BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - Elma Aisyah Brilian Amdestiana BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

  8 BAB II

  1. Tanggung Jawab Siswa memiliki kewajiban yaitu belajar dan menyelesaikan tugas dari guru. Terlaksana atau tidaknya kewajiban tersebut dapat diketahui seberapa besar tanggung jawab yang dimiliki siswa terhadap kewajibannya. Siswa yang menyelesaikan kewajibannya akan mendapatkan hak yaitu mendapatkan nilai yang bagus, namun sebaliknya siswa yang tidak menyelesaikan kewajibannya akan mendapat nilai yang kurang bagus yang berarti siswa tersebut tidak memiliki tanggung jawab terhadap kewajibannya.

  a. Definisi Tanggung Jawab Tanggung jawab merupakan salah satu karakter yang perlu ditanamkan dalam diri siswa agar memiliki pribadi yang baik dalam lingkungan masyarakat. Daryanto dan Darmiatun (2013: 71) mengemukakan bahwa tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Selain dari itu pendapat Mustari (2011: 21) tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana seharusnya dilakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkukngan (alam sosial dan budaya), Negara dan Tuhan.

  Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menanamkan tanggung jawab kepada siswa memiliki tujuan agar dalam bertindak. Seseorang harus mempertimbangkan segala keputusan yang akan dilaksanakan, sehingga hasil yang akan dicapai maksimal. Tanggung jawab penting untuk dimiliki setiap siswa.

  b. Indikator Tanggung Jawab Tanggung jawab memiliki indikator sekolah dan kelas menurut Daryanto dan Darmiatun (2013: 142-143), diantaranya:

Tabel 2.1 Indikator Tanggung Jawab Indikator Sekolah Indikator Kelas

  a. Membuat laporan setiap kegiatan

  a. Pelaksanakan tugas yang dilakukan dalam bentuk lisan piket secara teratur. maupun tulisan.

  b. Peran serta aktif dalam b. Melakukan tugas tanpa disuruh. kegiatan sekolah.

  c. Menunjukkan prakarsa untuk

  c. Mengajukan usul mengatasi masalah dalam lingkup pemecahan masalah. terdekat.

  d. Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.

  Indikator yang digunakan dalam penelitian adalah indikator kelas, yaitu: 1) Pelaksanakan tugas piket secara teratur. 2) Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah. 3) Mengajukan usul pemecahan masalah.

  2. Prestasi Belajar Hasil usaha siswa selama proses pembelajaran dapat diketahui melalui prestasi belajar. Prestasi yang baik berarti siswa tersebut dapat menerima ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru selama pembelajaran, dan sebaliknya. Prestasi belajar digunakan sebagai ukuran berhasil atau tidaknya proses pembelajaran.

  a. Definisi Prestasi Belajar Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang artinya adalah usaha. Arifin (2016: 12) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar menurut Hamdani (2011: 137) adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.

  Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan, bagi siswa prestasi dihasilkan dari kegiatan pembelajaran. Prestasi yang baik dihasilkan apabila siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan maksimal, sebaliknya siswa akan memiliki prestasi yang kurang baik apabila dalam mengikuti kegiatan kurang maksimal. b. Fungsi Prestasi Belajar Prestasi belajar memiliki fungsi bagi manusia, karena manusia selalu ingin mengetahui hasil yang diperoleh atas apa yang telah dilakukannya. Fungsi utama prestasi belajar menurut Arifin (2016: 12-13) antara lain:

  1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa.

  Prestasi belajar dapat menunjukkan kualitas dan kuantitas hasil dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru dapat mengetahui pengetahuan yang dikuasai oleh siswa berdasarkan prestasi belajar yang telah dihasilkan.

  2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

  Siswa pasti ingin mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, prestasi belajar dapat membantu siswa memuaskan hasrat keingintahuannya akan kemampuan dan peringkatnya diantara teman-temannya.

  3) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

  Indokator intern dalam artian bahwa prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator tingkat produktifitas suatu instritusi pendidikan dan sebaliknya indikator ekstern berarti prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator keunggulan suatu institusi pendidikan.

  4) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Prestasi belajar dapat dijadikan acuan oleh seorang guru dalam menentukan sebuah pembelajaran.

  Jika pembelajaran yang telah dilakukan dapat meningkatkan prestasi belajar maka guru dapat mempertahankan proses pembelajaran tersebut, tetapi jika tidak maka dapat dijadikan oleh guru sebagai acuan untuk mencari pembelajaran yang cocok untuk diterapkan kepada siswa. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) siswa.

  Kemampuan daya serap atau kecerdasan siswa dapat diukur melalui prestasi belajar, semakin tinggi daya serap yang dimiliki oleh siswa maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang didapatkan oleh siswa tersebut, dan sebaliknya semakin rendah daya serap yang dimiliki oleh siswa maka semakin rendah pula prestasi belajar yang didapatkan oleh siswa tersebut.

  c. Keunggulan Prestasi Belajar Keunggulan prestasi belajar adalah sebagai umpan balik yang didapatkan oleh guru setelah mlaksanakan kegiatan pembelajaran.

  Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Cronbach (Arifin, 2016:13) mengungkapkan bahwa keguanaan prestasi belajar banyak ragamnya, antara lain “sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar, untuk keperluan diagnostik, untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum, dan untuk menentukan kebijakan sekolah”. Prestasi dapat menentukan bagaimana langkah selanjutnya untuk memilih tindakan yang sesuai.

  3. Model Pembelajaran Kooperatif

  a. Definisi Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dilakukan secara bersama dalam sebuah kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yanng berdasarkan faham konstruktivis. Isjoni (2013: 14) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Setiap siswa anggota kelompok harus saling bekreja sama dan saling membantu. Belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai pelajaran.

  b. Unsur-Unsur Dasar Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut Lungdren (Isjoni, 2013: 16-17) sebagai berikut:

  1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam a tau berenang bersama”.

Maksud dari kata “tenggelam atau berenang bersama” adalah jika siswa ingin mencapai keberhasilan belajar maka

  harus bekerja sama dengan teman kelompoknya, jika tidak maka akan tenggelam dengan ketidaktahuan yang dimiliki karena enggan bertanya dan meminta bantuan kepada teman kelompoknya.

  2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain.

  Siswa memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi, namun siswa juga bertanggung jawab terhadap siswa lainnya dalam kelompok untuk membantu memecahkan masalah yaitu materi pembelajaran yang belum dipahami. 3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.

  Siswa memiliki tujuan dalam pembelajaran untuk mengerti materi pembelajaran yang dipelajari, dengan berpandangan sama siswa dapat mencapai tujuan tersebut dengan cara bekerja sama dan saling membantu dengan siswa yang lainnya. 4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok.

  Setiap anggota kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, masing-masing siswa harus memahami tugasnya. Siswa yang lebih mengerti materi pelajaran bertugas membantu siswa lainnya yang tidak memahami materi pembelajaran. 5) Para siswa diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

  Evaluasi diberikan oleh guru untuk menentukan skor kelompok sehingga guru dan setia kelompok dapat mengetahui kemampuannya melalui skor yang di dapat, mana kelompok terbaik dan mana kelompok yang harus diberikan bimbingan.

  6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.

  Kepemimpinan yang dimaksud adalah saat siswa mengerti materi pemelajaran, maka siswa tersebut memimpin kelompoknya dan bertanggung jawab terhadap anggota kelompoknya untuk mengerti materi tersebut.

  7) Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawaban secara individu materi yang ditangani dalam kelompok.

  Tanggung jawab setiap siswa dapat dilihat berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan pada proses pembelajaran, setiap tes evalusai dikerjakan secara individu oleh masing-masing siswa sehingga tidak dapat mengandalkan siswa lainnya untuk membantu mengerjakan tes evaluasi tersebut.

  4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

  a. Devinisi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Model pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil dengan kemampuan heterogen. Pendapat tersebut mengacu pada pendapat Awofla dan Nneji (Jurnal Effect of

  Farming and Team Assisted Individualized Instruction Strategies on Students’ Achievement in Mathematics oleh Awofala, A dan Nneji,

  L. 2013) bahwa “ TAI method uses four-six member mixed ability

  learning teams and certificate are awarded to high-performing teams

  ”. Artinya TAI menggunakan 4-6 anggota tim yang memiliki kemampuan belajar campuran dan nantinya akan diberikan sertifikat kepada tim yang berkinerja tinggi. Anggota dari setiap kelompok berbeda tingkat kecepatannya dalam menerima pelajaran dan memecahkan masalah.

  Model pembelajaran kooperatif tipe TAI menurut Daryanto dan Raharjo (2012: 246) mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Model pembelajaran tipe TAI dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas model pembelajaran tipe TAI adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok.

  b. Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Model pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki unsur- unsur yang dapat meningkatkan tanggung jawab dan prestasi belajar siswa. Unsur-unsur model pembelajaran kooperatif tipe TAI menurut Slavin (2009: 195-200) sebagai berikut:

  1) Tim Para siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe

  TAI dibagi ke dalam tim-tim yang beranggotakan 4 sampai dengan 5 orang siswa, sama seperti model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT. 2) Tes Penempatan

  Setiap siswa diberikan tes pra-program atau tes penempatan untuk menempatkan siswa pada tingkat yang sesuai dalam program individual berdasarkan kinerja siswa tersebut dalam tes ini.

  3) Materi-materi Kurikulum Tiap unit dalam materi-materi kurikulum mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari halaman panduan untuk memandu siswa selama proses pembelajaran, latihan kemampuan, tes formatif-dua set yang terdiri dari tes formatif A dan tes formatif B, serta tes unit sebagai evaluasi.

  4) Belajar Kelompok Setiap siswa mengerjakan unit-unit mereka dalam kelompok mereka masing-masing. Siswa yang lebih mengerti mengenai materi pembelajaran yang diajarkan bertanggung jawab untuk membantu siswa lainnya yang kurang mengerti materi tersebut. 5) Skor Tim dan Rekognisi Tim Tiap akhir minggu, guru menghitung jumlah skor tim.

  Skor ini didasarkan pada jumlah rata-rata unit yang bisa dicakupi oleh tiap anggota tim dan jumlah tes-tes unit yang berhasil diselesaikan dengan akurat. 6) Kelompok Pengajaran

  Setiap hari guru memberikan pengajaran kepada dua atau tiga kelompok kecil siswa yang terdiri dari siswa-siswa dari tim berbeda yang tingkat pencapaian kurikulumnya sama. 7) Tes Fakta

  Siswa diberikan lembar-lembar fakta untuk dipelajari secara individual untuk persiapan menghadapi tes-tes yang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran. 8) Unit Seluruh Kelas

  Pada akhir tiap tiga minggu, guru menghentikan program individual dan menghabiskan satu minggu mengajari seluruh kelas kemampuan semacam geometri, ukuran, serangkaian latihan, dan strategi penyelesaian masalah.

  c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TAI menurut Slavin (Daryanto dan Raharjo, 2012: 247) sebagai berikut:

  1) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk memperlajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru. Setiap siswa bertanggung jawab untuk mengetahui materi yang dipelajari secara individu.

  2) Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal. Skor awal digunakan oleh guru untuk membentuk kelompok pembelajaran yang terdiri dari siswa dengan skor awal tertinggi sampai terendah.

  3) Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender. 4) Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Setiap anggota dalam diskusi kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok. Setiap anggota kelompok dapat mengetahui mana anggotanya yang belum memahami materi pembelajaran.

  5) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan materi yang harus dipahami oleh siswa, dan memberikan penegasan berdasarkan pendapat-pendapat yang diberikan oleh siswa pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. 6) Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual. Kuis tersebut berguna untuk mengetahui kemampuan siswa setelah melalui proses pembelajaran. Guru dapat mengetahui manasiswa yang sudah paham mengenai materi pembelajaran dan mana siswa yang belum paham mengenai materi tesebut. 7) Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini). Kelompok dengan skor tertinggi diberikan gelar super team, kelompok dengan peringkat kedua diberi gelar great team dan kelompok dengan peringkat ketiga diberi gelar good team.

  d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

  1) Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

  a) Siswa yang lemah terbantu oleh teman dan guru untuk menyelesaikan masalahnya.

  b) Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya. c) Adanya tanggung jawab pada masing-masing siswa untuk mengerjakan kewajibannya menyelesaikan masalah d) Adanya tanggung jawab dalam kelompok dalam meyelesaikan permasalahannya.

  e) Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu. 2) Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI a) Tidak ada persaingan antar kelompok.

  b) Siswa yang lemah dimungkinkan menggantungkan tanggung jawab pada siswa yang pandai.

  3) Solusi a) Menggunakan skor untuk memacu persaingan kelompok.

  b) Setiap tes dilakukan secara individu, jadi setiap siswa harus menguasai materi pembelajaran.

  5. Media Pembelajaran

  a. Pengertian Media Pembelajaran Media merupakan alat bantu guru untuk mentransfer informasi dalam pembelajaran. Gagne (Sadiman, dkk, 2014: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

  Pengertian media menurut Briggs (Sadiman, dkk, 2014: 6) adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh- sontohnya. b. Kegunaan Media Pembelajaran Secara umum media memiliki berbagai kegunaan dalam proses pembelajaran. Kegunaan media menurut Sadiman (2014: 17) adalah sebagai berikut: 1) Memperjelas penyajian pesan agar lebih nyata.

  Guru memerlukan bantuan media pembelajaran agar dapat membantu menjelaskan materi yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh siswa agar penyajian materi lebih jelas dan lebih nyata dipahami oleh siswa.

  2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

  Guru perlu mengatasi keterbatasan ruang agar lebih meluas sesuai materi yang diajarkan, tidak terbatas pada ruang kelas saja. Keterbatasan waktu yang dimaksud adalah agar siswa dapat mempelajari materi pembelajaran yang sudah lampau dan disesuaikan dengan keadaan pada saat ini. Keterbatasan daya indra memiliki yang dimaksud adalah agar siswa dapat melihat dan merasakan materi yang tidak dapat dijangkau oleh indra penglihatan.

  3) Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.

  Media dapat menimbulkan kegairahan belajar yang memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungan sekitarnya serta kenyataan yang ada sehingga siswa dapat belajar sendiri-sendiri berdasarkan kemampuan yang dimiliki siswa tersebut dan minat yang diinginkan.

  4) Memberikan perangsang yang sama bagi siswa.

  Sifat yang unik pada setiap siswa ditambah dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurukulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru mengalami kesulitan bila semua harus diatasi sendiri. Media pembelajaran dapat memberikan perangsang bagi siswa sehingga dapat menyamakan pengalaman antar siswa dan menimbulkan persepsi yang sama serta dapat menyatukan berbagai pendapat.

  c. Fungsi Media Media merupakan salah satu komponen penting dalam membantu guru menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Media mempermudah guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Kemp & Dayton (Arsyad, 2007: 19) megemukakan bahwa media pembelajaran dapat memenuhu tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: 1) Memotivasi minat atau tindakan, 2) Menyajikan informasi, dan 3) Memberi instruksi.

  6. Media Pop Up Book

  a. Pengertian Buku Pop Up Pengertian Pop up book menurut Taylor dan Bluemel (Jurnal

  Penerapan Media Pop Up Book untuk Meningkatkkan Keterampilan Berbicara oleh Setyawan, Desta., dkk. 2014) mengungkapkan bahwa

  “mechanical, movable books, (that) unfold and raise from the page to our surprice and delight”. Pop up book terbuat dari bahan dasar

  kertas yang dibuat sedemikian rupa, sehingga membentuk efek yang menkjubkan yang dapat menyerupai benda aslinya. Pop up book dapat menarik perhatian siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa.

  b. Jenis-Jenis Buku Pop Up Buku Pop Up memiliki berbagai jenis yang sangat menarik.

  Simkin dan Temperley dalam (Jurnal Model Pop Up Book Keluarga untuk Mempercepat Kemampuan Membaca Anak Kelas Rendah Sekolah Dasar oleh Siregar, A dan Rahmah, E. 2015) mengemukakan bahwa jenis-jenis pop up book adalah sebagai berikut:

  1) Transformasi Jenis pop up book transformasi adalah pop up book yang menunjukkan perubahan bentuk serta gerakan objek secara vertikal yang ditunjukkan dengan menarik atau membuka halaman kertas ke samping sehingga slide bagian bawah dan bagian atas bergerak dan kontruksi objek berubah.

  2) Volvelle Jenis pop up book volvelle adalah pop up book yang terbuta dari kertas yang dibentuk cakram dengan bagian-bagian yang dapat diputar 360 derajat. 3) Pull tab

  Jenis pop up book pull tab adalah pop up book yang dapat menunjukkan perubahan bentuk serta gerakan objek dengan cara menarik salah satu bagian pada halaman kertas. 4) Buku Tunnel

  Buku Tunnel disebut juga buku terowongan adalah buku yang terdiri dari satu set halaman terikat dengan dua potong kertas yang terlipat di setiap sisi dan objek dilihat melalui lubang di penutupnya. Objek dalam buku dilihat dengan cara menarik penutup ke atas sehingga terbentuk terowongan buku yang menciptakan sebuah adegan dimensi di dalamnya.

  c. Kelebihan Buku Pop Up Media pop up book memiliki kelebihan memberikan pengalaman khusus pada pembeca, yang dimaksud pembaca adalah siswa. Pop up book melibatkan pembaca (siswa) dalam cerita tersebut seperti menggeser, membuka dan melipat bagian pop up

  

book . Pembaca (siswa) terlibat langsung dalam penggunaan pop up

book pada saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa

  menggunakan sendiri media tersebut dalam proses pembelajaran.

  Media pop up book memiliki kelebihan lain menurut Van Dyk (2011: 5) menyatakan

  “Adding movement contributes yet

another way readers and non readers to learn and enjoy. Hands-on

and kinetic, movable and pop-up books combine hands and eyes,

action and reaction, discovery and wonder”. Artinya pop up book

  dapat menjadikan pembaca atau bukan pembaca akan mudah untuk belajar dengan nyaman dan senang, karena pop up book merupakan buku yang menggabungkan gerak tangan untuk membuka atau memindahkan halaman, serta pop up book juga menggabungkan antara tangan dan mata, aksi dan reaksi serta penemuan dan rasa heran atau ingin tahu. Kekurangan dari pop up book adalah struktur kertas yang mudah robek mebuat pop up book menjadi tidak tahan lama. Pembuatan pop up book dengan menggunakan kertas dengan kualitas bagus serta penyimpanan yang dengan hati-hat agar lebih tahan lama sehingga dapat digunakan pada pembelajaran- pembelajaran berikutnya.

  Kegiatan yang menarik bagi siswa dapat memacu daya ingat. Siswa dapat termotivasi untuk belajar karena memberikan kesan dalam pembelajaran tersebut, sehingga siswa akan terus mengingat materi yang diajarkan menggunakan media pembelajaran pop up book yang menarik.

  7. Ilmu Pengetahuan IPA (IPA)

  a. Definisi IPA

  IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik. IPA sebagai kumpulan pengetahuan yang sistematik sejalan dengan pendapat Wahyana (Trianto, 2014: 136) bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Pendapat di atas menunjukkan bahwa IPA memiliki cakupan, yaitu alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati maupun tidak oleh panca indra.

  IPA pada hakikatnya dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah. IPA sebagai produk, proses dan sikap ilmiah didukung oleh pendapat Marsetio Donosepoetro (Trianto, 2014: 137) bahwa IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur. IPA dipandang sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru, sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau disiminasi pengetahuan, sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific method). b. Fungsi dan Tujuan IPA

  IPA memiliki fungsi dan tujuan secara khusus. Fungsi dan tujuan

  IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi (Trianto,2014:138) adalah sebagai berikut:

  1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; 2) Mengembangkan keterampian, sikap dan nilai ilmiah; 3) Mempersiapkan siswa menjadi warga yang mengerti sains dan teknologi; 4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat.

  8. Materi Struktur Bumi dan Matahari Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengambil sub materi pokok mengenai bahan penyusun lapisan bumi, peristiwa yang membuktikan bumi bulat, proses terbentuknya bumi, lapisan-lapisan bumi, jenis-jenis permukaan bumi di daratan dan di laut, lapisan-lapisan atmosfer, manfaat lapisan atmosfer, bahan penyusun lapisan matahari, lapisan-lapisan matahari dan manfaat matahari bagi kehidupan manusia.

  Adapun standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang akan dijadikan bahan penelitian seperti dalam tabel 2.2.

Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V Standar Kompetensi Indikator

  Kompetensi Dasar

  7. Memahami

  7.3. Mendeskripsikan

  8.3.1 Siswa menyebutkan perubahan struktur bumi. bahan penyusisn yang terjadi lapisan bumi. di dalam dan

  8.3.2 Siswa menjelaskan hubungannny peristiwa yang a dengan membuktikan bahwa penggunaan bumi itu bulat. SDA.

  8.3.3 Siswa menyebutkan lapisan-lapisan bumi.

  Standar Kompetensi Indikator Kompetensi Dasar

  8.3.4 Siswa memahami jenis- jenis permukaan bumi di daratan.

  8.3.5 Siswa memahami jenis- jenis permukaan bumi di laut.

  7.4.Mendeskripsikan

  7.4.1 Siswa memahami struktur matahari. lapisan atmosfer.

  7.4.2 Siswa menyebutkan lapisan atmosfer.

  7.4.3 Siswa menyebutkan bahan penyusun lapisan matahari.

  7.4.4 Siswa memahami lapisan-lapisan matahari.

  7.4.5 Siswa menyebutkan manfaat matahari bahi kehidupan.

  Sumber: Panduan KTSP

  a. Definisi Struktur Bumi Bumi berbentuk menyerupai bola yang memiliki diameter kurang lebih 13.000 km. Syuri dan Nurhasanah (2005: 172-173) mengemukakan bahwa bumi terbentuk kira-kira 4,5 milyar tahun yang lalu. Bumi diselubungi oleh lapisan udara yang disebut dengan atmosfer. Lapisan atmosfer melindungi bumi dari pecahan-pecahan benda langit yang terlepas dari orbitnya dan masuk ke permukaan bumi. Atmosfer juga berfungsi untuk melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang bisa berbahaya bagi kehidupan di bumi.

  Lapisan bumi paling luar disebut kerak bumi. Di bagian inilah makhluk hidup tumbuh dan berkembang biak. Kerak bumi merupakan bagian bumi yang paling dingin dan paling tipis. Gunung, lautan, sungai, dan daratan berada pada kerak bumi. Tebal kerak bumi hanya sekitar 33 km. Lapisan dibawah kerak bumi terdapat lapisan mantel (selubung). Mantel atau selubung terdiri dari dua lapisan. Lapisan dalam tebalnya sekitar 2.000 km dan lapisan luar sekitar 700 km, pada bagian ini berkumpul batuan cair berpijar yang disebut magma. Dapur tempat magma mengumpul mempunyai suhu yang sangat tinggi. Magma dapat keluar ke permukaan bumi pada saat terjadi letusan gunung berapi.

  Gunung berapi meletus diawali dengan keluarnya udara panas, gas beracun, dan awan debu yang menyelimuti puncak gunung. Kemudian, disusul dengan keluarnya magma. Magma yang keluar permukaan bumi disebut lahar (lava). Magma atau lahar yang keluar ke permukaan bumi tersebut akan mengeras menjadi batu karena perubahan suhu yang ada di permukaan bumi. Lahar yang awalnya panas bertemu dengan suhu dngin di puncak gunung mengakibatkan lahar mengeras.

  Lapisan lebih dalam lagi adalah inti luar dan inti dalam. Inti luar terdiri dari logam cair panas. Tebalnya diperkirakan 2.250 km.

  Sedangkan inti dalam berdiameter sekitar 2.600 km. Para ilmuwan meyakini bahwa inti dalam tersusun dari besi dan nikel padat.

  Temperaturnya lebih panas daripada air mendidih. Ketebalan inti luar kira-kira 2.000 km dengan suhu mencapai 2.200ºC. Inti dalam tersusun dari besi dan nikel padat. Ketebalan inti dalam yang seperti bola ini mencapai 2.740 km. Suhu inti dalam paling tinggi, yaitu mencapai 4.500ºC. b. Definisi Struktur Matahari Matahari merupakan benda dalam tata surya yang memancarkan cahaya. Matahari adalah sebuah bintang. Di antara bintang-bintang lain yang ada di alam semesta, matahari adalah bintang yang jaraknya paling dekat dengan bumi. Jarak matahari dengan bumi sekitar 150 juta km (jarak 150 juta km ini disebut 1 satuan astronomi). Matahari merupakan sebuah bola gas yang sangat besar, terdiri dari 94% atom hidrogen dan sekitar 5,9% atom helium. Sisanya adalah unsur-unsur karbon dan atom lainnya.

B. Penelitian Relevan

  Hasil penelitian yang relevan terkait dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan media pembelajaran buku pop up antara lain:

  1. Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Kamuran Tarim dan Fikri Akdeniz (2007) dengan judul “The effects of cooperative learning on Turkish

  elementary students’ mathematics achievement and attitude towards mathematics using TAI and STAD methods

  ” menunjukkan dari hasil uji berpasangan,TAI dapat lebih baik dari STAD dan metodetradisional dalam hal memperbaiki akademik. Ukuran efek yang dihitung adalah d=1.003 untuk TAI dan d=0.403 untuk STAD.

  2. Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Georgina Maria Tinungki (2015) dengan judul “The Role of Cooperative Learning Type Team Assisted

  Individualization to Improve the Students’ Mathematics Communication

  Ability in the Subject of Probability Theory

  ” menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematika memiliki korelasi yang signifikan dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI, karena di kelas menggunakan pembelajaran kooperatif, para siswa diharapkan saling membantu dalam mendiskusikan dan berdebat untuk mempertajam pengetahuan yang mereka miliki pada saat ini, dan untuk mengatasi kesenjangan dalam pemahaman antar siswa. Demikian, komunikasi matematika bisa dilakukan dengan baik.

  3. Jurnal penelitian yang dilakukan oleh M. Wahid Saifuddin (2013) dengan judul “Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

  Teams Assisted Individualization (TAI) pada Pokok Bahasan Relasi dan

  Fungsi Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa” menunjukkan bahwa berdasarkan rataan marginal pada siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran TAI adalah 18,29 sedangkan pada siswa yang diberi perlakuan model konvensional adalah 16,13.

C. Kerangka Pikir

  Penelitian ini didasarkan pada permasalahan yang muncul di kelas VA SD Negeri Pangebatan yaitu rendahnya prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan kurangnya rasa tanggung jawab siswa sebagai pelajar. Model dan media pembelajaran yang tepat untuk digunakan adalah model Team

  Assisted Individualization (TAI) dan media pop up book. Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) secara tidak langsung memberikan

  tanggung jawab kepada siswa untuk mengerti materi pembelajaran yang diberikan secara berkelompok dan mengerjakan tes-tes yang diberikan oleh guru untuk melatih kemampuan siswa (tes kemampuan, tes formatif A tes formatif B dan tes unit), sedangkan media pop up book dapat menggambarkan materi struktur bumi dan matahari agar lebih mudah dibayangkan dan dipelajari oleh siswa. Media pop up book juga dapat menarik perhatian siswa, sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi bermkana dan mudah diingat oleh siswa.

  Kurangnya rasa Guru masih

  Kondisi tanggung jawab menggunakan model

  Awal sehingga mempengaruhi pembelajajaran langsung prestasi belajar. dan media gambar.

  Guru menggunakan model TAI berbantu media pop up book. Tindakan Guru mengajarkan KD 7.3 mendeskripsikan struktur

  Siklus I bumi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipa TAI berbantu media pop up book untuk meningkatkan tanggung jawab dan prestasi belajar siswa kelas VA.

  Guru mengajarkan KD 7.4 mendeskripsikan struktur matahari dengan menggunakan model pembelajaran Siklus II kooperatif tipa TAI berbantu media pop up book untuk meningkatkan tanggung jawab dan prestasi belajar siswa kelas VA.

  Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantu Kondisi

  Refleksi media pop up book dapat Akhir meningkatkan tanggung jawab dan prestasi belajar siswa.

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

  1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantu media

  pop up book pada materi struktur bumi dan matahari kelas VA SD Negeri Pangebatan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab pada siswa.

  2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantu media pop

  up book pada materi struktur bumi dan matahari kelas V SD Negeri Pangebatan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.