KEPERCAYAAN DIRI ANGGOTA VOLKSWAGEN CLUB YOGYAKARTA SKRIPSI

KEPERCAYAAN DIRI ANGGOTA

  

VOLKSWAGEN CLUB YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  

Program Studi Psikologi

Oleh :

  

Guido Nova Budi Kusuma

NIM : 989114057

NIRM : 980051121705120057

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  

Persembahan

  Karya yang dibuat dengan penuh cinta ini kupersembahkan kepada…………….. Tuhan YESUS yang selalu memberikan kebahagiaan di dalam hidupku

  Mama, yang memberikan cinta, dukungan, dan doa tiada henti Mbak Ratna, terimakasih atas doanya

  Mita, terimakasih atas bantua n, dukungan, dan doanya

  Guido Nova Budi Kusuma

  

ABSTRAK

  Volkswagen Club Yogyakarta adala h terbentuk karena adanya kecocokan hobi diantara anggotanya. Mereka menjadi anggota Volkswagen Club karena membutuhkan kelompok yang memiliki ikatan erat untuk saling berbagi ide, perasaan dan pengalaman. Volkswagen Club dapat mendorong anggotanya menjadi lebih berani dan percaya diri. Dengan memiliki Volkswagen Club mereka juga akan memiliki suatu kelompok ekslusif sendiri sehingga merasa diterima oleh kelompok. Penerimaan ini membuat mereka menjadi tampil lebih percaya diri.

  Tujuan dalam penelitian ini adalah : untuk melihat bagaimana kepercayaan diri anggota Volkswagen Club Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah anggota Volkswagen Club Yogyakarta. Dengan alamat club Jalan Gayam no 29 Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini diambil 50 orang.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Untuk mengungkap tingkat kepercayaan diri anggota Volkswagen Club Yogyakarta digunakan skala kepercayaan diri yang meliputi: perasaan mampu terhadap apa yang dilakukan, perasaan diterima oleh kelompok dan ketenangan sikap.

  Hasil penelitian menunjukkan Anggota Volkswagen Club Yogyakarta memiliki kepercayaan diri yang termasuk tinggi dengan frekuensi jawaban sebesar 41 orang atau sebesar 82%.

  

ABSTRACT

  Volkswagen Club Yogyakarta was established since there was hobby similarity among its members. They became Volkswagen Club’s members because they need a group that has strong attachment to sharing the ideas, feeling and experiences. Volkswagen Club could encourage its members to be more brave and confidence. By having the Volkswagen Club membership, they will have their own exclusive group and it was means that they felt accepted in a group. This acceptance made them more confidence. This research aimed at observing the self-confidence of the Volkswagen Club Yogyakarta members. Subject of this research was Volkswagen Club Yogyakarta member. The samples derived were 50 individuals.

  The method used in this research was descriptive, which was revealing the confidence of Volkswagen Club Yogyakarta members, using confidence scale that include; feeling capable to what they do, feeling accepted by the group and attitude calmness.

  Result of the research suggesting that the Volkswagen Club Yogyakarta members having average responses that quite high with response frequency by 41 individuals or 82 percent.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat- Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini melibatkan bantuan banyak pihak, untuk itu penulis menyampaikan terimakasih yang tulus kepada:

  1. Bapak P. Eddy Suhartanto., S.Psi., M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  2. Ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi., M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi dan juga dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik.

  3. Mas Gandung dan mbak Nanik, terimakasih atas bantuannya selama ini.

  4. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Psikologi yang telah membantu penulis selama ini.

  5. Seluruh anggota dan pengurus Volkswagen Club Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terimakasih atas kesediaan waktunya untuk mengisi angket.

  6. Keluargaku tercinta, Mama, mbak Ratna, Ana, terimakasih atas cinta yang tulus dan doa yang tiada henti.

  7. Mita, cintaku sayangku kekasihku belahan jiwaku yang manis, imut dan langsing serta wangi, makasih banget yaaaaa kamu udah mau menunggu aku dengan segala pengorbanan, cinta, kesabaran, pengertian, dan kesetiaanmu.

  8. Bapak dan Ibu J. Buari, S.E, terimakasih atas doa, dukungan dan semangatnya.

  9. Mas Dito dan dek Rina, makasih buat semangatnya, akhirnya aku lulus.

  10. Teman-teman angkatan ’98 semuanya.

  11. Teman-temanku yang dari ”desa” dan juga ”ndesa”, Arief ”Illegal Logging” dan Risti-nya, Yoyon ”Kredit”, dan semua yang telah membantu dengan segala cara (doa, sindiran, ejekan, dan candaan)

  12. Kembar Group (Tio & Weni- nya, Yudi & Rissa-nya), makasih komputer sekaligus pelajarannya.

  13. Teman-teman kost ”Kelapa Ijo”, makasih buat semangatnya.

  14. Boss Briefa, Venda, Supardi, Patub, dan segenap Manajemen toko kusen ”GLORIA”, makasih buat supportnya.

  15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih atas semua masukan baik yang berupa saran ma upun kritik yang sifatnya membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.

  Yogyakarta, 26 Juli 2007 Guido Nova Budi Kusuma

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.............................................................. vi ABSTRAK .......................................................................................................... vii ABSTRAC T........................................................................................................ viii KATA PENGANTAR......................................................................................... ix DAFTAR ISI....................................................................................................... xi DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii

  BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. . Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Tujuan Penelitian..................................................................................... 4 C. Manfaat Penelitian................................................................................... 5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 6 Kepercayaan Diri........................................................................................... 6

  1. Pengertian kepercayaan diri. ................................................................... 6

  2. Ciri-ciri kepercayaan diri. ....................................................................... 7

  3. Perkembangan kepercayaan diri. ............................................................. 8

  4. Aspek-aspek kepercayaan diri................................................................. 10

  5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri. ............................. 11

  6. Hubungan kelompok Volkswagen Club dengan kepercayaan diri ......... 15

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 17 A. Jenis Penelitian........................................................................................ 17 B. Identitas Variabel Penelitian ................................................................... 17 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian................................................ 17 D. Subjek Penelitian..................................................................................... 18

  E. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 18

  F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................ 19

  G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 21

  BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 22 A. Deskripsi Konteks Penelitian.................................................................. 22

  1. Jenis kelamin responden.......................................................................... 22

  2. Usia responden........................................................................................ 23

  3. Pendidikan responden ............................................................................. 24

  4. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan akhir .......................... 25

  B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 25

  1. Deskripsi data penelitian......................................................................... 25

  2. Kategorisasi data penelitian .................................................................... 26

  C. Pembahasan............................................................................................. 27

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 29 A. Kesimpulan.............................................................................................. 29 B. Saran........................................................................................................ 29 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 30 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel III.1 Blue print skala kepercayaan diri anggota Volkswagen Club Yogyakarta ......................................................................................................... 19 Tabel IV.1 Karakeristik responden berdasarkan jenis kelamin........................... 22 Tabel IV.2 Karakteristik responden berdasarkan usia ........................................ 23 Tabel IV.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan akhir .................... 24 Tabel IV.4 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ............................... 24 Tabel IV.5 Deskripsi data kepercayaan diri........................................................ 25 Tabel IV.6 Kategorisasi data kepercayaan diri ................................................... 26 Tabel IV.7 Kategorisasi data kepercayaan diri berdasarkan frekuensi............... 27

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangannya, akan terjadi beberapa perubahan pada

  diri seseorang, seperti perubahan fisik, psikis, maupun sosial, sehingga orang dituntut untuk peka dan mampu melakukan penyesuaian terhadap diri dan lingkungan, terutama lingkungan sosialnya.

  Salah satu aspek kepribadian yang penting adalah kepercayaan diri, yang terbentuk dari interaksi antara individu dan lingkungannya (Walgito, 1993). Pada dasarnya kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri (Lauster dalam Widyastuti 2002). Kepercayaan diri penting bagi setiap orang karena untuk meraih kesuksesan diperlukan kepercayaan diri yang tinggi. Kepercayaan diri juga berguna untuk mempermudah penyesuaian diri dalam lingkungan sosial. Jika seseorang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, maka dia akan merasa tenang ketika menemukan adanya ketidaksesuaian antara diri dan lingkungan.

  Mikesel (dalam Afiatin dkk, 1994) menyebutkan bahwa rasa percaya diri merupakan modal utama bagi seseorang untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi dirinya. Martani dan Adiyanti (1990) mengemukakan bahwa kepercayaan diri sangat diperlukan oleh seseorang dalam proses sosialisasi untuk mejawab siapa dirinya. Jadi dapat dikatakan bahwa kepercayaan diri yang tinggi merupakan

  2 salah satu faktor penting yang harus dimiliki setiap orang agar berhasil dalam menjalani kehidupan.

  Kenyataannya, sampai saat ini masalah kepercayaan diri masih menjadi masalah yang sangat umum di masyarakat. Istilah krisis kepercayaan diri atau , yang diartikan sebagai perasaan kurang percaya diri, menjadi

  ”krisis pede”

  populer. Banyak orang yang merasa ragu-ragu ketika harus mengambil keputusan dan cemas ketika harus tampil di depan umum. Keadaan ini disebabkan orang tersebut merasa tidak yakin atau tidak percaya diri dengan kemampuan dan penampilan yang mereka miliki.

  Afiatin dkk (1994) menemukan bahwa permasalahan psikologis yang menonjol dan banyak dirasakan oleh orang adalah adanya perasaan kurang percaya diri. Sebagai akibat dari adanya perasaan kurang percaya diri, Afiatin dkk (1994) juga menjelaskan bahwa orang menjadi kurang mampu mengekspresikan potensi-potensi yang dimilikinya, seperti potensi intelegensi, kreativitas dan sosialisasi. Seseorang menjadi merasa lemah, tidak mampu untuk berbuat sesuatu, dan mudah menyerah pada keadaan atau tantangan yang sulit untuk dihadapi.

  Melihat kenyataan bahwa masih banyak orang yang mengalami krisis kepercayaan diri, masalah kepercayaan diri menjadi penting dan menarik untuk diteliti, apalagi kepercayaan diri merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap perkembangan hidup seseorang.

  Walgito (1993) mengemukakan bahwa kepercayaan diri terbentuk dari interaksi individu dengan lingkungannya. Dalam penelitian ini akan difokuskan pada kepercayaan diri anggota Volkswagen Club Yogyakarta. Volkswagen adalah

  3 mobil tua yang banyak penggemarnya. Volkswagen sendiri mempunyai arti yaitu mobil rakyat. Para pengguna mobil ini tidak hanya di Indonesia saja tetapi juga di luar negeri. Karena penggemar mobil Volkswagen ini banyak maka para penggemar itu membuat satu komunitas atau club. Di Indonesia ada banyak club mobil Volkswagen yang salah satunya berada di Yogyakarta. Club penggemar Volkswagen di Yogyakarta bernama Volkswagen Club Yogyakarta yang berdiri sejak 14 April 1984. Anggota Volkswagen Club Yogyakarta tidak hanya orang tua tetapi ada juga yang masih muda, baik yang sudah berkeluarga maupun belum berkeluarga.

  Di dalam kelompok ini para anggota belajar untuk merumuskan dan memperbaiki konsep dirinya. Anggota kelompok juga dapat melakukan sosialisasi dan memperoleh dukungan untuk melakukan berbagai kegiatan yang sesuai dengan nilai-nilai kelompok. Kelompok Volkswagen Club Yogyakarta juga merupakan sarana hiburan bagi anggotanya. Kelompok Volkswagen Club Yogyakarta menjadi tempat untuk saling berbagi dan melakukan aktivitas bersama yang menyenangkan.

  Ternyata, kelompok Volkswagen Club Yogyakarta memang memiliki arti penting bagi anggotanya sehingga mereka berusaha untuk tetap diterima dan berada di antara kelompoknya. Berdasarkan pengamatan peneliti, anggota Volkswagen Club Yogyakarta menjadi lebih percaya diri dengan beberapa alasan yaitu:

  4

  1. Dengan menjadi anggota Volkswagen Club Yogyakarta mereka berinteraksi dengan sesama anggota dan saling memotivasi sehingga akan lebih merasa diterima lingkungan.

  2. Mereka memiliki kreativitas untuk memodifikasi mobilnya sehingga akan lebih menarik dan lebih merasa percaya diri.

  3. Anggota Volkswagen Club Yogyakarta menggunakan mobil tua, baik yang masih asli ataupun sudah dimodifikasi tetapi masih bisa berfungsi dengan bagus sehingga menumbuhkan rasa bangga dan percaya diri.

  Volkswagen Club Yogyakarta terbentuk karena adanya kecocokan hobi di antara anggotanya. Mereka menjadi anggota Volkswagen Club karena membutuhkan kelompok yang memiliki ikatan erat untuk saling berbagi ide, perasaan dan pengalaman. Volkswagen Club dapat mendorong anggotanya menjadi lebih berani dan percaya diri. Dengan memiliki Volkswagen Club mereka juga akan memiliki suatu kelompok eksklusif sendiri sehingga merasa diterima oleh masyarakat. Penerimaan ini membuat mereka menjadi tampil lebih percaya diri.

  Berdasarkan uraian diatas, muncul pertanyaan lebih lanjut bagaimana kepercayaan diri anggota Volkswagen Club Yogyakarta.

B. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kepercayaan diri anggota Volkswagen Club Yogyakarta.

  5 C.

   Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diharapkan oleh peneliti melalui penelitian ini berupa :

  1. Manfaat Teoritis Menambah studi kepustakaan tentang psikologi, terutama berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan sosial.

  2. Manfaat Praktis

  a. Menambah masukan bagi pengembangan kepercayaan diri

  b. Memberikan gambaran tentang tingkat kepercayaan diri anggota Volkswagen Club Yogyakarta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri 1. Pengertian Kepercayaan Diri Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting, yang terbentuk dari interaksi individu dengan lingkungannya (Walgito, 1993). Kepercayaan diri merupakan keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya

  mampu berperilaku sesuai kebutuhannya untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Orang yang merasa yakin bahwa dirinya akan sukses mampu melangkah dengan percaya diri. Orang yang percaya diri merasa yakin dengan kekuatan, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya. Menurut Lauster dalam Widyastuti (2002), kepercayaan diri merupakan ketidaktergantungan dan keyakinan atas kemampuan diri sendiri. Sedangkan Instone, dkk (1983) mendefinisikan kepercayaan diri sebagai harapan secara umum untuk mencapai sukses.

  Kepercayaan diri juga diartikan sebagai suatu perasaan atau sikap tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain karena telah merasa cukup aman dan tahu apa yang dibutuhkan dalam hidup ini (Brenneche & Amich dalam Kumara, 1988). Rogers & Allport (dalam Kumara, 1988) mendefinisikan kepercayaan diri sebagai fungsi langsung dari interprestasi kemampuan seseorang yang independen dan sering dipertentangkan dengan konformitas dan dependen. Orang yang

  7 percaya diri akan merasa bebas dalam melakukan apa yang diinginkannya tanpa adanya tekanan dari pihak lain.

  Berdasarkan beberapa batasan yang telah diungkapkan, peneliti menarik kesimpulan bahwa kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang terhadap apa yang dimilikinya dan mampu berperilaku sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai harapannya.

2. Ciri-Ciri Kepercayaan Diri

  Lauster dalam Widyastuti (2002) mengemukakan bahwa orang yang percaya diri memiliki ciri-ciri kehati-hatian yang tidak berlebihan, yakin pada kemampuannya, optimis, mandiri, tidak mement ingkan diri sendiri, toleran, memiliki ambisi yang wajar dan tidak berlebihan, dan tidak membanding- bandingkan dirinya dengan orang lain. Lauster juga menyebutkan bahwa kepercayaan diri yang berlebihan bukan merupakan ciri sifat yang positif karena akan membuat individu cenderung nekat untuk bertindak dan kurang berhati-hati. Percaya diri yang berlebihan justru dapat memicu konflik dalam kontak sosial dengan orang lain karena memberikan kesan angkuh dan tidak peduli.

  Waterman (dalam Kumara, 1988) menyatakan ciri-ciri orang yang memiliki kepercayaan diri adalah mampu bekerja secara efektif, melaksanakan tugas dengan baik dan bertanggung jawab, serta mampu merencanakan masa depannya. Orang yang memiliki kepercayaan diri tinggi juga memiliki ciri-ciri percaya pada kemampuannya sendiri, sanggup bekerja keras, optimis dan dinamis, dan mampu menjadi pemimpin (Sukardi dalam Afiatin, 1996).

  8 Afiatin (1996) mengemukakan bahwa orang yang kurang memiliki kepercayaan diri akan merasa apa yang dilakukan tidak tepat, merasa tidak diterima kelompok, tidak percaya terhadap dirinya, dan mudah gugup. Orang yang kurang percaya diri cenderung menghindari situasi komunikasi karena takut disalahkan atau direndahkan oleh orang lain.

  Lauster (dalam Widyastuti 2002) menggambarkan orang yang kurang percaya diri sebagai orang yang bersikap ragu-ragu, tidak yakin dengan kemampuannya, kurang bertanggung jawab, dan sering membandingkan kondisi dirinya dengan orang lain.

  Jadi pada dasarnya orang yang memiliki kepercayaan diri tinggi merasa yakin dengan kemampuan dan tindakannya, bersikap mandiri dan tidak tergantung pada lingkungannya, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Orang yang percaya diri memiliki rasa optimis sehingga bersikap tenang dan tidak ragu- ragu dalam bertindak, serta mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, sedangkan orang yang kurang percaya diri akan merasa tidak yakin dengan kemampuan dan perilakunya sehingga sulit untuk berkomunikasi secara efektif dan menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sosial yang berbeda.

3. Perkembangan Kepercayaan Diri

  Kepercayaan diri tidak dibawa sejak lahir. Kepercayaan diri muncul ketika individu berinteraksi dengan lingkungan. Idealnya, kepercayaan diri mulai dilatih dan dikembangkan sejak masa kanak-kanak awal melalui interaksi individu dengan lingkungan secara timbal balik (Sari, 1995).

  9 Meskipun demikian, bukan berarti bahwa kepercayaan diri yang dimiliki sejak masa kanak-kanak akan selalu dibawa sampai dewasa. Kepercayaan diri yang dimiliki sejak masa kanak-kanak pun bisa hilang karena adanya faktor- faktor yang berpengaruh, seperti pengalaman atau lingkungan sosial (Kumara, 1988). Di sisi lain, kepercayaan diri juga dapat diperoleh dan ditingkatkan. Individu yang memiliki kepercayaan diri rendah dapat mengembangkan rasa percaya dirinya, misalnya dengan mengikuti program pengembangan kepercayaan diri.

  Sarason & Sarason (1993) juga berpendapat bahwa kepercayaan diri terbentuk dan berkembang melalui proses belajar, baik individual maupun sosial.

  Proses belajar individual berhubungan dengan umpan balik dari lingkungan melalui pengalaman psikologis, sedangkan proses belajar sosial didapat dari interaksi individu dengan aktivitas kegiatannya bersama orang lain.

  Dalam dinamikanya, perkembangan kepercayaan diri berawal dari konsep tentang self. Rogers (dalam Kumara, 1988) mendefinisikan self sebagai suatu perangkat persepsi dari kepercayaan diri yang konsisten dan teratur, yang terdiri dari semua ide, persepsi, dan nilai- nilai yang memberi ciri I atau me.

  Self akan membentuk suatu kesadaran dalam diri individu bahwa dirinya

  berbeda dengan orang lain sehingga muncul kesadaran diri. Setelah individu memiliki kesadaran diri, ia akan berusaha untuk mengenali dirinya berdasarkan kesadaran diri dan penilaian dari orang lain. Pengenalan diri itu akan menimbulkan suatu konsep tentang diri individu itu sendiri. Konsep diri yang dimiliki individu akan membuatnya memiliki suatu gambaran tentang dirinya sehingga individu tersebut akan mampu memberikan suatu penghargaan terhadap

  10 diri sendiri. Walgito (1993) menyatakan bahwa terbentuknya konsep diri akan mempengaruhi harga dirinya. Seberapa besar individu memberikan penghargaan terhadap dirinya tentu saja akan mempengaruhi kepercayaan terhadap kemampuan dirinya sendiri.

  Dengan memahami dirinya, seseorang akan tahu siapa dirinya, yang selanjutnya akan berkembang menjadi kepercayaan diri. Ketika apa yang diinginkan seseorang tentang dirinya sesuai dengan kenyataan yang ada, maka akan terbentuk suatu konsep diri yang positif sehingga orang memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

4. Aspek-Aspek Kepercayaan Diri

  Ada beberapa aspek yang merupakan wujud dari kepercayaan diri. Lauster (dalam Widyastuti 2002) mengungkapkan bahwa kepercayaan diri memiliki aspek-aspek kehati-hatian tidak berlebihan, kebebasan atau kemandirian, tidak mementingkan diri sendiri, toleransi dan ambisi yang tidak berlebihan. Intinya, kelima aspek tersebut harus berada pada posisi yang wajar dan tidak berlebihan sehingga dapat memberikan hasil yang optimal.

  Guilford (dalam Widyastuti 2002) juga mengemukakan adanya beberapa aspek kepercayaan diri, yaitu perasaan kuat (merasa mampu memenuhi apa yang ingin dilakukan), merasa diterima (yakin bahwa orang lain menyukainya), percaya pada diri sendiri, serta memiliki sikap tenang dalam situasi sosial (tidak merasa malu ketika bertindak atau berkata salah).

  11 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kepercayaan diri yang selanjutnya akan digunakan dalam penelitian ini, adalah: a. Perasaan mampu terhadap apa yang dilakukan dan keterampilan ini didasari adanya keyakinan terhadap kekuatan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Perasaan mampu ini ditandai dengan keyakinan terhadap kemampuan sendiri, sanggup bekerja keras, mampu bekerja dan menyelesaikan tugas dengan baik, serta berani bertanggung jawab.

  b. Perasaan diterima oleh kelompok. Individu merasa bahwa kelompoknya atau orang lain menyukainya. Hal itu dapat dilihat dari perilaku individu yang aktif dalam menghadapi keadaan lingkungan, berani mengemukakan pemikirannya, serta tidak mementingkan diri sendiri.

  c. Ketenangan sikap. Bersikap tenang ketika menghadapi berbagai situasi, tidak mudah gugup, dan mampu bersikap toleran.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri

  Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri. Pada dasarnya faktor- faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri tersebut bersumber dari dalam dan luar individu.

  Faktor-faktor yang bersumber dari dalam individu adalah :

  a. Kondisi fisik Kondisi fisik merupakan keadaan yang tampak secara langsung dan melekat pada diri individu. Kepercayaan diri seseorang berawal dari

  12 pengenalan dirinya secara fisik, bagaimana ia menilai, menerima, atau menolak gambaran dirinya (Buss dalam Kumara, 1988). Individu yang merasa puas dengan kondisi fisiknya cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Lauster (dalam Widyastuti 2002) juga mengemukakan bahwa adanya kekurangan pada fisik seseorang dapat menimbulkan perasaan inferior sehingga ia merasa kurang percaya diri.

  b. Konsep diri Konsep diri merupakan pandangan individu tentang keadaan dirinya. Calhoun dan Acocella (1990) mengemukakan bahwa individu yang memiliki konsep diri positif akan mengembangkan sikap yang realistik dan obyektif dalam memandang kehidupannya sehingga akan mengembangkan kepercayaan dirinya. Sedangkan individu yang memiliki konsep diri negatif akan merasa cemas ketika menilai dirinya sehingga menimbulkan tekanan emosional yang dapat mengurangi kepercayaan dirinya. Hasil penelitian Andayani & Afiatin (1994) menunjukkan bahwa konsep diri merupakan suatu prediktor yang kuat bagi kepercayaan diri.

  c. Harga diri Harga diri adalah penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri.

  Harga diri memberikan sumbangan yang penting terhadap pembentukan kepercayaan diri individu (Andayani & Afiatin, 1994). Individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung lebih kuat kepercayaan dirinya daripada individu yang harga dirinya rendah.

  13

  d. Pengalaman Pengalaman merupakan hal- hal yang pernah dialami individu yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan selanjutnya, misalnya pengalaman masa kecil. Kumara (1988) menyatakan bahwa pengalaman baik individu di masa kecil dan didukung oleh sikap di rumah yang tenteram akan mendukung perkembangan kepercayaan diri. Pengalaman buruk individu di masa lalunya dapat mempengaruhi kehidupan individu pada masa selanjutnya, termasuk berpengaruh juga terhadap kepercayaan dirinya. Pengalaman kegagalan seorang individu akan cenderung menurunkan rasa percaya dirinya, sedangkan pengalaman keberhasilan membuat individu merasa yakin dengan kemampuannya sehingga memperkuat rasa percaya dirinya.

  e. Kemampuan Kemampuan adalah daya yang dimiliki individu untuk melakukan suatu perbuatan, misalnya kemampuan akademis. Hurlock (1994) mengungkapkan bahwa remaja yang memiliki kecerdasan tinggi akan lebih populer daripada remaja yang memiliki kecerdasan rendah sehingga mereka akan memandang dirinya secara positif yang akan meningkatkan rasa percaya dirinya.

  f. Jenis kelamin Hasil penelitian Instone dkk (1983) menunjukkan adanya perbedaan kepercayaan diri pada subyek mahasiswa dengan jenis kelamin yang berbeda. Dalam posisi yang setara, laki- laki menunjukkan tingkat

  14 kepercayaan diri yang lebih tinggi daripada perempuan. Kondisi ini menunjukkan bahwa kepercayaan diri juga dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin individu.

  Faktor dari luar ind ividu yang dapat berpengaruh terhadap kepercayaan diri berupa : a. Lingkungan sosial

  Walgito (1993) menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian penting yang terbentuk dari interaksi individu dengan lingkungan. Dengan demikian jelas bahwa lingkungan, terutama lingkungan sosial, memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan kepercayaan diri individu. Lingkungan sosial adalah orang-orang yang berada di sekitar kehidupan individu, misalnya keluarga dan teman.

  Lingkungan sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan diri individu. Penerimaan dari lingkungan sosial tentu saja akan membangkitkan suatu konsep diri yang positif dalam diri individu sehingga membentuk rasa percaya diri yang kuat untuk menghadapi lingkungan sosialnya. Di sisi lain, penolakan dari lingkungan sosial akan memberikan suatu konsep diri yang negatif dalam diri individu sehingga muncul perasaan cemas dan tidak percaya diri untuk melangkah.

  b. Tingkat pendidikan Pendidikan merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi kesuksesan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, ia akan semakin mantap, yakin, dan memiliki bekal yang cukup untuk meraih

  15 kesuksesannya. Keyakinan itu akan membantu individu dalam mengembangkan kepercayaan dirinya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal individu. Faktor internal meliputi kondisi fisik, konsep diri, harga diri, pengalaman, kemampuan, dan jenis kelamin. Faktor eksternal meliputi lingkungan sosial dan tingkat pendidikan.

6. Hubungan Kelompok Volkswagen Club dengan Kepercayaan Diri

  Walgito (1993) menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian penting yang terbentuk dari interaksi individu dengan lingkungan. Dengan demikian jelas bahwa lingkungan, terutama lingkungan sosial, memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan kepercayaan diri individu. Lingkungan sosial adalah orang-orang yang berada di sekitar kehidupan individu, dalam penelitian ini adalah Vo lkswagen Club.

  Volkswagen adalah mobil tua yang diproduksi pada tahun 40-an dan berakhir pada tahun 80-an akan tetapi pada tahun 2000 awal mulai diproduksi lagi. Meskipun tua, mobil Volkswagen masih dapat dikendarai di jalan raya bahkan bisa bersaing dengan mobil baru. Meskipun tua tingkat kenyamanan, keamanan dan pengendalian mobil Volkswagen sangat bagus. Meskipun dijalankan dengan kecepatan tinggi, mobil Volkswagen tetap bagus dan terkendali. Hal tersebut juga menambah kepercayaan diri bagi pemiliknya. Tidak hanya dengan tampilan orisinal dari pabrik, para pencinta mobil Volkswagen menambah tampilan mobil sesuai dengan keinginan dan selera mereka. Ada yang

  16 merubah bodi, merubah mesin, merubah interior bahkan ada yang merubah bodi, mesin dan interior sekaligus.

  Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai anggota Volkswagen Club ketika mobil Volkswagen yang kita miliki bagus, cantik, memiliki tenaga yang besar maka rasa percaya diri mereka menjadi semakin meningkat. Kepercayaan diri secara umum merupakan bagian penting dari karakteristik kepribadian seseorang yang dapat memfasilitasi kepribadian seseorang (Dimyati, 2004). Kepercayaan diri yang rendah akan membawa pengaruh negatif terhadap citra penampilan seseorang. Volkswagen Club dapat mendorong anggotanya me njadi lebih berani dan percaya diri. Mereka merawat dan memodifikasi mobil sedemikian rupa sehingga kelihatan menarik. Hal tersebut merupakan satu kebanggaan tersendiri bagi pemiliknya. Disamping itu mereka berkumpul bertukar pikiran baik mengenai mobil ma upun permasalahan lainnya. Rasa percaya diri membawa dampak positif terhadap emosi, konsentrasi, sasaran, dan usaha.

  Dengan demikian jelas bahwa lingkungan sosial dalam penelitian ini adalah Volkswagen Club memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan kepercayaan diri anggotanya. Penerimaan dari lingkungan sosial dapat membangkitkan suatu konsep diri yang positif dalam diri individu sehingga membentuk rasa percaya diri yang kuat untuk menghadapi lingkungan sosialnya.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

  deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

  Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Kepercayaan diri anggota Volkswagen Club Yogyakarta.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

  Definisi operasional dikemukakan untuk membatasi arti variabel penelitian sehingga tidak akan terjadi salah pengertian dalam menginterpretasikan data dan hasil yang diperoleh. Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

  Kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang terhadap apa yang dimilikinya dan mampu berperilaku sesuai dengan kebut uhan untuk mencapai harapannya. Kepercayaan diri ditunjukkan dengan adanya perasaan mampu terhadap apa yang dilakukan, perasaan diterima oleh kelompok, serta ketenangan sikap.

  18 Untuk mengungkap tingkat kepercayaan diri anggota Volkswagen Club Yogyakarta digunakan aspek-aspek kepercayaan diri yang meliputi:

  1. Perasaan mampu terhadap apa yang dilakukan. Keterampilan ini didasari adanya keyakinan terhadap kekuatan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Perasaan mampu ini ditandai dengan keyakinan terhadap kemampuan sendiri, sanggup bekerja keras, mampu bekerja dan menyelesaikan tugas dengan baik, serta berani bertanggung jawab.

  2. Perasaan diterima oleh kelompok. Individu merasa bahwa kelompoknya atau orang lain menyukainya. Hal itu dapat dilihat dari perilaku individu yang aktif dalam menghadapi keadaan lingkungan, berani mengemukakan pemikirannya, serta tidak mementingkan diri sendiri.

  3. Ketenangan sikap. Bersikap tenang ketika menghadapi berbagai situasi, tidak mudah gugup, dan mampu bersikap toleran.

D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah anggota Volkswagen Club Yogyakarta.

  Dengan alamat Club Jalan Gayam no 29 Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini diambil 50 orang.

E. Metode Pengumpulan Data

  Untuk mengungkap tingkat kepercayaan diri anggota Vo lkswagen Club Yogyakarta digunakan skala kepercayaan diri yang meliputi:

  19 1. Perasaan mampu terhadap apa yang dilakukan.

  2. Perasaan diterima oleh kelompok.

  3. Ketenangan sikap.

  Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi atau skala sikap yang disusun menggunakan modifikasi metode skala likert lewat prosedur penskalaan summated ratings yang terdiri dari empat jawaban yaitu: SS (sangat sesuai), S (sesuai), TS (tidak sesuai), STS (sangat tidak sesuai).

  Blue Print dari skala kepercayaan diri pada anggota Volkswagen Club

  Yogyakarta dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel III.1

  Blue Print Skala Kepercayaan Diri anggota Volkswagen Club Yogyakarta No Aspek No Item Jumlah

  1. Perasaan mampu terhadap apa yang dilakukan 1 – 10

  10

  2. Perasaan diterima oleh kelompok 11-20

  10

  3. Ketenangan Sikap 21-30

  10 Jumlah

  30 F. Validitas dan Reliabilitas

  1. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

  Suatu alat ukur dikatan memiliki validitas tinggi apabila memberikan hasil yang tepat dan akurat sesuai maksud dikenakannya pengukuran tersebut (Azwar, 1996). Dalam penelitian ini validitas alat ukur dipenuhi dengan

  20 validitas isi. Fokus validitas isi adalah sejauh mana item- item dalam skala mencakup seluruh kawasan isi objek yang hendak diukur (Azwar, 1997). Salah satu cara untuk mengetahui apakah validitas isi telah dipenuhi adalah dengan melihat apakah item- item telah disusun menurut blue printnya, yaitu batasan domain ukur yang telah ditetapkan semula (Azwar, 1997) Selain itu juga dengan profesional judge ment.

  Langkah selanjutnya adalah seleksi item- item melalui analisis daya beda diskriminasi item, yaitu sejauh mana item mampu membedakan kelompok yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 1997). Daya diskriminasi aitem diperoleh dengan cara mengkorelasikan setiap item dengan skor totalnya.

  2. Uji Reliabilitas Reliabilitas yaitu sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, kalau aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Suharsimi Arikunto,1996)

  Realibilitas suatu alat ukur atau instrumen dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama meskipun dilakukan oleh pelaku yang berbeda, waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda pula, tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi dan kondisi. Istilah relatif sama disini dimaksudkan tidak tepat

  21 sama, tetapi mengalami perubahan yang tak berarti (tidak signifikan) dan bisa diabaikan (Suharsimi.Arikunto, 1996)

  b

  Salah satu bagian penting dari sebuah peristiwa penelitian adalah tahap melakukan analisis data yang merupakan proses mengorganisasikan. Seperti disebutkan sebelumnya bahwa penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, sehingga metode ya ng digunakan untuk analisis data adalah termasuk kelompok kategorikal. Oleh karenanya menggunakan tabulasi silang yang dikembangkan untuk mendapatkan persentase. Metode ini dikenal sebagai metode elaborasi atau teknik Lazarsfeld (Lilik Agung Supriyanto . 2003: 67).

  = varians total

  2

  t

  ∂

  = jumlah varians butir

  

2

  Σ∂

  Cara menguji reliabilitas instrumen adalah dengan rumus Alpha, yaitu :

  = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

  11

  Keterangan : r

  t b 1 1 - k k r

     = 2

2

11

  −   

    ∂ ∂ Σ

  ( )

G. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Konteks Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah anggota Volkswagen Club Yogyakarta, dengan alamat club Jalan Gayam no 29 Yogyakarta. Adapun subjek dalam penelitian ini dikategorikan dalam bentuk jenis kelamin,

  usia, pendidikan terakhir dan pekerjaan. Adapun data subjek berdasarkan karakteristik responden sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin Responden

  Komposisi responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:

Tabel IV.1.

  

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

  Pria 41 82% Wanita 9 18% Total 50 100% Sumber: Data Diolah , 2007.

  Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dari 50 subyek penelitian, subyek yang memiliki jenis kelamin pria sebanyak 41 orang atau 82% sedangkan subyek yang berjenis kelamin wanita sebanyak 9 orang atau 18%. Dengan demikian mayoritas anggota Volkswagen Club Yogyakarta adalah pria. Hal ini berhubungan dengan peminat otomotif yang mayoritas dijalani oleh pria.

  22

  23

2. Usia Responden

  Komposisi responden berdasarkan usia secara rinci diperlihatkan dalam tabel di bawah ini:

  

Tabel IV.2

Karkateristik Responden Berdasarkan Usia

  Usia (tahun) Jumlah Persentase 20-25 4 8% 26-30 12 24% 31-35 16 32% >35 18 36% Total 50 100 % Sumber: Data Primer , 2007.

  Dari tabel di atas dapat diidentifikasi bahwa responden yang berusia 20-25 tahun berjumlah 4 orang (08%), yang berusia 26-30 tahun berjumlah 12 orang (24%), yang berusia 31-35 tahun berjumlah 16 orang (32%), yang berusia di atas 35 tahun berjumlah 18 orang (36%). Dengan demikian, mayoritas subyek dalam penelitian ini berusia di atas 30 tahun. Hal ini menunjukkan mayoritas anggota Volkswagen Club Yogyakarta berusia dewasa .

  24

  3. Pendidikan Responden Tabel IV.3 Karkateristik Responden Berdasarkan Pendidikan Akhir

  Pendidikan Jumlah Persentase SMP 7 14% SMU 19 38% Perguruan Tinggi 24 48% Total 50 100 % Sumber: Data Primer , 2007.

  Dari tabel di bawah ini dapat diidentifikasi bahwa komposisi pendidikan responden dalam penelitian ini yaitu pendidikan SMP sebanyak 7 orang atau 14%, yang berpendidikan SMU sebanyak 19 orang atau 38% dan perguruan tinggi sebanyak 24 orang atau sebesar 48%. Dengan demikian mayoritas anggota Volkswagen Club Yogyakarta berpendidikan sarjana.

  25

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

  Komposisi responden berdasarkan pekerjaan adalah sebagai berikut:

Tabel IV.4.

  

Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase

  Pelajar / mahasiswa 12 24% Pegawai negeri/ pegawai swasta 12 24% Wiraswasta 14 28% TNI 12 24% Total 50 100 Sumber: Data Primer Diolah,2006.

  Dari tabel di atas dapat diidentifikasi bahwa responden yang memiliki pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa sebanyak 12 responden atau sebesar 24%.

  Responden yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri/swasta sebanyak 12 responden atau sebesar 24%. Responden yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 14 responden atau sebesar 28%. Responden yang memiliki pekerjaan TNI sebanyak 12 responden atau sebesar 24%. Dengan demikian anggota Volkswagen Club Yogyakarta berasal dari berbagai kalangan pekerjaan.

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Penelitian

  

Tabel IV.5

Tabel Deskripsi Data Kepercayaan Diri

Variabel Data Hipotetik Data Empirik Max Min Mean SD Max Min Mean SD

  Kepercayan 108 27 67,5 13,5 108 64 91,10 11,19 diri Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa hasil skor hipotetik skala kepercayaan diri untuk nilai minimalnya sebesar 1x 27= 27, nilai maksimal sebesar 4 x

  26 27 = 108 dan rerata hipotetik kepercayaan diri sebesar (27 + 108) : 2 = 67,5 dengan standar deviasi sebesar (108-27): 6 = 13,5. Data empirik yang diperoleh berdasarkan analisis data menunjukkan rerata kepercayaan diri sebesar 91,10 dengan nilai minimal sebesar 64 dan nilai maksimal sebesar 108 dengan standar deviasi sebesar 11,19.

2. Kategorisasi Data Penelitian

  Kategorisasi skor diperlukan untuk mengelompokkan subyek pada skor tinggi atau rendah dalam setiap variabel penelitian. Penentuan kategorisasi berdasarkan pada distribusi kurva norma yang telah ditentukan. Menurut Azwar (2003) kategorisasi dengan rumus standar deviasi sebagai berikut: a. (Rerata hipotetik + (1.SD)) = X < (Rerata hipotetik + (3.SD))= Kategori tinggi

  b. (Rerata hipotetik-(1.SD)) = X < (Rerata hipotetik + (1.SD)) = Kategori sedang c. (Rerata hipotetik - (3.SD)) = X < (Rerata hipotetik - (1.SD)) = Kategori tinggi

  Hasil kategorisasi variabel kepercayaan diri sebagai berikut:

  

Tabel IV.6

Kategorisasi Data Kepercayaan Diri

  Norma Kategorisasi Skor Kategori Rerata x= -1 ? Tinggi 91,10 81 = X < 108

  µ ? < ?

  • 1 X= +1 Sedang 54 = X < 81

  µ µ

  • 1 ? < x

  Rendah 27 = X < 54

  µ

  Berdasarkan nilai rerata data kepercayaan diri anggota Volkswagen Club Yogyakarta termasuk tinggi dengan nilai sebesar 91,10 berada dalam skala 81= X <108.

  27 Untuk menganalisis tingkat kepercayaan diri anggota Volkswagen Club

  Yogyakarta digunakan data frekuensi dari kepercayaan diri sebagai berikut

  

Tabel IV.7

Kategorisasi Data Kepercayaan Diri Berdasarkan Frekuensi

  Norma Skor Kategori Frekuensi Persentase Kategorisasi x= -1 ? Tinggi

  41 82% 81 = X <108

  µ

  • 1 ? < X= +1 ?

  Sedang 9 18% 54 = X <81

  µ µ ? < x

  • 1 Rendah 0% 27 = X < 54

  µ