pelaksanaan
akad yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan syariah.
Jika bertentangan, akan mengakibatkan akad itu tidak sah.
3) Mempunyai akibat hukum terhadap objeknya; akad merupakan
salah satu dari tindakan hukum atau yang disebut tas}arruf.
Adanya

akibat

diperjanjikan

hukum

oleh

para

terhadap
pihak

objek

dan

juga

hukum

yang

memberikan

konsekuensi hak dan kewajiban yang mengikat para pihak.

Tas}arruf memiliki dua bentuk, yaitu: tas}arruf fi’li (perbuatan)
dan tas}arruf qauli< (perkataan).15 Tas}arruf fi’li adalah usaha
yang dilakukan manusia dari tenaga dan badannya, seperti
kegiatan mengelola atau mengatur. Sedangkan tas}arruf qauli< <
adalah usaha yang keluar berupa lisan. Namun, tidak semua
perkataan

manusia

digolongkan

sebagai

akad,

tetapi

merupakan suatu perbuatan hukum. tas}arruf qauli<

dibagi

menjadi dua bentuk, yaitu: tas}arruf qauli< aqdi dan tas}arruf

qauli< ghairu aqdi. tas}arruf qauli< aqdi adalah sesuatu yang
dibentuk dari dua ucapan dua pihak yang saling bertalian,
yaitu dengan i>ja>b. dan qabu>l yang melahirkan suatu perikatan
diantara mereka. Sedangkan tas}arruf qauli< ghairu aqdi adalah
perkataan yang tidak bersifat akad atau tidak ada unsur i>ja>b.

15

Ibid, 55

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

dan qabu>l . Perkataan ini dapat berupa pernyataan atau berupa
perwujudan.

Unsur Akad
pertalian ib dan

qabu>l

dibenarkan oleh

syara'

mempunyai akibat hukum terhadap
objeknya (tas}arruf )

perbuatan (tas}arruf fi’li)

perkataan (tas}arruf qauliqidain dan mahallul ‘aqd adalah termasuk rukun akad karna
keduanya merupakan salah satu pilar dalam tegaknya akad.16
Syarat dalam pelaksanaan akad ini yaitu (1) adanya kepemilikan
terhadap barang atau adanya otoritas untuk mengadakan akad, baik

16

Ibid, 57

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

secara langsung ataupun perwakilan. (2) pada barang atau jasa
tersebut tidak terdapat hal orang lain.17
5. Batalnya dan berakhirnya akad
Suatu akad dikatakan berakhir apabila telah tercapai tujuannya.
Selain hal itu apabila terjadi fasakh (pembatalan) atau telah berakhir di
a. Di-fasakh (dibatalkan), karena adanya hal-hal yang dibenarkan oleh

syara’.
b. Dengan sebab adanya khiya>r, baik khiya>r rukyat, cacatm syarat atau
majelis.
c. Dengan sebab ‘iqa>lah, yaitu salah satu pihak dengan persetujuan
pihak lain membatalkan karena merasa menyesal atas akad yang
baru saja dilakukan.
d. Karena adanya kewajiban yang tidak dipenuhi oleh pihak-pihak
yang bersangkutan.
e. Karena telah habis jangka waktunya.
f. Karena tidak mendapat izin pihak yang berwenang.
g. Karena sebab kematian pihak yang bersangkutan.
B. Akad Wadi>’Ah dan Praktiknya dalam Perbankan Syariah
1. Pengertian Akad Wadi>’ah

Wadi>’ah berasal dari kata al-wad’ yang memiliki arti
meninggalkan, sedangkan menurut bahasa al-wadi>’ah ialah
sesuatu yang diletakkan ditempat orang untuk dijaga. Adapun
17

Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), 54

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

dalam definisi syara’, kata wadi>’ah disebutkan untuk penitipan
dan untuk benda yang dititipkan. Dan yang lebih rajih, wadi>’ah
adalah akad, hanya saja kata yang lebih benar untuk akad
penitipan ini adalah al-i>da>’ (penitipan) bukan wadi>’ah (barang
titipan).18 Pengertian wadi>’ah dalam Kompilasi Hukum
Ekonomi Syariah Bab I Pasal 20 ayat 17, wadi>’ah. Adalah
penitipan dana antara pihak pemilik dana dengan pihak
penerima titipan yang dipercaya untuk menjaga dana tersebut.19
Para ulama sepanjang masa juga berijma atas kebolehan akad
penitipan ini. Hal ini karena orang–orang melakukannya,
bahkan itu merupakan kebutuhan darurat.20 Kegiatan titip menitipkan barang ini bukanlah hal yang asing, bahkan
kegiatan ini adalah bagian dari kebutuhan manusia sebagai
makhluk sosial.
2. Landasan Hukum Akad Wadi>’ah
1) Al-Quran
Surah al-Baqharah: 283:

‫ ق ۡ ق‬ٞ ‫ۡ ق‬
‫ُ ُ ۡ ق قٰ ق ق ق ق ۡ ق ْ ق‬
‫ق ق‬
‫ݚ ذمق ُܞݠضܟ ۖ فܗِن أم قِݚ‬ٞ ٰ ‫َ ُدوا َت مِܞܛ ف ِره‬
ِ ‫ِن كݜتݗ ل سݍ لر و ݗ‬
‫ق‬
‫م قۡ ق ِ ذ‬
‫ق‬
ۡ
ُ ُ
‫ٱؤتُ ِݙ قݚ أ قم ٰ قݜ قت ُݝۥ قو ۡۡق ذتݎ ذ ق‬
‫قب ۡعضكݗ قب ۡعضܛ فݖ ُيܖ ِل ٱَِي‬
َ‫ٱَ قر ذب ُݝ ۗۥ قو‬
ِ
‫ق ُ ق‬
ۡ ‫ق ۡ ُ ُ ْ ذ قٰ ق ق ق ق ق‬
ُ ‫ِݗ قق ۡݖ ُܞ ُݝ ۗۥ قو ذ‬ٞ ‫ك ُت ۡݙ قݟܛ فقܗنذ ُݝ ٓۥ قءاث‬
‫تكتݙݠا ٱ شهدة ۚ ومݚ ي‬
‫ٱَ ب ِ قݙܛ ت ۡع قݙݖݠن‬
ِ
ٞ ‫قعݖ‬
‫ِيݗ‬
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam 5, (Jakarta: Gema Insani, 2011), 566
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), 17
20
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam 5, (Jakarta: Gema Insani, 2011), 567
18

19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

Artinya:
Jika kamu dalam perjalanan (ber-mu’amalah tidak
secara tunai) sedang kamu tid

Dokumen yang terkait

ASPEK HUKUM AKAD MURABAHAH YANG MENGANDUNG KAUSA TERLARANG PADA BANK SYARIAH

0 3 17

KAJIAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KARTU KREDIT HASANAH CARD PADA BANK BNI SYARIAH Kajian Hukum Islam Terhadap Akad Kartu Kredit Hasanah Card Pada Bank Bni Syariah.

0 1 19

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PROGRAM UNDIAN BERHADIAH HUJAN EMAS TABUNGAN FAEDAH PADA BANK BRI SYARIAH DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH.

0 0 2

PENANGANAN AKAD MUDHARABAH PRODUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA BTN IB YANG BERMASALAH PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG SYARIAH SURAKARTA.

0 0 17

Tinjauan hukum Islam terhadap reasuransi pada tabungan investasi di bank Syariah Bukopin Sidoarjo.

0 0 91

Tinjauan Terhadap Perjanjian Baku pada Akad Pembiayaan Syariah Menurut Hukum Islam (Analisis Terhadap Akad No. 007WKLUMS01179310IV2013 BRI Syariah)

0 0 16

PELAKSANAAN PEMBUKAAN TABUNGAN FAEDAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR - PELAKSANAAN PEMBUKAAN TABUNGAN FAEDAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 12

PELAKSANAAN PEMBUKAAN TABUNGAN FAEDAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 1 14

APLIKASI PRODUK TABUNGAN HAJI BRI SYARIAH iB DI BRI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP) DEMAK Tugas Akhir - APLIKASI PRODUK TABUNGAN HAJI BRI SYARIAH iB DI BRI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP) DEMAK - Test Repository

0 0 99

TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP PENGGUNAAN JAMINAN FIDUSIA PADA AKAD MURABAHAH PERBANKAN SYARIAH

0 0 13