ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) SUKOWATI SRAGEN CABANG BOYOLALI

  

ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MURABAHAH

DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS)

SUKOWATI SRAGEN CABANG BOYOLALI

TUGAS AKHIR

  

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

DISUSUN OLEH:

ASRI FITRI ASTUTI

  

NIM: 201-12-001

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

KEMENTRIAN AGAMA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  Jl. Nakula Sadewa V No. 09 Telp. (0298) 3419400 Fax 323433 Salatiga 50722 http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: akademik@iainsalatiga.ac.id

  

PENGESAHAN

ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK

PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) SUKOWATI SRAGEN

CABANG BOYOLALI

  

DISUSUN OLEH

ASRI FITRI ASTUTI

NIM: 201-12-001

  Telah dipertahankan di depan Paniti Dewan Penguji Tugs Akhir Fakultas Ekonomi dn Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 28 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah.

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji :Dr. Faqih Nabhan, SE, MM. __________________ Sekretaris Penguji : Hikmah Endraswati,SE, M.Si. __________________ Penguji 1 : Drs. H Alfred L., M.Si. __________________ Penguji II : Ari Setiawan, S.Pd., MM. __________________

  Salatiga, 1 September 2015 Dekan

  Dr. Anton Bawono, M.Si

  NIP. 19740320 200312 1 001

KEMENTRIAN AGAMA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  Jl. Nakula Sadewa V No. 09 Telp. (0298) 3419400 Fax 323433 Salatiga 50722 http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: akademik@iainsalatiga.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Asri Fitri Astuti NIM : 20112001 Jurusan : D III Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Menyatakan dengan sesungguhnya dan sejujur-jujurnya, bahwa Tugas Akhir yang berjudul “ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) SUKOWATI SRAGEN CABANG BOYOLALI” adalah murni hasil penelitian sendiri dan bukan plagiat hasil karya orang lain, kecuali pada bagian-bagian yang disebutkan rujukannya.

  Salatiga, 12 Agustus 2015 Yang menyatakan Asri Fitri Astuti

  

MOTTO

1. Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

  2. Waktu akan terus berjalan tanpa kompromi, manfaatkan waktumu sebaik mungkin.

  3. Sebuah perjuangan tidak ada yang sia-sia apabila dilandasi dengan keikhlasan.

  

4. Jawaban dari sebuah keberhasilan adalah senantiasa belajar dan bekerja keras tanpa

pantang menyerah.

  5. Setiap permasalahan selesaikanlah dengan tawakal dan iman yang tebal.

  vi

  

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas berkahan rahmat dan Hidayah-

Nya tugas akhir ini saya persembahkan kepada:

1. Allah SWT, yang telah mengabulkan di setiap do’a yang penulis ucapkan.

  2. Kedua Orang Tuaku, yang telah memberikan doa, semangat dan kasih sayang 3. Kedua adikku yang ikut memberikan semangat.

  4. Keluarga besar yang telah memberikan doa dan motivasi.

  5. Sahabat-sahabatku yang memberikan kritikan dan bantuan.

  

6. Seluruh Staf BPRS Sragen Sukowati cabang Boyolali, terima kasih atas

bantuannya.

  

7. Teman spesial, yang selalu memberikan doa, motivasi, nasehat, bantuan

dan semangat.

  8. Teman-teman Diploma III IAIN Salatiga angkatan 2012.

  

9. Ibu Hikmah, terima kasih atas bimbingannya dari awal pembuatan tugas

akhir hingga selesai.

  10. Bapak Mifdlol, terima kasih atas motivasinya.

  vii

KATA PENGANTAR

  Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang penulis memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) SUKOWATI SRAGEN CABANG BOYOLALI” untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir di antaranya :

  1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

  3. Ibu Hikmah Endraswati, SE.,M.Si selaku pembimbing dalam penulisan Tugas Akhir ini.

  4. Bapak Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc.M.Si selaku Ketua Jurusan D III Perbankan Syariah dan selaku DPL magang.

  5. Kepada pimpinan dan semua staf BPRS Sukowati Sragen cabang Boyolali

  6. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara materi dan non materi. viii

  7. Rekan-rekan seperjuangan D III Perbankan Syariah 2012, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

  Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Akhirnya, penulis hanya bisa berharap semoga penulisan Tugas Akhir ini memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

  Salatiga, 12 Agustus 2015 Asri Fitri Astuti 201 12 001 ix

  ABSTRAK

  Fitri Astuti, Asri. 2015. Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah di

  Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Sukowati Sragen cabang Boyolali. Tugas Akhir Diploma III. Jurusan Perbankan

  Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Hikmah Endraswati, SE.,M.Si

  Kata Kunci: Kelayakan Pembiayaan dan Murabahah Penelitian ini merupakan upaya untuk meneliti proses kelayakan pembiayaan murabahah yang diterapkan BPRS Sukowati Sragen cabang

  Boyolali. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui proses kelayakan pembiayaan murabahah di BPRS Sukowati Sragen cabang Boyolali, dan (2) Untuk mengetahui tindak lanjut setelah pembiayaan dicairkan. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Data penelitian ini diperoleh dari observasi dan wawancara langsung dengan pihak yang terkait BPRS Sukowati Sragen cabang Boyolali.

  Hasil dari penelitian ini adalah bahwa proses kelayakan pembiayaan murabahah di BPRS Sukowati Sragen cabang Boyolali tidak ada unsur riba dan sesuai prinsip pada umumnya yaitu dengan menggunakan prinsip 5C yaitu Character, Capacity, Capital,Condition dan Colletral. BPRS Sukowati Sragen cabang Boyolali akan melakukan pengawasan dan pembinaan bagi nasabah yang telah melakukan pencairan. x

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN COVER ................................................................................. i HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... v MOTTO ..................................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii KATA PENGANTAR ................................................................................ viii ABSTRAK ................................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................. xi DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii DAFTAR BAGAN DAN SKEMA ............................................................. xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................

  1 B. Rumusan Masalah ...............................................................

  6 C. Tujuan Dan Kegunaan .........................................................

  7 D. Metode Penelitian ................................................................

  7 E. Penegasan Istilah .................................................................

  8 F. Sistematika Penulisan ..........................................................

  9 BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka .....................................................................

  11 xi

  B. Kerangka Teoritik ................................................................

  14 1. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah .................................

  14 2. Pembiayaan ..................................................................

  21 3. Murabahah ...................................................................

  24 4. Analisis Terhadap Kelayakan Suatu Pembiayaan ..........

  29 BAB III LAPORAN OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum BPRS Sukowati Sragen ...........................

  40 B. Visi dan Misi .......................................................................

  41 C. Susunan Manajemen BPRS Sukowati Sragen ......................

  44 D. Tugas dan Wewenang Jabatan di BPRS Sukowati Sragen ...

  45 E. Produk-produk BPRS Sukowati Sragen ...............................

  65 BAB IV ANALISIS ................................................................................

  69 BAB V PENUTUP ................................................................................

  A. Kesimpulan .........................................................................

  90 B. Saran ...................................................................................

  91 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

  xiii

  DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Pembiayaan .........................................

  4 Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Pendapatan Pembiayaan ......................

  5 Tabel 4.1 Jumlah Pencairan Pembiayaan murabahah selama 1 tahun ......

  83 Tabel 4.2 List kelayakan nasabah pembiayaan murabahah ......................

  84 Tabel 4.3 List tindakan BPRS setelah pembiayaan dicairkan ..................

  87

  

DAFTAR BAGAN DAN SKEMA

Bagan 3.1 Struktur Organisasi BPRS Sukowati Sragen ............................

  43 Skema 4.1 Proses Pembiayaan di BPRS Sukowati Sragen ........................

  70 xiv

  1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam

  memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu saat ini dan di masa yang akan datang kita tidak akan terlepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalan aktifitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan (Kasmir, 2004:2).

  Keberadaan perbankan dalam sistem perekonomian global telah menjadi urat nadi bagi keberlangsungan ekonomi, baik dalam skala mikro maupun makro. Sistem ekonomi kapitalis dalam menjalankan fungsinya, menjadikan bunga sebagai basis aktifitasnya di perbankan (Hasan Muhammad, Purnamasari, Zulpawati, Elbadriati, 2008:97).

  Menurut Undang – Undang Nomor 10 tahun 1998 bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

  Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Masyarakat kelebihan dana maksudnya adalah masyarakat yang memiliki dana yang disimpan di bank atau masyarakat yang memiliki dana dan akan digunakan

  2 untuk investasi di bank. Dana yang disimpan di bank aman karena terhindar dari kehilangan atau kerusakan, karena bank saat ini dilindungi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Penyimpanan uang di bank di samping juga aman juga menghasilkan bunga (Konvensional) atau bagi hasil (Syariah) dari uang yang disimpannya. Dana masyarakat yang disimpan oleh bank disalurkan kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana. Bagi masyarakat yang kekurangan dana atau membutuhkan dana untuk membiayai suatu usaha atau kebutuhan rumah tangga dapat menggunakan pinjaman ke bank. Kepada masyarakat yang akan diberi pinjaman diberikan berbagai persyaratan yang harus segera dipenuhi. Masyarakat peminjam juga dikenakan bunga atau bagi hasil dan biaya administrasi yang besarnya tergantung masing-masing bank (Kasmir, 2004:4-5).

  Perbankan Syariah sebagai salah satu bentuk keuangan modern telah ada di negara-negara muslim sejak tahun 1960-an. Diawali dengan berdirinya

  

Mut Ghamr Local Saving Bank di Mesir. Namun akibat situasi politik saat itu,

  bank ini diambil alih oleh National Bank of Egypt dan Central Bank of Egypt tahun 1967, sehingga kemudian beroperasi atas dasar riba. Pada tahun 1972 sistem bank tanpa bunga (riba) diperkenalkan lagi dengan berdirinya Nasr

  

Social Bank di Mesir. Tonggak sejarah lainnya bagi perkembangan bank Islam

  yaitu dengan didirikannya Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 1975 di Jeddah yang diprakarsai oleh negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI). IDB ini kemudian memainkan peranan penting dalam memenuhi kebutuhan dana negara-negara muslim untuk pembangunan. Akhirnya

  3 berdirinya IDB memotivasi banyak negara lain untuk mendirikan lembaga keuangan syariah, sehingga akhir tahun 1970-an dan awal dekade 1980-an bank-bank Islam bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh dan Turki. Di Indonesia, perbankan syariah pertama adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang mulai beroperasi pada tahun 1992 (Hasan et. al., 2008:82).

  Atas dasar dorongan kebutuhan masyarakat terhadap layanan jasa Perbankan Syariah, saat ini telah berkembang menjadi Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). BUS dan UUS kegiatan operasionalnya sama yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa lainnya seperti transfer, kliring dsb. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) kegiatan operasionalnya tidak jauh berbeda dengan BUS dan UUS, ada larangan-larangan tertentu yang tidak dapat dilakukan seperti yang telah di jelaskan dalam Undang-Undang nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pasal 25 seperti menerima simpanan Giro, melakukan kegiatan valuta asing dan lainnya.

  BPRS Sukowati Sragen menjadi objek penelitian karena BPRS ini telah berkembang dan maju. BPRS Sukowati Sragen mampu bersaing dengan BUS atau UUS, hal ini dibuktikan bahwa BPRS Sukowati Sragen telah membuka beberapa cabang di Grobogan, Gemolong, Boyolali, Wonogiri, dan Karanganyar. BPRS Sukowati Sragen berencana akan menyediakan ATM dalam waktu dekat.

  4 BPRS Sukowati Sragen menyediakan berbagai produk pembiayaan antara lain pembiayaan Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, Multijasa,

  Rahn, Isthisna’, dan Ijarah. Berikut adalah perkembangan jumlah pembiayaan

  yang telah disalurkan dari neraca BPRS Sukowati Sragen cabang Boyolali bulan Mei 2011 s/d 2015.

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Pembiayaan (dalam ribuan)

  Jenis Pembiayaan 2011 2012 2013 2014 2015

  Murabahah Modal Kerja

  1.105.895 4.174.988 6.072.030 5.102.073 3.054.077 Murabahah Konsumsi

  16.500 568.407 1.634.231 1.984.475 1.167.259 Murabahah Investasi

  172.733 3.396.632 8.897.721 11.633.086 8.825.188 Multijasa 46.380 1.090.926 2.901.257 2.800.417 1.805.443 Pembiayaan Haji

  • 58.300 39.827 14.709 55.210 Mudharabah 485.416 285.417 895.833 187.500 401.389

  Sumber: Neraca BPRS Sukowati Sragen cabang Boyolali Dilihat dari tabel di atas pembiayaan murabahah begitu mendominasi daripada pembiayaan lainnya. Maka dari itu penulis tertarik meneliti pembiayaan murabahah. Menurut salah satu Account Officer di BPRS Sukowati Sragen cabang Boyolali produk murabahah adalah produk yang paling menguntungkan karena berprinsip jual beli. Hal ini juga dibuktikan dari laporan laba rugi per bulan Mei 2011 s/d 2015.

  5

Tabel 1.2 Pekembangan Jumlah Pendapatan Pembiayaan (dalam ribuan)

  Jenis 2011 2012 2013 2014 2015 Pembiayaan

  Murabahah 11.498 91.693 172.026 240.451 208.579 Multijasa 597 8.317 30.959 44.156 15.715

  • Pembiayaan Haji 465 465 231 309 Mudharabah 5.065 5.625 19.224 4.771 8.054

  Sumber : Laporan Laba Rugi BPRS Sukowati Sragen cabang Boyolali Pembiayaan murabahah paling mendominasi dan menguntungkan, tetapi tidak terlepas dari resiko atau masalah-masalah yang timbul pada saat pembayaran kewajiban kepada pihak bank secara berangsur. Pembiayaan bermasalah pada bank syariah disebut dengan Non Performing Financing (NPF), yang terdiri dari pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet. Berdasarkan wawancara dengan Accounting BPRS Sukowati Sragen, rata-rata per bulan yang masuk dalam NPF sekitar 130 orang. Dari permasalahan tersebut maka perlu dilakukan analisis kelayakan data calon nasabah pembiayaan. Hal itu dilakukan sebagai strategi awal untuk mengurangi pembiayaan bermasalah atau macet. Macetnya pembiayaan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank.

  Proses kelayakan pembiayaan yang berkualitas atau sehat perlu diketahui oleh pihak bank dan nasabah, sehingga dapat mempermudah jalannya pembiayaaan dari waktu ke waktu. Penelitian ini akan mengkaji tentang proses kelayakan di BPRS Sukowati Sragen cabang Boyolali karena pada umumnya masyarakat banyak yang belum mengetahui proses kelayakan di BPRS dan belum mengerti maksud dan tujuan dari analisis kelayakan. Penelitian ini

  6 berbeda objek dan jenis pembiayaan yang telah dilakukan sebelumnya. Objek yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya kebanyakan pada Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Koperasi Syariah, maka dari itu penyusun ingin melakukan penelitian pada BPRS sebagai pelengkapnya. Penelitian ini dilengkapi data-data seperti perkembangan jumlah pembiayaan, perkembangan jumlah pendapatan, jumlah pencairan pembiayaan murabahah selama setahun,

  list kelayakan nasabah pembiayaan murabahah bulan maret 2015, dan list

  tindakan BPRS setelah pembiayaan dicairkan sebagai bukti kebenaran atas penelitian di BPRS Sukowati Sragen cabang Boyolali.

  Dari latar belakang masalah penulis tertarik untuk meneliti tentang analisis kelayakan pembiayaan, yang mana di BPRS Sukowati Sragen cabang Boyolali ada nasabah pembiayaan yang bermasalah. Penulis ingin mengetahui apakah timbulnya nasabah pembiayaan yang bermasalah itu disebabkan oleh kesalahan dalam menganalisis calon nasabah pembiayaan atau tidak. Maka penulis mengambil judul “ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN

  MURABAHAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS)

  SUKOWATI SRAGEN CABANG BOYOLALI”

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana proses kelayakan pembiayaan Murabahah di BPRS Sukowati Sragen Cabang Boyolali?

  2. Bagaimana tindak lanjut setelah pembiayaan dicairkan?

  7

  C. Tujuan dan Kegunaan

  Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mengetahui proses kelayakan pembiayaan Murabahah di BPRS Sukowati Sragen Cabang Boyolali.

  2. Mengetahui tindak lanjut setelah pembiayaan telah dicairkan. Adapun kegunaan dari penelitian tugas akhir ini adalah:

  1. Bagi Penulis

  a. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam pendidikan pada program Diploma III Perbankan Syariah

  b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang analisa kelayakan pembiayaan Murabahah di BPRS Sukowati Sragen Cabang Boyolali.

  2. Bagi Akademik Kegunaan penelitian ini bagi akademik adalah sebagai sumber referensi dan sumber informasi serta bahan untuk penelitian selanjutnya.

  3. Bagi Pembaca Kegunaan bagi pembaca adalah dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat digunakan sebagai sumber informasi.

  D. Metode Penelitian

  Dalam penulisan tugas akhir, penulis akan menggunakan metode penelitian yaitu metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif menurut Denzin dan Lincoln 1994 pada buku metodologi penelitian kualitatif adalah penelitian

  8 yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.

  Menurut Emzir (2010:38) metode pengumpulan data dengan metode kualitatif sebagai berikut :

  1. Wawancara Merupakan interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar di sekitar pendapat dan keyakinannya.

  2. Observasi Merupakan perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu dengan maksud menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya dan menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya.

E. Penegasan Istilah

  1. BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) adalah lembaga keuangan yang menerima simpanan uang hanya dalam bentuk deposito berjangka tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dalam bentuk itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.

  2. Kelayakan Pembiayaan adalah suatu kegiatan penelitian secara mendalam terhadap suatu usaha untuk mengetahui layak atau tidaknya usaha tersebut dijalankan dan menentukan seberapa besar keuntungan atau kerugian yang akan timbul dari usaha tersebut.

  9

  3. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

  4. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

F. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan merupakan uraian singkat mengenai hal-hal yang akan dilaporkan secara sistematis bab demi bab agar pelaporan hasil penelitian diperoleh secara berurutan yang saling berkaitan. Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penulisan, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan.

  Bab II Landasan Teori dalam bab ini berisi tentang telaah pustaka dan kerangka teoritik mengenai pengertian BPRS, pengertian pembiayaan, pengertian murabahah, pengertian analisis kelayakan pembiayaan.

  Bab III Laporan Objek dalam bab ini menyajikan gambaran umum BPRS Sukowati Sragen cabang Boyolali, visi dan misi, struktur organisasi, susunan manajemen BPRS, tugas dan wewenang jabatan, produk-produk.

  10

  Bab IV Analisis Dalam bab ini menyorot tentang hasil analisis kelayakan pembiayaan Murabahah di BPRS Sukowati Sragen Cabang Boyolali. Bab V Penutup Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

  11

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Peneliti telah melakukan penelusuran pustaka yang memiliki pokok

  permasalahan yang hampir memiliki kesamaan pada penelitian ini. Hal tersebut dimaksudkan agar fokus penelitian tidak dan bukan merupakan pengulangan atas peneliti-peneliti yang telah dilakukan sebelumnya, melainkan untuk mencari sisi lain yang signifikan untuk diteliti lebih mendalam dan lebih efektif.

  Hasil penelitian oleh Wawan Pambudi (2014) yang berjudul “Analisis kelayakan pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga” menyatakan bahwa langkah-langkah yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga untuk memitigasi risiko yang dapat terjadi dalam kelayakan pembiayaan yang diberikan, terdapat langkah-langkah yang sudah sesuai dengan teori yang ada pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga. Dalam penilaian kelayakan pembiayaan Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga menggunakan aspek 7A, yang belum dilakukan Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga yaitu teori perbankan 5C +IS.

  Penelitian Khomsatun (2010) yang berjudul “Analisis Penerapan akad

  Murabahah pada Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) di BMT Fajar Mulia

  Kantor Operasional Ambarawa Tahun 2010” menyatakan bahwa penerapan akad murabahah pada pembiayaan BBA sudah sesuai dengan prinsip yang ada. Hal ini terbukti bahwa pembiayaan BBA dilakukan dengan prinsip jual

  12 beli selain itu juga tidak ditemukan hal-hal yang menyimpang dalam ajaran Islam. Misalnya hal-hal yang mengandung unsur riba.

  Tri Murniati (2012) yang berjudul “ Prosedur Pemberian Pembiayaan dan Upaya Mencegah Pembiayaan Bermasalah di BMT Anda Ampel Boyolali” menyatakan bahwa proses pemberian pembiayaan yang diterapkan di BMT Anda Ampel sudah sesuai teori yang ada berdasarkan prinsip-prinsip pembiayaan yang diterapkan. Pengawasan atau monitoring dalam upaya mencegah pembiayaan bermasalah perlu ditingkatkan lagi untuk mencegah terjadinya kerugian atas pembiayaan yang telah diberikan.

  Jurnal dari Ahmad Rodoni (2009) yang berjudul ”Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan murabahah pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan murabahah pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sampel yang diteliti sebanyak 100 responden dengan jumlah variabel yang diteliti sebanyak 5 variabel terdiri dari Biaya Akad (X1), Kecepatan Pencairan Pembiayaan (X2), Margin Keuntungan (X3), Resiko Pembiayaan (X4), Suku Bunga Bank Konvensional (X5) dengan menggunakan 20 item pernyataan. Data yang diperoleh sebanyak 30 responden dengan uji validitas dan reliabilitas dan 100 responden untuk uji analisis faktor. Hasil uji analisis faktor menunjukkan bahwa dari 4 variabel yang layak digunakan terdapat 2 faktor yaitu faktor 1 dan faktor 2. Faktor 1 dinamakan faktor Keunikan Transaksi yang terdiri dari Biaya Akad dan

  13 Resiko Pembiayaan. Faktor 2 adalah kecepatan pencairan pembiayaan dan suku bunga bank konvensional. Faktor 2 ini dinamakan sebagai faktor pelayanan nasabah.

  Jurnal oleh Bagya Agung Prabowo (2009) yang berjudul “Konsep Akad

  

Murabahah Pada Perbankan Syariah (Analisa Kritis Terhadap Aplikasi

  Konsep Akad Murabahah Di Indonesia Dan Malaysia)”. Ada perbedaan yang signifikan dalam praktek skema murabahah antara Indonesia dan Malaysia.

  Bank Syariah di Indonesia yang menggunakan akad murabahah dalam transaksi jual beli sebagai salah satu bentuk produk pembiayaan, di negara Malaysia produk ini lebih banyak diterapkan menggunakan akad ba’i Inah.

  

Ba’i Inah secara umum dapat digambarkan sebagai berikut: Salah satu bank

  Islam di Malaysia menjual barang dagangannya kepada nasabah dengan harga yang sudah disepakati yaitu RM 50.000 dan diangsur sampai batas waktu tertentu, lalu bank membelinya kembali dari nasabah dengan harga yang lebih murah yaitu RM 40.000. Dengan demikian barang dagangan semula tetap kembali ke pihak penjual.

  Jurnal dari Romi Yuniardi (2013) yang berjudul “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Kelayakan Pemberian Pembiayaan Nasabah Baitul Maalwat-Tamwil (BMT) Mujahidin Pontianak Dengan Menggunakan Fuzzy Inference System Metode Tsukamoto”. Proses seleksi kelayakan pembiayaan biasanya dilakukan oleh kepala investasi dan Account

  

Officer untuk menentukan layak atau tidak layak diberikan pembiayaan. BMT

  Muhajidin membangun sistem yang disebut dengan metode Tsukamoto Fuzzy

  14

  Inference System

  . Sistem ini dibangun untuk membuat proses pemilihan penyediaan pembiayaan berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh kepala investasi dan Account Officer BMT Muhajidin Pontianak. Kriteria pada sistem ini digunakan sebagai survey, yang masing-masing diberi bobot berdasarkan kriteria kemudian dihitung dan mendapatkan hasil akhir untuk menentukan kelayakan pembiayaan calon nasabah. Dengan menggunakan sistem ini proses kelayakan akan lebih cepat.

B. Kerangka Teoritik

  1. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Menurut ensiklopedia Islam, bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah Islam (Sumar’in, 2012:49).

  Berdasarkan UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI nomor 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan berdasarkan fungsinya terdiri dari:

  a. Bank Umum Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang

  15 diberikan dalam umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah Indonesia, bahkan keluar negeri (cabang). Bank umum sering disebut bank komersil.

  b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya jasa-jasa perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum. Menurut Kasmir (2004:5) dilihat dari segi cara menentukan harga, baik harga jual maupun harga jual maupun harga beli terbagi dalam 2 kelompok yaitu:

  a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional yaitu menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan seperti giro, tabungan, deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjaman (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Untuk jasa lainnya menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu.

  16 b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam)

  Bagi bank yang berprinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam penentuan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah:

  1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah);

  2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (Musyarakah);

  3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

  (Murabahah) ;

  4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni (Ijarah); dan

  5. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang di sewa dari pihak bank oleh pihak lain (IMBT).

  Sedangkan penetuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berprinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah bunga adalah riba.

  Menurut Karim (2010:37) didalam Islam istilah bunga sama dengan istilah riba. Riba didalam bank konvensional adalah Riba Nasi’ah, yang artinya adalah riba (tambahan) yang timbul akibat hutang, piutang yang

  17 tidak memenuhi kriteria untung bersama risiko (Al Ghunmu Bil Ghurmi) dan hasil usaha muncul bersama biaya (al kharaj bi dhaman).

  Larangan Islam akan praktek riba bermuara pada ketentuan Al-Qur’an melarang manusia mempraktekkan riba. Pada tahap awal, Al-Qur’an menolak anggapan orang Jahiliyah yang mengidentifikasi riba sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selanjutnya Al-Qur’an mendudukkan

  

riba sebagai perbuatan buruk dan diancam keras oleh Allah SWT. Pada

  tahap berikutnya, Al-Qur’an melarang praktek riba. Hanya saja, pada tahap ini keharaman riba dalam Al-Qur’an masih dikaitkan dengan sifat tambahan yang berlipat ganda. Akhirnya secara tegas Al-Qur’an melarang seluruh ancaman bentuk tambahan yang diambil dari pinjaman (riba). Ketentuan Al-Qur’an terkait dengan riba ini dipandang sebagai hanya terkait dengan hutang piutang atau masyhur dengan sebutan riba jahiliyah. Karenanya, keharaman riba jahiliyah dianggap sebagai keputusan hukum yang bersifat absolut (Hasan et. al., 2008:103).

  Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, menjelasan kegiatan usaha yang berasaskan prinsip syariah antara lain, adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur: a. Riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang mempersyaratkan nasabah

  18 penerima fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi’ah); b. Maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat untung-untungan; c. Gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah;

  d. Haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah; dan

  e. Zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya.

  Menurut UU No 21 tahun 2008 pasal 1 ayat (1) perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dalam pasal 1 ayat (7) UU nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah disebutkan bahwa Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Dalam pasal 1 ayat (12), menyebutkan bahwa prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.

  Menurut Pasal 1 ayat (3) Undang-undang (UU) Perbankan No 7 tahun 1992, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah lembaga keuangan yang

  19 menerima simpanan uang hanya dalam bentuk deposito berjangka tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dalam bentuk itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Sedangkan menurut pasal 1 ayat (4) no 10 tahun 1998, disebutkan bahwa BPR adalah lembaga keuangan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dengan demikian, Bank Perkreditan Rakyat Syariah dapat didefinisikan sebagai sebuah lembaga keuangan sebagaimana Bank Perkreditan Rakyat yang konvensional, yang operasionalnya memakai prinsip-prinsip syariah.

  Kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah telah dijelaskan dalam pasal 21 UU No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah meliputi:

  a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:

  1. Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; dan

  2. Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

  b. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:

  1. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau

  musyarakah ;

  2. Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, atau istishna;

  20

  3. Pembiayaan berdasarkan akad qardh;

  4. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk Ijarah Muntahiya Bittamlik; dan 5. Pengambil alihan utang berdasarkan akad hawalah.

  c. Menempatkan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi berdasarkan akad

  mudharabah dan/atau akad lain yang tidak bertentangan dengan

  prinsip syariah;

  d. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS;

  e. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia.

  Larangan kegiatan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dijelaskan pada pasal 25 dilarang: a. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah; b. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran;

  21 c. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran uang asing dengan izin Bank Indonesia; d. Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran produk asuransi syariah; e. Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk untuk menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pembiayaan Rakyat

  Syariah; dan

  f. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.

  2. Pembiayaan Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut dalam jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

  1. Jenis-jenis Pembiayaan menurut Kasmir (2013, 91-92) dapat dilihat dari berbagai segi antara lain: a. Dilihat dari segi kegunaan:

  1. Pembiayaan Investasi Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek atau pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

  22

  2. Pembiayaan Modal Kerja Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasinya. Sebagai contoh pembiayaan modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengn proses produksi.

  b. Dilihat dari Segi Tujuan Pembiayaan:

  1. Pembiayaan Produktif Pembiayaan yang digunakan untuk peningkatan usaha, produksi dan investasi. Pembiayaan ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

  2. Pembiayaan Konsumtif Pembiayaan yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.

  Dalam pembiayaan ini tidak ada pertambahan barang atau jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.

  3. Pembiayaan Perdagangan Pembiayaan yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Pembiayaan ini sering diberikan kepada supplier atau agen- agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar.

  23 c. Dilihat dari segi jangka waktu:

  1. Pembiayaan jangka pendek Merupakan pembiayaan yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

  2. Pembiayaan jangka menengah Jangka waktu pembiayaan berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi.

  3. Pembiayaan jangka panjang Merupakan pembiayaan yang masa pengembaliannya paling panjang. Pembiayaan jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya pembiayaan ini untuk investasi jangka panjang seperti manufaktur, konsumtif dan pembiayaan perumahan.

  d. Dilihat dari Segi Jaminan

  1. Pembiayaan dengan jaminan Pembiayaan yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap pembiayaan yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

  24

  2. Pembiayaan tanpa jaminan Merupakan pembiayaan yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Pembiayaan jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter secara loyalitas atas nama baik calon debitur selama ini.

  3. Murabahah

  a. Pengertian Menurut Asytuti Rinda, Santoso, Khoiruddin, Hakim, Bahjatulloh

  (2011:283) secara etimologi murabahah berasal dari kata kerja rabiha-

  yarbahu yang bermakna untung. Sedangkan secara terminologi fiqh, murabahah adalah bentuk jual beli barang dengan menyatakan harga

  perolehan barang dan keuntungan margin yang ditentukan. Murabahah adalah bentuk jual beli yang secara khusus masuk dalam bagian macam jual beli atau ba’i. Dimana jual beli atau ba’i adalah proses transaksi (ijab dan qobul) atas perpindahan harta dengan harta yang sesuai dengan syariah.

  Murabahah adalah menjual dengan harga asal atau harga pokok

  ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. Dalam prinsip

  murabahah ini bank membiayai pembelian barang yang diperlukan