Analisis bakteri coliform dalam produk es batu kemasan dari 5 usaha mikro dengan metode Most Probable Number (MPN) di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta - USD Repository

  ANALISIS BAKTERI COLIFORM DALAM PRODUK ES BATU KEMASAN DARI 5 USAHA MIKRO DENGAN METODE MOST

PROBABLE NUMBER (MPN) DI KECAMATAN DANUREJAN,

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

  Program Studi Farmasi Oleh :

  Adityawarman NIM : 088114041

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

  ANALISIS BAKTERI COLIFORM DALAM PRODUK ES BATU KEMASAN DARI 5 USAHA MIKRO DENGAN METODE MOST

PROBABLE NUMBER (MPN) DI KECAMATAN DANUREJAN,

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

  Program Studi Farmasi Oleh :

  Adityawarman NIM : 088114041

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

  PERSETUJUAN PEMBIMBING ANALISIS BAKTERI COLIFORM DALAM PRODUK ES BATU KEMASAN DARI 5 USAHA MIKRO DENGAN METODE MOST

PROBABLE NUMBER (MPN) DI KECAMATAN DANUREJAN,

  YOGYAKARTA

  Skripsi yang diajukan oleh : Adityawarman

  NIM : 088114041 telah disetujui oleh : Pembimbing Yohanes Dwiatmaka, M.Si. tanggal 12 Juni 2012

  HALAMAN PERSEMBAHAN Ku yakini dan ku lakukan…….

  Semua kehidupan, dinamika kehidupan, dan seluruh isi alam semesta telah Tuhan karuniakan kepadaku… Setiap detak jantungku, setiap tarikan nafasku, dan setiap kilatan

pikiranku, semua adalah kehendaknya… Betapa besarnya KaruniaMu..

Maa fkanlah hamba yang masih “buta”akan hal itu…. Skripsi ini pun adalah kehendak Nya…. Kesempurnaan hanya milik Dia..

  “Janganlah berbuat jahat, Tambahlah kebajikan,

Dan sucikanlah pikiran,

Ini adalah inti ajaran para Buddha”

sadhu…sadhu…sadhu….

Semoga semua makhluk berbahagia……

  Annumodana untuk : Terimakasih Yang Maha Kuasa atas segalanya…. Terimakasih Bapak, Ibu dan keluargaku…..

  Terimakasih dia yang selalu di hatiku…..

  PRAKATA

  Puji dan syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik- baiknya untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis telah banyak memperoleh berbagai bantuan berupa doa, bimbingan, materi, dorongan semangat, ujian, dan segala hal yang membawa pada terselesaikannya karya tulis ini.

  Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc.,Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si selaku Dosen Pembimbing atas kebijaksanaan, perhatian, dan kesabarannya dalam membimbing penyusunan skripsi ini.

  3. Bapak Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. dan Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu, kritik, saran dan pemikiran keilmuannya untuk menguji penulis dalam ujian skripsi.

  4. Ibu Maria Dwi Jumpowati S.Si., yang telah memberikan bantuan bimbingan secara moril, dan kesabaran dalam membantu proses penyelesaian skripsi ini.

  5. Ibu CM. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi sekaligus Ketua Tim Panitia Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

  6. Ibu Septi Widyastuti, S.Si., M.Kes , Ibu Retno, Ibu Evina, Ibu Darwani, Ibu Siti, Bapak Jumakir, Bapak Andi, Bapak Sigit dan segenap anggota Balai Laborarorium Kesehatan Yogyakarta. yang telah membimbing penulis dalam penelitian laboratorium .

  7. Teman-teman Bojoner

  ’s dan FKK A 2008 (Christina Putranti R.W, Perthy

  Melati K, Primaboti N, Eureka Gracia L, Wiria Sende P, Kartika Sari S, dan Ellen Naomi N.S) yang senantiasa setia dalam mendampingi seluruh kegiatan penulisan skripsi ini.

  8. Seluruh Civitas Akademika Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang selalu memberikan kondisi yang mendukung untuk pengerjaan skripsi ini.

  9. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah mendukung penulisan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan memberi informasi bagi pembaca.

  Penulis

  DAFTAR ISI

  Halaman i HALAMAN JUDUL …………………………………………………… ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………….. iii HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………... vi PRAKATA ……………………………………………………………... HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................... viii ix DAFTAR ISI …………………………………………………………… xiii DAFTAR TABEL ……………………………………………………… xiv DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xv DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… xvi

  INTISARI ……………………………………………………………….

  ABSTRACT

  xvii ……………………………………………………………...

  BAB I PENGANTAR

  1 …………………………………………….......

  1 A. Latar Belakang …………………..……………………………….

  4

  1. Permasalahan ………………………………………….…...…

  5

  2. Keaslian penelitian …………………………………………

  5 3. Manfaat penelitian ………………………………………...….

  6 B. Tujuan Penelitian ……………………..…………………………..

  BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

  7 …………………………………..

  A. Es Batu dan Baku Mutu Air Minum

  7 …………………………..…

  B. Bakteri Coliform

  10 …………………………………………………

  C. Escherichia coli Sebagai Indikator Pencemaran Air

  11 …………….

  D. Media Selektif dan Media Diferensial E.coli

  12 ……………………

  E. Uji Identifikasi E.coli 14 …………………………………………….

  F. Uji Angka Bakteri Coliform (E.coli) Menggunakan Metode Most

  Probable Number (MPN)

  18 ………………………………………...

  20 G. Landasan Teori ……………………………………………….......

  22 H. Hipotesis ………………………………………………………....

  BAB III METODE PENELITIAN .......................................................

  23 A. Jenis da 23 n Rancangan Penelitian ………………………………….

  B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

  23 ……………………

  26 C. Bahan dan Alat Penelitian ………………………………………..

  27 D. Tata Cara Penelitian ……………………………………………...

  27 1. Pengumpulan sampel …………………………………………..

  2. H 27 omogenisasi dan pengenceran sampel ………………….…… 28 3. Pembuatan media ……………………………………………...

  4. Uji Bakteri Coliform (IKM/5.4.2/2009/BLK-Y

  30 ) ……………...

  a. Uji pendugaan bakteri Coliform (Presumptive test)

  30 ……..…..

  b. Uji penegasan bakteri Coliform (Confirmative test)

  30 …….…..

  c. Uji konfirmasi Coliform fekal dan Escherichia coli ...............

  31 d. Uji identifikasi Eschericia coli ...............................................

  31 E. Analisa Hasil ...................................................................................

  32

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

  33 ……………………………….

  A. Pengumpulan Sampel

  34 ……………………….……………………

  B. Homogenisasi dan Pengenceran Sampel

  34 ………….…………...…

  C. Uji Bakteri Coliform (IKM/5.4.2/2009/BLK-Y)

  36 ….……………...

  1. Uji pendugaan bakteri Coliform (Presumptive test)

  38 …….……..

  2. Uji penegasan bakteri Coliform (Confirmative test)

  44 …..……….

  3. Uji konfirmasi Coliform fekal dan Escherichia coli ...................

  48

  4. Uji identifikasi Eschericia coli

  52 ………………………….……..

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

  72 ………………………………..

  A. Kesimpulan 72 ……………………………………………......…..

  B. Saran 72 ………………………………………………………....…..

  DAFTAR PUSTAKA

  73 ………………………………………………….

  LAMPIRAN

  77 ……………………………………………………………

  BIOGRAFI PENULIS

  84 …………………………………………………

  DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel I. Parameter Mikrobiologi Bahan Baku Air Untuk Keperluan Minum Berdasarkan PerMenKes RI No.

  8 416/MenKes/Per/IX/1990 …………………….…….……

  Tabel II. Sifat-sifat Bakteri Coliform dengan Uji Biokimia (American Public Health Association, 2005)

  18 ………...…

  Tabel III. Hasil Uji Pendugaan Coliform dengan Media Lactose

  o o Triphtose Broth pada suhu 36 C±1 C waktu inkubasi 48

  jam 39 …..................................................................................

  Tabel IV. Hasil Uji Penegasan dan Angka MPN Bakteri Coliform dengan Media BGLB waktu inkubasi 24 jam pada suhu

  o o

  36 C±1 C 45 ………………………………………………...

  Tabel V. Hasil Uji Konfirmasi dan Angka MPN Bakteri Coliform Fekal dengan Media ECB waktu inkubasi 48 jam pada

  o

  suhu 44-45 C 49 ……………………………………………..

  Tabel VI. Hasil Uji Biokimia E. coli

  68 Sampel Es Batu I dan II ……

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1. Uji pendugaan pada media LTB sampel I inkubasi 48 jam pada suhu 36 C±1 C

  41 ……...………………

  Gambar 2. Uji pendugaan pada media LTB sampel II inkubasi 48 jam pada suhu 36 C±1 C 41 ……………………... Gambar 3. Uji pendugaan pada media LTB sampel III inkubasi 48 jam pada suhu 36 C±1 C

  42 ………………..……

  Gambar 4. Uji pendugaan pada media LTB sampel IV inkubasi 48 jam pada suhu 36 C±1 C

  42 ……………

  Gambar 5. Uji pendugaan pada media LTB sampel V inkubasi 48 jam pada suhu 36 C±1 C 43 ……………………... Gambar 6. Hasil uji konfirmasi bakteri Coliform sampel I

  • 1

  konsentrasi 10 dengan media BGLB inkubasi 24 jam pada suhu 36 C±1 C 46 …………….................... Gambar 7. Hasil uji konfirmasi Coliform fekal dengan media

  ECB inkubasi 48 jam pada suhu 44-45

  51 C ………… Gambar 8. Hasil penanaman sampel es batu I dan II pada media Mac Conkey Agar inkubasi 48 jam pada suhu 44-45

  53 C ……………………………………... Gambar 9. Hasil pengujian H S sampel es batu I pada uji

  2

  identifikasi E.coli

  57 …………………………………

  Gambar 10. Hasil pengujian H S sampel es batu II pada uji

  2

  identifikasi E.coli

  58 …………………………………

  Gambar 11. Reaksi pembentukan Indol oleh bakteri E.coli (Lay,

  60 1994) ………………………………………………

  Gambar 12. Hasil pengujian Indol pada uji identifikasi E.coli

  60 pada sampel es batu I …………………………….. Gambar 13. Hasil pengujian Indol pada uji identifikasi E.coli pada sampel es batu I

  61 I ……………………………. Gambar 14. Hasil pengujian motilitas sampel I pada uji identifikasi E.coli

  62 …………………………………

  Gambar 15. Hasil pengujian motilitas sampel II pada uji identifikasi E.coli

  62 …………………………………

  Gambar 16. Hasil uji fermentasi larutan gula-gula pada sampel

  64 I, kontrol positif, dan kontrol negatif …………….. Gambar 17. Hasil uji fermentasi larutan gula-gula pada sampel

  II 65 , kontrol positif, dan kontrol negatif …………….

  Gambar 18. Reaksi pembentukan sitrat oleh bakteri E.coli

  66 (Cohen, 2011) …………………………………….. Gambar 19. Hasil uji sitrat pada sampel I, kontrol positif, dan kontrol

  66 negatif ……………………………………. Gambar 20. Hasil uji sitrat pada sampel II, kontrol positif, dan kontrol

  67 negatif …………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. Tabel Most Probable Number (MPN) Deret 3 Tabung

  (Standar Nasional Indonesia No.01-3839-1995)

  77 …………. Lampiran 2. Baku Mutu Es Batu Berdasarkan Standar Nasional

  Indonesia 01-3839-1995

  78 ………………………………….. Lampiran 3. Hasil Uji Konfirmasi Coliform dengan media Brilliant

  Green Lactose Bile Broth 2% Es Batu Sampel II dan III o o

  Inkubasi 48 Jam Pada Suhu 36 ±1 C

  81 ……………………

  Lampiran 4. Hasil Uji Most Probable Number dan Identifikasi

  Eschericia coli pada Sampel Es Batu Kemasan di

  Kecamatan Danurejan Yogyakarta

  82 ……………………….. Lampiran 5. Surat ijin melakukan penelitian di Balai Laboratorium

  83 Kesehatan Yogyakarta …………………………………….

  INTISARI

  Es batu merupakan air yang dibekukan dan sering digunakan dalam berbagai produk minuman. Banyaknya produsen es batu, contohnya di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta seringkali tidak diiringi dengan kesadaran terhadap kualitasnya, seperti tingginya kandungan bakteri Coliform dan Eschericia coli sebagai indikator polusi kotoran dalam produk tersebut. Coliform merupakan bakteri fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas

  o

  dalam waktu 48 jam pada suhu 37 C yang menyebabkan infeksi saluran kemih, gastroenteritis, meningitis, dan peritonitis. Infeksi tersebut terjadi karena es batu berbahan dasar air yang terkontaminasi oleh feses dan pengolahan yang tidak tepat.

  Menurut Standar Nasional Indonesia No.01-3839-1995, es batu harus memenuhi syarat-syarat air minum sesuai PerMenKes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990 yaitu syarat mutu secara mikrobiologi total Coliform tidak melebihi 0 bakteri/100ml dan Coliform fekal tidak melebihi 0 bakteri/100ml.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah bakteri Coliform dan

  

Coliform fekal, temasuk E.coli, pada es batu dari lima usaha mikro es batu di

  Kecamatan Danurejan, Yogyakarta sebagai daerah penghasil es batu terbesar di Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif. Sampel uji berupa es batu yang dicairkan. Data penelitian dibandingkan dengan daftar Most

  

Probable Number (Standar Nasional Indonesia, 1992) dan dihitung jumlah

  bakterinya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan media selektif dan diferensial sebagai uji presumtif dan konfirmatif untuk bakteri Coliform dan

  

E.coli yang diperkuat dengan uji Sulfur Indol Motility, uji fermentasi gula-gula

dan uji sitrat sebagai tahap penegasan untuk memastikan adanya bakteri E. coli.

  Hasil penelitian menunjukkan jumlah bakteri Coliform, Coliform fekal, dan E.coli pada sampel es batu I, II, dan III dari 5 sampel es batu di Kecamatan Danurejan Yogyakarta melebihi 0 bakteri/100ml sehingga secara mikrobiologis tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia No.01-3839-1995 yang diacu dari PerMenKes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990. Kata kunci : es batu, Coliform, Coliform fekal, E.coli, lima usaha mikro

  Kecamatan Danurejan, Most Probable Number (MPN)

  ABSTRACT

  Ice cube is a frozen water that used in many drinking product. Some producers in Danurejan, Yogyakarta don’t understand about the handling method to make it, such as contamination of Coliform and Eschericia coli bacteria. This bacteria used ice cube fecal indicator. Coliform is a facultative bacteria which can

  o

  produce some acid and gas of lactose fermentation at 37 C during 48 hours incubation. It causes infection, gastroenteritis, meningitis, and peritonitis. In human it is caused by water material contamination of fecal materials and uncorrect handling methods.

  According Standar Nasional Indonesia No.01-3839-1995, ice cube must be complied with microbiology standard quality of drinking water by PerMenKes RI No. 416/Men.Kes/Per/IX/1990 that 0 bacteria / 100 ml sampel of Coliform and fecal Coliform.

  This research was purposed to count Coliform and fecal Coliform, including E.coli bacteria in five ice cube samples of micro producers in Danurejan, Yogyakarta which be the bigges t producer’s region of ice cube in Yogyakarta. This were a descriptive comparative research. The samples were melted ice cubes. Research data should be compared to Most Probable Number table (Badan Standar Nasional, 1992) to count the bacteria. This test used selective and differential media for presumptive and confirmative test to know

  

Coliform and fecal Coliform then supported by Sulfur Indol Motility (SIM), sugar

fermentation and citrate test to confirm E.coli contamination.

  The result showed that total Coliform, Coliform fecal, and E.coli bacteria on sampel I, II, III of 5 ice cube samples from Danurejan region Yogyakarta more than 0 bacteria/ 100ml so this samples didn’t comply with ice cube microbiological quality of Standar Nasional Indonesia No.01-3839-1995 on the basic of PerMenKes RI No. 416/Men.Kes/Per/IX/1990.

  Key words : ice cube. Coliform, fecal Coliform, E.coli, five micro producers in Danurejan, Most Probable Number (MPN)

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Es batu adalah massa padat hasil pembekuan air minum yang merupakan

  bahan yang biasanya ditambahkan dalam minuman yang sering kita konsumsi setiap hari. Penggunaan es dalam minuman merupakan hal yang sangat umum ditemui. Beberapa jenis minuman penggunaan es tidak dapat digantikan dengan menyimpan minuman tersebut dalam lemari pendingin (Primasentra, 2010).

  Proses pembuatan dan pendistribusian es batu yang tidak sehat, seperti halnya produsen yang menjual es batu berbahan air mentah tanpa dimasak atau tidak diolah dengan tepat menyebabkan terjadinya pertumbuhan bakteri yang dapat mengganggu kesehatan konsumen (Primasentra, 2010). Menurut Suriawiria (1995), air yang digunakan sebagai bahan es batu harus bebas dari mikrobia penyebab penyakit atau mikrobia patogen. Kehadiran bakteri Coliform sangat tidak diharapkan, baik dari segi estetika, sanitasi, maupun kesehatan.

  Coliform merupakan bakteri heterogen dari famili Enterobacteriaceae

  yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap bahan pangan. Coliform merupakan suatu kelompok bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas

  

o

  dalam waktu 48 jam pada suhu 35

  C. Bakteri Coliform dalam es batu pada

  • – 37

  o

  perlakuan tanpa pemanasan dengan suhu penyimpanan 0 C hari ke 0 dapat terjadi

  2 pertumbuhan bakteri Coliform sebesar 8x10 koloni/g dan pertumbuhan terus

  8

  meningkat sampai hari ke-10 sebesar 2x10 koloni/g (Arrannilewa, Salawu, Sorungbe, dan Olasalawu, 2005).

  Bakteri Coliform dapat dibedakan menjadi 2 tipe yaitu Coliform fekal, misalnya Escherichia coli, dan Coliform nonfekal, misalnya Enterobacter

  

aerogenes . E. coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau

  manusia, sedangkan E. aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman yang telah mati. Bakteri Coliform tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia (Fardiaz, 1993). Menurut Brooker (2008), beberapa kelompok bakteri Coliform bersifat patogen pada manusia, menyebabkan infeksi saluran kemih, gastroenteritis, meningitis, peritonitis, dan infeksi luka. Infeksi ini terjadi karena air yang terkontaminasi oleh feses dan produk lain yang berkaitan dengan produk berbahan air yang menjadi sumber kontaminasi feses.

  Menurut Standar Nasional Indonesia 01-3839-1995 (Badan Standarisasi Nasional Indonesia, 1995), es batu harus memenuhi syarat-syarat air minum sesuai PerMenKes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990 yaitu : syarat mutu secara fisika meliputi bau, jumlah zat padat terlarut, kekeruhan, rasa, suhu dan warna; secara kimia anorganik meliputi Hg, Al, As, Ba, Fe, F, Cd, kesadahan, Cl, Cr, Mn, Na, nitrat, nitrit, Ag, pH, Se, Zn, CN, sulfat, sulfida, Cu, Pb; secara kimia organik meliputi aldrin dan dieldrin, benzen, benzo [a] piren, klordan, CHCl

  3 , 2.4-D,

  DDT, deterjen, 1.2-dikloroetana, heptaklor dan heptaklor epoksida, heksaklorobenzen, gamma-HCH, metoksiklor, pentaklorofenol, pestisida total, 2.4.6-triklorofenol, zat organik KMnO4; secara mikrobiologis meliputi Coliform

  3 fekal, total Coliform ; secara radioaktivitas meliputi aktivitas sinar alfa dan beta. Persyaratan mutu air minum secara mikrobiologis adalah total Coliform tidak melebihi 0 bakteri/100ml dan Coliform fekal tidak melebihi 0 bakteri/100ml. Jika jumlah bakteri Coliform dan Coliform fekal lebih dari standar yang ditetapkan, maka es batu tersebut tidak memiliki jaminan kualitas mikrobiologis dan keamanan untuk dikonsumsi yang dapat menimbulkan masalah kesehatan.

  Berbagai standar, baku mutu dan undang-undang yang mengatur tentang kualitas air untuk konsumsi masyarakat ditujukan untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan terinfeksi, terkontaminasi bakteri dan bahan-bahan berbahaya yang terkandung di dalam air. Hal ini disebabkan banyaknya bakteri dan kontaminasi lain yang dapat mengakibatkan infeksi serius pada manusia dan hewan, bahkan menyebabkan kematian. Salah satu usaha untuk mencegah kondisi tersebut adalah dengan melakukan uji mutu es batu secara mikrobiologis (Slamet, 1994).

  Metode yang umum digunakan untuk menghitung bakteri total Coliform dan Coliform fekal dalam sampel air adalah dengan perhitungan Most Probable

  

Number (MPN). Metode ini bertujuan untuk menghitung jumlah mikroba yang

  hidup saja dan dilakukan juga pengenceran berulang. Hasil uji MPN dapat digunakan untuk menentukan kemungkinan besar jumlah mikroba yang terdapat dalam suspensi sampel air dengan kepercayaan 95%.

  Metode MPN juga mudah dan cepat untuk dilakukan, sehingga dapat digunakan untuk menghitung jumlah bakteri Coliform pada air kemasan sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia). Hasil penelitian yang diperoleh kemudian

  4 dibandingkan dengan daftar Most Probable Number dan dihitung jumlah bakterinya. Jumlah bakteri yang diperoleh merupakan nilai pendekatan yang tidak menyatakan jumlah bakteri yang sebenarnya (Nuria, Rosyid, dan Sumantri 2009).

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total Coliform dan Coliform fekal yang terdapat di dalam es batu kemasan produksi industri mikro yang diproduksi di Kecamatan Danurejan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Danurejan yang merupakan salah satu daerah binaan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta yang didominasi oleh usaha kecil dan mikro, termasuk produksi es batu. Produsen es batu skala usaha mikro perlu memperoleh edukasi tentang kualitas es batu yang sering digunakan untuk minuman terutama dari segi mikrobiologis untuk melindungi masyarakat dari resiko terinfeksi dan terkontaminasi oleh bakteri patogen, terutama bakteri Coliform .

1. Permasalahan a.

  Berapa kandungan bakteri total Coliform dan Coliform fekal berdasarkan metode Most Probable Number (MPN) pada es batu kemasan dari lima usaha mikro es batu di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta? b.

  Apakah kualitas es batu yang diproduksi oleh lima usaha mikro es batu kemasan di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta dilihat dari segi mikrobiologinya sesuai dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia 01-3839-1995 berdasarkan PerMenKes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990 yaitu total Coliform tidak melebihi 0 bakteri/100ml dan Coliform fekal tidak melebihi 0 bakteri/100ml ?

  5

  2. Keaslian penelitian

  Penelitian tentang cemaran bakteri Coliform pada es batu dari lima usaha mikro es batu kemasan di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta belum pernah dilakukan sebelumnya.

  Beberapa penelitian yang mirip dengan penelitian ini, di antaranya : Analisa Kualitatif Bakteri Coliform pada Depo Air minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali (Widiyanti dan Ristiati, 2004), Total Coliform dan Identifikasi Jenis Bakteri Laktosa Fermenter Cepat pada Es Batu Balok yang dijual di jalan Wonodri Baru Semarang (Prastiwi, 2006), Analisa Kandungan Bakteri

  Coliform pada 5 Sumber Air yang Berada di Desa Jabung, Kecamatan

  Gantiwarno, Klaten (Eliandra, 2008). Dari beberapa penelitian tersebut diperoleh hasil yang menunjukkan adanya kandungan bakteri Coliform dalam setiap sampelnya. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada lokasi sampling, dan jenis sampel yang digunakan.

  3. Manfaat penelitian a.

  Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi ilmu pengetahuan tentang pengujian kualitas es batu sesuai baku mutu Standar

  Nasional Indonesia 01-3839-1995 di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta. Hasil dan pengujian ini sehingga dapat digunakan sebagai jaminan keamanan dan kualitas es batu dari aspek mikrobiologis.

  6 b.

  Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang keamanan dan kualitas es batu yang sehat dan layak dikonsumsi dari segi mikrobiologis berdasarkan persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3839-1995 dan PerMenKes RI No.

  416/MenKes/Per/IX/1990.

B. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan umum

  Mengetahui kandungan bakteri total Coliform dan Coliform fekal berdasarkan metode Most Probable Number (MPN) pada es batu kemasan dari lima usaha mikro es batu di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta, sehingga diharapkan dapat digunakan konsumen sebagai jaminan kualitas dan keamanan produk es batu dari segi mikrobiologis.

  2. Tujuan khusus

  Mengetahui sesuai tidaknya kandungan bakteri total Coliform dan

  Coliform fekal pada es batu kemasan yang diproduksi oleh lima usaha mikro es

  batu di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta dilihat dari segi mikrobiologisnya sesuai Standar Nasional Indonesia 01-3839-1995 berdasarkan PerMenKes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990, yaitu total Coliform tidak melebihi 0 bakteri/100ml dan Coliform fekal tidak melebihi 0 bakteri/100ml sampel.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Es Batu dan Baku Mutu Air Minum Es adalah air yang membeku atau dibekukan untuk berbagai keperluan.

   o

  Pembekuan ini terjadi bila air didinginkan di bawah 32

  F) pada Es batu dapat terbentuk pada suhu yang lebih tinggi dengan tekanan yang lebih tinggi juga, dan air akan tetap sebagai cairan atau gas

  o sampai -30 C pada tekanan yang lebih rendah (DepKes RI, 1995).

  Proses pembuatan es batu memerlukan tindakan higienis sanitasi yang merupakan bagian dari kesehatan lingkungan. Kualitas tindakan higienis sanitasi menjadi titik kritis keamanan produk tersebut dalam hal kesehatan, terutama segi mikrobiologis. Tindakan higienis sanitasi dapat digunakan sebagai jaminan keamanan dan kualitas produk es batu (DepKes RI, 2004).

  Kualitas bahan baku air menjadi kunci utama pembuatan es batu yang higienis. Bahan baku air yang mentah merupakan media yang dapat menjadi tempat hidup berbagai jenis bakteri atau fungi. Air sejak ke luar dari mata air, dan sumur sudah mengandung mikroba, khususnya bakteri atau mikroalgae. Pada air yang kotor atau sudah tercemar, misal air sungai, air kolam, air danau dan sumber-sumber lainnya, didapati mikroba seperti pada air jernih, juga kelompok mikroba lainnya yang tergolong penyebab penyakit, penghasil toksin, penyebab korosi, penyebab deteriorasi, penyebab pencemaran ini adalah bakteri Escherichia

  coli (Widiyanti dan Ristiyanti, 2004).

  8 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka menjaga kualitas es batu untuk dikonsumsi sebagai bahan tambahan dalam minuman dari pihak produsen hendaknya memperhatikan mutu air yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan es, serta perlu mengadakan perbaikan terhadap penerapan sanitasi dan higienitas dalam penanganan es batu dari pihak distributor dan pedagang minuman . Distributor harus menggunakan kemasan yang sesuai untuk es batu dalam proses distribusinya, baik dari segi keamanan maupun dari segi ekonomis, serta mengirimkan es batu sesuai kebutuhan konsumen, misalnya hanya memberikan es batu balok untuk digunakan sebagai bahan pengawet ikan, buah, atau untuk mendinginkan produk minuman dalam kemasan sehingga es balok tidak tercampur dalam produk minuman, dan dari pihak konsumen harus memastikan asal es yang akan dikonsumsi. Sistem pengolahan, pendistribusian, dan penyimpanan es batu yang baik dan terjaga dapat menjadikan es tersebut aman dikonsumsi (DepKes RI, 2004).

  Tabel I. Parameter mikrobiologis bahan baku air untuk keperluan minum (PerMenKes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990)

  9 Proses standar yang digunakan dalam pembuatan es batu untuk tambahan

  o

  dalam minuman adalah dengan perebusan bahan baku air pada suhu 100 C dengan proses pengolahan, penyimpanan, dan distribusi secara higienis (DepKes RI, 1995). Berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti kepada 15 produsen dengan metode wawancara pada bulan Januari tahun 2012, diperoleh informasi bahwa para produsen mikro es batu kemasan di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta tidak mengetahui proses standar pembuatan es batu sebagai tambahan dalam minuman. Para produsen tersebut tidak mengetahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan es batu kemasan sebagai tambahan dalam minuman sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang kualitas es batu untuk tambahan dalam minuman. Para produsen tersebut hanya mengetahui bahwa pembuatan es batu untuk konsumsi dikategorikan baik jika bahan airnya sudah direbus hingga mendidih, sedangkan proses lainnya tidak diketahui.

  Hasil survey tersebut tidak menunjukkan adanya laporan tentang adanya kasus penyakit akibat mengkonsumsi es batu di daerah tersebut. Tidak adanya laporan kasus penyakit akibat mengkonsumsi es batu di daerah tersebut tidak menjamin bahwa es batu yang diproduksi telah memenuhi kualitas yang baik.

  Sebagai langkah preventif perlu dilakukan pembuktian sesuai tidaknya kualitas dan keamanan es batu di daerah tersebut berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang produk es batu kemasan secara mikrobiologis mengingat kawasan tersebut merupakan pusat produsen es batu di Yogyakarta.

  10

B. Bakteri Coliform

  Bakteri Coliform adalah mikroba aerob dan fakultatif anaerob yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang. Bakteri Coliform tidak membentuk spora dan dapat memfermentasi laktosa. Bakteri Coliform dapat membentuk

  o asam pada suhu 35-37 C selama 48 jam (Chandra, 2007).

  Kelompok bakteri Coliform memiliki beberapa karakter khusus, yaitu bakteri Coliform mampu menguraikan asam amino menjadi indol tetapi tidak menghasilkan residu sulfur, yang dideteksi melalui penambahan reagen Kovacs dan memiliki motilitas pada media atau habitat alaminya karena adanya flagel.

  Bakteri Coliform juga mampu menguraikan beberapa jenis gula dalam proses fermentasinya (glukosa, laktosa, manitol, maltosa, dan sukrosa) menjadi asam laktat, asam cuka, CO

  2 dan asam tertentu lainnya tergantung dari spesies

  bakterinya. Sumber karbon yang digunakan bakteri Coliform sebagai sumber energi adalah asetat. Karakteristik bakteri Coliform ini digunakan sebagai dasar pada tahap identifikasi bakteri Coliform, khususnya bakteri E.coli (Holt, Krieg, Sneath, Stanley, dan Williams, 2000).

  Mikroba aerob yang termasuk gram negatif ini dapat menggunakan oksigen sebagai penerima elektron terminal. Bakteri ini mampu tumbuh dalam keadaan rendah oksigen (21% oksigen), kecuali bakteri mikrofilik. Beberapa di antaranya dapat menyediakan molekul nitrogen. Beberapa genus yang termasuk dalam kelompok bakteri ini adalah : Acetobacter, Aquaspirillum, Pseudomonas,

  

Rhizobacter , Rhizobium, dan Rhizomonas, sedangkan pada mikroba fakultatif

  anaerob, karakteristiknya sedikit berbeda. Sel-selnya memiliki diameter 0,1-1,5

  11 µm. Bakteri Coliform umumnya berbentuk batang lurus, kecuali Vibrio yang berbentuk berliku-liku atau sel vibrioid, dapat ditemukan di lingkungan sekitar atau pada hewan atau tanaman sebagai inangnya. Kebanyakan dari spesies ini bersifat patogen pada manusia dan hewan. Kelompok ini terdiri dari empat famili, yaitu Enterobacteriaceae (contoh : Citrobacter, Escherichia, Enterobacter,

  

Klebsiella, Proteus, Salmonella, Shigella, dan Yersinia ), Vibrionaceae (contoh :

Earomonas, Photobacterium, Plesiomonas, Vibrio), Pasteurellaceae (contoh:

Actinobacillus, Haemophilus, Pasteurella ) dan famili lain (contoh :

Cardiobacterium, Chromobacterium, Einekella, Streptobacillus ) (Bonang dan

  Koeswardono, 1982).

  Coliform fekal adalah anggota dari total Coliform yang mampu

  o

  memfermentasikan laktosa pada suhu 44,5

  C. Sekitar 97% dari total kandungan bakteri Coliform fekal terdiri atas Escherichia dan beberapa spesies Klebsiella.

  Bakteri Coliform fekal ini juga banyak ditemukan dalam fekal hewan, sehingga untuk mengetahui adanya pencemaran fekal hewan lebih sesuai digunakan bakteri

  Coliform fekal (Chandra, 2007).

C. Escherichia coli Sebagai Indikator Pencemaran Air

  Escherichia coli adalah salah satu bakteri Coliform total yang ditemukan

  dalam fekal manusia sebagai mikrobiota normal pencernaan. Pada habitat alamiah, E.coli mampu memfermentasikan laktosa secara optimal pada suhu

  o

  44,5

  C, sedangkan jika berada dalam saluran pencernaan E.coli mampu

  12

  o

  memfermentasikan laktosa pada kisaran suhu normal tubuh, yaitu 35-37 C (Chandra, 2007).

  Mikrobia yang paling umum digunakan sebagai petunjuk atau indikator adanya pencemaran feses dalam air adalah Escherichia coli, serta bakteri dari kelompok Coliform. Bakteri E.coli merupakan spesies dengan habitat dalam saluran pencernaan dan non saluran pencernaan, seperti tanah dan air. Bakteri dari jenis tersebut selalu terdapat di dalam kotoran manusia, sedangkan bakteri patogen penyebab penyakit tidak selalu ditemukan. Sumber air yang mengalami kontak dengan kotoran manusia atau hewan dipastikan sumber air tersebut telah tercemar oleh bakteri E.coli. Mikrobia dari kelompok Coliform secara keseluruhan tidak umum hidup atau terdapat di dalam air sehingga keberadaanya dapat dianggap sebagai petunjuk terjadinya cemaran kotoran dalam arti luas, baik dari kotoran hewan atau manusia (Purnawijayanti, 2001).

D. Media Selektif dan Diferensial E. coli

  Media adalah bahan atau substrat yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan mikroba, yang terdiri dari nutrisi atau zat-zat makanan.

  Media yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba harus mengandung unsur- unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba, yaitu sumber energi, sumber nitrogen, dan juga ion organik esensial dan kebutuhan yang khusus, seperti vitamin dan asam amino. Media harus mempunyai tekanan osmosa, tekanan permukaan, dan mempunyai pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba

  ( Hadioetomo,1985).