hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR
PADA MAHASISWA DI PENDIDIKAN JARAK JAUH
Sukiniarti
Universitas Terbuka

ABSTRACT
This research is aimed at investigating the relationship between understanding of UT
students on distance learning system and their learning achievement (2) the students’
motivation of learning with the learning achievement (3) students’ understanding on distance
learning system and the motivation, and the results of learning. The research was conducted
at the study group of UT students in Jakarta regional office on April, 2003. The research
shows that there are three categories of result: positive relationship between the students,
understanding on distance learning system and their achievement; a positive relationship
between the students learning motivation and their achievement; a positive relationship
between students, understanding of distance learning system, their learning motivation and
their achievement.
Key words: distance learning system, learning motivation, regional office, students’
achievement

Pengembangan suatu pendidikan jarak jauh (PJJ) pada dasarnya merupakan satu alternatif
untuk kebutuhan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional di bidang pendidikan, yaitu

mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Universitas Terbuka (UT) merupakan
institusi pendidikan tinggi yang menerapkan sistem PJJ yang didirikan dengan tujuan memberikan
kesempatan yang lebih luas bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi tetapi tidak dapat
bergabung pada institusi pendidikan tatap muka. Ada tiga komponen utama dalam sistem pendidikan
belajar jarak jauh yang diterapkan di UT, yaitu komponen bahan ajar, komponen pelayanan
mahasiswa, dan komponen pengujian. Komponen ini secara bersama-sama menentukan
keberhasilan proses belajar dalam sistem PJJ sehingga akhirnya akan mempengaruhi kualitas
lulusan.
Dalam layanan bantuan belajar, UT menawarkan kegiatan tutorial untuk mahasiswa yang
berminat. Menurut Hamalik (1993), tutorial adalah bimbingan belajar dalam bentuk pemberian
bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif.
Tujuan pemberian bantuan, petunjuk, dan arahan yang dimaksud adalah membantu mahasiswa
dalam mempelajari materi modul. Bimbingan mempunyai makna membimbing mahasiswa untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan masalah belajar.
Isu yang sering dikumandangkan sekarang ini adalah banyak mahasiswa UT yang pindah ke
perguruan tinggi swasta, dengan alasan kuliah di UT susah lulus. Hal ini menandakan bahwa
pemahaman mahasiswa tentang sistem belajar di UT yang menerapkan sistem PJJ belum optimal.
Menurut Pannen (2001) dalam sistem pendidikan terbuka, siswa merupakan fokus dari segala proses
belajar dan mengajar. Siswa berinisiatif dan bertanggung jawab terhadap proses belajarya, mereka


Sukiniarti, Hubungan antara Pemahaman Mahasiswa UT tentang SPJJ dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar

dapat menentukan apa yang akan dipelajari, dan mereka dapat belajar dimana saja. Lebih lanjut,
Winkel (1987) mengatakan bahwa pemahaman mencakup kemampuan menangkap makna dan arti
dari bahan yang dipelajari sehingga bila seseorang dihadapkan pada informasi maka dia tahu apa
yang dikomunikasikan. Sementara itu, Bloom (1997) mengatakan ada tiga macam pengertian
pemahaman yaitu, translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi. Berarti pemahaman tentang SPJJ serta
pemahaman terhadap bahan ajar UT sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar di UT.
Oleh sebab itu untuk meningkatkan kualitas sistem PJJ, sarana dan prasarana yang
menunjang perlu ditingkatkan. Sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan sistem PJJ yang
meliputi bahan ajar cetak atau yang biasa disebut modul, dan bahan ajar non cetak yang berupa
media kaset, media video, Program Computer Assisted Instruction (CAI) harus berkualitas, baik dari
segi materi, sistem penyajiannya maupun tampilannya seyogyanya disusun secara sistematis
sehingga menarik dan mudah dipelajari. Selain bahan ajar cetak dan non cetak, cara pengelolaan,
cara pelayanan terhadap mahasiswa, serta pemahaman mahasiswa itu sendiri tentang sistem PJJ
sangat menentukan kualitas keberhasilan mahasiswa belajar di UT.
Disamping itu, satu hal yang juga perlu ditingkatkan adalah motivasi belajar di UT. Masalah
yang perlu dihadapi adalah bagaimana cara memotivasi calon peserta didik, pengguna lulusan, dan
masyarakat pengguna jasa pendidikan agar memilih UT sebagai wahana untuk belajar. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan layanan bantuan belajar. Berdasarkan hasil

penelitian Anra (2003) diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi
berprestasi dengan kualitas lulusan D-II PGSD UT. Makin tepat motivasi belajar di UTyang diberikan
maka akan semakin berhasil pula mahasiswa tersebut dalam belajar di UT. Menurut pendapat
Cecco (1996), motivasi itu bertalian dengan belajar. Dimyati & Mudjiono (1999) menyatakan bahwa
motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan yang terpengaruh oleh
kondisi fisiologis dan kematangan psikologi siswa. Berdasarkan pendapat para ahli tentang motivasi
belajar maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar berkaitan dengan proses belajar.
Motivasi dalam belajar sangat diperlukan karena dapat meningkatkan semangat peserta didik untuk
belajar.
Sementara itu Suwardi (1985) menyatakan bahwa keberhasilan seorang mahasiswa yang
menempuh jalur sistem PJJ sebagian besar ditentukan oleh kemampuannya untuk belajar secara
mandiri. Oleh karena itu, institusi yang menyelenggarakan pendidikan dengan sistem PJJ perlu
menyediakan bahan pendukung yang dapat memberikan tuntunan pada mahasiswa dalam proses
belajarnya.
Kemampuan yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar dinamakan hasil
belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Sujana (1990) bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki seseorang setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Gagne & Briggs (1988) menyatakan
bahwa hasil belajar merupakan kemampuan internal yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu.
Dengan demikian hasil belajar mahasiswa UT adalah kemampuan mahasiswa setelah mereka

mengikuti program pembelajaran beberapa mata kuliah yang ditawarkan oleh UT yang tersebar di
seluruh program studi dari empat fakultas dengan sistem PJJ. Hasil belajar mahasiswa UT
dinyatakan baik apabila mahasiswa telah memiliki kemampuan yang telah ditetapkan dari berbagai
mata kuliah yang dipelajarinya.

13

Jurnal Pendidikan, Voume. 7, Nomor 1, Maret 2006, 12 - 18

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini dibatasi pada dua aspek, yaitu pemahaman
mahasiswa UT tentang sistem PJJ dan motivasi belajar mahasiswa, dikaitkan dengan hasil belajar di
UT sehingga masalah yang dikaji melalui penelitian adalah berikut.
1. Apakah terdapat hubungan antara pemahaman mahasiswa UT tentang SPJJ dengan hasil
belajarnya?
2. Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar mahasiswa di UT?
3. Apakah terdapat hubungan antara pemahaman mahasiswa tentang SPJJ dan motivasi belajar
secara bersama-sama dengan hasil belajar di UT?
Berdasarkan kajian teori maupun konsep, disusun kerangka berpikir sebagai berikut.
Pertama, hubungan antara pemahaman mahasiswa tentang sistem PJJ dengan hasil belajar
mahasiswa di UT. Pemahaman adalah kemampuan menterjemahkan, menafsirkan, dan

mengekstrapolasi serta menangkap makna apa yang telah dipelajarinya. Dengan demikian apabila
mahasiswa UT telah memahami tentang sistem PJJ berarti mahasiswa UT telah memiliki
kemampuan menangkap makna tentang sistem PJJ. Semakin baik pemahaman mahasiswa tentang
sistem PJJ, semakin tinggi pula hasil belajar mahasiswa di UT. Sehingga dapat diduga bahwa ada
hubungan antara pemahaman mahasiswa tentang sistem PJJ dengan hasil belajar di UT.
Ke dua, hubungan antara motivasi belajar mahasiswa dengan hasil belajar di UT. Motivasi
belajar mahasiswa merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya pada proses belajar. Motivasi
belajar merupakan suatu dorongan pada diri mahasiswa baik secara intrinsik maupun secara
ekstrinsik yang dapat menimbulkan kegiatan untuk belajar lebih efektif. Makin tinggi motivasi belajar
yang dimiliki mahasiswa, makin besar pula usaha yang dilakukan mahasiswa untuk mencapai hasil
belajar yang tinggi. Dengan demikian dapat diduga bahwa ada hubungan positif antara motivasi
belajar mahasiswa dengan hasil belajar di UT.
Ke tiga, hubungan antara pemahaman mahasiswa tentang sistem PJJ dan motivasi belajar
dengan hasil belajar di UT. Pemahaman merupakan kemampuan yang telah dimiliki seseorang untuk
menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Demikian pula karena motivasi belajar
merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar mengajar maka semakin
baik pemahaman mahasiswa tentang sistem PJJ dan semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki
mahasiswa, maka akan semakin baik pula hasil belajar mahasiswa di UT.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara:
1. pemahaman mahasiswa UT tentang SPJJ dengan hasil belajarnya,

2. motivasi belajar dengan hasil belajar mahasiswa di UT, dan
3. pemahaman mahasiswa tentang SPJJ dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil
belajar mahasiswa di UT.
Penelitian ini dilakukan di kelompok belajar (pokjar) Unit Pelaksana Belajar Jarak Jauh
(UPBJJ) Jakarta terhadap mahasiswa yang mengikuti tutorial pada masa ujian 2003.1. Waktu
penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan September 2003. Metode penelitian
yang digunakan adalah survei dengan studi korelasional untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara variabel yang diteliti. Sementara variabel penelitian adalah pemahaman mahasiswa tentang
sistem PJJ (X1), motivasi belajar (X2), dan hasil belajar mahasiswa di UT (Y). Secara skematis
konstelasi keterkaitan antara variabel dapat dilihat pada Gambar 1.
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UT di UPBJJ Jakarta.
Sedangkan populasi terjangkau adalah mahasiswa UT Jakarta yang mengikuti tutorial di Pokjar
UPBJJ -UT Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional random sampling
pada mahasiswa yang mengikuti tutorial rancangan khusus dari enam mata kuliah yang ditawarkan

14

Sukiniarti, Hubungan antara Pemahaman Mahasiswa UT tentang SPJJ dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar

yang mempunyai peserta terbanyak yaitu mahasiswa peserta mata kuliah: (1) EKMA4315 (Akuntansi

Biaya), (2) ESPA4113 (Statistik Ekonomi 1), (3) ESPA4214 (Statistik Ekonomi 2), (4) EKMA4115
(Pengantar Akuntansi), (5) EKMA4210 (Akuntansi Keuangan–Menengah 1), dan (6) EKMA4314
(Akuntansi Manajemen).

Pemahaman Mahasiswa
tentang sistem PJJ (X1)

Hasil Belajar Mahasiswa
di UT (Y)
Motivasi Belajar
(X2)

Gambar 1. Konstelasi Hubungan antara Variabel Penelitian
Instrumen penelitian untuk mengumpulkan data terdiri dari (1) Instrumen pemahaman
mahasiswa tentang SPJJ dan (2) Instrumen motivasi belajar. Ke dua instrumen ini disusun dengan
merujuk pada indikator yang dikembangkan berdasarkan kajian teori. Data dikumpulkan dengan
menggunakan instrumen yang berupa kuesioner untuk mengukur pemahaman tentang SPJJ dan
motivasi belajar. Sementara hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki mahasiswa setelah
melaksanakan proses pembelajaran SPJJ-UT dan diukur melalui hasil UAS 2003.1 Data diperoleh
dari Pusat Komputer UT.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil uji normalitas galat taksiran variabel Y atas X1 dan X2 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Galat Taksiran Variabel Y atas X1 dan X2
Galat Taksiran
Y atas X1
Y atas X2

n
53
53

L0 Hitung
0,1186
0,1052

α
0,05
0,05

L0 Tabel

0,1217
0,1217

Kesimpulan
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal

Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartlet pada taraf signifikansi
α = 0,05 (Tabel 2).
Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variansi Y atas X1 dan X2
Variansi
Y atas X1
Y atas X2

X2 Hitung
17,0402
14,2434

α
0,05

0,05

X2 Tabel
21,0
35,2

Kesimpulan
Kelompok variansi homogen
Kelompok variansi homogen

15

Jurnal Pendidikan, Voume. 7, Nomor 1, Maret 2006, 12 - 18

Berdasarkan hasil uji normalitas galat taksiran regresi dan homogenitas kelompok-kelompok
varians Y atas X1 dan X2 maka analisis dapat dilanjutkan dengan uji hipotesis penelitian .
1. Pengujian hipotesis mengenai hubungan antara pemahaman mahasiswa UT tentang sistem PJJ
(X1) dengan hasil belajar di UT (Y).
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah “Terdapat hubungan positif antara pemahaman
mahasiswa UT tentang SPJJ dengan hasil belajar di UT”.

Untuk mengetahui keberartian koefisien korelasi, dilakukan pengujian hipotesis dengan uji t,
sehingga diperoleh data yang menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa di UT ditentukan
oleh pemahaman mahasiswa tentang sistem PJJ sebesar 52,89%.
2. Pengujian hipotesis mengenai hubungan antara motivasi belajar mahasiswa (X2) dengan hasil
belajar mahasiswa di UT (Y).
Hipotesis ke dua dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan positif antara motivasi belajar
mahasiswa dengan hasil belajar mahasiswa di UT”.
Untuk mengetahui keberartian koefisien korelasi, dilakukan pengujian hipotesis dengan uji t,
sehingga diperoleh data yang menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa di UT ditentukan
oleh motivasi belajar mahasiswa itu sendiri sebesar 67,87%.
3. Pengujian hipotesis mengenai hubungan antara pemahaman mahasiswa tentang system PJJ (X1)
dan motivasi belajar mahasiswa (X2) secara bersama-sama dengan hasil belajar mahasiswa di UT
(Y).
Hipotesis ke tiga yang diuji adalah “Terdapat hubungan yang positif antara pemahaman
mahasiswa tentang SPJJ dan motivasi belajar mahasiswa secara bersama-sama dengan hasil
belajar mahasiswa di UT”. Berdasarkan hasil uji yang signifikan maka persamaan regresi ganda
signifikan dan linear. Selanjutnya uji korelasi ganda variabel X1 dan X2 dengan variabel Y,
dengan menggunakan analisis korelasi ganda, diperoleh hasil perhitungan koefisien korelasi
ganda Ry12 sebesar 0,8592 dan koefisien determinan R2y12 = 0,7382 x 100% = 73,83% . Hal ini
berarti bahwa 73,83 % variasi hasil belajar mahasiswa di UT ditentukan oleh pemahaman
mahasiswa tentang SPJJ dan motivasi belajar mahasiswa secara bersama-sama.
Berdasarkan hasil pengujian ketiga hipotesis diatas, ternyata ke tiga hipotesis yang diajukan
dapat diterima secara signifikan. Pertama, hubungan pemahaman mahasiswa UT tentang sistem PJJ
(X1) dengan hasil belajar di UT (Y) ditunjukkan oleh persamaan regresi Ŷ = 26,4513 + 2,4425X1.
Berdasarkan uji signifikansi regresi dan pengujian linearitas, maka dapat dikatakan bahwa bentuk
hubungan pasangan data pemahaman mahasiswa UT tentang SPJJ(X1) dan hasil belajar di UT (Y)
adalah sangat signifikan dan linear. Berarti setiap kenaikan satu skor pemahaman mahasiswa
tentang SPJJ diikuti oleh kenaikan 2,4425 skor hasil belajar di UT pada Konstanta 26,4513. Ke dua,
hubungan antara motivasi belajar mahasiswa (X2) dengan hasil belajar mahasiswa di UT tersebut
dinyatakan dengan persamaan regresi Ŷ=-63,9732+1,2939x2. Untuk mengetahui signifikansi dan
linearitas dilakukan uji signifikansi dan linearitas. Berdasarkan uji signifikansi dan linearitas regresi,
dapat dikatakan bahwa untuk hubungan pasangan data motivasi belajar mahasiswa (X2) dan hasil
belajar di UT (Y) adalah signifikan dan linear. Berarti setiap kenaikan satu skor motivasi belajar
mahasiswa diikuti oleh kenaikan 1,2939 skor hasil belajar di UT pada konstanta -63,9732. Ke tiga,
hubungan antara pemahaman mahasiswa tentang sistem PJJ (X1) dan motivasi belajar mahasiswa
(X2) secara bersama-sama dengan hasil belajar mahasiswa di UT (Y). Pengujian dilakukan melalui
analisis regresi dan korelasi ganda. Hubungan tersebut dinyatakan oleh persamaan Ŷ = - 46,9054 +
1,0912X1 + 0,9569X2. Uji Signifikansi Linear ganda dilakukan dengan uji F. Pengujian hipotesis ketiga

16

Sukiniarti, Hubungan antara Pemahaman Mahasiswa UT tentang SPJJ dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar

memberikan informasi bahwa terdapat hubungan positif antara pemahaman mahasiswa tentang
sitem PJJ dan motivasi belajar mahasiswa secara bersama-sama dengan hasil mahasiswa di UT.
Untuk lebih jelasnya pada Tabel 3 disajikan ke tiga persamaan regresi beserta koefisien korelasi dan
koefisien determinasinya.
Tabel 3. Persamaan regresi, koefisien korelasi dan koefisien determinasi.
Hipotesis
I
II
III

Persamaan Regresi
Ŷ = 26,4513 + 2,4425 x1
Ŷ =- 63,9732 + 1,2939 x2
Ŷ=-46,9054+1,0912x1 + 0,9569 x2

Koefisien Korelasi
rx1,y = 0,7273
Rx2,y = 0,8239
Ry12 = 0,8592

Koefisien Determinasi
r2 = 52,89 %
r2 = 67,87 %
R2 = 73,82 %

Dari ke dua variabel bebas (pemahaman mahasiswa tentang sistem PJJ dan motivasi
belajar mahasiswa), motivasi belajar mahasiswa mempunyai hubungan dan kontribusi lebih tinggi
dibanding variabel pemahaman mahasiswa tentang sistem PJJ. Hal ini senada dengan pendapat
Cecco (1996) bahwa motivasi itu bertalian dengan belajar. Berdasarkan hasil penelitian Anra (2003),
diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan kualitas
lulusan DII PGSD UT. Berarti makin tepat motivasi belajar di UTyang diberikan maka akan semakin
berhasil pula mahasiswa tersebut dalam belajar di UT.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik tiga kesimpulan berikut ini.
Pertama, terdapat hubungan yang positif antara pemahaman mahasiswa tentang sistem PJJ dengan
hasil belajar di UT pada kelompok belajar di UPBJJ Jakarta. Eratnya hubungan ditunjukkan oleh
koefisien korelasi rx1y sebesar 0,73. Ke dua, terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar
dengan hasil belajar di UT, yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi rx2y sebesar 0,82. Ke tiga,
terdapat hubungan yang positif antara pemahaman mahasiswa tentang sistem PJJ dan motivasi
belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar di UT, yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi
Ry12 sebesar 0,86 dan koefisien determinasi R2 sebesar 73,82%. Ini berarti bahwa hasil belajar
mahasiswa di UT ditentukan oleh pemahaman mahasiswa tentang SPJJ dan motivasi belajar secara
bersama-sama sebesar 73,82%.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian disarankan tiga hal sebagai berikut. Pertama, pihak UT pusat
dan semua UPBJJ yang ada di Indonesia ini harus memotivasi mahasiswa dengan pemahaman yang
mantap tentang sistem PJJ UT. Hal ini dapat dilakukan melalui sosialisasi ke sekolah serta kepada
mahasiswa baru pada saat orientasi. Ke dua, motivasi sangat diperlukan dalam belajar. Oleh karena
salah satu motivasi eksternal untuk belajar di UT adalah tutorial rancangan khusus yang memberikan
kontribusi 30%, maka pihak UPBJJ bekerjasama dengan UT Pusat seyogyanya menggalakkan
adanya tutorial rancangan khusus pada mata kuliah yang diperkirakan sulit bagi mahasiswa. Ke tiga,
selain pelayanan akademik terhadap mahasiswa, pelayanan administratif tidak kalah pentingnya
untuk meningkatkan cara belajar di UT, misalnya pelayanan melalui surat menyurat perlu
ditingkatkan bagi pihak yang terkait.

17

Jurnal Pendidikan, Voume. 7, Nomor 1, Maret 2006, 12 - 18

REFERENSI
Anra, Y. (2003). Kualitas lulusan DII PGSD Penyetaraan UT Kota Jambi. Jambi: UPBJJ- UT Jambi.
Bloom, B. S. (1997). Taxonomy of educational objectives, Handbook I. Cognitive domain. New york:
Longman.
De Cecco, J. P. De. (1996). The psychology of learning and introduction: Educational psychology.
New Jersey: Englewood Ciiffs.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Katalog UT 2003. Jakarta: Universitas Terbuka.
Dimyati & Mudjiono. (1999). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gagne, R. M. & Brigg, L. J. (1988). Principle of instructional design. New York: Holt, Rinehart, and
Wins, Inc.
Hamalik, O. (1993). Sistem belajar jarak jauh. Bandung: Trigenda Karya.
Pannen, P. ( 2001). Pendidikan terbuka dan jarak jauh . Jakarta: Universitas Terbuka.
Sudjana, N. (1990). Penilaian hasil proses belajar-mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Sumaryono. (1993). Hemeneutik. Yogyakarta: Kanisius.
Suwardi. (1985). Metode instruksional pada sistem belajar jarak jauh. Jakarta: Universitas Terbuka.
Winkel,W.S. (1987). Psikologi pengajaran. Jakarta: Gramedia.

18