Analisis hukum Islam terhadap sewa jasa hair extension di Be Young Salon Dukuh Kupang Surabaya.

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA JASA

HAIR EXTENSION DI BE YOUNG SALON DUKUH KUPANG
SURABAYA

SKIRPSI
Oleh:
SITI NUR KHASANAH
NIM. C02212042

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
SURABAYA
2017

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA JASA
HAIR EXTENSION DI BE YOUNG SALON DUKUH KUPANG
SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Syariah

Oleh
Siti Nur Khasanah
NIM. C02212042

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2017

ABSTRAK
Skripsi yang berjudul analisis hukum Islam terhadap sewa jasa hair extension di be
young salon Dukuh Kupang Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan,
Bagaimana praktik pelaksanaan sewa jasa hair extension di be young salon Dukuh Kupang
Surabaya Surabaya?, Bagaimana analisis hukum Islam terhadap sewa jasa hair extension di

be young salon Dukuh Kupang Surabaya Surabaya?.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Data
yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan metode deskriptif analitis. Deskriptif
analitis yaitu menggambarkan hal menurut apa adanya yang sesuai dengan kenyataan.
Dengan mengumpulkan data tentang sewa jasa hair extension di be young salon Dukuh
Kupang Surabaya, yang disertai dengan analisa untuk mengambil kesimpulan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa praktik sewa jasa hair extension yang ada di
be young salon Dukuh Kupang Surabaya hukumnya adalah haram. Karena tidak memenuhi
salah satu syarat sahnya Ija>rah, yakni yang berupa objek harus sesuatu yang di halalkan oleh
syara’. Dalam praktik ini yang menjadi objek adalah sambung rambut, karena di dalam Islam
sudah dijelaskan bahwa menyambung rambut dengan rambut orang lain merupakan
termasuk perhiasan perempuan yang terlarang, baik itu rambut asli atau imitasi. Sedangkan
yang menjadi pelanggan pengguna jasa hair extesnsion atau sambung rambut di be young
salon Dukuh Kupang Surabaya, bukan hanya dari kalangan perempuan non muslim saja,
tetapi dari para kalangan muslimah pun juga ada. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan para
kalangan muslimah adalah para kaum perempuan muslim yang tidak berhijab.
Sejalan dengan kesimpulan diatas, maka kepada pihak pemilik salon, hendaknya
harus menghapus atau mentiadakan jasa praktik hair extension (sambung rambut) yang ada
di Be Young Salon Dukuh Kupang Surabaya tersebut, sehingga tidak akan ada lagi
pelanggan yang menggunakan jasa hair extension atau sambung rambut. Sedangkan untuk

para kalangan muslimah, seharusnya tidak menggunakan jasa praktik hair extension
(sambung rambut), karena dalam Islam sudah dijelaskan bahwa hukum hair extension
(sambung rambut) itu diharamkan. Karena yang akan menanggung dosanya bukan hanya
pengguna jasa hair extension (sambung rambut) saja, akan tetapi orang yang memasangkan
atau menyewakan jasanya pun akan ikut menanggung dosanya juga.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DALAM

…… ..................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………. ......... iii
PENGESAHAN………………………………………………. ............ iv
MOTTO…………………. ...................................................................... v
PERSEMBAHAN…………… ............................................................... vi

ABSTRAK.………………...................................................................... viii
KATA PENGANTAR…………………………………………… ...... ix
DAFTAR ISI…………….. ..................................................................... xi
DAFTAR TRANSLITERASI ................................................................. xiv
BAB I

PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ........................................ 5
C. Rumusan Masalah ................................................................. 6
D. Kajian Pustaka ....................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 10
F. Kegunaan Penelitian ............................................................. 10
G. Definisi Operasional.............................................................. 11
H. Metode Penelitian ................................................................. 12
I. Sistematika Pembahasan ...................................................... 16

BAB II KONSEP IJA>RAH DALAM HUKUM ISLAM .................... 18
A. Ija>rah ....................................................................................... 18
1. Definisi Ija>rah .................................................................. 18

2. Landasan Hukum Ija>rah ................................................. 22
3. Rukun Ija>rah ................................................................... 26
4. Syarat Ija>rah...................................................................... 27
5. Macam-macam Ija>rah ..................................................... 29
6. Berakhirnya Akad Ija>rah................................................. 31

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7. Sifat Akad Ija>rah ............................................................. 32
8. Ija>rah Yang Dilarang........................................................ 33
BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG BE YOUNG SALON 35
A. Gambaran Singkat Tentang Be Young Salon ..... 35
1. Latar Belakang Berdirinya Be Young Salon ...... 35
2. Cabang Be Young Salon ....................................... 36
3. Jenis Pelayanan Jasa di Be Young Salon ............ 38
4. Member Card Be Young Salon ............................. 39
5. Karyawan Be Young Salon ................................... 39
B. Hair Extension........................................................ 40

1. Definisi Hair Extension ......................................... 40
2. Asal Rambut Yang Digunakan Untuk Hair

Extension ................................................................ 41
3. Jenis Kualitas Rambut Yang Digunakan
Untuk Hair Extension ............................................ 42
C. Praktik Sewa Jasa Hair Extension di
Be Young Salon ..................................................... 44
D. Upah Sewa Jasa Hair Extension ........................... 45
E. Faktor Menggunakan Jasa Hair Extension .......... 46
BAB IV

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA JASA HAIR

EXTENSION DI BE YOUNG SALON .......................... 48
A. Analisis sewa jasa hair extension di be young
salon .................................................................. 48
B. Analisis Hukum Islam Terhadap sewa jasa
hair extension di be young ............................... 50
BAB V


PENUTUP .................................................................... 61
A. Kesimpulan ....................................................................... 61
B. Saran .................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, dimana satu sama
lain saling membutuhkan. Islam memperbolehkan pengembangan harta
melalui jalan bermuamalah. Kata muamalat berasal dari kata ‫ عَا َمل‬secara
arti kata mengandung arti ‚saling berbuat‛ atau berbuat secara timbal

balik dan lebih sederhana lagi adalah hubungan orang dengan orang.1
Selain itu kata muamalat juga menggambarkan suatu aktifitas yang
dilakukan oleh seseorang dengan seseorang atau beberapa orang dalam
memenuhi kebutuhan masing-masing.2
Dalam

bermuamalah

hukum

Islam

mengajarkan

setiap

pemeluknya untuk selalu berusaha mencari karunia Allah dengan cara
yang baik, jujur dihalalkan dan bermanfaat bagi kedua belah pihak. Hal
ini bertujuan agar muamalah tersebut berjalan dengan baik atau sah dan
segala tindakannya jauh dari kerusakan yang tidak dibenarkan.3 Selain itu

dalam hal bermuamalah di anjurkan sesama manusia agar saling tolongmenolong dalam hal kebaikan, seperti dalam firman Allah SWT surat alMa>idah (5) ayat : 2 yang berbunyi:

1

Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqih, (Bogor: Kencana, 2003), 175.
Nasroen Harun, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), vii.
3
As-Sayyid Sahiq, Fiqh as-Sunnah, jilid V. cet. Ke-1 (Jakarta: Darul Fath, 2004), 12.

2

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

               

  


Artinya: ‚dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Amat berat siksa-Nya.‛4 (Q.S Al- Ma>idah : 2)
Ayat di atas menerangkan bahwa Allah SWT menyuruh umat
manusia untuk saling tolong-menolong dalam hal kebaikan dan
ketaqwaan, dan sebaliknya Allah SWT melarang umat manusia untuk
saling

tolong-menolong

dalam

melakukan

perbuatan

dosa


dan

pelanggaran. Sebagaimana halnya bahwa hakikat manusia adalah
makhluk sosial yang tidak bisa hidup sediri, dan membutuhkan bantuan
orang lain. Salah satu yang termasuk dalam kategori tolong-menolong
dalam bermuamalah adalah al-ija>rah.
Menurut Amir Syarifuddin al-ija>rah secara sederhana dapat
diartikan dengan akad atau transaksi manfaat atau jasa dengan imbalan
tertentu. Bila yang menjadi objek transaksi itu adalah manfaat atau jasa
dari suatu benda disebut al-ija>rah al-‘ain, seperti sewa-menyewa rumah
untuk ditempati, bila yang menjadi objek transaksi manfaat atau jasa dari
tenaga seseorang disebut dengan al-ija>rah ad-dzimah atau upahmengupah, seperti upah mengetik skripsi, sekalipun objeknya berbeda
keduanya dalam konteks fiqh disebut Al-ija>rah.5 Al-ija>rah merupakan
4
5

Departemen Agama R.I., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Sygma Publishing, 2011), 48.
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2003), 216.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

muamalah yang telah disyariatkan dalam Islam. Hukum asalnya menurut
jumhur ulama’ adalah mubah atau boleh bila dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh syariat berdasarkan ayat Alquran, Hadishadis Nabi, dan ketetapan Ijma’ Ulama’.6
Adapun dasar hukum tentang kebolehan Ijarah adalah surat alThalaq (65) ayat 6 yang berbunyi:

     
Artinya: ‚kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak) mu
untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya‛.7 (Q.S Al-Thalaq
: 6)
Ajaran Islam yang ada dalam alquran dan hadis telah terangterangan memperbolehkan akad sewa menyewa (ija>rah), karena pada
dasarnya setiap umat manusia akan saling membutuhkan antara satu sama
lain. Dalam realitanya, perkembangan praktik sewa-meyewa sudah tidak
asing lagi bagi kebanyakan masyarakat, baik di pedesaan maupun di
perkotaan, salah satu bentuk sewa meyewa yang cukup menarik yang
berhasil penulis temui adalah sewa jasa hair extension (sambung rambut),
dimana antara kedua belah pihak (pemilik jasa dan penyewa jasa) terikat
dalam sewa jasa.

Hair extension (sambung rambut) merupakan suatu cara
memanjangkan rambut secara instan, baik dari rambut asli yang diperoleh
6

Wahbah al-Zuhaili, Al-Fimi< wa Adillatuhu, jilid V, cet. Ke-8. (Damaskus: Dar Al-Fiqr
Al-Mua’ssim, 2005), 3801.
7
Mushaf Madinah, Al-qur’an Terjemah dan Tafsir, (Bandung: Jabal, 2010), 559.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

dari rambut orang lain maupun rambut buatan (sintetis). Saat ini banyak
sekali salon-salon yang menyediakan jasa pemasangan hair extension
(sambung rambut), salah satunya adalah Be Young Salon yang terletak di
jalan Kupang Barat No. 10 Surabaya, yang menjadi penyewa jasa
sambung rambutnya (konsumen) bukan hanya dari kalangan non-muslim
saja, tetapi dari kalangan para muslimah pun juga ada.
Di zaman yang semakin moderen ini, bagi kaum wanita rambut
adalah mahkota yang paling berharga, berbagai macam variasi model
mewarnai tren fashion gaya rambut dari masa ke masa. Mulai dari rambut
ikal, pendek, lurus, panjang, dan sebagainya. Namun, sebagian besar
kaum wanita lebih menyukai penampilan dengan rambut panjang. Mereka
menilai bahwa dengan memiliki rambut panjang mereka akan terlihat
lebih cantik dan percaya diri. Oleh karena itu, berbagai cara dilakukan
kaum wanita agar dapat memilik rambut panjang yang indah, sebagian
dari

mereka

menggunakan

shampo

penumbuh

rambut

untuk

memajangkan rambut mereka secara alami. Namun, cara tersebut
memakan waktu yang cukup lama. Terkadang tak jarang wanita yang
ingin mendapatkan rambut panjang dengan cara yang instan, salah
satunya dengan menggunakan hair exstension yang biasanya sering
dikenal dengan sambung rambut. Dengan cara tersebut para kaum wanita
akan mendapatkan rambut panjang dengan cepat tanpa harus menunggu
pertumbuhan rambut secara alami.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Dengan adanya fenomena ini, maka penulis tertarik untuk meneliti
lebih lanjut tentang hal ini, oleh karena itu penulis membuat skripsi yang
berjudul analisis hukum Islam terhadap sewa jasa hair extension di be
young salon Dukuh Kupang Surabaya. Didalam skripsi ini yang menjadi
objek peneletian penulis adalah objek akad sewa jasa yang dilakukan oleh
karyawan salon, dalam hal ini adalah hair extension (sambung rambut).
Karena dalam Ija>rah telah disebutkan salah satu syarat sahnya sewa
menyewa adalah sesuatu diperbolehkan oleh agama. Sedangkan dalam
praktik sewa jasa hair extension (sambung rambut) ini, yang menjadi
objek akad sewa adalah pada sesuatu yang dilarang agama.
Oleh karena itu peneliti akan mengkaji dan meneliti lebih jauh
lagi, bagaimana analisis hukum Islam terhadap sewa jasa hair extension di

Be Young Salon tersebut.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

di

atas,

maka

penulis

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Praktik sewa jasa hair extension
2. Rukun dan syarat Ija>rah
3. Dasar hukum Ija>rah
4. Analisis hukum islam terhadap sewa jasa hair extension di Be Young

Salon di Dukuh Kupang Surabaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Agar pokok permasalahan di atas lebih terarah, maka yang perlu
dikaji dan menetapkan batasan-batasan pada:
1. Praktik pelaksanaan sewa jasa hair extension di Be Young Salon
Dukuh Kupang Surabaya
2. Analisis hukum Islam terhadap sewa jasa hair extension di Be Young
Salon Dukuh Kupang Surabaya
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana praktik pelaksanaan sewa jasa hair extension di Be Young
Salon Dukuh Kupang Surabaya?
2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap sewa jasa hair extension di

Be Young Salon Dukuh Kupang Surabaya?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/penelitian
yang sudah pernah dilakukan diseputar masalah yang akan diteliti
sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak
merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian/penelitian yang telah
ada.8
Dalam rancangan skripsi ini, penulis membahas tentang ‚Tinjauan
Hukum Islam Terhadap Sewa Jasa Hair Extension di Be Young Salon
Dukuh Kupang Surabaya‛. Yang mana dalam penelitian sebelumnya
memang telah ada yang membahas masalah sewa, tetapi ada perbedaan

8

Tim Penyusun, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya,
2014), 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

mendasar yakni pada maksud penelitian dan tempat penelitian serta objek
yang dibahas.
Pertama, penelitian Heriyanto yang berjudul ‚Jual Beli Rambut
Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Salon Dianseno Beauty
Treatment Jalan Ambarasri No. 332 Sleman Yogyakarta‛.9 Hasil dari
penelitian ini adalah bahwa transaksi jual beli rambut di Salon Dianseno

Beauty treatment ini dilihat dari segi objek menjadi batal atau tidak sah,
karena ada salah satu dari rukun dan syarat yang tidak terpenuhi yaitu
objek yang digunakan sebagai bahan untuk membuat suatu yang dilarang
oleh Islam. Sedangkan jual beli pemanfaatan rambut berupa wig (rambut
palsu) dan hair extension adalah haram dikarenakan tujuan dari pembeli
adalah hanya untuk kecantikan saja, tidak ada unsur lain seperti sakit atau
setelah operasi yang mengharuskan untuk menggunakan wig dan hair

extension.
Kedua, penelitian Dwi Prastyo yang berjudul ‚Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Transaksi Sewa-Menyewa Jasa Iklan Antara Advertiser
dan Publisher Via www.kumpulblogger.com‛.10 Hasil dari peneltian ini
adalah

sewa

yang

terjadi

dalam

jasa

iklan

via

situs

www.kumpulblogger.com antara pihak pengelola situs atau admin dengan
member tersebut tidak memenuhi syarat dan rukun sewa yang terdapat
Heriyanto. ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sewa Jasa Hair Extension di Be Young Salon
Dukuh Kupang Surabaya‛ (Skripsi Jurusan Muamalat Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Sunan Kali Jaga, 2010), ii.
10
Dwi Prastyo, ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Transaksi Sewa-Menyewa Jasa Iklan Antara
Advertiser dan Publisher Via www.kumpulblogger.com‛ (Skripsi Prodi Muamalah Jurusan
Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya), 60.
9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

pada hukum Islam tentang Ija>rah sehingga sewa yang digunakan termasuk
akad sewa yang lemah, karena yang terjadi dalam sewa ini jelas tidak
memiliki kekebalan hukum yang mengikat kedua belah pihak. Jadi jelas
akan banyak sekali kecurangan-kecurangan dan penipuan baik dari pihak
pertama maupun kedua. Oleh karena itu sewa yang ada dalam jasa iklan
via situs www.kumpulblogger.com tidak sesuai dengan syari’at Islam,
sehingga posisi sewa menjadi batal dalam hukum Islam.
Ketiga, penelitian Moh. Ibnu Sabilil Huda yang berjudul
‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Sewa Lapak Pedagang Kaki
Lima Di Jalan Dukuh Menanggal Gayungan Surabaya‛ .11 Hasil dalam
penelitian ini adalah dalam tinjauan hukum Islam akad yang dilakukan
dapat dikatakan batal, karena dalam melaksanakan akad antara penyewa
dan yang menyewa ketika melaksanakan Ija>b dan Qabu>l tidak
menyebutkan jangka waktu dalam akad sewa tersebut, padahal
menyebutkan dan menentukan jangka waktu akad sewa merupakan salah
satu syarat sahnya Ija>rah.
Keempat, penelitian Muflihatul Karimah yang berjudul ‚Tinjauan
Hukum Islam Terhadap Praktik Sewa menyewa Pohon Untuk Makanan
Ternak Di Desa Mayong Kecamatan Karangbinangun Kabupaten

11

Moh. Ibnu Sabilil Huda, ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Sewa Lapak Pedagang Kaki
Lima Di Jalan Dukuh Menanggal Gayungan Surabaya‛ (skripsi Jurusan Ekonomi Islam Prodi
Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2014),
66.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

Lamongan‛.12 Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dalam pelaksanaan
sewa menyewa pohon untuk makanan ternak di Desa Mayong terdapat
beberapa permasalahan, yaitu: adanya ketidakjelasan dari obyek yang
disewa, adanya ketidakjelasan dari akad yang digunakan, adanaya
ketidakjelasan antara {sigat akad dengan praktiknya.
Pandangan hukum Islam terhadap pelaksanaan sewa menyewa
pohon untuk makanan ternak di Desa Mayong, objek sewa belum
memenuhi syarat sah sewa menyewa, karena adanya ketidakjelasan pada
manfaat obyek yang disewa. Bentuk akad yang digunakan dalam sewa
meyewa adalah tidak melanggar syari’at islam. Karena dalam suatu akad
yang diutamakan adalah tujuan dari akad itu sendiri bukan kata-kata yang
digunakan dalam akadnya. Pelaksanaan sigat akad dengan praktiknya
dalam sewa menyewa adalah sah dan diperbolehkan. Karena dalam
praktiknya adanya kerelaan atau keridhaan dari masing-masing pihak.
Pada penelitian terdahulu terdapat persamaan dan perbedaan yang
mendasari penelitian ini, persamaanya adalah sama-sama mengenai sewa
menyewa (Ija>rah). Sedangkan perbedaannya dalam penelitian tersebut di
atas adalah transaksi dari objek yang berbeda yaitu sewa jasa hair

extension di Be Young Salon Dukuh Kupang Surabaya.

Muflihatul Karimah, ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Sewa menyewa Pohon Untuk
Makanan Ternak Di Desa Mayong Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan ‛. (Skripsi
12

Jurusan Muamalah Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2013),
68.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.

Untuk mengetahui tentang proses praktik sewa jasa hair extension
di Be Young Salon Dukuh Kupang Surabaya

2.

Untuk mengetahui tentang analisis hukum islam terhadap sewa jasa

hair extension di Be Young Salon Dukuh Kupang Surabaya
F. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap dapat bermanfaat dan
berguna bagi peneliti dan pembaca lainnya:
Kegunaan secara teoritis, dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya ilmu Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalah).
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi
dan manfaat bagi:
1. Peneliti
Penelitian ini digunakan untuk mencari dan membuktikan
teori-teori yang sudah ada dan diimplikasikan pada kenyataan yang
ada di lapangan. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan peneliti dan semua pihak yang
berkaitan dalam memahami dan menguasai teori yang telah diajarkan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

2. Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada
akademisi, yaitu berupa sumbangan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dibidang Hukum Ekonomi Syari’ah
3. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
yang lebih mendalam kepada masyarakat dalam melakukan berbagai
macam kegiatan ekonomi yang sesuai dengan syari’at Islam.
G. Definisi Operasional
Definisi Operasional memuat beberapa penjelasan tentang
pengertian yang bersifat operasional, yaitu memuat masing-masing
variabel yang digunakan dalam penelitian yang kemudian didefinisikan
secara jelas dan mengandung spesifikasi mengenai variabel yang
digunakan dalam penelitian ini.
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya
adalah sebagai berikut:
Analisis hukum Islam

: penyelidikan terhadap suatu peristiwa
berlandaskan Al Quran, Sunnah Nabi serta
Ijtihad para Ulama’ yang berkaitan dengan
Ija>rah.

Sewa Jasa

: menyewakan jasa kepada orang yang
membutuhkan dan mendapatkan imbalan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Hair Extension

: suatu metode pemanjangan rambut dengan
cara menyambungkan rambut buatan atau
rambut asli yang diperoleh dari rambut
orang lain di Be Young Salon Surabaya.

H. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field

research). Oleh karena itu, data yang dikumpulkan merupakan data yang
diperoleh dari lapangan sebagai obyek penelitian kualitatif. Agar
penulisan skripsi ini dapat tersusun dengan benar, maka penulis
memandang perlu untuk mengemukakan metode penulisan skripsi ini
yaitu sebagai berikut:
1.

Data yang dikumpulkan
Dengan melihat persoalan di atas, maka data yang akan digali
meliputi:
a. Data yang berkaitan dengan proses sewa jasa hair extension.
b. Data yang bersumber dari hukum Islam yang berkaitan dengan
sewa menyewa.

2.

Sumber Data
Berdasarkan data yang akan dihimpun di atas, maka yang
menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah:
a. Sumber data primer

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Sumber data primer disini adalah sumber data yang
diperoleh secara langsung dari subyek penelitian. Dalam penelitian
ini sumber data primer adalah:
1) Penyewa jasa (konsumen) muslimah
2) Pemilik salon
3) Karyawan salon
b. Sumber data sekunder
Data ini bersumber dari buku-buku, catatan-catatan
dokumen tentang apa saja yang berhubungan dengan masalah
kegiatan sewa jasa hair extension.13 Adapun buku-buku yang ada
kaitannya dengan masalah tersebut diantaranya:
1) Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat
2) Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqih Madzhab Syafi’i
3) Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah
4) Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah
5) Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram

3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data.14 Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,
maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar
13
14

Moleong J Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 112-113.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaf kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2011), 224.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a.

Observasi
Observasi atau pengamatan yakni suatu penggalian data
dengan cara mengamati gejala yang diteliti.15 Dalam hal ini
penulis mengamati praktik sambung rambut yang ada di Be Young

Salon.
b.

Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian
yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih
bertatap muka mendengarkan secara langsung informasiinformasi atau keterangan.16 Apabila wawancara bertujuan untuk
mendapatkan keterangan atau untuk keperluan informasi maka
individu yang menjadi sasaran wawancara adalah informan. Pada
wawancara ini yang penting adalah memilih orang-orang yang
tepat dan memiliki pengetahuan tentang hal-hal yang ingin kita
ketahui.17 Dalam hal ini penulis akan terjun ke lapangan yakni di

Be Young Salon Dukuh Kupang Surabaya.
Wawancara dilakukan langsung dengan pemilik salon,
karyawan salon, dan khususnya penyewa jasa (konsumen)
muslimah di Be Yong Salon tersebut.
15

Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2004), 70.
Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, cetakan Kesepuluh (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009), 83.
17
Burhan Ashsofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), 97.
16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

c.

Studi Dokumen
Studi dokumen ini adalah salah satu cara pengumpulan
data yang digunakan dalam suatu penelitian sosial. Dalam
penelitian ini berupa dokumentasi gambar.

4. Teknik Pengolahan Data
Maka dilakukan analisis data dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
a. Editing adalah kegiatan pengeditan dan kebenaran dan ketetapan
data tersebut.18
b. Organizing

adalah

suatu

proses

yang

sistematis

dalam

pengumpulan, pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan
penelitian.19
c. Coding adalah kegiatan mengklasifikasi dan memeriksa data yang
relevan dengan tema penelitian agar lebih fungsional.20
5. Metode Analisa Data
Setelah penulis mengumpulkan data yang dihimpun, kemudian
menganalisanya dengan menggunakan metode deskriptif analitis.
Deskriptif analitis yaitu menggambarkan atau menguraiakan sesuatu
hal menurut apa adanya yang sesuai dengan kenyataannya.21 Dengan
mengumpulkan data tentang sewa jasa hair extension di Be Young
18

Ibid., 97.
Sony Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), 89).
20
Ibid., 99.
21
Pius Partanto dan Dahlan Barry, Kamus Ilmiah Popular, (Surabaya: Arkola, 2001), 111.
19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Salon Kupang Barat Surabaya yang disertai analisa untuk mengambil
kesimpulan.

Penulis

menggunakan

teknik

ini

karena

ingin

memaparkan, menjelaskan, dan menguraikan data yang terkumpul
kemudian disusun dan dianalisa untuk diambil kesimpulan.
Pola pikir yang dipakai adalah

deduktif yaitu merupakan

metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu,
dan selanjutnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus. Yakni
mengemukakan fakta-fakta atau kenyataan dari hasil penelitian Be

Young Salon Dukuh Kupang Surabaya.
I. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam memahami hasil penelitian ini, maka
penulis menganggap perlu untuk mensistematikan pembahasan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan yang meliputi, latar belakang
masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, rumusan masalah,
kajian

pustaka,

tujuan

penelitian,

kegunaan

penelitian,

definisi

operasional, serta metode penelitian yang meliputi: data yang
dikumpulkan, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengelolaan
data, teknik analisis data, dan sistematika pembahasan.
Bab dua memaparkan bahasan yaitu: landasan teori penelitian
yang membahas tentang Ija>rah, yaitu pengertian, landasan hukum, syarat
dan rukun, macam-macam Ija>rah dan hukumnya, serta Ija>rah yang
dilarang.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Bab ketiga menjelaskan gambaran umum tentang Be Young
Salon, yang meliputi latar belakang berdirinya be young salon, cabang be
young salon, jenis pelayanan jasa be young salon, member card be young
salon, karyawan be young salon, definisi hair extension, asal rambut yang
digunakan untuk hair extension, jenis kualitas rambut, praktik sewa jasa,
upah sewa jasa, serta factor menggunakan jasa hair extension.
Bab keempat mengemukakan kajian analisis hukum Islam
terhadap sewa jasa Hair Extension di Be Young Salon Dukuh Kupang
Surabaya.
Bab kelima dalam bab ini akan diakhiri dengan penutup yang
berisi kesimpulan serta saran yang membangun untuk para pembaca dan
khususnya bagi penulis dan tentunya penelitian selanjutnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KONSEP IJARAH DALAM HUKUM ISLAM
A. Ijarah
1. Definisi Ijarah
Terdapat dua macam definisi tentang Ija>rah. Idris Ahmad dalam
bukunya yang berjudul fiqh syafi’i, berpendapat bahwa Ija>rah berarti upah
mengupah.1 Hal ini terlihat ketika beliau menerangkan rukun dan syarat
upah mengupah, yaitu mu’jir dan musta’jir (yang memberikan upah dan
yang menerima upah), sedangkan Kamaluddin A. Marzuki sebagai
penerjemah fiqh sunah karya Sayyid Sabiq menjelaskan makna Ija>rah
dengan sewa menyewa.2
Dari dua buku tersebut terdapat perbedaan terjemah kata Ija>rah dari
bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Antara sewa dan upah terdapat perbedaan
makna operasional, sewa biasanya digunakan untuk benda, seperti ‚seorang
mahasiswa menyewa kamar untuk tempat tinggal selama kuliah‛, sedangkan
upah digunakan untuk tenaga, seperti ‚para pekerja bangunan dibayar
gajinya (upahnya) satu kali dalam seminggu‛. Dalam bahasa Arab upah dan
sewa disebut Ija>rah. Secara etimologi al-ija>rah berasal dari kata al-ajru yang
berarti al-‘iwadh / penggantian, dari sebab itulah ats-tsawabu dalam konteks

1
2

Idris Ahmad. Fiqh al-Syafi’iyah. (Jakarta: Karya Indah, 1986), 139.
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah 11, (Kamaluddin A. Marzuki), 11 (Bandung: Pustaka, 1988), 85.

18
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

pahala dinamai juga al-ajru / upah.3 Selain itu secara etimologi ija>rah juga
dapat diartikan dengan menjual manfaat,4 yaitu akad atas suatu
kemanfaatan yang kemudian mendapat imbalan.
Adapun istilah dalam ija>rah adalah sebagai berikut:
a)

Orang yang mengupah dinamakan musta’jir

b)

Orang yang mengupahkan disebut mu’jir

c)

Upah itu dinamakan ujrah5
Upah (ujrah) tidak bisa dipisahkan dari sewa menyewa (ija>rah),

karena upah (ujrah) merupakan bagian dari sewa menyewa (ija>rah). Ija>rah
berlaku umum atas setiap akad yang berwujud pemberian imbalan atas
sesuatu manfaat yang diambil.
Adapun secara terminology, ada beberapa definisi al-ija>rah yang
dikemukakan para ulama fiqih, antara lain:
a)

Menurut ulama Hanafiyah :

‚Akad atas suatu kemanfaatn dengan pengganti‛6
b)

Menurut Malikiyah :

3

Sayyid Sabiq. Fiqh Sunnah. (Beirut, Dar Kitab al-Arabi, 97), jilid III, 177.
Rachmat Syafe’i. Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 121.
5
Ibnu Mas’ud, Zainal Abidin. Fiqih Madzhab Syafi’i. (Bandung: Pustaka Setia, 2007), 17.
6
Rachmat Syafe’i. Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 121.
4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

‚Ija>rah …. adalah suatu akad yang memberikan hak milik atas manfaat
suatu barang yang mubah untuk masa tertentu dengan imbalan yang
bukan berasal dari manfaat‛7.

c)

Menurut Syafi’iyah :

‚Definisi akad ija>rah adalah suatu akad atas manfaat yang
dimaksud dan tertentu yang bisa diberikan dan dibolehkan
dengan imbalan tertentu‛8
d)

Menurut Hanabilah :

‚Ija>rah adalah suatu akad atas manfaat yang bisa sah dengan
lafal ija>rah dan kara’ dan semacamnya‛9
e)

Menuru Sayyid Sabiq, al-Ija>rah adalah satuan jenis akad atau transaksi
untuk mengambil suatu manfaat dengan jalan memberi penggantian.10

Ali Fikri. Al-Muamalat Al-Maddiyah wa al-Adabiyah, Musthafa Al-Baby Al-Habby. (Mesir:
1358H), cet. 1, 85.
8
Ahmad Wardi Muslich. Fiqih Muamalat. (Jakarta: Amzah,2013),317.
9
Ibid, 317.
10
Alauddin al-Kasani, Bada’i Ash-Ahamani’fi Tartib as-Syara’I, 177.
7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Menurut ulama’ Syafi’iyah al-Ija>rah adalah suatu jenis akad atau

f)

aturan transaksi terhadap suatu manfaat yang dituju tertentu bersifat
mubah dan boleh dimanfaatkan, dengan memberikan manfaat
tertentu.11
g)

Menurut Syarifuddin, al-Ija>rah secara bahasa dapat diartikan dengan
akad atau transaksi manfaat atau jasa dengan imbalan tertentu. Bila
yang menjadi objek transaksi adalah manfaat dari suatu benda disebut

Ija>rah al’ain, seperti menyewa kos-kosan untuk tempat tinggal. Dan
bila yang menjadi objek transaksi manfaat dari jasa tenaga seseorang
disebut Ija>rah ad-dzimah atau upah mengupah, seperti upah potong
rambut. Meskipun berbeda dalam hal objek keduanya tetap dalam
konteks fiqih yang disebut dengan Ija>rah.12
h) Menurut Syaikh Syihab Al-Din dan Syaikh Umairah bahwa yang
dimaksud dengan ija>rah ialah:

‚Akad atas manfaat yang diketahui dan disengaja untuk memberi dan
membolehkan dengan imbalan yang diketahui ketika itu‛13
i) Menurut Muhammad Al-Syarbini al Khatib bahwa yang dimaksud
dengan ija>rah adalah:
11

Asy-Sarbaini al-Khotib, Mughni al-mukhtaz (Beirut, Dar al-Fikr, 1978), jilid II, 223.
Amir Syarifuddin. Garis-garis Besar Fiqih. (Jakarata: Kencan, 2003), cet. II, 216.
13
Al- Khatib, Muhammad al Syarbini. Al-Iqna’ fil Hall al- Alfadz Abi Syuja.’( Beirut: Dar al-Ihya
al-Kutub al- Arabiyah, tt) , 70.
12

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

‚Pemilikan Manfaat dengan adanya imbalan dan syarat-syarat‛.
j)

Menurut Hasbi Ash- Shiddiqie bahwa ija>rah ialah:

‚Akad yang objeknya ialah penukaran manfaat untuk masa tertentu,
yaitu pemilikan manfaat dengan imbalan, sama dengan menjual
manfaat.‛14

Ija>rah dalam bentuk sewa-menyewa maupun dalam bentuk upah
mengupah merupakan muamalah yang telah disyariatkan dalam Islam.
Hukum asalnya menurut jumhur ulama’ adalah mubah atau boleh bila
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh syara’
berdasarkan ayat al-Quran, hadist, dan ketetapan ijma’ Ulama’.
2. Landasan Hukum Ija>rah
Hampir semua ulama’ fiqih sepakat bahwa ija>rah disyariatkan
dalam Islam. Adapun golongan yang tidak menyepakati diantaranya
seperti, Abu Bakar al-Asham, Ismail bin Aliyah mereka berpendapat

14

Nasrun Harun, Fiqih Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007) 85-86.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

bahwa Ija>rah adalah jual-beli kemanfaatan, yang tidak dapat dipegang.
Sesuatu yang tidak ada, tidak dapat dikategorikan jual beli.15
Jumhur ulama’ berpendapat bahwa Ija>rah disyariatkan
berdasarkan al-Quran, As-Sunnah, dan Ijma’.
a. Al-Quran
1) Surat At-Thalaq (65) ayat 6
          
            

           

Artinya: Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu
bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu
menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan
jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil,
Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka
bersalin, Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu
untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan
musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik;
dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh
menyusukan (anak itu) untuknya.16
2) Surah al-Qashash (28) ayat 26
           

Syafe’I Rahmat. Fiqih Muamalah . (Bandung: CV Pustaka Setia, 2004), 123.
M Quraish Shihab, Tafsir al Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al Quran, (Jakarta: Lentera hati,
2002), 300.
15

16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Artinya; Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya
bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita),
Karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil
untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat
dipercaya".17
b. As-Sunnah
1)

Hadist Muslim :

‚dan Tsabit bin Adh-Dhahhak Radhiyah Anhu bahwa
Rasulullah saw melarang muzaroah dan menceritakan sewa
menyewa.‛
2) Hadist Abu Dawud dan al-Nasa’i :

‚dari sa’id bin Musayyib, dari Said, berkata: dahulu kami
menyewa tanah dengan bayaran tanaman yang tumbuh
lalu Rasulullah melarang praktik tersebut dengan
memerintahkan kami agar membayarnya.‛
3) riwayat Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri Rasul
SAW bersabda:

Berikanlah upah atau jasa kepada orang yang kamu
pekerjakan sebelum kering keringat-keringat mereka. (HR
Abu Ya’la, Ibnu Majah, Ath-Tabrani, dan at- Tirmizi).‛
17

Asbabun Nuzul, Studi Pendalaman Al-Quran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), 641.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

4) riwayat Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri Rasul
SAW bersabda:

‚Siapa yang menyewa seseorang maka hendaklah ia
beritahu upahnya. (HR Abd ar- Razzaq dan al-Baihaqi).‛
5) riwayat ‘Abdullah ibn ‘Abbas dikatakan:

‚Rasulullah saw. Berbekam, lalu beliau membayar
upahnya kepada orang yang membekamnya. (HR alBukhari, Muslim, Ahmad ibn Hanbal).‛
c. Ijma’
Umat Islam pada masa sahabat telah berijma’ bahwa Ija>rah
dibolehkan sebab bermanfaat bagi manusia.18 Selain bermanfaat
bagi sesama manusia sebagian masyarakat sangat membutuhkan
akad ini, karena termasuk salah satu akad tolong-menolong.
Tentang disyariatkan sewa menyewa, semua kalangan sepakat dan
hampir semua ulama’ mengamininya.19
Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat dikemukakan
bahwa pada dasarnya tidak ada perbedaan yang mendasar diantara
pendapat para ulama’ fiqih dalam mendefinisikan Ija>rah atau sewa
menyewa. Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
18
19

Syafe’I Rahmat. Fiqih Muamalah . (Bandung: CV Pustaka Setia, 2004), 124.
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah. (Jakarta: Darul Fath, 2004), 204.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Ija>rah atau sewa menyewa adalah akad atas manfaat dengan suatu
imbalan tertentu. Dengan demikian, objek sewa menyewa adalah
atas manfaat sutau barang atau jasa. Contoh seseorang menyewa
suatu rumah untuk dijadikan tempat tinggalnya selama satu tahun
dengan imbalan uang sebesar Rp. 3.000.000,00.

Ija>rah dalam bentuk sewa-menyewa maupun dalam bentuk
upah mengupah merupakan muamalah yang telah disyariatkan
dalam Islam. Hukum asalnya menurut jumhur ulama’ adalah
mubah atau boleh bila dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh syara’ berdasarkan ayat al-Quran, hadist, dan
ketetapan ijma’ Ulama’.

3. Rukun Ija>rah
Rukun adalah unsur-unsur yang membentuk sesuatu, sehingga
sesuatu itu terwujud karena adanya unsur-unsur tersebut yang
membentuknya. Misalnya rumah, terbentuk karena adanya unsurunsur yang membentuknya, yaitu pondasi, tiang, lantai, dinding, atap,
dan seterusnya. Dalam konsep Islam, unsur-unsur yang membentuk
sesuatu itu disebut rukun.20

Samsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah: Studi Tentang Teori Akad Dalam Fiqih Muamalat.
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 95.
20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

Menurut Ulama’ Hanafiyah rukun al-Ija>rah hanya satu, yaitu
ijab (ungkapan menyewakan dan qabul (persetujuan terhadap sewamenyewa) dari dua belah pihak yang bertransaksi.21 Ulama’
Hanafiyah menyatakan bahwa orang yang berakad sewa/imbalan dan
manfaat, termasuk syarat-syarat Ija>rah, bukan rukunnya. Akan tetapi,
menurut jumhur ulama’ rukun Ija>rah ada empat, yaitu:
a.

Dua orang yang berakad (aqid) yakni antara mu‛jir (orang yang
menyewakan) dan musta’jir (orang yang menyewa).

b.

Sighat yaitu ijab dan Kabul

c.

Uang sewa atau imbalan (ujrah)

d.

Manfaat, manfaat dari suatu barang yang disewa atau jasa dan
tenaga dan tenaga orang yang bekerja.22

4. Syarat Ija>rah
Syarat-syarat akad ija>rah adalah sebagai berikut:
a. Untuk kedua orang yang berakad (al-muta’aqidain) menurut
ulama Syafi’I dan Hanabilah , disyaratkan telah baliq dan berakal.
Dan menurut ulama Hanafiyah dan Malikiyah berpendapat bahwa
kedua orang yang berakad tidak harus mencapai usia baliq, dan

Ahmad Wardi Muslich. Fiqih Muamalah. (Jakarta: Amzah, 2013), 320.
Wahbah Az-juhaili, al-Fiqih al-islami Wa adilatuhu. (Jakarata: Gema Insani, 2011), jilid V, cet. Ke
10, 387.
21

22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

apabila anak mumayyiz tersebut melakukan ijar>ah maka harus
disetujui oleh walinya. 23
b. Mu’jir dan musta’jir yaitu orang yang melakukan akad sewamenyewa atau upah- mengupah. Mu’jir adalah orang yang
memberikan upah dan yang menyewakan, musta’jir adalah orang
yang menerima upah untuk melakukan sesuatu dan yang menyewa
sesuatu, disayaratkan kepada keduanya adalah baliqh, berakal,
cakap melakukan tasharruf

(mengendalikan harta), dan saling

meridhai tanpa adanya paksaan Allah Swt. Berfirman dalam Qs.
An- Nisa ayat 29:
         

              

Artinya: hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.24
c. Manfaat yang menjadi obyek al-ija>rah harus diketahui secara
sempurna sehingga tidak muncul perselisihan di kemudian hari.

23
24

Ad-Dardir, Asyrh al Kabir , Jilid IV , (Beirut: Dar al Fikr, tt), 2.
Kementrian Agama, Al- Quran dan Tafsirnya........40

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

Apabila manfaat yang akan menjadi obyek al-ija>rah tidak jelas,
maka akadnya tidak sah.
d. Obyek akad ija>rah boleh diserahkan dan dipergunakan secara
langsung dan tidak bercacat.
e. Obyek al-ija>rah itu sesuatu yang dihalalkan oleh syara’. Artinya
manfaat yang menjadi obyek akad harus manfaat yang dibolehkan
oleh agama.
f. Yang disewakan itu bukan suatu kewajiban bagi penyewa.

5. Macam-macam Ijarah ada dua macam, yakni:
a.

Ija>rah atas manfaat, yang disebut juga dengan sewa-menyewa.
Dalam ija>rah bagian pertama ini, objek akadnya adalah manfaat
dari suatu benda.25
Akad sewa menyewa dibolehkan atas manfaat yang
mubah, seperti rumah untuk tempat tinggal, toko dan kios untuk
tempat berdagang, mobil untuk direntalkan, atau pakaian dan
lain sebagainya. Adapun manfaat yang diharamkan maka tidak
boleh disewakan, karena barangnya diharamkan. Dengan
demikian, tidak bleh mengambil manfaat yang diharamkan ini.

Wahbah al-juhaili, al-fiqih al-Islami wa adilatuhu. (Jakarta: Gema Insani, 2011), jilid V. cet. 10.
hal. 329.
25

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

Manurut Hanafiyah dan malikiyah, ketetapan hukum
akad ija>arah berlaku sedikit atau setahap demi setahap, sesuai
dengan timbulnya objek akad yaitu mnfaat, hal itu karena
manfaat dari suatu benda yang disewakan tidak bias terpenihi
sekaligus, akan tetapi sedikit demi sedukit. Akan tetapi,
menurut Syafiiyah dan Hanabilah ketetapan hukum akad Ija>rah
itu berlaku secara kontan sehingga masa sewa dianggap seolaholah benda yang tampak.26
b.

Ija>rah atas pekerjaan (jasa), disebut juga dengan upah
mengupah. Dalam Ija>rah bagian kedua ini, objek akadnya adalah
amal atau pekerjaan seseorang.
Ija>rah atas pekerjaan atau upah mengupah adalah salah
satu akad Ija>rah untuk melakukan suatu perbuatan tertentu,
misalnya membangun rumah, menjahit pakaian. Orang yang
melakukan pekerjaan tersebut musta’jir atau tenaga kerja.

Musta’jir atau tenaga kerja ada dua macam:27
a) Musta’jir atau tenaga kerja khusus, yaitu orang yang bekerja
untuk satu orang selama waktu tertentu. Ia tidak boleh
bekerja untuk selain orang yang

Dokumen yang terkait

Analisis Sensitivitas Respon Konsumen Terhadap Ekstensifikasi Merek (Brand Extension) Dari Pensil Merek Faber-Castell Ke ”Produk Penghapus” Merek Faber-Castell Di Smu Negeri 2 Medan

8 59 109

Analisis Hukum Islam terhadap penerapan tarif Surge Pricing pada sewa taksi online Uber di wilayah Surabaya.

1 15 105

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJARAH JASA SIMPAN DI PENGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA.

0 0 108

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA LAHAN PINJAMAN DI PASAR PAGI TUGU PAHLAWAN SURABAYA.

0 1 89

ANALISIS MINAT KONSUMEN TERHADAP JASA SALON

0 0 18

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR PERILAKU SEKSUAL PADA ANAK SD DI SDN DUKUH KUPANG II – 489 KECAMATAN DUKUH PAKIS KELURAHAN DUKUH KUPANG SURABAYA

0 8 19

BAB 4 METODE PENELITIAN - ANALISIS FAKTOR PERILAKU SEKSUAL PADA ANAK SD DI SDN DUKUH KUPANG II – 489 KECAMATAN DUKUH PAKIS KELURAHAN DUKUH KUPANG SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 2 16

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - ANALISIS FAKTOR PERILAKU SEKSUAL PADA ANAK SD DI SDN DUKUH KUPANG II – 489 KECAMATAN DUKUH PAKIS KELURAHAN DUKUH KUPANG SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 2 53

2. Tujuan a. Tujuan Umum - ANALISIS FAKTOR PERILAKU SEKSUAL PADA ANAK SD DI SDN DUKUH KUPANG II – 489 KECAMATAN DUKUH PAKIS KELURAHAN DUKUH KUPANG SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 42

JUAL BELI DAN PEMAKAIAN RAMBUT SAMBUNG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi pada Fridha Salon Hair Extension Jl. Pangeran Antasari No. 40 Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

0 3 86