PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH DESA JOKARTO KABUPATEN LUMAJANG
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN
TERHADAP KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH DESA JOKARTO
KABUPATEN LUMAJANG
SKRIPSI
OLEH :
MOCHAMAD ARIF
09610156
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(2)
(3)
(4)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya pada kita semua. Merupakan suatu anugerah yang tak ternilai bagi penulis bisa memperoleh ilmu dan berkesempatan menerapkannya dalam sebuah
karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pemerintah Desa Jokarto Kabupaten Lumajang”. Skripsi ini bukan semata-mata prasyarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Muhammadiyah Malang, akan tetapi juga merupakan sebuah tanggung jawab moral dan intelektual bagi setiap orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan.
Penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Muhadjir Effendy, MAP. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dra. Aniek Rumijati, M.M. selaku dosen pembimbing I yang telah dengan sabar membimbing, mengarahkan, serta memberikan motivasi penyusunan skripsi. 4. Dra. Titiek Ambarwati, M.M. selaku Pembimbing II, atas arahan, masukan,
bimbingan dan waktunya selama peneliti mengerjakan skripsi.
5. Dra. Sri Nastiti Andharini, M.M. selaku Dosen Wali Manajemen 2009 kelas C, yang memberikan pengarahan selama penulis menjadi mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Malang.
6. Seluruh Dosen Universitas Muhammadiyah Malang yang telah bersedia mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis.
(5)
7. Bapak Affifudin selaku Kepala Desa dan seluruh perangkat Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang yang selalu bersedia memberikan bantuan terkait penelitian skripsi.
8. Keluarga tercinta, terutama pada Bapak Siswanto dan Ibu Ardiyati atas segala pengorbanannya baik materiil maupun nonmateriil dan juga doa restu yang senantiasa tercurah.
9. Nila Anggel Puspita yang tiada henti-hentinya memberikan support atau semangat sehingga bisa menyelesaikan tugas akhir/skripsi ini dengan baik. 10.Seluruh teman-teman dan sahabat yang telah membantu, memberi masukan,
dan mensupport penulis dalam penyusunan skripsi ini.
11.Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari akan adanya keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima semua kritik maupun saran yang berasal dari berbagai pihak. Akhirnya, semoga penyusunan skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 18 Oktober 2014
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ...ix
BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Batasan Masalah ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 9
B. Landasan Teori ... 12
1. Kepemimpinan ... 12
2. Gaya Kepemimpinan ... 14
3. Kinerja ... 19
4. Tujuan Kinerja ... 20
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 21
6. Kinerja Pegawai ... 23
7. Hubungan Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja ... 26
C. Kerangka Pikir Gaya Kepemimpinan dan Kinerja ... 28
D. Hipotesis ... 29
BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 30
(7)
C. Devinisi Operasional dan Indikator ... 30
D. Populasi dan Sampel ... 34
E. Jenis dan Sumber Data ... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ... 35
G. Teknik Pengukuran Variabel ... 36
H. Teknik Pengujian Instrumen ... 37
I. Teknik Analisa Data ... 39
J. Uji Hipotesis ... 42
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44
1. Gambaran Umum Pemerintahan Desa Jokarto ... 44
2. Visi dan Misi ... 45
3. Struktur Organisasi ... 47
4. Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintahan ... 48
B. Uji Instrumen ... 61
1. Uji Validitas ... 61
2. Uji Reliabilitas ... 62
C. Hasil Analisis Data ... 63
1. Data Karakteristik Responden ... 63
2. Hasil Analisis Rentang Skala ... 68
3. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ... 79
4. Hasil Analisis Uji F ... 81
5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 89
B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Angket Penelitian 2. Skor Hasil Penelitian 3. Hasil Uji Validitas 4. Hasil Uji Reliabilitas 5. Hasil Distribusi Frekuensi
(9)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Edy Sutrisna, M, S.I. 2011. Sumber Daya Manusia, Edisi 3. Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.
Google, H.O.S Tjokroamintoto, (Online), www.google.com, diakses Mei 2014.
Ghozali. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Universitas Diponegoro Semarang.
Handoko, Reksohadiprojo. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Perusahaan. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFEE UGM.
M.S.P. Hasibuan, 2007. Manajemen SDM, Edisi Revisi PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Mangkunegara. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Miftah, Thoha. 2007. Kepemminan Dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rivai, Veithzal, Mulyadi, Deddy. 2010. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi (12 ed). Jakarta: Salemba Empat.
Robbins, Coulter. 2002. Prinsip Perilaku Organisasi, Edisi V, Cetakan ketujuh, Jakarta: Erlangga.
(10)
Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan Administratif dan operasional, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sinamora, Henry. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Cetakan Kesepuluh, Jakarta.
Sugiyono. 2003. Metodologi Peneltian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Suyadi Prawirosentono. (2008). Manajemen Sumberdaya Manusia Kebijakan Kinerja Karyawan.Yogyakarta: BPFE.
Tampubalon, Biatna. D. 2007. “AnalisisFaktor Gaya Kepemimpinan dan Faktor Etos Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Organisasi Yang Telah Menerapkan SNI 19-9001-2001”,Jurnal Standardisasi, No 9, Hal: 106-115.
Thoha, Miftah. 2004. Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Timpe, Dale, 2002, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia–Kepemimpinan, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Uud Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa.
Westra, Pariata, 1997. Manajemen Personalia, Yogyakarta: Liberti.
Wibowo. 2007. Manjemen Kinerja Edisi kedua. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
(11)
1 BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam organisasi. Peran manusia dalam suatu organisasi sangat menentukan berhasil tidaknya usaha yang akan dicapai dalam melakukan kegiatan. Oleh karena itu perlu ditekankan bahwa sumber daya manusia harus mendapatkan perhatian khusus untuk mendapatkan hasil maksimal. Dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan maka diperlukan tenaga kerja yang dapat diandalkan, mempunyai rasa tanggung jawab tinggi, keterampilan, dan pengetahuan untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan apa yang diharapkan.
Menghadapi kenyataan tersebut pemimpin yang efektif sangatlah penting karena merupakan salah satu faktor utama pembentuk keunggulan untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan sebuah organisasi serta menjadi kunci kemajuan dimasa yang akan datang. Maka merupakan tugas dari seorang pemimpinlah untuk merencanakan, menggerakan, dan mengawasi setiap aktivitas dalam organisasi.
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan atau kelebihan di suatu bidang, sehingga dia mampu untuk mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapain satu atau beberapa tujuan. Jadi pemimpin memiliki pengaruh yang cukup besar bagi pegawainya karena maju
(12)
2
tidaknya suatu pegawai sangat tergantung pada kemampuan seorang pemimpin dalam membina dan mengarahkan anggotanya untuk mencapai tujuan bersama.
Gaya kepemimpinan banyak mempengaruhi terhadap keberhasilan seseorang pemimpin dalam perilaku bawahannya. Pencapain tujuan setiap organisasi di pengaruhi suatu perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap para pelaku yang terdapat dalam organisasi. Kegiatan paling lazim yang dinilai dalam suatu organisasi adalah kinerja, yaitu bagaimana dia melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu pekerja, jabatan atau peranan dalam organisasi.
Gaya kepemimpinan menurut Rivai (2003:60) yaitu sekumpulan ciri yang digunakan pemimpin untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai. Masing-masing gaya tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan. Seorang pemimpin akan menggunakan gaya kepemimpinan sesuai kemampuan dan kepribadiannya. Penelitian ini mengacu pada tiga gaya kepemimpinan yaitu Gaya Kepemimpinan Autokratis, Gaya Kepemimpinan
Demokratis/Partisipatif, Gaya Kepemimpinan Laissez-faire.
Kinerja menurut Mangkunegara (2001:67) berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Kinerja dapat dipandang sebagai proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja merupakan
(13)
3
sutau proses tentang bagaimana suatu pekerjaan itu berlangsung untuk mencapai hasil kerja.
Kinerja pegawai pemerintahan desa mengacu pada tingkat pelayanan. Motivasi akan timbul dalam diri seorang pegawai apabila ada perhatian, kesesuain, kepercayaan, dan kepuasaan yang diberikan kepala desa, serta komunikasi yang lancar antara pegawai dengan kepala desa dan pegawai dengan pegawai, akan dapat meningkatkan kinerja. Menurut Wirawan (2009:53) dimensi kinerja adalah kualitas-kualitas atau wajah suatu pekerjaan atau aktivitas-aktivitas yang terjadi di tempat kerja yang konduktif terhadap pengukuran. Dimensi kinerja menyediakan alat untuk melukiskan keseluruhan cakupan aktivitas di tempat kerja.
Kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai moral dan etika, Suyadi Prawirosentono (2008:2). Selanjutnya B. Siswanto Sastrohardiwiryo (2005:235) menjelaskan bahwa pada umumnya unsur-unsur yang perlu diadakan dalam proses penilaian kinerja adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, dan prakarsa.
Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2005 tentang Desa. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati
(14)
4
dalam sistem pemerintahan NKRI. Citra birokrasi pemerintahan secara keseluruhan akan banyak ditentukan oleh kinerja organisasi tersebut. Tingkat pendidikan masyarakat pedesaan yang masih rendah, mempunyai kompleksitas permasalahan lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat perkotaan sehingga diperlukan aparatur pelayanan yang profesional.
Peranan seorang pemimpin penting untuk mencapai tujuan organisasi yang diinginkan. Penerapan gaya kepemimpinan yang tepat akan mempunyai pengaruh yang berarti dalam pengambilan keputusan, maupun dalam mempengaruhi pegawai untuk melakukan pekerjaan yang lebih efisien dan efektif untuk mencapai kinerja pegawai yang baik. Dalam mewujudkan sikap kerja serta kinerja pegawai yang baik, diperlukan berbagai cara yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin suatu organisasi pemerintah yaitu dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat.
Kepemimpinan yang handal sangat diperlukan untuk memotivasi pegawai agar bekerja lebih baik demi tercapainya tujuan organisasi pemerintahan tersebut. Karena dalam kinerja organisasi selain melaksanakan program dari pemerintah atasnya, juga dituntut untuk melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya, sehingga tercipta tidak hanya kesejahteraan ekonomi saja namun sekaligus meningkatkan aspek-aspek sosial lainnya. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting dalam menjalankan roda pemerintahan.
Seorang kepala desa sangat penting dalam mengayomi kinerja pemerintahan yang dijalankannya terlebih ditengah pelaksanaan otonomi daerah sekarang ini, maka hal yang paling menentukan adalah sikap
(15)
5
profesionalitas dari aparatur pemerintahan. Seorang figur pemimpin diharapkan dapat mewujudkan perubahan-perubahan yang diinginkan oleh masyarakat. Sebagai aparat ia dituntut untuk mampu merespon berbagai perubahan.
Keberhasilan pemimpin dalam meningkatkan kinerja pegawai sangat tergantung pada kepemimpin itu sendiri. Seorang pemimpin merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu kelompok kerja. Pemimpin memiliki pengaruh yang cukup besar bagi pegawainya karena maju tidaknya pegawai sangat tergantung pada kemampuan seorang pemimpin dalam membina dan mengarahkan anggotanya untuk mencapai tujuan bersama.
Desa Jokarto dahulunya bernama Joyokarto, terletak di Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa timur adalah lembaga pemerintah yang mempunyai tugas sebagai unsur pelaksana daerah di bidang pemerintah. Sejalan dengan kelembagaan yang mengacu pada peraturan daerah Kabupaten Lumajang Nomor 23 Tahun 2002 tentang tugas pokok, fungsi, tata kerja dan uraian tugas jabatan struktural di lingkungan pemerintahan desa.
Berdasarkan informasi wawancara dari beberapa pegawai, melihat kondisi sekarang ini gaya kepemimpinan kepala Desa Jokarto masih belum maksimal. Kondisi ini bisa dilihat dari kedisiplinan kepala desa yang lemah dalam mengawasi atau mengontrol pelaksanaan tugas yang dikerjakan oleh para pegawainya. Tidak memberlakukan punishment secara tegas dan efektif terhadap bawahan yang melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas.
Hal tersebut dilihat dari kekosongan para pegawai pada jam-jam kerja atau para pegawai yang pulang lebih awal sebelum jam kerja berakhir. Sehingga
(16)
6
masyarakat yang membutuhkan bantuan pelayanan publik tidak dapat mengurus keperluan yang mereka butuhkan, karena tidak adanya pegawai yang bertugas dalam bidangnya untuk membantu masyarakat tersebut.
Berkaitan dengan kinerja dalam perkembangannya aparat pemerintah desa sangat terkenal dengan kinerjanya yang kurang baik. Hal tersebut sangat miris mengingat pemerintahan desa merupakan organisasi publik yang paling dekat dengan masyarakat. Dapat dilihat dari tidak adanya kepastian dalam penentuan kebijakan, sehingga dalam tugas pegawai kurang kesetian, tanggung jawab, dan ketaatan.
Kesetiaan pegawai disini masih kurang, dapat dilihat dalam pelaksanaan rapat atau musyawarah masih ada pegawai yang tidak datang tanpa keterangan yang jelas. Dalam tanggung jawab masih ada pegawai yang menyelesaikan tugas tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yaitu mengenai DPT dan DPS waktu pemilihan presiden, pihak kecamatan meminta dapat diselseikan dalam waktu 5 hari, tetapi pihak aparat desa baru bias menyelesaikan 7hari. Ketaatan berhubungan dengan kedisiplinan yaitu masih ada pegawai yang tidak masuk kerja tanpa alas an yang jelas.
Penentuan tujuan organisasi seperti visi dan misi belum sampai ke semua bawahan atau semua anggota organisasi. Dalam hal kerja sama, dapat dilihat mengenai administrasi kependudukan, disini pegawai tidak peran kerja sama untuk memberikan pelayanan baik kepada masyarakat, dterlihat mulai dari melayani dan melihat kelengkapan sampai memproses data hanya dilakukan satu orang.
(17)
7
Pembagian tugas yang kurang jelas dan terarah, sehingga pegawai kurang dalam prestasi dan prakarsa. Prestasi pegawai disini dapat kurangnya saran dan prasaran sehingga prestasi pegawai sulit untuk ditingkatkan. Prakarsa pegawai dapat dilihat dalam kegiatan poskamling, disini peran RT/TW selalu menunggu perintah dari pemimpin untuk menjalankan kegiatan tersebut.
Komunikasi dalam bentuk pengarahan atau bimbingan yang masih lemah, sehingga kejujuran pegawai kurang dapat dilihat pegawai selalu menetapkan biaya yang lebih proses-proses yang berkatain dengan kependudukan. Hal ini sengaja dilakukan untuk proses yang cepat harus menambahkan biaya tambahan.
Berkaitan dengan masalah-masalah tersebut di atas penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pemerintah Desa Jokarto Kabupaten Lumajang”.
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah di buat berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat di rumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah gaya kepemimpinan di pemerintahan Desa Jokarto? 2. Bagaimanakah kinerja pegawai pemerintahan Desa Jokarto?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pemerintahan Desa Jokarto?
(18)
8
C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini agar tidak meluas, maka yang akan diteliti yaitu gaya kepemimpinan kepala desa dan kinerja pegawai pemerintah Desa Jokarto Kabupaten Lumajang. Kemudian penelitian berfokus pada tujuan yang diteliti yaitu gaya kepemimpinan autokratis, gaya kepemimpinan demoktais /pratisipatif, gaya kepemimpinan laissez-faire (kendali bebas) sebagai variabel (X). Kinerja pegawai yaitu kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, dan prakarsa sebagai variabel (Y).
D. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan gaya kepemimpinan yang diterapkan di pemerintahan Desa Jokarto.
2. Mendeskripsikan kinerja pegawai pada pemerintahan Desa Jokarto.
3. Menganalisis pengaruh anatara gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pemerintahan Desa Jokarto.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Organisasi
Dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menetapkan kebijakan terkait dengan gaya kepemimpinan dalam upaya peningkatan kinerja para pegawai.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan pembanding dan referensi bagi peneliti lain yang berminat pada bidang gaya kepemimpinan dan kinerja.
(19)
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Penelitian Terdahulu
Peneltian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Data lebih lengkap mengenai persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan sekarang terdapat pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dan Sekarang
Nama Variabel Teknik Analisis Hasil
Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap pretasi kerja karyawan. (Studi pada karyawan asuransi jiwa bersama (AJB) Bumi Putera 1912 Cabang Wlingi) Hendra Prasetyo (2010)
Variabel bebas:
Gaya Kepemimpinan (X) - Gaya kepemimpinan
direktif
- Gaya kepemimpinan supportif
- Gaya kepemimpinan orientasi pencapaian - Gaya kepemimpinan
partisipatif Variabel terikat: - Prestasi kerja
karyawan (Y)
Analisis regresi berganda, Uji F dan Uji T
Variabel gaya
kepemimpinan secara persial berpengaruh signifikan dan simultan terhadap prestasi kerja. Gaya kepemimpinan partisipatif
berpengaruh dominan terhadap prestasi kerja karyawan pada asuransi jiwa bersama (AJB) Bumi Putera 1912 Cabang Wlingi. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kinerja karyawan. (Studi pada karyawan bagian Verpak PT.Bokormas Cabang Blitar) Frishca Santika Megawati (2011) Variabel bebas:
Gaya Kepemimpinan (X) - Gaya kepemimpinan
direktif
- Gaya kepemimpinan supportif
- Gaya kepemimpinan partisipatif
- Gaya kepemimpinan orientasi pencapaian Variabel terikat: - Kepuasan kerja
karyawan (Y) Analisis statistik deskriptif. Uji asumsi klasik. Uji korelasi dengan Analisis linear berganda. Menunjukan bahwa ke 4 indikator gaya kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan (Studi pada karyawan bagian Verpak PT. Bokormas Cabang Blitar)
(20)
10 Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pemerintah Desa Jokarto Kabupaten Lumajang. Mochamad Arif (2014) Variabel bebas:
Gaya Kepemimpinan (X) - Gaya kepemimpinan
autokratis
- Gaya kepemimpinan Demokratis
- Gaya kepemimpinan laissez-faire
Variabel terikat: Kinerja (Y) - Kesetiaan - Prestasi kerja - Tanggung jawab - Ketaatan - Kejujuran - Kerja sama - Prakarsa Analisis regreesi liner sederhana. Rentang skala Uji F. -
Perbandingan penelitian terdahulu dan sekarang
Penelitian terdahulu yang pertama dijadikan landasan penelitian sekarang yaitu Hendra Prasetyo (2010) yang berjudul “Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap pretasi kerja karyawan (Studi pada karyawan asuransi jiwa bersama (AJB) Bumi Putera 1912 Cabang Wlingi)”. Variabel yang digunakan pada penelitian terdahulu meliputi variabel bebas gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan supportif, gaya kepemimpinan orientasi pencapaian, gaya kepemimpinan partisipatif dan variabel terikat prestasi kerja karyawan. Alat analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi berganda, uji F dan uji T. Hasil dari penelitian tersebut adalah variabel gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemipinan supprotif, gaya kepemimpinan orientasi pencapaian, gaya kepemimpinan partisipatif secara persial berpengaruh signifikan dan simultan terhadap prestasi kerja karyawan pada asuransi jiwa bersama (AJB) Bumi Putera 1912 Cabang Wlingi. Gaya
(21)
11
kepemimpinan partisipatif berpengaruh dominan terhadap prestasi kerja karyawan pada asuransi jiwa bersama (AJB) Bumi Putera 1912 Cabang Wlingi.
Penelitian terdahulu yang kedua dijadikan landasan penelitian sekarang yaitu Frishca Santika Megawati (2011) yang berjudul “Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kinerja karyawan (Studi pada karyawan
bagian Verpak PT. Bokormas Cabang Blitar)”. Variabel yang digunakan pada
penelitian terdahulu yaitu variabel bebas gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan supportif, gaya kepemimpinan orientasi pencapaian, gaya kepemimpinan partisipatif dan variabel terikatnya kepuasan kerja karyawan. Alat analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji korelasi dengan analisis linear berganda. Hasil dari penelitian tersebut adalah menunjukan bahwa keempat indikator gaya kepemimpinan; gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan supportif, gaya kepemimpinan partisipatif, gaya kepemimpinan orientasi pencapaian berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.
Penelitian yang sekarang berjudul “Pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kinerja pegawai pemerintah Desa Jokarto Kabupaten Lumajang”, dengan variabel yang berbeda dengan sebelumnya yaitu menggunakan teori kepemimpinan White dan Lippit yang dikutip oleh Reksohadiprojo dan Handoko (2001:298) yaitu gaya kepemimpinan autokratis, gaya kepemimpinan
demokratis, gaya kepemimpinan laissez-faire. Sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja dengan indikator kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab,
(22)
12
ketaatan, kejujuran, kerja sama dan prakarsa. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linaer sederhana, rentang skala dan uji F.
B. Landasan Teori 1. Kepemimpinan
Kepemimpinan sebagai konsep manajemen dalam organisasi mempunyai kedudukan strategis, karena merupakan sentral bagi seluruh kegiatan organisasi. Kepemimpinan mutlak diperlukan dimana terjadi hubungan kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam kenyataannya kepemimpinan dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kepemimpinan juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok atau perorangan untuk mencapai tujuan mereka.
Menurut M.S.P. Hasibuan (2007:170), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat dilakukan secara efektif, dan proses memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Anoraga yang dikutip oleh Edy Sutrisna (2011:214), kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakan orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran, dan senang hati bersedia mengikuti kehendak pimpinan itu.
(23)
13
Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses dimana seorang pemimpin melalui prilaku positif yang dimilikinya dapat menggerakan, membimbing, mempengaruhi, dan mengawasi bawahannya untuk berfikir dan bertindak sehingga dapat memberikan sumbangsih yang nyata dalam rangka melaksanakan tugasnya demi pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan disini dapat dipandang sebagai suatu sarana untuk mempengaruhi sekelompok orang agar mau bekerjasama mentaati segala peraturan yang ada dengan rasa tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi. Seorang pimpinan harus mempunyai kepemimpinan dan sifat-sifat kepribadian yang baik, agar menjadi suri ketauladanan bagi bawahannya.
Setiap pemimpin dituntut untuk menampilkan kepribadian yang menyatu dalam ucapan, sikap dan prilakunya sehingga apapun tugas yang dibebankan kepada bawahannya akan diselesaikan dengan rela dan penuh semangat. Setiap pimpinan yang memberikan motivasi secara tepat dan terarah akan berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku bawahannya, mereka akan bersedia menjalankan tugasnya dengan ikhlas dan sadar punya tanggung jawab serta tidak merasa terpaksa.
Definisi tentang kepemimpinan yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dan tingkah laku seorang pemimpin untuk menggerakan, mendorong, membimbing serta berkomunikasi dengan bawahannya agar mau bekerja dengan rela tanpa
(24)
14
terpaksa dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya demi tercapainya tujuan bersama.
2. Gaya kepemimpinan
Seorang pemimpin organisasi dapat melakukan berbagai cara dalam kegiatan mempengaruhi atau memberi motivasi orang lain atau bawahan agar melakukan tindakan-tindakan yang selalu terarah terhadap pencapaian tujuan organisasi. Cara ini mencerminkan sikap dan pandangan pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya, dan merupakan gambaran gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan seseorang identik dengan tipe kepemimpinan orang yang bersangkutan.
Teori Path Goal berusaha untuk menjelaskan pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan pekerjaan bawahannya (Miftah Thoha, 2007:42). Teori Path Goal membagi empat gaya kepemimpinan yaitu:
1. Kepemimpinan Direktif
Tipe ini sama dengan model kepemimpinan otokratis bahwa bawahan tahu dengan pasti apa yang diharapkan darinya dan pengarahan yang khusus diberikan oleh pemimpin. Dalam model ini tidak ada partisipasi dari bawahannya.
2. Kepemimpinan Supportif
Kepemimpinan ini mempunyai kesediaan untuk menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati, dan mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni terhadap para bawahannya.
(25)
15
3. Kepemimpinan Partisipatif
Pada gaya kepemimpinan ini pemimpin berusaha meminta dan menggunakan saran-saran dari para bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih tetap berada padanya.
4. Kepemimpinan Berorientasi Pada Prestasi
Gaya kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang bawahannya untuk berpartisipasi. Pemimpin juga memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu melaksanakan tugas pekerjaan mencapai tujuan secara baik.
Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi karena tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit mencapai tujuan organisasi. Apabila seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka orang tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinanya. Menurut Veithzal Rivai & Deddy Mulyadi (2011:42), gaya kepemimpinan merupakan sekumpulan ciri yang digunakan pemimpin untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpianan adalah pola perilaku dan strategi yang dikuasi dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin. Model Universitas Lowa Ronald Lippit dan Ralph K. White yang dikutip oleh Reksohadiprojo dan Handoko (2001:298) menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan ada 3 (tiga) macam sebagai berikut:
1. Otoriter, Otokratis dan diktator. Kepemimpinan gaya ini adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk
(26)
16
mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan diputuskan oleh pimpinan semata-mata.
2. Demokratis, adalah kemmapuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.
3. Laissez-faire (kebebasan) adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang telah dilakukan lebih banyak diserahkan ke bawahan.
a. Gaya Kepemimpinan Autokratis
Robbins dan Coulter (2002:460), menyatakan gaya kepemimpinan autokratis mendiskripsikan pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara pihak dan meminimalisasi partisipasi karyawan. Menurut White dan Lippit yang dikutip oleh Reksohadiprojo dan Handoko (2001:298) ciri-ciri gaya kepemimpinan autokratis.
1. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin.
2. Teknik dan langkah-langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiap waktu, sehingga langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkatan yang luas.
(27)
17
3. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota.
4. Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawah saja.
5. Pemimpin cenderung menjadi “pribadi” dalam pujian dan kecamannya terhadap kerja setiap anggota, mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukan keahliannya.
b. Gaya Kepemimpinan Demokratis/Partisipatif
Menurut Robbins dan Coulter (2002:460), gaya kepemimpinan
demokratis mendiskripsikan pemimpin yang cenderung mengikut sertakan karyawan dalam pengambilan keputusan, mendiskripsikan kekuasaan, mendorong partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode kerja dan tujuan yang ingin dicapai dan memandang umpan balik sebagai suatu kesempatan untuk melatih karyawan. Menurut White dan Lippit yang dikutip oleh Reksohadiprojo dan Handoko (2001:298) ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis:
1. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pimpinan.
2. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan bila dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis, pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih.
3. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih, dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.
(28)
18
4. Pemimpin adalah objektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamnya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.
c. Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire
Gaya Kepemimpinan laissez-faire (kendali bebas) mendiskripsikan pemimpin yang secara keseluruhan memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut karyawannya paling sesuai Robbins dan Coulter (2002:460), Menurut White dan Lippit yang dikutip oleh Reksohadiprojo danHandoko(2001:298) ciri-ciri gaya kepemimpinan laissez-faire (kendali bebas):
1. Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi dari pemimpin.
2. Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang membuat orang selalu siap bila dia akan memberikan informasi pada saat ditanya.
3. Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.
4. Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau mengatur suatu kejadian.
(29)
19
3. Kinerja
Kinerja dapat diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu atau kelompok individu.
Kinerja dapat diketahui hanya jika individu atau kelompok individu tersebut memiliki kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa adanya tujuan serta target, kinerja seseorang atau organisasi tidak dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya.
Kinerja menurut Mangkunegara (2001:67) berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Kinerja dapat dipandang sebagai proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja merupakan sutau proses tentang bagaimana suatu pekerjaan itu berlangsung untuk mencapai hasil kerja.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2006:94) menjelaskan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan,
(30)
20
pengalaman, kesungguhan serta waktu. Sedangkan menurut Suyadi Prawirosentono (2008:2) kinerja atau dalam bahasa inggris adalah
performance yaitu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika.
Kinerja tingkat tinggi adalah hasil dari melakukan sesuatu yang benar pada waktu yang tepat Robbin (2006) dalam Wibowo (2007:81). Dari pengertian ini bagaimana anda bertindak (how you act) dan bukan tentang apa atau siapa anda (what you are who you are), sehingga anda dapat melakukan dan menentukan kinerja anda. Efektifitas setiap tindakan tergantung pada situasi. Kinerja yang efektif dalam pekerjaan adalah hasil melakukan sesuatu hal yang benar pada waktu yang tepat (doing the right thingas at the right time), atau hal yang benar untuk pekerjaan spesifik pada waktu yang spesifik, Wibowo (2007:81).
4. Tujuan Kinerja
Kinerja merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan adalah tentang arah secara umum, sifatnya luas, tanpa batasan waktu, dan tidak berkaitan dengan prestasi tertentu dalam jangka waktu tertentu. Tujuan merupakan sebuah aspirasi, apabila orang mengetahui dan memahami apa yang diharapkan dari mereka dan mengambil bagian dalam membentuk harapan tersebut, mereka akan
(31)
21
memberikan usaha terbaiknya untuk mendapatkannya. Kapasitas untuk mendapatkan harapan tergantung pada tingkat yang dicapai oleh individu, tingkat dukungan yang diberikan manajemen proses, system, dan sumber daya yang disediakan organisasi bagi mereka.
Kinerja merupakan tanggung jawab setiap individu terhadap pekerjaan, membantu mendefinisikan harapan kinerja, mengusahakan kerangka kerja bagi supervisor, dan pekerja saling berkomunikasi. Tujuan kinerja adalah menyesuaikan harapan individual dengan tujuan organisasi Wibowo (2007:48). Kesesuaian antara upaya pencapain tujuan individu dengan tujuan organisasi akan mampu mewujudkan kinerja yang baik.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Berhasil tidaknya tujuan dan cita-cita dalam organisasi pemerintahan tergantung bagaimana proses kinerja itu dilaksanakan. kinerja tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut Mangkunegara (2004: 67), faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan
(ability) dan faktor motivasi (motivation).
a. Faktor kemampuan (ability)
Secara psikologi, kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge and skill). Artinya, jika pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan bidangnya serta terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditetapkan pada pekerjaan
(32)
22
yang sesuai dengan keahliannya. Dengan penempatan pegawai yang sesuai dengan bidangnya akan dapat membantu dalam efektivitas suatu pembelajaran.
b. Faktor motivasi (motivation)
Motivasi terbentuk dari sikap seorang dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan pengertian diatas bahwa suatu kinerja organisasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung dan penghambat berjalannya suatu pencapaian kinerja yang maksimal faktor tersebut meliputi faktor yang berasal dari intern maunpun ekstern.
Menurut Dale Timpe (2002) terdapat dua faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja yang keras, sedangkan seseorang mempunyai kinerja jelek karena mempunyai kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaiki kemampuan.
b. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim orgainisasi.
(33)
23
6. Kinerja Pegawai
Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi yaitu kinerja pegawai dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi, sedangkan kinerja organisasi totalitas hasil kerja yang akan dicapai suatu organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki organisasi yang digerakkan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi
Menurut Suyadi Prawirosentono (2008:2), kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai moral dan etika.
Selanjutnya menurut Siswanto (2003:234) menjelaskan bahwa pada umumnya unsur-unsur yang perlu diadakan dalam proses penilaian kinerja adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan.
1. Kesetiaan
Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan untuk mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
(34)
24
2. Prestasi Kerja
Pretasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
3. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya. Tanggung jawab dapat merupakan keharusan pada seorang karyawan untuk melakukan secara layak apa yang telah diwajibkan padanya. Westra (1997:291), untuk mengukur adanya tanggung jawab dapat dilihat dari:
a) Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan kerja. b) Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat dan benar.
c) Melaksankan tugas dan perintah yang diberikan sebaik-baiknya. 4. Ketaatan
Ketaatan adalah kesanggupan seseorang untuk mentaati segala ketetapan, peraturan yang berlaku dan menaati perintah yang diberikan atasan yang berwenang.
5. Kejujuran
Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya.
(35)
25
6. Kerjasama
Kerjasama adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. Kriteria adanya kerjasama dalam organisasi adalah:
a) Kesadran karyawan bekerja dengan sejawat, atasan maupun bawahan.
b) Adanya kemauan untuk membantu dalam melaksanakan tugas. c) Adanya kemauan untuk memberi dan menerima kritik dan saran. d) Tindakan seseorang bila mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugas. 7. Prakarsa
Prakarsa adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk mengambil keputusan langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari atasan.
8. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.
(36)
26
7. Hubungan Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja
Kemajuan organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja pegawai, setiap organisasi pemerintahan akan terus berusaha untuk meningkatkan kinerja pegawainya agar dapat mencapai hasil kerja yang baik dan memuaskan. Untuk mencapainya memerlukan banyak usaha yang harus dilakukan, baik oleh pimpinan dengan gaya kepemimpinannya maupun para karyawan dengan kinerja yang dihasilkan.
Gaya kepemimpinan akan menghasilkan kinerja, kemungkinan besar kinerja dipengaruhi secara positif bila pemimpin itu mengimbangi hal-hal yang kurang dalam diri karyawan atau dalam situasi kerja Robbins (2002:17). Thoha (2001:43) mengemukakan bahwa perilaku pemimpin akan habis diterima bawahan melihat perilaku tersebut akan bawahan jika: 1. Perilaku tersebut dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan bawahan
sehingga memungkinkan tercapainya efektivitas dalam pelaksanaan kerja.
2. Perilaku tersebut merupakan komplemen dari lingkungan bawahan berupa memberi latihan, dukungan dan penghargaan yang diperlukan untuk mengefektivitas pelaksanaan kerja.
Menurut Sinamora (1955: 500) dalam Mangkunegara (2005: 14), kinerja (performance) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
a. Faktor individual yang terdiri dari: 1) Kemampuan dan keahlian 2) Latar belakang
(37)
27
3) Demografi
b. Faktor psikologis yang terdiri dari: 1) Persepsi
2) Autitude 3) Personality 4) Pembelajaran 5) Motivasi
c. Faktor organisasi yang terdiri dari: 1) Sumberdaya
2) Kepemimpinan 3) Penghargaan 4) Struktur 5) Job design
Penerapan gaya kepemimpinan kepala desa yang tepat akan mempunyai pengaruh yang berarti dalam pengambilan keputusan, maupun dalam mempengaruhi pegawai untuk melakukan pekerjaan yang lebih efesien dan efektif untuk mencapai kinerja pegawai yang baik. Kepemimpinan yang handal sangat diperlukan untuk memotivasi pegawai agar bekerja lebih baik demi tercapainya tujuan organisasi tersebut, karena kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha pencapain tujuan organisasi.
(38)
28
Gaya kepemimpinan (X)
Penentuan Kebijakan .
Penentuan Tujuan Organisasi .
Pembagian Tugas .
Komunikasi .
Kinerja (Y)
Kesetiaan .
Prestasi Kerja .
Tanggung Jawab .
Ketaatan .
Kejujuran .
Kerja Sama .
Prakarsa . C. Kerangka Pikir Gaya Kepemimpinan dan Kinerja
Dalam penelitian ini dibutuhkan sebuah kerangka pikir yang berfungsi untuk mempermudah dalam penelitian dan dalam kerangka pikir memuat secara urut bahasa tentang bagaimana suatu penelitian sampai akhir tujuan tertentu. Berdasarkan teori-teori yang telah disebutkan di atas bahwa salah satu faktor mempengaruhi kinerja adalah gaya kepemimpinan.
Gambar 2.1
Gaya Kepemimpinan dan Kinerja
Teori gaya kepemimpinan yang digunakan adalah Model Universitas Lowa, teori White and Lippit yang dikutip oleh Reksohadiprojo dan Handoko (2001: 298), menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan ada 3 (tiga) macam yaitu Gaya Kepemimpinan Autokratis, Gaya Kepemimpinan Demokratis, Gaya Kepemimpinan Laissez-faireI. Berdasarkan gambar diatas mengenai kerangka pikir penelitian dijelaskn bahwa untuk mengetahui kecenderungan gaya kepemimpinan apa yang diterapkan oleh pemimpin dapat dilihat dari penentuan kebijakan, penentuan tujuan organisasi, pembagian tugas dan komunikasi, apakah dari semua indikator gaya kepemimpinan (X) ditentukan oleh pemimpin (autokratis), oleh pemimpin dan anggota (demokratis) dan kebebasan penuh bagi anggota serta sedikit campur tangan pemimpin (laissez-faire). Kemudian
(39)
29
dengan menggunakan indikator kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, dan prakarsa dapat dilihat tingkat kinerja pegawai.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu masalah yang dihadapi dan perlu diuji kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan menunjang. Dengan demikian dapat dirumuskan suatu hipotesis yaitu:
Diduga gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada pemerintah Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang.
(1)
2. Prestasi Kerja
Pretasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga
kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan
kepadanya.
3. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja
dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya
dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko atas
keputusan yang diambilnya. Tanggung jawab dapat merupakan
keharusan pada seorang karyawan untuk melakukan secara layak apa
yang telah diwajibkan padanya. Westra (1997:291), untuk mengukur
adanya tanggung jawab dapat dilihat dari:
a) Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan kerja.
b) Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat dan benar.
c) Melaksankan tugas dan perintah yang diberikan sebaik-baiknya.
4. Ketaatan
Ketaatan adalah kesanggupan seseorang untuk mentaati segala
ketetapan, peraturan yang berlaku dan menaati perintah yang diberikan
atasan yang berwenang.
5. Kejujuran
Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak
(2)
6. Kerjasama
Kerjasama adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk
bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan
pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga mencapai daya guna dan hasil
guna yang sebesar-besarnya. Kriteria adanya kerjasama dalam
organisasi adalah:
a) Kesadran karyawan bekerja dengan sejawat, atasan maupun
bawahan.
b) Adanya kemauan untuk membantu dalam melaksanakan tugas.
c) Adanya kemauan untuk memberi dan menerima kritik dan saran.
d) Tindakan seseorang bila mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugas.
7. Prakarsa
Prakarsa adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk
mengambil keputusan langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu
tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa
menunggu perintah dan bimbingan dari atasan.
8. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk
meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal
(3)
7. Hubungan Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja
Kemajuan organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja pegawai,
setiap organisasi pemerintahan akan terus berusaha untuk meningkatkan
kinerja pegawainya agar dapat mencapai hasil kerja yang baik dan
memuaskan. Untuk mencapainya memerlukan banyak usaha yang harus
dilakukan, baik oleh pimpinan dengan gaya kepemimpinannya maupun para
karyawan dengan kinerja yang dihasilkan.
Gaya kepemimpinan akan menghasilkan kinerja, kemungkinan
besar kinerja dipengaruhi secara positif bila pemimpin itu mengimbangi
hal-hal yang kurang dalam diri karyawan atau dalam situasi kerja Robbins
(2002:17). Thoha (2001:43) mengemukakan bahwa perilaku pemimpin
akan habis diterima bawahan melihat perilaku tersebut akan bawahan jika:
1. Perilaku tersebut dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan bawahan
sehingga memungkinkan tercapainya efektivitas dalam pelaksanaan
kerja.
2. Perilaku tersebut merupakan komplemen dari lingkungan bawahan
berupa memberi latihan, dukungan dan penghargaan yang diperlukan
untuk mengefektivitas pelaksanaan kerja.
Menurut Sinamora (1955: 500) dalam Mangkunegara (2005: 14),
kinerja (performance) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
a. Faktor individual yang terdiri dari:
1) Kemampuan dan keahlian
(4)
3) Demografi
b. Faktor psikologis yang terdiri dari:
1) Persepsi
2) Autitude
3) Personality
4) Pembelajaran
5) Motivasi
c. Faktor organisasi yang terdiri dari:
1) Sumberdaya
2) Kepemimpinan
3) Penghargaan
4) Struktur
5) Job design
Penerapan gaya kepemimpinan kepala desa yang tepat akan
mempunyai pengaruh yang berarti dalam pengambilan keputusan, maupun
dalam mempengaruhi pegawai untuk melakukan pekerjaan yang lebih
efesien dan efektif untuk mencapai kinerja pegawai yang baik.
Kepemimpinan yang handal sangat diperlukan untuk memotivasi pegawai
agar bekerja lebih baik demi tercapainya tujuan organisasi tersebut, karena
kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau
(5)
Gaya kepemimpinan (X) Penentuan Kebijakan .
Penentuan Tujuan Organisasi . Pembagian Tugas .
Komunikasi .
Kinerja (Y) Kesetiaan .
Prestasi Kerja . Tanggung Jawab . Ketaatan .
Kejujuran . Kerja Sama . Prakarsa . C. Kerangka Pikir Gaya Kepemimpinan dan Kinerja
Dalam penelitian ini dibutuhkan sebuah kerangka pikir yang berfungsi
untuk mempermudah dalam penelitian dan dalam kerangka pikir memuat secara
urut bahasa tentang bagaimana suatu penelitian sampai akhir tujuan tertentu.
Berdasarkan teori-teori yang telah disebutkan di atas bahwa salah satu faktor
mempengaruhi kinerja adalah gaya kepemimpinan.
Gambar 2.1
Gaya Kepemimpinan dan Kinerja
Teori gaya kepemimpinan yang digunakan adalah Model Universitas
Lowa, teori White and Lippit yang dikutip oleh Reksohadiprojo dan Handoko
(2001: 298), menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan ada 3 (tiga) macam yaitu
Gaya Kepemimpinan Autokratis, Gaya Kepemimpinan Demokratis, Gaya
Kepemimpinan Laissez-faireI. Berdasarkan gambar diatas mengenai kerangka
pikir penelitian dijelaskn bahwa untuk mengetahui kecenderungan gaya
kepemimpinan apa yang diterapkan oleh pemimpin dapat dilihat dari penentuan
kebijakan, penentuan tujuan organisasi, pembagian tugas dan komunikasi,
apakah dari semua indikator gaya kepemimpinan (X) ditentukan oleh pemimpin
(autokratis), oleh pemimpin dan anggota (demokratis) dan kebebasan penuh
(6)
dengan menggunakan indikator kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab,
ketaatan, kejujuran, kerja sama, dan prakarsa dapat dilihat tingkat kinerja
pegawai.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu masalah yang dihadapi
dan perlu diuji kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan menunjang.
Dengan demikian dapat dirumuskan suatu hipotesis yaitu:
Diduga gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai pada pemerintah Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten