Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Tunarungu di sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba - Repositori UIN Alauddin Makassar

  

Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri

Siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB ) Negeri Di Kabupaten

Bulukumba

  

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi salah satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial

Jurusan Ilmu Komunikasi pada Fakultas Dakwah dan Ksomunikasi

UIN Alauddin Makassar

  

Oleh

Mirsan

  

50700113101

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2017

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Mirsan Nim : 50700113101 Tempat/ tgl. Lahir : Bontomanai, 01 Mei 1995 Jur/Prodi/Konsentrasi : Ilmu Komunikasi Fakultas/Program : Dakwah dan Komunikasi Judul : Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan

  Kepercayaan Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba

  Menyatakan dengna sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat orang lain, sebagai atau seluruhnya, maka skripsi ini gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Samata, 12 Agustus 2017 Penyusun,

  Mirsan

  Nim: 50700113101

  

PENGESAHAN SKRIPSI

  Skripsi yang berjudul, “Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan

  Kepercayaan Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri di Kabupaten Bulukumba

  ”, yang disusun oleh Mirsan, NIM : 50700113101, mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Jumat, tanggal 25 Agustus 2017 M, bertepatan dengan 3 DzulHijjah 1438 H, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Ilmu Komunikasi.

  Samata, 25 Agustus 2017 M.

  3 DzulHijjah 1438 H. DEWAN PENGUJI:

  Ketua : Ramsiah Tasruddin, S.Ag., M.Si (………..……….…..…)

  Sekretaris : Dr. Hj. Haniah, Lc., M.A ( …………………….…)

  Munaqisy I : Haidir Fitra Siagian, S.Sos., M.Si., Ph.D (………….……………)

  Munaqisy II : Dra. Asni Djamereng, M.Si (…………….…………)

  Pembimbing I : Dr. Muh. Anshar Akil., ST., M.Si ( …………….…………)

  Pembimbing II : Dra. Audah Mannan, M.Ag (…………….…………)

  Diketahui oleh: Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

  UIN Alauddin Makassar, Dr. H. Abd. Rasyid Masri, M.Pd., M.Si., MM

  

NIP. 19690827 199603 1 004

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb.

  

دـعب اما .نيعمجا هبحصو هـلا ىلعو , نيلسرملاو ءايــبنلأا فرشا ىلع م لاـسلاو ة لاصلاو نيـملاعلا بر لله دمحلا

  Segala puji dan syukur kami panjatkan ke kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

  

“Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa

Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba.”

  Shalawat dan taslim semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW atas limpahan berkah, rahmat, dan pertolongan serta hidyah-Nya, sehingga penulis diberikan kesempatan, kesehatan, dan keselamatan, serta kemampuan untuk dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Salawat dan salam atas junjungan kami baginda Nabi Muhammad saw yang telah menyampaikan kepada kami nikmat Islam dan menuntun manusia ke jalan yang lurus, yaitu jalan yang dikehendaki serta diridhoi oleh Allah swt.

  Skripsi yang berjudul “Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan

  Kepercayaan Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba.

  ” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S.Sos) pada program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.Dalam penyusunan dan pembuatan skripsi ini, penulis sadar masih banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan sumbangan sandaran kritikan dari berbagai pihak untuk menyempurnakan skripsi ini menjadi lebih baik. Baik itu dari bimbingan para dosen maupun rekan-rekan mahasiswa. Pada penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak motivasi, baik secara moral maupun materi. Oleh karena itu, dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:

  Rektor Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si., sebagai Rektor Universitas Islam 1. Negeri Alauddin Makassar, Wakil Rektor I UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr.

  H. Mardan, M.Ag., selaku Bidan Akademik Pengembangan Lembaga, Wakil Rektor II UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Lomba Sultan MA., selaku Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Hj. Siti Aisyah Kara, MA. Ph.D., selaku Bidan Kemahasiswaan dan Kerjasama, Wakil Rektor IV Prof. Hamdan Juhannis, MA,.Ph.D serta seluruh staff UIN Alauddin Makassar.

  Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, Dr. H. Abd.

2. Rasyid Masri, S.Ag., M.Pd., M.Si., M.M., Wakil Dekan I Dr. H. Misbahuddin,

  M.Ag., Selaku Bidang Akademik., Wakil Dekan II, Dr. H. Mahmuddin, M.Ag, Selaku Bidang Administrasi., dan Wakil Dekan III, Dr. Nur Syamsiah, M.Pd.I, selaku Bidang Kemahasiswaan yang telah memberikan wadah buat penulis.

  Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Ramsiah Tasruddin, S.Ag., M.Si., dan Haidir 3. Fitra Siagian,S.Sos., M.Si., Ph.D selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

  Dr. Muh. Anshar Akil, ST., M.Si., selaku pembimbing I yang senantiasa 4. memberikan arahan serta petunjuk pada setiap proses penulisan skripsi ini sampai akhir hingga dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis. Dra. Audah Mannan, M.Ag selaku pembimbing II yang telah mencurahkan perhatian dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis, dan tidak bosan-bosannya membantu penulis saat konsultasi hingga semua proses dilewati dengan penuh semangat oleh penulis.

  Haidir Fitra Siagian, M. Si., Ph. D selaku penguji I dan Dra. Asni Djamereng, 5. selaku penguji II Segenap Dosen, Staf Jurusan, Tata Usaha, serta Perpustakaan Fakultas Dakwah 6. dan Komunikasi tak lupa penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas ilmu, bimbingan, arahan serta motivasi selama penulis menempuh pendidikan di Jurusan Ilmu Komunikasi. Segenap jiwa dan cinta serta ketulusan dalam hati, saya ucapkan terima kasih 7. ku kepada kedua orang tua saya Ayahanda tercinta Ladda dan Ibunda tercinta Obbo yang selamanya menjadi sumber inspirasi, semangat, kekuatan, dan keberuntungan, serta kehangatan dalam melewati berbagai tantangan dan do’a yang tak terhingga, yang penulis sadari bahwa Allah swt telah memberikan keberuntungan yang tak terbatas kepada penulis karena memberikan kedua orang tua yang luar biasa kepada penulis, Alhamdulillah. Serta buat kakak serta keponakan saya, beserta kepada keluarga besar kami.

  Teman seperjuangan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, terkhusus Jurusan 8. Ilmu Komunikasi Angkatan 2013, Kepada kelas Ikom C dan Ikom B 2013, yang telah menjadi teman seperjuangan selama 4 tahun. Untuk senior I.Kom 2012 dan semua senior yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, hingga sekarang.

  Untuk sahabat seperjuangan selama pembuatan skripsi Emil Fatra, Fitriana dan 9. Triyana Irawati, Nurul Fatnisa terima kasih atas dukungannya selama ini.

10. Teman terbaik, Ilham Mulia, Alka, Mardas, Asrul, A. Eko, Misdar, Irmawati,

  Nurul Fatnisa, Nining Karmila, Eka Fitrianti Jasman, Era Fasirah Selvy Rahanyu, Netty, wawan, Hendra, syakir, Rahmat, Aksan, Haedir, Ade Irma, sukarni,Bella Bahrinur Erna djusra, kiki, Andi Ahmad Fauzan, Khaedir, Muh.

  Agussalim AR, Hasrun Adi Putra, Syamsul Alam, Awaluddin, Mirsan, Mira Asmarani, Nur Azizah Tamrin, Irfa Sakinah Pamung, Suci Triana, Dewi Sartika Sam, Ummul Khaerani, Joni Ramadhan.yang selalu memberikan motivasi dan juga telah berbagi ilmu dan pengalaman selama penulis mengikuti aktivitas di kampus UIN Alauddin Makassar.

11. Teman Kuliah Kerja Nyata (KKN), Kecamatan Tinggimoncong Kab. Gowa.

  Terkhusus untuk posko Pattapang,Abdul Munib, Mulyadi, syahrul, Nur Hikmah, St Awaliah Khasana, Rahmawati, Indah Pratiwi, Nurul Istiqomah, ,yang selalu memberikan motivasi dan dorongan dan dukungan.

  Dengan penuh kesadaran penulis menyadari penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, walau demikian penulis berusaha menyajikan yang terbaik. Semoga Allah senantiasa memberi kemudahan dan perlindungan-Nya kepada semua pihak yang berperan dalam penulisan skripsi ini. Wassalam.

  Samata, 12 Agustus 2017 Penyusun

   Mirsan NIM: 50700113101

  DAFTAR ISI JUDUL ................................................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ ii PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iv KATA PENGANTAR ......................................................................................... v DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ xi ABSTRAK ........................................................................................................... xix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus................................................... 7 C. Rumusan Masalah.................................................................................. 8 D. Kajian Pustaka ....................................................................................... 9 E. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................ 12 BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Komunikasi Antarpribadi ..................................................................... 13 Interkasi Simbolik....................................................................... B. Teori

  18 C. Konsep Diri............................................................................................ 24

  D. Kepercayaan Diri ................................................................................... 26

  E. Tunarungu .............................................................................................. 32

  F. Sekolah Luar Biasa ................................................................................ 34

  Komunikasi Guru di Sekolah SLB ........................................................ 37 G.

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian .................................................................. 40 B. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 41 C. Sumber Data ......................................................................................... 41 D. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 43 E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 44 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tentang Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba ........................................................................ 48 B. Komunikasi Antarpribadi Guru dalam Meningkatkan Kepercayaan

  diri Siswa Tunarungu (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba ............ 57

  C. Faktor-Faktor Penghambat Guru Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Tunarungu (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba .......... 71

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................... 78 B. Implikasi Penelitian .............................................................................. 79 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

ABSTRAK

Nama : Mirsan Nim : 50700113101 Fak/Jur : Dakwah dan Komunikasi/ Ilmu Komunikasi

Judul : Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri

Siswa Tunarungu di sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten

  Bulukumba

  Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana komunikasi antarpribadai guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa tunarungu di sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba. Pokok masalah tersebut selanjutnya di jelaskan ke dalam beberapa submasalah atau pertanyaan penelitian, yaitu: 1) Bagaimana komunikasi Antarpribadi guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa Tunarungu, 2) Apa saja faktor penghambat guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa Tunarungu. Serta tujuan penelitiannnya adalah 1) untuk mengetahui komunikasi Antarpribadi guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa Tunarungu, 2) untuk mengetahui faktor penghambat guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa Tunarungu

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan komunikasi antarpribadi dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengelolahan analisis data yang dilakukan dengan melalui 3 tahapan: yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadai guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa tunarungu di sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kab. Bulukumba. Dengan pendekatan komunikasi antarpribadi yang digunakan oleh guru yang diterpakan dalam metode- metode seperti simbol, gerak tubuh, peran, dan peraturan. Selain itu juga menerapkan bentuk komunikasi non verbal yang digabungkan dengan komunikasi verbal, adapun faktor penghambatnya yaitu ,kurangnya ruangan, tidak mampu meniru model bahasa yang diucapkan dan tidak dapat menangkap kata-kata abstrak serta sarana dan prasarana yang kurang memadai.

  Implikasi dari penelitian ini diharapakan agar para guru sekolah Luar biasa (SLB) Negeri Kab. Bulukumba dalam meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu hendaknya lebih dekat lagi, supaya dapat lebih tahu perilaku dan kondisi anak tunarungu lebih jelas, serta memberikan motivasi dan pujian-pujian yang bisa membangkitkan semangat anak tunarungu untuk belajar dan bagi pihak lembaga atau kepala sekolah diharapakan adanya penambahan ruangan kelas agar peserta didik dengan tingkat kebutuhan yang berbeda dapat dipisahkan sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung efektif serta memunculkan media yang lebih bervariatif agar tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar dapat tercapai secara maksimal.

  

`BAB I

PENDAHULUAN

A.

   Latar Belakang Masalah Manusia yang memiliki keterbatasan tidak bisa lepas dari hubungan dengan

  sesame manusia. Cara berhubungan dengan orang lain bisa dilakukan dengan dengan cara berkomunikasi baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi tidak langsung bisa dilakukan dengan melibatkan telekomunikasi seperti telepon, telegram, dan media massa seperti, televisi, radio, serta, surat kabar. Komunikasi langsung yaitu dengan bertemu atau bertatap muka dengan orang lain, atau sering

  1 disebut dengan komunikasi interpersonal.

  Komunikasi ialah hubungan kontak langsung maupun tidak langsung antar manusia baik itu secara individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak, komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri.

  2 Karna manusia sejak lahir sudah berkomunikasi dengan lingkungannya.

  Komunikasi sangat berguna dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dimana proses penyampian komunikasi melalui pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain bisa menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Seperti halnya dalam komunikasi pendidikan, bahwa komunikasi sangat berperang penting dalam dunia pendidikan. 1 2 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), h. 112

H. A. W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat,( Cet. V, Jakarta : Bumi

  Secara umum, pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak paham menjadi paham dan sebagainya. Pendidikan itu bisa didapatkan dan dilakukan dimana saja, bisa di lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga, dan yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana memberikan atau mendapat pendidikan dengan baik dan benar, agar manusia tidak terjerumus dalam kehidupan yang negatif. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup negara, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan kehidupan manusia menjadi terarah.

  Indonesia secara umum mengenal dua model sistem pendidikan, pertama model pendidikan nasional dan model pendidikan lokal. Model pendidikan nasional artinya sistem pendidikan yang kurikulum, penilaian, pengawasan dan untuk mengukur taraf pendidikan bangsa dan diawasi oleh negara. Sedangkan pendidikan lokal merupakan pendidikan yang dikembangkan oleh individu-individu masyarakat baik kurikulum, sistem penilaian bahkan evaluasinya.

  Pada hakikatnya tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwah terhadap tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, keperibadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan kebangsaan.

  Menurut UU RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kegiatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

  3 keterampilan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

  Seperti hal yang dijelaskan diatas bahwa pendidikan salah satunya yaitu mengembangkan potensi diri anak yang dituntut untuk besosialisasi dan memiliki jiwa bersaing. Namun yang menjadi keperhatinan saat ini adalah anak yang berkebutuhan khusus. yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Anak tunarungu .

  Anak tunarungu adalah anak yang mengalami Kelainan pendengaran atau hilangnya kemampuan pendengaran seseorang baik itu bunyi maupun suara yang ada di sekitarnya. Sehingga sulit untuk bersosialisasi dengan lingkungannya yang dimana anak tersebut memiliki bentuk fisik yang tidak sempurna, yang tidak sama seperti anak normal pada umumnya. disinilah dibutuhkan sistem dan proses pembelajaran serta strategi yang harus diterapakan oleh guru terhadap anak berkebutuhan khusus unttuk meningkatkan kepercayaan diri bagi siswa di sekolah luar biasa.

  Hilannya kemampuan pendengarnya anak tunarungu dan menyebabkan sulit dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Selain itu anak tunarungu bukan hanya kehilangan pendengar akan tetapi anak tunarungu juga tidak bisa berbicara. Sehingga hal ini membuat anak tunarungu sulit dalam menerima atau 3 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Edisi Revisi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, mencerna secara cepat apa yang disamapaikan oleh orang-orang yang ada disekitarnya. Hal ini disebabkan karena anak tunarungu kurang memiliki pemahaman informasi verbal atau kekurangan bahasa sehingga ia tidak mampu mengespresikan apa yang di dengar. Hal ini menyebabkan anak sulit menerima materi yang bersifat abstrak, sehingga dibutuhkan media untuk memudahkan pemahaman suatu konsep pada anak yang mengalami kehilangan pendengaran.

  Hal ini sesuai bahwa semua anak perlu mendapatkan pendidikan karena pendidikan sangat berperang penting untuk mengubah pola pikir anak menjadi lebih baik. Seperti halnya dengan pendidikan bagi anak yang berkebutuhan khusus. Dimana anak berkebutuhan khusus (ABK) itu memerlukan dan berhak mengenyam dunia pendidikan seperti orang normal pada umumnya yang tentunya didapat dari sekolah luar biasa (SLB).

  Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hak anak untuk memperoleh pendidikan dijamin penuh tanpa adanya diskriminasi termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan atau yang berkebutuhan khusus. Anak dengan berkebutuhan khusus (special needs children) dapat diartikan secara simple sebagai anak yang lambat (slow) atau mengalami gangguan

  4 (retarded).

  Konsep pendidikan kebutuhan khusus (special needs education) melihat kebutuhan anak dari spektrum yang sangat luas, yaitu bahwa setiap anak memiliki 4 Rima Rizki Anggraini, Jurnal Ilmiah Pendidikan khusus, (Universitas Guna Darmah, Vol.

  1, No. 1, 2013), http://ejournal.unp.ac.id, (Di akses 18 Agustus 2017),h. 259

  ILMIAH kebutuhan yang bersifat khusus, oleh karena itu anak berkebtuhan khusus meliputi dua kategori yaitu anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara (temporary

  

special needs ) dan anak kebutuhan khusus yang bersifat menetap (permanently

special needs) . Anak berkebutuhan khusus temporer/sementra (temporary special

needs) adalah anak-anak yang mengalami hambatan akibat dari faktor-faktor

  lingkungan seperti: (1) anak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri akibat sering menerima kekerasan dalam rumah tangga, (2) mengalami kesulitan konsentrasi karena sering diperlakukan asar oleh orang tuanya, (3) mengalami kesulitan kumulatif dalam membaca dan berhitung akibat kekeliruan guru dalam mengajar atau (4) anak-anak yang mengalami trauma akibat dari bencana alam yang mereka alami. Anak- anak sepeti ini memerlukan bantuan khusus untuk mengatasi

  

hambatan-hambatan yang dialaminya. Apabila mereka tidak mendapatkan layanan

pendidikan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya, tidak mustahil hambatan-hambatan

5 tersebut akan menjadi permanent.

  Anak berkebutuhan khusus yang memiliki kelainan dalam aspek fisik, meliputi kelainan indera penglihatan (tunanetra), kelainan indera pendengaran (tunarungu), kelainan kemampuan berbicara (tunawicara), dan kelainan fungsi anggota tubuh (tunadaksa). Anak yang memiliki kemampuan mental sangat rendah (subnormal) akan mengalami kesulitan belajar apabiala tidak didukung oleh

5 Zaenal Alimin, Jurnal Pendidikan Kebutuhan Khusus, (Universitas Pendidikan Indonesia), http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article/viewFile/951/807 , (Di akses 18 Agustus 2017), h.

  lingkungan belajar yang kondusif. Guru sebagai orang yang berperan dalam

  6 pembelajaran merupakan pencipta suasana lingkungan belajar.

  Proses komunikasi sangat penting dalam kelas dimana guru mempunyai peran penting dalam proses belajar serta metode pemebelajaran yang digunakan terhadap peresta didik khusunya anak yang berkebutuhan khusus dimana ditunjukkan agar para peserta didik mampu untuk berinteraksi terhadap lingkungan sosial. Dalam proses penyampaian pesan guru harus menggunakan bahasa verbal dan non verbal.

  Bagi anak berkebutuhan khusus, diperlukan peran komunikasi yang baik antara guru dengan murid. Guru harus mampu menyampaikan pesan kepada siswa dengan baik. Guru juga diharapkan terus berupaya untuk mengembangkan cara berinteraksi dan berkomunikasi agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh siswa berkebutuhan khusus.Selain itu siswa berkebutuhan khusus juga memerlukan bantuan dari sekolah dan guru untuk membangun rasa percaya diri agar mereka mampu berinteraksi secara nyaman di masyarakat hingga nantinya siswa mampu hidup membaur bersama masyarakat normal lainnya sebagai individu dengan keterbatasan diri yang mampu hidup sendiri tanpa ketergantungan terhadap bantuan dari orang tua ataupun warga masyarakat sekitarnya.

  Berdasarkan uraian latar belakang diatas tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang” Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kab. Bulukumba. 6 Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: Bumi Aksara,

  B.

   Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus 1.

   Fokus Penelitian

  Penelitian ini berjudul “Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kab.

  Bulukumba. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dengan difokuskan kepada upanya yang dilakukan Guru dalam berkomunikasi secara pribadi dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kab. Bulukumba.

2. Deskripsi Fokus

  Berdasarkan fokus penelitian dari judul penelitian tersebut di atas, peneliti memberikan deskripsi fokus sebagai berikut: a. Komuniaksi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya

  7 menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal ataupun nonverbal.

b. Teori Interaksi Simbolik adalah cara kita menginterpretasikan dan member makna

  8 pada lingkungan di sekitar kita melalui cara kita berinteraksi dengan orang lain.

  c. Guru adalah seorang pendidik, dalam kegiatan proses belajar mengajar guru bertugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa agar bisa mencapai tujuan pembelajaran.

  7 Hidayat Dasrun, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012),h. 42 8 Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, (Cet; I, Jakarta: Kencana, 2009), h.149- d. Kepercayaan diri merupakan sikap positif seseorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya.

  e. Tunarungu adalah hilangnya kemampuan pendengaran seseorang baik itu bunyi maupun suara yang ada di sekitarnya.

  f. Sekolah luar biasa Sekolah luar biasa adalah sebuah lembaga formal yang melayani pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

C. Rumusan Masalah

  Banyak hal yang perlu di bahas dalam komunikasi antarpribadi yang digunakan guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa tunarungu (SLB) Negeri Kab. Bulukumba. Agar peneliti lebih fokus, maka peneliti membatasi permasalahan yang akan di angkat. Untuk memperjelas permasalahan Dalam penelitian ini maka peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana komunikasi antarpribadi guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa tunarungu (SLB) Negeri Kab. Bulukumba?

  2. Apa saja faktor penghambat guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa tunarungu (SLB) Negeri Kab. Bulukumba?

D. Kajian Pustaka/Penelitian Terdahulu

  Skripsi yang judulnya hampir sama dengan yang akan penulis lakukan, yang lebih mengarah kepada komunikasi antarpribadi guru terhadap siswa (SLB), dan agar lebih efektif penulis hanya mengambil beberpa tinjauan saja . Skripsi tersebut antar lain:

1. Maya Mayyesa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan ILmu Politik

  Universitas Sumatra Utara. Fokus penelitian adalah peranan komunikasi antarpribadi guru dalm perkembangan anak cacat, dengan jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskripsi denga analisis table tunggal (memberikan pertanyaan secara responden untuk di jawab. Kuesioner). Diantara guru dan siswa YPAC media memiliki peranan penting untuk menciptakan komunikasi yang lebih efektif dan mengajarkan siswa YPAC medan untuk mampu berkembang dan berkarya dimasa yang akan datang.

  2. Ririn Afrilla Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Fokus penelitian adalah upaya yang dilakukan Pembina panti asuhan dalam berkomunikasi secara bribadi dalam memberikan pemahaman dan informasi guna meningkatkan minat belajar anak panti asuhan Wahyu Ilahi, dengan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi para Pembina dipanti asuhan Wahyu Ilahi dalm meningkatkan minat belajar anak dilakukan dengan cara memberikan pendidikan informal, formal, non formal, maupun mental pada anak-anak asuh.

  Berdasarkan kedua penelitian terdahulu di atas, dapat di lihat letak perbedaan dari segi fokus penelitian. Penelitian pertama memiliki fokus penelitian yakni, 1.) Peranan Komunikasi antarpribadi guru dalam perkembangan anak cacat. Penelitian kedua memiliki fokus penelitian yakni, 2) Upaya yang dilakukan Pembina panti asuhan dalam berkomunikasi secara pribadi dalam memberikan pemahaman dan informasi guna meningkatkan minat belajar anak panti asuhan Wahyu Ilahi.

  

Tabel 1.1

Perbandingan Penelitian Sebelumnya

  Nama Judul penelitian Focus Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

  1. Maya

  1. Komunikasi Antarpri-

a. Peranan Komunikasi

  a. Kualitatif deskriptif

  a. Berdasarkan hasil penelitian yang Mayyesa badi dan Kepribadian antarpribadi guru dalam dengan analisis table dilakukan bahwa komunikasi Anak-anak Cacat. perkembangan anak cacat tunggal (memberikan antarpribadi yang terjalin diantara pertanyaan secara guru dan siswa untik YPAC Medan responden untuk di memiliki peranan penting untuk jawab/ kuesioner. menciptakan komunikasi yang lebih efektif dan mengajarkan siswa YPAC Medan untuk mampu berkembang dan berkarya dimasa yang akan dating. deskriptif

  2. Ririn

  1. Strategi Komunikasi

a. Upaya yang dilakukan Pembina

  a. Kualitatif

  a. Berdasrkan hasil penelitaian strategi Afrilla Antarpribadi Pembina panti asuhan dalam dengan desain field komunikasi para Pembina di panti Panti Asuhan dalam berkomunikasi secara pribadi research (observasi, asuhan Wahyu Ilahi dalam Meningkatkan Minat dalam memberikan pemahaman wawancara, meningkatkan minat belajar anak Belajar Anak dan informasi guna dokumentasi) dilakukan dengan cara memberikan meningkatkan minat belajar pendidikan informal, formal, non anak panti asuhan Wahyu Ilahi. formal maupun mental pada anak- anak asuh

  Sumber : Oleh data Library Research- Hasil Penelitian Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ang. 2010 s/d 2011.

  E.

   Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitiannya adalah:

  a. Untuk mengetahui komunikasi antarpribadi guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa Tunarungu (SLB) Negeri Kab. Bulukumba b. Untuk mengetahui faktor penghambat guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa tunarungu (SLB) Negeri Kab. Bulukumba

2. Manfaat Penelitian

  a. Manfaat teoritik Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti lainnya dan menjadikan sumber informasi dengan tema-tema yang sama.

  b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya bagi pembaca tentang “komunikasi kntarpribadi guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa Tunarungu (SLB) Negeri Kab. Bulukumba.

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Komunikasi Antarpribadi 1. Komunikasi Komuniaksi dalam bahasa Inggris disebut dengan (communication), berasal

  dari kata (communication) atau kata (communis) yang berarti sama. Dalam garis besar, komunikasi adalah penyampain informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain.

1 Hovland, mengatakan bahwa :

  Komunikasi adalah proses dimana sesorang individu (komunikator) mentrasmisiskan stimulus untuk mempengaruhi tindakan orang lain.

  2 Hakikat komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari satu informasi

  dari satu pihak baik individu, kelompok atau organisasi sebagai sender kepada pihak lain sebagai receiver untuk memahami dan terbuka peluang memberikan respon balik kepada sender.

3 Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman dan

  penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

  4 1 H. A. W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Cet; VI, Jakarta : Bumi Aksara, 2010),.h.8 2 H. A. W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat,.h.5 3 Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, (Cet; III, Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h.165 4 Tim Penyususn Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat

2. Komunikasi Antarpribadi

  Komuniaksi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal ataupun nonverbal. Dalam

  Q.S. Al- Hujurat (49): 13 Allah berfirman: اَهُّيَأَٰٓ َي ٱ ساَّىل

  َدىِع ۡم كَمَس ۡكَأ َّنِإ ْۚ آَٰى فَزاَعَتِل َلِئَٰٓاَبَقَو اٗبى ع ش ۡم ك َىۡلَعَجَو ىَثو أَو ٖسَكَذ هِّم م ك َىۡقَلَخ اَّوِإ ٱ َِّللّ َّنِإ ْۚۡم ك ىَقۡتَأ

  ٱ ََّللّ ٞسيِبَخ ٌميِلَع ٣١

  Terjemahannya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

  5 Ayat tersebut menjelaskan bahwa melalui komunikasi antarpribadi kita juga belajar tentang bagaimana dan sejauh mana kita harus membuka diri pada orang lain.

  Dalam arti kehidupan kita dtidak harus dengan serta merta menceritakan latar belakang kehidupan kita pada setiap orang. Selain itu, melalui komunikasi antarpribadi kita juga akan mengetahui nilai, sikap dan perilaku orang lain serta menanggapi memprediksi tindakan orang lain tersebut.

  6 Pada hakikatnya komuniaksi antarpribadi adalah komunikasi antara seorang

  komunikator dengan komunikan. Jenis komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manuisia..

  7 5 Dapertemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahan,(Jakarta: CV. Karya Insan Indonesia,

  2002),745 6 Hakkar Jaya, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Makassar: Alauddin Press, 2007),h. 128

  Komunikasi antarpribadi mempunyai berbagai macam manfaat, antara lain dapat mengenal diri kita sendiri dan orang lain, dapat mengetahui dunia luar, dapat menjalin hubungan yang lebih bermakna. Melalui komunikasi antarpribadi kita bisa melepaskan ketegangan, juga bisa mengubah nilai-nilai dan sikap hidup seseorang

  8 memperoleh hiburan dan menghibur orang lain dan sebagainya.

  Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi adalah komunikasi diadik dan komunikasi kelompok kecil. komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan baik secara verbal

  9

  ataupun nonverbal. Sedangkan komunikasi kelompok kecil adalah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana

  10 anggota-anggotanya saling beriteraksi satu sama lainnya.

  Hafied Cangara megutip pendapat Judi C. person, menyebutkan enam karakteristik yang menentukan proses dalam komunikasi antarpribadi sebagai berikiut:

  a. Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri sendiri (self). Berbagai persepsi yang menyangkut pengamatan dan pemahaman bersal dari dalam kita sendiri, artinya dibatasi oleh siapa diri kita dan bagaimana pengalaman kita. 8 9 Sattu Alang,Dkk, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Makassar: Alauddin Press, 2007),h. 117 Deddy Mulyana,Suatu Pengantar ilmu Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

  2014),h.81 10 Hafied Cangara, pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003),

  b. Komunikasi antarprinadi bersifat transaksional. Penegrtian ini mengacuh pada terjadinya proses pertukaran pesan yang bermakana diantara mereka yang berinteraksi.

  c. Komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan kualitas hubungan, artinya dalam proses komunikasi antarpribadi tidak hanya menyangkut pertukaran isi pesan sajaakan tetapi berkaitan dengan sifat hubungan dalam arti siapa pasangan komunikasi kita dan bagaimana hubungan kita dengan pasangan tersebut.

  d. Komunikasi antarpribadi masyarakat adanya kedekatan fisik diantara pihak-pihak yang berkomunikasi.

  e. Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu sama lainnya (independen ) dalam proses komunikasinya.

  f. Komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang atau suatu pernyataan tidak dapat diulang dengan harapan mendapatkan hasil yang sama karna di dalam proses komunikasi antarmanusia sangat tergantung dari respon

  11 pasangan komunikasi.

  Komunikasi antarpribadi merupakan rangkaian tindakan, kejadian dan kegiatan yang terjadi secara terus-menerus atau bisa dibilang merupakan suatu yang dinamis. Artinya, segala sesuatu yang tercakup dalam komunikasi antarpribadi selalu dalam keadaan berubah, yakni para pelaku, pesan maupun lingkungannyDalam komuniaksi antarpribadi terdapat komunikasi verbal dan nonverbal yaitu sebagai berikut:

  1. Komunikasi Verbal Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan. Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting. Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu:

  a. Bahasa Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa verbal entah lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik.

  b. Kata merupakan unti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau keadaan.

  2. Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai dari pada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan. Komunikasi non verbal dapat berupa bahasa tubuh, tanda (sign), tindakan/perbuatan (action) atau objek

  

(object ). Pertama Bahasa Tubuh. Bahasa tubuh yang berupa raut wajah, gerak kepala,

  gerak tangan,, gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang. kedua Tanda. Dalam komunikasi nonverbal tanda mengganti kata-kata, misalnya, bendera, rambu-rambu lalu lintas darat, laut, udara; aba-aba dalam olahraga. Ketiga Tindakan/perbuatan. Ini sebenarnya tidak

  12 khusus dimaksudkan mengganti kata-kata, tetapi dapat menghantarkan makna.

  B.

   Teori Interaksi Simbolik

  Teori interaksi simbolik (symbolic interactionism) pada awalnya merupakan suatu gerakan pemikiran dalam ilmu sosiologi yang dibangun oleh George Herbert

  

Mead , dan karyanya kemudian menjadi inti dari aliran pemikiran yang dinamakan

13 Chicago School .

  Teori interaksi simbolik berfokus pada cara orang berinteraksi melalui simbol yang berupa kata, gerak tubuh, peraturan, dan peran. Pada perspektif interkasi simbolik mendasarkan pandangan pada asumsi bahwa manusia mengembangkan satu set simbol yang kompleks untuk memberi makna terhadap dunia. Karna makna

  14 muncul melalui interaksi manusia dengan lingkungannya.

  Berdasarkan fokus teori interaksi simbolik diatas dapat di jelaskan bahwa:

   Oktober 2016) 13 Morissan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa, (Jakarta:Kencana. 2013), h. 224

  1. Simbol adalah suatu rangsangan yang mengandung makna dan nilai yang dipelajari oleh manusia, dan respon manusia terhadap simbol yaitu dalam pengertian makna dan nilainya adalah stimulasi fisik dari alat-alat fisiknya. Makna suatu simbol bukanlah pertama-tama ciri-ciri fisiknya, namun apa yang dapat orang lakukan mengenai simbol tersebut. Suatu simbol memiliki makna bila simbol itu membangkitkan pada individu yang menyampaikannya respon yang

  15

  sama seperti yang akan muncul pada individu yang dituju. Simbol merupakan sesuatu tanda yang mempengaruhi kehidupan yang sangat penting dalam kehidupan kelompok bermasyarakat sehingga dengan adanya simbol, masyarakat mudah melakukan interaksi antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lainnya. suatu simbol menjadi penting karna dapat membuat manusia dalam melakukan sesuatu akan sungguh-sungguh serta dalam melakukan tindakan sosial seseorang akan selalu mempertimbangkan apa yang akan dilakukan terhadap orang lain tersebut.

  2. Berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan atau tulisan ( komunikasi verbal), tetapi kadang-kadang menggunakan bahasa tubuh (komunikasi non verbal). Perilaku non verbal mempunyai peranan penting dalam berkomunikasi dengan orang lain. Gerak tubuh merupakan proses pertukaran pikiran dan gagasan dimana pesan yang disampaikan dapat berupa isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan,

15 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,

  artifak (lambang yang digunakan),serta postur dan gerakan tubuh Dalam 16 komunikasi nonverbal.