Hubungan antara Self Regulated Learning dengan prestasi akademis mahasiswa - USD Repository

  HUBUNGAN ANTARA SELF REGULATED LEARNING DENGAN PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA

  SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh : Elisabeth Yuditha Putriansari

  049114015

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

HUBUNGAN ANTARA SELF REGULATED LEARNING

DENGAN PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA

  SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh : Elisabeth Yuditha Putriansari

  049114015

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  Karya ini aku persembahkan untuk :

   yang selalu membimbingku dan memberi jalan

  Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang terbaik untukku

  

  yang selalu Bapak Ignatius Winardi & Ibu Theresia Muji Rahayu mendoakanku dan mendukung setiap langkahku

   Maria Mediatrik Indira Putria yang mejadi inspirasikuMy Love, Antonius Eko Widayantyo yang selalu memberi nasihat dan memberi semangat setiap saat.

   Sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku dan memberikan masukan

  padaku

  

MOTTO

Bermimpilah tentang apa yang kamu impikan,

pergilah kemana kamu ingin pergi,

jadilah seperti yang kamu kehendaki,

karena kamu hanya memiliki satu kesempatan untuk melakukan

hal-hal yang ingin kamu lakukan

  

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SELF REGULATED LEARNING DENGAN

PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA

Elisabeth Yuditha Putriansari

Universitas Sanata Dharma

  

Yogyakarta

2009

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self regulated

  

learning dengan prestasi akademis mahasiswa. Hipotesis yang diajukan dalam

  penelitian ini adalah ada hubungan positif antara self regulated learning dengan prestasi akademis mahasiswa. Subjek penelitian ini adalah 85 mahasiswa/mahasiswi Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma,

  Yogyakarta yang telah menempuh minimal 6 semester, sedang aktif berkuliah, dan tidak pernah cuti. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala self regulated learning dan metode dokumentasi yang berupa IPK. Reliabilitas skala self regulated learning diuji dengan menggunakan metode koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dan diperoleh hasil sebesar 0,925 dari 83 aitem. Data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi Spearman. Hasil analisis data menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,725 dan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01). Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara self regulated learning dengan prestasi akademis mahasiswa diterima.

  Kata kunci: self regulated learning, prestasi akademis mahasiswa

  

ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN SELF REGULATED LEARNING AND

STUDENT’S ACADEMIC ACHIEVEMENT

Elisabeth Yuditha Putriansari

  

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2009

  This study aimed to determine the relation between self-regulated learning and student’s academic achievement. The hypothesis proposed in this research was that there was a positive relation between self-regulated learning and student’s academic achievement. The subject of this research were 85 students of psychology faculty, Sanata Dharma university, Yogyakarta which have passed a minimum of 6 semesters, is on active lecture, and never leave before. Collection of data used in this research was self-regulated learning scales and documentation methods in IPK. Reliability of self-regulated learning scales tested using reliability coefficient alpha cronbach and obtained results for 0,925 of 83 items. The research data were analyzed using Spearman correlation techniques. The results showed the value of the correlation coefficient (r) of 0,725 and 0,000 level of significance (p <0,01). According to these results, the hypothesis that there was a positive relation between self-regulated learning and academic achievement of students is accepted.

  Key words: self-regulated learning, student’s academic achievement

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. Penulis juga menyadari bahwa dalam proses pengerjaan skripsi ini penulis didukung oleh berbagai pihak yang dengan tulus dan senang hati membantu penulis. Oleh karena itu, penulis dengan tulus ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang sangat berperan dalam proses pengerjaan skripsi ini dan juga dalam kehidupan penulis :

  1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberi kesehatan, kekuatan, dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan fasilitas-fasilitas dan berbagai kemudahan dalam menyelesaikan skripsi dan kegiatan akademik.

  3. Bapak Y. Titik Kristiyani., S.Psi., M.Psi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan sabar memberikan arahan, masukan dan waktu untuk memperbaiki skripsi ini, serta dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  4. Ibu Lusia Pratidarmanastiti, M. Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberi arahan, semangat dan dukungan baik dalam kegiatan akademik maupun pada saat menyelesaikan skripsi.

  5. Semua Bapak / Ibu Dosen Fakultas Psikologi yang telah mengajari banyak hal tentang psikologi dan semua karyawan Fakultas Psikologi yang selalu membantu kelancaran kegiatan akademik.

  6. Ibu dan Bapak penulis yang telah memberikan cintanya, doa, semangat, perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

  7. Kakaku tercinta yang menjadi inspirasi untuk kemajuan studiku.

  8. Kekasihku tersayang terimakasih atas perhatian dan dukungan serta semangatnya.

  9. Sahabatku-sahabatku yang selalu mengingatkan, membantu dan memberi semangat untuk segera menyelesaikan skripsi, terima kasih buat semuanya.

  10. Teman-teman Psikologi 2005 & 2006 yang menjadi subjek dalam penelitian penulis, terima kasih atas kerjasama dan dukungannya.

  11. Segenap pihak yang selalu mendukung dan memberi semangat penulis yang tidak bisa penulis ungkap satu per satu, terima kasih semuanya.

  Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, koreksi dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.

  Akhirnya, penulis mengharapkan semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut.

  Yogyakarta, 3 Desember 2009 Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................iv

HALAMAN MOTTO............................................................................................v

HALAMAN KEASLIAN KARYA......................................................................vi

ABSTRAK............................................................................................................vii

ABSTRACT.........................................................................................................viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................ix

KATA PENGANTAR............................................................................................x

DAFTAR ISI.........................................................................................................xii

DAFTAR TABEL.................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii

  

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1 B. Rumusan Masalah........................................................................................7 C. Tujuan Penelitian.........................................................................................7 D. Manfaat Penelitian.......................................................................................7

BAB II. LANDASAN TEORI...............................................................................8

  1. Definisi Prestasi Akademis....................................................................8

  2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademis.......................8

  3. Pengukuran dan Penilaian Prestasi Akademis.....................................15

  B. Self Regulated Learning.............................................................................17

  1. Definisi Self Regulated Learning.........................................................17

  2. Aspek Self Regulated Learning............................................................17

  3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Regulated Learning..............21

  4. Karakteristik Self Regulated Learning.................................................26

  5. Strategi dalam Self Regulated Learning...............................................28

  C. Hubungan Antara Self Regulated Learning Dengan Prestasi Akademis...29

  D. Hipotesis.....................................................................................................32

  

BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................33

A. Jenis Penelitian...........................................................................................33 B. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................................33 C. Definisi Operasional...................................................................................33 D. Subjek Penelitian........................................................................................35 E. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................36 F. Uji Coba Alat Ukur....................................................................................41 G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur..........................................................42 H. Teknik Analisis Data..................................................................................46

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................48

A. PelaksanaanPenelitian................................................................................48

  C. Deskripsi Data Penelitian...........................................................................50

  1. Data SRL Total dan Aspek SRL..........................................................50

  2. Data IPK...............................................................................................53

  D. Analisis Data Penelitian.............................................................................53

  1. Uji Asumsi...........................................................................................53

  a. Uji Normalitas................................................................................54

  b. Uji Linearitas..................................................................................54

  2. Uji Hipotesis.........................................................................................55

  E. Pembahasan................................................................................................58

  

BAB V. PENUTUP...............................................................................................64

A. Kesimpulan................................................................................................64 B. Saran...........................................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................67

LAMPIRAN..........................................................................................................70

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa..........................................................16 Tabel 2. Blue Print Skala Self Regulated Learning Sebelum Uji Coba.................39 Tabel 3. Skor Jawaban untuk Skala Self Regulated Learning...............................40 Tabel 4. Distribusi aitem sahih dan gugur Skala Self Regulated Learning............44

  

Tabel 5. Blue Print Skala Self Regulated Learning Setelah Uji Coba...............................45

  Tabel 6. Data Subjek Penelitian.............................................................................49 Tabel 7. Data Empirik dan Data Teoritik SRL Total dan Aspek SRL..................51 Tabel 8. Data IPK...................................................................................................53 Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Sebaran..................................................................54 Tabel 10.Hasil Uji Linearitas Hubungan...............................................................54 Tabel 11. Hasil Uji Korelasi SRL dengan Prestasi Akademis...............................55 Tabel 12. Hasil Uji Korelasi Aspek SRL dengan Prestasi Akademis....................57

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. A Triadic Analysis of Self Regulated Learning....................................24

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A (Uji Coba)

  1. Skala SRL

  2. Uji Validitas dan Reliabilitas

  Lampiran B (Penelitian)

  1. Skala SRL

  2. Uji Validitas dan Reliabilitas

  3. Uji Asumsi Normalitas dan Linearitas

  4. Uji Korelasi SRL dengan Prestasi Akademis Mahasiswa

  5. Uji Korelasi Aspek SRL dengan Prestasi Akademis Mahasiswa

  6. Mean Empirik SRL Total dan Aspek SRL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah orang muda yang berumur 18-28 tahun yang sedang

  menempuh pendidikan di perguruan tinggi dimana dalam usia tersebut mahasiswa mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa.

  Sosok mahasiswa kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap keilmuwan yang dalam melihat sesuatu berdasarkan kenyataan objektif, sistematis dan rasional (Susantoro dalam Rahmawati, 2006). Dalam tugas perkembangannya, mahasiswa diharapkan dapat membangun pribadi yang mandiri, mampu mengarahkan diri sendiri, mau bertanggung jawab, dan mampu mengambil keputusan (Pannen, Paulina, & Ida dalam Supratiknya, 2006). Masa mahasiswa ini merupakan masa yang penuh tantangan, kesukaran, menuntut mahasiswa menentukan sikap dan pilihan, serta kemampuan untuk menyesuaikan diri di perguruan tinggi (Ajisuksmo, 1996). Menurut Supratiknya (2006) perguruan tinggi berbeda dengan SMU, terutama proses pembelajarannya yang menuntut keterlibatan mahasiswa untuk memahami isi dan proses belajar secara aktif dan mandiri. Dengan demikian, aneka bentuk pembelajaran yang dapat dilakukan, meliputi pembacaan, ceramah, diskusi, studi kasus, role playing (permainan peran), dan experiential learning (pengalaman terstruktur).

  Di perguruan tinggi mahasiswa diharapkan bukan saja mampu menerima materi kuliah melainkan mampu mengembangkan apa yang diterima secara kreatif. Mahasiswa juga diharapkan memiliki rasa optimis yang besar dan motif sukses yang tinggi sehingga diharapkan dapat sukses menjalani kehidupan di perguruan tinggi dan mempunyai prestasi belajar yang optimal (Suryabrata, 1983). Kenyataan yang dihadapi mahasiswa tidak seperti yang diharapkan. Hasil survei pada mahasiswa semester 6 dan 8 di Fakultas Psikologi sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta, pada tanggal 16 Mei 2009, menunjukkan bahwa banyak masalah yang dihadapi mahasiswa diantaranya adalah mahasiswa yang mengalami kesulitan membagi waktu dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah baik individu atau kelompok sebanyak 6 orang (30%), mahasiswa yang mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam menyerap mata kuliah karena jumlah mahasiswa yang banyak untuk kelas tertentu sebanyak 4 orang (20%), dan mahasiswa yang mengalami kurangnya persiapan belajar untuk ujian karena harus mengerjakan tugas-tugas akhir sebanyak 10 orang (50%). Kondisi tersebut menyebabkan mahasiswa tertekan, kehilangan motivasi dan menunjukkan bahwa mahasiswa belum mampu mengelola belajarnya sehingga tidak dapat mencapai prestasi akademis yang diharapkan.

  Prestasi akademis yang dimaksudkan disini adalah ukuran yang dapat menilai seberapa baik seseorang dalam bidang yang ditekuninya. Di Indonesia, ukuran keberhasilan dalam pendidikan tinggi lebih ditekankan pada prestasi kumulatif (IPK). IPK juga digunakan sebagai dasar penentuan predikat kelulusan yang apabila mencapai angka 2,00 - 2,75 berarti memuaskan; 2,76 - 3,50 berarti sangat memuaskan; IPK 3,51 - 4,00 berarti dengan pujian. Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan juga dengan memperhatikan masa studi maksimum yaitu n tahun (masa studi minimum) ditambah 1 tahun (Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, 18 Mei 2009).

  Menurut Syah (2008) prestasi akademis dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu a) faktor internal siswa, yakni aspek fisiologis dan aspek psikologis yang meliputi inteligensi, bakat, minat, sikap, dan motivasi berprestasi; b) faktor eksternal siswa, yakni lingkungan sosial yang meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan nonsosial, misalnya gedung sekolah, tempat tinggal siswa, dan waktu belajar; c) faktor pendekatan belajar, yakni pendekatan surface (permukaan), pendekatan deep (mendalam), dan pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi). Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa, seperti yang dikemukakan oleh Purwanto (2007) bahwa banyak anak-anak yang tidak dapat belajar dengan hasil yang baik dan tidak dapat mempertinggi belajarnya, akibat kurangnya waktu belajar yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari.

  Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi akademis yaitu Rosidah, 2003) seseorang akan berusaha kuat apabila dia memiliki motivasi yang besar untuk mencapai tujuan belajar. Motif inilah yang mendorong seseorang untuk mencapai prestasi dengan suatu standar tertentu. Dengan adanya standar ini seseorang dapat diklasifikasikan sebagai orang yang memiliki prestasi akademis tinggi atau rendah. Ketika seorang mahasiswa mendapat penilaian terhadap hasil belajarnya, maka ia akan terdorong untuk selalu meningkatkannya.

  Biggs (1984) mengatakan bahwa individu yang memiliki dorongan, inisiatif, dan mengarahkan usahanya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan adalah individu yang memiliki self regulated learning (SRL). Menurut Corno dan Mandinach (1983) SRL adalah usaha individu dalam melaksanakan kegiatan belajar dan melibatkan proses-proses metakognisi beserta afeksi yang dimilikinya. Ciri-ciri individu yang memiliki SRL yaitu berorientasi pada tujuan belajar, memiliki strategi dan tekun belajar, mampu mengatur waktu dan aktivitas belajar secara efisien sehingga aktivitas belajar yang mereka lakukan optimal, mampu memotivasi diri agar tetap terfokus pada tugas ketika menghadapi rintangan akademis, dan mampu melakukan pemonitoran serta pengevaluasian dalam proses belajarnya. Ini menjadikan mahasiswa lebih mandiri dan bertanggung jawab atas kegiatan belajarnya (Purdie, Hottie & Douglas, 1996).

  Upaya untuk menjadikan mahasiswa mandiri dan bertanggung jawab atas kegiatan belajarnya dapat dilakukan dengan menerapkan cara belajar yang akademik menjadi lebih baik. Cara belajar adalah kombinasi dari bagaimana individu menyerap, lalu mengatur dan mengelola informasi (Purwanto, 2007).

  Beberapa penelitian menunjukkan bahwa siswa yang aktif mengelola dirinya dalam belajar cenderung memiliki prestasi belajar di bidang akademik yang lebih baik dan cenderung meningkat (Ames, 1984; Borkowski & Kurtz, 1987; Corno, 1986,1989; Covington, 1986; Dweck, 1986; Paris & Oka, 1986; Wang & Peverly, 1986; Weiner, 1986; Zimmerman, 1989 dalam Ablard dan Lipschultz, 1998).

  Di dalam menghadapi tugas-tugas akademik, individu yang mengelola perilaku belajarnya (self regulated learner) memulai dengan menganalisis tugas yang diberikan dan menafsirkan persyaratan-persyaratan tugas sesuai dengan pengetahuan dan keyakinannya. Lalu ia menetapkan tujuan-tujuan yang spesifik dengan tugas yang akan digunakannya sebagai dasar untuk menyeleksi, mengadaptasi, atau bahkan menciptakan strategi-strategi yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Setelah menerapkan strategi tersebut, ia memantau kemajuan yang telah dicapainya ke arah tujuan, sehingga menghasilkan umpan balik internal tentang keberhasilan usahanya, lalu menyesuaikan pendekatan belajarnya atas dasar persepsi terhadap kemajuan yang sedang berlangsung. Ia juga menggunakan motivasi dan strategi kontrol kemauan secara adaptif agar tetap fokus pada tugas manakala menghadapi suatu hambatan (Butler, 1998).

  Sejumlah penelitian telah mengeksplorasi SRL dengan berbagai variabel dilakukan oleh Zimmerman dan Martinez-Pons (1988) menemukan bahwa siswa-siswa yang memiliki pretasi belajar yang tinggi melaporkan penggunaan 13 dari 14 strategi SRL yang disusunnya. Dalam penelitian Ablard dan Lipschultz (1998), terdapat 222 siswa yang dijadikan subjek penelitian, 156 siswa yang memiliki prestasi tinggi dalam tes prestasi belajar menggunakan upaya SRL yang mencakup regulasi diri (personal), fungsi perilaku, dan lingkungan terdekat. Pada dasarnya penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zimmerman dan Schunk (dalam Ablard dan Lipschultz, 1998) dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa siswa yang melakukan SRL cenderung lebih baik perfomansi akademiknya, dibandingkan siswa yang tidak melakukannya. Penelitian tersebut dilakukan di negara Amerika dengan subjek penelitian dari pelajar beberapa sekolah menengah atas. Dalam penelitian tersebut disarankan untuk memperhatikan determinan- determinan situasional. Misalnya, dengan meneliti variabel karakteristik pembelajaran. Penelitian berikutnya dapat melakukan studi perbandingan.

  Misalnya, membandingkan perilaku SRL menurut jenis kelamin. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian ulang tentang hubungan antara self regulated learning dengan prestasi akademis di Indonesia dengan subjek penelitian yang berbeda tingkatan pendidikannya yaitu mahasiswa.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka peneliti merumuskan sebuah masalah yaitu “apakah ada hubungan antara self

  regulated learning dengan prestasi akademis mahasiswa”.

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empirik hubungan antara self regulated learning dengan prestasi akademis mahasiswa.

  D. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

  1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan akan menambah atau menguatkan hasil-hasil penelitian sebelumnya dan memberikan pengetahuan di bidang psikologi, khususnya psikologi pendidikan mengenai hubungan antara self regulated learning dengan prestasi akademis mahasiswa.

  2. Manfaat Praktis Pada penelitian ini apabila dapat dibuktikan adanya hubungan antara

  self regulated learning dengan prestasi akademis mahasiswa diharapkan

  dapat memberikan masukan bagi mahasiswa supaya melakukan self

  regulated learning dalam usaha meningkatkan dan mengoptimalkan prestasi akademis.

BAB II LANDASAN TEORI A. Prestasi Akademis

  1. Definisi Prestasi Akademis Prestasi akademis didefinisikan sebagai nilai yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif dan ditentukan melalui penilaian (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991).

  Mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif dapat dilakukan dengan cara tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan (Syah, 2008). Setelah didapatkan nilai dari evaluasi prestasi, seorang pengajar akan menetapkan batas minimum keberhasilan siswa. Mahmud (1990) menambahkan bahwa prestasi akademis biasanya diukur dari nilai-nilai sehari-hari hasil tes dan hasil belajar.

  Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi akademis adalah nilai sehari-hari yang diukur dari hasil tes, hasil belajar, dan kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif serta dilakukan dengan cara tes tertulis atau tes lisan, dan perbuatan.

  2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademis Menurut Syah (2008) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademis, yaitu: a. Faktor Internal Siswa Faktor internal (faktor dari dalam siswa), adalah keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor yang berasal dari dalam siswa meliputi dua aspek, yaitu : 1) Aspek fisiologis

  Kondisi umum jasmani yang menandai organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas kognitif sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ indera juga sangat berpengaruh dalam proses timbal balik informasi, sehingga semakin baik kondisi jasmani seorang siswa maka semakin besar peluang siswa untuk mencapai prestasi akademis yang diharapkan.

  2) Aspek psikologis

  a) Inteligensi siswa Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber dalam Syah, 2008). Semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses atau meraih prestasi akademis yang diharapkan. b) Bakat siswa Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Chaplin dalam Syah, 2008). Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Semakin siswa tersebut memiliki kemampuan potensial yang tinggi maka semakin besar peluangnya untuk mencapai prestasi sesuai dengan bakatnya.

  c) Minat siswa Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Reber dalam Syah, 2008). Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Semakin seorang siswa memusatkan perhatian yang intensif terhadap materi maka semakin besar kemungkinannya bagi siswa untuk belajar giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.

  d) Sikap siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, secara positif maupun negatif. Sikap positif terhadap mata pelajaran dan belajar siswa tersebut sehingga prestasi siswa akan memuaskan. Sikap negatif siswa terhadap mata pelajaran dan pengajar dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut sehingga prestasi yang dicapai siswa akan kurang memuaskan.

  e) Motivasi berprestasi Motivasi muncul ketika adanya kebutuhan yang ingin dipenuhi, demikian juga motivasi untuk berprestasi muncul karena ada suatu kebutuhan berprestasi yang ingin dipenuhi. Menurut Murray (dalam Hall & Lindzey, 1993) kebutuhan untuk berprestasi didefinisikan sebagai kebutuhan untuk menyelesaikan sesuatu yang sulit, menguasai, mengatur benda- benda fisik, manusia atau ide-ide, melakukan hal-hal tersebut diatas secepatnya dan semandiri mungkin, mengatasi rintangan-rintangan dan mencapai standar yang tinggi, mengunggulkan diri dan mengungguli orang lain, meningkatkan harga diri dengan menyalurkan bakat secara berhasil. Murray juga menambahkan bahwa keinginan ini diikuti oleh beberapa tindakan seperti menjadi bersemangat, memperpanjang usaha atau berusaha kembali untuk menyelesaikan sesuatu yang dirasa sulit, berjuang sendiri untuk mencapai tujuan atau cita-cita yang tinggi, tekad untuk menang, mencoba untuk melakukan segala sesuatunya dengan menjadi yang paling unggul dari yang lainnya, menikmati adanya kompetisi, menggunakan kemauan yang kuat untuk mengatasi rasa bosan dan kepenatan.

  b. Faktor Eksternal Siswa Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), adalah kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yaitu :

  1) Lingkungan Sosial

  a) Keluarga Suasana, keadaan keluarga, sifat-sifat orang tua dan status sosio ekonomi orang tua semuanya dapat memberi dampak yang baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa. Contoh: Semakin tinggi status sosio ekonomi orang tua seorang siswa maka semakin tinggi kemungkinannya untuk mendapatkan fasilitas yang mendukung proses belajar sehingga siswa dapat mengoptimalkan prestasi akademisnya.

  b) Sekolah Lingkungan sosial sekolah seperti guru/dosen, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru/dosen yang selalu memperlihatkan sikap dan perilaku simpatik serta menunjukkan teladan yang baik khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat menjadi daya nantinya siswa juga terdorong untuk meningkatkan prestasi akademisnya.

  c) Masyarakat Lingkungan sosial masyarakat seperti tetangga dan teman- teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.

  Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh dan banyak pengangguran memungkinkan siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi. Hal ini akan mempengaruhi aktivitas belajarnya sehingga prestasi yang dicapai siswa akan kurang optimal. 2) Lingkungan Nonsosial

  Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Contoh: sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar seperti fasilitas laboratorium dan perpustakaan, semua itu akan mempermudah dan mempercepat belajar siswa sehingga siswa dapat mengoptimalkan prestasi akademisnya.

  c. Faktor Pendekatan Belajar Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu (Lawson dalam Syah, 2008). Menurut Biggs (dalam Syah, 2008) pendekatan belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk dasar, yaitu : 1) Pendekatan surface (permukaan/bersifat lahiriah)

  Siswa yang menggunakan pendekatan surface misalnya, mau belajar karena dorongan dari luar, gaya belajarnya santai, asal hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam. Dalam pendekatan ini siswa berpeluang kecil untuk mencapai prestasi yang diharapkan.

  2) Pendekatan deep (mendalam) Siswa yang menggunakan pendekatan deep biasanya mempelajari materi karena memang dia tertarik dan merasa membutuhkannya.

  Gaya belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikannya. Melalui pendekatan ini, siswa dimungkinkan untuk mencapai prestasi yang memuaskan.

  3) Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi) Siswa yang menggunakan pendekatan achieving pada umumnya dilandasi oleh ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih indeks prestasi setinggi-tingginya. Gaya belajar siswa ini lebih serius daripada siswa-siswa yang memakai pendekatan-pendekatan lainnya

  Dari beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi akademis, faktor motivasi berprestasi seorang siswa untuk mencapai prestasi akademis yang diharapkan, juga merupakan salah satu aspek yang terdapat dalam SRL dan terdapat dalam karakteristik orang yang memiliki SRL.

  3. Pengukuran dan Penilaian Prestasi Akademis Pengukuran prestasi akademis yakni suatu deskripsi kuantitatif tentang keadaan suatu hal sebagaimana adanya, atau tentang perilaku yang nampak pada seseorang, atau tentang prestasi yang diberikan oleh seorang siswa (Winkel, 2004). Derajat prestasi kuantitatif seorang siswa dapat diukur dengan mengambil ukuran berupa skor. Namun hasil pengukuran itu masih perlu ditafsirkan atau ditentukan dengan penilaian.

  Penilaian sendiri memiliki arti yaitu penetuan taraf mutu prestasi siswa berdasarkan norma, patokan atau kriterium tertentu (Winkel, 2004).

  Penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan melalui ujian-ujian dan tugas- tugas yang relevan. Jenis ujian dibedakan menjadi dua, yaitu ujian matakuliah dan ujian skripsi, ujian matakuliah dibedakan atas ujian sisipan dan ujian akhir semester. Bentuk ujian dapat tertulis, lisan, dan praktikum.

  Menurut Suryabrata (2006), penilaian dinyatakan dalam suatu pendapat yang perumusannya bermacam-macam. Ada yang menggolong- golongkan dengan menggunakan lambang A, B, C, D, E, F, dan ada yang yang mempergunakan skala sampai 11 tingkat yaitu mulai dari 0 sampai 10, dan ada yang memakai penilaian dari 0 sampai 100. Selanjutnya pada semester), pihak universitas mengeluarkan

  IPK yang merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh dosen mengenai hasil belajar mahasiswa selama masa tertentu.

  Nilai keberhasilan belajar mahasiswa dinyatakan dalam bentuk huruf seperti ditunjukkan dalam Tabel 1.

  Tabel 1 Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa

  Huruf Arti Nilai Mutu

  A Amat baik

  4 B Baik

  3 C Cukup

  2 D Kurang

  1 E Jelek F Kosong -

  Indeks prestasi kumulatif (IPK) adalah jumlah total dari hasil perkalian nilai dengan jumlah kredit tiap mata kuliah yang telah ditempuh, hasil perkalian tersebut kemudian dibagi dengan total kredit yang telah ditempuh, tingkat keberhasilan mahasiswa yang dinyatakan dalam bilangan dan dihitung dengan rumus :

  Keterangan : K = besar kredit N = nilai

  IPK= ( ΣKN) / (ΣK)

B. Self Regulated Learning

  1. Definisi Self Regulated Learning Zimmerman (dalam Howard-Rose dan Winne, 1993) menyatakan bahwa dalam SRL siswa dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam aktivitas belajarnya, memiliki tujuan belajar serta upaya yang terstruktur didasarkan tujuan yang dimilikinya. Zimmerman dan Schunk (dalam Ablard dan Lipschultz, 1998), menegaskan bahwa SRL adalah upaya mengatur diri dalam belajar, dengan mengikutsertakan kemampuan metakognisi, motivasi dan perilaku aktif dalam belajar. Zimmerman dan Schunk juga menambahkan bahwa SRL bukan merupakan kemampuan mental seperti inteligensi atau keterampilan akademik misalnya keterampilan membaca, melainkan merupakan proses pengarahan atau penginstruksian diri dimana individu mengubah kemampuan mental yang dimilikinya menjadi keterampilan dalam belajar.

  Berdasarkan beberapa definisi SRL yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa SRL adalah upaya aktif individu untuk meraih tujuan dan mengatur diri dalam aktivitas belajar dengan menggunakan strategi yang melibatkan kemampuan metakognisi, motivasi dan perilaku aktif.

  2. Aspek Self Regulated Learning Zimmerman (1989) menyatakan bahwa SRL mencakup tiga aspek yaitu metakognisi, motivasi, dan perilaku. Indikator dari masing-masing aspek diambil dari skala yang disusun oleh Wolters, Pintrich, dan a. Metakognisi Metakognisi adalah kemampuan individu dalam merencanakan, mengorganisasi atau mengatur, menginstruksikan diri, memonitor dan melakukan evaluasi dalam aktivitas belajar. Indikator metakognisi, yaitu : 1) Rehearsal strategies adalah strategi untuk menghafal materi kuliah agar lebih mudah dipahami.

  2) Elaboration strategies adalah strategi untuk merinci kembali materi kuliah agar lebih mudah dipahami.

  3) Organization strategies adalah strategi untuk mengorganisasi kembali materi kuliah agar lebih mudah dipahami.

  4) Metacognitive self-regulation adalah pengaturan kognisi seperti pemeriksaan, perencanaan, pemantauan, revisi, dan evaluasi.

  b. Motivasi Motivasi dalam SRL ini merupakan pendorong yang ada pada diri individu yang mencakup persepsi terhadap efikasi diri, kompetensi dan otonomi yang dimiliki dalam aktivitas belajar. Indikator motivasi, yaitu : 1) Mastery self-talk adalah mengatakan pada diri sendiri suatu kata- kata motivasi guna meningkatkan perfomansi belajar.

  2) Relevance enhancement adalah usaha yang dilakukan untuk menghubungkan materi kuliah dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan dirinya. 3) Situational interest enhancement adalah usaha yang dilakukan untuk membuat situasi belajar menjadi suatu hal yang menarik.

  4) Perfomance/relative ability self-talk adalah mengatakan pada diri sendiri suatu kata-kata untuk meningkatkan perfomansi belajar dengan cara membandingkan apa yang sudah dilakukan diri sendiri dengan apa yang sudah dilakukan mahasiswa lain.

  5) Perfomance/extrinsic self-talk adalah mengatakan pada diri sendiri suatu kata-kata supaya mendapatkan umpan balik yang positif guna meningkatkan perfomansi belajar. 6) Self-consequating adalah memikirkan imbalan-imbalan atau hukuman-hukuman bagi kesuksesan atau kegagalan yang dicapai.

  7) Enviromental structuring adalah memilih atau mengatur lingkungan fisik agar lebih mudah untuk belajar.

  c. Perilaku Perilaku merupakan kegiatan individu untuk mengatur diri, menyeleksi dan memanfaatkan lingkungan maupun menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas belajarnya. Indikator perilaku, yaitu : 1) Effort regulation adalah usaha untuk mempertahankan semangat

  2) Regulating time and study environment adalah pengaturan waktu dan lingkungan belajar.

  3) General intention to seek needed help adalah keinginan untuk mencari bantuan sendiri.

  4) General intention to avoid needed help adalah keinginan berusaha keras terlebih dahulu dibandingkan mencari bantuan.

  5) Perceived costs of help-seeking (threat) adalah mempersepsi bahwa mendapat bantuan sebagai sebuah ancaman.

  6) Perceived benefits of help-seeking adalah mempersepsi bahwa mendapat bantuan sebagai sebuah keuntungan.

  7) Instrumental (autonomous) help-seeking goal adalah meminta bantuan sebagai sarana untuk memahami materi kuliah dan mengerjakan tugas kuliah dengan bekerja sendiri. 8) Expedient (executive) help-seeking goal adalah meminta bantuan sebagai sarana untuk memahami materi kuliah dan mengerjakan tugas kuliah tanpa bekerja sendiri. 9) Seeking help from formal sourced (teachers) adalah mencari bantuan dari sumber resmi (dosen).

  10) Seeking help from informal source (other student) adalah mencari bantuan dari sumber tidak resmi (mahasiswa lain).

  Kemampuan adaptasi SRL yang mencakup metakognisi, motivasi, dan perilaku diperlukan hingga tercapainya hasil belajar optimal. Adaptasi secara kognitif dalam merencanakan, memprogram dan mengatur kegiatan belajar beserta strategi yang akan dilakukannya, dan memanajemen motivasi dan perilaku yang diperlukannya untuk melakukan kegiatan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pada saat aktivitas belajar berlangsung.

  3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Self Regulated Learning Menurut teori sosial-kognitif dari Zimmerman (1989) ada tiga hal yang mempengaruhi SRL yaitu : a. Individu (diri)

  Faktor individu ini meliputi : 1) Pengetahuan yang dimiliki individu. Semakin banyak dan beragam pengetahuan yang dimiliki individu akan semakin membantu individu dalam melakukan SRL. 2) Tingkat kemampuan metakognisi yang dimiliki. Semakin tinggi tingkat metakognisi (kemampuan individu dalam merencanakan, mengorganisasikan, menginstruksikan diri, memantau, dan mengevaluasi dalam kegiatan belajar) yang dimiliki individu akan membantu pelaksanaan SRL dalam diri individu. 3) Tujuan yang ingin dicapai. Semakin banyak dan kompleks tujuan yang ingin diraih dalam aktivitas belajar, semakin besar kemungkinan individu melakukan SRL. b. Perilaku Perilaku disini mengacu kepada kegiatan individu menggunakan kemampuan yang dimiliki. Semakin besar dan optimal upaya yang dikerahkan individu dalam mengatur dan mengorganisasi proses belajar akan meningkatkan SRL pada individu. Bandura (dalam Zimmerman, 1989) menyatakan dalam perilaku ini, ada tiga tahap yang berkaitan dengan SRL yaitu : 1) Self observation

  Self observation merupakan tahap dimana individu melihat ke

  dalam dirinya dan perilaku yang terkait dengan kemajuan yang telah dicapai ke arah belajar.

  2) Self judgement

  Self judgement merupakan tahap dimana individu

  memperbandingkan perfomansi belajar yang telah dilakukannya dengan standar atau tujuan yang sudah dibuat dan ditetapkan individu. Melalui upaya memperbandingkan perfomansi belajarnya dengan standar atau tujuan yang telah dibuat atau ditetapkan, individu dapat melakukan evaluasi atas perfomansi belajar yang telah dilakukannya dan mengetahui letak kelemahan perfomansi belajarnya. 3) Self reaction

  Self reaction merupakan tahap yang mencakup proses individu mencapai tujuan atau standar yang telah dibuat dan ditetapkan. Self

  reaction ini, dikaitkan dengan SRL dapat dibedakan menjadi tiga

  yaitu: 1) Behavioral self-reactions, dimana siswa berusaha mengoptimalkan usahanya dalam belajar, 2) Personal self-

  reactions , yaitu siswa berusaha untuk peningkatan proses yang ada

  dalam dirinya pada saat belajar seoptimal mungkin, 3)

  Enviromental self-reactions , yaitu siswa berupaya mengubah dan

  menyesuaikan lingkungan tempat ia belajar sesuai dengan kebutuhannya.

  c. Lingkungan Menurut Bandura (dalam Zimmerman,1989) lingkungan memiliki peran terhadap pengelolaan diri dalam belajar, yaitu sebagai tempat individu melakukan aktivitas belajar dan memberikan fasilitas kepada aktivitas belajar yang dilakukan, apakah fasilitas tersebut cenderung mendukung atau menghambat aktivitas belajar khususnya SRL. Contoh lingkungan yang mendukung antara lain kemudahan mencari bahan referensi, mempunyai tempat bertanya terhadap masalah yang dihadapi dalam belajar, dan tempat belajar yang nyaman. Sedangkan contoh yang bisa diambil untuk lingkungan yang kurang mendukung adalah suasana atau tempat belajar yang ramai dan bising sehingga mengganggu konsentrasi, sulitnya mencari acuan baik pustaka maupun narasumber dalam memperoleh informasi ataupun pengetahuan

  Bandura menjelaskan mengenai hubungan ketiga hal yang mempengaruhi SRL seperti ditunjukkan dalam Gambar 1:

  Gambar 1. A Triadic Analysis of Self Regulated Learning

  Dari Zimmerman, B.J. (1989). A social cognitive view of self regulated academic learning . Journal of Educational Psychology, 3, h.330.

  Proses regulasi diri, sebagaimana tampak dalam Gambar 1, merupakan proses internal yang tidak tampak (covert) yang terjadi dalam diri (person atau self). Hasil dari proses regulasi diri selanjutnya diwujudkan dalam bentuk strategi untuk mengarahkan perilaku (behavioral self-regulation).

  

Behavioral self-regulation merupakan proses dimana siswa proaktif

  menggunakan strategi mengevaluasi diri sehingga siswa akan memperoleh info tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan. Selanjutnya, perilaku dimunculkan dalam setting lingkungan yang paling memungkinkan

  (enviromental self-regulation). Enviromental self-regulation sendiri adalah proses dimana siswa proaktif menggunakan strategi memanipulasi lingkungan. Misalnya seperti mengatur supaya lingkungan nyaman sebagai tempat belajar. Sedangkan, covert self-regulation merupakan keadaan dimana proses yang ada di dalam diri siswa saling mempengaruhi satu sama lain. Disamping mengembangkan strategi, individu juga menerima balikan (feedback) baik dari perilaku yang dimunculkan maupun dari lingkungan tempat perilaku itu diwujudkan.