Hubungan antara kontrol diri dengan prestasi akademik pada mahasiswa

(1)

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Maria Eliza 069114005

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv

Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya


(5)

v

Skripsi ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus

Bunda Maria

Atas berkat-Nya, menjadikan sesuatu yang nampak mustahil menjadi nyata

Papa dan Mama

Adik-adikku Ade, Leo, dan Lolin Keluarga “kecilku” yang begitu luar biasa


(6)

(7)

vii

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Maria Eliza ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan prestasi akademik pada mahasisiwa. Aspek dari kontrol diri adalah disiplin diri, tindakan non-impulsif, kebiasaan sehat, regulasi diri, dan reliabilitas diri. Kontrol diri pada penelitian ini merupakan variabel bebas, sedangkan prestasi akademik menjadi variabel tergantung. Prestasi akademik berupa nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dari 104 subyek yang diperoleh menggunakan convenience sampling. Pengumpulan data menggunakan skala adaptasi kontrol diri oleh Tangney, Baumeister, dan Boone (2004), sedangkan data IPK diukur dengan data identitas yang diisi subyek. Koefisien reliabilitas dari skala kontrol diri sebesar 0,838. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Pearson’s Product Moment. Koefisian korelasi (r) antara kontrol diri dengan prestasi akademik sebesar 0,318 dengan taraf signifikansi (p) sebesar 0,001 (p<0, 01). Hal ini berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri dengan prestasi akademik pada mahasiswa.


(8)

viii

THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF-CONTROL AND ACADEMIC ACHIEVEMENT ON STUDENT

Maria Eliza ABSTRACT

This research aimed to know the relationship between self-control and academic achievement on student. Aspects of control in this research are self-discipline, non-impulsive action, healthy habbit, self-regulation, and reliability. The self-control in this research has functioned as independent variable and academic achievement has fuctioned as dependent variable. The academic achievement has showed by GPA from 104 subjects, drawns by means of convenience sampling. Data collected by adapted self-control scale by Tangney, Baumeister, dan Boone (2004), whereas academic achievement data collecting was used identity data of subjects. Reliability coefficient self-control scale was 0,838. Methodology that is applied to analyzed the relationship between self-control and academic achievement used Pearson Product Moment correlation technique. Coefficient correlation (r) between self-control and academic achievement was 0,318 with significance level (p) 0,001 (p<0,01). It meant that there was a significant relationship between self-control and academic achievement.


(9)

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala penyertaan-Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Hubungan antara Kontrol Diri dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa”.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta dukungan pihak-pihak yang begitu luar biasa. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak tersebut, yaitu:

1. Ibu M.M. Nimas Eki S., S.Psi., Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi atas segala penerimaan, kesediaan, nasihat, bimbingan, kesabaran, waktu, serta berbagai masukan yang diberikan selama proses penyelesaian skripsi. 2. Dr. Christina Siwi. H., M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma.

3. Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Si, selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang mendorong penulis beserta rekan-rekan seangkatan agar dapat segera menyelesaikan penulisan skripsi.

4. Ibu Aquilina Tanti Arini, S.Psi., M.Si, selaku dosen pembimbing akademis atas pendampingan dan saran-sarannya

5. Mas Gandung, Mbak Nanik dan Pak Gie di Sekretariat Fakultas Psikologi, Mas Muji di Lab. Fakultas Psikologi dan Mas Doni di ruang baca yang membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyelesaian skripsi.


(11)

xi

6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

7. Papa Ir. Yohanes Dardi dan Mama Theresia Kantiana terkasih yang selalu sabar dalam memberikan dukungan, doa, perhatian, dan kasih sayang bagi penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

8. Adik-adiku F.X Angelinus, Thomas Leonardo, Charoline Xessa yang selalu memberi keceriaan dan semangat.

9. Sahabat-sahabatku Tari, Sentya, Ayu, Dita, Sentya, Puput, Beki serta yang belum saya sebutkan, yang tidak pernah bosan untuk mengingatkan, mendukung, berbagi cerita satu sama lain, yang memacu penulis agar dapat segera menyelesaikan penulisan skripsi.

10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2006 yang saling berbagi semangat selama berproses bersama penulis hingga saat-saat terakhir penyelesaian skripsi.

11. Keluarga besar ex-Exvaganza Dancer, Infinity Dancer, C+ Production, Sang Tantra Community yang telah menjadi memberikan kesempatan bagi penulis untuk berlatih, mengaktualisasikan diri, dan berbagi pengalaman bersama. 12. Keluarga besar Wisma Ananda, yang selama beberapa tahun ini menjadi

“rumah” bagi penulis untuk berdinamika bersama dalam kehidupan sehari-hari.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini yang belum disebutkan satu persatu.


(12)

xii

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis dengan senang hati menerima segala kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi masyarakat dan pihak-pihak yang membaca.

Yogyakarta, 12 Juli 2013


(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………....i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... ix

KATA PENGANTAR...x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL……..………..xvii

DAFTAR LAMPIRAN...xviii

BAB I. PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah...6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

1. Manfaat Teoritis...6

2. Manfaat Praktis... 6


(14)

xiv

A. Prestasi Akademik... 7

1. Pengertian Prestasi Akademik... 7

2. Pengukuran terhadap Prestasi Akademik...8

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik...9

B. Kontrol Diri... 12

1. Pengertian Kontrol Diri... 12

2. Aspek-aspek Kontrol Diri..………...13

3. Jenis-jenis Kontrol Diri...15

4. Faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri... 16

C. Mahasiswa dipandang sebagai Remaja Akhir... 17

1. Pengertian Mahasiswa... 17

2. Aspek Perkembangan pada Remaja Akhir... 18

D. Hubungan antara Kontrol Diri dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa……….20

E. Hipotesis……….………...24

BAB III. METODE PENELITIAN………..… 25

A. Jenis Penelitian………...…25

B. IdentifikasiVariabel Penelitian………..25

C. Definisi Operasional………...……….…..25

1. Kontrol Diri………..…25

2. Prestasi Akademik………...…26

D. Subyek Penelitian………...…26


(15)

xv

1. Metode……….27

2. Alat Pengumpulan Data………...…27

F. Validitas dan Reabilitas Alat Ukur……….……...29

1. Validitas………...…29

2. Reabilitas………..30

G. Uji Coba Alat Ukur………31

1. Analisis Aitem………. 33

2. Uji Reliabilitas Alat Ukur………. 35

H. Uji Analisis Data……….36

1. Uji Prasyarat Analisis………...36

2. Uji Hipotesis…..……….. 37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………38

A. Deskripsi Subyek Penelitian………..38

B. Pelaksanaan Penelitian………...39

C. Deskripsi Data Penelitian……….………..40

1.Uji t Variabel Kontrol Diri……….42

2.Uji t Variabel Prestasi Akademik………...44

D. Analisis Data Penelitian……….45

1. Uji Asumsi Penelitian………..45

2. Uji Hipotesis………47

E. Pembahasan………...…….48

BAB V. PENUTUP……...………52


(16)

xvi

B. Saran………..52

C. Keterbatasan Penelitian………..…52

DAFTAR PUSTAKA………..…53


(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 BlueprintSkala Kontrol Diri……….… 29

Tabel 2 BlueprintSkala Kontrol Diri Hasil Uji Coba...33

Tabel 3 Revisi Aitem Gugur………....34

Tabel 4 Deskripsi Jenis Kelamin Subyek Penelitian………...38

Tabel 5 Deskripsi Usia Subyek Penelitian………. 39

Tabel 6 Deskripsi Tahun Angkatan Subyek Penelitian………. 39

Tabel 7 Perbandingan Skor Empirik dan Skor Teoritik antara Variabel Kontrol Diri dan Variabel Prestasi Akademik………41

Tabel 8 One-Sample TestPerbandingan Mean Teoritik dan Empirik Kontrol Diri……….43

Tabel 9 One-Sample TestPerbandingan Mean Teoritik dan Prestasi Akademik………44

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ………45

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Linieritas………46


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Uji CobaKontrol Diri……….………... 57

Lampiran 2. Reliabilitas Skala Uji Coba Kontrol Diri……….… 64

Lampiran 3. Reliabilitas Skala Uji Coba Kontrol Diri setalah Dilakukan Seleksi Aitem……….………...67

Lampiran 4. Skala Penelitian……….69

Lampiran 5. Uji Normalitas……..………...76

Lampiran 6. Uji Linieritas………..………...………77

Lampiran 7. UjiHipotesis…………...……….. 80

Lampiran 8. Uji t Rata-rata Empiris dan Teoritis Data Kontrol Diri…...….81

Lampiran 9. Uji t Rata-rata Empiris dan Teoritis Data Prestasi Akademik………..82


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegagalan pencapaian prestasi akademik masih menjadi masalah di kalangan mahasiswa, salah satunya adalah kasus tingginya angka drop out di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Drop out dilakukan jika mahasiswa tidak mampu mencapai IPK minimal yang ditetapkan fakultas, sekurang-kurangnya 2,00 memasuki semester keempat. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kompas.com (2009), sekitar kurang lebih 10% mahasiswa per angkatan, atau sekitar 2% setiap tahunnya mengalami drop out di Institut Teknologi Bandung. Pada tahun ajaran 2007/ 2008 sebanyak 1.254 mahasiswa ITB terancam mengalami drop out, dimana 174 mahasiswa telah lebih dulu mengalami drop out pada tahun ajaran 2006/ 2007. Tingginya angka drop out

mayoritas disebabkan oleh permasalahan akademis. Kasus lainnya terjadi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Badan Pengelola Sistem Informasi di FEB Universitas Brawijaya menunjukkan bahwa pada tahun 2012 sebanyak 70 mahasiswa mengalami drop out. Mahasiswa tersebut terdiri atas 33 mahasiswa angkatan 2011, 21 mahasiswa angkatan 2010, 7 mahasiswa angkatan 2009, 1 mahasiswa angkatan 2008, 1 mahasiswa angkatan 2007, dan 7 mahasiswa angkatan 2005.

Prestasi akademik merupakan suatu bukti keberhasilan belajar mahasiswa dalam melakukan kegiatan belajar sesuai dengan bobot yang


(20)

dicapai (Winkel, 2004). Maka prestasi akademik merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh mahasiswa setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Prestasi akademik biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, dan pencapaian akademik antara mahasiswa satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Ada yang tidak memuaskan, memuaskan, bahkan sangat memuaskan. Dalam sistem akademis, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) menjadi indikator utama bagi keberhasilan studi di perguruan tinggi (Bertens, 2005).

Mahasiswa yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan sebagian besar akan memasuki dunia kerja. Prestasi akademik yang dimiliki mahasiswa akan menjadi salah satu dasar penilaian dunia kerja terhadap kemampuan mahasiswa, selain keterampilan-keterampilan lain yang berhubungan dengan bidang kerja yang akan dimasuki. Terlebih umumnya suatu bidang kerja mensyaratkan nilai tertentu dari orientasi akademik yang dilihat melalui perolehan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Oleh karena itu dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi mahasiswa diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan dan kemampuannya secara optimal agar dapat mencapai prestasi akademik yang optimal pula.

Masa mahasiswa meliputi rentang umur 18/ 19 tahun sampai 24/25 tahun. Rentang umur itu masih dapat dibagi-bagi lagi atas periode 18/ 19 tahun sampai 20/21 tahun, yaitu mahasiswa semester I sampai dengan semester IV; dan periode waktu 21/ 22 tahun sampai 24/ 25 tahun, yaitu mahasiswa dari semester V sampai dengan semester VIII (Isaacson dan Brown, 1993). Mahasiswa pada rentang umur yang pertama akan mengalami


(21)

lebih banyak tantangan dibandingkan dengan mahasiwa pada rentang umur yang kedua. Hal ini dikarenakan mahasiswa pada semester pertama perkuliahan harus melakukan penyesuaian diri dengan pola kehidupan di kampus maupun di luar kampus, baik akademis dengan akademis. Menurut Azwar (1999), keberhasilan belajar mahasiswa tidak terlepas dari beberapa faktor, salah satunya adalah faktor sosial dimana mahasiswa memiliki banyak peran yang harus dijalankan. Ketidakmampuan mahasiswa dalam mengatur tugas non-akademik dapat menyita waktu belajar yang pada akhirnya mengganggu kedisiplinan dalam memenuhi dan menyelesaikan tugas-tugas akademik.

Salah satu kriteria mahasiswa yang berhasil adalah mahasiswa yang memiliki kemampuan mengatur waktu yang tepat dan memiliki batas waktu untuk setiap pengerjaan tugasnya. Kemampuan mengatur waktu secara tepat ini tidak dimiliki oleh semua mahasiswa, Djamarah (2002) menjelaskan banyak mahasiswa yang mengeluh karena tidak dapat membagi waktu kapan harus memulai dan mengerjakan sesuatu sehingga waktu yang seharusnya dapat bermanfaat terbuang dengan percuma. Adanya kecenderungan untuk tidak segera memulai mengerjakan tugas kuliah merupakan suatu indikasi dari perilaku menunda dan kelalaian dalam mengatur waktu dan menjadi faktor penting yang menyebabkan mahasiswa menunda dalam melakukan dan menyelesaikan tugas.

Mahasiswa membutuhkan kemampuan untuk melakukan kontrol atas dirinya, terutama dalam hal menentukan prioritas akademis. Sebagaimana


(22)

penelitian yang dilakukan oleh Tangney, Baumeister, Boone (2004), dikatakan bahwa individu dengan kapasitas yang tinggi untuk melakukan kontrol terhadap dirinya akan lebih baik dalam hal performansi tugas dan juga memiliki keberhasilan interpersonal yang lebih tinggi.

Fajrina and Kurniawan (dalam Fajrina and Kurniawan, 2012) menemukan bahwa permasalahan kontrol diri masih terjadi di kalangan mahasiswa. Masalah kontrol diri meliputi antara lain kecenderungan mahasiswa yang lebih memprioritaskan kesenangan dan kepuasan dibandingkan menyelesaikan tugas, kemalasan, konsentrasi yang rendah, sikap kurang disiplin, dan menyelesaikan tugas atau perkerjaan menjelang deadline.

Menurut Liebert (1981), kontrol diri melibatkan kemampuan melawan dorongan dan menunda kepuasan. Kemampuan melawan dorongan adalah bentuk kontrol diri dimana individu menunda pemuasan kebutuhan segera dalam rangka mendapatkan hasil lain yang lebih berharga, yang hanya diperoleh melalui usaha dan kesabaran. Untuk mendapatkan prestasi akademik yang optimal, mahasiswa harus dapat belajar dengan baik dalam perkuliahan dan ujian, serta mengerjakan tugas sebaik-baiknya. Untuk itu mahasiswa harus menunda pemuasan kebutuhan yang bersifat segera yang muncul, sehingga kegiatan yang menunjang pencapaian tujuan jangka panjang menjadi prioritas utama untuk dilakukan. Hal-hal yang dapat menunda pencapaian tujuan jangka panjang adalah munculnya dorongan untuk melakukan sesuatu yang lebih menyenangkan ketika akan dan sedang melakukan kegiatan belajar, sebagai contoh lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan.


(23)

Kohlberg (1981) menjelaskan bahwa bagian dari kontrol diri dimulai dengan kebutuhan semua individu untuk melakukan disiplin diri. Vincent dan Martin (dalam Hurlock, 1955) menyatakan bahwa setiap individu membutuhkan disiplin (aturan dalam pengadaan) dalam rangka menyesuaikan kebutuhan dan dorongan kepada orang lain, dan untuk menjaga kasih sayang dan persetujuan dari orang sekitar. Tanpa adanya kedisiplinan, individu tidak akan dapat mengembangkan kontrol atas kebutuhan ego untuk membantu melakukan penyesuaian terhadap realitas permintaan hidup; dengan disiplin individu akan mengembangkan kontrol dan sebagai hasil membuat penyesuaian yang baik terhadap permintaan hidup.

Hasil penelitian Duckworth dan Seligman (2005) menunjukkan bahwa disiplin diri, mempengaruhi pencapaian prestasi akademik. Disiplin diri terbukti mempengaruhi pencapaian prestasi akademik dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap performansi akademik dibandingkan inteligensi. Penelitian lainnya oleh Duckworth, Tsukayama, dan May (2010) menjelaskan bahwa perubahan dalam kontrol diri akan berpengaruh pada perubahan pencapaian prestasi akademik. Jika mahasiswa lebih menerapkan kontrol diri pada semester perkuliahan tertentu, maka diasumsikan bahwa prestasi akademik yang dicapai pun akan lebih menonjol pada semester tertentu pula. Maka, kontrol diri tidak hanya menjadi prediktor kesuksesan akademis jangka pendek, tetapi juga membantu individu dalam mempertahankan pencapaian yang telah diperoleh. Dengan kata lain, kontrol diri membantu mahasiswa


(24)

mempertahankan prestasi akademik yang optimal selama proses menyelesaikan masa studinya.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara kontrol diri dengan pencapaian prestasi akademik.

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan positif antara kontrol diri dengan prestasi akademik mahasiswa?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif antara kontrol diri dengan prestasi akademik mahasiswa.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritik penelitian ini memberikan sumbangan pengetahuan bagi ilmu psikologi terutama bidang psikologi pendidikan yang berkaitan dengan kontrol diri dan prestasi akademik.

2. Manfaat Praktis

Memberikan informasi tentang kontrol diri dan prestasi akademik sehingga dapat memberikan masukan bagi mahasiswa untuk mengembangkan kontrol diri yang dimiliki.


(25)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Prestasi Akademik

1. Pengertian Prestasi Akademik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (1991), prestasi akademik adalah nilai yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif dan ditentukan melalui penilaian. Winkel (2004) mengemukakan bahwa prestasi akademik adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Menurut Nasution (2005) prestasi akademik adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Azwar (2007) mendefinisikan prestasi akademik sebagai penguasaan materi studi yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek kognitif berisi intelektual, aspek afektif menyangkut minat, sikap (keadaan emosi) dan psikomotor adalah mengenai keterampilan. Prestasi akademik dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.


(26)

Berdasarkan berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik adalah tingkat keberhasilan belajar mahasiswa yang meliputi aspek kognitif (intelektual), afektif (minat, sikap, emosi) dan psikomotor (keterampilan) yang diperoleh melalui serangkaian tes evaluasi belajar dan diwujudkan dalam bentuk nilai angka atau huruf.

2. Pengukuran terhadap Prestasi Akademik

Untuk mengetahui sampai sejauh mana proses belajar yang telah berlangsung dalam jangka waktu tertentu, dan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai individu, maka pendidik perlu kiranya melakukan pengukuran dan evaluasi. Pengukuran dan evaluasi merupakan kebutuhan yang harus dilakukan oleh pendidik, karena pada saat tertentu pendidik harus membuat keputusan pendidikan. Untuk mendapatkan keputusan pendidikan yang akurat, maka diperlukan suatu data yang akurat dan sesuai dengan hasil dari belajar. Data akurat tersebut dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, dan sebagainya (Suryabrata, 1998).

Tingkat keberhasilan atau penguasaan mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi akademik yang dicapai. Prestasi akademik itu sendiri dapat diketahui dari hasil evaluasi belajar. Evaluasi belajar itu dapat dilakukan dengan pengukuran yang biasanya dibuat oleh dosen dalam bentuk ujian lisan maupun tertulis. Penilaian kemudian dilakukan berdasarkan norma yang dipergunakan. Ada yang menggunakan


(27)

angka-angka dengan rentang 1-10 atau 10-100 atau juga dalam bentuk huruf seperti A, B, C, D, dan E. Hasilnya kemudian diwujudkan dalam suatu simbol yang biasa menggunakan angka atau huruf yang biasa disebut sebagai Indeks Prestasi.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

Secara global, Syah (2003) membedakan faktor-faktor yang mempengaruhil hasil belajar individu menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor Internal 1) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas mahasiswa dalam mengikuti aktivitas perkuliahan. Kondisi organ tubuh yang lemah, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.

Kondisi organ-organ khusus individu, seperti tingkat kesehatan, indera pendengaran dan indera penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan individu dalam menyerap informasi dan pengetahuan. Daya pendengaran dan penglihatan individu yang rendah akan menyulitkan sensory register dalam menyerap aitem-aitem informasi. Akibat negatif selanjutnya adalah


(28)

terhambatnya proses informasi yang dilakukan oleh sistem memori individu tersebut.

2) Aspek Psikologis a) Inteligensi

Semakin tinggi kemampuan inteligensi individu maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi individu maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.

b) Sikap

Sikap individu yang positif, terutama kepada pengajar dan materi yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar. Sebaliknya, sikap negatif akan menimbulkan kesulitan belajar dan prestasi yang dicapai akan kurang memuaskan.

c) Bakat

Bakat dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya prestasi akademik bidang-bidang studi tertentu. Ketidaksadaran individu terhadap bakatnya sendiri misalnya memilih jurusan keahlian tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya, akan berpengaruh negatif terhadap prestasi akademiknya.

d) Minat

Minat memengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar individu dalam bidang-bidang tertentu. Ketika individu


(29)

menaruh minat yang besar terhadap suatu materi tertentu maka ia akan memusatkan perhatiannya sehingga individu akan belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.

e) Motivasi

Dengan adanya motivasi, individu dapat mempunyai pendorong untuk belajar sehingga dapat memiliki prestasi akademik yang lebih baik.

b. Faktor Eksternal 1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan keluarga mahasiswa itu sendiri. Sifat-sifat orangtua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh individu.

2) Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non-sosial ialah gedung kampus dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga individu dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan individu.


(30)

c. Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar (approach to learning), dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

B. Kontrol Diri

1. Pengertian Kontrol Diri

Menurut Sarafino (2001), kontrol diri adalah kemampuan untuk melatih menahan diri atas emosi, dorongan, impuls, atau keinginan kita. Individu yang memiliki kontrol diri dapat menahan godaan atau menunda kepuasan ketika menginginkan sesuatu. Sebagaimana dikemukakan pula oleh Olson dan Hergenhahn (2007), kontrol diri merupakan kemampuan untuk melakukan toleransi terhadap penundaan kepuasan.

Kontrol diri juga mengacu pada kemampuan untuk melakukan komando perilaku (nampak dan tidak nampak, serta emosi maupun fisik) serta menahan atau menghambat suatu dorongan (APA, 2006). Keadaan dimana keuntungan jangka pendek beresiko membawa kerugian jangka panjang, sebaliknya ada keuntungan jangka panjang yang lebih besar.

Lebih lanjut, Tangney, Baumeister, dan Boone (2004) mendefinisikan kontrol diri sebagai kemampuan diri dalam mengontrol


(31)

pikiran, emosi, impuls (dorongan), melakukan regulasi diri, dan mengubah kebiasaan. Menurut Franken (2003), kontrol diri berarti kemampuan individu untuk mengatur diri sepenuhnya, atau menjadi benar-benar rasional.

Menurut Calhoun dan Acocella (1990), kontrol diri didefinisikan sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku individu, dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri Kontrol diri adalah kemampuan untuk mengubah hasil secara sukarela, sehingga dapat mencapai masukan yang diinginkan, baik dimasa sekarang maupun dimasa depan (McConnell, 1983). Kontrol diri mengarah pada proses yang memungkinkan individu mempengaruhi variabel yang menentukan perilakunya (Pervin dalam Lazarus dan Monat, 1979).

Berdasarkan berbagai definisi di atas, maka kontrol diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan individu untuk mengendalikan dorongan terhadap pikiran, emosi, dan perilaku untuk mencapai kepuasaan segera yang beresiko, demi mencapai tujuan jangka panjang yang lebih bermanfaat.

2. Aspek-aspek Kontrol Diri

Menurut Tangney, Baumeister, dan Boone (2004), kontrol diri terdiri atas:


(32)

a. Disiplin diri

Disiplin diri adalah kontrol terhadap dorongan dan keinginan yang dimiliki, memutuskan untuk tidak menerima kepuasaan langsung demi mendukung tujuan jangka panjang atau kemajuan secara umum (VadenBos, 2007).

b. Tindakan non-impulsif

Impulsif merupakan perilaku yang ditandai dengan sedikitnya bahkan tidak adanya pemikiran, refleksi, maupun pertimbangan atas konsekuensi, yang mungkin beresiko (VadenBos, 2007).

c. Kebiasaan sehat

Mengacu pada kemampuan individu untuk mengendalikan berbagai kebiasaan yang kurang baik dalam kehidupan sehari-hari (Quinn, Pascoe, Wood, dan Neal, 2010).

d. Regulasi diri

Regulasi diri adalah segala upaya yang dilakukan individu untuk mengubah responnya sendiri. Respon tersebut dapat berupa tindakan, pikiran, perasaan, dorongan maupun performansi. Individu akan merespon situasi tertentu dengan cara tertentu pula (Baumeister, Heatherton, dan Tice, 1994).


(33)

e. Reliabilitas Diri

Reliabilitas mengacu pada sebuah karakteristik yang dapat dipercaya, bertanggung jawab, bisa diandalkan atau dipegang kata-kata maupun tindakannya (Reber dan Reber, 2010).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka kontrol diri terdiri atas aspek-aspek sebagai berikut.

a. kemampuan melakukan disiplin diri

b. kemampuan melakukan tindakan non-impulsif c. kemampuan melakukan kebiasaan sehat d. kemampuan melakukan regulasi diri e. memiliki keandalan diri

Aspek-aspek pada kontrol diri kemudian disusun menjadi Self-Control Scale yang terdiri atas ego-resilient dan kontrol diri rendah.

3. Jenis-jenis Kontrol Diri

Block (dalam Papalia, Olds, dan Feldman, 2009) membagi individu berdasarkan perbedaan ego-resiliency, atau adaptabilitas dalam keadaan stres, dan kontrol ego atau kontrol diri menjadi tiga jenis yaitu:

a. Ego- resilient (ego-ulet)

Individu dengan kontrol diri ini dapat beradaptasi dengan baik, yaitu percaya diri, mandiri, mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan mudah dan jelas, penuh perhatian, sangat membantu, kooperatif, dan fokus terhadap tugas.


(34)

b. Overcontrolled (kontrol berlebihan)

Individu dengan kontrol yang berlebihan adalah individu yang pemalu, pendiam, pencemas, dan bergantung kepada orang lain. Selain itu, cenderung menyembunyikan pikiran mereka dan menarik diri dari konflik, dan besar kemungkinan menjadi korban depresi. c. Undercontrolled (kekurangan kontrol)

Individu yang kekurangan kontrol cenderung bersifat aktif, berenergi, impulsif, keras kepala, dan mudah terganggu.

4. Faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri

a. Usia

Menurut Mischel dan Metzner (dalam Hergenhahn dan Olson, 2007), kemampuan kontrol diri akan berkembang seiring dengan bertambahnya usia dan faktor inteligensi. Menurut Mischel (dalam Berk, 2006), perkembangan kontrol diri dipengaruhi oleh interaksi dua sistem pengolahan, yaitu hot dan cool. Seiring dengan bertambahnya usia, hot system (emosionil, reaktif) terhubung dengan

cool system (kognitif, reflektif). Terhubungnya kedua sistem tersebut mengarahkan individu untuk menjauhi hot processing agar menjadi

cool thinking, yang ditunjukan dengan strategi menunda kepuasan dan kesadaran metakognitif atas strategi yang dilakukan.

Selain itu, seiring bertambahnya usia, individu akan lebih mampu memikirkan strategi tertentu yang digunakan untuk


(35)

mengalihkan perhatian dari obyek yang diinginkan ketika melawan godaan (Berk, 2006). Dengan kata lain, mampu menjaga pikiran atas tindakan dan obyek yang menarik dalam waktu yang panjang.

b. Sosio-emosional

Kondisi sosio-emosional berkaitan dengan lingkungan, terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya. Menurut Berk (2006), kontrol diri secara biologis ditentukan oleh faktor emosi. Apabila individu berkembang dalam lingkungan yang cukup kondusif, seperti pola asuh yang diwarnai dengan kehangatan serta dorongan yang lembut, saling menghormati, adanya sopan santun, dan penuh tanggung jawab, maka individu cenderung memiliki kontrol diri yang baik. Hal ini dikarenakan individu akan mencapai kematangan emosi oleh faktor-faktor pendukung tersebut. Kontrol emosi yang sehat dapat diperoleh bila individu memiliki kekuatan ego, yaitu sesuatu kemampuan untuk menahan diri dari tindakan luapan emosi. Selain itu pendekatan oleh pengasuh yang diterima individu selama masa kecil akan mempengaruhi pembentukan disiplin diri (Liebert, 1981).

C. Mahasiswa dipandang sebagai Remaja Akhir 1. Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa adalah individu yang belajar di perguruan tinggi (Bertens, 2005). Pada umumnya mahasiswa adalah individu yang berada pada rentang usia 18 hingga 22 tahun (Isaacson dan Brown, 1993).


(36)

Meskipun demikian, adapula mahasiswa dengan usia lebih dari 22 tahun dikarenakan beberapa alasan tertentu. Menurut Santrock (2002), rentang usia 18 hingga 22 tahun merupakan akhir dari masa remaja, yaitu masa perkembangan transisi antara masa anak dan dewasa yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosial.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa mahasiswa adalah individu yang belajar di perguruan tinggi dan sedang berada dalam masa peralihan menuju masa dewasa.

2. Aspek Perkembangan pada Masa Remaja Akhir

Steinberg (2002) membedakan masa remaja atas remaja awal, yang meliputi usia 10-13 tahun; remaja tengah, dari usia 14-18 tahun; dan remaja akhir (atau sering dikenal dengan istilah pemuda), dari usia 19 hingga 22 tahun. Masa remaja akhir diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan dewasa yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosial (Santrock, 2002).

Aspek yang mempengaruhi perkembangan masa remaja akhir yaitu:

a. Fisik

Perkembangan fsik yaitu perubahan-perubahan pada yang terjadi tubuh, otak, kapasitas sensoris dan keterampilan motorik (Papalia dan Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot,


(37)

serta kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbhan, menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Selain itu, terjadi perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).

b. Kognitif

Secara kognitif, remaja mengalami perubahan dalam proses berpikir dan kecerdasan (Santrock, 2003). Berdasarkan tahap perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget, remaja memasuki tahap perkembagan kognitif yaitu tahap operasi formal. Pada tahap ini remaja dapat mengembangkan kemampuannya dalam melakukan abstraksi terhadap penalaran, membuat kemungkinan-kemingkinan yang dapat terjadi berdasarkan informasi yang diperoleh serta menyusun rencana-rencana berdasarkan pengalaman masa lalu (Feldman, Olds, dan Papalia, 2004).

c. Kepribadian dan Sosial

Perkembangan kepribadian yaitu perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik, sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia dan Olds, 2001). Perkembagan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik


(38)

dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia dan Olds, 2001).

D. Hubungan antara Kontrol Diri dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa

Prestasi akademik merupakan tingkat keberhasilan belajar individu yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Tingkat keberhasilan atau penguasaan belajar seorang mahasiswa dapat dilihat dari prestasi akademik yang dicapai. Prestasi akademik pada mahasiswa dapat diketahui dari hasil evaluasi belajar melalui pengukuran yang biasanya dibuat oleh dosen dalam bentuk ujian lisan maupun tertulis. Hasil penilaian diwujudkan dalam suatu simbol yang biasa menggunakan angka atau huruf yang biasa disebut sebagai Indeks Prestasi.

Keberhasilan belajar mahasiswa tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual (Santrock, 2003). Syah (2003) menjelaskakan bahwa prestasi akademik individu dipengaruhi oleh faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Duckworth dan Seligman (2005) menjelaskan bahwa disiplin diri dapat mempengaruhi pencapaian prestasi akademik dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap pencapaian kinerja akademis dibandingkan inteligensi. Menurut Schneiders (1951), disiplin diri merupakan bentuk dari kontrol diri.

Menurut Tangney, Baumeister, dan Boone (2004) kontrol diri merupakan kemampuan individu dalam mengontrol pikiran, emosi, impuls


(39)

(dorongan), melakukan regulasi diri, serta mengubah kebiasaan. Kontrol diri melibatkan kemampuan individu untuk melakukan penundaan terhadap kepuasaan segera yang dinilai beresiko, demi mencapai tujuan jangka panjang yang lebih bermanfaat.

Kontrol diri merupakan kemampuan individu dalam melakukan disiplin diri, tindakan non-impulsif, kebiasaan sehat, regulasi diri, dan memiliki reliabilitas diri. Mahasiswa yang memiliki disiplin diri akan memiliki kemampuan untuk menunda pemuasan kebutuhan bersifat segera yang muncul, sehingga kegiatan yang menunjang pencapaian tujuan jangka panjang menjadi prioritas utama untuk dilakukan. Mahasiswa yang belajar dengan serius akan memahami bagaimana mengatasi dorongan yang hadir dalam belajar dan tidak akan mengalami kesulitan terlalu besar untuk berkonsentrasi pada perkerjaannya.

Individu yang kurang memiliki kontrol diri akan cenderung bersifat impulsif. Tingkah laku impulsif adalah segala tingkah laku yang dilaksanakan segera demi kepuasan seketika. Pengendalian perilaku implusif meliputi dua kemampuan yaitu kemampuan untuk menunggu sebelum bertindak dan kemampuan untuk menghilangkan kepuasan seketika demi pencapaian yang lebih besar kelak (Calhoun dan Acocella, 1990).

Penelitian yang dilakukan Quinn, Pascoe, Wood, dan Neal (2010) menjelaskan mengenai kebiasaan-kebiasaan kurang baik yang dilakukan individu, meliputi perilaku konsumtif, interaksi sosial, kegiatan yang terkait dengan kesehatan, membuat keputusan, serta bagaimana mengatasi berbagai


(40)

kejadian sehari-hari. Kebiasaan-kebiasaan tersebut antara lain melakukan penundaan (prokrastinasi) terhadap tugas-tugas akademis, kurang memberi perhatian ketika menghadapi materi perkuliahan berada di kelas, membuang-buang waktu ketika akan mulai belajar, terlambat menghadiri perkuliahan dan lain sebagainya. Sebagaimana diungkapkan (Calhoun dan Acocella, 1990), bahwa salah satu masalah dalam kontrol diri berkaitan dengan kebiasaan belajar. Jika kebiasaan tersebut dilakukan terus menerus maka akan mempengaruhi kinerja akademik mahasiswa. Hasil yang dicapai akan kurang maksimal karena membuat belajar menjadi tidak efektif dan efisien.

Menurut Carver dan Scheier (dalam Quinn, Pascoe, Wood, dan Neal, 2010), berbagai kebiasaan-kebiasaan buruk dalam diri individu dapat diubah dengan melibatkan regulasi diri. Regulasi terhadap pikiran, sebagai contoh, dapat dilakukan dengan memacu diri untuk berkonsentrasi, mengubah suasana hati dan emosi, serta menahan dorongan yang tidak diharapkan (Tangney, Baumeister, dan Boone, 2004).

Menurut Hurlock (1991), individu perlu mengembangkan tanggung jawab dalam dirinya untuk menghadapi masa dewasa. Lingkungan kehidupan kampus (perguruan tinggi) menuntut mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang memiliki karakteristik berbeda dengan lingkungan pendidikan sebelumnya (tingkat SMA). Dengan kata lain, mahasiswa bertanggung jawab penuh atas proses belajar yang dihadapi di perguruan tinggi, seperti keputusan untuk menghadiri perkuliahan, menyelesaikan tugas, maupun mempersiapkan diri menghadapi ujian


(41)

(Wadsworth dan Blerkom, 2004). Segala tanggung jawab mengarahkan mahasiswa kepada kinerja akademik yang maksimal.

Block (dalam Papalia, Olds, dan Feldman, 2009) menjelaskan bahwa kontrol diri terdiri atas ego-resilient (ego ulet), overcontrolled (kontrol berlebihan), dan undercontrolled (kekurangan kontrol). Secara umum mahasiswa dengan ego-resilient akan lebih mampu mengarahkan diri pada perilaku yang lebih utama, yaitu belajar atau kuliah, sedangkan mahasiswa dengan kontrol diri rendah kurang mampu mengatur dan mengarahkan perilakunya, sehingga akan lebih mementingkan sesuatu yang lebih menyenangkan, dan diasumsikan banyak menunda-nunda (prokrastinasi).

Individu dengan ego-resilient akan lebih mampu beradaptasi dengan baik. Sebagai mahasiswa yang tugas utamanya adalah belajar atau kuliah, mereka akan lebih mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku. Mahasiswa mampu menginterpretasikan stimulus yang dihadapi, mempertimbangkan konsekuensinya sehingga mampu memilih tindakan dan melakukannya dengan meminimalkan akibat yang tidak diinginkan. Mahasiswa mampu mengatur stimulus sehingga dapat menyesuaikan perilakunya kepada hal-hal yang lebih menunjang perkuliahannnya.

Individu yang kurang memiliki kontrol diri kurang mampu mengarahkan dan mengatur perilakunya, sehingga diasumsikan seorang mahasiswa dengan kontrol diri yang rendah akan berperilaku, lebih bertindak kepada hal-hal yang lebih menyenangkan dirinya misalnya melakukan aktivitas yang kurang bermanfaat seperti jalan-jalan ke Mall, nongkrong tanpa


(42)

batas waktu, begadang semalaman, serta aktivitas-aktivitas lain yang kurang bermanfaat atau membuang-buang waktu, bahkan mahasiswa cenderung menunda-nunda tugas yang seharusnya dikerjakan terlebih dahulu. Dengan kontrol diri yang rendah, mahasiswa kurang mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku. Mahasiswa kurang mempu menginterpretasikan stimulus yang dihadapi, kurang mampu mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin dihadapi sehingga kurang mampu memilih tindakan yang tepat.

meliputi aspek

E. Hipotesis

Ada hubungan positif antara kontrol diri dengan prestasi akademik.

Disiplin diri Non-impulsif Regulasi diri Kebiasaan

sehat

Reliabilitas diri

Prestasi Akademik Kontrol Diri


(43)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu antara kontrol diri dengan prestasi akademik pada mahasiswa.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Kontrol diri 2. Variabel tergantung : Prestasi akademik

C. Definisi Operasional 1. Kontrol Diri

Kontrol diri adalah kemampuan individu dalam mengendalikan dorongan terhadap pikiran, emosi, dan perilaku untuk mencapai kepuasaan segera yang beresiko, demi mencapai tujuan jangka panjang yang lebih bermanfaat. Kontrol diri diukur menggunakan skala kontrol diri berdasarkan lima indikator yang disusun oleh Tangney, Baumeister, dan Boone (2004) yaitu disiplin diri, tindakan non-impulsif, kebiasaan sehat, regulasi diri, dan reliabilitas diri.


(44)

2. Prestasi akademik

Prestasi akademik dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan belajar mahasiswa yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, yang dilihat berdasarkan perolehan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

D. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti. Subyek penelitian, pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian (Azwar, 1997). Penentuan subyek penelitian menggunakan convenience sampling, yang mana subyek dipilih karena secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan kemudian dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan menjadi sampel (Noor, 2011).

Subyek pada penelitian ini adalah individu dengan rentang usia 18 sampai 22 tahun. Pada rentang usia tersebut, mahasiswa berada pada masa transisi menuju masa dewasa dan diasumsikan sudah mampu beradaptasi dengan kondisi perkuliahan serta memiliki kestabilan dan kemandirian dalam menyikapi aktivitas belajar di perguruan tinggi yang berbeda dengan sekolah menengah.


(45)

E. Metode Pengumpulan Data 1. Metode

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode skala. Azwar (1997) mendefinisikan skala sebagai alat ukur psikologis dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sikap yang disusun sedemikian rupa sehingga respon seseorang terhadap pernyataan tersebut dapat diberi skor dan dapat diintepretasikan.

2. Alat Pengumpulan Data

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilakan data kuantitatif (Sugiyono, 2012). Penelitian ini menggunakan Skala Kontrol Diri yang dikembangkan oleh Tangney, Baumeister, dan Boone (2004).

Penelitian ini menggunakan skala pengukuran summative scale, dengan jenis skala Likert. Masing-masing aitem memiliki lima alternatif respon yang tersusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban “sangat positif” terletak dibagian kanan garis dan jawaban yang “sangat negatif” terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya. Pada penelitian ini, jawaban “sangat sesuai” berada dikanan garis dan jawaban “sangat tidak sesuai” berada disebelah kiri garis.

1------2 ---3---4---5


(46)

Skala adaptasi kontrol diri terdiri atas 13 aitem favorable dan 23 aitemunfavourable.

a. Skor untuk skalafavourableadalah: 1 (Sangat Tidak Sesuai) = 1

2 = 2

3 = 3

4 = 4

5 (Sangat Sesuai) = 5

b. Skor untuk skalaunfavourableadalah: 1 (Sangat Tidak Sesuai) = 5

2 = 4

3 = 3

4 = 2

5 (Sangai Sesuai) = 1

Skala yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada aspek-aspek kontrol diri yang dikembangkan oleh Tangney, Baumeister, dan Boone (2004) yaitu aspek disiplin diri, tindakan non-impulsif, kebiasaan sehat, regulasi diri, dan reliabilitas diri. Skala adaptasi kontrol diri terdiri atas 36 aitem dengan spesifikasi atau blueprintsebagai berikut (Nebioglu, Konuk, Akbaba, dan Eroglu, 2012).


(47)

Tabel 1

Blueprint Skala Kontrol Diri

Aspek Nomor Aitem Total

Favourable Unfavourable Disiplin diri 1, 7, 22, 36 3, 17, 20, 23,

31

9

Tindakan non-impulsif

5, 25 2, 6, 11, 12, 14, 16, 28, 32, 33, 34

12

Kebiasaan sehat 13, 15, 26, 27 8, 35 6

Regulasi diri 24, 30 9, 19, 29 5

Reliabilitas diri 18 4, 10, 21 4

Total 13 23 36

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas

Validitas berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu skala dalam menjalankan fungsi ukurnya (Azwar, 1999). Skala yang hanya mampu mengungkap sebagian dari atribut yang seharusnya atau justru mengukur atribut lain, dikatakan sebagi skala yang tidak valid. Uji validitas pada skala kontrol diri dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan dan kecermatan skala yang diadaptasi oleh peneliti dalam mengungkap kontrol diri mahasiswa.


(48)

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu validitas yang diestimasi lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment yang dilakukan oleh dosen pembimbing. Hal ini bertujuan untuk melihat sejauh mana setiap item pada alat ukur tersebut mampu mencakup seluruh kawasan isi objek yang hendak diukur (aspek representasi) dan sejauh mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur (aspek relevansi), (Azwar, 1997). Isi tes diharapkan tidak hanya komprehensif tetapi juga harus memuat isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur.

Skala diterjemahakan dengan metode back-translation oleh empat orang sarjana di bidang bahasa Inggris sehingga diperoleh dua versi skala. Professional judgment pada penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan masing-masing aitem-aitem dari dua versi skala yang diterjemahkan.Perbandingan dillakukan untuk melihat sejauh mana aitem-aitem tersebut didefiniskan dengan arti yang sama. Jika ditemukan aitem-aitem dengan definisi yang mencolok, maka dilakukan revisi dengan pertimbangan dari dosen pembimbing.

2. Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada konsitensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 1999). Ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran tersebut relatif konsisten. Suatu hasil penelitian hanya dapat


(49)

dipercaya bila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap suatu kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah (Azwar, 2001).

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas ( ′) yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1, 00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1, 00 berarti semakin tinggi reliabilitas, sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas (Azwar, 1999). Teknik yang digunakan dalam penghitungan reliabilitas dilakukan dengan metode Cronbach’s Alfa. Penghitungan Cronbach’s Alfa dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi di antara butir-butir pernyataan dalam kuesioner. Variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 0,6. Uji reliabilitas dilakukan pada skala kontrol diri dalam melihat keajegan alat ukur yang digunakan dalam mengungkap kontrol diri individu menggunakan uji statistik Analisis Varians dalam SPSS 16.00 for windows.

G. Uji Coba Alat Ukur

Alat ukur yang telah diadaptasi harus diuji validitas dan reliabilitasnya layaknya sebuah instrumen yang baru dikembangkan. Uji coba juga dilakukan untuk melakukan peninjauan kembali atas aitem-aitem yang membutuhkan revisi. Oleh sebab itu, peneliti pun melakukan uji coba terhadap alat ukur yang


(50)

telah diadaptasi. Uji coba dilakukan pada subyek dengan karakteristik yang relatif sama dengan subyek penelitian sesungguhnya. Menurut Sugiyono (2012), jumlah anggota sampel yang dapat digunakan untuk pengujian instrumen adalah sekitar 30 orang. Subyek yang terlibat dalam uji coba alat ukur pada penelitian ini terdiri atas 50 orang mahasiswa/i Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berada pada angkatan 2008, 2009, 2010, dan 2011. Pelaksanaan uji coba dilakukan secara informal pada tanggal 13 dan 14 Maret 2013. Peneliti meminta kesediaan subyek untuk menjawab beberapa pernyataan pada alat ukur secara personal. Setelah subyek menyatakan kesediaannya untuk berpartisipasi, peneliti pun mendampingi subyek dalam proses pengisian skala.

Pengujian reliabilitas alat ukur dilakukan dengan internal consistency, yaitu dengan cara mencobakan instrumen satu kali, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2012). Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian validitas tiap butir menggunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.

Hasil uji coba terhadap Skala Kontrol Diri dilakukan dengan analisis butir melalui uji coba validitas dan reliabilitas guna mengetahui beberapa aitem yang sahih dan aitem yang gugur serta guna mengetahui apakah alat ukur valid dan reliabel. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan bantuan programSPSS 16.0 for windows.


(51)

1. Analisis Aitem

Analisis aitem dilakukan denganCorrected Item Total Correlation pada SPSS 16.00 for windows.Korelasi aitem total menggunakan batasan ≥0,25 (Azwar, 1999). Berdasarkan batasan tersebut, terdapat 12 aitem yang membutuhkan revisi lebih lanjut.

Tabel 2

BlueprintSkala Kontrol Diri Hasil Uji Coba

Aspek

No Aitem

Favourable Unfavourable Disiplin diri 1, 7, 22, 36 3, 17*, 20, 23*, 31 Tindakan

non-impulsif

5*, 25* 2, 6, 11*, 12, 14, 16*, 28, 32, 33, 34* Kebiasaan sehat 13, 15*, 26*, 27* 8, 35

Regulasi diri 24*, 30 9, 19*, 29

Reliabilitas 18 4, 10, 21

Kedua belas aitem yang belum memenuhi batasan korelasi aitem total mendapatkan pemeriksaan kembali. Aitem direvisi sehingga dirasa layak untuk digunakan ke dalam bentuk final Skala Kontrol Diri. Alat ukur yang diterjemahkan membutuhkan langkah-langkah tertentu, termasuk dilakukannya revisi untuk menjadi bentuk akhir alat ukur adaptasi yang mendapatkan persetujuan (Sireci, Yang, Harter dan Ehrlich, 2006).


(52)

Adapun kedua belas aitem tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Revisi Aitem Gugur

No Peryataan sebelum revisi Peryataan setelah revisi

5 Saya tidak pernah membiarkan diri saya kehilangan kendali.

Saya tidak pernah membiarkan diri saya hilang kendali.

11 Saya mengucapkan apapun yang ada dipikiran saya.

Saya mengutarakan apapun yang ada dibenak saya tanpa pikir panjang 15 Saya menjaga semuanya

agar tetap rapi.

Saya menjaga kerapian

16 Saya kadang memanjakan diri saya.

Saya kadang menuruti keinginan untuk bersenang-senang.

17 Saya berharap saya memiliki disiplin diri yang lebih.

Saya berharap lebih memiliki disiplin diri.

19 Saya terbawa oleh perasaan saya.

Saya terpengaruh oleh perasaan.

23 Saya sudah bekerja/ belajar sampai larut.

Saya bekerja atau belajar sepanjang malam pada saat-saat terakhir.


(53)

24 Saya tidak mudah putus asa.

Saya tidak mudah berkecil hati.

25 Saya lebih baik mundur jika saya berhenti berpikir sebelum bertindak.

Sebelum bertindak, saya berhenti sejenak untuk berpikir.

26 Saya melakukan/ terlibat dengan kegiatan/ aktivitas yang menyehatkan.

Saya terlibat dalam kegiatan olahraga.

27 Saya makan makanan sehat.

Saya mengonsumsi makanan sehat.

34 Saya sering menginterupsi orang lain.

Saya sering menyela orang lain ketika ia sedang berbicara atau melakukan sesuatu.

Setelah mengadakan revisi pada seluruh aitem di atas, maka blueprintskala adaptasi kontrol diri tidak mengalami perubahan.

2. Uji Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas skala ukur diuji menggunakan teknik korelasi dengan melihat koefisien alpha. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0 for windows. Reliabilitas alat ukur sebelum menggugurkan aitem yang diujicobakan adalah sebesar 0,838. Pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total menggunakan batasan 0,25 (Azwar, 1999). Berdasarkan batasan tersebut, terdapat 12 aitem yang


(54)

membutuhkan revisi lebih lanjut. Jika 12 aitem tersebut digugurkan, maka dicapai reliabilitas sebesar 0,873.

H. Uji Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

Yang dimaksud dengan uji normalitas sampel atau menguji normal tidaknya sampel yaitu mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis (Arikunto, 2010). Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distibusi sebaran variabel bebas dan variabel tergantung normal atau tidak. Uji dilakukan dengan membuktikan bahwa skor yang diperoleh dari hasil penelitian sesuai dengan kaidah normal yaitu jika p>0,10 maka sebarannya normal, sedangkan jika p<0,10 maka sebarannya dinyatakan tidak normal. (Santoso, 2010).

b. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat membentuk suatu garis lurus atau tidak. Kaidah uji yang digunakan adalah jika p>0,05 maka hubungan antara variabel bebas dan tergantung linier, sedangkan jika p<0,05 maka hubungannya tidak linier (Hadi, 2000).


(55)

2. Uji Hipotesis

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis menggunakan analisis korelasi Product Moment dengan bantuan SPSS versi 16.0 for windows. Teknik korelasi yang dikemukakan Pearson ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara dua variabel berjenis interval (Arikunto, 2010). Hasil analisis tersebut digunakan untuk melihat hubungan antara kontrol diri dengan prestasi akademik.


(56)

38 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pada Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subyek adalah mahasiswa angkatan 2009, 2010, dan 2011 yang masih aktif berkuliah. Mahasiswa yang memiliki karakteristik sebagai subyek penelitian ini sebanyak 104 orang. Setelah dilakukan pengambilan data terhadap subyek peneneltian, maka diperoleh gambaran subyek secara umum yang disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4

Deskripsi Jenis Kelamin Subyek Penelitian Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

16 88


(57)

Tabel 5

Deskripsi Usia Subyek Penelitian Usia (tahun)

19 20 21 22

16 48 32 8

104

Tabel 6

Deskripsi Tahun Angkatan Subyek Penelitian Angkatan

2011 2010 2009

18 74 12

104

B. Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan data dilaksanakan dengan dua cara, yaitu secara formal di kelas dan secara informal di luar kelas. Pengumpulan data secara formal dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2013 pada pukul 07.00 di ruang kelas 408, pukul 09.00 di ruang kelas 315, pukul 11.00 di ruang 408, dan pukul 13.00 di ruang kelas 315. Sebelum pelaksanaan penelitian secara formal, peneliti terlebih dahulu memohon ijin kepada dosen pengampu mata kuliah


(58)

agar berkenan memberikan waktu kepada peneliti untuk menyebarkan skala. Setelah memperoleh ijin dari masing-masing dosen pengampu, peneliti memberikan skala sebelum kegiatan perkuliahan dimulai. Peneliti terlibat langsung dalam pelaksanaan penelitian dan didampingi oleh dosen pengampu masing-masing mata kuliah.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu memohon kepada subyek untuk menyatakan kesediaan untuk ikut serta dalam penelitian melalui informed concent yang terlampir dalam skala penelitian. Subyek kemudian diminta untuk mengisi identitas diri dan membaca petunjuk pengisian skala dengan seksama. Jika subyek sudah jelas, maka subyek dipersilahkan untuk mengisi kolom-kolom pernyataan. Peneliti mendampingi subyek selama mengerjakan skala penelitian sehingga data hasil pengumpulan data dapat diperoleh saat itu juga.

Pengumpulan data secara informal dilanjutkan pada tanggal 28 Maret 2013. Setelah melalui seleksi, diperoleh 104 ekspemplar skala yang memenuhi kriteria penelitian dari 120 ekspemplar skala yang dibagikan. Skala yang dianggap gugur adalah skala yang tidak terisi secara lengkap, baik dalam keterangan nilai IPK maupun pada pernyataan-pernyataan pada skala.

C. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian disajikan untuk mengetahui berapa data pokok yang berkaitan dengan penelitian. Deskripsi data disajikan dalam rerata


(59)

hipotesis dan rerata empirik yang diperoleh dari respon jawaban subyek terhadap setiap skala yang diberikan.

Tabel 7

Perbandingan Skor Empirik dan Skor Teoritik antara Variabel Kontrol Diri dan Variabel Prestasi Akademik

Variabel Data Teoritik Data Empirik

Min Max Mean Min Max Mean

Kontrol Diri 36 180 108 83 158 115,65

Prestasi Akademik

0 4,00 2,00 2.00 3,79 3,1277

Perbandingan antara skor empirik dan skor teoritik pada kedua variabel dilakukan untuk mengetahui apakah subyek penelitian yaitu mahasiswa memiliki kontrol diri dan prestasi akademik yang tinggi. Mean teoritik merupakan rata-rata skor alat penelitian. Mean teoritik diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat pengukuran penelitian. Mean empiris merupakan rata-rata skor data penelitian yang diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata data penelitian.

Berdasarkan tabel di atas, variabel kontrol diri memiliki skor mean empirik sebesar 115,65 dan skor mean teoritik sebesar 108. Data ini menunjukkan bahwa subyek penelitian yaitu mahasiswa memiliki perbedaan mean empirik dan teoritik pada variabel kontrol diri.


(60)

Prestasi akademik menunjukkan skor mean empirik sebesar 3,1277 dan skor mean teoritik sebesar 2,00. Data ini menunjukkan bahwa subyek penelitian yaitu mahasiswa memiliki perbedaan mean empirik dan teoritik pada variabel prestasi akademik.

Selanjutnya, dilakukan uji t untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada mean empirik dan teoritik baik pada variabel kontrol diri maupun prestasi akademik pada subyek penelitian. Jika hasil dari uji t tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada mean empirik dan teoritik yang signifikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa subyek penelitian memiliki kontrol diri dan prestasi akademik yang tinggi. Sebaliknya, jika hasil uji t menunjukkan bahwa perbedaan antara mean empirik dan teoritik pada variabel kontrol diri dan prestasi akademik tidak signifikan, maka subyek penelitian tidak memiliki kontrol diri dan prestasi akademik yang tinggi.

1. Uji t Variabel Kontrol Diri

Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan uji t pada mean empirik dan teoritik variabel kontrol diri.


(61)

Tabel 8

One-Sample Test Perbandingan Mean Teoritik dan Empirik Kontrol Diri Test Value = 108

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Kontrol Diri 6,032 103 0.000 7,654 5,14 10,17

Berdasarkan tabel one-sample test di atas diperoleh nilai t hitung yaitu 6,032 dan nilai Sig 0,000. Untuk dapat membuktikan apakah hipotesis (ada perbedaan signifikan antara mean empirik dan teoritik variabel kontrol diri) diterima atau ditolak, peneliti dapat melakukan analisis berikut:

Jika Sig > α, maka Ho diterima. Jika Sig < α, maka Ho ditolak. Diperoleh hasil:

Sig (2-tailed) (0.00) < α (0.05), maka Ho ditolak.

Jadi ada perbedaan signifikan antara mean empirik dan mean teoritik pada variabel kontrol diri.


(62)

2. Uji t Variabel Prestasi Akademik

Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan uji t pada mean empirik dan teoritik variabel prestasi akademik.

Tabel 9

One-Sample Test Perbandingan Mean Teoritik dan Prestasi Akademik Test Value = 2

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Prestasi

Akademik 31, 471 103 0, 000 1, 12769 1, 0566 1, 1988

Berdasarkan tabel one-sample test di atas diperoleh nilai t hitung yaitu 31,471 dan nilai Sig 0, 00. Untuk dapat membuktikan hipotesis (ada perbedaan signifikan antara mean empirik dan teoritik variabel prestasi akademik) diterima atau ditolak, peneliti dapat melakukan analisis berikut:

Jika Sig > α, maka Ho diterima Jika Sig < α, maka Ho ditolak Diperoleh hasil :


(63)

Jadi ada perbedaan signifikan antara mean empirik dan mean teoritik pada variabel prestasi akademik.

D. Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi Penelitian

Sebelum melakukan analisis data untuk menguji hipotesis, peneliti melakukan uji normalitas dan uji linieritas terlebih dahulu.

a. Uji Normalitas

Tujuan dilakukannya uji normalitas sebaran adalah untuk mengetahui sifat data berdistribusi normal atau tidak normal. Uji asumsi normalitas sebaran dilakukan dengan one-sample Kolmogorov-Smirnov Test pada program SPSS versi 16.00 for windows.

Tabel 10

Ringkasan Hasil Uji Normalitas

Variabel

Kolmogorov-Smirnov Z

Signifikan Sebaran

Kontrol Diri 0,607 0,855 Normal

Prestasi Akademik 0,604 0,859 Normal

Hasil uji normalitas menghasilkan probabilitas (p) data kontrol diri sebesar 0,8555 atau nilainya lebih besar dari 0,10 (p>0,10), maka dapat dikatakan bahwa variabel ini berdistribusi normal.


(64)

Hasil uji normalitas sebaran terhadap variabel prestasi menunjukkan probabilitas (p) sebesar 0,859 (p>0,10). Nilai tersebut menunjukkan bahwa sebaran data pada variabel ini adalah normal.

b. Uji Linearitas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara skor kontrol diri dan skor prestasi akademik berupa garis lurus (linear) atau tidak. Uji linieritas dilakukan dengan test for linierity pada program SPSS versi 16.00 for windows.

Tabel 11

Ringkasan Hasil Uji Linieritas

F Sig.

Skor Kontrol Diri * Skor Prestasi Akademik

Between Groups (Combined)

0,909 0,624

Linearity 10,018 0,002

Deviation from Linearity

0,687 0,898

Berdasarkan hasil uji linieritas diketahui bahwa hubungan antara kedua variabel berupa garis lurus, karena nilai signifikasi untuk linieritas lebih kecil dari 0,05 (syarat p<0,05). Uji linieritas yang


(65)

dilakukan menunjukkan harga F linieritas sebesar 10,018 dengan nilai p=0,002. Hal ini berarti bahwa hubungan antara variabel kontrol diri dan prestasi akademik adalah linier.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment pada program SPSS versi 16.00 for windows.

Tabel 12

Ringkasan Hasil Analisis Korelasi

Prestasi akademik

Kontrol diri

Prestasi akademik

Pearson Correlation 1 0,318**

Sig. (1-tailed) 0,001

N 104 104

Kontrol diri

Pearson Correlation 0,318** 1 Sig. (1-tailed) 0,001


(66)

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh koefisien korelasi antara variabel kontrol diri dan prestasi akademik sebesar r=0,318 dengan nilai p=0,001 (signifikasi one-tailed) yang berarti nilai p lebih kecil dari 0,01 (syarat p<0,01). Hasil ini menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara variabel kontrol diri dan prestasi akademik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kontrol diri individu maka pencapaian prestasi akademik pun semakin tinggi. Hal ini berarti bahwa hipotesis penelitian diterima.

E. Pembahasan

Hasil uji hipotesis dengan menggunakan teknik Pearson Product Moment menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara kontrol diri dengan prestasi akademik. Hal tersebut dapat diketahui dari koefisien korelasi sebesar 0,318 dengan signifikansi 0,0001 (p<0, 01). Semakin individu memiliki kontrol diri, maka semakin maksimal pula prestasi akademik yang dicapai.

Korelasi positif dan signifikan yang ditemukan menunjukkan bahwa kontrol diri menyumbang sebesar 10,11% dalam pencapaian prestasi akademik mahasiswa. Mahasiswa dikatakan memiliki kontrol diri jika memiliki kemampuan dalam memberikan toleransi atas penundaan kepuasan baik dalam bentuk keinginan, dorongan (impuls), perasaan maupun kebiasaan demi mencapai manfaat jangka panjang, dalam hal ini adalah pencapaian prestasi akademik yang optimal.


(67)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang lebih memiliki kontrol diri akan mencapai prestasi akademik lebih yang optimal. Deskripsi data penelitian menunjukkan skor mean empiris yang lebih besar dari skor mean teoritik, masing-masing atas kontrol diri dan prestasi akademik. Maka dapat diketahui bahwa mahasiswa memiliki kontrol diri dan prestasi akademik yang tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Tangney, Baumeister, dan Boone (2004. Individu dengan kontrol diri tinggi seharusnya dapat mencapai prestasi akademik yang lebih baik dalam jangka panjang karena memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas secara tepat waktu, mencegah hadirnya aktivitas lain yang lebih menyenangkan saat bekerja atau belajar, dapat menggunakan waktu belajar secara efektif, mengatasi gangguan emosional yang dapat mengganggu kinerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Duckworth dan Seligman (2005) membuktikan bahwa disiplin diri lebih mempengaruhi pencapaian prestasi akademik dibandingkan inteligensi. Tanpa adanya disiplin, mahasiswa tidak akan dapat mengembangkan kontrol atas kebutuhan ego untuk membantu melakukan penyesuaian terhadap realitas permintaan hidup (Hurlock, 1955). Mahasiswa yang mampu menyesuaikan diri dengan baik akan mengetahui kapan saatnya harus belajar dan kapan saatnya bersenang-senang dan segera mengatasi permasalahan yang menuntut penyelesaian (Hurlock, 1999).

Impulsivitas dapat mengurangi kemampuan belajar, berkaitan dengan jaringan penghubung antara amigdala dan lobus prefrontal (Goleman, 1999). Sebagai sumber impuls emosi, amigdala sangat berperan dalam


(68)

pengalihan perhatian. Lobus prefrontal adalah tempat dihimpunnya memori kerja, termasuk kemampuan memusatkan perhatian kepada sesuatu yang sedang dipikirkan. Setiap kali individu dipenuhi oleh pikiran-pikiran berbau emosi, otak hampir tidak mempunyai tempat untuk memori kerja. Bagi mahasiswa, hal ini berarti berakibat pada kurangnya perhatian kepada dosen, bahan bacaan, maupun tugas akademis. Jika berlangsung terus menerus maka akan berdampak pada rendahnya kemampuan belajar atau adaptasi.

Salah satu masalah dalam kontrol diri berkaitan dengan kebiasaan belajar (Calhoun dan Acocella, 1990). Kehidupan sehari-hari menghadapkan individu pada berbagai hal yang memicu kebiasaan yang tidak diharapkan (Quinn, Pascoe, Wood, dan Neal, 2010). Kebiasaan-kebiasaan tersebut antara lain melakukan penundaan (prokrastinasi) terhadap tugas-tugas akademis, kurang memberi perhatian ketika menghadapi materi perkuliahan berada di kelas, membuang-buang waktu ketika akan mulai belajar, terlambat menghadiri perkuliahan dan lain sebagainya. Kebiasaan belajar yang baik mengarakan mahasiswa pada hasil belajar yang lebih optimal.

Baumeister, Heatherton, dan Tice (1994) menjelaskan bahwa mengelola performansi tugas merupakan bagian yang penting dalam regulasi diri. Buruknya regulasi diri berkontribusi pada pencapaian prestasi yang rendah, sebagai contoh nampak pada perilaku kurang adanya keinginan untuk bertahan menghadapi kegagalan, kurang mampu memilih pengaturan performansi yang efektif, kurang mampu menetapkan dan mencapai tujuan, kurang mampu mempertahankan usaha selama periode waktu tertentu.


(69)

Sebagai mahasiswa, kegiatan akademik merupakan prioritas yang harus didahulukan. Oleh sebab itu, meskipun mahasiswa harus mengikuti berbagai macam aktivitas dengan jadwal yang padat namun kegiatan akademik masih menjadi skala prioritas utama.

Salah satu kecakapan emosi yang utama dalam pengaturan diri adalah dapat dipercaya, yang berarti menunjukkan kejujuran dan integritas (Goleman, 1999). Individu dengan kecapakan ini akan menunjukkan kesungguhan, seperti memenuhi komitmen dan mematuhi janji, bertanggung jawab sendiri untuk memperjuangkan tujuan mereka, terorganisasi dan cermat dalam bekerja. Menurut Hurlock (1991), remaja akhir perlu mengembangkan tanggung jawab dalam dirinya untuk menghadapi masa dewasa. Mahasiswa bertanggung jawab penuh atas proses belajar yang dihadapi di perguruan tinggi, seperti keputusan untuk menghadiri perkuliahan, menyelesaikan tugas, maupun mempersiapkan diri menghadapi ujian (Blerkom, 2004). Mahasiswa sebagai remaja akhir dipandang sudah mampu memahami bahwa segala tindakan yang dilakukan saat ini akan berpengaruh pada masa yang akan datang (Berk, 2006). Dengan kata lain, mahasiswa dipandang sudah mampu memperkirakan konsekuensi atas tindakan yang diambil saat ini.


(70)

52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kontrol diri dengan prestasi akademik. Korelasi antara kontrol diri dengan prestasi akademik sebesar 0,318 dengan taraf signifikansi sebesar 0,001 (p<0,01).

B. Saran

1. Mahasiswa dapat mempertahankan kontrol diri dalam menghadapi berbagai tanggung jawab akademis.

2. Masih dibutuhkan perbaikan pada aitem-aitem skala kontrol diri agar sesuai dengan konteks lingkungan dan budaya setempat.

3. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan skala kontrol diri yang baru

C. Keterbatasan Penelitian

Skala adaptasi yang digunakan dalam penelitian ini masih membutuhkan revisi yang mendalam dan terstandar hingga dirasa cukup valid dan reliabel utnuk digunakan kembali sebagai alat ukur.


(71)

53

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2003). Manajemen Penelitian Edisi Baru. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. (2007). Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan

Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Berk, Laura E. (2006). Child Development. Boston: Pearson.

Bertens, K. (2005). Metode Belajar untuk Mahasiswa: Beberapa Petunjuk

bagi Mahasiswa Baru. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Blerkom, D.L.V. (2004). Orientation to College Learning. USA: Wadsworth. Calhoun, J.F., Acocella, J.R. (1990). Psikologi tentang Penyesuaian dan

Hubungan Kemanusiaan: Edisi Ketiga. Semarang: IKIP Semarang

Press.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Edisi 4). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Djamarah, S.B. (2002). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Duckworth, A.L., Seligman, M.E.P. (2005). Self-Discipline Outdoes IQ in Predicting Academic Performance of Adolesecne.

Duckworth, A.L., Tsukayama, E., May, H. (2010). Establising Causality using Longitudinal Hierarchical Llinear Modeling: an Ilustration

Predicting Achievement From Self-Control. Social Psychological and

Personality Science 1(4) 311-317.

Fajrina, Fera., Kurniawan, Irwan Nuryana. (2012). Religious Well-Being and

Self-Control: A Preliminary Study on University Students.

Universitas Islam Indonesia.

Franken, Robert E. (2003). Human Motivation. Australia: Wadsworth. Hadi, Sutrisno. (2010).Statistik (Jilid 1). Yogyakarta: Andi Offset.


(72)

Hurlock, Elizabeth B. (1955). Adolescent Development. New York : McGraw-Hill

Hurlock, Elizabeth B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Isaacson, L.E., Brown, D. (1993). Career Information, Career Counseling,

and Career Development. Boston: Allyn and Bacon.

Kohlberg, Lawrence. (1981). The Meaning and Measurement of Moral

Development. Massachusetts: Clark University Press.

Lazarus, R.S., Monat, A. (1979). Personality 3rd. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Liebert, R.M., Nelson, R.W. (1981). Developmental Psychology. New Jersey:Prentice-Hall.

McConnell, James V. (1983). Understanding Human Behavior: An

Introduction to Psychology. New York : Holt, Rinehart and

Winston.

Nasution. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Remaja.

Jakarta: PT. Bina Aksara.

Noor, Juliansyah. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan

Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana .

Olson, M. H., Hergenhahn, B.R. (2007). An Introduction to Theories of

Personality (7th ed). New Jersey: Pearson Education.

Papalia, Diane E., Olds, Sally Wendkos., Feldman, Ruth Duskin. (2009).

Human Development: Perkembangan Manusia (Edisi 10/Buku 1).

Jakarta: Salemba Humanika.

Quinn, J.M., Pascoe, A., Wood, W., Neal, D.T. (2009). Can’t Control

Yourself? Monitor Those Bad Habits. Personality and Social

Psychology Bulletin 36(4) 499–511.

Reber, Arthur S., Reber, Emily S. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Santoso, Agung. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku.


(73)

Santrock, J.W. (2002). Adolescence : Perkembangan Remaja (Edisi 6).

Jakarta: Erlangga.

Sarafino, Edward P. (2001). Behavior Modification.London:Mayfield. Schneiders, Alexander A. (1951). The Psychology of Adolescence a Factual

and Interpretive Study of the Conduct and Personality of Youth.

Milwaukee : The Bruce Publishing.

Sireci, S.G., Yang, Y., Harter, J., Ehrlich, E.J. (2006). Evaluating Guidelines for Test Adaptations: A Methodological Analysis of Translation

Quality. Journal of Cross-Cultural Psychology 2006; 37; 557.

Steinberg, Laurence. (2002). Adolescence (6th ed). America: McGraw-Hill Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. (1998). Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi.

Yogyakarta: Andi Offset.

Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Tangney, J.P., Baumeister, R.F., Boone, A.L. (2004). High Self-Control

Predicts Good Adjusment, Less Pathology, Better Grades, and

Interpersonal Success. Journal of Personality, 72, 271-322.

VandenBos, Gary R. (2007). APA Dictionary of Psychology. Washington D.C: American Psychological Association.

Winkel, W. S. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. Winkel, W.S., Hastuti, Sri M.M. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi

Pendidikan (Edisi Revisi). Yogyakarta: Media Abadi.

Young, Kimball. (1945). Personality and Problems of Adjustment. New York: F.S. Crofts & Co.


(74)

(75)

Lampiran 1. Skala Uji Coba Kontrol Diri

SKALA PENELITIAN

Maria Eliza 06 9114 005

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(76)

Informed Consent

Yogyakarta, 13 Maret 2013

Kepada :

Yth. Saudara yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini.

Dengan hormat, dengan ini saya :

Nama/NIM : Maria Eliza/ 069114005

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

memohon kepada saudara untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan yang telah tersusun dalam skala ini guna membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir (skripsi) saya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan anda agar dapat memberikan jawaban sesuai keadaan diri anda yang sebenarnya. Semua tanggapan yang anda berikan akan dijaga kerahasiaannya.

Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan anda untuk mengisi skala penelitian ini.

Hormat saya,


(77)

Pernyataan Kesediaan

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya:

Nama :

NIM :

Umur :

Jenis Kelamin :

mengisi angket ini tidak dibawah paksaan atau tekanan dari pihak tertentu, akan tetapi dengan suka rela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini.

Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni dari apa yang saya alami, bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya mengijinkan bahwa dengan tidak mencantumkan data diri saya, maka jawaban saya tersebut dapat dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.

Menyetujui,

………..


(78)

Petunjuk

1. Pada lembar-lembar berikut terdapat pernyataan yang berkaitan dengan kontrol diri.

2. Anda diminta untuk menyatakan tanggapan terhadap pernyataan tersebut dari skala 1 sampai

5.

1—–2—–3—–4—–5

3. Dimulai dari skala 1 yang berarti ―tidak menggambarkan‖ diri anda hingga skala 5 yang berarti ―sangat menggambarkan‖ diri anda

4. Anda bebas menyatakan pilihan yang sesuai dengan keadaan diri anda

5. Semua pilihan adalah benar selama itu sesuai dengan keadaan diri anda

6. Cara menyatakan dengan melingkari skala pada kolom yang tersedia

Contoh:

No PERNYATAAN

1. Saya mengumpulkan tugas tepat waktu 1—–2—–3—–4—–5

7. Jika anda sudah selesai periksa kembali dan pastikan tidak ada nomor yang terlewatkan.


(79)

SKALA KONTROL DIRI

NIM :

Umur :

IPK :

Dengan menggunakan skala yang disediakan, silahkan tunjukkan berapa skala dari setiap pernyataaan-pernyataan berikut ini yang menggambarkan diri anda.

No PERNYATAAN

1 Saya pandai menahan godaan. 1—–2—–3—–4—–5

2 Saya memiliki kesulitan dalam

meninggalkan kebiasaan- kebiasaan buruk. 1—–2—–3—–4—–5

3 Saya malas. 1—–2—–3—–4—–5

4 Saya mengucapkan hal- hal yang tidak

pantas. 1—–2—–3—–4—–5

5 Saya tidak pernah membiarkan diri saya

kehilangan kendali. 1—–2—–3—–4—–5

6 Saya melakukan hal- hal tertentu yang

buruk untuk diri saya jika hal tersebut menyenangkan.

1—–2—–3—–4—–5

7 Orang lain dapat mengandalkan saya agar

sesuai dengan jadwal. 1—–2—–3—–4—–5

8 Bangun di pagi hari adalah hal yang sulit

bagi saya. 1—–2—–3—–4—–5

9 Saya memiliki kesulitan untuk berkata

‗tidak‘. 1—–2—–3—–4—–5

10 Saya cukup sering berubah pikiran. 1—–2—–3—–4—–5

11 Saya mengucapkan apapun yang ada

dipikiran saya. 1—–2—–3—–4—–5

12 Orang lain menilai saya sebagai orang

yang impulsif. 1—–2—–3—–4—–5

13 Saya menolak hal- hal yang buruk bagi diri

saya. 1—–2—–3—–4—–5


(1)

Lampiran 6. Uji Linieritas

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Prestasi akademik * Kontrol diri 104 100.0% 0 .0% 104 100.0%

Report

Prestasi akademik Kontrol

diri Mean N Std. Deviation

83 2.3400 1 .

85 3.2200 2 .35355

87 2.8300 1 .

92 3.0600 2 .00000

94 2.9000 2 .42426

100 2.8000 2 1.13137

101 3.4200 1 .

103 2.9600 2 .08485

104 2.9025 4 .32046

105 2.5900 2 .29698

106 3.3300 1 .

107 2.8325 4 .50540

108 3.0525 4 .42664

109 3.0833 3 .51782

110 2.9400 4 .44863

111 3.2500 2 .63640

112 3.0580 5 .27914

113 3.1900 4 .37336


(2)

115 3.2900 3 .50507

116 3.1400 1 .

117 3.2075 4 .30739

118 3.3740 5 .33575

119 3.1400 3 .49568

120 3.2767 6 .17500

121 2.9300 3 .24269

122 3.4100 2 .29698

123 3.2750 2 .10607

124 3.2475 4 .25786

125 3.1950 2 .27577

126 2.7000 1 .

127 3.3400 1 .

128 3.2600 1 .

129 3.3050 2 .07778

131 3.0700 2 .05657

132 3.2960 5 .26425

133 3.6700 1 .

135 3.4100 2 .43841

136 3.4500 1 .

137 3.5100 1 .

138 3.7300 1 .

146 2.9500 1 .

158 2.9000 1 .


(3)

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Prestasi akademik * Kontrol diri

Between Groups

(Combined) 5.295 42 .126 .909 .624

Linearity 1.389 1 1.389 10.018 .002

Deviation from Linearity

3.906 41 .095 .687 .898

Within Groups 8.458 61 .139

Total 13.754 103

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared


(4)

Lampiran 7. Uji Hipotesis

Correlations

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Prestasi akademik 3.1277 .36542 104

Kontrol diri 115.65 12.940 104

Correlations

Prestasi akademik Kontrol diri

Prestasi akademik Pearson Correlation 1 .318**

Sig. (1-tailed) .001

N 104 104

Kontrol diri Pearson Correlation .318** 1

Sig. (1-tailed) .001


(5)

Lampiran 8. Uji t Rata-rata Empiris dan Teoritis Data Kontrol Diri

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Kontrol diri 104 115.65 12.940 1.269

One-Sample Test

Test Value = 108

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper


(6)

Lampiran 8. Uji t Rata-rata Empiris dan Teoritis Data Prestasi Akademik

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Prestasi akademik 104 3.1277 .36542 .03583

One-Sample Test

Test Value = 2

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA ASISTEN MATA KULIAH PRATIKUM Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Asisten Mata Kuliah Praktikum.

0 3 14

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Siswa SMA.

0 5 15

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Siswa SMA.

1 3 17

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK Hubungan Antara Harga Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa.

1 1 16

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa.

1 5 19

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa.

1 4 15

Hubungan antara kontrol diri dengan prestasi akademik pada mahasiswa.

0 0 102