PENGARUH TIPE KEPEMIMPINAN KEPALA BP-PAUDNI REGIONAL III MAKASSAR TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PENGARUH TIPE KEPEMIMPINAN KEPALA BP-PAUDNI
REGIONAL III MAKASSAR TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Ilmu Komunikasi
pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Alauddin Makassar

OLEH:
SRI IRMAYANTI SURYANI.B
NIM. 50700112063

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2016

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI


Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Sri IrmayantiSuryani.B

Nim

: 50700112063

Tempat/Tanggal Lahir : Bulukumba/ 21 Desember 1993
Jur/Prodi/Konsentrasi : Ilmu Komunikasi
Fakultas/Program

: Dakwah dan Komunikasi

Alamat

: BTN Minasa Upa


Judul

: Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala Bala i BP-PAUDNI
Regional III Makassar terhadap Kinerja Pegawai

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini
merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata-Gowa, Juni 2016
Penulis,

Sri Irmayanti Suryani.B
NIM. 50700112063

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat, nikmat, karunia, dan hidayah-Nya serta atas izin-Nya sehingga

penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala Balai BPPAUDNI Regional III Makassar Terhadap Kinerja Pegawai” dapat terselesaikan
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Salawat dan salam juga tidak lupa dihantarkan kepada junjungan Nabi
Muhammad Saw sebagai suri tauladan yang baik sepanjang masa. Sang komunikator
sejati yang telah membawa kaumnya dari alam kegelapan menuju alam yang terang
benderang seperti saat ini.
Sejak persiapan penyusunan proposal, penelitian hingga selesainya skripsi ini,
penulis banyak mendapat bantuan, dukungan, motivasi, dan doa dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si. selaku Rektor Universitas Islam
Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Wakil Rektor I Prof. Dr. Mardan,
M.Ag, Wakil Rektor II Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.A, dan Wakil
Rektor III Prof. Siti Aisyah, M.A., Ph.D yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di UIN Alauddin
Makassar.
2. Dr. H. Abd. Rasyid Masri, S.Ag., M.Pd., M.Si., M.M selaku Dekan
Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Alauddin Makassar, dan Wakil
Dekan I Dr. Misbahuddin, M.Ag, Wakil dekan II Dr. H. Mahmuddin, M.


Ag, dan Wakil Dekan III Dr. Nursyamsiah, M.Pd.I yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Fakultas
Dakwah & Komunikasi .
3. Ramsiah

Tasruddin,

S.Ag.,

M.Si

dan

Haidir

Fitra

Siagian,


S.Ag.,M.Si.,Ph.D selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Ilmu Komunikasi
yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan
dan motivasi selama penulis menempuh kuliah berupa ilmu, nasehat, serta
pelayanan sampai penulis dapat menyelesaikan kuliah.
4. Ramsiah Tasruddin, S.Ag., M.Si dan Dr. Rosmini, M.Th.I selaku
pembimbing I dan II yang telah meluangkan banyak waktu untuk
mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyelesaian penulisan
skripsi ini.
5. Dr. H. Abd. Rasyid Masri, S.Ag., M.Pd., M.Si., M.M dan Dra. St. Aisyah
BM.,M.Sos.I selaku munaqisy I dan munaqisy II yang telah memberikan
arahan, saran, dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen, Bagian Tata Usaha Umum dan Akademik, bersama Staf
Pegawai Fakultas Dakwah & Komunikasi yang telah memberikan bekal
ilmu, bimbingan, arahan, motivasi, dan nasehat selama penulis menempuh
pendidikan di Jurusan Ilmu Komunikasi.
7. Kepala Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi beserta staf
pegawai yang telah banyak membantu penulis dalam mengatasi
kekurangan selama penyusunan skripsi.
8. Kepala Balai BP-PAUDNI Regional III Makassar atas izin penelitian yang
telah diberikan dan bantuan materil yang diberikan selama penulis

melakukan penelitian.

9. Pegawai BP-PAUDNI Regional III Makassar yang telah meluangkan
waktu dan memberi kesan hangat kepada penulis.
10. Terkhusus kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Alm.Drs. H.Bahrir
dan Ibunda Dra. Hj. Rosmawati yang telah membesarkan dengan penuh
cinta dan kasih sayang, memberikan doa, motivasi, semangat, dukungan,
dan berjuang hingga penulis mencapai perguruan tinggi.
11. Irwan Tando, S.E.,M.Ikom, Nuky Puspa Indah, S.Sos, dan Zul Fikar yang
telah banyak membantu, memberikan pelajaran, memotivasi, dan
memberikan dukungan kepada penulis.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan di jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas
Dakwah dan Komunikasi angkatan 2012. Terkhusus buat saudara-saudara
tercinta Ikom Brothers yang selalu memberi semangat dan membantu
penulis. Serta sahabat Komandan angkatan 2012.
13. All crew PLS 100FM, crew dan member Vedit, serta semua pihak yang
telah membantu dan memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya, karya tulis ini merupakan sebuah karya tulis
sederhana yang sarat dengan kekurangan dan jauh dari kesempurnaan mengingat

penulis sebagai manusia biasa. Kritik dan saran penulis harapkan untuk
kesempurnaan penulisan di masa mendatang.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, Mei 2016
Penulis,
Sri Irmayanti Suryani,B
NIM: 50700112063

DAFTAR ISI
JUDUL SAMPUL ............................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .........................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................

iii


PENGESAHAN ..............................................................................................

iv

KATA PENGANTAR .....................................................................................

v

DAFTAR ISI ...................................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

xi


ABSTRAK ......................................................................................................

xiii

BAB

BAB

I

II

PENDAHULUAN....................................................................... 1-10
A. Latar Belakang Masalah .......................................................

1

B. Rumusan Masalah .................................................................


4

C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian ...........

4

D. Hipotesis ...............................................................................

5

E. Kajian Pustaka ......................................................................

5

F. Tujuan ..................................................................................

10

G. Kegunaan ..............................................................................


10

TINJAUAN TEORETIS ............................................................. 11-37
A. Komunikasi Organisasi ........................................................

11

B. Pengertian Kepemimpinan ....................................................

24

C. Teori Kepemimpinan ............................................................

26

D. Tipe Kepemimpinan .............................................................

28

E. Pengertian Kinerja ................................................................

32

BAB III

BAB IV

BAB

F. Teori Kinerja ..........................................................................

34

G. Kerangka pikir ......................................................................

36

H. Definisi Variabel Penelitian .................................................

37

METODOLOGI PENELITIAN ................................................ . 38-42
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................

38

B. Pendekatan Penelitian ..........................................................

38

C. Instrumen Penelitian ..............................................................

38

D. Populasi dan Sampel ............................................................

40

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................

42

F. Jenis dan Sumber Data ........................................................

42

G. Teknik Analisis Data ............................................................

42

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 48-76
A. Gambaran Umum Instansi ....................................................

48

B. Karakteristik Responden ......................................................

53

C. Uji Instrumen ........................................................................

55

D. Analisis Deskriptif ................................................................

57

E. Analisis Statistik....................................................................

71

F. Pembahasan ...........................................................................

76

V PENUTUP ................................................................................... 84-85
A. Kesimpulan ...........................................................................

84

B. Implikasi ...............................................................................

85

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

86

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..............................................................................

87

RIWAYAT HIDUP .........................................................................................

88

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1

Rekapitulasi Hasil Penelitian Terdahulu ....................................

7

Tabel 3.1

Instrumen Penelitian ...................................................................

39

Tabel 3.2

Koefisien Korelasi ......................................................................

46

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...............................

53

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...............

54

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .....

54

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja ...........

55

Tabel 4.5

Hasil Pengujian Validitas ..........................................................

56

Tabel 4.6

Hasil Pengujian Reliabilitas ......................................................

57

Tabel 4.7

Kepemimpinan Demokrasi .......................................................

58

Tabel 4.8

Kinerja Pegawai ........................................................................

59

Tabel 4.9

Kepemimpinan Demokrasi ........................................................

59

Tabel 4.10

Kinerja Pegawai ......................................................................

60

Tabel 4.11

Kepemimpinan Demokrasi ........................................................

60

Tabel 4.12

Kinerja Pegawai .........................................................................

61

Tabel 4.13

Kepemimpinan Demokrasi .......................................................

61

Tabel 4.14

Kinerja Pegawai ........................................................................

62

Tabel 4.15

Kepemimpinan Demokrasi .......................................................

62

Tabel 4.16

Kinerja Pegawai .........................................................................

63

Tabel 4.17

Kepemimpinan Kharismatik ....................................................

63

Tabel 4.18

Kinerja Pegawai .......................................................................

64

Tabel 4.19

Kepemimpinan Kharismatik ......................................................

65

Tabel 4.20

Kinerja Pegawai .........................................................................

65

Tabel 4.21

Kepemimpinan Kharismatik ........................................................

66

Tabel 4.22

Kinerja Pegawai .........................................................................

67

Tabel 4.23

Kepemimpinan Paternalistik ........................................................

67

Tabel 4.24

Kinerja Pegawai .........................................................................

68

Tabel 4.25

Kepemimpinan Paternalistik ........................................................

69

Tabel 4.26

Kinerja Pegawai .........................................................................

69

Tabel 4.27

Kepemimpinan Paternalistik ........................................................

70

Tabel 4.28

Kinerja Pegawai .........................................................................

71

Tabel 4.29

Koefisien Korelasi ......................................................................

71

Tabel 4.30

Hasil Uji T ................................................................................

75

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1

Kerangka Pikir .......................................................................

37

Gambar 4.1

Struktur Organisasi ................................................................

51

ABSTRAK
Nama : Sri Irmayanti Suryani.B
NIM : 50700112063
Judul : Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala BP-PAUDNI Regional III
Makassar Terhadap Kinerja Pegawai
Tujuan penelitian ini: (1) Untuk mengetahui tipe kepemimpinan Kepala BPPaudni Regional III Makassar berpengaruh terhadap kinerja pegawai; (2) Untuk
mengetahui besar pengaruh tipe kepemimpinan Kepala BP-PAUDNI Regional III
Makassar dalam meningkatkan kinerja pegawai; (3) Untuk mengetahui tipe
kepemimpinan apa yang paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Penelitian
ini dilakukan di Kantor Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini
Nonformal dan Informal Regional III Makassar (BP-PAUDNI Regional III
Makassar). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai BPPAUDNI Regional III Makassar. Responden penelitian ditentukan dengan
Probability Sampling dengan teknik Simple Random Sampling. Jenis penelitian ini
menggunakan deskriftif kuantitatif.
Teknik analisis yang digunakan pertama analisis korelasi yang berfungsi
untuk melihat hubungan antara tipe kepemimp inan kepala BP-Paudni dengan
kinerja pegawai,hasil penelitian berdasarkan uji korelasi nilai korelasi tipe
kepemimpinan dan kinerja pegawai adalah 0,989.Kedua, a nalisis regresi linear
sederhana
yang
berfungsi
melihat
pengaruh.
Hasil
penelitian
menunjukkan,berdasarkan regresi sederhana dapat diperoleh informasi bahwa R
adalah 0,989 maka R2 adalah 0,979.Hasil tersebut dimasukkan kedalam rumus
kinerja pegawai – R2 x maka kinerja pegawai 0,979%.
Dari hasil rumus perhitungan tersebut maka pengaruh tipe kepemimpinan
Kepala Balai BP-PAUDNI Regional III Makassar terhadap kinerja pegawai
sebesar 97,9%. Ketiga, Uji t untuk menguji hipotesis,berdasarkan analisis data uji
t, diketahui t tipe kepemimpinan Kepala BP-PAUDNI Regional III Makassar
(52,046) > dari t tabel (2,002) atau sig. (0,000) < alpha (0,05) adalah signifikan
pada taraf signifikasi 5% dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima.
Tipe kepemimpinan demokrasi dalam meningkatkan kinerja pegawai dengan
presentase tertinggi sebesar 70,0%. Tipe kepemimpinan kharismatik dalam
meningkatkan kinerja pegawai dengan presentase tertinggi sebesar 76,6%.
Sedangkan tipe kepemimpinan paternalistik tidak berpengaruh terhadap kinerja
pegawai dengan presentase tertinggi sebesar 61,6%.
Tipe kepemimpinan yang paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai adalah
tipe kepemimpinan kharismatik, sebanyak 46 orang atau 76,6% menyatakan
berpeluang untuk mengambil keputusan.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam melakukan aktifitasnya, instansi atau perusahaan membutuhkan
Sumber Daya Manusia (SDM). Karena Sumber Daya Manusia adalah salah satu
faktor yang berperan sangat penting dalam menentukan sukses atau tidaknya suatu
instansi atau perusahaan. Manusia merupakan faktor sumber daya yang berbeda
dengan faktor yang lainnya, karena manusia memiliki perasaaan, keinginan dan
hasrat. Olehnya itu Sumber Daya Manusia harus dikelola dan dibina secara cermat
dan seksama agar dapat memberikan sumbangan kepada instansi atau perusahaan.
Menggerakkan sumber daya manusia dalam instansi atau pe rusahaan secara efektif
tergatung dari cara bagaimana pemimpin bertindak dalam memimpin instansi atau
perusahaan tersebut.
Untuk itu, pemimpin selalu harus diasah dan dikembangkan,sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya. Baik situasi itu berasal dari
bawahan, atasan ataupun instansi di mana ia berada. Pentingnya seorang pemimpin
pada saat melaksanakan kepemimpinannya dapat memberdayakan dirinya sendiri
sebelum memberdayakan orang lain.
Pemimpin mempunyai tugas yang penting sekaligus rumit. Khusus dalam
pengelolaan Sumber Daya Manusia, seorang pemimpin harus menyadari bahwa
bawahan merupakan asset yang banyak memengaruhi produktivitas suatu instansi.
Harus disadari terdapat ketergantungan antara pemimpin dengan bawahan.

Pemimpin, selain menuntut bawahan untuk bekerja secara optimal agar dapat
mencapai tujuan organisasi, disisi lain harus mengerti akan kebutuhan setiap
bawahannya. Peranan pemimpin dalam memengaruhi keputusan terarah kepada
tujuan instansi.
Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin dalam memengaruhi
bawahannya agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif demi tercapainya
tujuan dari organisasi. Kesesuaian antara kepemimpinan ya ng dibawa oleh pemimpin
dengan apa yang menjadi harapan bawahan tentu akan menimbulkan dampak positif
pada diri bawahan yaitu mereka akan bekerja dengan lebih baik.
Dalam kenyataannya setiap bawahan tidak hanya dikuasai oleh motif
ekonomi. Disamping upah dan gaji yang besar juga ada faktor lain yang bisa
memberikan kepuasan dan memotivasi kerja bawahan. Seorang pemimpin akan
memainkan peranan yang sangat dominan di dalam instansi. Peranan itu sama sekali
tidak akan mengurangi apalagi mengabaikan pentingnya peranan yang perlu dan
harus dimainkan oleh bawahan. Akan tetapi bawahan perlu dibimbing, dibina,
diarahkan dan digerakkan sehingga mau dan mampu mengerahkan tenaga, waktu, dan
keterampilannya bagi kepentingan instansi.
Menurut Rivai kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi
dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. 1
Konsep kepemimpinan bukan semata- mata berbentuk instuksi, tetapi lebih
kepada motivasi yang dapat memberikan inspirasi kepada bawahan, sehingga

1

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan perilaku organisasi (Edisi Kedua; Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2008), h.2.

inspirasi dan kreatifitas mereka berkembang secara optimal untuk meningkatkan
kinerjanya. Salah satu faktor utama yang menentukan meningkatnya kinerja bawahan
adalah adanya motivasi dari bawahan itu sendiri. Jika ingin meningkatkan kinerja
bawahan, kita perlu memahami dan memperhatikan faktor- faktor yang dapat
memengaruhi motivasinya.
Dengan adanya motivasi, maka perhatian, pemikiran tenaga dan kegiatan
pegawai dapat diarahkan untuk tujuan dan sasaran yang lebih bermanfaat serta
menguntungkan bagi instansi. Untuk mendorong pegawai agar dapat berprestasi dan
dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan oleh instansi, maka setiap pegawai
harus memiliki motivasi dan loyalitas yang tinggi terhadap instansi di tempat mereka
bekerja sehingga dapat memberikan konstribusi positif dalam rangka pencapaian
tujuan instansi. Tetapi semuanya tidak akan terjadi tanpa adanya motivator yang kuat
dari pemimpin yang ada di instansi tersebut.
Kinerja yang baik dapat diperoleh bila pegawai mempunyai motivasi yang
tinggi dan loyal terhadap instansi . Untuk mencapai hal tersebut maka perlu didukung
oleh tipe kepemimpinan yang tepat. Dengan tipe kepemimpinan yang tepat sehingga
instansi dapat berjalan dengan baik.
Salah satu instansi yang bergerak dalam bidang pendidikan nonformal dan
informal yakni Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan
Informal Regional III Makassar (BP-PAUDNI Regional III Makassar).
Dalam mengelola BP-PAUDNI Regional III Makassar tidaklah mudah.
Apalagi dengan kepemimpinan yang tidak bisa menjadi pengayom bagi pe gawainya.
Untuk itu pemimpin harus bisa memandu, menuntun, membimbing, membangun,
atau memberi motivasi kerja, dan membuat jaringan komunikasi juga membawa

pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju dengan ketentuan waktu dan
perencanaan.
Dari hasil observasi sebelumnya, Kepala Balai BP-PAUDNI Regional III
Makassar telah memimpin selama delapan tahun. Selama beliau menjabat tidak
pernah mengekang pegawai. Di luar pekerjaan, Kepala Balai dan pegawai selalu
berbincang-bincang selama jam istirahat kerja, bermain catur dan domino. Kepala
Balai juga bisa menempatkan dirinya pada saat ia menjabat. Masalah- masalah yang
timbul dapat diselesaikan.
Untuk itu peneliti ingin mencari tahu bagaimana kepemimpinan dalam
mengelola BP-PAUDNI Regional III Makassar dan peneliti tertarik untuk meneliti
dengan judul “Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala BP-PAUDNI Regional III
Makassar Terhadap Kinerja Pegawai”.
B. Rumusan Masalah
1.

Apakah tipe kepemimpinan Kepala BP-PAUDNI Regional III Makassar
berpengaruh terhadap kinerja pegawai?

2.

Berapa besar pengaruh tipe kepemimpinan Kepala BP-PAUDNI Regional III
Makassar dalam meningkatkan kinerja pegawai?

3.

Tipe kepemimpinan apa yang paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai?

C. Definisi Operasional Dan Ruang Lingkup Penelitian
1.

Tipe Kepemimpinan adalah jenis-jenis kepemimpinan yang digunakan oleh
pemimpin.

2.

Kinerja adalah perbandingan hasil kerja yang telah dicapai oleh pegawai
dengan standar yang sudah ditentukan.

D. Hipotesis
Berdasarkan definisi operasional kesimpulan pertama diduga ada pengaruh
antara tipe kepemimpinan Kepala BP-PAUDNI Regional III Makassar terhadap
kinerja pegawai. Kedua diduga tipe kepemimpinan yang paling berpengaruh adalah
tipe kepemimpinan demokrasi.
E. Kajian Pustaka
Penelitian ini mengacu kepada penelitian sebelumnya untuk mempermudah
dalam pengumpulan data.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Siswandi mahasiswa Universitas
Dian Nuswantoro Semarang dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
Komunikasi Internal dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pand’s
Collection Semarang”. Hasil yang diperoleh oleh peneliti menunjukkan gaya
kepemimpinan mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja karyawan
karena pvalue (Sig.) = 0,000 (< 0,05) dengan koefisien korelasi sebesar 0,656 atau
tergolong sangat kuat. Kedua, komunikasi internal mempunyai korelasi yang
signifikan dengan kinerja karyawan karena pvalue (Sig.) = 0,044 (< 0,05) dengan
koefisien korelasi sebesar 0,182 atau tergolong kuat. Ketiga Motivasi kerja
mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja karyawan karena pvalue (Sig.)
= 0,029 (< 0,05) dengan koefisien korelasi sebesar 0,191 atau tergolong kuat. 2
Penelitian yang dilakukan oleh Siswandi dan penelitian sekarang sama-sama
menggunakan penelitian yang bersifat kuantitatif.

Siswandi, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi Internal dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pand’s Collection Semarang” (Skripsi Sarjana, Faku ltas Ekono mi dan
Bisnis, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, 2011 ), h.30.
2

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Frana Agus Susanto mahasiswa
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta dengan judul “Pengaruh
Motivasi Kerja Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada
PT.Madubaru Yogyakarta)”. Hasil yang diperoleh peneliti terlihat dari F hitung
sebesar 50,439 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α
(0,000 > 0,005). Pengaruh variabel motivasi kerja dan kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan sebesar 51,6% sedangkan sisanya sebesar 43,9% dipengaruhi oleh
variabel yang lain dipenelitian. Motivasi dan kepemimpinan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT.Madubaru, dapat dilihat dari t
hitung variabel motivasi kerja sebesar 8,495 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000
yang lebih kecil dari α (0,000 > 0,050) dan t hitung variabel kepemimpinan sebesar
7,527 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α (0,000 >
0,050) . 3
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada teknik
sampelnya. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah
proportionate stratified random sampling sedangkan penelitian ini menggunakan
simple random sampling.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Kharisma Setiawan mahasiswa
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dengan judul “Pengaruh Motivasi dan
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Bengkel PT. Nasmoco Pemuda
Semarang”. Hasil yang diperoleh oleh peneliti, pertama ada pengaruh yang positif
antara motivasi kerja terhadap kinerja, kedua ada pengaruh yang positif dan

Frana Agus Susanto “Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Madu Baru Yogyakarta” (Skripsi Sarjana, Fakultas Ekono mi Universitas Pembangunan
Veteran, Yogyakarta, 2011), h.45.
3

signifikan antara kepemimpinan terhadap kinerja, ketiga ada pengaruh yang postif
antara motivasi kerja dan kepemimpinan terhadap kinerja. 4
Perbedaan penelitian terdahulu terletak pada analisis datanya. Penelitian
terdahulu menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Sedangkan
penelitian ini menggunakan analisis data regresi sederhana, dan analisis korelasi
sederhana atau korelasi product moment.

Tabel 1.1
Rekapitulasi Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian Terdahulu
1. Pengaruh
Gaya
Kepemimpinan,
Komunikasi
dan

Internal

Motivasi

Kerja

Perbedaan
Persamaan
- Penelitian
sebelumnya - Penelitian terdahulu
dalam pengambilan sampel

dan penelitian

menggunakan

sama-sama

purposive
Sedangkan

sampling.

ini

menggunakan

Terhadap

Kinerja

penelitian ini menggunakan

penelitian

Karyawan

Pand’s

simple random

bersifat kuantitatif.

Collection

Semarang

sampling

pengambilan

anggota

oleh Siswandi Jurusan

sampel

populasi

Manajemen Universitas

dilakukan secara acak tanpa

Dian

memerhatikan strata yang

Semarang

Nuswantoro

dari

yang

ada dalam populasi itu.
- Penelitian

sebelumnya

dalam teknik analisis data
menggunakan dua analisis

Kharisma Set iawan, “Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
Bagian Bengkel PT. Nasmoco Pemuda Semarang” (Skripsi Sarjana, Fakultas Ekono mi Universitas
Katolik Soegijapranata, Semarang, 2008), h. 58-60.
4

yakni analisis data kualitatif
dan analisis data kuantitatif.
Sedangkan dalam penelitian
ini teknik analisis datanya
mengggunakan analisis data
kuantitatif.
- Penelitian

sebelumnya

dalam pengambilan data,
menyebarkan kuesioner dan
melakukan

wawancara

kepada responden di lokasi
penelitian sedangkan dalam
penelitian

ini

hanya

menyebarkan kuesioner di
lokasi penelitian.
2.

Pengaruh

Motivasi

-

Penelitian

sebelumnya

- Penelitian terdahulu

Kerja Dan Kepemimpinan

menggunakan

Terhadap

pengambilan sampel adalah

sama-sama meneliti

proportionate

stratified

mengenai

sampling.

karyawan.

Karyawan

Kinerja
(Studi

Pada

teknik

PT.Madubaru Yogyakarta)

random

oleh Frana Agus susanto

Sedangkan penelitian

Jurusan

menggunakan

Manajemen

Universitas Pembangunan
Nasional
Yogyakarta

Veteran -

ini

simple

- Untuk
pengumpulan

ini

kinerja

metode
data,

penelitian

random sampling.
Lokasi

dan penelitian

penelitian

sebelumnya

dan

sebelumnya berada di PT.

penelitian ini sama-

Madubaru

sama menggunakan

sedangkan

Yogyakarta
penelitian

ini

lokasinya di kantor BP-

kuesioner.

PAUDNI

Regional

III

Makassar.
-

Penelitian

sebelumnya

dalam teknik analisis data
menggunakan

analisis

deskriptif

analisis

regresi

dan
linier

berganda.

Sedangkan dalam penelitian
ini teknik analisis datanya
mengggunakan
regresi

analisis

sederhana

dan

analisis korelasi sederhana
atau

korelasi

product

moment.
3. Pengaruh Motivasi dan

-

Kepemimpinan Terhadap

Lokasi
sebelumnya

berada

di

lingkungan

bengkel

PT

Kinerja Karyawan Bagian

Nasmoco

Bengkel

Semarang

PT.

Nasmoco

penelitian

Pemuda
sedangkan

- Penelitian terdahulu
dan penelitian

ini

sama-sama
menggunakan

Pemuda Semarang oleh

penelitian ini lokasinya di

penelitian

Kharisma

kantor

bersifat kuantitatif.

Jurusan

Setiawan

Regional III Makassar.

Manajemen

Universitas
Soegijapranata.

Katolik

BP-PAUDNI

-

Penelitian

sebelumnya

yang

- Dalam pengumpulan
data

penelitian

menggunakan

analisis

sebelumnya

deskriptif

analisis

penelitian ini sama-

Sedangkan

sama menggunakan

inferensial.

dan

penelitian ini menggunakan

kuesioner.

dan

analisis
sederhana

data

regresi

dan

analisis

korelasi product moment.

F. Tujuan Dan Kegunaan
1.

Tujuan
a. Untuk mengetahui tipe kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja
pegawai BP-PAUDNI Regional III Makassar.
b. Untuk mengetahui besar pengaruh tipe kepemimpinan Kepala BPPAUDNI Regional III Makassar dalam meningkatkan kinerja pegawai.
c. Untuk mengetahui tipe kepemimpinan yang paling berpengaruh
terhadap kinerja pegawai.

2. Kegunaan
a. Secara Teoritis
a) Penelitian ini menambah pengetahuan dan tambahan bahan penelitian,
bahwa tipe kepemimpinan memengaruhi kinerja pegawai.
b) Hasil Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang Ilmu Komunikasi,
khususnya dalam Komunikasi Organisasi.
b. Secara Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang
berharga bagi BP-PAUDNI Regional III Makassar dalam pengelolaan
Sumber Daya Manusia secara lebih baik.

BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting namun juga kompleks
dalam kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang
dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak
dikenal sama sekali.
Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu
communicatus yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Kata sifatnya
communis yang bermakna umum atau bersama-sama. Dengan demikian komunikasi
menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang
bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. 5
Komunikasi merupakan keahlian yang paling penting dalam hidup tidak
terkecuali dalam organisasi. Komunikasi merupakan aktivitas yang selalu ada yang
digunakan untuk saling berhubungan.
Mengenai organisasi, Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu
kordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum
melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung jawab.
Schein juga mengatakan bahwa organisasi juga mempunyai karakteristik tertentu
yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain

5

Marhaeni Fajar, Ilmu komunikasi Teori & Praktik (Yogyakarta: Graha ilmu, 2009), h. 31.

dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas
dalam organisasi tersebut. 6
Organisasi adalah sarana dimana manajemen yang mengkoordinasikan
sumber daya manusia melalui struktur formal dari tugas dan wewenang. Organisasi
yang baik selain mempunyai struktur juga di dalam organisasi harus berhubungan
satu bagian dengan bagian yang lainnya sehingga tujuan dapat tercapai.
Komunikasi organisasi adalah arus pertukaran informasi dan pemindahan arti
dari suatu organisasi. 7 Pada dasarnya komunikasi itu berisi informasi yang saling
dipertukarkan atau memenuhi kebutuhan akan informasi, maka setiap anggota
organisasi harus berkomunikasi, komunikasi organisasi akan menjadi sangat penting
apabila setiap anggota organisasi merasa bahwa komunikasi organisasi itu merupakan
suatu kebutuhan yang memiliki kekuatan untuk bekerja sama guna mencapai suatu
tujuan bersama.
Pengertian komunikasi organisasi adalah perilaku perorganisasian yang terjadi
dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi
makna atas apa yang sedang terjadi. 8
Golddhaber memberikan definisi komunikasi organisasi sebagai proses
penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling
tergantung sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu
berubah-ubah.

9

6

Ramsiah Tasruddin, Human Relation Dalam Organisasi (Makassar: Alauddin University
Press, 2014), h.28.
7

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bu mi A ksara, 2001), h. 65.

8

R.Wayne Pace & Don F Fau les, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 33 .
9

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.67.

Dari pengertian tersebut mengandung beberapa konsep sebagai berikut :
1. Proses
Suatu organisasi adalah suatu sistem yang terbuka dan dinamis yang secara
tidak langsung menciptakan saling tukar menukar informasi satu sama lain.
Karena kegiatan yang berulang-ulang dan tidak ada hentinya maka dikatakan
sebagai suatu proses.
2. Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti mengenai objek, orang,
kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Pesan dalam
organisasi dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi yang berhubungan
dengan bahasa, penerima yang dimaksud, metode difusi, dan arus tujuan dari
pesan.
Klasifikasi pesan dalam bahasa dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian
yaitu verbal dan non verbal, dimana pesan verbal dalam organisasi berupa
surat, memo, percakapan, dan pidato. Sedangkan pesan non verbal dalam
organisasi bisa berupa bahasa, gerak tubuh, sentuhan, ekspresi wajah, dan
lain- lain.
3. Jaringan
Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi
atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari
orang-orang ini terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan
komunikasi.
Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang,
beberapa orang atau keseluruhan organisasi. Luas dari jaringan komunikasi ini

dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya arah dan arus pesan, isi pesan,
hubungan peranan, dan lain- lain.
4. Keadaan saling tergantung
Hal ini telah menjadi sifat dalam organisasi yang merupakan suatu sistem
yang terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka
akan berpengaruh kepada bagian yang lainnya dan mungkin juga kepada
seluruh sistem organisasi.
5. Hubungan
Organisasi merupakan suatu sistem yang terbuka dan sistem kehidupan
sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian tersebut terletak pada manusia
yang ada dalam organisasi. Oleh karena itu hubungan manusia dalam
organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang
yang terlibat suatu hubungan perlu dipelajari. Sikap, skill, dan moral dari
seseorang memengaruhi dan dipengaruhi oleh hubungan yang bersifat
organisasi.
6. Lingkungan
Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang
diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu
sistem. Termasuk dalam lingkungan internal adalah personal (karyawan), staf,
golongan fungsional dari organisasi. Dan juga komponen lainnya seperti
tujuan, produk, dan lainnya.
Organisasi sebagai sistem terbuka harus berinteraksi dengan lingkungan
eksternal seperti teknologi, ekonomi, dan faktor sosial. Karena faktor
lingkungan berubah-ubah maka organisasi memerlukan informasi baru untuk

mengatasi perubahan dalam lingkungan dengan menciptakan dan melakukan
penukaran pesan baik secara internal maupun eksternal.
7. Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi
yang diharapkan. Ketidakpastian dalam organisasi juga disebabkan oleh
terjadinya banyak informasi yang diterima daripada informasi yang
sesungguhnya diperlukan untuk menghadapi lingkungan mereka. Bisa
dikatakan ketidakpastian dapat disebabkan oleh terlalu sedikit informasi yang
didapatkan dan juga karena terlalu banyak informasi yang diterima. 10
Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai komunikasi
organisasi ini dapat disimpulkan definisi komunikasi organisasi sebagai berkut:
1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang
dipengaruhi oleh pihak internal maupun eksternal.
2. Komunikasi organisasi meliputi pesan, tujuan, arus komunikasi dan media
komunikasi .
3. Komunikasi organisasi meliputi orang yang mempunyai skill, hubungan
dan perasaan yang sama.
2. Aliran Komunikasi Organisasi
Dilihat dari arah komunikasi ada dua macam komunikasi yaitu komunikasi
vertikal dan komunikasi horizontal.

10

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.68-74.

1. Komunikasi vertikal
Dalam komunikasi vertikal dapat dibagi menjadi 2 arah, yaitu komunikasi
ke bawah dan komunikasi ke atas.
a. Komunikasi ke bawah (downward communication)
Proses komunikasi yang berlangsung dari tingkatan tertentu dalam suatu
kelompok atau organisasi ke tingkatan yang lebih rendah disebut komunikasi ke
bawah.

Ketika

membayangkan

para

manager

berkomunikasi dengan

bawahannya, komunikasi dengan pola ke bawah adalah pola yang pada
umumnya diperkirakan.
Pola tersebut digunakan oleh para pemimpin untuk mencapai tujuannya.
Seperti untuk memberikan instruksi kerja, menginformasikan suatu peraturan
dan prosedur-prosedur yang berlaku kepada anak buahnya, menentukan
masalah yang perlu perhatian. Tetapi komunikasi dalam bentuk ini tidak selalu
harus secara lisan atau bertatap muka secara langsung. Memo ataupun surat
yang dikirimkan oleh direksi kepada bawahannya juga termasuk komunikasi ke
bawah. 11
Tujuan komunikasi ke bawah adalah membantu mengurangi terjadinya
komunikasi desas-desus (rumor) agar dapat menumbuhkan suasana kerja yang
menyenangkan. Jika komunikasi ke bawah berjalan lancar, biasanya motivasi
bawahan untuk bekerja menjadi lebih baik dan efisien.
Tetapi dalam banyak organisasi, komunikasi ke bawah sering kali tidak
mencukupi dan tidak akurat, seperti terjadi dalam pernyataan yang sering kali

11

Stephen P. Robbins, Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi (Edisi kelima; Jakarta: Penerbit
Erlangga, 1999), h.148.

didengar dari anggota organisasi bahwa tidak

memahami apa yang

sesungguhnya terjadi. Keluhan-keluhan seperti ini menunjukkan terjadinya
komunikasi yang tidak efektif dan individu- individu membutuhkan akan
informasi yang relevan dengan pekerjaan mereka. 12
Informasi dari atasan ke bawahan meliputi:
a) Informasi tentang instruksi kerja.
Pemberian atau penyampaian informasi kerja, bentuknya perintah,
arahan, penerangan, uraian tugas. Intruksi tugas yang tepat dan langsung
cenderung dihubungkan dengan tugas sederhana yang hanya menghendaki
keterampilan dan pengalaman minimal. Instruksi yang lebih umum biasanya
digunakan bagi tugas-tugas yang kompleks, di mana bawahan diharapkan
mempergunakan kepentingan, keterampilan dan pengalamannya. Jenis
informasi ini menyangkut mengenai apa yang diharapkan pimpinan terhadap
bawahan dalam bekerja dan bagaimana mereka melakukan itu semua.
b) Informasi tentang rasional pekerjaan.
Penjelasan dari pimpinan mengenai mengapa suatu tugas perlu untuk
dilaksanakan. Hal ini ditujukan untuk menolong pekerja menyadari
bagaimana tugas mereka membantu organisasi dalam mencapai tujuannya.
Kualitas dan kuantitas informasi ini ditentukan oleh asumsi pimpinan
mengenai bawahannya dapat memotivasi diri, maka diberikan pesan rasional
yang banyak.

12

John M. Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson, Perilaku Dan Manajemen
Organisasi (Jakarta: PT Erlangga, 2006), h.121.

c) Informasi tentang ideologi.
Penyampaian informasi mengenai kebijakan organisasi dan bagaimana
mempersiapkan mereka masuk ke organisasi secara total, seperti waktu
kerja, program pensiun, cuti, dan lain- lain. informasi ini dimaksudkan untuk
memperkenalkan bawahan dengan praktik-praktik organisasi, peraturan dan
kebiasaan yang tidak berhubungan dengan instruksi dan rasional.
d) Informasi tentang kinerja pegawai.
Penyampaian informasi mengenai penampilan pekerja, termasuk juga
kemampuan menjalankan pekerjaan dalam keberhasilan kerja. Hal ini
sebagai pemberian motivasi kepada pergawai untuk bekerja lebih baik.
Informasi tentang bagaimana melakukan sesuatu yang baik, dinilai penting
untuk efisien dan efektifnya fungsi suatu sistem. Pega wai seringkali
mengeluh, walaupun mereka melakukan pekerjaan dengan baik, mereka
tidak tahu bagaimana cara pimpinan menilai kinerja pegawai. 13
b. Komunikasi ke atas (Upward communication)
Sebuah organisasi yang efektif membutuhkan komunikasi ke atas sama
banyaknya dengan komunikasi ke bawah. Dalam situasi seperti ini,
komunikator berada pada tingkat yang lebih rendah dalam hirarki organisasi
dari pada penerima pesan. Beberapa bentuk komunikasi ke atas yang paling
umum melibatkan pemberian saran, pertemuan kelompok, dan protes terhadap
prosedur kerja. Ketika komunikasi ke atas tidak muncul, orang sering kali

13

Yulius Eka Agung Saputra, Manajemen dan Perilaku Organisasi (Jogjakarta: Graha Ilmu ,
2014), h. 172.

mencari sejumlah cara untuk menciptakan jalur komunikasi ke atas yang tidak
formal.
Pengertian komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan
kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih
tinggi. Semua karyawan dalam suatu organisasi kecuali yang berada pada
tingkatan yang paling atas mungkin berkomunikasi ke atas.
Tujuan dari komunikasi ialah untuk memberikan balikan, memberikan
saran dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada
penyempurnaan moral dan sikap karyawan, tipe pesan adalah integrasi dan
pembaharuan. 14
Komunikasi ke atas berperan menjalankan beberapa fungsi penting. Gary
Kreps, seorang peneliti dalam bidang komunikasi organisasi, menemukan
beberapa di antaranya: 15
a.

Komunikasi ke atas menyediakan umpan balik bagi para manager
mengenai isu- isu organisasi terbaru, masalah yang dihadapi, serta informasi
mengenai operasi dari hari ke hari yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan mengenai bagaimana menjalankan organisasi.

b.

Hal ini merupakan sumber utama bagi manajemen untuk mendapatkan
umpan balik untuk menentukan seberapa efektif komunikasi ke bawah
dalam organisasi.

121.

14

Ramsiah Tasruddin, Hu man Relation Dalam Organisasi, h.146.

15

John M. Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson , Perilaku Dan Manajemen, h.

c.

Hal ini dapat mengurangi ketegangan pada karyawan dengan memberikan
kesempatan pada anggota organisasi pada tingkat lebih rendah untuk
membagikan informasi yang relevan dengan atasannya.

d.

Hal ini mendorong partisipasi dan keterlibatan karyawan, dan karenanya
meningkatkan kohesivitas organisasi
Sedangkan menurut buku Manajemen dan perilaku organisasi, pentingnya

komunikasi ke atas adalah: 16
a.

Memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan.

b.

Mendorong keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa
yang mengganggu mereka.

c.

Memberitahu penyelia kapan bawahan siap memberikan informasi.

d.

Menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi
kesempatan

kepada

pegawai

untuk

mengajukan

pertanyaan

dan

menyumbang gagasan.
e.

Mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahannya memahami
apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah.

f.

Membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka.

2. Komunikasi horizontal
Menurut Arni Muhammad pengertian komunikasi horizontal atau mendatar
adalah pertukaran pesan diantara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di
dalam organisasi. 17

16

Yulius Eka Agung Saputra , Perilaku Dan Organisasi, h. 172.

17

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 121.

Komunikasi horizontal terjadi antar rekan kerja. Pegawai atau bawahan
harus berkomunikasi untuk memperluas hubungan kerja. Komunikasi horisontal
terjadi antara orang-orang yang pada tingkat yang sama atau orang-orang yang
pada tingkat yang berhubungan pada divisi yang berbeda dalam suatu organisasi.
Komunikasi horizontal mempunyai tujuan tertentu diantaranya: 18
a. Mengkoordinasikan

tugas-tugas.

Kepala-kepala

bagian

dalam suatu

organisasi kadang-kadang perlu mengadakan rapat atau pertemuan untuk
mendiskusikan bagaimana tiap-tiap bagian memberikan kontribusi dalam
mencapai tujuan organisasi.
b. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktifitas-aktifitas. Ide dari
banyak orang biasanya akan lebih dari pada ide satu orang. Oleh karena itu,
komunikasi horizontal sangat diperlukan mencari ide yang lebih baik. Dalam
merancang suatu program latihan atau program hubungan dengan
masyarakat, anggota-anggota dari bagian perlu saling membagi informasi
untuk membuat perencanaan apa yang mereka lakukan.
c. Memecahkan masalah yang timbul diantara orang-orang yang berada dalam
tingkat yang sama. Dengan adanya keterlibatan dalam memecahkan masalah
akan menambah kepercayaan dan moral karyawan.
d. Menyelesaikan konflik diantara anggota yang ada dalam bagian organisasi
dan juga antara bagian dengan bagian yang lainnya. Penyelesaian konflik ini
penting bagi perkembangan sosial dan emosional dari anggota dan juga akan
menciptakan iklim organisasi yang baik.

18

Ramsiah Tasruddin, Human Relations Dalam Organisasi, h. 151-152.

e. Menjamin pemahaman yang sama. Bila perubahan dalam suatu organisasi
diusulkan, maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit-unit organisasi
atau anggota unit organisasi tentang perubahan tersebut.
f. Mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari waktu
kerja karyawan berinteraksi dengan temannya maka mereka memperoleh
sokongan hubungan dari temannya. Hal ini akan memperkuat hubungan
mereka diantara sesama karyawan dan akan membantu kekompakan dalam
kerja kelompok.
3. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
1. Fungsi informatif
Maksud dari informatif adalah seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih tepat. Informasi yang didapat
setiap anggotanya secara pasti akan melaksanakan tugas. Pada dasarnya,
informasi dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan
dalam suatu organisasi.
Orang-orang dalam tatanan manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan dalam organisasi ataupun untuk menyelesaikan
konflik yang terjadi di dalam organisasi tersebut. Bawahan juga membutuhkan
informasi untuk melaksanakan pekerjaannya, disamping itu, informasi tentang
jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, prosedur perizinan cuti dan
sebagainya.
2. Fungsi regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang ditaati
dalam suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh dalam fungsi regulatif

ini . Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen
memiliki

kewenangan

untuk

mengendalikan

semua

informasi

yang

disampaikan. Mereka juga mempunyai wewenang untuk memberikan perintah
atau intruksi, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka di
tempatkan pada lapisan atas supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sesuai
intruksi.
Namun, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung
pada:
1. Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah.
2. Kekuatan pemimpin dalam memberi sanksi.
3. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin
sekaligus sebagai pribadi.
4. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
Kedua, berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya
berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan
tentang pekerjaan yang boleh atau tidak boleh untuk dilakukan.
3. Fungsi persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi tidak cukup dengan mengandalkan
kewenangan dan kekuasaan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan
yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya dari pada memberi perintah.
Sebab pekerjaan yang dilakukan secara suka rela akan lebih menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding dengan pimpinan yang sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi integratif
Setiap

organisasi

berusaha

untuk

menyediakan

saluran

yang

memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan
baik. Ada dua saluran komunikasi formal yang terjadi dalam setiap organisasi
yaitu seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut dan laporan kemajuan
organisasi juga saluran komunikasi informasi seperti perbincangan antar pribadi
selama jam istirahat kerja, kegiatan pertandingan olahraga, ataupun kegiatan
darmawisata. 19 Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk
berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
B. Pengertian Kepemimpinan
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan
tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh
seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai
kemampuan memengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa
menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin aktif membuat rencana-rencana,
mengkoordinasikan, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama-sama.

19

Junaidin, “Perananan Komunikasi Organisasi Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja
Pegawai Di Kantor Dinas Komunikasi Dan Informatika Kota Makassar” (Skripsi Sarjana, Faku ltas
Dakwah Dan Ko munikasi, Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar, 2013), h. 18-21.

Berbagai pendapat ahli mendefinisikan pengertian kepemimp inan dengan
analisa dari sudut pandang yang berbeda antara lain : 20
a. John C. Maxwell ;
Pemimpin adalah pengaruh. Kepemimpinan adalah suatu kehidupan
yang mempengaruhi kehidupan orang lain.
b. Ordway Tead ;
Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mau
bekerja untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan.
c. Harold Koontz & Crill O’Donnellc ;
Kepemimpinan adalah seni membujuk bahawan untuk menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan mereka dengan semangat keyakinan.
d. Pa