KESALAHAN KALIMAT DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR HARIAN KEDAULATAN RAKYAT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

KESALAHAN KALIMAT DALAM BERITA UTAMA

SURAT KABAR HARIAN KEDAULATAN RAKYAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:

Elisabet Cinta Satriarini

  

031224026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

  

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

MOTO

  Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.

  Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.

  Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

  (1 Korintus, 10: 13) Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.

  (Evelyn Underhill)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

♥ Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menguatkan dan

menolongku serta memberi harapan dalam hidupku.

♥ Bapak (alm.) dan ibuku yang selalu kubanggakan, yang dengan penuh kasih

sayang selalu setia memberikan doa, dukungan, dan perhatian.

  

♥ Kakak-kakakku tercinta Agung Nugroho, S. T. dan Antonius Bagus Gunawan,

S. Pd. yang selalu memberikan semangat, dorongan, dan masukan.

  

♥ S. Yohan Banny Kristanto yang dengan kesabarannya telah memberikan banyak

cinta dan kasih sayang serta motivasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 11 Agustus 2009 Penulis

  Elisabet Cinta Satriarini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

  Satriarini, Elisabet Cinta. 2009. Kesalahan Kalimat dalam Berita Utama Surat Kabar

  Harian Kedaulatan Rakyat. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

  Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini meneliti kesalahan kalimat dalam berita utama surat kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi Desember 2007. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis kesalahan kalimat dan seberapa tinggi kesalahan kalimat yang terdapat dalam berita utama surat kabar harian Kedaulatan Rakyat.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Data dalam penelitian berupa kalimat-kalimat yang mengandung kesalahan. Peneliti menganalisis dengan mendeskripsikan kesalahan-kesalahan kalimat yang ditemukan itu untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesalahan kalimat yang terdapat dalam berita utama surat kabar harian Kedaulatan Rakyat sebanyak 303. Menurut peneliti jumlah kesalahan itu cukup tinggi. Kesalahan kalimat itu menurut banyaknya, yaitu (1) pilihan kata sebanyak 180, (2) pemborosan kata sebanyak 67, dan (3) kekurangan unsur kalimat sebanyak 56. Jadi, jenis kesalahan kalimat yang paling banyak adalah kesalahan pilihan kata yaitu sebanyak 180.

  Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar: (1) para jurnalis dan editor surat kabar harian Kedaulatan Rakyat lebih teliti dan cermat dalam menulis maupun menyunting naskah berita, serta dapat meningkatkan keterampilan dalam menerapkan kalimat yang benar, (2) para guru bahasa Indonesia hendaknya memberikan pembelajaran kalimat secara matang bagi para siswa agar terlatih dalam menyusun kalimat untuk penulisan berita, dan (3) peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis, diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini pada jenis kalimat yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

  Satriarini, Elisabet Cinta. 2009. Sentence Mistakes in Headline Kedaulatan Rakyat

  Daily Newspaper . Thesis. Yogyakarta: Study Program of Local and

  Indonesian Literature and Language Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University. This research is to explore sentences mistakes in headline of daily newspaper

  

Kedaulatan Rakyat on December 2007. The aim is to describe the types and levels of

sentence mistakes in the headline news Kedaulatan Rakyat.

  It is a qualitative research with a descriptive method. Data of the research are mistakes in sentences. The researcher analizer them by describing the sentences mistakes founded to answer the formulated questions.

  Findings show that the amount of sentence mistakes founded in the headlines newspaper of Kedaulatan Rakyat daily on December 2007 is estimateed to be 303. According to the research, a number of the mistakes is high. The mistakes from the most to the least, include: (1) diction: 180 mistakes, (2) ineffective word used: 67 mistakes, and (3) uncomplete sentence: 56 mistakes.

  Based on the research findings, it is suggested: (1) for all journalists and editors of daily newspaper Kedaulatan Rakyat to be more careful in writting and editting the news texts and to improve their ability in making true sentences, (2) for Indonesian literature teachers to give a strong base of how to make true sentences to their students in order that they will be well-trained in making true sentences for writting news, and (3) for all other researchers who are interested in the same research, it is hoped that they can improve another research in other types of sentences.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji dan syukur kepada Allah Bapa di surga atas segala rahmat, anugerah, dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, bimbingan, dukungan, dan perhatian dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1.

  Dr. Y. Karmin, M. Pd., selaku pembimbing I yang dengan sabar dan bijaksana telah membimbing, menuntun, dan memberi banyak masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  2. Drs. G. Sukadi, selaku pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan, serta petunjuk yang sangat bermanfaat bagi penulis.

  3. Drs. J. Prapta Diharja S.J., M. Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah periode 2004

  • –2009 yang telah memberikan izin penulisan topik skripsi ini.

  4. L. Rishe Purnama Dewi, S. Pd. dan para dosen lainnya di Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis menjalani studi.

  5. Bapak (alm.) dan ibuku yang dengan penuh kasih sayang selalu memberikan doa, dukungan, dan perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  6. Kakak-kakakku tercinta Agung Nugroho, S. T. dan Antonius Bagus Gunawan, S.

  Pd. serta Dwi Ari Sulistyowati, S. Pd. yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis untuk terus maju dan memberikan banyak masukan.

  7. Keluarga besar Martowiyono Ngudi Utomo, atas doa dan bantuannya.

  8. S. Yohan Banny Kristanto yang dengan kesabarannya telah memberikan banyak cinta dan kasih sayang serta motivasi kepada penulis.

  9. Bapak Ambrosius Bardi dan Ibu Y.F. Indartini yang telah memberikan doa, bantuan, dan semangatnya.

  10. Sahabatku Nuniyati, S. Pd., Anastasia Sulistiorini, L. Titin Tri W., S. Pd., Arum Kusuma Wardani, S. Pd., dan Emmanuel Kristha atas doa dan dukungannya.

  11. Frater Siprianus Sina, S. Pd., Frater Vigo Milandi, Suster Maria Marsiana Ndole, S. Pd., Irsasri S. Pd., dan keluarga Pak Iman yang telah membantuku.

  12. Teman-teman PBSID angkatan 2003 yang telah menjadi sahabat selama kuliah dan teman-teman kost Arimbi 5 yang telah mendukungku.

  13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan doa, bantuan, dan dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa pun yang berminat terhadap Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

  Yogyakarta, 11 Agustus 2009 Elisabet Cinta Satriarini

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii HALAMAN MOTO ................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi ABSTRAK ............................................................................................... vii ABSTRACT

   .............................................................................................. viii KATA PENGANTAR ............................................................................. ix DAFTAR ISI ........................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ....................................................................

  1

  1.1

  1 Latar Belakang ...................................................................

  1.2

  3 Rumusan Masalah ..............................................................

  1.3

  4 Tujuan Penelitian ...............................................................

  1.4

  4 Manfaat Penelitian .............................................................

  1.5

  5 Rumusan Variabel dan Batasan Istilah ...............................

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................

  8

  2.1

  8 Penelitian Terdahulu yang Relevan ....................................

  2.2

  8 Kajian Teori .......................................................................

  2.2.1

  9 Kalimat ....................................................................

  2.2.2

  10 Kesalahan Kalimat ...................................................

  2.2.3

  13 Kalimat Ragam Bahasa Jurnalistik ...........................

  2.2.4

  19 Prinsip Penyusunan Kalimat Jurnalistik ....................

  2.2.5

  28 Jenis Kesalahan Kalimat ...........................................

  2.2.6

  38 Berita Utama ............................................................

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................

  40

  3.1

  40 Jenis Penelitian ..................................................................

  3.2

  41 Sumber Data dan Data Penelitian .......................................

  3.3

  42 Instrumen Penelitian ..........................................................

  3.4

  42 Teknik Pengumpulan Data .................................................

  3.5

  43 Teknik Analisis Data ..........................................................

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................

  44

  4.1

  44 Deskripsi Data ...................................................................

  4.2

  46 Analisis Data .....................................................................

  4.2.1

  49 Kesalahan Pemborosan Kata ....................................

  4.2.2

  51 Kesalahan Pilihan Kata ............................................

  4.2.3

  62 Kesalahan Kekurangan Unsur Kalimat .....................

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4.3

  68 Hasil Analisis .....................................................................

  4.4

  74 Pembahasan Hasil Penelitian ..............................................

  BAB V PENUTUP ................................................................................

  79

  5.1

  79 Kesimpulan ........................................................................

  5.2

  79 Implikasi ............................................................................

  5.3

  81 Saran .................................................................................

  DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

  83 LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................

  85

  

DAFTAR TABEL

Halaman

  Tabel 1 : Contoh Kesalahan Kalimat dan Pembenarannya ........................

  13 Tabel 2 : Judul Berita Utama, Jumlah Kalimat, dan Jumlah Kesalahan .....

  45 Tabel 3 : Jumlah Kalimat dan Kesalahan ..................................................

  69 Tabel 4 : Jumlah Kesalahan Pemborosan Kata .........................................

  70 Tabel 5 : Jumlah Kesalahan Pilihan Kata ..................................................

  71 Tabel 6 : Jumlah Kesalahan Kekurangan Unsur Kalimat ..........................

  73 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

  Lampiran 1 : Kutipan Kesalahan Pemborosan Kata ..................................

  85 Kutipan Kesalahan Pilihan Kata ...........................................

  92 Kutipan Kesalahan Kekurangan Unsur Kalimat ................... 107 Lampiran 2 : Data Berita Utama ............................................................... 116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Bahasa jurnalistik yang disebut juga sebagai bahasa komunikasi massa merupakan salah satu bentuk bahasa yang digunakan oleh para wartawan. Bahasa jurnalistik itu berisi serangkaian kata yang disajikan secara singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Hal ini dimaksudkan agar isi yang disajikan dapat dinikmati dan dibaca oleh seluruh lapisan masyarakat. Meskipun demikian, bahasa jurnalistik harus didasarkan pada pola kalimat bahasa Indonesia yang baku dan sesuai dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan). Dengan demikian, bahasa yang tersaji dapat dengan mudah dipahami tanpa mengurangi isinya (Anwar, 2004).

  Keteraturan dan kelengkapan kalimat serta kecermatan ejaan dalam sebuah tulisan harus diperhatikan oleh penulis agar gagasan atau pikiran dapat diungkapkan dengan jelas. Kejelasan gagasan itu akan memudahkan pembaca memahaminya. Tekanan, nada, jeda, atau lagu yang memudahkan pemahaman ragam bahasa lisan tidak dapat dituliskan secara lengkap dalam ragam bahasa tulisan (Effendi, 1995: 10).

  Oleh karena itu, dalam memahami sebuah tulisan, pembaca bertumpu pada keteraturan dan kelengkapan kalimat serta kecermatan ejaannya.

  Salah satu tugas seorang jurnalis yang terpokok dan paling mendasar ialah menyusun kalimat-kalimat jurnalistik dan kemudian menyajikannya secara baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ciri enak dibaca dan terus mengalir, bersifat lugas dan tegas, padat dan tidak berbelit, tepat, cermat, dan akurat sehingga pembaca mudah menangkap makna dan memahami maksudnya (Rahardi, 2006: 5). Akan tetapi, dapat tersusunnya kalimat jurnalistik yang berkualitas itu bukan merupakan proses yang mudah dan sederhana.

  Berdasarkan aspek kebahasaan, menurut Setiati (2005: 91), wartawan atau penulis sering melakukan kesalahan dalam penulisan berita. Kesalahan ini antara lain disebabkan oleh minimnya penguasaan kosakata dan pengetahuan kebahasaan sehingga dalam menulis berita, mereka kurang memperhatikan gramatikal bahasa yang benar. Penyebab kesalahan dalam penulisan berita juga bisa disebabkan oleh tidak adanya redaktur bahasa dalam surat kabar sehingga banyak naskah yang tidak dikoreksi sebelum diterbitkan.

  Menurut Badudu (1995: 6), kesalahan bahasa dalam surat kabar timbul karena kurangnya kepedulian penulis dalam menyusun kalimat dengan baik. Jika penulis mau berhati-hati, kesalahan pasti dapat dihindari karena bahasa tulis masih selalu dapat diperiksa kembali sesudah ditulis. Jadi, sebelum tulisan dicetak menjadi berita yang nanti akan dibaca oleh sekian banyak pembaca, kesalahan yang dibuat oleh penulis sudah diperbaiki. Pembaca tentu tidak mau membaca kalimat-kalimat yang banyak kesalahannya dan tidak jelas sehingga selalu harus mengulang lagi membaca kalimat itu. Dalam hal ini, wartawan atau penulis seharusnya menjadi contoh yang baik bagi pembaca.

  Surat kabar merupakan media untuk menyampaikan informasi secara tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  penggunaan kalimatnya yang baku dan sesuai dengan kaidah tata bahasa yang resmi. Namun, pada kenyataannya dalam surat kabar masih sering ditemukan kesalahan kalimat. Sebagai media informasi, bahasa Indonesia seharusnya dapat diterapkan dengan baik dan benar karena pembaca memiliki kecenderungan untuk meniru. Bahasa dalam surat kabar juga akan menentukan kualitas dari surat kabar itu sendiri. Oleh sebab itu, bagi para jurnalis atau wartawan perlu mempertahankan prinsip- prinsip penyusunan kalimat jurnalistik sesuai kaidah yang baku dalam menulis berita agar tulisannya berkualitas dan dapat dipercaya.

  Bertolak dari latar balakang di atas, peneliti melakukan penelitian tentang kesalahan kalimat dalam berita utama surat kabar harian Kedaulatan Rakyat, khususnya selama edisi Desember 2007. Edisi itu dipilih dengan alasan Desember adalah bulan akhir tahun 2007 yang mempunyai keberagaman isi berita, yaitu bulan menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2008.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah itu, peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut.

  1. Apa jenis kesalahan kalimat yang paling banyak terdapat dalam berita utama surat kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi Desember 2007?

2. Seberapa tinggi kesalahan kalimat dalam berita utama surat kabar harian

  Kedaulatan Rakyat edisi Desember 2007?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.3 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.

  1. Mendeskripsikan jenis kesalahan kalimat yang paling banyak terdapat dalam berita utama surat kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi Desember 2007.

2. Mendeskripsikan seberapa tinggi kesalahan kalimat dalam berita utama surat kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi Desember 2007.

1.4 Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama: 1.

  Bagi Para Jurnalis dan Editor Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada para jurnalis dan editor mengenai jenis-jenis kesalahan kalimat yang terdapat dalam berita utama sehingga dapat diupayakan untuk tidak melakukan kesalahan yang sama ketika menulis berita.

2. Bagi Pembaca

  Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang prinsip penyusunan kalimat jurnalistik untuk keperluan menulis berita, bahwa keterampilan menulis saja tidak cukup tetapi juga harus mampu menerapkan pola kalimat sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia yang baku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Bagi Guru Bahasa Indonesia Penelitian ini dapat memberikan pandangan bagi guru dan mahasiswa PBSID sebagai calon guru untuk bahan pembelajaran dalam hal penyusunan kalimat, khususnya kalimat jurnalistik yang ditujukan kepada siswa-siswi. Penelitian ini juga dapat dipakai sebagai acuan dalam pembuatan majalah sekolah.

  4. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat memberikan masukan atau acuan bagi peneliti selanjutnya berupa bahan referensi penelitian yang relevan.

1.5 Rumusan Variabel dan Batasan Istilah

  Variabel yang diteliti adalah kesalahan kalimat dalam berita utama surat kabar harian Kedaulatan Rakyat. Istilah-istilah yang perlu dibatasi pengertiannya dalam penelitian ini adalah kesalahan, kalimat, kesalahan kalimat, kalimat jurnalistik, berita, dan berita utama.

1. Kesalahan

  Kesalahan adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tidak betul, tidak menurut norma, tidak menurut aturan yang ditentukan (Hastuti, 1989: 75).

  Kesalahan menimbulkan salah persepsi atau anggapan yang keliru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Kalimat juga merupakan satuan dasar wacana (Moeliono dkk, 2003: 311).

  3. Kesalahan Kalimat Kesalahan kalimat adalah penggunaan kalimat (tertulis) yang tidak benar karena penyusunannya tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa. Menurut Arifin (1987: 4), penerapan kaidah tata bahasa yang benar dapat dilihat dari pembentukan kata dan pembentukan kalimatnya.

  4. Kalimat Jurnalistik Jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya (Sumadiria, 2005: 3). Adapun pengertian kalimat jurnalistik adalah kesatuan paling kecil yang mempunyai makna atau pesan dalam penyampaian berita (Dewabrata, 2006: 22).

  5. Berita Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on line internet (Sumadiria, 2005: 65).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Berita Utama

  Berita utama adalah informasi atau berita yang dianggap terpenting dari seluruh informasi yang disajikan oleh sebuah koran. Berita utama juga dianggap sebagai berita yang paling aktual pada hari terbit (Mallarangeng, 1992: 14). Berita utama ditempatkan pada halaman paling depan surat kabar dengan ukuran tulisan judul berita yang paling besar.

1.6 Sistematika Penyajian

  Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, rumusan variabel dan batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II Landasan Teori, menguraikan tentang penelitian terdahulu yang relevan dan kajian teori. Bab

  III Metodologi Penelitian, berisi tentang jenis penelitian, sumber data dan data penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

  Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, menguraikan tentang deskripsi data, analisis data, hasil analisis, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup, menguraikan tentang kesimpulan, implikasi, dan saran dari penelitian. Uraian selanjutnya adalah daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI

  2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

  Ada satu penelitian terdahulu yang dapat menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan peneliti masih relevan untuk dilaksanakan. Penelitian itu dilakukan oleh Maria Rini Wahyuni (2000) dengan judul Penyimpangan Pengembangan Paragraf

  

dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Tahun 1997. Dari penelitian itu

  ditemukan dua jenis penyimpangan pengembangan paragraf dalam tajuk rencana

  

Kompas . Pertama, gagasan pokok pada satu paragraf dilanjutkan pada paragraf

  berikutnya. Kedua, adanya penggunaan kata penghubung yang tidak tepat dalam pengembangan paragraf. Dari hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa pengembangan paragraf dalam tajuk rencana Kompas 1997 belum sesuai dengan syarat pengembangan paragraf.

  Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang terdahulu, yaitu dalam hal objek kajiannya. Penelitian ini mengkaji kesalahan penyusunan kalimat dalam berita utama surat kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi Desember 2007.

  2.2 Kajian Teori

  Bagian ini akan membahas kalimat, kesalahan kalimat, kalimat ragam bahasa jurnalistik, prinsip penyusunan kalimat jurnalistik, jenis kesalahan kalimat, dan berita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2.1 Kalimat

  Pengertian kalimat didefinisikan oleh beberapa ahli. Menurut Keraf (1991: 185), kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap.

  Kridalaksana (1993: 92) mengemukakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa. Ramlan (2001: 23) berpendapat bahwa kalimat ialah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik. Dalam KBBI (2003: 494), kalimat adalah n 1 kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; 2 perkataan; 3 Ling satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual atau pun potensial terdiri atas klausa.

  Adapun menurut Moeliono, dkk. (2003: 311), kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.

  Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, ada jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru. Dalam kalimat disertakan juga tanda baca seperti koma, titik dua, tanda pisah, dan spasi.

  Menurut Moeliono, dkk. (2003), kalimat juga merupakan satuan dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  letaknya berurutan dan berdasarkan kaidah kewacanaan. Dengan demikian, setiap tuturan berupa kata atau untaian kata yang memiliki ciri-ciri tersebut pada suatu wacana atau teks, berstatus kalimat.

2.2.2 Kesalahan Kalimat

  Sebutan untuk „kesalahan‟ lebih diartikan sebagai „gelincir‟, yaitu suatu tindakan yang kurang disertai sikap berhati-hati. Hal ini biasanya disebabkan oleh sifat terburu-buru ingin sampai pada tujuan. Kesalahan adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tidak betul, tidak menurut norma, dan tidak menurut aturan yang ditentukan. Jika kesalahan ini dihubungkan dengan penggunaan kata atau kalimat, ia tidak tahu kata atau kalimat yang tepat dan yang seharusnya dipakai (Hastuti, 1989: 74). Selain itu, Hastuti juga membandingkan pengertian kesalahan dengan penyimpangan, pelanggaran, dan kekhilafan atau kekeliruan.

  Penyimpangan dapat diartikan menyimpang dari norma yang telah ditetapkan.

  Seseorang menyimpang karena tidak mau, enggan, malas mengikuti norma yang ada. Ia tahu benar bahwa ada norma, tetapi dengan acuh tak acuh mencari norma lain yang dianggap lebih sesuai dengan konsepnya. Kemungkinan lain disebabkan oleh keinginan yang kuat yang tidak dapat dihindari karena suatu hal.

  Pelanggaran memberi kesan negatif karena pemakai bahasa dengan penuh

  kesadaran tidak mau menurut norma yang telah ditentukan, sekalipun seseorang itu yakin bahwa yang dilakukannya akan berakibat tidak baik. Sikap ini dapat disebut juga sikap yang tidak disiplin, tidak tertib.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Kekhilafan adalah proses psikologis. Dalam hal ini, seseorang khilaf

  menerapkan teori atau norma bahasa yang ada pada dirinya. Khilaf mengakibatkan sikap keliru pakai, semata-mata tidak salah, tetapi juga tidak tepat. Kekhilafan bisa diartikan kekeliruan karena salah ucap atau salah susun karena kurang cermat.

  Menurut Tarigan dan Djago Tarigan (1988: 175

  • – 176), kesalahan adalah penyimpangan dalam pemakaian bahasa yang disebabkan oleh faktor kompetensi, terjadi secara sistematis dan berlangsung lama. Berkaitan dengan penyimpangan berbahasa, H.G. Brown (1987: 170 via Nurgiyantoro, 2001: 191
  • – 192) membedakannya dengan dua istilah, yaitu kesalahan (errors) dan kekeliruan (mistakes).

  Kesalahan berbahasa berhubungan dengan kemampuan (competence), sedangkan kekeliruan lebih berkaitan dengan masalah penampilan (performance).

  Kekeliruan merupakan penyimpangan dalam memakai bahasa karena salah ucap atau salah tulis yang disebabkan oleh faktor-faktor, seperti: kelelahan, emosi, dan kerja acak-acakan. Kekeliruan bersifat insidental dan tidak sistematis. Contoh kekeliruan:

  

Untuk perunggu, total koleksi 228 buah terdiri 85 arca perunggu dan 143 koleksi

barangt-barang lain terbuat dari perunggu (BU 13/k. 10).

  Penulisan kata ulang barangt-barang pada kalimat di atas adalah keliru. Huruf t seharusnya dihilangkan sehingga penulisannya menjadi barang-barang. Hal ini terjadi karena penulis kurang cermat sehingga menimbulkan kekeliruan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Contoh kesalahan:

  

Namun, awal November lalu dipindah ke kediaman Hashim di Kemang untuk

dibersihkan (BU 4/k. 31).

  Penyusunan kalimat di atas salah karena tidak terdapat unsur subjek. Kalimat yang baku minimal harus mengandung unsur subjek dan predikat agar kalimat itu tidak rancu. Susunan kalimat yang benar adalah sebagai berikut.

  

Namun, awal November lalu lima arca itu dipindah ke kediaman Hashim di Kemang

untuk dibersihkan.

  Dalam penelitian ini, istilah kesalahan dan kekeliruan tidak dibedakan karena penyimpangan berbahasa yang bersifat konsisten maupun tidak konsisten dalam suatu tulisan formal dapat dianggap sebagai kesalahan dan bukan kekeliruan. Hal ini diasumsikan bahwa para jurnalis sudah mengetahui tentang kalimat ragam bahasa jurnalistik yang sesuai dengan kaidah tata bahasa.

  Kesalahan kalimat berarti penggunaan kalimat (tertulis) yang tidak benar karena penyusunannya tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa. Menurut Arifin (1987: 4), penerapan kaidah tata bahasa yang benar dapat dilihat dari pembentukan kata dan pembentukan kalimatnya.

  Kesalahan pembentukan kalimat dapat berupa kalimat yang tidak bersubjek, kalimat yang tidak berpredikat, dan kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berpredikat atau disebut juga kalimat buntung. Kesalahan pembentukan kalimat yang lain di antaranya adalah kalimat yang memiliki subjek ganda, penggunaan kata-kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  atau dialek, predikat-objek yang tersisipi, kalimat yang tidak logis, bentuk resiprokal yang salah, pengaruh bahasa asing, dan penggunaan kata asing (Arifin, 1987).

  Menurut Sugono (2009: 201), kesalahan dalam berbahasa itu mencakup tiga masalah kalimat, yaitu (1) kesalahan kalimat sebagai akibat ketaksaan atau kerancuan, (2) kesalahan kalimat sebagai akibat kesalahan diksi, dan (3) kesalahan kalimat sebagai akibat kesalahan ejaan. Berikut ini tabel contoh kalimat yang mengandung kesalahan.

  Tabel 1 Contoh Kesalahan Kalimat dan Pembenarannya No. Salah Benar

  1. Untuk memberantas hama tikus

  menggunakan alat penangkap atau bubuk racun.

  Untuk memberantas hama tikus digunakan alat penangkap atau bubuk

  racun.

  2. Di antara masalah Nasional yang penting itu mencantumkan masalah susastra sebagai masalah utama.

  Di antara masalah Nasional yang penting itu tercantum masalah susastra sebagai masalah utama

  3. Beberapa pembesar-pembesar Uni Soviet ingin berkunjung ke Indonesia.

  Pembesar-pembesar Uni Soviet ingin berkunjung ke Indonesia. Beberapa pembesar Uni Soviet ingin berkunjung ke Indonesia.

2.2.3 Kalimat Ragam Bahasa Jurnalistik

  Ragam bahasa jurnalistik digunakan untuk mengungkapkan hal-hal yang dialami, diketahui, dan dipikirkan oleh sebagian besar orang. Hal-hal itu berupa fakta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  (berita), pendapat (opini), dan pemberitahuan, dengan menggunakan unsur bahasa yang seefektif mungkin karena keterbatasan ruang dan waktu (Soewandi dalam Markiswo dan Supratiknya, 1996: 345 –346).

  Ragam bahasa jurnalistik memiliki ciri-ciri linguistis. Ciri-ciri linguistis itu ada pada tataran penulisan dan pengucapan, tataran kosakata dan morfologi, tataran sintaktis, dan tataran wacana (Soewandi dalam Markiswo dan Supratiknya, 1996: 348).

  Pada tataran penulisan dan pengucapan, ragam bahasa jurnalistik sangat ketat terhadap kaidah atau aturan yang berlaku, meskipun kesalahan masih sering terjadi.

  Namun, kesalahan itu semata-mata karena kelemahan penulis atau pembawa berita yang tidak disengaja. Jika terjadinya karena faktor kesengajaan mungkin memang ada alasan-alasan tertentu yang mendasarinya.

  Pada tataran kosakata dan morfologi, kosakata dibedakan menjadi dua, yaitu kosakata penuh dan kosakata fungsional. Kata penuh terdiri atas nomina, pronomina, ajektiva, verba, adverbia, numeralia, artikel, dan interjeksi, sedangkan kata fungsi atau fungsional terdiri atas preposisi dan konjungsi. Morfologi adalah ilmu bentukan kata yang mencakup bentukan kata dengan imbuhan, pengulangan, dan penggabungan.

  Pada tataran sintaktis, ada ciri sintaktis ragam bahasa jurnalistik. Ciri itu terutama berkaitan dengan kelengkapan fungsi (jabatan kalimat), pengurutan (tempat) fungsi-fungsi kalimat, jenis kalimat, dan penggunaan kata fungsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pada tataran wacana, sebuah wacana terdiri dari beberapa kalimat yang sambung-menyambung secara linguistis (kohesif) dan secara semantis (koheren).

  Pada umumnya, wacana jurnalistik menghemat unsur-unsur linguistis (kata, tanda baca, fungsi kata atau frasa, kalimat, terlebih wacana berita, tajuk rencana, dan artikel atau opini). Wacana berita memiliki ciri khas yang berbeda. Bentuk wacana berita berupa kerucut terbalik; yang paling penting (inti pokok) ada di bagian atas (teras berita) dan yang paling tidak penting ada di bagian bawah.

  Mengacu pada kalimat ragam bahasa jurnalistik, Margantoro (2001: 78) menyatakan bahwa pada hakikatnya bahasa Indonesia jurnalistik sama dengan bahasa Indonesia pada umumnya. Perbedaannya, pengembangan bahasa pers lebih mengarah pada publisistik yang mudah dimengerti untuk umum. Menurutnya, menyusun kalimat jurnalistik tidak cukup hanya berdasarkan bahasa yang baik dan benar. Penguasaan tata bahasa dan alat-alat perangkat bahasa hanyalah dasar bagi calon penulis untuk mengembangkan kemampuannya menyusun kalimat jurnalistik.

  Istilah kalimat jurnalistik menurut Rahardi (2006: 15) mengarah pada bahasa ragam jurnalistik atau bahasa pers, yaitu bahasa yang dipakai untuk menyampaikan fakta, laporan, berita, tulisan yang baru saja terjadi. Menurut Setiati (2005: 87), bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh wartawan dalam menulis berita dan memiliki sifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana, lugas, menarik, lancar, dan jelas.

  Adapun menurut Dewabrata (2006: 22), kalimat jurnalistik adalah kesatuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pengertian ini dapat diartikan juga sebagai kalimat yang cocok untuk menyusun berita yang sebaiknya ditulis pendek, padat, dan populer, serta mudah dipahami dalam waktu singkat. Kalimat jurnalistik juga harus mengandung unsur berita siapa, apa, mengapa, di mana, kapan, dan bagaimana yang disusun teratur agar menjadi sebuah berita yang menarik dan jernih.

  Sebuah kalimat biasa pada umumnya menekankan unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan (SPOK). Namun, menurut Dewabrata (2006), kalimat jurnalistik lebih fleksibel, tidak terlalu mengikuti aturan SPOK ataupun unsur DM (diterangkan menerangkan). Dalam kalimat jurnalistik, kata keterangan (tempat maupun waktu) tidak harus diletakkan paling belakang dari sebuah kalimat sesuai patokan dalam aturan tata bahasa. Kata keterangan waktu dapat saja diletakkan di tengah, di tempat yang paling dekat dengan kata yang dijelaskan „kapan terjadinya‟.

  Demikian juga dengan kata keterangan tempat, dapat diletakkan di mana saja tergantung pokok kata yang harus dijelaskan „di mana terjadinya‟.

  Perbedaannya dapat dijelaskan seperti dalam contoh berikut ini. (1) “Saya tidur di hotel tadi malam,” (sesuai dengan rumusan SPOK). Pernyataan itu dapat diganti menjadi: (1a)

  “Tadi malam saya tidur di hotel”. Tetapi, akan lebih bagus jika kata keterangannya dekat dengan predikat: (1b) “Saya tadi

  malam tidur di hotel

  ”. Alasannya, kata tadi malam itu menjelaskan kata tidur, sedangkan kata di hotel letaknya sudah tepat karena menjelaskan kata tidur juga.

  Kalimat yang tersusun sesuai dengan rumus SPO jarang menimbulkan rancu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  terkadang justru menimbulkan kerancuan. Misalnya, berita yang ada dalam kalimat berikut ini.

  (2) “Drs. Columbiformes, manajer perusahaan penangkaran burung PT Geopelia

  Striata, mengkonfirmasi bahwa sebagian perkutut bakalan (piyik) yang dipesan oleh kelompok pecinta perkutut Filipina sudah dikirimkan menggunakan jasa EMKL Baito Express International akhir bulan yang lalu, di kantornya di bilangan Klewer, Solo, kemarin.

  ” Dilihat dari susunan tata bahasanya, kalimat di atas sudah sah karena tersusun dari pokok atau subjek (Drs. Columbiformes, manajer perusahaan penangkaran

  

burung PT Geopelia Striata ), diikuti predikat (mengkonfirmasi). Selanjutnya adalah

  objek yang dikonfirmasi (sebagian perkutut bakalan (piyik) yang dipesan oleh

  

kelompok pecinta perkutut Filipina sudah dikirimkan menggunakan jasa EMKL Baito

Express International akhir bulan yang lalu ), kemudian kata keterangan tempat (di

kantornya di bilangan Klewer, Solo ), dan diakhiri keterangan waktu (kemarin).

  Susunan kalimat itu sama dengan kalimat sederhana ini: “Saya makan nasi

  goreng telor di restoran Mangano kemarin

  ”. Kata saya sebagai pokok atau subjek,

  

makan sebagai predikat, nasi goreng telor sebagai objek, di restoran Mangano

  sebagai keterangan tempat, dan kemarin sebagai keterangan waktu. Tetapi, dalam hal penjelasan kalimat penangkar burung itu, predikat “mengkonfirmasi” mempunyai objek (dan keterangan objek) yang cukup panjang (tidak sependek nasi goreng telor) sehingga keterangan tempat dan keterangan waktu untuk kalimat induknya terpaksa berada jauh di belakang. Letak keterangan tempat dan keterangan waktu yang terlalu jauh dari subjek dan predikatnya akan menimbulkan kerancuan, seakan-akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  frasa “di kantornya di bilangan Klewer, Solo, kemarin” adalah keterangan tempat dan keterangan waktu untuk menerangkan di mana dan kapan Drs. Columbiformes menyampaikan informasi kepada wartawan.

  Agar kalimat berita mengenai penangkar burung tersebut dapat lebih mudah dipahami, susunannya dapat diubah sebagai berikut.

  (2a) “Kemarin di kantornya Bilangan Klewer, Solo, Drs. Columbiformes, manajer

  perusahaan penangkaran burung PT Geopelia Striata, mengkonfirmasi bahwa sebagian perkutut bakalan (piyik) yang dipesan oleh kelompok pecinta perkutut Filipina sudah dikirimkan menggunakan jasa EMKL Baito Express International akhir bulan yang lalu.

  ” Keterangan tempat dan keterangan waktu dapat juga diletakkan di tengah kalimat sehingga susunannya akan menjadi seperti berikut ini.

  (2b) “Drs. Columbiformes, manajer perusahaan penangkaran burung PT Geopelia

  Striata, kemarin di kantornya Bilangan Klewer, Solo, mengkonfirmasi bahwa sebagian perkutut bakalan (piyik) yang dipesan oleh kelompok pecinta perkutut Filipina sudah dikirimkan menggunakan jasa EMKL Baito Express International akhir bulan yang lalu.

  ” Dalam sebuah kalimat juga dikenal hukum DM (diterangkan dan menerangkan) yang letaknya harus diatur dengan cermat. Namun, dalam kalimat jurnalistik, rumusannya tidak harus DM tetapi yang lebih penting bagaimana sebaiknya meletakkan kata, frasa, dan klausa agar efektif memperjelas pesan yang disampaikan.

  Penjelasannya dapat dicermati dalam contoh berikut ini (Kompas, 11 April 2004 halaman 21, berjudul “Lidya Kandou dari Komedi ke Komedi”). Alinea pertama berita itu adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  (3) “Dua puluh lima tahun, pasti bukan waktu yang sedikit untuk urusan karier itu