Hubungan antara dukungan sosial suami terhadap tingkat kecemasan istri dalam menghadapi masa menopause - USD Repository
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL SUAMI TERHADAP
TINGKAT KECEMASAN ISTRI DALAM MENGHADAPI
MASA MENOPAUSE
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Alice M S Takdare
019114175
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
M O T T O
“Kesabaran itu berbuah baik dan baik itu indah pada waktunya ”
Halaman Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan untuk Bapak dan Ibu Takdare
tersayang, keluarga dan seluruh insan yang dengan tulus dan
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL SUAMI TERHADAP
TINGKAT KECEMASAN ISTRI DALAM MENGHADAPI
MASA MENOPAUSE
Alice MS. Takdare
019114175
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungansuami dengan kecemasan menghadapi menopause pada wanita. Penelitian ini
mengajukan hipotesis sebagai berikut, ada hubungan yang negatif antara
dukungan suami dengan kecemasan menghadapi menopause, semakin tinggi
dukungan yang diberikan suami maka akan rendah tingkat kecemasan dalam
menghadapi menopause dan sebaliknya.Subyek penelitian ini adalah 80 wanita yang berdomisili di kawasan
Perumnas Condongcatur, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan
metode skala. Dukungan sosial suami diungkap melalui skala dukungan sosial
yang disusun berdasarkan aspek-aspek dukungan sosial yang dikemukakan oleh
House (Cohen & Syme, 1985), yaitu aspek emosional, aspek penghargaan, aspek
informatif dan aspek instrumental yang diterima dari suami. Kecemasan
menghadapi menopause dalam penelitian diukur menggunakan Skala Kecemasan
Menghadapi Menopause berdasarkan aspek-aspek kecemasan yang dikemukakan
oleh Martaniah (1984) yang meliputi aspek kognitif, somatik, emosi dan perilaku.
Uji kesahihan butir pada skala dukungan suami terdiri dari 32 aitem valid dengan
reliabilitas sebesar = 0,957, sedangkan uji kesahihan butir skala kecemasan
menghadapi menopause dari 48 item ada 5 item gugur dengan koefisien
reliabilitas sebesar = 0,972.Untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami dan kecemasan
menghadapi menopause digunakan metode analisis dengan teknik product
moment menunjukkan korelasi negatif antara dukungan suami dengan kecemasan
menghadapi menopause, dengan r = -0,654, p<0,01. Semakin tinggi dukungan
sosial yang diterima dari suami maka semakin rendah tingkat kecemasan dalam
menghadapi menopause yang dirasakan dan semakin rendah dukungan sosial
yang diterima dari suami maka semakin tinggi tingkat kecemasan dalam
menghadapi menopause yang dirasakan.Kata Kunci: Kecemasan menghadapi menopause; dukungan suami
THE RELATION BETWEEN HUSBANDS SOCIAL SUPPORT
TO WIFE’S LEVEL OF ANXIETY ENCOUNTER OF THE MENOPAUSE
Alice MS. Takdare
019114175
ABSTRACT
The objective of this research was to know the relation between husbandssocial support to wife’s level of anxiety encounter of the menopause. The
hypothesize proposed in this reserach was, there a negative corelation between
husbands social support and anxiety dealing menopause period on women. The
higher social support given by husband, the lower anxiety experienced by woman
during menopause period, vice versa.Subjects of this research was 80 women lived in Perumnas Condongcatur
area, Condongcatur Village, Depok Subvillage, Slamen District, DIY Province.
Data was collected by scale method. Husband social support was measured by
Husband social support scale using social support facets from House (Cohen &
Syme, 1985), which were emotional facet, affirmation facet, informatif facet and
instrument facet given by husband. Anxiety dealing with menopause period in this
research measured by anxiety dealing with menopause scale using anxiety
symptoms from Martaniah (1984) which were cognitif aspect, somatic aspect,
emotional aspect and behavioral aspect. Validation test on husband social support
scale consist of 32 aitems were valid with reliability score = 0,957, and
validation test on anxiety dealing with menopause scale consist of 43 aitems valid
with reliability score = 0,972. To know the relation between husbands social support and anxiety dealing
menopause period on women, data was analyzed using corelation method with
product moment technique by Pearson. The result showed a significant corelation
between husbands social support and anxiety dealing menopause period on
women, with r = -0,654, p<0,01. The higher social support given by husband, the
lower anxiety experienced by woman during menopause period and vice versa.Keywords: Anxiety dealing with menopause period; husband social support
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus Kriestus atas
berkat dan karuniaNya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan
judul “Hubungan Antara Dukungan Sosial Suami Terhadap Tingkat Kecemasan
Istri Dalam Menghadapi Masa Menopause”.Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dorongan
dari semua pihak, maka dalam hal ini penulis mengucapkan terima kasih sedalam-
dalamnya kepada : 1. Ibu Sylvia Carolina MYM, S.Psi., M.Si , selaku Dosen Pembimbing.Terima Kasih atas waktu, dukungan, serta pengarahan yang diberikan pada saya.
2. Ibu Agnes Indar E,. S.Psi., Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II, yang dengan penuh kesabaran senantiasa meluangkan waktu untuk menuntun dan membimbing untuk mencapai hasil yang maksimal. Terima kasih atas bimbingan dan dukungannya, Bu.
3. Bapak Y. Heri Widodo, M.Psi., selaku Dosen Pembimbing III, yang dengan penuh kesabaran meluangkan waktu untuk menuntun dan mengajarkan saya untuk mencapai hasil yang maksimal. Terima kasih atas bimbingan dan dukungannya.
5. Papa dan mama tersayang. Terima kasih atas doa dan ketulusannya.
6. Kak Nona, Kak Denny, Ethan, Bang Andre, Mba Hani, Kak Apin,
terimaksih atas doa dan dukungan kalian.
7. Andre Fabian, terimakasih atas doa, dukungan, waktu dan
pengertiannya selama ini.8. AB 3851 EF “Ijoku “ Tanpamu aku tidak bisa apa-apa...
9. Rosyana Putri “Utied”, banyak-banyak terimakasih buat kau...
Pokoknya udah ga bisa keucap dengan kata-kata...
10. Oniek ma Lani (walopun udah ga dijogja), Ebonz, Bagus, Dali, Gatot,
Ria (Adek), Deden, Dika, semua keluarga besar GAYAM... Tempat berbagi suka dan duka terutama “atap” aku akan selalu merindukan kalian semua...
11. Teman-teman seperjuanganku, Dion, Dessy, Vemby, Jelly, Silva, Seto,
Anas, Yus, Mira, Rini, Roma, Justinus, Ory, Angga, Rini, Psikolgiangkatan 2001, semangat-menyemangati kita selama ini ga sia-sia.
12. GARUDA 157B (Mba Helen, Sri, Icha, Dian, Bha, Nisa, Lina, Corry,
Anie, Krista, Kriman, Pak Marjono, Mobie, Bapak Soto, Kamar 11- ku). Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, suka dan dukaku, ini memang tempat yang menyenangkan, miss u guys..13. Mba fety dan Wawan, kalian memang pahlawanku..
14. Bayu, Nanda, Mando, Robert “Shiro”, Vero, temen-temen KKN 2006
15. Teman-teman yang bisa aku sebutin satu per satu, terimakasih atas
Penulis berharap, semoga karya yang masih jauh dari sempurna ini dapat bemanfaat dan memberi masukan untuk pihak-pihak yang memerlukan.
Yogyakarta, Oktober 2009 Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI PENELITI ....................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................
BAB I PENGANTAR ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1B. Rumusan Permasalahan .................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis ......................................................................................... 8
2. Manfaat Praktis .......................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 9
1. Pengertian Kecemasan dalam Menghadapi Menopause .............................. 9
a. Pengertian kecemasan ............................................................................ 9
b. Pengertian Menopause ........................................................................... 11
c. Pengertian Kecemasan dalam Menghadapi Menopause .......................... 15
2. Tahap-Tahap Masa Menopause .................................................................. 16
3. Aspek-aspek Kecemasan dalam Menghadapi Menopause............................ 18
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan dalam Menghadapi
Menopause ................................................................................................. 21
B. Dukungan Sosial .............................................................................................. 24
1. Pengertian Dukungan Sosial ....................................................................... 24
2. Sumber-sumber Dukungan Sosial ............................................................... 25
3. Aspek-aspek Dukungan Sosial ................................................................... 26
C. Hubungan Antara Dukungan Sosial Suami dengan Kecemasan dalam
Menghadapi Menopause Pada Wanita .............................................................. 27
D.Hipotesa ........................................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 32
A. Identifikasi Variabel ......................................................................................... 32B.Definifi Operasional Variabel ............................................................................ 32
1. Kecemasan dalam Menghadapi Menopause ................................................ 32
2. Dukungan Sosial ........................................................................................ 33
C. Subjek Penelitian .............................................................................................. 34
D. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 34
2. Skala Dukungan Sosial ............................................................................... 36
B. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................................... 43
b. Uji Linearitas ......................................................................................... 48
a. Uji Normalitas ....................................................................................... 48
2. Uji Prasyarat .............................................................................................. 48
b. Dukungan Sosial Suami ......................................................................... 46
a. Kecemasan Menghadapi Menopause ...................................................... 45
1. Deskripsi data ............................................................................................ 44
C. Hasil Penelitian ................................................................................................ 44
b. Skala Dukungan Sosial Suami ............................................................... 42
E. Validitas, seleksi aitem dan Reliabilitas ............................................................ 38
a. Skala Kecemasan Menghadapi Menopause ............................................ 41
2. Uji Coba Alat ukur ..................................................................................... 41
1. Orientasi Kancah ........................................................................................ 40
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................................................................... 40
A. Persiapan Penelitian ......................................................................................... 40
F. Metode Analisis Data ........................................................................................ 39
3. Reliabilitas ................................................................................................. 39
2. Seleksi Aitem ............................................................................................. 38
1. Validitas ..................................................................................................... 38
3. Uji Korelasi ................................................................................................ 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 54
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 54B. Saran-saran ....................................................................................................... 54
1. Saran Teoritis.............................................................................................. 54
2. Saran Praktis .............................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 56
LAMPIRANDAFTAR TABEL Tabel 1 : Distribusi Aitem Skala Kecemasan Menghadapi Menoopause
Sebelum Uji Coba .................................................................................. 36
Tabel 2 : Blue Print Aitem Skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba .................. 37
Tabel 3 : Distribusi Aitem Skala Kecemasan Menghadapi Menopausesetelah Uji Coba ..................................................................................... 41
Tabel 4 : Distribusi Aitem Skala Dukungan Sosial setelah Uji Coba ..................... 42
Tabel 5 : Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................... 44
Tabel 6 : Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 44
Tabel 7 : Kategorisasi Skor Kecemasan Menghadapi Menopause .......................... 46
Tabel 8 : Kategorisasi Skor Dukungan Suami ....................................................... 47
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Pada setiap tahap perkembangan tentunya mengandung perubahan-perubahan
baik secara fisik maupun psikologis, tidak terkecuali pada tahap perkembangan usia
lanjut (Daradjat, dalam Nurliawati, 2006). Salah satunya adalah perubahan fisiologis
yang dialami oleh wanita, yaitu menopause. Menopause merupakan suatu gejala dalam
kehidupan wanita yang ditandai dengan berhentinya siklus menstruasi. Menopause adalah
fase alami dalam kehidupan setiap wanita yang menandai berakhirnya masa subur.
Menopause seperti halnya menarche dan kehamilan dianggap sebagai peristiwa yang
sangat berarti bagi kehidupan wanita. Menarche pada remaja wanita, menunjukkan mulai
diproduksinya hormon estrogen, sedang menopause terjadi karena ovarium tidak
menghasilkan atau tidak memproduksi hormon estrogen (Noor, 2001).Menopause merupakan suatu tahap dimana wanita tidak lagi mendapatkan siklus
menstruasi yang menunjukkan berakhirnya kemampuan wanita untuk bereproduksi.
Secara normal wanita akan mengalami menopause antara usia 40 tahun sampai 50 tahun.
Pada saat menopause, wanita akan mengalami perubahan-perubahan di dalam organ
tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia (Kuntjoro, 2002). Sejalan dengan
2
termasuk salah satu organ reproduksi wanita, yaitu ovarium. Terganggunya fungsi
ovarium menyebabkan berkurangnya produksi hormon estrogen, dan ini akan
menimbulkan beberapa penurunan atau gangguan pada aspek fisik, biologis, dan seksual.
Pada sebagian wanita, munculnya gejala atau gangguan fisik sebagai akibat dari
berhentinya produksi hormon estrogen, juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis,
dan sosialnya.Beberapa gejala fisik yang biasanya dialami oleh wanita menjelang menopause
antara lain adalah ketidakteraturan siklus haid, gejolak rasa panas pada sekitar dada, leher
dan wajah, adanya ketidak-elastisan dan kekeringan pada sekitar vagina. Hal ini ditandai
dengan adanya rasa pusing, gangguan tidur (insomnia), cepat lelah, berat badan
meningkat, kulit kering, rambut rontok gangguan proses sensori dan osteoporosis
(pegeroposan tulang) (Zuccolo, 2006). Kuntjoro (2002) menggambarkan gejala-gejala
fisik yang dialami wanita menjelang menopause seperti ketidaknyamanan seperti rasa
kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala,
leher dan dada bagian atas. Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas
atau dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar (Hurlock,
1992).Sejalan dengan perubahan-perubahan fisiologis terutama pada fungsi-fungsi
reproduksi, masa premenopause juga ditandai dengan adanya gejala psikologis seperti
frustrasi yang berlebihan (Zuccolo, 2006). Hal ini dikuatkan oleh beberapa hasil
penelitian seperti penelitian O’Neill (1996) yang menyatakan bahwa tiga tahun sebelum
3
seperti menurunnya gairah, sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung, agresif, mudah lelah
dan gugup, tegang, depresi atau menarik diri, merasa kesepian yang tidak beralasan dan
kecemasan yang berlebihan. Penelitian lain oleh Rostiana (2007) secara kualitatif
mendeskripsikan bahwa wanita yang memasuki masa menopause mengalami
kekhawatiran terhadap suatu situasi yang tidak jelas. Kekhawatiran yang berlebihan ini
menjadi kecemasan yang muncul dalam rasa tegang, ketakutan, emosi yang sulit
dikendalikan, sulit tidur dan sebagainya.Fenomena kecemasan dalam menghadapi menopause juga nampak dalam
wawancara awal peneliti terhadap dua orang ibu yang berusia antara 40 – 55 tahun, yang
berdomisili di Perumnas Condongcatur, Ibu A (45 tahun) mengaku sudah mengalami
gejala menopause sejak sekitar satu tahun ini. Subjek mengaku bahwa haidnya mulai
tidak teratur, terkadang terlambat antara dua sampai tiga minggu dan frekuensinya
sedikit, tapi terkadang frekuensinya sangat banyak. Subjek juga mengatakan bahwa ia
tidak lagi menikmati dalam hubungan intim karena seringkali merasa sakit. Subjek
merasa mudah lelah dan mudah uring-uringan, kadang ia merasakan kesemutan, dan
pegal-pegal. Subjek juga mengaku mengalami kecemasan dalam menghadapi menopause.
Kecemasan yang dialami lebih pada ketakutan akan kehilangan cinta dari suami. Subjek
merasa takut jika suami akan menyeleweng karena ia merasa tak lagi mampu melayani
kebutuhan biologis suami. Apalagi menurut subjek, suami dalam masa ”puber kedua” dan
sedang berada dalam gejolak seksual yang tinggi, sehingga kecemasan yang dialami
menjadi semakin besar.4 Hasil wawancara dan uraian di atas menunjukkan bahwa semua wanita pasti
mengalami menopause, tetapi beberapa wanita tidak mampu menerima kenyataan
tersebut dengan baik sehingga mengalami kecemasan yang berlebihan dalam menghadapi
masa menopause. Kecemasan merupakan suatu kondisi yang pernah dialami oleh hampir
semua orang, hanya tingkatannya yang berbeda. Caplin (2000) berpendapat bahwa
kecemasan adalah perasaan campuran antara ketakutan dan keprihatinan mengenai masa
mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut. Kecemasan merupakan
manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, tetapi ketika orang sedang
mengalami tekanan perasaan dan pertentangan batin atau konflik. Menurut Nadesul
(2003), kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan, yang
memiliki sumber yang kurang jelas. Perasaan yang tidak menyenangkan ini umumnya
menimbulkan gejala-gejala fisiologis (seperti gemetar, berkeringat, detak jantung
meningkat, dan lain-lain) dan gejala-gejala psikologis (seperti panik, tegang, bingung, tak
dapat berkonsentrasi, dan sebagainya).Wanita yang tidak siap menghadapi masa menopause akan mengalami gejala
kecemasan berlebihan yang dapat mengakibatkan gangguan psikologis dan berdampak
pada keharmonisan rumah tangga. Pada wanita memasuki masa menopause, kecemasan
terutama berhubungan dengan ketakutan tidak dapat lagi menjalankan fungsi
kewanitaannya, seperti melahirkan atau melayani suami dalam berhubungan intim.
Merujuk pada teori Buffering Hipothesis yang berpandangan bahwa dukungan sosial
mempengaruhi kesehatan dengan cara melindungi individu dari efek negatif stress. Hal
5
dukungan moril yang positif, seringkali ia menjadi kurang percaya diri, merasa tidak
diperhatikan, tidak dihargai, merasa stres dan rasa prihatin yang berlebihan tentang
perubahan fisiknya yang tidak seindah dan sesehat ketika ia berusia muda, sehingga dapat
menimbulkan gejala psikologik seperti perasaan gelisah, cemas, perasaan takut, mudah
tersinggung, mudah marah, merasa tertekan, mudah merasa sedih, rasa hampa, rasa
bersalah, merasa kesepian saat berada ditengah orang ramai dan lain-lain.Pendapat di atas menunjukkan bahwa pada wanita yang mengalami kecemasan
dalam menghadapi masa menopause membutuhkan adanya dukungan yang positif dari
keluarga. Dukungan keluarga terutama dukungan yang didapatkan dari suami akan
menimbulkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri isteri (Dugan, 2006). Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gallo, dkk. (2003), bahwa relasi suami
isteri adalah sumber dukungan sosial yang paling berpengaruh pada usia dewasa. Lebih
lanjut dikemukakan bahwa dukungan sosial dari pasangan dapat memiliki pengaruh
positif terhadap kesehatan, yaitu berupa penurunan tingkat kecemasan dan dorongan
untuk hidup lebih sehat.Pada kenyataannya tidak semua suami dapat memahami dan memberikan
dukungan sosial yang dibutuhkan oleh isteri dalam menghadapi masa menopausenya
(Daradjat, 1994). Banyak suami yang bingung menghadapi perubahan-perubahan pada
isteri menjelang menopause, seperti mudah marah, mudah tersinggung dan menjadi
murung. Hal ini membuat suami juga tidak dapat memberikan dukungan sosial yang
dibutuhkan. Terutama ketika isteri juga tidak terbuka mengenai kebutuhan psikologisnya.
6 Sarafino (1994) berpendapat bahwa dukungan sosial dapat diartikan sebagai
perasaan nyaman, perhatian dan penghargaan, ataupun bantuan yang diterima oleh
individu dari orang lain. Individu yang memiliki dukungan sosial yang tinggi akan
memiliki pandangan optimis terhadap kehidupannya. Sebaliknya individu yang tidak
memiliki dukungan sosial akan merasa tidak puas dengan kehidupannya, tidak memiliki
keyakinan dan kemampuan untuk mengendalikan situasi dalam menghadapi
permasalahan (Sarason, dkk., 1983). Lebih lanjut, Sue, Sue & Sue (1986) mengatakan
bahwa dukungan sosial yang didapat individu mampu meningkatkan kepercayaan diri.Wortman dan Conway (1985) menyebutkan beberapa sumber dukungan sosial
antara lain dari keluarga dan pasangan. Sedangkan Johnson dan Johnson (1991)
mengatakan bahwa dukungan sosial bersumber dari orang-orang yang dekat dengan
individu (significant others). Cohen dan Syme (1985) mengatakan bahwa efektivitas dari
dukungan sosial dipengaruhi oleh faktor pemberi dukungan, faktor jenis dukungan, faktor
penerima dukungan dan faktor permasalahan yang dihadapi. Hal ini sesuai dengan
penelitian Taylor (1995) yang menyatakan bahwa dukungan sosial dari orang yang
memiliki arti bagi individu seperti keluarga terdekat dapat mengurangi tekanan
psikologis, sehingga individu lebih mampu menghadapi permasalahannya dengan tenang.
Wanita yang memasuki masa menopause merasa tidak percaya diri dan
mengalami ketidakstabilan emosi karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya.
Takut kehilangan suami karena merasa tidak bisa melayani suami membuat wanita
mengalami kecemasan. Wanita yang mengalami kecemasan membutuhkan dukungan dari
7 Hal inilah yang menarik minat peneliti, menurut asumsi peneliti kecemasan
terhadap menopause timbul karena banyak wanita yang kurang memahami masalah
menopause dan mempunyai tanggapan yang keliru mengenai masalah menopause selain
itu kurangnya dukungan suami dapat mempengaruhi keadaan psikis mereka, sehingga
selalu diliputi perasaan cemas dan takut menjelang masa menopause. Belum adanya
penelitian yang meneliti tentang hubungan dukungan suami dan kecemasan istri dalam
menghdapi masa menopause membuat peneliti memutuskan untuk mengambil topik
tersebut.B. Rumusan Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengajukan
rumusan permasalahan sebagai berikut: ”apakah ada hubungan antara dukungan suami
terhadap tingkat kecemasan istri dalam menghadapi masa menopause.”C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan yang diajukan maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menguji secara empiris hubungan antara dukungan suami terhadap tingkat
kecemasan istri dalam menghadapi masa menopause.8 D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu psikologi,
khususnya di bidang Psikologi Klinis dan Perkembangan untuk melihat hubungan antara
dukungan suami dengan tingkat kecemasan istri dalam menghadapi menopause.2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi para isteri yang sedang
menghadapi masa menopause maupun para suami agar dapat memperoleh gambaran
yang lengkap mengenai pengaruh dukungan suami pada istri yang sedang menghadapi
masa menopause dan dapat memberikan dukungan sosial yang dibutuhkan sehingga para
isteri tidak mengalami kecemasan yang berlebihan dan dapat menghadapi masa
menopause dengan baik.BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Dalam Menghadapi Menopause
1. Pengertian Kecemasan dalam Menghadapi Menopause
a. Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah suatu perasaan negatif yang pasti pernah dialami oleh
semua orang. Kecemasan sampai pada batas tertentu merupakan hal yang normal
bagi setiap orang. Akan tetapi makin lama kecemasan berlangsung dan makin
tinggi intensitasnya maka makin abnormal kondisi orang tersebut dalam
menghadapi keadaan yang akan muncul. Kecemasan dalam taraf normal dapat
berfungsi sebagai sistem alarm yang memberikan tanda-tanda bahaya bagi
seseorang yang mengalaminya untuk dapat lebih siap menghadapinya. Kecemasan
merupakan semacam kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan terhadap sesuatu
yang tidak jelas, difus/baur dan mempunyai ciri yang mengazab pada seseorang
(Kartini, 2002).Walgito (2002) mendefinisikan kecemasan secara umum sebagai suatu
keadaan psikologis pada diri individu yang terus-menerus berada dalam perasaan
khawatir yang ditimbulkan oleh adanya konflik di dalam diri individu itu sendiri.
Kekhawatiran ini dialami sebagai suatu ketidaktentraman yang kabur/perasaan
lain seperti takut, gelisah, mudah tersinggung, dan tertekan. Sedangkan menurut
Darajad (1994), kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang
10
bercampur baur, yang terjadi ketika seseorang mengalami tekanan perasaan dan
bertentangan dengan batin.Pendapat lain dikemukakan oleh Hurlock (1992), kecemasan digambarkan
sebagai suatu kekhawatiran umum mengenai suatu peristiwa yang tidak jelas dan
tidak pasti terhadap peristiwa yang akan datang. Kecemasan muncul ketika
menghadapi atau berfikir terhadap suatu peristiwa yang akan datang, dimana
masih merupakan suatu bayangan yang belum pasti. Hal senada juga diungkapkan
oleh Kaplan dan Sadock (1997) bahwa kecemasan merupakan suatu rasa
khawatir/ketakutan yang berasal dari pikiran atau harapan yang direpres. Individu
yang terlalu banyak merepres kekhawatiran dan ketakutan yang berasal dari
pikiran sendiri kemungkinan besar akan mengalami kecemasan.Pendapat lain dari Hawari (1997), mengemukakan bahwa kecemasan
merupakan reaksi psikis terhadap kondisi mental individu yang tertekan. Apabila
orang menyadari bahwa hal-hal yang tidak bisa berjalan dengan baik pada situasi
tertentu akan berakhir tidak enak maka mereka akan cemas. Kondisi-kondisi atau
situasi yang menekan akan memunculkan kecemasan. Davidoff (1991)
mengemukakan bahwa kecemasan adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan
akan adanya bahaya yang diantisipasikan, termasuk juga ketegangan dan stress
yang menghadang dan oleh bangkitnya syaraf simpatetik.Definisi lain dari Calhoun dan Acocella (1995) menjelaskan kecemasan
sebagai perasaan ketakutan (baik realistis maupun tidak) yang disertai dengan
11
(2001) yang mengemukakan kecemasan sebagai ketegangan yang dihasilkan dari
ancaman-ancaman terhadap keamanan baik secara nyata maupun imajiner.Chaplin (2000) secara lebih jelas mendefinisikan kecemasan sebagai suatu
perasaan ketakutan dan keprihatinan terhadap sesuatu yang tidak jelas dan
terkadang tidak dapat dimengerti, atau perasaan ketakutan dalam menghadapi
suatu keadaan atau masa yang akan datang. Menurut teori psikoanalisa,
kecemasan timbul apabila ego menghadapi suatu impuls yang dianggap sebagai
ancaman dan tidak dapat dikendalikan (Atkinson, 1996)Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kecemasan
merupakan suatu kondisi psikologis atau perasaan-perasaan yang tidak
menyenangkan yang mengancam diri individu sedangkan objek penyebab
kecemasan itu tidak jelas sehingga menyebabkan individu tersebut merasa takut,
khawatir, was-was, dan tidak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang. Kecemasan juga dapat berupa keadaan emosionil yang dialami seseorang,
dengan disertai rasa tegang tanpa sebab yang nyata dan dapat memberikan
pengaruh yang tidak menyenangkan serta mengakibatkan perubahan-perubahan
pada tubuh, baik somatik maupun psikologis.b. Pengertian Menopause
Mappiare (1983), mengemukakan menopause sebagai akibat adanya
perubahan fisik dan psikis yang ditandai dengan berhentinya produksi sel telur
12
ditandai dengan berhentinya siklus menstruasi. Menopause adalah fase alami
dalam kehidupan setiap wanita yang menandai berakhirnya masa subur.
Menopause seperti halnya menarche dan kehamilan dianggap sebagai peristiwa
yang sangat berarti bagi kehidupan wanita. Menarche pada remaja wanita,
menunjukkan mulai diproduksinya hormon estrogen, sedang menopause terjadi
karena ovarium tidak menghasilkan atau tidak memproduksi hormon estrogen
(Noor, 2001).Menopause merupakan suatu tahap dimana wanita tidak lagi
mendapatkan siklus menstruasi yang menunjukkan berakhirnya kemampuan
wanita untuk bereproduksi. Secara normal wanita mulai mengalami masa
menopause antara usia 40 tahun sampai 50 tahun. Pada saat menopause, wanita
akan mengalami perubahan-perubahan di dalam organ tubuhnya yang disebabkan
oleh bertambahnya usia (Kuntjoro, 2002). Secara singkat dapat dikatakan bahwa
menopause merupakan suatu proses peralihan dari masa produktif menuju
perubahan secara perlahan-lahan ke masa non produktif yang disebabkan oleh
berkurangnya hormon estrogen dan progesteron seiring dengan bertambahnya
usia. Sehubungan dengan terjadinya menopause pada wanita usia lanjut maka
biasanya hal itu diikuti dengan berbagai gejolak atau perubahan yang meliputi
aspek fisik maupun psikologis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan individu tersebut.Istilah menopause merujuk pada masa transisi bagi seorang wanita dari
13
ditandai dengan berhentinya fungsi ovarium menghasilkan sel telur dan
mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron (Becker, dkk., 2001).Menopause sering dianggap sebagai krisis dalam hidup, karena dalam
periode ini banyak terjadi perubahan pada tubuh wanita disebabkan oleh aktivitas
hormonal. Perubahan ini disebut perubahan fisiologis. Perubahan fisiologis ini
misalnya penurunan produksi hormon perangsang folikel (Folicle Stimulating
Hormones) dan hormon Luteum (Luteinizing Hormones), sehingga terjadi
ketidakteraturan menstruasi sampai kemudian siklus haid mati atau berhenti
secara total (Spencer, 1991).Facteu (2002) mengemukakan beberapa gejala yang biasa dialami oleh
wanita selama masa menopause antara lain, menstruasi yang mulai tidak teratur
dan dalam jumlah yang sangat banyak hingga berkurang sedikit demi sedikit, kulit
menjadi kering, hot flash (serangan rasa panas di sekitar wajah dan leher), vagina
menjadi kering, mudah pusing, pengeroposan tulang, penurunan memori hingga
penurunan gairah seksual yang dapat menyebabkan terjadinya gejolak emosi,
depresi, mudah tersinggung, dan sulit tidur.Jin (1998) juga mengungkapkan bahwa beberapa gejala yang umumnya
dirasakan wanita seiring dengan penurunan produksi estrogen antara lain gejala
vasomotor, payudara dan rahim mengecil, rasa sakit dan nyeri ketika berhubungan
intim akibat kekeringan pada vagina, sehingga gejala-gejala ini menimbulkan
berbagai gejolak emosi seperti kecewa, kecemasan, depresi, sulit tidur dan
menurunnya gairah seksual.14 Sindrom menopause pada wanita ditandai dengan berhentinya menstruasi
secara mendadak atau arus menstruasi secara berangsur berkurang, siklus menjadi
lebih pendek dengan arus pendarahan yang lancar dan deras. Seiring dengan
pertambahan usia dimana sistem reproduksi menurun dan berhenti, penampilan
kewanitaanpun menurun, karena hormon–hormon estrogen diovariumnya