LAKIP TPSA 2016 Final

LAPORAN TPSA
KINERJA 2016

LAPORAN KINERJA TPSA
TAHUN ANGGARAN 2016

KEDEPUTIAN BIDANG
TEKNOLOGI PENGEMBANGAN SUMBERDAYA ALAM
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

JAKARTA, JANUARI 2017

i

Laporan Kinerja TPSA TA 2016

Tim Penyusun
Pengarah:
Wimpie Agoeng N Aspar / Deputi Kepala TPSA
Penanggungjawab/Ketua Tim :
Rudi Nugroho / Direktur PTL

Anggota Tim:
Muhammad Hanif / Kabag Program & Anggaran PTL
Syabarudin Zikri/Kabag Program & Anggaran PTPSM
Wahyu Purwanta / PTL
Gunawan / PTPSM
Nana Sudiana / PTRRB
Budi Harsoyo / BBTMC
Muhammad Irfan / BTSK
Ikhsan Budi Wahyono / BTSK
M. Abdul Kholik / BTPAL

Sekretaris:
Reba A. Pratama / PTL
Destianingrum Ratna Prabawardani / BBTMC
Lian Yuanita Andikasari / PTRRB

i
i

Laporan Kinerja TPSA TA 2016


.

iii

Laporan Kinerja TPSA TA 2016

IKHTISAR EKSEKUTIF
Kedeputian bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) sebagai salah
satu unit kerja eselon 1 di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi
pengembangan sumberdaya alam. Hal ini diwujudkan dengan fungsi Kedeputian bidang TPSA
dalam perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi
pengembangan sumberdaya alam, pelaksanaan kegiatan teknologi pengembangan sumberdaya
wilayah, teknologi pengembangan sumberdaya mineral, teknologi reduksi risiko bencana dan
teknologi lingkungan, dan pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pengkajian dan
penerapan teknologi pengembangan sumberdaya alam.
Rencana kerja dan akuntabilitas kinerja Kedeputian bidang TPSA dalam melaksanakan
tugas dan fungsi tersebut tercermin dari program dan kegiatan yang tertuang dalam Rencana
Strategis (Renstra) BPPT dan Renstra Kedeputian bidang TPSA.

Laporan Kinerja (LKj) Kedeputian bidang TPSA 2016 ini berisi penjelasan umum
organisasi, tugas dan fungsi, profil sumber daya manusia (SDM) dan perencanaan kinerja serta
akuntabilitas kinerja TPSA berupa rencana dan capaian atas target kinerja selama TA 2016 yang
disusun secara akuntabel, obyektif dan transparan.
Secara umum, seluruh kinerja TPSA TA 2106 dapat tercapai dengan baik dengan
terpenuhinya target kinerja sesuai sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Capaian
kinerja Kedeputian bidang TPSA TA 2016 mengacu kepada sasaran program, indikator kinerja
dan target yang telah ditetapkan pada perjanjian kinerja TA 2016 yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:


Sasaran Program ke-1 terkait "Terwujudnya inovasi di bidang Pengembangan Sumber
Daya Alam untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa" dengan 1
(satu) Indikator Kinerja yaitu "Jumlah inovasi di bidang TPSA yang dihasilkan" yang
terdiri dari "menurunnya tingkat resiko bencana" dengan Target 2 (dua) propinsi dan
"inovasi teknologi peningkatan kualitas air di kawasan kampus dan perkantoran" dengan
Target 1 (satu) pilot project. Dari hasil pengukuran kinerja dengan membandingkan
realisasi dan target kinerja diperoleh bahwa semua target tersebut tercapai 100%.




Sasaran Program ke-2 terkait "Terwujudnya layanan teknologi di bidang Pengembangan
Sumber Daya Alam untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa"
dengan 1 (satu) Indikator Kinerja yaitu "Jumlah layanan teknologi di bidang TPSA" dan

iv

Laporan Kinerja TPSA TA 2016

yang terdiri dari Layanan Teknologi Survey Kelautan dengan Target 2 (dua) layanan dan
Layanan Teknologi Modifikasi Cuaca dengan Target 2 (dua) layanan serta Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan Target nilai B. Dari hasil pengukuran

kinerja

dengan membandingkan realisasi dan target kinerja diperoleh bahwa semua

target

tersebut tercapai 100%.

Analisis terhadap faktor-faktor yang mendukung peningkatan kinerja TPSA TA 2016
antara lain: (1) memiliki SDM yang kompeten dalam bidang pengkajian dan penerapan
teknologi sumberdaya alam, kebencanaan dan lingkungan; (2) mengadopsi sistem dan tata kerja
kerekayasaan yang bercirikan team work, well-structured dan well-documented; (3) memiliki sarana dan
pra-sarana (seperti laboratorium, workship, alat uji, pilot plant, dll) yang relatif cukup memadai;
(4) memiliki pengalaman dalam aplikasi hasil kegiatan untuk produk inovasi dan kerekayasaan
tertentu bagi masyarakat, pemerintah daerah dan mitra industri.
Sedangkan analisis faktor-faktor yang dapat menyebabkan penurunan kinerja TPSA
TA 2016 antara lain: (1) masih minimnya kemampuan hilirisasi produk inovasi teknologi yang
dihasilkan oleh TPSA yang berbasis pasar dengan tekno-ekonominya; (2) program masih
bersifat inward-looking dan belum maksimal berorientasi pada kebutuhan dan permintaan
pengguna (industri dan masyarakat); (3) koordinasi, komunikasi dan program kegiatan matrik
TPSA dengan eselon 1 di Kedeputian di internal BPPT masih lemah; (4) masih tingginya
kesenjangan komposisi usia, jenjang pendidikan dan bidang keahlian/kepakaran SDM.
Pada tahun 2016 total anggaran yang dikelola oleh Kedeputian Teknologi
Pengembangan Sumberdaya Alam dengan pagu awalnya adalah sebesar Rp. 104.154.874.000,-.
Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk optimasi penggunaan anggaran secara nasional
dan

pemotongan


anggaran

sesuai

Nota

Dinas

Nomor

B.66/SETAMA/ND/KP.04.00/III/2016 tertanggal 03 Maret 2016 perihal pemotongan
anggaran dalam rangka tunjangan kinerja BPPT TA 2016, terjadi pengurangan anggaran
sebesar Rp. 26.526.577.220,-. Dengan demikian maka pagu akhir anggaran yang dikelola oleh
kedeputian TPSA adalah sebesar Rp. 77.628.296.780,-. Dari rekapitulasi realisasi anggaran
yang dilaksanakan oleh setiap unit kerja eselon II dan Satuan Kerja Balai, total realisasi
anggaran mencapai Rp. 71.574.462.307.- (92,22%).
Realisasi anggaran pada tingkat unit eselon II memiliki tingkat capaian yang relatif
tinggi, dari pagu anggaran akhir sebesar Rp. 14.848.304.000,- dapat direalisasikan sebesar Rp.
14.623.905.050,- atau mencapai 98,49%. Sedangkan realisasi anggaran pada tingkat satuan


v

Laporan Kinerja TPSA TA 2016

kerja Balai, tingkat capaiannya di bawah tingkat capaian unit kerja eselon II yaitu dari pagu
akhir yang dapat digunakan sebedar Rp. 62.898.565.000,- dapat direalisasikan sebesar Rp.
56.462.034.894,- atau mencapai 90,71%.
Berdasarkan hasil-hasil capaian tersebut, maka ke depan perlu dilakukan beberapa hal
dalam peningkatan akuntabilitas kinerja TPSA untuk TA 2017-2019 antara lain: (1)
mempertahankan capaian kinerja yang sudah baik dan memperbaiki capaian kinerja yang
belum sempurna dengan mendorong luaran kegiatan secara terus menerus untuk dapat
dimanfaatkan oleh mitra pengguna; (2) melakukan peningkatan dan perbaikan (revitalisasi)
infrastruktur (sarana dan pra-sarana) untuk menunjang kegiatan inovasi dan perekayasaan
teknologi pengembangan sumberdaya alam, dan (3) melakukan peningkatan manajemen kerja
yang mencakup SDM, administrasi maupun anggaran.

vi

Laporan Kinerja TPSA TA 2016


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................................
IKHTISAR EKSEKUTIF ...............................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................

iii
iv
vii
viii
ix

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Penjelasan Umum Organisasi .................................................................................. 1
1.1.1 Sejarah Organisasi ......................................................................................... 2
1.1.2 Tugas dan Fungsi .......................................................................................... 4
1.1.3 Struktur Organisasi........................................................................................ 4
1.1.4 Sumber Daya Manusia ................................................................................... 7

1.2 Aspek Strategis dan Permasalahan Utama ............................................................... 9
1.3 Sistematika Penyajian Laporan ................................................................................ 9
BAB 2 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis .................................................................................................... 20
2.1.1 Visi, Misi dan Arah Kebijakan Strategis BPPT 2015-2019. ............................. 20
2.1.2 Rencana Strategis Kedeputian TPSA 2015-2019. ........................................... 21
2.2 Rencana Kinerja Tahunan TPSA TA 2016 .............................................................. 23
2.3 Perjanjian Kinerja TPSA TA 2016. .......................................................................... 23
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Uraian Kegiatan ..................................................................................................... 27
3.1.1 Sasaran Program 1 ......................................................................................... 27
3.1.1.1 Provinsi yang menurun tingkat resiko bencana .................................. 27
3.1.1.2 Pilot project teknologi peningkatan kualitas air .................................. 35
3.1.2 Sasaran Program 2 ......................................................................................... 42
3.1.2.1 Pemanfaatan layanan jasa teknologi survey kelautan .......................... 42
3.1.2.2 Pemanfaatan layanan jasa teknologi modifikasi cuaca. ....................... 51
3.2 Capaian Kinerja...................................................................................................... 61
3.2.1 Sasaran Program 1 ......................................................................................... 61
3.2.2 Sasaran Program 2 ......................................................................................... 70
3.3 Realisasi Anggaran ................................................................................................. 79

BAB 4 PENUTUP ...........................................................................................................................
4.1 Simpulan ................................................................................................................. 84
4.2 Tindak Lanjut.......................................................................................................... 84
LAMPIRAN
Lampiran A: SK Tim Penyusun LKJ TPSA TA 2016
Lampiran B: Surat Tugas Tim Penyusun LKJ TPSA TA 2016
Lampiran C: Surat Keterangan LKJ TPSA TA 2016 telah dicek oleh unit kerja terkait
Lampiran D: SOP Penyusunan Laporan Kinerja TPSA TA 2016
Lampiran E: Bukti Undangan dan Daftar Hadir Tim Penyusun

vii

Laporan Kinerja TPSA TA 2016

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Kinerja Tahunan TPSA TA 2016 ...................................................................... 23
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja TPSA Tahun 2016 ............................................................................. 24

Tabel 3.1 Rekapitulasi pengukuran kinerja tingkat lembaga ................................................ 26

Tabel 3.2 Daftar Pelaksanaan Operasi TMC untuk Antisipasi Bencana
Kabut Asap Karhutla Tahun 2016 ....................................................................... 29
Tabel 3.3 Hasil dan Dampak Kegiatan TMC Untuk Antisipasi Bencana
Kabut Asap Karhutla ........................................................................................... 31
Tabel 3.4 Ringkasan Sasaran Program ................................................................................ 39
Tabel 3.5 Lokasi pelaksanaan kegiatan ................................................................................ 43
Tabel 3.6 Kategori Kegiatan Dan Pengambilan Data .......................................................... 46
Tabel 3.7 Kategori Kegiatan dan Pengambilan Data ........................................................... 48
Tabel 3.8 Lokasi pelaksanaan kegiatan ................................................................................ 51
Tabel 3.9 Daftar Pelaksanaan Operasi TMC Untuk Pengisian Waduk PLTA Tahun 2016 ..52
Tabel 3.10 Ringkasan Sasaran Program ................................................................................. 53
Tabel 3.11 Kriteria indikator kinerja Program Inovasi di Bidang Pengembangan
Sumber Daya Alam untuk Mendukung Peningkatan Daya Saing dan
Kemandirian Bangsa............................................................................................ 62
Tabel 3.12 Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja untuk sasaran program 1. ...... 64
Tabel 3.13 Kriteria indikator kinerja Program Layanan Teknologi di bidang
Pengembangan Sumber Daya Alam untuk Mendukung Peningkatan Daya
Saing dan Kemandirian Bangsa ............................................................................ 71
Tabel 3.14 Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja untuk sasaran program 2. ...... 72
Tabel 3.15 Realisasi Anggaran Kedeputian TPSA 2016 dirinci berdasarkan unit kerja ........... 81
Tabel 3.16 Realisasi Anggaran ............................................................................................... 82

viii

Laporan Kinerja TPSA TA 2016

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Struktur organisasi kedeputian bidang TPSA......................................................5
Gambar 1. 2 Komposisi SDM TPSA berdasarkan Tingkat Pendidikan...................................8
Gambar 1. 3 Komposisi SDM Unit Kerja Kedeputian TPSA berdasarkan
Jabatan Fungsional ............................................................................................9
Gambar 1. 4 Peringkat Daya Saing dan Skor 12 Pilar Daya Saing Indonesia 2015-2016 ........ 11
Gambar 3. 1 Foto-foto Kegiatan Operasi TMC Untuk Mitigasi Bencana Asap
Karhutla di Pulau Sumatera dan Kalimantan tahun 2016.................................. 30
Gambar 3. 2 Paradigma Baru TMC Untuk Antisipasi Bencana Asap Karhutla ..................... 31
Gambar 3. 3 Konfigurasi sistem deteksi kelembaban lahan gambut ..................................... 32
Gambar 3. 4 Pemasangan beberapa peralatan Monitoring dan EWS Karhutla...................... 33
Gambar 3. 5 Perbandingan jumlah titik api di Pulau Sumatera (atas) dan
Kalimantan (kanan) di tahun 2016, tahun 2015 dan rerata historisnya.............. 34
Gambar 3. 6 Arahan Presiden Joko Widodo dalam Rakornas Pengendalian Karhutla 2017..35
Gambar 3. 7 Pemberitaan teknologi Arsinum di beranda UTS ............................................. 37
Gambar 3. 8 Pemberitaan teknologi Arsinum di beranda media massa lokal ........................ 38
Gambar 3. 9 Pengambilan sample kualitas air tanah ............................................................. 38
Gambar 3. 10 Perakitan Alat Arsinum untuk Universitas Teknologi Sumbawa ..................... 39
Gambar 3. 11 Demo alat Arsinum untuk Universitas Teknologi Sumbawa ........................... 39
Gambar 3. 12 Nota Kesepahaman dan testimoni antara BPPT dan BNPB ......................... 41
Gambar 3. 13 Berita acara pengelolaan aset dan testimoni dari UTS..................................... 41
Gambar 3. 14 Lokasi Recovery dan Redeployment Buoy ATLAS ....................................... 43
Gambar 3. 15 Kegiatan Recovery Buoy Rama/Atlas ............................................................ 44
Gambar 3. 16 Kegiatan Redeployment Buoy Rama/Atlas .................................................... 44
Gambar 3. 17 Tim Survei BTSK, BMKG dan NOAA ......................................................... 44
Gambar 3. 18 Peta Lokasi pengambilan data meliputi Barat Sumatera (WPP 572) ................ 45
Gambar 3. 19 Kegiatan Pengambilan Sampel Ikan ............................................................... 46
Gambar 3. 20 Kegiatan Identifikasi sampel di KR. Baruna Jaya IV ...................................... 47
Gambar 3. 21 Tim Survei BTSK dan BPPL ......................................................................... 47
Gambar 3. 22 Peta Lokasi pengambilan data meliputi Selat Makasar (WPP 513) dan
Perairan Arafuru (WPP 518) .......................................................................... 48
Gambar 3. 23 Kegiatan Pengambilan Sampel Ikan ............................................................... 49
Gambar 3. 24 Kegiatan Identifikasi sampel di KR. Baruna Jaya IV ...................................... 49
Gambar 3. 25 Tim Survei BTSK dan BPPL ......................................................................... 50
Gambar 3. 26 Lokasi recovery dan re-deployment m-TRITON........................................... 50
Gambar 3. 27 Kegiatan Deploy dan Recovery Buoy m-TRITON ........................................ 51
Gambar 3. 28 Foto-foto Kegiatan Pelayanan Jasa TMC Untuk Pengisian
Waduk PLTA di tahun 2016 ......................................................................... 53
Gambar 3. 29 Testimoni PT PLN kepada BBTMC BPPT untuk layanan TMC ................... 55

ix

Laporan Kinerja TPSA TA 2016

Gambar 3. 30 Kontrak PNBP Antara Pusat Iklim Agroklimat dan Iklim Maritim
BMKG dan Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT ...................................... 56
Gambar 3.31 Kontrak PNBP Antara Balai Penelitian Perikanan Laut KKP dan
Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT – Survey WPP 572, WPP 573 ........... 57
Gambar 3.32 Kontrak PNBP Antara Balai Penelitian Perikanan Laut KKP dan
Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT – Survey WPP 513, dan WPP 518..... 58
Gambar 3.33 Kontrak PNBP antara MARITEC-JAMSTEC dan Balai Teknologi
Survei Kelautan BPPT Tentang Recovery dan Redeployment Buoy MTRITON ....................................................................................................... 59
Gambar 3.34 Kuesioner Indeks Kepuasan Masyarakat Antara Balai Teknologi
Survei Kelautan dan Balai Penelitian Perikanan Laut KKP ............................ 59
Gambar 3.35 Kuesioner Indeks Kepuasan Masyarakat Antara Balai Teknologi
Survei Kelautan dan BMKG .......................................................................... 60
Gambar 3.36 Hasil Rekapitulasi Kuesioner Indeks Kepuasan Masyarakat Balai
Teksurla 2016 ................................................................................................ 60
Gambar 3.37 Hasil Rekapitulasi Kuesioner Indeks Kepuasan Masyarakat Balai
Besar Teknologi Modofikasi Cuaca tahun 2016 ............................................. 61
Gambar 3.38 Perbandingan realisasi kinerja SP 1 dengan tahun sebelumnya ........................ 65
Gambar 3.39 Realisasi program inovasi penurunan resiko bencana terhadap
rencana jangka menengah .............................................................................. 66
Gambar 3.40 Realisasi program inovasi teknologi peningkatan kualitas air di
kawasan kampus dan perkantoran terhadap rencana jangka menengah .......... 67
Gambar 3.41 Hasil uji lab kualitas air minum teknologi Arsinum di UTS dibanding SNI...... 67
Gambar 3.42 Perbandingan realisasi kinerja SP 2 dengan tahun sebelumnya ........................ 73
Gambar 3.43 Perbandingan realisasi kinerja program TMC terhadap target
jangka menengah ........................................................................................... 74

x

Laporan Kinerja TPSA TA 2016

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Penjelasan Umum Organisasi
Kedeputian bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) merupakan

bagian dari institusi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang secara spesifik
memiliki kiprah yang menonjol dalam 3 (tiga) bidang teknologi yaitu bidang teknologi
sumberdaya alam dan kelautan, bidang teknologi kebencanaan dan bidang teknologi
lingkungan. Kombinasi yang sinergis dan harmonis antara sumberdaya alam yang beragam dan
melimpah serta penguasaan akan teknologi kebumian adalah suatu jalan untuk menuju
kemakmuran dan kesejahteraan bangsa. Dalam hal ini, Kedeputian bidang TPSA ditugaskan
untuk menghasilkan produk teknologi yang dapat memaksimalkan hasil guna sumberdaya alam
secara berkelanjutan serta mengurangi risiko bencana bagi masyarakat.
Dalam kiprahnya tersebut, Kedeputian bidang TPSA telah menghasilkan beberapa
produk unggulan yang telah dimanfaatkan pada berbagai stakeholder antara lain: (a) Teknologi
Penginderaan Jauh (Remote Sensing), Sistem Informasi Geografi (SIG), Sistem Survey Terestrial
Terpadu, dan Sistem Iklim telah banyak dimanfaatkan pada berbagai sektor terutama
pertanian, kelautan dan perikanan serta kehutanan; (b) Teknologi karakterisasi sumberdaya
gambut, penyusunan masterplan pengelolaan gambut, teknologi pemanfaatan gambut untuk
media tanam dan penyuburan lahan kritis; (c) Teknologi biocyclofarming dan ameliorasi untuk
peningkatan produktivitas bentang lahan kritis, lahan bekas tambang dengan dibentuknya
kawasan Agro Tekno Park (ATP) di berbagai daerah di Indonesia; (d) Teknologi Pengelolaan
dan Pengembangan Wilayah Pulau-Pulau Kecil dan Kawasan Pesisir; (e) Teknologi mitigasi
bencana dan pengurangan risiko bencana dengan Sistem Reduksi Risiko Bencana (SIRRMA),
Sistem Peringatan Dini Banjir (FEWS), Sistem Peringatan Dini Longsor (LEWS), dan Rapid
Assessment Mitigation Unit (RAMU); (f) Teknologi pengolahan air siap minum (arsinum)
yang telah banyak diapliksikan di berbagai daerah dalam rangka mendukung pencapaian target
Pembangunan Milenium (MDGs) dan Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA) dan
Sistem Teknologi Pengolahan Air (SITPA) untuk daerah-daerah tertinggal serta teknologi
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) melalui Reusable Sanitary Landfill (RSL). Selain itu,
Technology Need Assessment (TNA) juga telah dijadikan sebagai dokumen aksi nasional di

10

Laporan Kinerja TPSA TA 2016

bidang transfer teknologi untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim; (g) teknologi instalasi
pengolahan air limbah dan teknologi remediasi yang berbasiskan pada pemanfaatan agensia
biologi; (h) Teknologi eksplorasi mineral yang tidak bersifat destruktif yang telah terbukti
unggul dalam eksplorasi batubara, bijih besi serta mineral lain untuk mengurangi dampak
kegiatan penambangan; (i) Teknologi modifikasi cuaca yang telah diaplikasikan secara nasional
sejak tahun 1979 dengan berbagai tujuan, diantaranya untuk menambah curah hujan bagi
sektor pertanian, untuk pengisian air waduk dalam mendukung pengelolaan PLTA,
mengurangi curah hujan untuk mengatasi banjir/longsor, dan untuk mengurangi kabut asap
akibat kebakaran hutan dan lahan; (j) Teknologi survei kelautan dengan 4 (empat) armada
Kapal Riset Baruna Jaya dalam mewujudkan pelayanan jasa survey, riset dan observasi
kelautan melalui pendekatan teknologi yang handal dan tangguh, telah melakukan
pengembangan Teknologi Eksplorasi Migas Lepas pantai dengan survey seismik 2D dan
seismik pseudo 3D untuk akurasi eksplorasi seismik migas lepas pantai.
1.1.1

Sejarah Organisasi
Dengan Keputusan Presiden No. 25 Tahun 1978 tentang pembentukan Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), maka dibentuklah Direktorat Pengembangan
Kekayaan Alam BPPT. Direktorat Pengembangan Kekayaan Alam BPPT bertugas
menyelenggarakan pengkajian dan penerapan teknologi dalam pengembangan dan
pemanfaatan kekayaan alam.
Selanjutnya, dengan terbitnya Keputusan Presiden No. 31 Tahun 1982, Direktorat
Pengembangan Kekayaan Alam BPPT dimekarkan menjadi Deputi Bidang Pengembangan
Kekayaan Alam BPPT. Selain melaksanakan empat tugas pokok BPPT yaitu: (a) Perumusan
Kebijakan; (b) Koordinasi Program; (c) Pelayanan Jasa Teknologi; (d) Pengkajian dan
Penerapan Teknologi, Kedeputian Bidang Pengembangan Kekayaan Alam juga melaksanakan
fungsi pengkajian dan penerapan teknologi dalam bidang pengembangan dan pemanfaatan
kekayaan alam untuk menunjang program pembangunan. Dalam melaksanakan tugas dan
fungsi ini, organisasi Kedeputian Bidang Pengembangan Kekayaan Alam disusun menjadi: a)
Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Alam; b) Direktorat Pengembangan Sumberdaya
Mineral; c) Direktorat Pengembangan Sumberdaya Non Mineral; d) Unit Pelaksana Teknis
Hujan Buatan.
Pada periode 1982-1992, program dan kegiatan yang menonjol di Kedeputian
Pengembangan Kekayaan Alam, antara lain adalah Program Energi Panas Bumi, Program

11

Laporan Kinerja TPSA TA 2016

Mineral Fosfat dan Mineral Kaolin, kegiatan survei dan riset kelautan dengan manca negara,
dan mulai berdatangannya kapal riset Baruna Jaya, program pengembangan aplikasi remote
sensing, operasi hujan buatan di DAS Citarum, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.
Melalui Keppres No. 47 Tahun 1991, organisasi Kedeputian Pengembangan Kekayaan
Alam BPPT semakin disempurnakan dengan penambahan 1 (satu) Direktorat dan
diperkenalkannya struktur organisasi Sub Direktorat. Keppres ini tetap menegaskan empat
Tugas Pokok BPPT, dimana fungsi Kedeputian Pengembangan Kekayaan Alam BPPT adalah
Pembinaan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di bidang Teknologi Inventarisasi
Sumberdaya Alam, Teknologi Pengembangan Sumberdaya Mineral, Teknologi Pengembangan
Sumberdaya Energi dan Teknolgi Pengembangan Sumberdaya Lahan dan Mitigasi Bencana.
Organisasi Kedeputian Pengembangan Kekayaan Alam, sesuai Keppres no.47 Tahun 1991
disusun sebagai berikut: (a) Direktorat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam (TISDA);
(b) Direktorat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi (TPSE); (c) Direktorat
Teknologi Pengembangan Sumberdaya Mineral (TPSM); (d) Direktorat Teknologi
Pengembangan Sumberdaya Lahan dan Mitigasi Bencana (TPSLM); (e) Unit Pelaksana Teknis
Hujan Buatan.
Pada periode 1992-1999, melalui Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara, tertanggal 26 Pebruari 1998, dibentuklah Unit Pelaksana Teknis Baruna Jaya BPPT.
Berbagai kegiatan unggulan terus ditampilkan oleh Kedeputian PKA BPPT antara lain:
Pencanangan Konsep Benua Maritim Indonesia, Pencanangan Deklarasi Bunaken,
Pembangkit Listrik energi Biomassa BIONER 1, Butonic Mastic Asphalt, Semen Podzoland
dan pupuk dolomit, Penerapan berbagai aplikasi sistem informasi Geografis untuk POLRI,
untuk PPM Dep Kesehatan, untuk Pemantauan PEMILU 1999 serta untuk eksplorasi
perikanan, aplikasi sumberdaya gambut, operasi modifikasi cuaca untuk pemadaman
kebakaran hutan dan pencegahan banjir.
Pada periode 1998-1999, BPPT mengalami proses revitalisasi melalui Keppres No.
117/1998, organisasi BPPT dirampingkan kembali. Untuk selanjutnya, Kedeputian
Pengembangan Kekayaan Alam berubah namanya menjadi Kedeputian Teknologi
Pengembangan Sumberdaya Alam.

12

Laporan Kinerja TPSA TA 2016

1.1.2

Tugas dan Fungsi
Pola perumusan tugas dan fungsi Kedeputian Bidang TPSA, diatur sebagaimana dalam

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi sebagai
berikut:
1. Deputi Bidang TPSA adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPPT di
bidang teknologi pengembangan sumberdaya alam, yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada kepala;
2. Deputi Bidang TPSA dipimpin oleh Deputi;
3. Deputi Bidang TPSA mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang teknologi pengembangan sumberdaya alam.
4. Dalam Melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud di atas, Deputi Bidang TPSA
menyelenggarakan fungsi:
a). Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang pengkajian dan penerapan
teknologi pengembangan sumberdaya alam;
b). Pelaksanaan kegiatan teknologi pengembangan sumberdaya wilayah, teknologi
pengembangan sumberdaya mineral, teknologi reduksi risiko bencana dan
teknologi lingkungan;
c). Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pengkajian dan penerapan
teknologi pengembangan sumberdaya alam; dan
d). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.
1.1.3

Struktur Organisasi
Struktur organisasi TPSA adalah bagian dari organisasi BPPT yang merupakan

kerangka dalam pola tetap hubungan diantara fungsi-fungsi, unit-unit, atau posisi-posisi,
maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab
yang berbeda-beda dalam satu organisasi BPPT. Struktur organisasi BPPT mengandung
unsur-unsur sebagai berikut:
a) Spesialisasi kegiatan, yaitu berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas dalam organisasi
BPPT;
b) Standardisasi kegiatan, yaitu prosedur-prosedur yang digunakan untuk menjamin
terlaksananya kegiatan yang telah direncanakan;

13

Laporan Kinerja TPSA TA 2016

c) Koordinasi kegiatan, yaitu menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan
fungsi-fungsi satuan kerja dalam organisasi BPPT;
d) Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan yang menunjukkan lokasi (letak)
kekuasaan pembuatan keputusan;
e) Ukuran satuan kerja yang menunjukkan level eselonisasi suatu unit kerja.
Struktur organisasi Kedeputian Bidang TPSA adalah bagian dari struktur organisasi BPPT
berdasarkan:
1. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
2. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 010 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca.
3. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 017 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Survey Kelautan.
4. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 018 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Pengolahan Air dan Limbah.

DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI PENGEMBANGAN
SUMBERDAYA ALAM

PUSAT TEKNOLOGI
PENGEMBANGAN
SUMBERDAYA
WILAYAH
BAGIAN
PROGRAM
DAN
ANGGARAN

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

PUSAT TEKNOLOGI
PENGEMBANGAN
SUMBERDAYA
MINERAL
BAGIAN
PROGRAM
DAN
ANGGARAN

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

PUSAT TEKNOLOGI
REDUKSI RESIKO
BENCANA

PUSAT TEKNOLOGI
LINGKUNGAN

BAGIAN
PROGRAM
DAN
ANGGARAN

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

BALAI TEKNOLOGI
SURVEY KELAUTAN

BALAI BESAR
TEKNOLOGI
MODIFIKASI CUACA

BAGIAN
PROGRAM
DAN
ANGGARAN

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

BALAI TEKNOLOGI
PENGOLAHAN AIR
DAN LIMBAH

Gambar 1. 1 Struktur organisasi kedeputian bidang TPSA

14

Laporan Kinerja TPSA TA 2016

Bagan organisasi Kedeputian Bidang TPSA merupakan gambaran struktur organisasi
yang memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, unit-unit atau posisi-posisi dan menunjukkan
bagaimana hubungan diantaranya. Satuan-satuan organisasi yang terpisah digambarkan dalam
bentuk kotak-kotak, dihubungkan satu dengan yang lainnya dengan garis yang menunjukkan
rantai perintah dan jalur komunikasi. Bagan organisasi Kedeputian Bidang TPSA
menggambarkan 5 (lima) aspek suatu struktur organisasi, yaitu sebagai berikut:
1.

Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukkan jabatan, individu atau satuan organisasi
tertentu, yang bertanggungjawab untuk kegiatan tertentu pula.

2.

Pimpinan dan bawahan atau rantai perintah, yang menunjukkan hubungan wewenang dan
tanggung jawab antara atasan dan bawahan. Rantai ini dimulai dari jenjang organisasi yang
tertinggi sampai dengan jenjang organisasi yang terendah. Dalam hal ini asas kesatuan
perintah jelas, dimana setiap bawahan menerima tugas dan pelimpahan wewenang hanya
dari seorang pimpinan dan mempertanggungjawabkannya juga hanya kepada seorang
pimpinan.

3.

Bentuk pekerjaan yang dilaksanakan. Deskripsi pada setiap kotak menunjukkan pekerjaan
tertentu.

4.

Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan. Keseluruhan bagan menunjukkan atas dasar
apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi habis. Apakah berdasarkan fungsi, proses atau
lainnya. Tingkatan manajemen. Suatu bagan menunjukkan keseluruhan hierarki
manajemen.
Nomenklatur yang digunakan merupakan nomenklatur yang menggambarkan secara

singkat, jelas dan tepat mengenai kedudukan, tugas dan fungsi unit atau jabatan dalam suatu
unit organisasi Kedeputian Bidang TPSA. Dalam menetapkan nomenklatur didasarkan pada
butir-butir informasi dalam uraian jabatan (rumusan serta rincian tugas dan fungsi), sifat tugas
unit yang bersangkutan (pembantu pimpinan, pelaksana, pengawasan, penunjang atau
pendukung). Pada nomenklatur jabatan setingkat eselon I yang dipergunakan adalah dalam
lingkup bidang teknologi yang masih tetap menunjukkan respon BPPT terhadap perubahanperubahan internal dan ekternal. Oleh karena itu tidak ada perubahan nomenklatur jabatan
setingkat eselon I di BPPT.
Untuk nomenklatur jabatan setingkat eselon II, yang dipergunakan adalah Fungsi yang
meliputi pengelolaan aspek-aspek yang berkaitan dengan bidang teknologi tersebut. Sedangkan

15

Laporan Kinerja TPSA TA 2016

nomenklatur eselon III pada unsur pelaksana, yang dipergunakan adalah mengacu pada fungsi
tata usaha dan layanan jasa bidang teknologi.
Nomenklatur yang ditetapkan tidak sama atau lebih tinggi bobotnya dibandingkan
dengan unit organisasi di atasnya. Secara prinsip, nomenklatur organisasi BPPT dapat dilihat
pada Tabel 1.1.
Tabel 1. 1. Nomenklatur BPPT
No Uraian

Nomenklatur

1

Unsur Pembantu
Pimpinan

Sekretariat Utama

2

Unsur Pelaksana

a. Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi
b. Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam
c. Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi
d. Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material
e. Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan
Rekayasa

3

Unsur Pengawasan

Inspektorat

4

Unsur Penunjang

a. PusatPembinaanPendidikanPerekayasaandanAuditor
Teknologi
b. PusatPelayananTeknologi

1.1.4

Profil Sumber Daya Manusia TPSA
TPSA memiliki SDM yang unggul dengan tingkat pendidikan yang tinggi dari berbagai

disiplin ilmu dan bidang keahlian. Berdasarkan data per Januari 2017 secara keseluruhan SDM
TPSA berjumlah 449 orang. Komposisi berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada
Gambar 1.2.

16

Laporan Kinerja TPSA TA 2016

14%

16%