Volume 08, Nomor 1, Januari – Juni 2006 Daftar Isi - PERANCANGAN ALAT ISOLASI DAN INOKULASI UNTUK KULTUR ANTERA KEDELAI - Repository Unja
ISSN 0852-8349
URNAL ENELITIAN NIVERSITAS AMBI
J P U J S ERI SAINS Volume 08, Nomor 1, Januari – Juni 2006 Daftar IsiPengaruh Beberapa Perlakuan Alkali terhadap Kinetika Degradasi dan Fermentabilitas Kulit Buah Kopi yang Diukur Menggunakan Teknik
In Vitro Gas Afzalani
1 -
7 Pengaruh Penambahan Trichoderma viride dalam Silase Bagasse Tebu terhadap Palatabilitas dan Pertambahan Bobot Badan Sapi Bali
Ahmad Yani dan Hutwan Syarifuddin 9 - 14
Pengaruh Penggunaan Bungkil Kelapa Hasil Fermentasi dengan Efective
Microorganism-4 (EM4) dalam Ransum terhadap Performans Ayam
Pedaging Jantan
Mairizal, Edi Erwan dan Revis Asra 15 - 20
Pengaruh Suplementasi Zinc Asetat dan Zinc Sulfat dalam Pakan terhadap Kecernaan Bahan Kering, Neutral Detergent Fiber dan Acid
Detergent Fiber pada Ternak Domba Jantan Sri Novianti, Jul Andayani dan Mairizal 21 - 25
Kajian Karakteristik Lahan Gambut pada Areal Pertanaman Kopi dan Pengelolaannya di Desa Pematang Lumut, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi
Itang Ahmad Mahbub dan Henny H. 27 - 36
Uji Efektifitas Beberapa Ekstrak Tumbuhan sebagai Nematisida Nabati untuk Pengendalian Nematoda Bengkak Akar pada Tanaman Tomat
Yuni Ratna, Husda Marwan dan Islah Hayati 37 - 41
Induksi Regenerasi Kedelai Haploid melalui Kultur Antera: Pengaruh Pra-Perlakukan Suhu terhadap Embriogenesis Mikrospora
Neliyati
43 - 47 Perancangan Alat Isolasi dan Inokulasi untuk Kultur Antera Kedeai
Zulkarnain
49 - 53
Pedoman Penulisan
J URNAL P ENELITIAN U NIVERSITAS J AMBI
ISSN 0852-8349
Terbit dua kali setahun pada bulan Juli dan Januari, berisi tulisan yang diangkat dari hasil-hasil penelitian dan kajian analisis-kritis di bidang HUMANIORA (ekonomi, sosial, hukum, psikologi, agama, budaya, sastra, pendidikan) dan REKAYASA (pertanian, peternakan, biologi, bioteknologi, teknik).
Ketua Redaksi
R.A. Muthallib
Wakil Ketua Redaksi
Ali Muzar
Penyunting Ahli
M. Syurya Hidayat Endri Musnandar
H. Zulkarnain Rosmidah
Khairinal
Pelaksana Tata Usaha
Lahmudin Mardiandi
Alamat Redaksi dan Tata Usaha: Lembaga Penelitian Universitas Jambi, Kampus Pinang
Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361. Telpon/Faksimil (0741) 582965. Email: [email protected]
JURNAL PENELITIAN UNIVERSITAS JAMBI diterbitkan oleh Lembaga Penelitian
Universitas Jambi. Rektor: H. Kemas Arsyad Somad, SH., Pembantu Rektor I: Drs. H.Ardinal, M.Si., Pembantu Rektor II: Dr. Ir. Saad Murdy, MS., Pembantu Rektor III: Drs. Affan Malik, Pembantu Rektor IV: Dr. Aulia Tasman, SE. M.Sc., Ketua Lembaga
Penelitian: Prof. Dr. Ir. R.A. Muthallib, MS., Sekretaris Lembaga Penelitian: Dr. Ir. Ali
Muzar, MS., Kepala Bagian Tata Usaha: Hj. Nithalia Mihardiyanti, SH, Kepala Sub-bagian Program: Ir. Syafarwan, Kepala Sub-bagian Umum: Ir. Novianti. Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan pada media lain, baik cetak maupun elektronik. Naskah tulisan diketik di atas kertas HVS ukuran A4 spasi ganda, panjang tulisan 10 – 20 halaman dengan format seperti tercantum pada halaman kulit dalam- belakang (“Pedoman Penulisan”). Naskah yang masuk akan dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah dan tata cara lainnya tanpa mengubah isi tulisan. Kontribusi penulisan sebesar Rp100.000,00 untuk setiap artikel yang dimuat, dan dapat dibayar setelah ada pemberitahuan pemuatan tulisan. Penulis yang artikelnya dimuat akan mendapatkan dua eksemplar nomor bukti pemuatan. Artikel yang tidak dimuat tidak dikembalikan.
SUSUNAN NASKAH
GAMBAR, GRAFIK DAN TABEL
Practical Application in Forest Tree Nurseries. USDA Forest Service. www.forestpests.org/nursery/index.html (Diakses April 2005).
Williams [ed.] Gatton, December 2-6, 1996. Internet: Marx, D. H. 2004. Mycorrhizae: Benetits and
224. Proceedings of V th International Association for Plant Tissue Culture (Australian Branch) Conference. R. R.
Prosiding: Smith, M. and S. Hamill. 1996. The Develop- ment of Tetraploid Ginger Varieties, 221-
Jurnal: Murashige, T. dan F. Skoog. 1962. A revised medium for rapid growth and bioassays with tobacco tissue cultures. Physiologia Plantarum 15: 473-497.
V. K. Sawhney [ed.], Pollen Biotech- nology for Crop Production and Improve- ment, 183-198. Cambridge University Press, Cambridge.
Plant Propagation by Tissue Culture. Exe- getics Limited, England. Bagian dari buku: Sawhney, V. K. 1997. Genic Male Sterility. In
Hanya kepustakaan yang dikutip di dalam tubuh tulisan saja yang dirujuk di dalam Daf- tar Pustaka, yang disusun berdasarkan sistem alfabet dengan gaya sebagai berikut: Buku: George, E. F. dan P. D. Sherrington. 1984.
PENGUTIPAN DAN PERUJUKAN
Kutipan ditulis menggunakan sistem nama- tahun, misalnya: “Keberhasilan regenerasi ta- naman melalui kultur antera dilaporkan untuk pertama kali pada tanaman Datura innoxia (Guha dan Maheshwari, 1964)” atau “Keber- hasilan regenerasi tanaman melalui kultur an- tera dilaporkan pertama kali oleh Guha dan Maheshwari (1964) pada tanaman Datura
P EDOMAN P ENULISAN
gelar akademik, gelar agama, ataupun gelar adat. Alamat penulis ditulis lengkap berikut alamat Email (jika ada) untuk mempermudah korespondensi. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggeris, terdiri atas 150 - 200 kata. Kata kunci ditulis dalam Ba- hasa Inggeris berikut terjemahannya dalam Bahasa Indonesia, terdiri atas 4 - 6 kata.
Nama (-nama) penulis ditulis lengkap tanpa
nya dalam Bahasa Inggeris atau Bahasa Indo- nesia, dengan panjang tidak lebih dari 20 kata.
Judul ditulis lengkap, disertai terjemahan-
Naskah hasil penelitian mengikuti susunan sebagai berikut: halaman judul (terdiri atas ju- dul lengkap, nama (-nama) penulis, alamat pe- nulis, abstrak, kata kunci), PENDAHULUAN, METODA PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN, KESIMPULAN DAN SA- RAN, UCAPAN TERIMA KASIH (jika ada), DAFTAR PUSTAKA. Naskah konseptual tersusun atas halaman judul, PENDAHULU- AN, isi tulisan, PENUTUP, DAFTAR PUS- TAKA.
copy ) rangkap 3 (tiga) dan dalam media elek- tronik (disket atau CD/CDRW).
, dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggeris yang meme- nuhi kaidah tulisan ilmiah. Untuk semua ba- gian tulisan digunakan tipe huruf Times New Roman berukuran 12 poin, diketik dua spasi (termasuk tabel, Daftar Pustaka dan legenda untuk gambar dan grafik). Naskah diketik pa- da kertas HVS ukuran A4 dengan pias 2,5 cm. Naskah dikirim dalam bentuk cetak (hard
Naskah ditulis dengan program pengolah kata berbasis Windows
Gambar yang merupakan bagian dari tulis- an disertakan dalam file terpisah dengan for- mat JPEG atau TIFF resolusi 300 dpi. Grafik garis menggunakan simbol sederhana, seperti
- , , dan . Pada setiap poin data hendak- nya dicantumkan error bar. Gambar dan gra- fik akan dicetak hitam-putih. Penulisan tabel tidak menggunakan garis vertikal maupun ho- rizontal, kecuali kepala dan kaki tabel diberi garis pemisah horizontal.
innoxia ”.
Volume 08, Nomor 1, Hal. 49-53
ISSN 0852-8349
Januari - Juni 2006
PERANCANGAN ALAT ISOLASI DAN INOKULASI UNTUK KULTUR
ANTERA KEDELAI
Zulkarnain
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat 36361, Jambi
Telp/Fax: (0741) 583051
Email: [email protected]
Abstrak
Kultur antera adalah suatu metoda perbanyakan tanaman secara in vitro dengan menggunakan
antera sebagai bahan eksplan. Teknik kultur antera berpeluang besar untuk diaplikasikan pada
program pemuliaan tanaman karena mampu meregenerasikan galur-galur haploid dan doubled-
haploid homozigot dengan sifat-sifat unggul yang sebelumnya resesif pada populasi alamiahnya.
Akan tetapi aplikasi teknik ini pada sejumlah tanaman, khususnya kedelai, dihadapkan pada
kendala teknis akibat kecilnya ukuran tunas bunga dari mana antera diisolasi dan ukuran
anteranya sendiri yang sangat kecil dan sangat lunak. Oleh karenanya telah dikembangkan suatu
alat isolasi dan inokulasi yang dirancang khusus untuk kultur antera kedelai. Alat ini terdiri atas
tiga komponen, yaitu dua alat isolasi antera untuk penggunaan sebelah kanan dan kiri dengan
disain khusus (keduanya berbeda satu sama lain) dan terbuat dari jarum dengan ujung
ditumpulkan, dan sebuah alat inokulasi yang terbuat dari kawat halus (senar gitar No. 1) dengan
sifat aesif dan kelenturan yang sesuai untuk penanganan antera kedelai yang kecil dan lunak. Dari
pengamatan terhadap pemakaian alat ini, diperoleh hasil yang sangat menggembirakan, yaitu
tingkat keberhasilan mendapatkan antera utuh dari setiap tunas bunga mencapai 100%. Oleh
karenanya, alat ini memiliki prospek pengembangan yang baik untuk aplikasi teknik kultur
antera, terutama pada tanaman kedelai.Kata kunci: androgenesis, Glycine max, kultur jaringan, kultur in vitro, bioteknologi.
PENDAHULUAN Aplikasi kultur antera memberikan kon-
tribusi yang besar bagi perbaikan mutu gene- Kultur antera adalah metoda perbanyakan tik tanaman melalui pemuliaan in vitro. Rege- tanaman secara in vitro dengan menggunakan nerasi tanaman dari mikrospora akan mengha- eksplan berupa antera yang diisolasi dari tunas silkan galur-galur haploid yang homozigot de- bunga muda. Tujuan melakukan kultur antera ngan menampilkan sifat-sifat resesif yang ber- utuh adalah untuk menginduksi androgenesis, guna yang sebelumnya tidak terekspresikan di yaitu perkembangan tanaman lengkap dari dalam populasi heterozigot di alam bebas. sel-sel mikrospora yang terdapat di dalam an- Banyak genotipe yang toleran terhadap kan- tera. Prinsip yang mendasari androgenesis dungan hara rendah, resisten terhadap suhu adalah menghentikan perkembangan mikro- rendah, kekeringan atau logam berat, dapat di- spora, yang dalam keadaan normal berkem- regenerasikan melalui androgenesis, yang eks- bang menjadi sel-sel gamet, dan memaksa presinya bersifat spontan (Taji et al., 2002). perkembangannya menjadi tanaman utuh Teknologi ini telah berhasil diterapkan pada (Nitsch, 1981). Induksi androgernesis berarti tanaman-tanaman seperti Oryza sativa (Len- menghambat diferensiasi gametofitik, dan pa- tini et al., 1995; Aryan, 2002) dan Triticum da waktu yang sama memaksa mikrospora un- aestivum (Touraev et al., 1996). Teknologi ini tuk memasuki lintasan sporofitik dan berege- juga telah berhasil diterapkan pada tanaman- nerasi menjadi tanaman utuh (Dunwell, 1986). tanaman dikotil seperti Brassica napus (Lich-
(Gharyal et al., 1983) dan Pelto- phorum pterocarpum (Rao dan De, 1987).
MASALAH
Permasalahan yang dihadapi dalam apli- kasi teknik kultur antera kedelai, khususnya dari segi teknis pelaksanaannya, adalah sulit- nya mengisolasi dan menginokulasi antera da- lam keadaan utuh. Hal ini disebabkan kecil- nya ukuran tunas bunga yang digunakan seba- gai sumber antera. Permasalahan bahkan ma- kin rumit karena ukuran anteranya sendiri ju- ga sangat kecil, yaitu dengan diameter lebih- kurang 0,3
Malus domestica (Höfer et al., 1999), dan Anemone sp., Zantedeschia sp. and Delphini- um sp. (Custers et al., 2001). Regenerasi ta-
naman haploid dari kultur antera maupun kul- tur mikrospora juga dijumpai pada tanaman legum seperti Medicago sativa (Zagorska et
al. , 1997), Cajanus cajun (Kaur dan Bhalla,
1998), Lupinus spp. (Bayliss et al., 2002) dan sejumlah tanaman legum pohon seperti Albi-
zzia lebbeck
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
DESAIN ALAT
- – 0,5 mm. Isolasi dan inokulasi antera dilakukan secara aseptik di dalam kotak pindah (laminar air flow cabinet) dengan ban- tuan mikroskop stereo, dikarenakan sulitnya untuk melihat antera dengan mata telanjang, masih menghasilkan antera yang rusak dalam jumlah yang tinggi.
50 ter, 1982), Populus sp. (Hyun et al., 1986),
MANFAAT
Pada awalnya digunakan jarum suntik se- bagai alat isolasi dan inokulasi. Namun kare- na tingginya tingkat kerusakan antera akibat ujung jarum yang terlalu tajam dan sifat bahan jarum yang kaku, sementara ukuran antera sa- ngat kecil, maka harus dicarikan alternatif alat isolasi dan inokulasi antera yang sederhana namun efektif.
Ukuran antera yang sangat kecil berkaitan pula dengan teksturnya yang sangat lunak, se- hingga sangat rentan terhadap tekanan yang agak keras atau gesekan yang agak kasar dari alat isolasi dan inokulai yang digunakan sela- ma ini. Hal ini pula menyebabkan isolasi an- tera utuh pada kultur in vitro antera kedelai sulit diperoleh. Oleh karenanya perlu diran- cang suatu alat khusus untuk isolasi dan ino- kulasi antera kedelai. Alat ini merupakan ha- sil modifikasi sederhana dari alat tanam yang selama ini digunakan dalam teknik kultur ja- ringan tanaman, namun manfaatnya sangat be- sar untuk aplikasi kultur antera kedelai. Man- faat yang paling nyata ditunjukkan oleh ke- mampuannya untuk menghasilkan antera utuh dalam jumlah yang sangat besar, yakni men- capai 100% dari total antera yang ada di da- lam satu tunas bunga kedelai (di dalam satu tunas bunga kedelai terdapat 10 antera).
Alat isolasi dan inokulasi sederhana ini di- buat menggunakan bahan dan alat yang seder- hana (Gambar 1). Alat isolasi dibuat dua bu- ah, yaitu untuk pemakaian sebelah kanan dan sebelah kiri. Alat di sebelah kanan berfungsi menahan tunas bunga pada dasar cawan petri (sama seperti halnya fungsi pinset), sedangkan akan sebelah kanan berfungsi untuk menekan bagian belakang tunas bunga dan mendorong antera keluar. Sesuai dengan fungsinya, ke- dua alat ini memiliki perbedaan arah leng- kungannya. Namun baik alat yang digunakan di sebelah kiri maupun sebelah kanan, leng- kungannya sama-sama menghadap ke dalam (menghadap ke arah operator). Selain itu, alat isolasi ini juga memiliki ujung yang tumpul sehingga memperkecil kemungkinan rusaknya jaringan, terutama antera, akibat tertusuk tan- pa sengaja. Alat isolasi ini dihubungkan pada sebuah gagang yang terbuat dari alat suntik bekas berukuran 5-mL untuk mempermudah pengoperasiannya.
Sementara itu alat inokulasi dibuat dari ba- han berupa kawat senar gitar No. 1 yang dipi- pihkan dengan cara membakarnya pada nyala api, lalu ditekan dengan pinset, sehingga di- peroleh bidang berdiameter lebih-kurang 0,75 mm pada bagian ujungnya. Penggunaan ka- wat senar gitar No. 1 ini dikarenakan sifat ke- lenturan dan ukurannya yang sesuai untuk ob- jek-objek yang lunak dan peka sepertihalnya antera kedelai.
Zulkarnain: Perancangan Alat Isolasi dan Inokulasi untuk Kultur Antera Kedelai
mahkota bunga satu per satu dapat menyebab- kan rusaknya antera akibat tanpa disengaja terjepit atau tertusuk oleh alat isolasi, dikare- nakan sulitnya penanganan terhadap tunas bu- nga dan antera dengan ukuran yang demikian kecilnya.
Gambar 1. Alat isolasi dan inokulasi antera kedelai. Atas, alat isolasi yang digunakan di sebelah kanan; te- ngah, alat isolasi yang digunakan di sebelah kiri; bawah, alat inoku- lasi.
Gambar 2. Bagian tunas bunga yang ditekan
CARA KERJA ALAT DAN HASIL
(tanda panah) harus benar-benar
ISOLASI
diperhatikan agar tidak mengenai antera yang berada di dalam tunas Penggunaan alat ini sangat sederhana, yak- bunga yang dapat menyebabkan ni alat yang dipegang di sebelah kiri berfungsi hancurnya antera. menahan tunas bunga agar mantap pada posi- sinya (tidak bergerak), sedangkan alat dipe-
Pada Gambar 3 disajikan perbedaan antara gang di sebelah kanan berfungsi untuk mene- antera utuh yang diperoleh menggunakan alat kan bagian pangkal tunas bunga yang berde- isolasi ini dengan antera yang kebanyakan ru- katan dengan pedicel (Gambar 2). Bagi me- sak yang diperoleh dengan cara isolasi kon- reka yang kidal (left handed), maka mekanis- vensional, yaitu dengan membuka tunas bu- me penggunaan alat adalah sebaliknya. Pen- nga menggunakan pinset dan jarum biasa. ting untuk benar-benar menekan bagian yang tepat (yakni bagian pangkal tunas bunga), ka- rena penekanan yang salah posisi akan me- nyebabkan antera hancur; misalnya tekanan yang diberikan pada bagian tengah tunas bu- nga justru akan menghancurkan antera, karena antera tepat berada di bagian ini. Begitu bagi- an pangkal tunas bunga ditekan, maka gaya tekanan yang diberikan akan memaksa lepas- nya antera dari filamen, sehingga antera akan terdorong ke luar dalam keadaan utuh melalui bagian atas tunas (melalui permukaan kuncup tunas). Dengan demikian, antera kedelai yang
Gambar 3. Perbedaan antara antera kedelai utuh dapat diperoleh secara sederhana dan yang diisolasi dengan alat isolasi mudah tanpa harus membuka satu-per satu hasil rancangan (A) dan antera kelopak dan mahkota bunga. Isolasi antera yang diperoleh dengan menggu- kedelai dengan cara membuka kelopak dan nakan jarum dan pinset (B).
51
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
52 Setelah diisolasi, antera utuh yang diper- oleh selanjutnya diinokulasikan pada medium kultur dengan menggunakan alat inokulasi khusus yang dibuat dari kawat senar gitar No.
Vitro Plant Breeding. Haworth Press, Inc., New York.
Taji, A., P. Kumar dan P. Lakshmanan. 2002. In
Rao, P. V. dan D. N. De. 1987. Haploid plants from in vitro anther culture of the leguminous tree, Peltophorum pterocarpum (DC) K. Hayne (Copper pod). Plant Cell, Tissue and Organ Culture 11: 167-177.
Nitsch, C. 1981. Production of isogenic lines: basic technical aspects of androgenesis. Dalam T. A. Thorpe [ed.], Plant Tissue Culture: Methods and Application in Agriculture, 241- 252. Academic Press, Inc., New York.
für Pflanzenphysiologie 105: 427-434.
Roca. 1995. Androgenesis of highly recalcitrant rice genotypes with maltose and silver nitrate. Plant Science 161: 677-683. Lichter, R. 1982. Induction of haploid plants from isolated pollen of Brassica napus. Zeitschrift
Lentini, Z., P. Reyes, C. P. Martínez dan W. M.
Kaur, P. dan J. K. Bhalla. 1998. Regeneration of haploid plants from microspore culture of pigeon pea (Cajanus cajun L.). Indian Journal of Experimental Biology 36: 736-738.
1986. Induction of haploid plants of Populus species. Dalam P. G. Alderson [ed.], Plant Tissue Culture and its Agricultural Application, 413-418. Butterworths, London.
Induction of embryogenesis from isolated apple microspores. Plant Cell Reports 18: 1012-1017. Hyun, S. K., J. H. Kim, E. W. Noh dan J. I. Park.
Höfer, M., A. Touraev dan E. Heberle-Bors. 1999.
Reports 2: 308-309.
1983. Production of haploid plantlets in anther cultures of Albizzia lebbeck L. Plant Cell
Gharyal, P. K., A. Rashid dan S. C. Maheshwari.
Withers dan P. G. Alderson [eds.], Plant Tissue Culture and its Agricultural Application, 375- 404. Butterworths, London.
Dunwell, J. M. 1986. Pollen, ovule and embryo culture as tools in plant breeding. Dalam L. A.
Penelitian Plant Research International B.V., Wageningen, The Netherlands.
Custers, J., M. Visser, R. Snijder, K. Litovkin dan L. v. d. Geest. 2001. Model plants pave the way to haploid technology; microspore embryogenesis in ornamentals. Laporan
2002. Production of multicellular microspores of Lupinus species: first step toward haploid lupin embryos, 145-157. Prosiding The Importance of Plant Tissue Culture and Biotechnology in Plant Sciences. Armidale.
Armidale. Bayliss, K. L., J. M. Wroth dan W. A. Cowling.
Prosiding The Importance of Plant Tissue Culture and Biotechnology in Plant Sciences.
Aryan, A. P. 2002. Production of double haploids in rice: anther vs. microspore culture, 201-208.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditjen Dikti atas dana penelitian yang diberikan melalui Proyek Penelitian Hi- bah Bersaing XIII tahun anggaran 2005-2006.
Berdasarkan pembahasan terhadap kinerja alat dan hasil isolasi, dapat disimpulkan bah- wa alat isolasi dan inokulasi ini dapat dikem- bangkan menjadi alat yang lebih baik. Alat ini juga memiliki potensi pemanfaatan yang lebih baik, dibuktikan dengan tingkat kerusak- an antera yang jauh lebih rendah dibanding- kan dengan penggunaan alat konvensional (ja- rum dan skalpel).
KESIMPULAN
1. Adanya gaya tarik-menarik yang tidak ter- lalu kuat ataupun terlalu lemah antara alat ino- kulasi dengan antera, disertai dengan bentuk ujung alat yang pipih sangat mempermudah pemindahan antera dari bidang isolasi (cawan petri) ke medium kultur tanpa disertai keru- sakan, baik pada antera maupun pada permu- kaan kultur. Di samping dapat menghasilkan antera yang utuh, dengan bantuan alat isolasi dan inokulasi ini proses pengkulturan antera kedelai menjadi semakin cepat, sehingga pe- luang untuk terjadinya kontaminasi akibat teknis pelaksanaan yang kurang baik dapat dihindarkan.
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Zulkarnain: Perancangan Alat Isolasi dan Inokulasi untuk Kultur Antera Kedelai
53 Touraev, A., A. Indrianto, I. Wratschko dan O. Vicente. 1996. Efficient microspore embryogenesis in wheat (Triticum aestivum L.) induced by starvation at high temperature.
Sexual Plant Reproduction 9: 209-215.
Zagorska, N., B. Dimitrov, P. Gadeva dan P.
Robeva. 1997. Regeneration and characterisation of plants obtained from anther culture of Medicago sativa L. In Vitro Cellular and Developmental Biology - Plant. 33.
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
54