HUBUNGAN PERSEPSI WANITA INFERTIL TENTANG STIGMA MASYARAKAT PADA WANITA INFERTIL DENGAN ADAPTASI SOSIAL PENDEKATAN MODEL KEPERAWATAN CALYSTA ROY (Studi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Madiun) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  

SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI WANITA INFERTIL TENTANG STIGMA

MASYARAKAT PADA WANITA INFERTIL DENGAN

ADAPTASI SOSIAL PENDEKATAN

MODEL KEPERAWATAN

CALYSTA ROY

(Studi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun)

  

SARI MURDIYANI

143210042

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

HUBUNGAN PERSEPSI WANITA INFERTIL TENTANG STIGMA

MASYARAKAT PADA WANITA INFERTIL DENGAN

ADAPTASI SOSIAL PENDEKATAN

MODEL KEPERAWATAN

CALYSTA ROY

(Studi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun)

SKRIPSI

  Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

  Insan Cendekia medika Jombang

  

SARI MURDIYANI

143210042

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  Penulis dilahirkan di Kota Madiun, 11 Maret 1996 dari keluarga Bapak Bani dan Ibu S ri Rahayu. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

  Tahun 2001 penulis lulus dari TK ABA Wonocatur Yogyakarta,, tahun 2008 penulis lulus dari SDN Balerjo 2, tahun 2011 penulis lulus dari SMPN 1 Geger dan tahun 2014 penulis lulus dari SMAN 1 Dolopo Madiun, tahun 2014 penulis lulus seleksi masuk STIKes

  “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur PMDK gelombang 1. Penulis memilih program Studi S1 Keperawatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang.

  Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

  Jombang, 03 Juli 2018

  

Sari Murdiyani

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Kau tak dapat meraih sesuatu dalam hidup tanpa pengorbanan sekecil apapun.

  

PERSEMBAHAN

  Sujud syukur ku persembahan pada ALLAH yang maha kuasa, berkat dan rahmat yang di berikannya hingga saat ini saya dapat mempersembahkan skripsi pada orang orang tersayangan : Kepada kedua orang tuaku tersayang Bapak Bani dan Ibu Sri Rahayu yang tak pernah lelah membesarkanku dengan penuh kasih saying ,serta memberi dukungan, perjuangan, motinvasi dan pengorbanan dalam hidup ini. Kepada adekku Risqi Aprilia yang memberikan dukungan dan mengisi hari hariku dengan canda tawa dan kasih saying. Kepada orang terbaikku dan tersayang Taufan Eshana Undari yang selalu memberi dukungan selalu memberi semangat dan memberikan kebahagiaan. Kepada Dosen S1 Keperawatan STIKES ICME Jombang yang selalu memberi bimbingannya , Khususnya Kepada Ibu Muarrofah, S.Kep,Ns.,M.Kes dan Kepada Ibu Maharani Tri Puspitasari, S.Kep.,Ns.MM yang telah sabar memberi bimbingan kepada penulis.

  Kepada Teman teman tersayang Desi purwantini , Siti nur puji Astutik, lois elita santoso, Eni Tri utami dan teman Kos FJ mart yang telah mau membantu pada saat aku membutuhkan kalian , semoga kita dapat menjadi orang orang sukses dan kebanggaan orang tua. Kepada Teman Terbaikku Afifatul Dwi Prasanti, Dyah ayu maharani, Aprilia Dewi, Ari Puspita Sari, Dian Ajeng Wardana, Anggih Dian

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-NYA sehingga skripsi dengan judul “Hubungan Persepsi Wanita Infertil Tentang Stigma Masyarakat Pada Wanita Infertil Dengan Adaptasi Sosial Pendekatan Model Keperawatan Calysta Roy”ini dapat selesai tepat pada waktunya.

  Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak H. Imam Fatoni, SKM., MM selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang yang telah memberikan sarana prasarana. Ibu Inayatur Rosyidah, selaku Ketua program studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang. Ibu Muarrofah,S.Kep.,Ns.M.Kes selaku pembimbing I yang telah banyak memberi pengarahan, motivasi dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. Ibu Maharani Tri Puspitasari,S.Kep.,Ns.MM selaku pembimbing II yang telah banyak memberi motivasi, pengarahan dan ketelitian dalam penyusunan skripsi ini.

  Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada kedua orang tuaku yang selalu memberi do'a, dukungan dan semangat tiada henti dan selalu memberi dukungan baik moral maupun material dalam penyusunan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengharap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi profesi keperawatan amin.

  Jombang, Juni 2018 Penulis

  

ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI WANITA INFERTIL TENTANG STIGMA

MASYARAKAT PADA WANITA INFERTIL DENGAN

ADAPTASI SOSIAL PENDEKATAN MODEL

KEPERAWATAN CALYSTA ROY

(Studi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Madiun)

Sari Murdiyani

  Budaya Indonesia menunjukkan pentingnya nilai anak didalam keluarga. Permasalahan infertilitas tidak hanya menjadi masalah ginekologi, tetapi menjadi masalah kesehatan yang serius, permasalahan tersebut berdampak pada kualitas hidup individu dan pasangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil dengan adaptasi sosial pendekatan model keperawatan Calysta Roy di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun.

  Desain penelitian analitik survei, pendekatan cross sectional . Populasi semua wanita infertil yang menikah selama kurang lebih 5 tahun yang tidak memiliki anak dan tidak mengunakan alat kontrasepsi dan sampel yang diteliti sebanyak 31 responden dengan simple random sampling. Variabel independent persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat dan variabel dependent adaptasi sosial pendekatan model keperawatan Calysta Roy. Pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner, pengolahan data editing, coding, scoring dan tabulating, analisa data dengan uji statistik Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki persepsi negatif sebanyak 19 responden (61%) dan hampir seluruhnya dari responden memiliki adaptasi negatif sebanyak 25 responden (81%). Nilai p = 0,001

  < α 0,05 yang berarti H

  1 diterima.

  Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil dengan adaptasi sosial pendekatan model keperawatan Calysta Roy.

  Kata kunci : Persepsi Wanita Infertil, Adaptasi Sosial, Wanita Infertil

  

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF THE INFERTIL WOMEN'S PERCEPTION ON

COMMUNITY STIGMA IN WOMEN INFERTIL WITH

ADAPTATIONSOCIAL CALYSTA NURSING

APPROACH ROY

  Community Health Centers (Study at In Working Area UPTD

Kebonsari Madiun)

  

Indonesian culture shows the importance of the value of children in the family.

The problem of infertility is not only a gynecological problem, but a serious

health problem, the problem affects the quality of life of individuals and couples.

  

The purpose of this study was to find out the correlation between perception of

infertile woman about stigma of society in infertile woman with social adaptation

community health of nursing approach of Calysta Roy in work area of UPTD centers Kebonsari Madiun.

  

Survey analytic research design, cross sectional approach. Population of all

infertile women who married for about 5 years who did not have children and did

not use contraceptives and samples studied were 31 respondents with simple

random sampling. Independent variables of infertile female perception of

community stigma and dependent variable of social adaptation of Calysta Roy's

nursing approach. Data collection used questionnaires distribution, data editing,

coding, scoring and tabulating, data analysis with Chi Square.

The results showed that most respondents had negative perceptions of 19

respondents (61%) and almost all of them had negative adaptation of 25

respondents (81%). Value p = 0.001 <α 0.05 which means H1 accepted.

Conclusion in this research is that there is correlation between perception of

infertile woman about stigma of society in infertile woman with social adaptation

approach of nursing model Calysta Roy.

  Keywords : Perception of Infertile Women, Social Adaptation, Infertile Women

  DAFTAR ISI

  Halaman Sampul Luar .. .................................................................................................. i Sampul Dalam ................................................................................................. ii Pernyataan Keaslihan ...................................................................................... iii Pernyataan Bebas Plagiasi .............................................................................. iv Halaman Pernyataan......................................................................................... v Halaman Persetujuan ........................................................................................ vi Halaman Pengesahan ....................................................................................... vii Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... viii Moto dan Persembahan ....................... ............................................................ ix Kata Pengantar ................................................................................................. x Abstrak ............................................................................................................ xii

  

Abstract ............................................................................................................ xiii

  Daftar Isi........................................................................................................... xiv Daftar Tabel ..................................................................................................... xvii Daftar Gambar .................................................................................................. xviii Daftar Lampiran ............................................................................................... xix Daftar Lambang .............................................................................................. xx Daftar singkatan ……………………………………………………… .......... xxi BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................

  1

  1.1

  1 Latar Belakang .......................................................................

  1.2

  3 Rumusan Masalah ..................................................................

  1.3

  4 Tujuan Penelitian ...................................................................

  1.4

  4 Manfaat Penelitian .................................................................

  BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................

  6

  2.1

  6 Konsep Dasar Persepsi ...........................................................

  2.1.1

  6 Definisi Persepsi .........................................................

  2.1.2

  6 Jenis Persepsi .............................................................

  2.1.3

  7 Teori-teori persepsi ....................................................

  2.2

  9 Konsep Dasar Stigma Masyarakat .........................................

  2.2.1

  9 Definisi stigma masyarakat ........................................

  2.2.2

  9 Faktor-faktor terbentuk stigma masyarakat ................

  2.2.3 Manifestasi stigma ..................................................... 10

  2.2.4 Tipe-tipe stigma .......................................................... 11

  2.3 Konsep Dasar Budaya Patriarki ............................................ 12

  2.3.1 Definisi budaya patriarki darah ................................. 12

  2.4 Konsep Dasar Infertilitas........................................................ 13

  2.4.1 Definisi Infertilitas ..................................................... 13

  2.4.2 Klasifikasi ................................................................... 13

  2.5 Konsep Dasar Stigma Masyarakat Terhadap Infertil ............. 21

  4.9 Analisa Data ........................................................................... 48

  4.4.1 Populasi ...................................................................... 36

  4.4.2 Sampel ........................................................................ 36

  4.4.3 Sampling ..................................................................... 37

  4.5 Kerangka Kerja ...................................................................... 38

  4.6 Variabel Penelitian ................................................................. 39

  4.7 Definisi Operasional............................................................... 39

  4.8 Pengumpulan Data ................................................................. 41

  4.10 Etika Penelitian ...................................................................... 52 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................

  4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 36

  54

  5.1 Hasil Penelitian ..................................................................... 54

  5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitia .......................................... 54

  5.1.2 Data Umum ................................................................ 55

  5.2 Pembahasan ............................................................................ 60

  5.2.1 Persepsi Wanita Infertil Tentang Stigma Mayarakat Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun ....................................................

  60

  4.4 Populasi, Sampel dan Sampling ............................................. 36

  4.2 Rencana Penelitian ................................................................ 35

  2.6 Konsep Dasar Adaptasi sosial budaya ................................... 22

  2.7.3 Input ........................................................................... 26

  2.6.1 Definisis adaptasi sosial ............................................ 22

  2.6.2 Proses yang mendukung adaptasi sosial .................... 23

  2.6.3 Mekanisme pertahanan diri ....................................... 23

  2.6.4 Adaptasi sosial budaya ............................................... 25

  2.7 Konsep Dasar Teori Adaptasi Calista Roy............................. 25

  2.7.1 Definisi teori adaptasi Calista Roy ............................. 25

  2.7.2 Manusia ...................................................................... 25

  2.7.4 Proses kontrol ............................................................ 27

  4.1 Desain Penelitian .................................................................... 35

  2.7.5 Efektor ....................................................................... 28

  2.7.6 Output ........................................................................ 30

  2.7.7 Lingkungan ................................................................ 31

  2.7.8 Kesehatan .................................................................. 31 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ..................

  33

  3.1 Kerangka Konseptual ............................................................. 33

  3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................ 34 BAB 4 METODE PENELITIAN ...........................................................

  35

  5.2.2 Adaptasi Sosial Dengan Pendekatan Model

  5.2.3 Hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil dengan adaptasi sosial dengan pendekatan model keperawatan Calysta Roy Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun ...................................

  67 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... ...

  68 6.1 Kesimpulan ...........................................................................

  68 6.2 Saran ....................................................................................

  68 DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  No Tabel Daftar Tabel Hal Tabel 2.1 Etiologi Infertilitas .........................................................................

  13 Tabel 4.1 Definisi Operasional ......................................................................

  40 Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun ........................

  53 Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun ...............

  54 Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun ..............

  54 Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Menstruasi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun

  55 Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menikah Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun

  55 Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan agama Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun ........................

  56 Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi Wanita Infertil Tentang Stigma Mayarakat Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun ......................................................

  56 Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Adaptasi Sosial Dengan Pendekatan Model Keperawatan Calysta Roy Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun ........................

  57 Tabel 5.9 Tabulasi Silang Analisis Persepsi Wanita Infertil Tentang Stigma Masyarakat Pada Wanita Infertil Dengan Adaptasi Sosial Pendekatan Model Keperawatan Calysta Roy Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun

  57 Tabel 5.10 Hasil Uji Statistik Persepsi Wanita Infertil Tentang Stigma Masyarakat Pada Wanita Infertil Dengan Adaptasi Sosial Pendekatan Model Keperawatan Calysta Roy Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun ........................

  58

  DAFTAR GAMBAR

  No Gambar Daftar Gambar Hal

Gambar 2.1 Manusia sebagai sistem adaptif ............................................. 30

  Gambar 2 2 Representasi diagram tentang sistem adaptasi manusia ..... 31

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ......................................................... 33Gambar 4.1 Kerangka Kerja ................................................................... 38

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Jadwal kegiatan Lampiran 2 Permohonan menjadi responden Lampiran 3 Lembar informed consent Lampiran 4 Demografi Lampiran 5 Lembar kisi-kisi kuesioner persepsi Lampiran 6 Lembar kuesioner persepsi Lampiran 7 Lembar kisi-kisi kuesioner adaptasi sosial Lampiran 8 Lembar kuesioner adaptasi sosial Lampiran 9 Tabulasi data umum Lampiran 10 Data tabulasi validitas dan reabilitas persepsi wanita infertil Lampiran 11 Data tabulasi validitas dan reabilitas adaptasi sosial Lampiran 12 Validitas persepsi wanita infertil tentang stigma masyrakat Lampiran 13 Validitas adaptasi sosial Lampiran 14 Reabilitas persepsi wanita infertil Lampiran 15 Reabilitas adaptasi sosial Lampiran 16 Tabulasi persepsi wanita infertil Lampiran 17 Tabulasi adaptasi sosial Lampiran 18 Diskriptif statistik karakteristik responden Lampiran 19 Hasil uji statistik Lampiran 20 Tabulasi crosstab persepsi wanita infertil Lampiran 21 Tabulasi crosstabs adaptasi sosial Lampiran 22 Surat- surat ijin penelitian Lampiran 23 Lembar konsul Lampiran 24 Dokumentasi penelitian

DAFTAR LAMBANG

  % : prosentase > : lebih besar ≥ : lebih besar dari sama dengan < : lebih kecil / : atau = : sama dengan ≤ : lebih kecil dari sama dengan

  : Sampai dengan -

DAFTAR SINGKATAN

  ASRM : American Society of Reproductive Medicine DKK : Dan Kawan-Kawan DINKES : Dinas Kesehatan FSH : Follicle-Stimulating Hormone FIV : Fertilisasi In Vitro HIFERI

  :

  Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia HHS : Histerosalpingografi

  ICMe : Insan Cendekia Medika KEMENKES : Kementrian Kesehatan STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah USG : Ultrasonografi WHO : World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Budaya Indonesia menunjukkan pentingnya nilai anak di dalam keluarga.

  Anak sebagai penerus dan penyumbang sosial, ekonomi keluarga (Gokler et al, 2014). Permasalahan infertilitas tidak hanya menjadi masalah ginekologi, akan tetapi menjadi masalah kesehatan yang serius karena seringkali permasalahan tersebut berdampak pada kualitas hidup individu dan pasangan (Louis et al, 2013).

  Budaya patriarkhi yang masih kental di Indonesia, khususnya di masyarakat Jawa mengganggap tabu permasalahan infertilitas, bias gender menjadi salah satu faktor yang menghambat pasangan mendapatkan layanan kesehatan infertilitas. Perempuan menjadi pihak yang banyak dirugikan dalam hal tersebut, stigma masyarakat secara umum memandang jika pasangan belum memiliki keturunan maka wanita yang dianggap bersalah, hal ini akan berdampak besar pada kesehatan mental baik dari aspek fisik, emosional, seksual, spritual dan keuangan, sedangan pengambilan keputusan untuk memanfaatkan layanan infertilitas bergantung kepada suami (Dermatoto, 2008).

  Pasangan Usia Subur (PUS) di Indonesia, 10

  • – 15% diantaranya dinyatakan infertile dan diperkirakan 4
  • – 6 juta pasangan memerlukan pengobatan infertilitas untuk mendapatkan keturunan (Bennett, 2014). Hasil studi
Ngelongko dan Desa Binowo. Hasil wawancara didapatkan 5 orang pasangan usia subur yang sudah menikah kurang lebih 5 tahun dan belum memiliki keturunan, dari 545 pasang usia subur di wilayah kerja UPTD puskesmas Kebonsari Madiun ada 34 wanita infertil yaitu dari Desa Balerjo 21 wanita infertil, Desa Selopuro 14 wanita infertil, Desa Binowo 10 wanita infertil dan Desa Ngelongko 20 wanita infertil yang masuk kriteria penelitian dimana dengan kriteria pasangan usia subur yang sudah menikah kurang lebih selama 5 tahun dan belum memiliki keturunan.

  Ketiadaan anak dalam perkawinan pada waktu lama akan menjadi masalah, karena ada keyakinan keadaan ini akan mengancam keutuhan rumah tangga. Hal ini sejalan dengan teori adaptasi Roy menitik beratkan pendekatan pada tiga hal meliputi stimulus fokal yaitu stimulus atau rangsangan yang berasal dari dalam individu maupun dari luar individu dan harus dihadapi secara langsung pada saat itu juga. Stimulus kontekstual adalah semua stimulus yang berpengaruh terhadap stimulus fokal berasal dari lingkungan sekitar. Stimulus residual merupakan faktor yang berasal dari lingkungan sekitar yang dapat berpengaruh secara tidak langsung pada individu (Tomey & Alligood, 2010).

  Infertilitas tidak hanya menyangkut kesehatan fisik semata-mata, tetapi juga berdampak psikologis dan sosial bagi pasangan yang mengalaminya hal tersebut sesuai dengan stimulus kontekstual dalam model keperawatan adaptasi Roy, jika kehamilan tidak kunjung terjadi dalam suatu rumah tangga, yang akan disalahkan adalah wanita karena kodratnya yang mampu hamil, hal ini sejalan dengan stimulus residual yang ada dalam model keperawatan adaptasi Roy, teori dengan perubahan status kesehatan melalui lingkungan masyarakat yang ada (Alligood, 2014).

  Sekian banyaknya pasangan suami istri yang sudah menikah, namum belum ada kehadiran seorang anak, rasanya kurang lengkap. Pada umumnya klien yang mengalami gangguan kesuburan akan timbul gejala seperti kecemasan dan stres, gejala yang lain diantaranya marah, pengkhianatan, rasa bersalah dan kesedihan (Ezzell, 2016). Kesedihan semacam itu hanya sering dirasakan oleh wanita tetapi, ternyata pria juga dapat merasakan hal yang sama. Pria yang sudah menikah namun belum memiliki keturunan akan merasa kecewa, marah, sedih yang luar biasa. Bagi laki-laki yang belum memiliki anak sama saja merupakan tekanan secara sosial, budaya, dan keluarga (Tjandrawinata, 2013).

  Melihat besarnya dampak stigma masyarakat tentang infertilitas yang dialami pasangan infertil, terutama pada wanita infertil, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

  Hubungan Persepsi Wanita Infertil Tentang

  Stigma Masyarakat Pada Wanita Infertil Dengan Adaptasi Sosial Dengan Pendekatan Model Keperawatan Calysta Roy di Kabupaten Madiun Jawa Timur”.

1.2 Rumusan Masalah

  Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil dengan adaptasi sosial pendekatan model keperawatan Calysta Roy di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun 2018?

1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan Umum Menganalisis hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil dengan adaptasi sosial pendekatan model keperawatan

  Calysta Roy di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun 2018.

  1.3.2 Tujuan Khusus 1.

  Mengidentifikasi persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun 2018.

2. Mengidentifikasi adaptasi sosial dengan pendekatan model keperawatan

  Calysta Roy di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun 2018.

  3. Menganalisa hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil dengan adaptasi sosial di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun 2018.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

  Hasil penelitian hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil terhadap adaptasi sosial dengan pendekatan model keperawatan Calysta Roy dapat menjadi hasil referensi ilmiah bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis.

1.4.2 Manfaat Praktis 1.

  Bagi peneliti Penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil dengan adaptasi sosial dengan pendekatan model keperawatan Calysta Roy.

  2. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan salah satu masukan wawasan pengetahuan tentang stigma masyarakat pada wanita infertil dan memberikan gambaran tentang hubungan presepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat dengan adaptasi sosial.

  3. Bagi Institusi Penelitian diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan memberikan masukan kepada kurikulum untuk lebih menekankan aspek penyuluhan tentang kesehatan reproduksi serta sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Persepsi

  2.1.1 Definisi Persepsi Persepsi adalah mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. Persepsi adalah satu proses pengorganisasian dan penginter pretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Notoatmodjo, 2010)

  Persepsi merupakan istilah yang umumnya dikenal oleh masyarakat, persepsi dapat diartikan sebagai penafsiran terhadap suatu hal (Riswandi, 2009).

  Persepsi merupakan informasi yang pertama kali diperoleh sangat mempengaruhi pembentukan persepsi. Oleh karena itu, pengalaman pertama yang tidak menyenangkan akan sangat mempengaruhi pembentukan persepsi seseorang. Tetapi karena stimulus yang dihadapi oleh manusia senantiasa berubah, maka persepsi pun dapat berubah-ubah sesuai dengan stimulus yang diterima (Ramadhan, 2009).

  2.1.2 Jenis Persepsi Terdapat dua jenis persepsi menurut Riswandi (2009), yaitu persepsi lingkungan fisik dan persepsi sosial atau persepsi terhadap manusia. Persepsi lingkungan fisik berbeda dengan persepsi sosial. Adapun perbedaan jenis persepsi yaitu sebagai berikut : objek. Persepsi terhadap objek terjadi dengan menanggapi sifat-sifat luar objek. Objek bersifat statis, sehingga ketika seseorang mempersepsikan suatu objek, objek tersebut tidak memberi tanggapan.

  2. Persepsi sosial merupakan persepsi terhadap orang melalui lambang- lanbang verbal dan non-verbal. Persepsi sosial yaitu menanggapi sifat-sifat luar dan dalam yang meliputi perasaan, motif, harapan, keyakinan. Persepsi terhadap manusia bersifat interaktif, dimana ketika sesorang mempersepsikan orang lain terhadap kemungkinan timbul reaksi dari orang yang dipersepsikan.

  3. Berdasarkan jenis persepsi, maka persepsi masyarakat mengenai kinerja jumantik tergolong dalam persepsi sosial. Hal tersebut dikarenakan persepsi ini ditujukan kepada orang atau individu lainnya.

2.1.3 Teori-Teori Persepsi 1.

  Faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu usia dan jenis kelamin (Arifin, 2011) 2. Faktor interpersonal merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi.

  Faktor interpersonal meliputi tingkat pendidikan, tingkat pengembangan, latar belakang sosio-kultural, faktor emosi, gender, status kesehatan fisik, nilai dan kepercayaan serta peran (Nurhidayat, 2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang menurut Nurhidayat (2012) adalah: 1.

  Variabel demografis meliputi usia, jenis kelamin, ras dan suku bangsa.

  3. Tekanan sosial, merupakan pengaruh dari teman kelompok dapat mempengaruhi seseorang dalam mempersepsikan mengenai suatu hal.

  4. Variabel struktural meliputi pengetahuan Cues of action, dapat berupa isyarat internal atau eksternal misalnya perasaan lemah, gejala yang tidak menyenangkan atau anggapan seseorang terhadap kondisi orang terdekat yang menderita suatu penyakit

  Menurut Arifin (2011), faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu 1.

  Orang yang melakukan persepsi.

  1. Sikap individu yang bersangkutan terhadap objek persepsi 2.

  Motivasi atau keinginan yang belum terpenuhi yang ada didalam diri seseorang akan berpengaruh terhadap persepsi

  3. Interest atau keterkaritan, faktor perhatian individu dipengaruhi oleh keterkaritan tentang sesuatu.

  4. Harapan, seseorang akan mempersepsikan suatu objek atau kejadian sesuai dengan apa yang diharapkan pada orangtersebut.

  5. Pengalaman 2.

  Target atau objek persepsi 3. Faktor keadaan atau situasi lingkungan

  1) Konteks sosial

  2) Konteks pekerjaan, persepsi seseorang terhadap suatu peristiwa dalam lingkup pekerjaan

  3) Waktu saat objek dipersepsikan

2.2 Konsep Dasar Stigma Masyarakat

  2.2.1 Definisi Stigma Stigma berhubungan dengan kehidupan sosial yang biasanya ditujukan kepada orang-orang yang dipandang berbeda, diantaranya seperti menjadi korban kejahatan, kemiskinan, serta orang yang berpenyakitan salah satunya orang infertilitas. Orang yang mendapat stigma dilabelkan atau ditandai sebagai orang yang bersalah (Bhugra, 2016). Stigma masyarakat (stigma sosial) adalah pandangan dari masyarakat pada seseorang yang dianggap ternoda dan karenanya mempunyai watak yang tercela.

  2.2.2 Faktor-Faktor Terbentuk Stigma Faktor-faktor terbentuknya stigma sebagai berikut: 1.

  Pengetahuan Stigma terbentuk karena ketidak tahuan, kurangnya pengetahuan tentang Infertilitas, dan kesalahpahaman tentang penularan Infertilitas

  (Liamputtong, 2013). Hal tersebut dikarenakan rendahnya tingkat pengetahuan seseorang. Pengetahuan adalah hasil tahu dari informasi yang ditangkap oleh panca indera. Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan, sosial dan budaya (Wawan & Dewi, 2011).

2. Persepsi

  Persepsi terhadap seseorang yang berbeda dari orang lain dapat mempengaruhi perilaku dan sikap terhadap orang tersebut. Stigma bisa

  3. Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan dapat mempengaruhi munculnya stigma. Jika tingkat pendidikan tinggi maka tingkat pengetahuan juga akan tinggi (Erkki

  & Hedlund, 2013).

  4. Umur Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi stigma seseorang. Semakin bertambah umur seseorang maka semakin berubah sikap dan perilaku seseorang sehingga pemikiran seseorang bisa berubah (Paryati et al, 2012).

  5. Jenis Kelamin Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kerja seseorang (Paryati, 2012). Perempuan juga cenderung memiliki stigma yang tinggi dimana bersikap menyalahkan dibanding dengan laki- laki (Salmon et al, 2014).

2.2.3 Manifestasi Stigma

  Biasanya orang yang terkena stigma dihubungkan dengan kemandulan. Hal ini menjadi bumerang bagi mereka dimana dianggap masyarakat sebagai orang yang tidak bisa melahirkan keturunan. Wanita sering menjadi korban terkena stigma karena berhubungan dengan kodratnya yang melahirkan seorang anak. Maka dari itu, stigma bisa muncul dari kata-kata kasar, gosip, dan menjauhi atau mendiskriminasi orang Infertilitas (Liamputtong, 2013).

2.2.4 Tipe-Tipe Stigma

  Menurut Fiorillo, Volpe, & Bhugra (2016) mengungkapkan ada 5 tipe stigma sebagai berikut :

  1. Public stigma, dimana sebuah reaksi masyarakat umum yang memiliki keluarga atau teman yang sakit fisik ataupun mental. Salah satu contoh kata- katanya adalah “saya tidak mau tinggal bersama dengan orang Infertil”.

  2. Structural stigma, dimana sebuah institusi, hukum, atau perusahaan yang menolak orang berpenyakitan.

  3. Self stigma, dimana menurunnya harga dan kepercayaan diri seseorang yang memiliki penyakit.

  4. Felt or perceived stigma, dimana orang dapat merasakan bahwa ada stigma terhadap dirinya dan takut berada di lingkungan komunitas. Misalnya seorang wanita tidak ingin mencari pekerjaan dikarenakan takut status Infertilitas dirinya diketahui dan dijauhi oleh rekan kerjanya.

  5. Experienced stigma, dimana seseorang pernah mengalami diskriminasi dari orang lain. Contohnya seperti pasien Infertil diperlakukan tidak ramah dibandingkan dengan pasien yang tidak Infertil diperlakukan ramah oleh tenaga kesehatan.

  6. Label avoidance, dimana seseorang tidak berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan untuk menghindari status dirinya sebagai orang yang memiliki penyakit. Salah satu contoh adalah pasien menyembunyikan obatnya.

2.3 Konsep Dasar Budaya Patriarki

2.3.1 Definisi budaya patriarki

  Istilah patriarki menjadi sangat luas pemakaiannya setelah dihubungkan tidak hanya dengan konteks sosial, politik, dan budaya tetapi juga dengan penggambaran struktur masyarakat laki-laki dan perempuan yang tidak seimbang dan ketidakadilan. Istilah tersebut juga digunakan untuk menunjuk suatu kondisi ketika patriarki bertindak sebagai standar atas yang lain yakni perempuan (Zainubi, 2016).

  Menurut Bhasin (1996:1) patriarki digunakan untuk menyebut kekuasaan laki-laki. Patriarki adalah sistem pengelompokan masyarakat sosial yang mementingkan garis keturunan bapak/laki-laki. Patrilineal adalah hubungan keturunan melalui garis keturunan kerabat pria atau bapak. Patriarki juga dapat dijelaskan dimana keadaan masyarakat yang menempatkan kedudukan dan posisi laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan dalam segala aspek kehidupan sosial, budaya dan ekonomi.

  Patriarki merupakan sebuah sistem otoritas yang berdasarkan kekuasaan laki- laki tersosialisasi melalui lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi.

  Lemb aga keluarga dipandang sebagai institusi otoritas sang “Bapak”, dimana pembagian kerja berdasarakan gender dan opresi terhadap perempuan disosialisasikan dan diproduksi. Keluarga sarat dengan muatan-muatan ideologis dan kepentingan kelas yang berkuasa, yaitu laki-laki (Zainubi, 2016).

2.4 Konsep Dasar Infertilitas

  2.4.1 Definisi Infertilitas Infertilitas merupakan kegagalan suatu pasangan untuk mendapatkan kehamilan sekurang-kurangnya dalam 12 bulan berhubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi, atau biasa disebut juga sebagai infertilitas primer. Infertilitas sekunder adalah ketidakmampuan seseorang memiliki anak atau mempertahankan kehamilannya. Pada perempuan di atas 35 tahun, evaluasi dan pengobatan dapat dilakukan setelah 6 bulan pernikahan. Infertilitas idiopatik mengacu pada pasangan infertil yang telah menjalani pemeriksaan standar meliputi tes ovulasi, patensi tuba, dan analisis semen dengan hasil normal (HIFERI,2013).

  Infertilitas atau ketidak suburan adalah kesulitan untuk memperoleh keturunan pada pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi dan melakukan sanggama secara teratur (Depkes RI, 2008).

  2.4.2 Klasifikasi Infertil Klasifikasi infertil menurut Easley (2013) yaitu : 1.

  Infertil primer Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.

2. Infertil sekunder

  Berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.

  Berdasarkan hal yang telah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pasangan suami istri dianggap infertil apabila memenuhi syarat-syarat berikut:

  1) Pasangan tersebut berkeinginan untuk memiliki anak. 2)

  Selama satu tahun atau lebih berhubungan seksual, istri belum mendapa

  3) Frekuensi hubungan seksual minimal 2 – 3 kali dalam setiap minggunya.

  4) Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat ataupun metode kontrasepsi, baik kondom, obat-obatan dan alat lain yang berfungsi untuk mencega

2.4.3 Etiologi Infertilitas

Tabel 2.1 Etiologi Infertilitas

  Etiologi Penyakit

  Gangguan hormonal Hypothalamic release factors pituitary Endometriosis Polycystyc ovarii syndrome

  Infeksi Salpingitis Servisitis Endometritis

  Reaksi imunitas Penyakit autoniummune Reaksi imunitas terhadap sperma Reaksi imunitas terhadap fetus dan plasenta Gonadal disgenesis

  Congenital disorder Anomali uterus Anomali vagina dan genitalia

2.4.4 Faktor-Faktor Infertil 1.

  Faktor wanita (60-70%) 1)

  Faktor vagina (3%-5%) Masalah vagina yang dapat menghambat penyampaian air mani ini ialah adanya sumbatan atau peradangan. Sumbatan jenis pertama adalah sumbatan psikogen yang disebut juga vaginismus atau

  dispareunia dan yang kedua adalah sumbatan anatomis berupa vaginitis

  atau radang pada vagina yang biasa disebabkan oleh candida albicans atau trikomonas sejenis kuman yang hidup di dalam vagina ini dapat menghambat gerak spermatozoa. 2)

  Serviks (1%-10%) Infertilitas yang berhubugan dengan faktor serviks dapat disebabkan oleh sumbatan kanalis servikalis, lendir serviks yang abnormal, malposisi dari serviks atau kombinasinya. Terdapat berbagai kelainan anatomi serviks yang berperan dalam infertilitas, yaitu cacat bawaan (atresia), polip serviks, stenosis akibat trauma, peradangan (servisitis menahun), sineksia setelah konisasi dan inseminasi yang tidak adekuat. Vaginitis yang disebabkan oleh trikomonas vaginalis dan

  kandida albicans dapat menghambat motilitas spermatozoa akan tetapi pHnya tidak mengahambat motilitasnya.

  3) Uterus (4%-5%)

  Adanya kelainan rongga rahim karena perlengketan, mioma atau mengganggu transportasi spermatozoa. Kalaupun sampai terjadi kehamilan biasanya kehamilan tersebut akan berakhir sebelum waktunya.

  4) Tuba fallopii (65%-80%)

  Paling banyak ditemukan dalam masalah infertilitas. Diantara tuba yang membesar seluruhnya ataupun yang menebal karena adanya kerusakan dinding tuba akibat infeksi atau endometriosis, tuba yang memendek akibat peradangan sebelumnya, fibriosis atau pembentukan jaringan ikat, serta perlengaketan tuba yang menganggu pergerakan fimbria .

  5) Ovarium (5%-10%)

  Gangguan pada ovarium (indung telur), seperti adanya tumor atau kista endometriosis bisa mengakibatkan tidak terjadinya ovulasi.

  Sebab bagaimana bisa terjadi pembuahan bila tidak ada sel telur yang akan dibuahi.

  6) Anovulasi (35%)

  Penyebab infertilitas (ketidaksuburan) adalah anovulasi yaiti 35%. Anovulasi adalah tidak ada sel telur berarti tak akan ada kehamilan.

  Ovulasi dan menstruasi adalah satu rangkain orkestrasi kejadian

  hormonal didalam tubuh wanita, yang berarti mencerminkan suatu peristiwa yang teratur dan periodik.

2. Faktor laki-laki (30-40%)

  Meliputi kelainan sperma, penyempitan saluran mani karena infeksi

  1) Gabungan (20-30%) yaitu biasa dari kedua-duanya (suami dan istri mengalami infertil).

  2) Tidak jelas (10%) faktor ini sekitar 10% dari kejadian infertilitas setelah semua pemikiran dilakukan penyebab infertilitas dapat saja tidak diketahui atau terdekteksi.

2.4.5 Pemeriksaan infertilitas

  Menurut HIFERI (2013) yaitu : 1.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA PREMENOPAUSE TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS (Di Dusun Bareng Desa Bareng Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 147

KADAR KALSIUM DARAH PADA WANITA MENOPAUSE (Studi Di DesaPuloLor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 74

IDENTIFIKASI Candida Albicans DALAM URINE WANITA LANSIA DENGAN INKONTINENSIA (Studi Di Puskesmas Brambang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

1 1 65

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN DEPRESI PENDERITA KUSTA (Studi di Puskesmas Mayangan Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 104

STIGMA MASYARAKAT KABUPATEN JOMBANG TENTANG HIV/AIDS (Studi Kualitatif Di Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 118

KADAR ASAM URAT PADA WANITA MENOPAUSE (Studi di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 70

PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL ANAK USIA PRASEKOLAH BERBASIS TEORI ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY (TK DHARMA WANITA SIDOARJO) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 3 107

PENGARUH PSIKOEDUKASI TERHADAP MOTIVASI SEMBUH DAN GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN PENDEKATAN TEORI ADAPTASI ROY - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 15

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN ADAPTASI SOSIAL PADA PUS INFERTIL DENGAN PENDEKATAN TEORI MODEL ADAPTASI SISTER CALISTA ROY (Studi di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Babat Kabupaten Lamongan)

0 0 7

HUBUNGAN PERSEPSI WANITA INFERTIL TENTANG STIGMA MASYARAKAT PADA WANITA INFERTIL DENGAN ADAPTASI SOSIAL PENDEKATAN MODEL KEPERAWATAN CALYSTA ROY (Studi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Madiun) Sari Murdiyani Muarrofah Maharani Tri Puspitasari Y A

0 0 9